You are on page 1of 8

IKHTISAR PUSTAKA

PENGGUNAAN COXIB DALAM TATA LAKSANA NYERI NOSISEPTIF

Thomas Eko P
Bagian/SMF Neurologi Fakultas Kedokteran Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

ABSTRAK

Penemuan coxib (inhibitor selektif siklo-oksigenase-2) merupakan terobosan baru dalam terapi nyeri. Coxib menjanjikan
efikasi yang sama dengan obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) tradisional dengan efek samping lebih ringan terhadap
gastrointestinal dan platelet. Efek samping coxib pada sistem kardiovaskular (KV) menimbulkan perdebatan yang hangat di
kalangan para ahli. Karena efek samping coxib pada sistem vaskular tergantung pada besarnya dosis dan lamanya pemakaian
maka disarankan untuk memberikan dosis terkecil yang masih efektif dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya sesuai
dengan yang direkomendasikan. Perlu pemantauan laboratorium secara berkala pada pasien yang memakai OAINS dalam
jangka panjang.
Perlu pertimbangan yang bijak dalam pemilihan OAINS meliputi aspek efektivitas, adanya penyakit penyerta, keamanan
pada gastrointestinal, KV, serebrovaskular, dan ginjal serta kemampuan ekonomi pasien.(MEDICINA 2012;43:23-30).

Kata kunci : coxib, toksisitas gastrointestinal, kardiovaskular

THE USE COXIB IN NOCICEPTIVE PAIN MANAGEMENT

Thomas Eko P
Department of Neurology, Medical School, Udayana University/Sanglah Hospital, Denpasar

ABSTRACT

The advent of the Coxibs (COX-2 inhibitor) represented a significant theorical breakthrough in non-steroid anti inflammatory
drugs (NSAIDs) treatment. The use of NSAIDs is limited by by adverse reactions, especially their gastrointestinal (GI)
toxicity. The selective COX-2 inhibitors were originally developed to minimize the adverse effect of conventional NSAIDs
while maintaining the same analgesic and anti-inflammatory effects. Although the benefit of coxibs in GI tract has been
established the cardiovascular (CV) safety of coxibs still debatable. Several studies have reported an increased incidence
of cardiovascular related morbidity and mortality with the use of COX-2 inhibitor. A definitive answer to whether or
not these drugs increase CV risk can only really be derived from multicenter purpose-designed, prospective randomized
control trials. Circumstances under which COX-2 selective inhibitor maybe appropriate are in patients at high GI risk
and in patients who did not respond to multiple conventional NSAIDs. Health care providers must consider the efficacy,
GI and CV risks, concomitant medications and costs when determining the appropriateness of COX-2 selective inhibitor
therapy.(MEDICINA 2012;43:23-30).

Keywords : COX-2 selective inhibitors, GI toxicity, incidence of cardiovascular event

PENDAHULUAN keadaan dimana pemakaian OAINS tidak. Tidak ada perbedaan yang
tradisional merupakan kontra bermakna antara celecoxib dan
Penemuan coxib (inhibitor indikasi seperti pada nyeri akibat etoricoxib dengan plasebo dan
selektif siklo-oksigenase-2) trauma dan prosedur pembedahan.3, OAINS tradisional.5-8
merupakan terobosan baru dalam 4
Data penelitian tentang
terapi nyeri. Coxib menjanjikan Efek samping coxib pada keamanan coxib pada sistem
efikasi yang sama dengan obat anti- sistem kardiovaskular (KV) serebrovaskular masih terbatas.
inflamasi non-steroid (OAINS) menimbulkan perdebatan yang Dari hasil penelitian yang telah
tradisional dengan efek samping hangat di kalangan para ahli. Dari ada saat ini disimpulkan bahwa
lebih ringan terhadap lambung dan meta-analisis yang melibatkan celecoxib lebih aman daripada
platelet.1-3 Keunggulan coxib dalam pasien dalam jumlah besar ternyata rofecoxib dan antara satu coxib dan
mengurangi terjadinya perdarahan rofecoxib meningkatkan risiko coxib yang lain berbeda potensinya
dan perforasi ulkus peptikum tidak kejadian infark miokard dan untuk meningkatkan risiko stroke
diragukan lagi. Keuntungan lain dari kematian akibat serangan jantung, iskemik, hal ini diduga disebabkan
coxib adalah dapat dipakai pada sedangkan celecoxib dan etoricoxib oleh perbedaan sifat farmakologis

JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN • 23


MEDICINA • VOLUME 43 NOMOR 1 • JANUARI 2012

masing-masing coxib. Terdapat menunjukkan bahwa COX-2 juga Ekspresi COX-2 meningkat
perbedaan selektivitas antara merupakan enzim konstitusif pada selama proses keradangan akut
coxib yang satu dengan coxib lain otak, trakea, ginjal, ovarium, uterus, sebagai respon terhadap rangsangan
(celecoxib < rofecoxib < etoricoxib); dan endotel.4,12 . sitokin dan mitogenik. Peningkatan
celecoxib mempunyai risiko yang Prostasiklin memegang ini terjadi baik di medula spinalis
lebih rendah secara bermakna peranan penting pada fungsi maupun korteks sehingga dapat
terhadap kejadian hipertensi dan homeostasis endotel pembuluh darah meningkatkan sensitivitas terhadap
retensi cairan dibandingkan dengan dengan merangsang vasodilatasi, nyeri, baik melalui mekanisme sentral
rofecoxib, etoricoxib dan OAINS fibrinolisis, dan menghambat maupun perifer. Penghambatan
non selektif. Ada kecenderungan aktivasi platelet. Dalam keadaan terhadap COX-2 menyebabkan
peningkatan rasio odds risiko normal terjadi keseimbangan antara reaksi tersebut tidak terjadi.11,12
KV dan serebrovaskular dengan aktivitas tromboksan A2 (TXA2) Pemberian penghambat COX-2
tingginya dosis dan lama pemakaian dalam platelet dan prostasiklin tidak menekan produksi PGE2 di
obat.2,9 dalam endotel. TXA2 menyebabkan lambung dan mempengaruhi fungsi
Perlu pertimbangan yang agregasi trombosit, vasokontriksi trombosit (yang spesifik untuk
bijak dalam pemilihan OAINS pembuluh darah dan proliferasi COX-1) sehingga tidak terjadi efek
meliputi aspek efektivitas, adanyatrombosit,
otot polos,vasokontriksi
sedangkanpembuluhprostasiklindarahsamping
dan proliferasi otot polos, dan
pada gastrointestinal sedangkan
prostasiklin menghambat agregasi trombosit dan proliferasi otot polos serta
penyakit penyerta, keamanan pada menghambat agregasi trombosit terjadi perdarahan.4,11,12
menyebabkan vasodilatasi. OAINS tradisional menghambat COX-1 sehingga produksi
gastrointestinal, KV, serebrovaskularTXA2danmenurun
proliferasi
dan juga otot menghambat
polos sertaCOX-2 yang Mekanisme
memproduksi kerja prostasiklin.
utama dari Coxib
dan ginjal serta kemampuantidakmenyebabkan vasodilatasi. OAINS coxib (selektif
mempengaruhi produksi TXA2 (yang spesifik terhadap COX-1) tetapi COX-2 inhibitor)
menghambat
ekonomi pasien. tradisional menghambat COX-1 adalah menghambat
produksi prostasiklin dalam endotel sehingga hal ini diduga sebagai penyebab efek biosintesis
sehingga
samping produksiberupa
trombogenik TXA2infark
menurun
miokard,prostaglandin yang (Gambar
hipertensi, dan stroke merupakan 1 ).5,13,14
MEKANISME KERJA COXIB danEkspresi
juga menghambat
COX-2 meningkatCOX-2 yang selamamediator inflamasi (Gambar
proses keradangan akut sebagai 1), respon
memproduksi
terhadap rangsangan prostasiklin.
sitokin dan Coxib
mitogenik. sedangkan
PeningkatanOAINS ini terjaditradisional
baik di medula
Asam arakidonat yangspinalis
tidakmaupun korteks sehingga
mempengaruhi dapat meningkatkan
produksi menghambatsensitivitas terhadap
kedua enzim COX-nyeri, baik
melalui mekanisme sentral maupun perifer. Penghambatan terhadap COX-2
dihasilkan membran fosfolipidmenyebabkan TXA2 (yang spesifik terhadap COX- 111,12dan COX-2. Secara rasional
reaksi tersebut tidak terjadi. Pemberian penghambat COX-2 tidak
1) tetapi
diubah oleh enzim siklo- oksigenasemenekan produksi menghambat
PGE2 di lambung produksi diharapkan penghambatan
dan mempengaruhi fungsi trombosit aktivitas
(yang spesifik
(COX) menjadi prostasiklin
prostanoid.untuk dalam endotel
COX-1) sehingga tidak sehingga
terjadi efekCOX-2 sampingakan mengurangi
pada nyeri dan
gastrointestinal dan terjadi
hal ini diduga
Mediator inflamasi utama adalahperdarahan. 4,11,12 sebagai penyebab efek inflamasi dengan efek samping pada
PGE2 dan prostasiklin (PGI2) yang samping Mekanismetrombogenik
kerja utamaberupa
dariinfark gastrointestinal
coxib (selektif yang minimal.
COX-2 inhibitor) adalah10-12
menghambat
merupakan produk dari aktivasi miokard,
biosintesis hipertensi,
prostaglandin dan
yang stroke
merupakan mediator inflamasi (Gambar 1), sedangkan
enzim COX-2. 4,10,11 (Gambar 1 ).
OAINS tradisional menghambat
5,13,14 kedua enzim COX-1 dan COX-2. Secara rasional
diharapkan penghambatan aktivitas COX-2 akan mengurangi nyeri dan inflamasi dengan
Pada awal tahun 1990-an
efek samping pada gastrointestinal yang minimal.10-12
ditemukan 2 jenis enzim siklo-
oksigenase, yaitu siklo- oksigenase-
1 (COX-1) dan siklo-oksigenase-2 Mechanism of Action of
(COX-2).11. Enzim COX-1 bersifat Anti-inflammatory Agents
konstitusif dan merupakan house Arachidonic
keeping enzyme yang mempunyai acid
fungsi fisiologik atau homeostasis. COX-1 COX-2
Aktivasi COX-1 akan menghasilkan
prostaglandin yang mengatur X X X COXIBS
fungsi fisiologis penting seperti NSAIDs
sitoprotektif pada mukosa lambung, Prostaglandins/ Prostaglandins
memelihara fungsi tubular ginjal dan thromboxane
Thromboxan Prostacyclin
platelet. Penghambatan terhadap
aktivitas COX-1 akan menimbulkan
efek samping seperti mudahnya Primarily support
Primarily protect Primarily mediate
inflammation, pain,
gastroduodenal
terjadi perdarahan, gastrotoksisitas, platelet function
mucosa and fever
dan nefrotoksisitas; sedangkan
C99000DT000- III.2
enzim COX-2 terdapat dalam jumlah
sangat terbatas dalam keadaan basal
tetapi penelitian akhir-akhir ini Gambar 1. Mekanisme kerja OAINS.4

