You are on page 1of 20

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN DISIPLIN SEKOLAH

DENGAN PERILAKU BULLYING


PADA REMAJA

Oleh:
FITRI APSARI
S. 300 100 024

NASKAH PUBLIKASI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan


Mencapai derajat Magister Sains Psikologi
Kekhususan Psikologi Pendidikan

Disusun oleh:

FITRI APSARI
S 300 100 024

PROGRAM MAGISTER SAINS PSIKOLOGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

i
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN DISIPLIN SEKOLAH
DENGAN PERILAKU BULLYING
PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan


Mencapai derajat Magister Sains Psikologi
Kekhususan Psikologi Pendidikan

Disusun oleh:

FITRI APSARI
S 300 100 024

PROGRAM MAGISTER SAINS PSIKOLOGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

ii
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN DISIPLIN SEKOLAH
DENGAN PERILAKU BULLYING
PADA REMAJA

Disusun oleh:

FITRI APSARI
S 300 100 024

Telah disetujui untuk dipertahankan


Didepan Dewan Penguji oleh:

Pembimbing Utama

Dr. Yadi Purwanto, MM, MBA, Psi Tanggal 27 April 2013

iii
RELATIONS BETWEEN SELF ESTEEM AND SCHOOL DISCIPLINE
WITH BULLYING ON ADOLESCENT

Abstraction

Violence phenomenon at school which is done by peers, often emerged in


Indonesia. Student’s violences which is sistematically done then called bullying.
There was a lot of time and observations needed to handle bullying, so some cases
need to be solved by multidisciplines way (Balhaqi & Sugiarmin, 2008).
Discipline were due to parent-child relationship and teacher-student relationship.
Anti-Bullying National Workshop (2008) said that low self esteem was one of the
way how someone could be a bullying subject.
The study examined relations between self esteem and scool discipline
with bullying on adolescent. Participants included 81 IX’s grade students of
MTsN Tinawas Nogosari. Questionarres were made to measure. Anava one way
method and regression were used in this study to analyze and find the dynamic of
all variables.
Based on the calculation, correlation coeffisien was R=0,58;
Fregression=25,119;p=0,0000(p˂0,01). This measure showed that there was a
significant relation between self esteem and scool discipline with bullying on
adolescent. Self esteem and scool discipline could be a predictor for bullying.
Bullying on adolescent at scool was dominated by male students. Male
subjects who got involved with bullying were 30,30% and female subjects were
24,97%. Bullyings at school were appropriate with the categories, which is 34,6%
verbal bullying, 24,69% cyber bullying, 22,2% social bullying, and 18,5%
physical bullying.

Key word: self esteem, school discipline, bullying.

iv
PENDAHULUAN Guru-guru banyak mengatakan
Kebijakan pemerintah dalam mereka telah disakiti secara verbal,
dunia pendidikan bertujuan untuk diancam secara fisik atau diserang
mencerdaskan bangsa. Kebijakan oleh siswa (Santrock, 2007).
tersebut meliputi aspek yang Peneliti melaporkan hasil dari
dinamis, seperti budaya, kondisi observasi yang dilakukan dalam
sosial ekonomi, bahkan politik, rentang waktu selama ± 1 minggu
ekonomi, dan keamanan, sehingga dari tanggal 22 Oktober sampai 29
akan selalu rentan dalam perbedaan november 2012 mendapati data
dan kontroversi sejalan dengan seperti berikut: ejekan, cemooh,
perkembangan masyarakat. pengucilan, pemukulan, tendangan,
Tujuan pendidikan telah ataupun dorongan, sedikitnya sekali
dirumuskan dengan sangat baik, dalam seminggu.
tetapi hal itu tidak otomatis tidak Terlebih lagi Kasus adanya
terjadi permasalahan didunia Geng antar kelas yang melakukan
pendidikan. Permasalahan didunia kekerasan terhadap adik kelasnya.
pendidikan meliputi fasilitas sekolah Geng yang beranggota anak-anak
yang kurang menunjang sehingga perempuan ini sudah ada sejak se-
proses kegiatan belajar mengajar tahun lalu dan sering menggencet
terhambat, selain itu permasalahan orang-orang yang tidak mereka
yang ringan seperti mencontek saat sukai. Intinya, geng ini akan ikut
ujian sampai perkelahian atau campur dengan orang-orang yang
pemukulan yang berakibat kematian. sebenarnya tidak berhubungan
Permasalahan kekerasan di dengan siswa tersebut, tapi dengan
lingkungan pendidikan atau sekolah anggota geng tersebut
ini telah menunjukkan angka yang Berdasarkan uraian diatas
sangat memprihatinkan, 16% siswa masalah penyimpangan perilaku
kelas akhir mengatakan bahwa anak didik yang perlu
mereka pernah diancam dengan penanggulangan secepatnya, hal
senjata di sekolah, 7% mengatakan tersebut bisa dilakukan dengan cara
mereka telah dilukai dengan senjata. mengidentifikasi penyebab

