Professional Documents
Culture Documents
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
(Skripsi)
Oleh
Alexander Sembiring
Industrial machinery now significantly growth. The use of industrial rotor shaft
systems is used in steam compressors, low-pressure and high-pressure centrifugal
compressors, gas turbines and aircraft engines. The rotor shaft system will operate
properly if it does not rotate near the natural frequency area (critical speed),
because if the rotor shaft system operates close to the natural frequency (critical
speed) it will cause resonance and will cause failure of the system. The rotor shaft
system (single rotor and dual rotor) will be modeled into a 1-dimensional model
and divide it into several elements using finite element method and the equation of
motion of the system is derived from energy method, solved by pseudo-modal
method compiled in the programming language of the software MATLAB (R2015a).
The result of the dynamic characteristics obtained is the natural frequency and the
mass unbalance response predictions. The natural frequency of this rotor shaft
system is influenced by the elements used in the rotor shaft system and expressed in
the speed function (ω) plotted in the Campbell diagram. The percentage of
differences obtained between the computed computing program and the reference
is about 0.11% - 6.6% for the single rotor system, and 0.15% - 3.9% for the dual
rotor system. While the difference of price percentage to 3D model case study is
0,595% - 4,488%, and to case study of 1D model 0,359% - 6,470%.
Kata kunci; diagram Campbell, metode elemen hingga, pseudo-modal, dual rotor.
KAJI ANALITIK DAN NUMERIK KARAKTERISTIK DINAMIK SISTEM
POROS ROTOR BERTINGKAT (DUAL ROTOR) DENGAN
PEMODELAN ELEMEN HINGGA DAN METODE PSEUDO MODAL
Oleh
Alexander Sembiring
Skripsi
SARJANA TEKNIK
Pada
Tanjung Bintang pada tahun 2008, dan pendidikan menengah atas di SMA Lentera
Harapan Jati Agung pada tahun 2011. Penulis melanjutkan pendidikan di jurusan
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung pada tahun 2012 melalui jalur
SBMPTN.
Fakultas Teknik (FKMK-FT). Penulis pernah aktif juga pada organisasi di luar
(RBF), dan sebagai Volunteer Lembaga Leadership Delta Young Leader Lampung
(Delta-YL).
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-Tematik) pada tahun
2016 di desa Way Sindi Hanuan, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir
Barat, Provinsi Lampung. Penulis juga telah melaksanakan Program Kerja Praktik
(KP) di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatra Bagian Selatan pada tahun 2015.
Zulhendri Hasymi, S.T., M.T., dan Dr. Asnawi Lubis, S.T., M.Sc.
Motto
yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena
b
dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan
Kitab Suci; (1 Kor 15:3-4)
Orang tuaku sebagai tanda baktiku, terimaka kasih atas segalanya, doa,
dan kasih sayang yang tidak setara dengan apapun di dunia ini.
Tuhan karena kasih dan anugerah dari Tuhan Yesus kristus penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Kaji Analitik dan Numerik Karakteristik
Elemen Hingga dan Metode Pseudo-Modal”. Skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan Teknik Mesin Fakultas
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas
Lampung.
2. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., selaku Dekan Teknik Universitas Lampung
beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis
3. Bapak Ahmad Suudi, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
dan memotivasi selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih
baik.
5. Bapak Dr. Asnawi Lubis, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing II dan yang
pemikiran, kritik, dan saran kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini
asisten dosen.