EFIKASI COXIB
24 • JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN Efikasi dari obat penghambat selektif COX-2 ternyata tidak berbeda secara
bermakna dengan OAINS non-selektif. Perbandingan efektivitas beberapa OAINS
misalnya: sodium diklofenak (SR) 75 mg bd, 100 mg SR atau 150 mg/hari tablet biasa
Penggunaan Coxib dalam Tata Laksana Nyeri Nosiseptif | Thomas Eko P

EFIKASI COXIB Patogenesis terjadinya bagian atas pada pasien usia lanjut
kerusakan mukosa lambung dan ( > 65 tahun ) yang mendapat
Efikasi dari obat penghambat duodenum adalah melalui efek lokal terapi coxib dibandingkan dengan
selektif COX-2 ternyata tidak dan sistemik. Efek sistemik OAINS OAINS non-selektif. Didapatkan
berbeda secara bermakna dengan antara lain hambatan sintesis PG risiko relatif terjadinya perdarahan
OAINS non-selektif. Perbandingan yang berakibat pada peningkatan gastrointestinal terhadap kontrol
efektivitas beberapa OAINS sekresi asam lambung, penurunan pada pasien yang mendapat terapi
misalnya: sodium diklofenak (SR) 75 sintesis bikarbonat, gangguan OAINS non-selektif adalah 4,0 (
mg bd, 100 mg SR atau 150 mg/hari aliran darah mukosa lambung, dan interval kepercayaan (IK) 95% 2,3
tablet biasa sama efektifnya dengan gangguan mekanisme proteksi sampai 6,9), diklofenak + misoprotol
celecoxib 200 mg bd, rofecoxib mukosa lambung.20 3,0 (1,7 sampai 5,6 ), rofecoxib
12.5-25 mg, meloxicam 15 mg atau Meskipun COX-2 terdapat 1,9 (1,3 sampai 2,8) dan celecoxib
naproxen 500 mg bd atau piroxicam pada jaringan gaster tikus, kelinci, 1,0 (0,7 sampai 1,6). Kesimpulan
20 mg dan nimesulide 100 mg dan manusia tetapi PG yang berasal studi ini adalah risiko perdarahan
bd untuk mengatasi rasa nyeri dari COX-1 dianggap mempunyai gastrointestinal bagian atas pada
dan inflamasi pada pasien artritis fungsi sitoproteksi yang lebih pasien yang mendapat pengobatan
rematoid (AR) dan osteoartritis penting pada gastrointestinal.4,21 dengan selektif inhibitor COX-
(OA)1,15-19 Risiko komplikasi gastrointestinal 2 lebih rendah dari non-selektif
(perforasi, ulkus, dan perdarahan) OAINS.
KEAMANAN COXIB berkurang lebih dari 50% pada Studi SUCCESS-I (Successive
pemakaian celecoxib dan rofecoxib Celecoxib Efficacy and Safety
Keamanan suatu OAINS dibanding OAINS tradisional.1 Study-I) yang membandingkan
berkaitan dengan efek samping yang Pada studi VIGOR (Vioxx celecoxib 100 mg atau 200 mg dua
ditimbulkan, baik akut maupun Gastrointestinal Outcomes kali sehari dengan naproxen 2 x 500
kronik. Efek samping yang paling Research) yang dilakukan oleh mg/hari dan diklofenak 2 x 50 mg/
sering dari OAINS adalah gangguan Bombardier dkk22 pengobatan hari pada pasien OA mendapatkan
pada sistem gastrointestinal bagian dengan rofecoxib 50 mg sehari bahwa komplikasi ulkus akibat
atas, efek toksis pada jantung, otak, ( 2 kali dosis maksimal ) dalam pemakaian celecoxib 88% lebih
dan ginjal. jangka panjang pada 8.076 pasien rendah daripada naproxen dan
menghasilkan insiden komplikasi diklofenak serta komplikasi ulkus
1. Keamanan coxib pada pada gastrointestinal lebih rendah simtomatik 50% lebih rendah pada
gastrointestinal secara bermakna dibandingkan kelompok celecoxib dibandingkan
Pain and Older Americans dengan naproxen 500 mg sehari OAINS tradisional (naproxen dan
Survey melaporkan terjadinya (dosis standar ). diklofenak ).25 Studi dari Lanas dkk26
ulkus pada 13% orang berusia Studi CLASS (Celecoxib memberikan hasil yang sama.
lanjut yang memakai OAINS Long Term Arthritis Safety Study)
dan 4% diantaranya menderita oleh Silverstein dkk23 mendapatkan 2. Keamanan coxib pada
ulkus berat yang memerlukan bahwa insiden komplikasi pada sistem kardiovaskular
perawatan di rumah sakit.1 gastrointestinal lebih rendah secara Meskipun keamanan coxib
Hampir 80% pasien yang masuk bermakna dan toleransi yang lebih pada gastrointestinal sudah tidak
rumah sakit dengan komplikasi baik pada pemakai celecoxib dosis diragukan lagi tetapi keamanan coxib
gastrointestinal bagian atas akibat 2-4 kali dosis maksimal daripada pada sistem KV masih menimbulkan
OAINS tidak mempunyai keluhan pemakai OAINS tradisional yang perdebatan yang hangat di kalangan
gastrointestinalan sebelumnya. tidak memakai aspirin. Sebaliknya para ahli. Penarikan rofecoxib
Risiko terjadinya komplikasi pada pasien yang memakai OAINS (Vioxx ®) dari peredarannya di
OAINS pada gastrointestinal akan disertai aspirin dosis rendah insiden seluruh dunia secara sukarela oleh
meningkat pada pasien yang tua, komplikasi pada gastrointestinal Merck pada 30 September 2004
penyakit jantung koroner, merokok, tidak berbeda secara bermakna menjadi isu yang menarik.27
pemakaian anti-koagulan dan dengan celecoxib. Dalam keadaan normal terjadi
kortikosteroid, serta pasien dengan Studi yang sangat terkenal keseimbangan antara aktivitas TXA2
riwayat penyakit gastrointestinal dilakukan secara kohort oleh dalam platelet dan prostasiklin
sebelumnya.1 Mamdani dkk24 yang meneliti dalam endotel. TXA2 menyebabkan
kejadian perdarahan gastrointestinal agregasi trombosit, vasokontriksi

JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN • 25


MEDICINA • VOLUME 43 NOMOR 1 • JANUARI 2012

pembuluh darah, dan proliferasi hipertensi, gagal jantung kongestif lanjut yang menderita gagal jantung
otot polos; sedangkan prostasiklin dan udem malahan lebih rendah kongestif. Terdapat perbedaan
menghambat agregasi trombosit secara bermakna pada kelompok bermakna antara kelompok
dan proliferasi otot polos serta celecoxib, baik pada yang memakai OAINS dan coxib dan antara kedua
menyebabkan vasodilatasi. OAINS aspirin maupun tanpa aspirin. kelompok coxib.29
tradisional menghambat COX-1 Studi APPROVe (The Studi TARGET (Therapeutic
sehingga produksi TXA2 menurun Adenomatous Polyp Prevention Arthritis Research Gastrointestinal
dan juga menghambat COX-2 yang on Vioxx ) yang dilakukan oleh Event Trial) yang melibatkan
memproduksi prostasiklin. Coxib Mukherjee dkk30 dihentikan lebih 18.325 pasien OA, pasien dibagi
tidak mempengaruhi produksi TXA2 awal karena peningkatan RR secara acak menjadi kelompok
(yang spesifik terhadap COX-1) rofecoxib terhadap KV sebanyak 1,96 yang mendapat lumiracoxib 400
tetapi coxib menghambat produksi kali dibandingkan dengan plasebo mg perhari, naproxen 2 x 500 mg/
prostasiklin dalam endotel sehingga setelah 18 bulan pengobatan. hari atau ibuprofen 3 x 800 mg
hal ini diduga sebagai penyebab efek Penelitian nested case- perhari. Hasilnya ternyata tidak ada
samping trombogenik berupa infark control oleh Hippisley-Cox28 perbedaan yang bermakna pada
miokard, hipertensi, dan stroke yang membandingkan risiko kejadian vaskular (infark miokard,
(Gambar 1).4,10,12 infark miokard pada pasien yang stroke, dan kematian akibat KV).31
Pada studi VIGOR yang memakai penghambat selektif McGettigan dkk32 melakukan
merupakan randomized controled COX-2 dengan OAINS tradisional meta-analisis dengan memakai
trial (RCT) didapatkan peningkatan dilakukan pada 9.218 pasien yang database elektronik (1985-2006),
kejadian tromboemboli dan infark didiagnosis pertama kali sebagai naskah lengkap pertemuan ilmiah,
miokard akut 5 x lipat pada infark miokard selama periode riset epidemiologi, dan studi
kelompok rofecoxib dibandingkan penelitian 4 tahun dengan 86.349 kepustakaan yang berhubungan
kelompok naproxen. Pasien yang pasien sebagai kontrol. Ternyata dengan peningkatan risiko KV
memakai aspirin dikeluarkan dari didapatkan peningkatan risiko akibat pemakaian OAINS. Dari
studi ini.22 Terjadi silang pendapat infark miokard yang dihubungkan 7.086 judul hanya 17 kasus-kontrol
dari para ahli pada waktu itu, dengan pemakaian rofecoxib, dan 6 studi kohort yang memenuhi
satu kelompok menduga bahwa diklofenak, dan ibuprofen, tidak kriteria. Hasil yang didapat adalah
peningkatan kejadian itu karena efek didapatkan peningkatan risiko KV rofecoxib dengan dosis < = 25 mg/
kardio-protektif dari naproxen, yang bermakna pada kelompok hari mempunyai RR = 1,33 ( IK
tetapi ternyata pada penelitian- celecoxib, juga tidak didapatkan 95% 1,00 sampai 1,79) sedangkan
penelitian selanjutnya dugaan ini penurunan risiko KV pada pada dosis > 25 mg/hari RR =
tidak terbukti, sedangkan kelompok pemakaian naproxen. 2,19 (IK 95% 1,64 sampai 2,91),
lain menduga peningkatan kejadian Penelitian untuk mengetahui risiko ini meningkat selama bulan
itu karena efek samping jahat dari risiko kematian dan kekambuhan pertama pengobatan. celecoxib tidak
rofecoxib dan ternyata dugaan pasien gagal jantung kongestif berhubungan dengan peningkatan
kedua inilah yang benar.28,29 berusia > 65 tahun yang memakai risiko KV dengan RR= 1,06 ( IK
Studi CLASS pada 8.059 celecoxib, rofecoxib dan OAINS 95% 0,91sampai 1,23), sedangkan
pasien OA (80%) dan AR (20%) yang tradisional dilakukan secara di antara OAINS tradisional
mendapat terapi celecoxib 2 X 400 kohort retrospektif pada 2.256 ternyata diklofenak mempunyai
mg dibandingkan dengan ibuprofen pasien selama 2 tahun. Penelitian risiko tertinggi dengan RR = 1,40
3 x 800 mg atau diklofenak 2 x 75 tersebut mendapatkan hasil risiko (IK 95% 1,16 sampai 1,70); OAINS
mg sehari ternyata tidak terdapat kematian dan kekambuhan gagal lainnya angkanya mendekati 1.
peningkatan kejadian KV pada jantung kongestif lebih tinggi pada Kesimpulan meta-analisis ini adalah
kelompok celecoxib dibandingkan kelompok OAINS tradisional dan rofecoxib meningkatkan risiko KV
dengan OAINS tradisional. Risiko rofecoxib dibandingkan dengan terutama pada dosis > 25 mg/hari,
relatif (RR) celecoxib dibandingkan celecoxib [masing-masing dengan sedangkan celecoxib tidak, juga
OAINS adalah 1,1 baik pada pasien hazard ratio 1,26 (IK 95% 1,00 dipertanyakan keamanan OAINS
yang memakai aspirin atau tidak sampai1,57) dan 1,27 ( IK 95% tradisional diklofenak.
memakai aspirin (masing-masing IK 1,09 sampai 1,49 )]. Kesimpulannya Meta-analisis yang dilakukan
95% 0,7 sampai 1,6 dan 0,6 sampai celecoxib nampaknya lebih aman oleh White dkk33 yang melibatkan
1,9).23. Insiden yang berhubungan daripada rofecoxib dan OAINS 7.062 pasien yang memakai
dengan komplikasi KV seperti tradisional pada pasien berusia celecoxib 200-800 mg/hari selama