1
penyimpangan perilaku tersebut. anak didik mengenai tingkah laku
Penyimpangan sikap muncul karena mana yang dinilai baik dan mana
adanya perbedaan persepsi atau yang tidak. Metode disiplin yang
pandangan terhadap sikap anak itu bisa diterapkan sekolah salah satunya
sendiri. Perbedaan persepsi inilah dengan penertiban terhadap aturan
yang dapat menimbulkan kesulitan sekolah.
dalam perkembangan anak. Proses Aturan atau tata tertib
sosialisasi dibutuhkan anak didik sekolah merupakan salah satu alat
untuk membawa kearah pemenuhan untuk melatih anak didik
apa yang dihadapkan oleh mempraktekkan disiplin di sekolah.
lingkungannya dari dirinya yaitu Tata tertib dan disiplin sekolah harus
keluarga, sekolah dan masyarakat. diusahakan menunjang dinamika
Penanganan perilaku bullying sekolah dalam semua kegiatannya,
membutuhkan banyak waktu dan karena secara eksplisit mencakup
pengawasan sehingga pada beberapa sanksi-sanksi yang akan diterima jika
kasus perlu ditangani dengan cara terjadi pelanggaran terhadap
multidisiplin (Baihaqi dan ketentuan-ketentuan yang telah
Sugiarmin, 2008). Disiplin ditetapkan sekolah.
merupakan aspek dari hubungan Tulus (2004) berpendapat
orang tua dan anak, maupun bahwa disiplin merupakan kesadaran
hubungan guru dan anak didik. diri yang muncul dari batin terdalam
Harapan dengan adanya penanaman untuk mengikuti dan menaati
disiplin bagi anak didik agar mereka peraturan-peraturan, nilai-nilai dan
dapat memahami bahwa disiplin itu hukum yang berlaku dalam satu
perlu agar dapat hidup serasi dengan lingkungan tertentu. Kesadaran itu
lingkungannya. Lembaga sekolah antara lain, kalau dirinya berdisiplin
harus menggunakan metode-metode baik maka akan memberi dampak
disiplin agar tidak mematuhi yang baik bagi keberhasilan dirinya
keinginan tuntutan pendidikan pada masa depannya.
semata. Pendidik harus dapat Peraturan ini bermaksut
menunjukkan secara konsisten pada untuk mengurangi jumlah perilaku

2
bullying. Menurut Swearer dkk diri sendiri dan sekolah, akibatnya
(dikutip Bauman dan Rio, 2006) prestasi anak didalam sekolah
menemukan bahwa baik pelaku menurun, dan aktualisasi anak
maupun korban bullying memiliki disekolah menurun. Harga diri yang
harga diri yang rendah. positif dan disiplin sekolah yang
Coopersmith (Harre dan tinggi dapat meminimalkan perilaku
Lamb, 1996) menyatakan bahwa bullying di dalam diri remaja,
harga diri adalah penilaian yang sehingga tingkat perilaku bullying
tentang dirinya. Hal itu menyatakan yang terjadi pada remaja dapat
sikap menyetujui atau tidak dihilangkan.
menyetujui, dan menunjukkan sejauh
mana orang menganggap dirinya TUJUAN PENELITIAN
mampu, berarti, sukses dan berharga. Adapun tujuan dari penelitian ini
Chaplin (2001) menyatakan bahwa adalah :
harga diri adalah penilaian diri yang 1. Mengetahui adanya hubungan
dipengaruhi oleh sikap interaksi, antara harga diri dan disiplin
penghargaan dan penerimaan orang sekolah dengan perilaku bullying
lain terhadap individu. Harga diri pada remaja.
merupakan kunci terpenting dalam 2. Mengetahui adanya hubungan
pembentukan perilaku seseorang antara harga diri dengan perilaku
karena harga diri ini dapat bullying pada remaja.
berpengaruh pada proses berfikir, 3. Mengetahui adanya hubungan
keputusan-keputusan yang diambil, antara disiplin sekolah dengan
dan nilai-nilai tujuan individu. perilaku bullying pada remaja.
Kenyataan yang terjadi nilai- 4. Mengetahui bentuk-bentuk
nilai sosial disekolah semakin lama perilaku bullying pada remaja.
semakin menurun, banyak remaja 5. Mengetahui perilaku bullying
melakukan tawuran, tidak peduli ditinjau dari jenis kelamin.
dengan teman, tidak menghormati MANFAAT PENELITIAN
orang tua, serta sering melakukan Manfaat yang ingin dicapai dalam
perbuatan-perbuatan yang merugikan penelitian ini adalah :

