You are on page 1of 7

Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No.

1 Januari 2015

Comparison The Application of APACHE IV, SAPS 3 and SOFA


for Predicting The Mortality of Critically Ill Patient

Perbandingan Penggunaan APACHE IV, SAPS 3 dan SOFA


untuk Memprediksi Mortalitas pada Pasien Kritis

1
Hesti Prawita W
2
Suharyo Hadisaputro
3
Supriyadi

1
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim. Jl. W. Monginsidi No. 38
Samarinda
2
Program Pascasarjana Magister Terapan Kesehatan Poltekkes Kemenkes Semarang
3Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang

E-mail: hestiprawita@yahoo.com

Abstract
The objective of this study is to compare the validation scoring system of APACHE IV,
SAPS 3 and SOFA to predict mortality in critically ill patients. The type and design of the
study is an observational analytic with cross-sectional design with retrospective sampling
conducted using the secondary data. The otal sample is 106 respondents who were treated in
the ICU of A. Wahab Sjahranie Hospital Samarinda between January - October 2013. The
results of bivariant analysis showed that there was a statistically significant relationship
between the three scoring systems (APACHE IV, SAPS 3 and SOFA) with the outcomes of
respondents with a value of p < 0.05 (p = 0.004 APACHE IV; SAPS 3 p = 0.004 and SOFA p =
0.022). APACHE IV AUROC = 0.757; AUROC SAPS 3 = 0.717; AUROC SOFA = 0.69.
Calibration of APACHE IV with a value of p = 0.20; SAPS 3 p = 0.086 and p = 0.60
SOFA.Conclusion: APACHE IV has better discrimination and calibration compared with the
SAPS 3 and SOFA. Suggestion: APACHE IV should be using to predict mortality in critically
ill patients.

Keywords: Peer Educations , Condoms , HIV/AIDS

Abstrak
Tujuan: untuk membandingkan validasi sistem penilaian APACHE IV, SAPS 3 dan
SOFA untuk memprediksi mortalitas pada pasien kritis. Metode: Jenis dan rancangan
penelitian yang dilakukan merupakan observasional analitik dengan desain cross sectional
dengan pengambilan sampel dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data
sekunder. Jumlah sampel sebanyak 106 responden yang telah menjalani perawatan di ruang
ICU RSUD A. Wahab Sjahranie Samarinda pada bulan Januari – Oktober 2013 dan
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa
ada hubungan yang bermakna secara statistik antara ketiga sistem penilaian (APACHE IV,
SAPS 3 dan SOFA) dengan outcome responden dengan nilai p < 0,05 (APACHE IV p = 0,004;
SAPS 3 p = 0,004 dan SOFA p = 0,022). AuROC APACHE IV = 0,757; AuROC SAPS 3 = 0,717;
AuROC SOFA = 0,69. Kalibrasi APACHE IV dengan nilai p = 0,199; SAPS 3 p = 0,086 dan
SOFA p = 0,599. Simpulan: APACHE IV mempunyai diskriminasi dan kalibrasi lebih baik

___________________________________________________________________________________
693
Perbandingan Penggunaan APACHE IV, SAPS 3 dan SOFA
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 1 Januari 2015

dibandingkan dengan SAPS 3 dan SOFA. Saran: APACHE IV sebaiknya digunakan untuk
memprediksi mortalitas pada pasien kritis.

Kata kunci: APACHE IV, SAPS 3, SOFA, diskriminasi dan kalibrasi.