6. Ibu Novri Tanti, S.T., M.T., selaku pembahas yang telah memberikan masukan
7. Bapak dan Ibu dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung yang
8. Kedua orang tuaku, Bapak (A. Sembiring) dan Ibu (J. Sinukaban) terima kasih
atas perhatian dan kasih sayang yang telah diberikan serta doanya dari awal
9. Kakak (Asni M., S.Si., dan Ria M. Munte), abang (Budi A., S.T., dan F. Tarigan,
S.E.), dan adik (Roni J. Pandia) terimakasih atas segala dukungan yang sudah
10. Bapak Pdt. Ferri Lee M.Div (이장규), Ibu Won (원산영), Lee Min Ju (이민주),
dan Lee Jong Hak (이종학) terimakasih atas dukungan dan doa yang diberikan
selama ini, yang terus memberi kesempatan, banyak memberikan inspirasi dan
Retna Widijastuti, Ok Yori Prawi Egasi dan Ok Yore Prawi Egasi)., terimakasih
sudah memberikan, doa, semangat dan dukungan dari awal perkuliahan hingga
selama ini dan semua bantuan yang telah diberikan. Semoga kebersamaan kita
13. Kakak-kakak tingkat Teknik Mesin angkatan 2010, dan 2011 serta adik-adik
tingkatku angkatan 2013, 2014, dan 2015 terima kasih atas kebersamaan dan
doanya.
14. Teman-teman di Reading Bible Fellowship (RBF) atas doa, dukungan, dan
15. Mas Marta, Mas Dadang, Mas Nanang dan Mas Zalzali, terima kasih atas
17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Terimakasih atas dukungannya, semoga skripsi ini bisa bermanfaat untuk banyak
Alexander Sembiring
DAFTAR ISI
ABSTRACT
ABSTRAK
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN PENULIS
RIWAYAT HIDUP
PERSEMBAHAN
MOTTO
SANWACANA
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR SIMBOL ............................................................................................. vii
I. PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ....................................................................................... 4
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 5
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 7
2.1 Sistem Poros Rotor ................................................................................... 7
ii
5.2 Saran ....................................................................................................... 69
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 12 Respon massa tak imbang sistem poros rotor sederhana. .................. 38
iv
Gambar 20 Respon massa tak imbang = 6 referensi. ....................................... 44
Gambar 23 Pengglobalan matriks kekakuan dan redaman sistem dual rotor. ...... 49
Gambar 25 Diagram Campbell sistem dual rotor fungsi putaran rotor 1. ............. 53
Gambar 33 Diagram Campbell sistem dual rotor hasil program komputasi. ....... 61
Gambar 34 Prediksi respon massa tak imbang pada disk 1 referensi ................... 64
Gambar 36 Prediksi respon massa tak imbang pada disk 4 referensi ................... 65
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR SIMBOL
Diameter ( )
Modulus elastisitas ( )
Modulus geser ( )
vii
Kekauan bantalan dan seals arah
Panjang ( )
Massa disk ( )
Massa unbalance ( )
Jari-jari poros ( )
Poisson ratio
Massa jenis
viii
[ ] Persamaan matriks redaman global sistem
[ ∗]
Persamaan matriks kekakuan global sistem, dimana nilai dan
diabaikan
ix
I. PENDAHULUAN
signifikan. Salah satu mesin yang banyak digunakan di dalam keperluan industri
adalah mesin-mesin rotasi atau mesin berputar. Mesin-mesin rotasi ini sangat erat
hubungannya dengan sistem poros rotor. Penggunaan sistem poros rotor dalam
tekanan rendah dan tinggi, turbin gas, dan mesin pesawat (Lalanne, 1990). Fungsi
utama poros pada sistem poros rotor adalah mentransmisikan daya melalui putaran.
Sistem poros rotor tersusun atas elemen-elemen utama yaitu; rotor (disk), poros
(shaft), bantalan (bearing) dan seals yang mempunyai sifat mekanik yang berbeda-
beda.