3
1. Bagi partisipan baik yang positif kepada anak agar anak
mengikuti maupun yang tidak menunjukkan kemampuannya.
mengikuti, diharapkan hasil 4. Bagi ilmu pengetahuan
penelitian dapat memberikan khususnya bidang psikologi
sumbangan informasi mengenai pendidikan hasil-hasil penelitian
pentingnya harga diri dan metode ini akan memberikan gambaran
kesiplinan agar tidak terjadinya dan informasi serta menambah
perilaku bullying pada remaja khasanah penelitian khususnya
kepada anak agar tidak terjadinya yang berkaitan dengan
perilaku bullying. pentingnya harga diri dan disiplin
2. Bagi kepala sekolah dan guru, sekolah terhadap perilaku
diharapkan penelitian ini dapat bullying.
memberikan informasi mengenai 5. Bagi Peneliti Lain, penelitian ini
menanamkan harga diri secara diharapkan dapat memberikan
positif untuk membentuk masukan bagi ilmuwan psikologi
kepribadian anak agar dapat khususnya psikologi pendidikan,
menilai diri secara positif serta yang nantinya penelitian ini dapat
adanya metode kesiplinan untuk dijadikan masukan bagi peneliti-
mengkomunikasikan masalah peneliti lain yang ingin meneliti
anak, agar supaya siswa mampu jenis bidang yang sama.
menunjukkan sikap positif dan TINJAUAN PUSTAKA
terhindar dari perilaku bullying. A. Perilaku Bullying
3. Bagi orang tua diharapkan hasil 1. Pengertian Perilaku Bullying
penelitian ini dapat memberikan Olweus (Flynt & Morton,
informasi mengenai disiplin 2006) mengartikan bullying sebagai
sekolah terhadap penanaman suatu perilaku agresif yang diniatkan
kedisiplinan, sehingga orangtua untuk menjahati atau membuat
dapat memberlakukan individu merasa kesusahan, terjadi
kedisiplinan yang maksimal, serta berulang kali dari waktu ke waktu
menanamkan harga diri secara dan berlangsung dalam suatu
hubungan yang tidak terdapat

4
keseimbangan kekuasaan atau pelaku bullying dan korbannya.
kekuatan di dalamnya. Contoh-contoh bullying fisik
Tindakan penculikan, antara lain: memukul,
penganiayaan bahkan intimidasi atau menendang, mendorong, merusak
ancaman halus bukanlah sekedar benda-benda milik korban
masalah kekerasan biasa. Tindakan (termasuk tindakan pencurian).
ini disebut bullying, karena tindakan b. Bullying verbal atau tertulis
ini sudah bertahun-tahun dilakukan Bullying verbal ini adalah
secara berulang, bersifat regeneratif, jenis bullying yang juga bisa
menjadi kebiasaan atau tradisi yang terdeteksi karena bisa tertangkap
mengancam jiwa korban, bullying indra pendengaran. Contoh-
oleh Pearce (Yayasan SEJIWA, contoh bullying verbal:
2008) diidentifikasikan sebagai suatu mengolok-olok nama panggilan,
perilaku yang tidak dapat diterima melecehkan penampilan,
dan kegagalan untuk mengatasi mengancam, menakut-nakuti.
tindakan bullying akan menyebabkan c. Bullying sosial
tindakan agresi yang lebih jauh. Bullying jenis ini adalah
2. Bentuk-bentuk bullying bullying paling berbahaya karena
Bentuk-bentuk bullying tidak terlihat kasat mata dan
secara umum. Ada beberapa bentuk terdengar jika korban tidak cukup
bullying, tapi secara umum praktik- awas mendeteksinya. Praktik
praktik bullying dapat bullying ini terjadi diam-diam dan
dikelompokkan ke dalam empat diluar pemantauan. Contohnya:
kategori: bullying fisik, bullying menyebar gossip, rumor,
verbal, bullying sosial dan cyber mempermalukan didepan umum,
bullying (Priyatna, 2010). dikucilkan dari pergaulan, atau
a. Bullying fisik menjebak seseorang hingga
Bullying fisik adalah jenis dituduh melakukan tindakan
bullying yang kasat mata, tersebut.
siapapun dapat melihatnya karena d. Cyber bullying atau elektronik
terjadi sentuhan fisik antara