1. Pendahuluan Matos, 2001). Beberapa kriteria harus


dipertimbangkan ketika melakukan
Perawatan di ruang ICU
penilaian dari setiap sistem penilaian
merupakan unit perawatan yang
dalam praktek klinis. Penggunaan
memiliki tingkat mortalitas yang tinggi
penilaian di ICU harus memperhatikan
di setiap rumah sakit (Propovst dan reabilitas dan validitas pada pasien
Goeschel, 2006). Setiap tahun terdapat
yang mempunyai perbedaan pada
54,5 juta orang meninggal di dunia
karakteristik dasar dan campuran (Sark
(WHO, 2014). World Health
et all, 2008). Penelitian untuk
Organization (WHO) dan World Bank
membandingkan validasi sistem
memperkirakan, 12 juta penduduk
penilaian APACHE IV, SAPS 3 dan
Indonesia di diagnosa menderita
SOFA terhadap prediksi mortalitas
penyakit kritis tahun 2011 (WHO, 2013).
pada pasien kritis.
Mortalitas pada usia 15 – 60 tahun di
Indonesia tahun 2011 mencapai
2. Metode
366/1000 populasi dengan jumlah
laki-laki sebesar 200 orang dan Rancangan penelitian yang
perempuan sebesar 166 orang (WHO, dilakukan merupakan observasional
2013). Pasien ICU kritis dan komplek analitik dengan desain cross sectional
mengakibatkan tingginya mortalitas dengan pengambilan data dilakukan
dan biaya selama pasien di rawat di secara retrospektif dengan
ICU. menggunakan data sekunder (hasil
Sistem prediksi mortalitas dan laboratorium) yang berasal dari data
survival pada pasien kritis, sehingga rekam medik pasien yang telah
pihak pemberi layanan kesehatan dapat menjalani perawatan di ruang ICU
meningkatkan mutu pelayanan RSUD A. Wahab Sjahranie Samarinda
kesehatan baik bagi pasien maupun pada bulan Januari – Oktober 2013.
tenaga kesehatan. Berbagai sistem Populasi adalah pasien kritis berusia ≥
penilaian telah digunakan untuk 18 tahun. Jumlah sampel dalam
mengukur tingkat keparahan penyakit penelitian ini di hitung berdasarkan
pasien yang di rawat di ICU dan estimasi proporsi suatu populasi,
memprediksi kemungkinan pasien dengan tingkat kepercayaan sebesar
bertahan hidup selama di rumah sakit 95% (α=0,05) dan hasil penelitian
(Afessa et all, 2007). Sistem penilaian Zimmerman (2013) didapatkan bahwa
meliputi Simplified Acute Physiology proporsi sebesar 0,113 serta ketetapan
Score (SAPS), Mortality Probability relatif yang diinginkan sebesar 10%,
Model (MPM), Acute Physiology and maka didapatkan jumlah sampel
Chronic Health Evaluation (APACHE), sebanyak 106 responden.
SOFA (Sequential Organ Failure Variabel penelitian ini terdiri
Assessment). Sistem prediksi data klinis dari APACHE IV, SAPS 3, SOFA,
untuk memperkirakan kemungkinan diskriminasi dan kalibrasi. Analisis
mortalitas, yang digunakan untuk terdiri dari analisis univariat, analisis
memfasilitasi pemanfaatan sumber bivariat (Chi Square dan One Ways One
daya atau peningkatan kualitas Ways Anova).
berkelanjutan serta stratifikasi pasien
untuk penelitian klinis (Moreno dan

___________________________________________________________________________________
Hesti Prawita W, Suharyo Hadisaputro, Supriyadi 694
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 1 Januari 2015