Pada saat sistem poros rotor beroperasi, elemen-elemen utama sistem poros rotor
akan menimbulkan beban dinamik seperti bending, torsi dan momen. Hal ini
Karakteristik sistem rotor umumnya dipengaruhi oleh piringan, poros, bantalan dan
seal (bearing and seals). Karakteristik dinamik pada sistem poros rotor
2
berhubungan erat dengan putaran dari sistem poros rotor. Karakteristik sistem poros
rotor ini sangat penting untuk diketahui, agar dalam merancang dan
Salah satu karakteristik dinamik yang penting untuk diketahui adalah frekuensi
pribadi. Frekuensi pribadi sistem poros rotor ini dipengaruhi oleh elemen-elemen
yang digunakan dalam sistem poros rotor dan dinyatakan dalam fungsi kecepatan
Selain menggunakan persamaan energi kinetik terdapat juga metode elemen hingga
Sistem poros rotor akan beroperasi dengan baik jika tidak berputar di dekat daerah
frekuensi pribadinya (putaran kritis), karena jika sistem poros rotor beroperasi
menyebabkan kegagalan pada sistem poros rotor. Sistem poros rotor memiliki
berbagai putaran kritis yang dapat dilihat dari diagram Cambpell. Putaran kritis ini
pengoperasian sistem poros rotor. Banyaknya putaran kritis poros ini dipengaruhi
oleh jumlah derajat kebebasan (degree of freedom) yang diamati pada sistem poros
rotor tersebut. Oleh karena itu dalam merancang suatu sistem poros rotor maka
3
Sistem poros rotor yang digunakan pada kebanyakan industri saat ini adalah sistem
poros rotor bertingkat atau dual rotor. Dalam mengalisa karakteristik dinamik
terdapat beberapa metode yang digunakan. Metode Jeffcot rotor dapat digunakan
untuk memodelkan sistem poros rotor (Adams, 1980). Metode elemen hingga
dinamik sistem poros rotor (Nelson, 1980). Penyelesaian persamaan gerak sistem
poros rotor yang didapatkan dari pemodelan elemen hingga dapat diselesaikan
dengan metode pseudo modal dan metode langsung (direct) (Lalanne, 1990).
integrasi numerik deret waktu dan metoda Hubolt untuk pemodelan sistem poros
rotor agar didapatkan waktu komputasi dan numerik yang lebih cepat (Huang,
2001). Fei pada tahun 2013 telah melakukan investigasi karakteristik dinamik
hingga dan memperoleh hasil bahwa dengan menggunakan metode elemen hingga
dan diagram trajectory. Yanto pada tahun 2014 telah melakukan analisis perilaku
dinamik pada sistem poros rotor 3D, dan didapatkan variasi putaran kritis sebanyak
192 frekuensi pribadi. Pola getar yang ditunjukkan terdapat 96 searah dengan
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan, maka penulis tertarik untuk
mengkaji karakteristik dinamik sisttem poros rotor bertingkat secara analitik dan
software MATLAB (R2015a). Kaji analitik dan numerik ini dilakukan untuk
putaran kritis dan respon massa tak imbang (mass unbalance response). Pada
penelitian ini digunakan pemodelan elemen hingga dan metode pseudo modal agar
diperoleh putaran kritis, dan respon massa tak imbang (mass unbalance response).
1. Sistem poros rotor yang dianalisis merupakan sistem poros rotor linear
2. Kaji analitik dilakukan untuk sistem poros rotor sederhana dengan 2 elemen.
4. Karakteristik dinamik yang dikaji adalah kecepatan putaran kritis dan respon
5. Sistem poros rotor diasumsikan hanya dipengaruhi oleh eksitasi massa tak
imbang pada rotor, sehingga momen torsi yang ditimbulkan oleh putaran poros
diabaikan.
5
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin didapatkan dari tugas akhir ini adalah:
1. Memahami karakteristik dinamik dalam hal ini hanya kecepatan putaran kritis
sistem poros rotor bertingkat secara teoritik maupun numerik melalui program
komputasi.
Penyusunan laporan tugas akhir ini terdiri atas 5 Bab. Bab I Pendahuluan yang
berisikan penjelasan tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat, batasan
masalah serta sistematika penulisan laporan tugas akhir. Bab II merupkan Tinjauan
Pustaka, yang berisikan tentang teori-teori dasar yang berhubungan dengan topik
tugas akhir ini serta mendukung pembahasan pada Bab IV. Bab III Metode
perhitungan karakteristik dinamik dari sistem poros dan metode yang digunakan.