26 • JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN


Penggunaan Coxib dalam Tata Laksana Nyeri Nosiseptif | Thomas Eko P

1.268 pasien-tahun dibandingkan pemakaian celecoxib tidak terjadi dan renovaskular. Pada tikus COX-2
dengan 4.057 pasien yang mendapat peningkatan risiko stroke iskemik terutama terdapat di makula densa
plasebo selama 585 pasien-tahun (RO =1,07, IK 95% 0,79 sampai yang menghasilkan renin. COX-
dan 19.773 pasien yang diobati 1,44). Pada pemakaian rofecoxib dan 2 akan meningkat pada keadaan
dengan celecoxib 200-800 mg/ etoricoxib RO cenderung meningkat restriksi natrium.21 Efek terhadap
hari selama 5.651 pasien-tahun jika dosis yang dipakai lebih tinggi ginjal diduga melalui mekanisme
dibandingkan 13.990 pasien yang dan jangka waktu pemakaian lebih penurunan ekskresi natrium dan
diobati dengan OAINS tradisional lama. Peningkatan risiko ini juga kalium serta menurunkan perfusi
(diklofenak, ibuprofen, naproxen, terjadi pada pasien yang tanpa risiko ginjal. Penurunan ekskresi natrium
ketoprofen dan loxoprofen) selama serebrovaskular, fibrilasi atrium, akan diikuti terjadinya udem
4.386 pasien-tahun. End point yang dan hipertensi. Dari penelitian perifer, peningkatan berat badan,
dipakai adalah infark miokard, stroke ini disimpulkan bahwa celecoxib dan dicetuskannya gagal jantung
non-fatal, dan kematian KV dengan lebih aman daripada rofecoxib dan kronik.17 Pada keadaan normal PG
memakai kriteria Antiplatelet etoricoxib dan antara satu coxib dan tidak mempengaruhi laju filtrasi
Trialists Collaboration. Didapatkan
.
coxib yang lain berbeda potensial glomerulus dan aliran darah ke
hasil bahwa insiden kombinasi untuk meningkatkan risiko stroke ginjal, tetapi pada keadaan stres,
kejadian KV tidak berbeda secara iskemik. Hal ini diduga disebabkan karena penurunan volome sirkulasi
bermakna antara kelompok pasien oleh perbedaan sifat farmakologis darah, misalnya sirosis, insufisiensi
yang diobati dengan celecoxib masing-masing coxib.2 ginjal, sindrom nefrotik, gagal
dibandingkan dengan plasebo dan Pada APPROVe study terjadi jantung kongestif, perdarahan, dan
antara celecoxib dengan OAINS peningkatan risiko stroke iskemik 2 diuresis yang hebat, PG diinduksi
tradisional. Angka kejadian tersebut kali lipat (0,9% versus 0,46%) pada sebagai mekanisme proteksi ginjal
hampir sama antara data yang kelompok rofecoxib dibandingkan yang penting. OAINS dan COX-
adjudicated dan non-adjudicated. plasebo30 , sedangkan pada VIGOR 2 akan menghambat mekanisme
Kesimpulan dari meta-analisis ini study tidak ada perbedaan risiko proteksi ini sehingga efek samping
adalah celecoxib tidak meningkatkan stroke iskemik antara rofecoxib dan pada ginjal hanya akan terlihat pada
risiko KV dibandingkan dengan naproxen (keduanya 0,4 %).22 pasien dengan ko-morbiditas seperti
plasebo dan OAINS tradisional. Pada penelitian yang memakai di atas.35
etoricoxib risiko stroke iskemik Penghambat selektif COX-
3. Keamanan coxib pada yang ditimbulkan tidak konsisten. 2 mempunyai efek samping yang
sistem serebrovaskular Pada analisis uji klinis fase II dan hampir sama dengan OAINS yaitu
Telah banyak penelitian uji III menunjukkan risiko stroke dapat menyebabkan udem perifer
klinis dan epidemiologis untuk iskemik adalah 0,40/100 pasien- dan hipertensi. Kesimpulannya,
mengetahui peningkatan risiko tahun pada etoricoxib dibandingkan coxib tidak melindungi fungsi ginjal.
KV akibat pemakaian coxib, tetapi pada 0,07/100 pasien-tahun pada Pemakaian penghambat COX-2
data tentang keamanan coxib pada naproxen, sedangkan pada uji klinis pada pasien dengan retensi cairan,
sistem serebrovaskular masih EDGE (Etoricoxib Diclofenac hipertensi, dan gagal jantung harus
terbatas. Andersohn melakukan
2
Gastrointestinal Evaluation) angka hati-hati.
nested control study pada 469.674 kejadian stroke iskemik sedikit lebih
pasien di UK General Practice tinggi pada kelompok diklofenak 5. Keamanan coxib pada
Research Database antara 1 Juni 150 mg perhari daripada etoricoxib hati
2000–31 Oktober 2004 terhadap 90 mg perhari (masing-masing Efek samping pada
pemakaian OAINS. Selama kurun 0,23/100 pasien-tahun vs 0,15 hati berkaitan dengan siklus
waktu tersebut didapatkan total pasien-tahun).34 enterohepatik dan metabolisme
kasus stroke iskemik sebanyak 3099 obat melalui enzim sitokrom
dan 11.859 kontrol . 4. Keamanan coxib pada P450. Celecoxib menyebabkan
Didapatkan hasil untuk ginjal peningkatan transaminase tetapi
current use rofecoxib (RO = Pada ginjal manusia COX-2 secara klinik tidak bermakna.17
1,71, IK 95% 1,33 sampai 2,18), didapatkan terutama pada makula Studi CLASS membandingkan
etoricoxib (RO = 2,38, IK 95% 1,10 densa, renovaskular, dan sel pemakaian celecoxib 400 mg bid
sampai 5,13) yang menunjukkan interstisial medula; sedangkan COX- dengan diklofenak 75 mg bid atau
peningkatan risiko stroke iskemik 1 terdapat pada duktus kolektivus, ibuprofen 800 mg tid pada pasien OA
secara bermakna sedangkan pada bagian yang tipis dari loop of Henle, dan AR mendapatkan abnormalitas

JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN • 27


MEDICINA • VOLUME 43 NOMOR 1 • JANUARI 2012

SGOT dan SGPT pada pasien yang yang mendapat kemoterapi dan dengan ulkus yang berhubungan
memakai diklofenak/ibuprofen 90% radiasi.5 dengan Helicobacter pylori dan
lebih tinggi daripada pasien yang 5. Karena efek samping coxib Inflamatory bowel syndrome).
memakai celecoxib (P < 0,001) 24 pada sistem vaskular tergantung Coxib perlu dipertimbangkan
pada besarnya dosis dan pada keadaan pasien yang tidak
PILIHAN RASIONAL COXIB lamanya pemakaian, maka memberikan respon yang memadai
DALAM TERAPI NYERI disarankan untuk memberikan pada penggunaan OAINS multipel
dosis terkecil yang masih dan sosial ekonominya mampu.
1. Coxib dapat digunakan efektif dan dalam waktu yang Antara coxib yang satu
untuk terapi nyeri nosiseptif/ sesingkat-singkatnya sesuai dengan coxib yang lain mempunyai
inflamasi seperti misalnya: dengan yang direkomendasikan. efek samping berbeda pada sistem
osteoartritis, rematoid artritis, Perlu diketahui bahwa dosis vaskular, rofecoxib meningkatkan
nyeri haid, sakit gigi dan maksimum pada masing-masing insiden infark miokard, kematian
sebagainya dengan efektivitas obat berbeda sesuai dengan akibat serangan jantung dan iskemik
yang sebanding dengan OAINS indikasinya, misalnya dosis yang stroke secara bermakna sedangkan
tradisional dan efek samping disarankan untuk OA adalah pada celecoxib hal ini tidak terjadi.
terhadap gastrointestinal lebih celecoxib 200 mg/hari, 400 mg/ Hal ini diduga karena perbedaan
ringan.1,3,17,18 hari untuk AR dan 200 mg/hari sifat farmakologis antara coxib yang
2. Pemakaian coxib disarankan untuk ankylosing spondylitis satu dengan yang lain. Pemakaian
pada pasien dengan risiko pada 6 minggu pertama, bila coxib dan OAINS harus lebih hati-
gastrointestinal yang tinggi respon kurang optimal dosis hati pada pasien dengan gangguan
seperti: umur > 65 tahun, 200 mg dapat dinaikkan sampai faal ginjal. Perlu pemantauan secara
riwayat ulkus peptikum, sedang 400 mg/hari.9 berkala kemungkinan adanya efek
dalam terapi gluko-kortikoid 6. Perlu pemantauan secara samping akibat pemakaian coxib
atau anti-koagulan, pasien periodik kemungkinan adanya dan OAINS.
dengan ulkus yang berhubungan efek samping. American
dengan Helicobacter pylori dan College of Rhematology DAFTAR PUSTAKA
Inflamatory bowel syndrome merekomendasikan
)1,3,9 pemantauan darah lengkap, 1. William GW. Determining
3. Coxib perlu dipertimbangkan fungsi hati, dan ginjal sebelum the Appropriate Use COX-2
pada keadaan pasien yang diberi coxib. Darah lengkap Inhibitor in Pain Management.
tidak memberikan respon yang diperlukan setiap tahun dan A Practical Approach to Pain
memadai pada penggunaan serum kreatinin dipantau Management : A Therapeutic
OAINS multipel dan sosial secara periodik. Kontra- Update. Asupplement to the
ekonomi pasien mampu.9 indikasi pemakaian celecoxib clinical advisor; 2005
4. Coxib juga merupakan obat adalah pada pasien yang alergi 2. Andersohn F, Schade R, Suissa,
pilihan pada keadaan dimana sulfonamid.36 Garbe E. Cyclooxygenase-2
pemakaian OAINS tradisional Selective Nonsteroidal Anti-
merupakan kontra indikasi RINGKASAN Inflamatory Drug and the Risk
akibat efek samping perdarahan of Ischemic Stroke : A Nested
seperti pada pasien yang Coxib mempunyai efikasi Case-Control Study. Stroke.
mengalami pembedahan dan yang sebanding dengan OAINS pada 2006;37:1725-30.
trauma.3 Penggunaan Coxib terapi nyeri nosiseptif dengan efek 3. Pertusi RM .Selective
pada manajemen nyeri kanker samping lebih rendah dan toleransi Cyclooxygenase Inhibition
juga memberi lebih banyak yang lebih baik pada gastrointestinal in Pain Management. JAOA.
keuntungan antara lain: opioid dibandingkan dengan OAINS 2004;8(104):S19-24.
sparring effect sehingga tradisional. 4. Fries S, Glosser T.The
mengurangi penggunaan opioid, Pemakaian coxib disarankan Cardiovascular Pharmacology
mengurangi angiogenesis pada pasien dengan risiko of COX-2 Inhibition
pada sel tumor dan tidak gastrointestinal yang tinggi seperti: Hematology. 2005;2:445-9.
menyebabkan gangguan umur > 65 tahun, riwayat ulkus 5. Cannon CP, Curtis Sp,
perdarahan dan gangguan peptikum, sedang dalam terapi gluko- Fitzgerald GA, Krum H,
gastrointestinal pada pasien kortikoid atau anti-koagulan, pasien Kaur A, Bolognese JA dkk.

