Indonesia
Pathology
No. 4
Oktober 2005Majalah Patologi Indonesia
indonesian Journal of Pathology
Terakreditasi B No, 49/DIKTUKep/2003
Daftar Isi
Volume 14 No. 4, Oktober 2005 ISSN 0215 ~ 7284
Sony Sugiharto Telaah Retrospektif: 114
Wirasmi Marwoto Perbandingan Penilaian Grading dan
Ening Krisnuhoni Staging dengan Sistem Knodell dan
METAVIR pada Hepatitis Virus C Kronik
Irianiwati Fibroadenoma of The Breast with Florid 122
Rahmayani Epithelial Cell Hyperplasia
E. Soekarti A Case Report
Soeripto
JL. Peterse
Janti Sudiono Laporan Kasus: 128
Koay C.L. Fibroma Ameloblastik
Imma Hasan
Teguh Kuncoro Laporan Kasus: 134
Transformasi Keganasan Teratoma
Kistik Jinak Ovarium
Indeks 136
Distribusi MPI dilakukan dengan kerjasama PT. ENSEVALLaporan Kesus Fibroma Ameloblatil-
JJonti Sudiono, Koay CL,Ioma Hasan
Laporan Kasus:
esos TT
FIBROMA AMELOBLASTIK
Janti Sudiono*
Koay C.L.?
Irma Hasan*
LBagian Parologh Anatom PAG rah,
Benue Dentol Surgeon (fins, Malays,
3 agian Patol inatoun PX Unter
ABSTRAK
Fibroma ameloblastik merupakan tumor _campur
‘odontogenik yang balk unsur epitelurs maupun unsure
mesenkimnya merupakan jaringan neoplasti, Tumor ini
merupakan varian ameloblastoma yang jarang dijumoai dan
‘menunjukkan prolilerasi epitel odontogenik ke dalam jeringan
igi primitif disertat pembentukan jaringan keras gig) yang
bervariasi. Secara radiclogis, tumor ini tak dapat dibedakan
dengan ameloblastoma. Sebagai tumor yang jarang aumpai,
sebagian esi hanya berupa tahap awel perkembangan
‘edontoma. Fibroma ameloblastik yang tefjadi pada anak laKi
berumur {1 tahun dilaporkan dalara makatah ini
Kata kunel : ameloblastoma, fibroma amolcbiastik, jaringan gigi
primitf, epitel odontogenik
ABSTRACT
Ameloblastic fibroma is considered to be a true mixed
odontogenic tumor in which the epithelial and mesenchymal
tissues are both neoplastic. This tumor is a rare type of
ameioblastoma varian in which odontogenic epilfelium
proliferates into the primitive dental tissue as well as a variaty
of hard dental tissue formation, Radiographically, the
differentiation from ameloblastoma may be impossible, AS an
lancommon tumour, some lesions may only represent the early
developing stage of odontoma, An amelablastic fibroma
occurring m a 11 years young boy is reported,
Key words: ameloblastoma, ameloblastic fioroma, primitive
dental tissue, odontogenic epithelium
PENDAHULUAN
Fibroma ameloblastk merupakan suatu varian,
ameloblasioma yang jarang dijumpat, Tumor ini terjadi karena
adanya proliferasi epitel enamel organ pada bagian aringan
mesenkim papilta dentis dengan derajat induksi dan perubahan
pembentukan jaringan keras gigi yang bervariasi'*, Tumor ini
cenderung terjadi pada usia muda, banyak lesi yang
tecdiagnosis pada dekade perlama dan kedua dan sedikit lebih
banyak pada pria dbanding wanita, Tumor ini sering teyadi
pada _bagian posterior mandibula, mempunyai kapsul dan
mudah dilepaskan dari tulang tetapi dapat _mengalami
rekurensi,
128aporan Kaus: ¥ibroma Ameloblatl
Font Sudiono, Koay CL, ma Hasan
Makalah ini melaporkan kasus fiocoma
ameloblastik yang terjadi pada seorang anak laki
lak berusia 11 tahun,
INFORMASI KASUS
Seorang anak loki -laki berusia 11 tahun
datang ke klinik bedah mulut di Maiaysia dengan
keluhan pembengkakan pada mancibula tanpa
rasa sakit Pembengkakan sudah berlangsung
selama § bulan, Pada pemeriksaan tampak
pembengkakan meluas dari regio kaninus ke tepi
anterior ramus dengan pembengkakan korteks
tuiang bagian bukal dan lingual. Ekspansi ke
arah bukal lebin besar dibanding lingual
Pembengkakan secara klinis tampak padat, tidak
mengalami ulserasi, kulit tampak berwarna
‘normal, tidak ada’ pulsasi, Tidak djumpai
erubahan terhadap rangsangan di regio yang
dipersarafi oleh nevus dentalis inferior.