Hasil dan Pembahasan, disajikan pada Bab IV, pada bagian ini berisikan tentang
hasil serta pembahasan rancangan dan karakteristik sistem poros rotor bertingkat
yang didapatkan. Pada bagian akhir terdapat Bab V Simpulan dan Saran, pada bab
6
ini berisikan simpulan dan hasil pembahasan yang didapatkan serta saran yang
dapat diberikan oleh penulis untuk penelitian lebih lanjut. Selanjutnya Daftar
Komponen utama sistem poros rotor terdiri atas poros, rotor (disk), bantalan dan
seal. Banyak industri yang menerapkan sistem poros rotor yang fleksibel, dimana
poros dirancang untuk penggunaan dalam jangka waktu yang panjang, mempunyai
impeller dan seal. Selain itu, dapat dioperasikan pada mesin yang berputar pada
Sistem poros rotor memiliki beberapa kecepatan putar kritis, yang ditentukan oleh
karakteristik dari elemen-elemen yang ada pada sistem poros rotor. Elemen-elemen
ini akan dihitung menggunakan persamaan energi kinetik, serta untuk poros
Sistem poros rotor sederhana dijelaskan pada Gambar 1 berikut, dimana pada
Gambar 1 terdapat elemen-elemen yang ada pada dasar sistem poros rotor.
8
Keterangan:
1) Bearing
2) Poros (shaft)
3) Rotor (disk)
Elemen-elemen yang ada pada sistem poros rotor mempengaruhi karekteristik atau
perilaku dinamik dari sistem poros rotor. Seperti bantalan (bearings), berfungsi
untuk menahan komponen yang berputar dan memberikan efek redaman yang
Elemen dasar dari sistem poros rotor terdiri atas rotor, poros, bearings, dan seals.
namun harus tetap diperhitungkan karena hal ini tidak dapat dihindari. Persamaan
energi kinetik dibutuhkan untuk menemukan karakteristik dari rotor, poros, dan
massa tak imbang. Energi regangan (strain energi) digunakan untuk mencari
karakteristik poros (shaft). Gaya-gaya yang bekerja pada bantalan (bearings) dan
9
seals digunakan untuk mencari kerja semu (virtual work), sehingga adanya
Dalam menentukan persamaan gerak umum dari sistem poros rotor, terdapat tiga
langkah, yaitu;
1. Mencari energi kinetik ( ), energi regangan (strain energi) dan kerja semu
jumlah derajat kebebasan yang kecil dan metode elemen hingga rotasi untuk
̇
− ̇
+ = …………………………...…….……..……… (1)
Konsep dasar metode elemen hingga adalah untuk menemukan solusi dari masalah
maka hanya akan diperoleh solusi yang mendekati hasil aktualnya. Masalah yang
kompleks tadi secara teori akan dibagi menjadi bagian-bagian yang kecil sehingga
dinamakan elemen. Elemen-elemen yang sudah dibagi tadi dianggap terpisah satu
sama lain dan dapat diasumsikan dihubungkan dengan titik-titik yang dinamakan
titik simpul (nodal), sehingga membentuk suatu jaringan. Semakin banyak elemen-
elemen yang ada dan ukurannya yang kecil maka hasil yang diperoleh akan semakin
Metode elemen hingga umumnya diterapkan pada analisis struktur yang kompleks
dan struktur mekanik tak berputar. Metode elemen hingga juga dapat diterapkan
pada sistem poros rotor dengan prosedur yang sama dengan metode elemen hingga
pada analisis struktur. Pada sistem poros rotor, struktur yang ada merupakan sistem
dengan metode elemen hingga rotasi. Setiap elemen yang ada pada sistem poros
rotor (shaft, disk, bearing dan seal) mempunyai persamaan elemen hingga yang
dinamiknya.
Sistem poros rotor akan dibagi menjadi beberapa elemen yang akan dihubungkan
oleh nodal, setiap nodal diasumsikan mempunyai empat derajat kebebasan yaitu
dua defleksi dan , dan dua defleksi sudut terhadap sumbu dan , masing-
masing adalah dan . Defleksi atau perpindahan nodal dapat dinyatakan sebagai
= [ , , , ] ……………………………………………...…………. (2)
Berikut ini merupakan persamaan elemen hingga untuk setiap elemen-elemen yang
Rotor (disk) diasumsikan kaku dan karakteristiknya sangat dipengaruhi oleh energi
piringan yang tetap pada disk, seperti yang dijelaskan pada Gambar 2. Koordinat
, , dan ∅.