28 • JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN


Penggunaan Coxib dalam Tata Laksana Nyeri Nosiseptif | Thomas Eko P

Cardiovascular outcomes with Cox-2 in the CNS contributes 21. HinZ B, Brune K.
etoricoxib and diclofenac in to inflammatory pain Cyclooxygenase-2-10 Years
patients with osteoarthritis hypersensitivity. Nature (Lond). Later. J Pharmacol and Exper
and rheumatoid arthritis in the 2001;410:471–7. Theur. 2002;300:2:367-75.
Multinational Etoricoxib and 14. Woolf CJ. Pain: Moving 22. Bombardier C, Laine L, Reicin
Diclofenac Arthritis in the Long- from Symptom Control A, Shapiro D, Burgos-Vargas R,
term (MEDAL) programme toward Mechanism-Specific Davis B, dkk. Comparison of
: a randomized comparison. Pharmacologic Management. upper gastrointestinal toxicity
Lancet. 2006;368:1771-81. Ann of Intern Med. of rofecoxib and naproxen
6. Harrahan P, Harrahan J. 2004;140(6):441-9. in patients with rheumatoid
Etoricoxib for Osteoarthritis, 15. Byers MR, Bonica JJ. Peripheral arthritis. VIGOR Study Group.
Gout and Pain. Medical Pain Mechanism and Nociceptor N Engl J Med. 2000;343:1520–
Progress. 2010;37:598-610. Plasticity. Dalam:Loeser JD, 8.
7. White WB, West CR, Borer JS, Stephen HB, Chapman CR, 23. Silverstein FE, Faich G,
Gorelick PB, Lavange L, Pan Turk DC, penyunting.Bonica’s Goldstein JL, Simon LS,
SX, dkk. Risk of Cardiovacular Management of Pain. Edisi Pincus T, Whelton A, dkk.
Events in Patients Receiving ke-3. Philadelphia: Lippincott Gastrointestinal toxicity with
Celecoxib: A Meta-Analysis of William & Wilkins, 2001; h.27- celecoxib vs nonsteroidal
Randomized Clinical Trials. Am 7. anti-inflammatory drugs for
J Cardiol. 2007;99:91-8. 16. Koo PJS. Acute Pain osteoarthritis and rheumatoid
8. McGettigan P, Henry D. Management. Journal of arthritis: the CLASS study: A
Cardiovascular Risk and Pharmacy Practice. 2003;16 randomized controlled trial.
Inhibition of Cyclooxygenase: (4):231-48. Celecoxib Longterm Arthritis
A Systematic Review of The 17. Kasjmir YI. Pertimbangan Safety Study. J Am Med Assoc.
Observational Studies of Pemilihan NSAIDs Rasional 2000:284:1247–55.
Selective and Nonselective pada Penyakit Rematik 24. Mamdani M, Rochon PA,
Inhibitor of Cyclooxygenase 2. Inflamatif. 1st National Juurling DN, Kopp A,
JAMA. 2006;296:E1-12. Conggress Indonesian Pain Anderson GM, Naglie G,
9. Chalamnuay S, Allison JJ, Society. Makassar 25-27 April dkk. Effect of selective
Curtis JR. Risk versus benefit 2002; h.144-60. cyclooxygenase 2 inhibitor and
of cyclooxygenase-2 selective 18. McKenne F, Borenstein D, Naproxen on short term risk
nonsteroidal antiinflamatory Wendt H. Celecoxib versus of acute myocardial infarction
drugs. Am J Health Syst Pharm. diclofenac in the management in elderly. Arch Intern Med
2006;63:1837-49. of osteoarthritis of the .2003:163:481-6.
10. Katz WA.Cyclooxygenase- knee. Scanc J Rheumatol. 25. Singh G, Fort JG, Goldstein JL,
2–selective inhibitors in the 2001;30(1):11-8. Levy RA, Hanrahan PS, Bello
management of acute and 19. Emery P, Zeider H, Kvien T. AE, dkk. Celecoxib Versus
perioperative pain. Cleve Clin J `Celecoxib versus diclofenac Naproxen and Diclofenac