5
Cyber bullying adalah jenis 1) Kurangnya kehangatan dan
bullying yang terjadi di dunia tingkat kepedulian orang tua yang
maya atau melalui fasilitas rendah terhadap anaknya.
eletronik. Misalnya: 2) Pola asuh orang tua terlalu
mempermalukan orang dengan permisif sehingga anak menjadi
menyebar gossip di jejaring sosial bebas melakukan tindakan apapun
internet (missal: Facebook, yang dia mau atau sebaliknya.
Friendster, Twiter, dll), menyebar 3) Pola asuh yang terlalu keras
foto pribadi tanpa izin pemiliknya sehingga anak menjadi akrab
diinternet atau membongkar dengan suasana yang mengancam.
rahasia orang lain lewat internet 4) Kurangnya pengawasan orang tua.
dan sms. 5) Sikap orang tua yang suka
3. Faktor-faktor yang memberi contoh perilaku bullying,
mempengaruhi Bullying baik disengaja ataupun tidak.
Menurut Priyatna (2010) 6) Pengaruh dari perilaku saudara-
tidak ada penyebab tunggal dari saudara kandung dirumah.
bullying. Ada beberapa faktor yang b. Faktor Resiko dari Pergaulan
terlihat dalam hal ini, baik itu faktor 1) Suka bergaul dengan anak yang
pribadi anak itu sendiri, faktor biasa melakukan tindakan
keluarga, lingkungan bahkan bullying.
sekolah, semua memiliki peran 2) Bergaul dengan anak yang suka
terjadi bullying. Fakor-faktor dengan tindakan kekerasan.
tersebut baik yang bersifat individu 3) Anak agresif yang berasal dari
maupun kolektif, memberi kontribusi status sosial tinggi dapat saja
kepada seseorang anak sehingga menjadi pelaku bullying demi
akhirnya anak melakukan tindakan mendapatkan penghargaan dari
bullying. Faktor-faktor tersebut kawan-kawan sepergaulannya.
adalah: 4) Anak yang berasal dari status
a. Faktor Risiko dari Keluarga sosial yang rendah pun dapat saja
menjadi pelaku tindakan bullying
demi mendapatkan penghargaan

6
dari kawan-kawan Santrock (2007) menjelaskan
dilingkungannya. bahwa harga diri merupakan evaluasi
c. Faktor-faktor lain terhadap dirinya sendiri secara
1) Bullying akan tumbuh subur di positif atau negatif. Evaluasi ini
sekolah, jika pihak sekolah tidak memperlihatkan bagaimana individu
menaruh perhatian pada menilai dirinya sendiri dan diakui
tindakan tersebut. atau tidaknya kemampuan dan
2) Banyaknya contoh perilaku keberhasilan yang diperolahnya.
bullying dari beragam media Penilaian tersebut terlihat dari
yang biasa dikonsumsikan anak, penghargaan terhadap keberadaan
seperti: televise, film maupun dan keberartian dirinya. Individu
video game. yang memiliki harga diri positif akan
3) Ikatan pergaulan antar anak menerima dan menghargai dirinya
yang salah arah sehingga mereka sendiri apa adanya.
menganggap bahwa anak lain Menurut Minchinton
yang mempunyai karakteristik (Widiharto, Sandjaja, Eriany: 2010).
berbeda dari kelompoknya Menyebutkan bahwa harga diri
berbeda dari kelompoknya merupakan penilaian atau perasaan
dianggap musuh yang mengenai diri kita sendiri sebagai
mengancam. manusia berdasarkan penerimaan
4) Pada sebagain anak remaja putri, akan diri dan tingkah laku sendiri,
agresi sosial terkadang dijadikan maupun berdasarkan keyakinan akan
alat untuk menghibur diri. bagaimana diri kita. Perasaan
Terkadang juga digunakan mengenai diri sendiri ini
sebagai alat untuk mencari berpengaruh pada bagaimana kita
perhatian dari kawan-kawan berhubungan dengan orang lain
yang dianggap sebagai disekitar kita dan aspek-aspek lain
saingannya. dalam kehidupan.
B. Harga Diri 2. Faktor-Faktor Yang
1. Pengertian harga diri Mempengaruhi Harga Diri