= ̇ + ̇ + ̇ + ̇ + Ω + 2Ω ̇ …............ (3)
Bentuk I Ω merupakan konstanta energi rotasi disk pada putaran Ω dan tidak
(Coriolis).
12
0 0 0 ̈ 0 0 0 0 ̇
⎡0 0 0 0 ⎤
0 0 0 ̈ ̇
̇
− =
0 0 0 ̈ + Ω ⎢⎢0 0 0 − ⎥
⎥ ̇
0 0 0 ̈ ⎣0 0 0 ⎦ ̇
…… (4)
persamaan matriks, matriks pertama dan kedua pada persamaan (4) merupakan
Dalam menurunkan persamaan matriks elemen hingga pada poros, poros dapat
konstan. Setiap elemen hingga yang ada mempunyai 2 nodal, sehingga mempunyai
jumlah derajat kebebasan 8, empat perpindahan dan empat kemiringan seperti pada
Gambar 3.
= ……………………………………………………...… (5)
=− ……………………………………………………… (6)
=[ , , , , , , , ] …………………………………..... (7)
menyatakan gerak dalam arah dan . Sehingga akan membentuk persamaan (8)
dan (9).
=[ , , , ] ………………………..………….…….………… (8)
=[ , , , ] …………………….……………………...……… (9)
Persamaan umum energi kinetik dan energi regangan poros dengan panjang
= ∫ ̇ + ̇ + ∫ ̇ + ̇ + Ω + 2 Ω …….. (10)
= ∫ + + ∫ + ……….... (11)
Dengan adalah masa jenis, adalah luas penampang dari beam, I adalah momen
inersia penampang beam, dan adalah modulus elastisitas dan gaya aksial
poros (konstan) dimana nilai S dan I memiliki nilai yang seharusnya konstan.
= ( ) ………………………….…………………………….….. (12)
= ( ) …………………………….…………………………….. (13)
14
akibat beban bending. Persamaan (14) dan (15) merupakan fungsi ( ) dan
( ).
( )= 1− + ;− + − ; − ; − …………. (14)
( )= 1− + ; − + ; − ;− + ………… (15)
Energi kinetik dari poros dapat diperoleh dari persamaan (10), dan dapat dinyatakan
= ∫ ̇ ̇ + ̇ ̇ + ∫ ̇ ̇ +
̇
̇ ̇ − 2 Ω ∫0 1 2
+ Ω2 ………… (16)
persamaan (16), dan melakukan integrasi maka akan diperoleh persamaan (17).
= ̇ ̇ + ̇ ̇ + ̇ ̇ + ̇ ̇ +
Ω ̇ 5 + Ω …………………………...………………….. (17)
Nilai dan adalah matriks massa klasik, dan didapatkan dari efek
− =( + ) ̈+ ̇ ………………………………….… (18)
̇ ̇
156 0 0 −22 54 0 0 13
⎡ 0 156 22 0 0 54 −13 0 ⎤
⎢ 0 22 4 0 0 13 −3 0 ⎥
⎢ ⎥
= ⎢−22 0 0 4 −13 0 0 −3 ⎥ ... (19)
⎢ 54 0 0 −13 156 0 0 22 ⎥
⎢ 0 54 13 0 0 156 −22 0 ⎥
⎢ 0 −13 −3 0 0 −22 4 0 ⎥
⎣ 13 0 0 −3 22 0 0 4 ⎦
36 0 0 −3 −36 0 0 −3
⎡ 0 36 3 0 0 −36 3 0 ⎤
⎢ 0 3 4 0 0 −3 − 0 ⎥
⎢ ⎥
⎢ −3 0 0 4 3 0 0 − ⎥ ........ (20)
=
⎢−36 0 0 3 36 0 0 3 ⎥
⎢ 0 −36 −3 0 0 36 −3 0 ⎥
⎢ 0 3 − 0 0 −3 4 0 ⎥
⎣−3 0 0 3 0 0 4 ⎦
0 −36 −3 0 0 36 −3 0
⎡ 36 0 0 −3 −36 0 0 −3 ⎤
⎢3 0 0 −4 −3 0 0 ⎥
⎢ ⎥
= ⎢ 0 3 4 0 0 −3 0 ⎥
..…. (21)
⎢ 0 36 3 0 0 −36 3 0 ⎥
⎢−36 0 0 3 36 0 0 3 ⎥
⎢3 0 0 −3 0 0 −4 ⎥
⎣ 0 3 − 0 0 −3 4 0 ⎦
Energi regangan yang ada pada poros dapat diperoleh dari persamaan (11) dan dapat
= ∫ + +
∫ + …………………... (22)
(23) berikut.