Med . 2002;69:SI 65-76. in longterm Management in Osteoarthritis Patients :
11. Vane JR. Inhibition of of rheumatoid arthritis : SUCCESS-I Study. Am J Med.
prostaglandin synthesis as randomized double-blind 2006;119:255-66.
a mechanism of action for comparison. The Lancet 26. Lanas A. Reviewing the
aspirin-like drugs. Nature New .1999;354:2106-11. Evidence for GI Tolerability
Biology. 1971;231(25):232-5. 20. Kalim H, Handono K. Peran and safety of COX-2s and Non
12. Schug SA. Clinical selektifitas hambatan COX-2 Selective NSAIDs. Eular. 2006.
Pharmacology of non-Opioid dari obat anti inflamasi. Dalam : 27. FDA Regulatory Actions for
and Opioid Analgesics.Pain Lucas M, penyunting. Kumpulan the COX-2 Selective and Non-
2005 An Update Review. Seattle makalah: Pain Symposium : Selective Non-Steroidal Anti-
: IASP Press, 2005; h.34-6. Toward Mechanism-Based inflammatory drugs (NSAIDs).
13. Samad TA, Moore KA, Pain Treatment The Recent April 7, 2005 [diakses 8
Sapirstein A, Billet S, Allchorne Trends and Current Evidences. September 2005]. Diunduh
A, Poole S, dkk. Interleukin- Yogyakarta, 6 Desember 2004. dari: http://www.fda.gov/
1beta-mediated induction of cder/drug/infopage/COX2/

JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN • 29


MEDICINA • VOLUME 43 NOMOR 1 • JANUARI 2012

COX2qa.htm. 31. Farkouh ME, Kirshner H, Celecoxib : A Meta-Analysis of


28. Hippisley-Cox J. Risk of Harrington RA. Comparison of Randomized Clinical Trial. Am
myocardial infarction in patients lumiracoxib with naproxen and J Cardiology. 2007;99:91-8.
taking cyclo-oxygenase-2 ibuprofen in the Therapeutic 34. FDA-Department of Health
inhibitors or conventional non Arthritis Research and and Human Service. Briefing
steroidal anti-inflammatory Gastrointestinal Event Trial Package for NDA 21-389-
drugs : population based (TARGET), cardiovascular Etoricoxib [diakses 10 Juni
nested case-control study. BMJ. outcomes: randomized 2007]. Diunduh dari : http://
2005;330:1-7. controlled trial. Lancet. www.fda.gov/ohrms/dockets/
29. Hudson M, Richard H, Pilote 2004;364:675-84. ac/05/briefing/2005-4090B1-
L. Differences in outcomes of 32. McGettigan P, Henry D. 31AA-FDA-Tab.T.pdf.
patients with congestive heart Cardiovascular Risk and 35. Zhang J, Ding EL, Song
failure prescribed celecoxib, Inhibition of Cyclooxygenase. Y. Adverse Effects of
rofecoxib, or non-steroidal A Systematic Review of the Cyclooxygenase-2 Inhibitors
anti-inflammatory drugs : Observational Studies of on Renal and Arrhytmi Events.
population based study. BMJ. Selective and Nonselective JAMA.2006;296(13):1619-32.
2005;330;1-6. Inhibitors of Cyclooxygenase.2. 36. Guidelines for the management
30. Mukherjee D, Nissen SE, Topol JAMA. 2006;296:13. of rheumatoid arthritis: 2002
EJ. Risk of cardiovascular 33. White WB, West CR, Borer JS, update. Arthritis Rheum.
events associated with selective Gorelick PB, Lavange L, Pan 2002;46:328-46.
COX-2 inhibitors. JAMA. SX, dkk. Risk of Cardiovascular
2001;286:954-9. Event in Patient Receiving

30 • JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN

You might also like