Gambaran radiologis
Tampak suatu radiclusensi_unilokular
dengan tepi berbatas tegas, Tepi bagian atas
lesi berada di regio kaninus dan moiar serta
miemperlinatkan adanya resorpsi akar - akar gigi
Tepi bawah lesi mengalami ekspansi pada tepi
bawah mandibula. Gigi kaninus dan premolar
kedua belum erupsi dan mahkota premolar
kedua tampak melekat pada lesi radiolusen
Penatalaksanaan kasus
‘Aspiras jarum_—_cilakukan untuk
memastikan bahwa tesi bukan merupekan lesi
hemangiomatous. Sebanyak 1 cc cairan kuning
jerih diaspirasi dari tes
Enukleasi lesi dlilakukan di bawah
anestesi lokal Karena orang tua pendenta tidak
mengiinkan anestesi umum. —Difakukan
enukleasi dengan osteotomi periferal, Pada saat
pengangkatan, lempeng tulang kortikal tis dan
lunak pada bagian bukal, tampak lesi berbantuk
seperti glandular dengan adanya substansi
seperti mukus. Lesi seluruhnya mengisi ruang
mediula dari body mandibula
‘Selama prosedur operasi pengangkatan
tumor, nenwus alveolaris. inferior dllindungi
Jaringan tumor berdiameter 1 cm, konsistensi
dan permukaan seperti kelenjar liur, dimasukkan
ke dalam cairan fiksasi formalin 10% dan dikirim
ke laboratorium —Patologi Anatomi untuk
pemeriksaan histopatologis.
Proses penyembuhan berlangsung balk
dan pada seat pengontrolan seminggu pasca
‘operasi, penderita memperlinatkan respon
sensoris yang baik
129
Gambaran Histopatologis
Gambaran histopatologis jaringan tumor
terdiri dari jaringan kat seluiar yang tersusun
oleh sel bulat dan poligonal (gambar 1).
Komponen epitel lerdvi dart pulau = pulau dan
pita - pita membentuk fapisan sel kubis dan
olumnar, juga diumpai komponen sel yang
menyerupai sel - sel stelat retkulum gigi
Gambaran histopatologis ini sesual dengan
fibroma ameloblastik yang merupakan tumor
yang jarang tered
PEMBAHASAN
Gambaranklnis, radioiogis, dan
histopatoiogis kasus sesuai dengan yang telah
‘dikemukakan oleh sumber kepustakaan terbary
tentang fibroma ameloblastk Tempat prediieks!
fibroma ameloblasti pada mancliul terutama
pada regio posterior®®*’®, hal ini sesuai dengan
asus yang dliaporkan pada makalah ini, Pace
asus ini tidak dltemukan keluhan sekit
penderita, sesuai dengan gejala klasik yang
‘mum terjegi pada ameloblastoma
Gambaran radologis kasus ini tampak
sebagai esi radiolusen besar unilokular dengan
epi sklerotk yang jeles. Gambaran — ini
dibedakan dengan lesi anomali perkembangan
lainnya seperti odontoma atau fibroodontoma
ameloblastik yang radiolusensinya mengandung
sejumniah bahan radiopak.
‘Secara Kiinis, tumor tampak menginvasi
Jempeng kortkal, menunjukkan sifat agresif loka!
tumor. Proses ini terjadi hanya dalam jengka
waktu 5 bulan dan merupakan periode waktu
‘yang singkat. Hal ini membuktikan adanya sifat
Pertumbuhan yang cepat dan agresit Sifat in’
tidak sesuai dengan sifat pertumbuhan klasik
tumor ameloblastoma yang umumnya bersifat
lambat. Adanya ekspansi tulang yang lebih
beral ke regio antero - posterior dibandingkan
dengan buko - lingual, mengindikasikan adanya
resistensi lempeng kortikal ci bagian buko -
Jingual yang _mencegah perluasan tumor.
‘Sebaliknya, tulang kanselus di region antero -
posterior lebinIunak sehingga Kurang dapat
menahan pertumbuhan periuasen tumor ke arah
antero-posterior. Perla dicormati_ bahwa
fekspansi tumor dapat menyebsbkan perforasi
tulang sesudah periode waktu beberapa bulan,
sehingga pemerksaan radiologis yang rutin
periu dlakukan dalam rangka mendeleksi dint
Pettumbuhan ameloblastoma yang progres
Deteksidini in) akan memungkinkan
Pengangkatan tumor tanpa_-memertukanCaporan Kasus Fibroma Ameloblastl
Jat Suiono, Koay CL tema Vasan
tindakan reseksi radikal rahang dengan segala
tindakan rekonstruksi pasca bedah.