3. Hasil dan Pembahasan melebihi 80 maka pasien akan


mengalami penurunan LOS di ICU dan
Rerata umur respoden adalah
semakin berisiko terhadap mortalitas.
48,30 ± 1,452 tahun. Sebagian besar
Hal ini di dukung juga oleh penelitian
responden pada kelompok umur ≥
yang dilakukan oleh Yamin (2010) yang
40-60 tahun dengan jumlah 58
menyatakan bahwa jika terjadi
responden (54,7%) dan sebagian kecil
penurunan skor APACHE IV kurang
berumur ≥ 80 tahun sebanyak 2
dari 60% maka resiko mortalitas
responden (1,9%). Berdasarkan jenis
semakin menurun sedangkan jika
kelamin responden, sebagian besar
terjadi peningkatan skor APACHE IV
responden berjenis kelamin laki–laki lebih dari 81%, maka terjadi
sebanyak 62 responden (58,5%)
peningkatan resiko mortalitas pada
sedangkan responden perempuan
pasien kritis.
berjumlah 44 responden (41,5%). Rerata
Peningkatan skor SAPS 3 akan
LOS RS responden yang dirawat adalah
berpengaruh terhadap outcome
3,53 ± 0,497 hari sedangkan rerata
responden. Hal ini sesuai dengan
prediksi LOS APACHE IV adalah 6,780
penelitian yang telah dilakukan oleh
± 0,8518 hari.
Sark, et all (2008) yang menyatakan
Responden yang dirawat di ICU
bahwa pasien dengan skor ≤ 40
merupakan pasien non pembedahan
mempunyai resiko mortalitas 3%, skor
berjumlah 68 responden (64,2%), bedah
40–60 resiko mortalitas meningkat
emergensi 24 responden (22,6%) dan
menjadi 10% dan skor > 80 risiko
bedah elektif berjumlah 14 responden
mortalitas meningkat menjadi 70%.
(13,2%) sedangkan menurut bagian
Peningkatan skor SOFA juga
penyakit yang paling banyak dirawat
akan berpengaruh terhadap resiko
adalah penyakit dalam dengan jumlah
mortalitas, hal ini sesuai dengan trend
33 responden (31,1%) dan yang paling
skor SOFA dengan mortalitas yang
sedikit bagian onkologi yang berjumlah
dikemukan oleh Sean (2013) yang
1 responden (0,9%).
menyatakan bahwa jka prediksi
APACHE IV, SAPS 3 dan SOFA
mortalitas SOFA>50% maka resiko
pasien ICU Karakteristik responden
mortalitas akan semakin meningkat
menunjukkan bahwa tidak ada
sedangkan jika prediksi <27% maka
perbedaan yang bermakna antara
resiko mortalitas menurun.
karakteristik responden pada jenis Perbandingan Diskriminasi
kelamin (p=0,53); kasus (p= 0,44),
Sistem Penilaian APACHE IV, SAPS 3
bagian penyakit (p=0,92) dengan
dan SOFA sistem penilaian APACHE
outcome responden.
IV mempunyai diskriminasi yang lebih
Hubungan antara prediksi
baik dibandingkan dengan SAPS 3 dan
dengan APACHE IV, SAPS 3 dan SOFA
SOFA dalam memprediksi mortalitas
dengan outcome responden sesuai
pada pasien kritis di ruang ICU RSUD
urutannya (p = 0,004; p = 0,004 dan p=
A. Wahab Sjahranie Samarinda. Hal ini
0,02) dan nilai PR > 1. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang
menunjukkan bahwa hasil skoring yang
dilakukan oleh Zimmerman (2006),
didapatkan pada ketiga sistem
yang menyatakan bahwa APACHE IV
penilaian berpengaruh terhadap
memiliki diskriminasi yang baik
outcome responden. Semakin tinggi
sehingga dapat digunakan sebagai
skoring yang didapatkan maka semakin
tolak ukur kinerja di ruang ICU. Nilai
berisiko terhadap mortalitas. Hal ini
ROC area adalah nilai diskriminasi
sesuai dengan penelitian yang telah
sistem penilaian. Nilai ROC Area
dilakukan oleh Zimmerman (2006) jika
APACHE IV 75,7% dengan titik potong
terjadi peningkatan skor APACHE IV

___________________________________________________________________________________
695 Perbandingan Penggunaan APACHE IV, SAPS 3 dan SOFA
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 1 Januari 2015