= ̇ + + + …………… (23)
16
Dengan nilai dan adalah matriks kekakuan klasik, dan dan merupakan
matriks akibat adanya pengaruh gaya aksial. Efek geser perlu diperhitungkan, efek
= ……………………..………………………………...……… (24)
persamaan (25). Nilai (modulus geser) dapat ditentukan dengan persamaan (26),
yang digunakan.
= …………………………………...………….…………………. (25)
= ( )
………………………………..……………..……………… (26)
Dengan nilai merupakan poisson’s ratio, dan (≅ ) adalah luas reduksi dari
dan , dan matriks atau matriks gaya aksial diadapatkan dari dan .
maka diperoleh:
= ……………………………………….……………………….. (27)
dengan
= + ……………………….………………………………………… (28)
Nilai matriks dan dapat dilihat pada persamaan (29) dan (30).
17
12 0 0 −6 −12 0 0 −6
⎡ 0 12 6 0 0 −12 6 0 ⎤
⎢ 2 2 ⎥
⎢ 0 6 ( 4+ ) 0 0 −6 (2 − ) 0 ⎥
2
⎢−6 0 0 (4 + ) 6 0 0 (2 − ) 2 ⎥
( ) ⎢−12 0 0 6 12 0 0 6 ⎥
⎢ 0 −12 −6 0 0 12 −6 0 ⎥
⎢ 2 2 ⎥
⎢ 0 6 (2 − ) 0 0 −6 (4 + ) 0 ⎥
2
⎣−6 0 0 (2 − ) 6 0 0 (4 + ) 2 ⎦
.. (29)
36 0 0 −3 −36 0 0 −3
⎡ 0 36 3 0 0 −36 3 0 ⎤
⎢ 0 3 4 0 0 −3 0 ⎥
⎢ ⎥
= ⎢−3 0 0 4 3 0 0 − ⎥ …………. (30)
⎢−36 0 0 3 36 0 0 3 ⎥
⎢ 0 −36 −3 0 0 36 −3 0 ⎥
⎢ 0 3 − 0 0 −3 4 0 ⎥
⎣−3 0 0 3 0 0 4 ⎦
Kerja virtual (virtual work) dari gaya-gaya yang bekerja pada poros dapat
=− − − − − ̇ − ̇ −
̇ − ̇ ………….…..………...…………………..…………… (31)
atau
= + …………………………………………………………..………… (32)
dimana dan adalah komponen gaya yang nilainya sama. Persamaan matriks
secara langsung didapatkan dari persamaan (31) dan (32), sehingga akan
=− − − ̇− ̇ …………………………………. (33)
=− − − ̇ − ̇ …………………………………. (34)
0 0 0 0 ̇
0 0 0 0 0 0 0 0 ̇
=− − …………. (35)
0 0 0 0 ̇
0 0 0 0 0 0 0 0 ̇
Matriks pertama pada persamaan (35) merupakan matriks kekakuan dan matriks
kondisi matriks dapat bervariasi secara signifikan sebagai fungsi kecepatan rotasi.
terletak pada jarak d dari pusat geometri poros seperti pada Gambar 5.