Ameloblastoma jarang dijumpai pada
anak usia di bawah 10 tahun, insiden tertinggt
ditemukan pada usia dekade pertama dan
kedua"**”*” Biasanya ditemukan pada usia
dekade ke tiga sampai tujuh. Fibroma
‘ameloblastik umumnya terjadi pada kelompok
umur lebih muda jika dibanding dengan
Penderita ameloblastoma dan jarang ditemukan
ada individu usia di atas 21 tahun. Hal ini
sesuai dengan kasus yang dilaporkan pada
makalah ini yaitu pada penderita berusia 11
tahun.
Penatalaksanaan kasus ini sesuai
dengan yang telah direkomendasikan untuk
Operasi pengangkatan tumor. Enukleasi total
telah dilakukan, namun tepi bawah mandibula
dipertahankan untuk keperiuan estetik dengan
Pertimbangan usia penderita yang masih muda
dan pertimbangan bahwa fibroma amelobiastik
merupakan tumor yang dikenal mempunyai sifat
kurang agresif. Kepada penderita perlu sekali
dijelaskan | bahwa pengontrolan tiap tahun
Giperlukan sampai periode waktu 10 tahun untuk
‘mendeteksi tanda awal rekurensi
Gambaran histopatologiskasus ini
‘menunjukkan tidak adanya pembentukan email
dan dentin, Ini berarti bahwa perubahan induksi
Jaringan mesenkim belum pada tingkatan lanjut
seperti yang terjadi pada fibro odontoma
‘amelobiastik atau odontoma, Komponen epitel
ditemukan dalam bentuk pulau dan pita sel kubis,
‘atau kolumnar dengan jaringan mesenkim yang
Menyerupai_stelat retikulum gigi Komponen
jaringan kat lebih seluler dibanding dengan
ameloblastoma dan disusun oleh sel bulat atau
poligonal
KESIMPULAN
Fibroma ameloblastik merupakan varian
‘ameloblastoma yang jarang dijumpai dan tanpa
gejala dengan predileksi umur pada usia muda
Gambaran histopatologis _diperlukan
Untuk menegakkan diagnosis pasti_ fibroma
ameloblastik yailu dengan ditemukannya
prolferasi epitei odontogenik dalam bentuk
‘atau sarang sel kolumnar di dalam jaringan gi
primitit atau stelat retikulum tanpa pembentukan
jaringan keras gigi seperti email atau pun dentin.
Maja
DAFTAR PUSTAKA
1. Cawson RA, Aids fo Oral Pathology and
Diagnosis. 2" ed., Churchill Livingstone,
Edinburgh, 1986 : 55 - 56
2. Nakamura N, Higuchi Y, Tashiro H, Ohishi
M. Marsupialization of "cystic
ameloblastoma, A clinical “and
histopathologic study of | the growth
Characteristics before and after.
marsupialization. J.Oral Maxillofac. Surg.,
1995, 53 ° 755 - 756,
3. Guinta JL. Oral Pathology. 3"! ed. Decker
Inc., Toronto, 1989 : 148-149
4, Kramer IRH, Pindborg JJ, Shear M
Histological typing of odontogenic tumours.
2" ed. Springer Veriag, 1992 : 11-27
5. Gardner DG. Some current concepts on the
pathology of ameloblastomas. Oral
‘Surg Oral Med.Oral Path. 1998, 82» 660 -
669,
6 Gardner DG. A Pathologist’s Approach to
the Treatment of Ameloblastoma. J Oral
Maxillofac. Surg. 1984, 42 : 161 - 16
7. Regezi JA and Sciubba J. Oral Pathology
Glinico-Pathologic Correlations, 2” ed
‘Saunders, Philadelphia, 1993, 363 - 397.
8 Waldron CA. "Odontogenic cysts and
tumours". “In oral and Maxillofacral
Pathology. Edited by Neville BW, Damm DD,
Allen CM, Bouquot JE. Saunders,
Philadelphia, 1995 - 493 - 497, 516 - 519,
Gambar 1
Tampak se - sel epitel
codontogen mau
fname! organ (bent
ibis ‘atau Tora)
tersusun dalam bent
pulau dan pte
berdekatan dangan'set
‘sel yang menyerupai
sel sel sola ret
igh Gambaran i
‘Sesuai dengan foroma
amelobastik
130