7
Harga diri yang dimiliki oleh peraturan tersebut, dan 8)
seseorang dapat dipengaruhi oleh memberikan kebebeasan pada
beberapa faktor baik yang berasal anak.
dari dalam maupun dari luar individu b. Kelas sosial
menurut (Muhammad 1999) “Harga Kelas sosial remaja yang
diri seseorang dipengaruhi oleh ditandai oleh status sosial
penampilan fisik dan penerimaan orangtua merupakan salah satu
sosial teman sebaya. faktor yang mempengaruhi dari
Ada beberapa faktor yang harga diri individu.
mempengaruhi harga diri (self- c. Teman sebaya
esteem) individu menurut pendapat Menurut Santrock (2007)
beberapa ahli, diantaranya adalah: terdapat suatu penelitian yang
a. Pola asuh Orangtua menunjukkan bahwa pengaruh
Beberapa penelitian teman sebaya lebih tinggi pada
menunjukkan bahwa pola asuh individu, meskipun orangtua juga
orangtua memiliki kaitan erat merupakan faktor yang penting
dengan harga diri individu. dalam mempengaruhi harga diri
Adapun beberapa cirri pola asuh individu.
orangtua yang dapat 3. Aspek-aspek harga diri
meningkatkan harga diri individu Aspek-aspek harga diri
menurut Santrock (2007) adalah menurut Coopersmith (Ghufron
1) ekspresi akan rasa kasih & Risnawati, 2010) :
sayang, 2) perhatian terhadap a. Proses belajar.
masalah yang dihadapi anak, 3) b. Penghargaan.
keharmonisan keluarga, 4) c. Penerimaan.
partisipasi dalam aktivitas d. Interaksi dengan lingkungan.
bersama keluarga, 5) kesediaan C. Disiplin Sekolah
dalam memberi pertolongan yang 1. Pengertian Disiplin
kompeten dan terarah, 6) Menurut Salladien
menerapkan peraturan yang jelas (Sutrisno, 2009), disiplin berasal
dan adil, 7) mematuhi peraturan- dari bahasa latin, diciplina yang

8
diambil dari kata discere yang sendiri muncul dari dalam jiwa
maknanya belajar. Istilah ini karena adanya dorongan untuk
berkembang menjadi instruksi menaati tata tertib tersebut.
hukuman dalam pengertian Dengan demikian dapat dipahami
mendidik, kepatuhan akan norma, bahwa disiplin adalah tata tertib,
dan peraturan, termasuk tata yaitu ketaatan (kepatuhan) pada
tertib. Sejalan dengan itu, Ahmadi peraturan tata tertib dan
(Sutrisno, 2009) mengemukakan sebagainya.
bahwa kata disiplin semula dari 2. Faktor Pembentukan Disiplin
sinonim dengan pendidikan. Menurut Sumarno (2008)
Pengertian selanjutnya, disiplin faktor dominan yang
merupakan kontrol terhadap mempengaruhi dan membentuk
kelakuan, baik oleh suatu disiplin individu ada tujuh hal,
kekuasaan luar, ataupun oleh antara lain: mengikuti dan
individu sendiri. Selanjutnya menaati peraturan, kesadaran, diri,
Salladien mengemukakan bahwa alat pendidikan, hukuman,
disiplin merupakan kepatuhan teladan, lingkungan berdisiplin
kepada hukum, norma, atau tata dan latihan berdisiplin.
tertib yang umum berlaku a. Kesadaran diri
dimasyarakat. b. Pengikutan dan ketaatan
Disiplin adalah c. Alat pendidikan untuk
mengajarkan anak untuk memiliki mempengaruhi mengubah,
dan bertanggung jawab atas membina dan membentuk
perilaku mereka didalam konteks perilaku yang sesuai dengan
penghormatan atas hak-hak nilai-nilai yang ditentukan atau
mereka menurut Rogers (Suryadi, diajarkan.
2004). Sedangkan menurut d. Hukuman sebagai upaya
Djamarah (2008), disiplin adalah menyadarkan, mengoreksi dan
suatu tata tertib yang dapat meluruskan
mengatur tantanan kehudapan e. Teladan yang berupa perbuatan
pribadi dan kelompok. Disiplin dan tindakan