19
Persamaan umum energi kinetik dari massa tak imbang dinyatakan pada persamaan
(36) dan pengaplikasian persamaan Lagrange’s pada persamaan (36) maka akan
sin Ω
̇ − =− Ω …..…………………………...….… (37)
cos Ω
= [ , ] …………………………………...…………….………….. (38)
Persamaan (37) menunjukkan bahwa massa tak imbang berada pada sumbu pada
saat = 0 . Ketika pada suatu industri rotor, pengaruh dari massa tak imbang
berlangsung secara simultan dan perlu mendapat perhatian khusus. Ketika posisi
massa tak imbang pada = 0 dan posisi sudut terhadap sumbu , maka
sin(Ωt + α)
= Ω ………………………………...……….. (39)
cos(Ωt + )
20
Fungsi dan dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan (41) dan (42).
cos
= Ω …………………………………………….…… (41)
− sin
sin
= Ω …………………………………………………… (42)
cos
Secara umum persamaan gerak sistem poros rotor dapat dituliskan pada persamaan
(43).
[ ] ̈ + [ ] ̇ + [ ] = ( ) ……………………………………...…… (43)
akan didapatkan frekuensi pribadi sistem poros rotor sebagai fungsi kecepatan rotor
yang disebut diagram Campbell. Kecepatan putar kritis dapat dilihat juga pada
diagram Campbell, respon akibat eksitasi massa tak imbang, ketidak sejajaran poros
dan lain-lain. Untuk sistem poros rotor bertingkat seperti terlihat pada Gambar 6,
(Lalanne, 1990).
analisis dinamik sistem poros rotor dibandingkan metode langsung. Kelebihan dari
metode pseudo-modal ini adalah dapat mereduksi waktu dan memori yang
dibutuhkan dalam perhitungan sehingga menjadi relatif lebih kecil. Dari kajian
yang telah dilakukan presentase perbedaan harga yang diperoleh dari kedua metode
(Zulhendri, 2001).
Metode pseudo-modal sangat cocok dengan kasus-kasus nyata pada dunia industri
karena umumnya sistem dinamik yang dianalisis memiliki derajat kebebasan yang
22
banyak. Dari persamaan (43), nilai redaman rendah maka mekanisme redaman
tidak diketahui dengan jelas dan dengan alasan redaman tersebut tidak terpasang
pada rotor. Sehingga, persamaan (43) dapat didefinisikan sebagai persamaan basis
̈+ ∗
= 0 …………..…………………………………….……….. (45)
∗
Degan nilai adalah matriks massa dan merupakan matrik kekakuan yang
diperoleh dari nilai , dimana nilai dan diabaikan yang ditunjukkan oleh
bearing yang dilepas. (banyak) modus getar terendah pertama ,….. dari
persamaan (44) didapatkan dengan teknik iterasi, dan jika ditulis dalam bentuk
= ………………………………………….……………………... (47)
Persamaan (47) disubstitusikan ke dalam persaman gerak sistem poros rotor (43)
=2 . ………………………………………………… (49)
Sehingga solusi persamaan gerak sistem poros rotor (43) tanpa gaya eksternal dapat
= …………………………………………….…………………. (51)
[ + + ] = 0 ………………………………….....……………. (52)
Dengan nilai , dan dapat dilihat pada persamaan (53), (54) dan (55).
= = { } …………………………………….……. (53)
{ ∗ }+ ∗∗
= = ……………………….…… (54)
= = { }+ ………………………………………. (55)
∗∗
Nilai dapat dilihat pada persamaan (56).
∗∗ ∗
= − ……………………………………………….…………. (56)
Persamaan (52) dapat ditulis dalam bentuk persamaan matriks ke dalam persamaan
0
= …………………………………..…. (57)
− −
Penyelesaian masalah nilai eigen (eigenvalue) atau frekuensi pribadi dan modus
getar dari persamaan (57) dapat diperoleh dalam besaran yang kompleks.
jika persamaan (58) > 0, maka sistem tidak stabil. Dari hasil yang diperoleh maka
sehingga kecepatan kritisnya dapat diketahui. Respon massa tak imbang didapatkan
Dengan nilai dan dapat diperhatikan pada persamaan (60) dan (61) berikut.