37 (sensitivitas 71,4% dan spesifisitas berarti bahwa responden yang


71,8%). Nilai ROC Area APACHE IV mempunyai skor ≥ 20 mempunyai
75,7% artinya apabila sistem penilaian resiko tinggi terhadap mortalitas.
APACHE IV digunakan untuk Sistem penilaian SOFA
memprediksi mortalitas pada pasien mempunyai diskriminasi cukup baik
kritis pada 100 orang pasien maka ROC Area 69 dengan titik potong 8
kesimpulan yang tepat akan di peroleh (sensitivitas 57,1% dan spesifisitas
pada 75 orang pasien dengan interval 61,2%), artinya apabila sistem penilaian
kepercayaan pada populasi berkisar SOFA digunakan untuk memprediksi
antara 62,6%-88,7%. Titik potong mortalitas pada pasien kritis pada 100
optimal merupakan nilai di mana kurva orang pasien maka kesimpulan yang
sensitivitas dan kurva spesifisitas saling tepat akan di peroleh pada 69 orang
berpotongan. Titik potong optimal pasien dengan interval kepercayaan
sistem penilaian APACHE IV berada pada populasi berkisar antara
pada poin 37 dengan sensitivitas 57,8%–80,2%. Titik potong optimal
sebesar 71,4% dan spesifisitas sebesar sistem penilaian SOFA berada pada
71,8% sehingga dapat di ambil poin 8 dengan sensitivitas sebesar
kesimpulan bahwa titik potong skor 57,1% dan spesifisitas sebesar 61,2%
APACHE IV adalah ≥ 37. Hal ini berarti sehingga dapat di ambil kesimpulan
bahwa responden yang mempunyai bahwa titik potong skor SOFA adalah ≥
skor ≥ 37 mempunyai resiko tinggi 8. Hal ini berarti bahwa responden
terhadap mortalitas. yang mempunyai skor ≥ 8 mempunyai
ROC Area SAPS 3 sebesar 71,1 resiko tinggi terhadap mortalitas.
dengan titik potong 20 (sensitivitas SOFA adalah upaya secara
66,7% dan spesifisitas 68,2%), hal ini objektif dan kuantitatif untuk
menunjukkan bahwa SAPS 3 menggambarkan derajat disfungsi
mempunyai diskriminasi lebih baik organ dari waktu ke waktu dan untuk
dibandingkan dengan SOFA (ROC area mengevaluasi morbiditas pasien sepsis
= 0,69). Hal ini sesuai dengan penelitian di ICU (Vincent et all, 2008). Menurut
yang telah dilakukan oleh Moreno Jhonson (2001) dan Marshall (2003),
(2005), yang menyatakan bahwa SAPS 3 disfungsi organ adalah proses yang
mempunyai diskriminasi dan kalibrasi berjalan dinamis. Oleh karena itu
yang baik. SAPS 3 dapat digunakan evalusi terhadap disfungsi organ setiap
untuk memeriksa keragaman dalam waktu selama perawatan di ICU sangat
sumber daya ICU yang terstandarisasi membantu dalam mengikuti
dengan menggunakan parameter LOS. perkembangan penyakit dan dapat
Nilai ROC area SAPS 3 71,7% artinya memberikan gambaran korelasi yang
apabila sistem penilaian SAPS 3 kuat dengan hasil akhir perawatan di
digunakan untuk memprediksi ICU.
mortalitas pada pasien kritis pada 100 Derajat gangguan fisiologis
orang pasien maka kesimpulan yang yang muncul saat pasien masuk ICU
tepat akan diperoleh pada 71 orang merupakan faktor yang potensial untuk
pasien dengan interval kepercayaan melihat angka survival di ICU dan
pada populasi berkisar antara 57,4% - kelainan fungsi organ yang irreversible
84,4%. Titik potong optimal sistem yaitu skala mortalitas. Pengukuran
penilaian SAPS 3 berada pada poin 20 formal untuk derajat keparahan
dengan sensitivitas sebesar 66,7% dan gangguan fisiologis atau evolusi
spesifisitas sebesar 68,2% sehingga disfungsi organ dari waktu ke waktu
dapat di ambil kesimpulan bahwa titik tidak selalu dapat diterapkan secara
potong skor SAPS 3 adalah ≥ 20. Hal ini individual pada pasien-pasien di ICU,