= ………………………………………………………...……. (60)
24
= ……………………………………………………………… (61)
− Ω −Ω = ………………………………….… (63)
Ω − Ω
Penyelesaian persamaan (63) dan dari persamaan (47) diperoleh vektor perpindahan
sebagai berikut.
seperti yang diperlihatkan pada diagram alir penelitian pada Gambar 7. Langkah-
Pada tahap ini pengumpulan data merupakan tahap awal dalam penelitian ini,
karena metode yang digunakan pada penelitian ini untuk mendapatkan data adalah
studi literatur. Dalam tahap ini data-data yang diambil berupa bahan referensi dari
beberapa jurnal yang sudah ada yang berkaitan dengan karakteristik dinamik sistem
poros rotor.
Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah mengkaji teori-teori tentang karakteristik
dinamik dari setiap elemen-elemen sistem poros rotor dengan cara mempelajari
didapatkan persamaan gerak sistem poros rotor bertingkat. Pada kaji analitik ini
sistem poros yang dikaji merupakan sistem poros sederhana dengan membaginya
menjadi beberapa elemen saja. Hasilnya akan dibandingkan dengan sistem poros
Sistem poros rotor merupakan salah satu aplikasi getaran mekanis dengan jumlah
derajat kebebasan banyak (M-DOF). Jika suatu sistem mempunyai jumlah derajat
Perhitungan manual akan sangat panjang dan rumit, oleh karena itu bantuan bahasa
penelitian ini bahasa pemrogram yang digunakan adalah bahasa komputasi teknik
penyempurnaan program sistem poros single rotor yang telah disusun oleh
Mulai
Ya
Penyusuanan Program Sistem Dual
Rotor
Ya
Kesimpulan
5.1 Kesimpulan
Dari simulasi program dan pembahasan yang sudah dilakukan pada bab
1. Penyusunan matriks lokal sistem monorotor dan dual rotor sama, hanya
terdapat perbedaan ketika menyusun matriks global sistem dual rotor yang
2. Kaji analitik untuk mengetahui karkateristik dinamik sistem poros hanya bisa
dilakukan untuk jumlah elemen yang kecil, mengingat matriks global yang
3. Karakteristik dinamik sistem poros rotor seperti putaran kritis, dan respon
massa tak imbang merupakan hal yang sangat penting diketahui untuk dapat
disusun dan harga berdasarkan referensi sekitar 0,11 % - 6,6 % untuk sistem
single rotor, dan 0,15 % - 3,9 % untuk sistem dual rotor. Sedangkan perbedaan
persentase harga terhadap studi kasus model 3D sebesar 0,595% - 4,488%, dan
5. Program komputasi yang dibuat mampu menghemat waktu CPU sebesar 2.093
massa tak imbang sebesar 205.016,53 kali jika dibandingkan dengan hasil studi
kasus.
model 3D, sehingga program komputasi yang sudah dibuat mampu mewakili
5.2 Saran
1. Program komputasi yang sudah disusun ini perlu diterapkan untuk berbagai
gangguan.
4. Pemodelan lebih lanjut untuk sistem dual rotor, dengan pemodelan yang
berbeda seperti menghubungkan sistem rotor dalam dan rotor luar oleh gear.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Fei, Zhong-xiu, Tong, Shi-guang, and Wei, Chao. 2013. Investistigation of The
A. China.
Huang, Y. M., and Ching-Ming, W., 2001, Combined Methodology for Analysis of
Miao, H., Zang, C., and Friswell, M., 2014, Model Updating and Validation of a
Nelson, H. D., 1980, A Finite Rotating Shaft Element Usisng Timashenko Beam
Rao, S. S., 2011, The Finite Element Method in Engineering Fifth Edition.
Yanto, A, dan Hidayat, R., 2014, Analisis Perilaku Dinamik Sistem Poros Rotor
Zulhendri, H., 2001, Studi Perbandingan Metode Modal Testing Klasik dan Modal