___________________________________________________________________________________
Hesti Prawita W, Suharyo Hadisaputro, Supriyadi 696
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 1 Januari 2015

oleh karena itu pada penelitian ini nilai masing-masing sistem penilaian. Hal ini
diskriminasi SOFA lebih rendah menunjukkan bahwa ada perbedaan
dibandingkan APACHE IV dan SAPS 3 yang bermakna secara stastistik antara
(Marshall, 2003). ketiga sistem penilaian tersebut. Nilai
rata-rata pada sistem penilaian
Perbandingan Kalibrasi Sistem APACHE IV lebih besar dibandingkan
Penilaian APACHE IV, SAPS 3 dan dengan SAPS 3 dan SOFA. Nilai
SOFA ketiga sistem penilaian rata-rata APACHE IV sebesar 40,97
mempunyai kalibrasi yang baik dalam sedangkan SAPS 3 sebesar 32,90 dan
memprediksi mortalitas pada pasien SOFA sebesar 9,61. Nilai rata-rata
kritis di ruang ICU RSUD A. Wahab APACHE IV mempunyai selisih 8,07
Sjahranie Samarinda (APACHE IV, p = lebih besar dibandingkan dengan nilai
0,20; SAPS 3, p=0,090 dan SOFA p=0,60). rata-rata SAPS 3 sedangkan nilai
APACHE IV mempunyai kalibrasi yang rata-rata APACHE IV mempunyai
baik untuk memprediksi mortalitas selisih 31,353 lebih besar dibandingkan
pada pasien kritis di ruang ICU RSUD dengan SOFA.
A. Wahab Sjahranie Samarinda Hal ini membuktikan bahwa
dibandingkan dengan SAPS 3 dan sistem penilaian APACHE IV
SOFA, hal ini sesuai dengan penelitian mempunyai validasi lebih baik
yang dilakukan oleh Zimmerman (2006) dibandingkan dengan SAPS 3 dan
dan Ayazoglu (2011). APACHE IV SOFA. Hal ini sesuai dengan penelitian
merupakan sistem penilaian yang dapat yang telah dilakukan oleh Eduard (2009)
menunjukkan diskriminasi dan yang menyatakan bahwa APACHE IV
kalibrasi yang baik dalam memprediksi merupakan sistem penilaian yang
mortalitas dan LOS rumah sakit terbaik dibandingkan sistem penilaian
didibandingkan dengan sistem lainnya. APACHE IV memiliki
penilaian lainnya (Breslow dan Badawi, diskriminasi dan kalibrasi yang baik
2012). APACHE IV adalah standar terhadap prediksi kematian di rumah
sistem penilaian terbaru untuk menilai sakit dan memberikan tolok ukur yang
tingkat keparahan penyakit dan berguna untuk mengevaluasi efisiensi
prognosis di ICU serta terdapat variabel di ICU. Dokter dapat menggunakan
baru yang ditambahkan ke APACHE III tolok ukur untuk menilai unit mereka
seperti ventilasi mekanik, trombolisis, melalui efisiensi pasien keluar dan
dampak sedasi pada Glasgow Coma memantau dampak protokol yang
Scale, rescaled Glasgow Coma Scale, ditujukan untuk mengurangi LOS di
PaO2: FiO2 dan penyakit spesifik ICU pada kelompok pasien tertentu
subgroups (Zimmerman, 2006). Data (Zimmerman, 2006).
fisiologis di evaluasi dalam 24 jam
pertama setelah masuk ke ICU hal ini 4. Simpulan dan Saran
berlawanan dengan SAPS 3 yang
menggunakan data yang tersedia pada Simpulan
satu jam perawatan di ICU (Breslow Sistem penilaian APACHE IV
dan Badawi, 2012). mempunyai validasi lebih baik
Secara keseluruhan dibandingkan dengan SAPS 3 dan
perbandingan validasi sistem penilaian SOFA untuk memprediksi mortalitas
APACHE IV, SAPS 3 dan SOFA dapat pada pasien kritis dengan nilai mean
di lihat dari hasil analisis dengan pada uji One Ways Anova sebesar 40,97
menggunakan uji One Ways One Ways sedangkan nilai mean SAPS 3 sebesar
Anova. Secara bersamaan pada tabel 6 32,90 dan SOFA sebesar 9,61.
didapatkan bahwa nilai p< 0,05 untuk Sistem penilaian APACHE IV

___________________________________________________________________________________
697 Perbandingan Penggunaan APACHE IV, SAPS 3 dan SOFA
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 1 Januari 2015

mempunyai diskriminasi lebih baik scoring system. Chest; 141 (1):


dibandingkan dengan SAPS 3 dan 245-252. Available from:
SOFA untuk memprediksi mortalitas http://chestpub.
pada pasien kritis dengan nilai AuROC org/site/misc/reprints.xhtml.
0,78 sedangkan nilai AuROC SAPS 3 Eduard E, Vasilevskis, Michael W,
sebesar 0,72 dan SOFA sebesar 0,69. Kuzniewwic, Brian A, Randall,
Sistem penilaian APACHE IV et al. (2009, April). Mortality
mempunyai kalibrasi lebih baik Probability Model III and
dibandingkan dengan SAPS 3 dan Simplified Acute Physiology
SOFA untuk memprediksi mortalitas Score II assessing their value in
pada pasien kritis dengan nilai p pada predicting length of stay and
uji Hosmer and Lemeshow goodness of fit comparison to APACHE. Chest;
sebesar 0,20 sedangkan nilai p pada 136: 89-101.
SAPS 3 sebesar 0,09 dan SOFA sebesar Halpern NA, Pastores SM. 2010. Critical
0,60. care medicine in the united
states 2000-2005: an analysis of
Saran bed numbers, occupancy rates,
payer mix, and costs. Crit Care
Pihak rumah sakit sebaiknya Med; 38(1): 65-71.
menggunakan sistem penilaian Marshall JC. 2003. Multiple organ
APACHE IV untuk memprediksi dysfunction syndrome. Crit
mortalitas pada pasien kritis karena Care Med; 8: 1-20.
sistem penilaian tersebut mempunyai Moreno R, Matos R. 2001. New issues in
validasi lebih baik dibandingkan severity scoring: interfacing the
dengan SAPS 3 dan SOFA. ICU and evaluating it. Current
Sistem penilaian APACHE IV Opinion. Crit Care; 7: 469–74.
lebih baik diterapkan pada rumah sakit Moreno RP, Metnitz PG, Almeida E,
kelas A yang mempunyai pelayanan Jordan B, Bauer P, Campos AR,
ICU tersier (fasilitas laboratorium 24 et al. 2005. SAPS 3 – From
jam dan peralatan ventilasi mekanik evaluation of the patient to
canggih). evaluation of the intensive care
unit. Part 2: Development of a
5. Daftar Pustaka prognostic model for hospital
Afessa B, Gajic O, Keegan MT. 2007. mortality at ICU admission.
Severity of illness and organ Intensive Care Med; 31:
failure assessment in adult 1345-1355.
intensive care units. Crit Care Vincent LJ, Ferreira F, Moreno R. 2000.
Clin; 23: 639-658. Scoring systems for assessing
Ayazoglu A Tulin. 2011. A comparison organ dysfunction and
of APACHE II dan APACHE survival. Crit Care Clin; 16:
IV scoring systems in 353-366.
predicting outcome in patients WHO. 2014. Mortality and global health
admitted with stroke to an estimates. Available
intensive care unit. Anaesth from:http://www.who.int/gh
Pain & Intensive Care; 15(1): o/mortality_burden_disease/e
7-12. n/index.html.
Breslow JM, Badawi Omar. 2012. WHO. 2013. World Health Statistic 2013;
Severity scoring in critical ill: 53-79. Available from: http://
Part 1 Interpretation and www.who.int.
accuracy of outcome prediction Yamin S, Vaswani AK, Afreed M. 2010.

Hesti Prawita W, Suharyo Hadisaputro, Supriyadi


___________________________________________________________________________________
698
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 1 Januari 2015

Predictive Efficasy Of DS, Malila FM. 2006. Acute


APACHE IV At ICU Of CHK. Physiology and Chronic
Pakistan Journal Of Chest Health Evaluation (APACHE)
Medicine. Available from: IV: hospital mortality
www.pjcm.net/html_v17_n1_e assessment for today's
1.php. critically ill patients. Crit Care
Zimmerman JE, Kramer AA, McNair Med; 34: 1297-1310.

___________________________________________________________________________________
Perbandingan Penggunaan APACHE IV, SAPS 3 dan SOFA
699

You might also like