9
f. Disiplin seseorang dapat juga penyelenggaraan pendidikan
dipengaruhi oleh lingkungan mempunyai tugas untuk
g. Disiplin dapat dicapai dan melindungi siswa dari intimidasi,
dibentuk melalui proses latihan penyerangan, kekerasan atau
dan kebiasaan. gangguan. Dalam undang-undang
D. Hubungan Antara Harga Diri tentang perlindungan anak
dan disiplin sekolah dengan tersebut yang dimaksud dengan
Perilaku Bullying pada Remaja anak adalah seseorang yang
Tindakan bullying masih belum berusia 18 (delapan belas)
kurang diberi perhatian bagi tahun, termasuk anak yang masih
pihak sekolah karena dilakukan dalam kandungan hal ini
secara tersembunyi dan banyak tercantum pada pasal 1 ayat 1.
orang yang menganggap bahwa Jika tindakan bullying
bullying merupakan hal biasa dan dilakukan, maka dapat
tidak perlu dipermasalahkan. berdampak negatif pada kondisi
Padahal dalam UU RI no 23 fisik bahkan psikologis korban.
tahun 2002 tentang perlindungan Menurut Sullivan dan Cleary
anak dinyatakan bahwa ”anak di (2004), korban cenderung
dalam dan di lingkungan sekolah menjadi pencemas dan takut,
wajib dilindungi dari tindakan tidak senang berada di sekolah
kekerasan yang dilakukan oleh karena merasa dikucilkan atau
guru, pengelola sekolah atau diasingkan, ditolak oleh teman-
teman-temannya di dalam teman sebayanya, hanya
sekolah yang bersangkutan atau mempunyai sedikit teman. Hal
lembaga pendidikan lainnya”. ini dapat berpengaruh pada rasa
Hal ini berarti, siswa mempunyai belonging individu tersebut, yaitu
hak untuk mendapat pendidikan perasaan menjadi bagian dari
dalam lingkungan yang aman dan suatu kelompok, diterima dan
bebas dari rasa takut. Pengelola dihargai oleh anggota kelompok
sekolah dan pihak lain yang lain (Kostelnik, 2002). Individu
bertanggung jawab dalam akan memiliki nilai yang positif

10
akan dirinya bila ia mengalami E. Hipotesis
perasaan diterima atau menilai Berdasarkan uraian yang
dirinya sebagai bagian dari telah dikemukakan di atas maka
kelompoknya. Namun, individu penulis mengemukakan
akan memiliki nilai yang negatif hipotesisnya sebagai berikut :
tentang dirinya bila ia mengalami ”Ada hubungan antara harga diri
perasaan tidak diterima. dan disiplin sekolah dengan
Soeharto (Tulus 2004) perilaku bullying pada remaja”.
menyebutkan tiga hal mengenai METODE PENELITIAN
disiplin, yaitu disiplin sebagai Variable yang digunakan
latihan, disiplin sebagai dalam penelitian ini adalah harga
hukuman, dan disiplin sebagai diri, disiplin sekolah sebagai variable
alat pendidikan. 1) Disiplin bebas dan perilaku bullying sebagai
sebagai latihan untuk menuruti variable tergantung.
kemauan seseorang. Jika Subjek dalam penelitian ini
dikatakan melatih untuk adalah siswa MTsN Tinawas
menuntut berarti jika seseorang Nogosari Boyolali, kelas IX dengan
memberi perintah, orang lain jenis kelamin laki-laki dan
akan menuruti perintah itu. 2) perempuan dengan total 81 siswa.
Disiplin sebagai hukuman. Bila Penelitian ini menggunakan
seseorang berbuat salah, harus metode angket yakni berupa skala
dihukum. Hukuman itu sebagai harga diri berdasarkan aspek-aspek
upaya mengeluarkan yang jelek yang dikemukakan oleh Coopersmith
dari dalam diri orang itu sehingga (Ghufron & Risnawati, 2010) antara
menjadi baik. 3) Disiplin sebagai lain: proses belajar, pengahargaan,
alat untuk mendidik. Seorang penerimaan,interaksi dengan
anak memiliki potensi untuk lingkungan.
berkembang melalui interaksi Sedangkan skala disiplin
dengan lingkungan untuk sekolah berdasarkan aspek-aspek
mencapai tujuan. yang dikemukakan Hurlock (2008)

11
yaitu peraturan, hukuman, Perilaku bullying pada remaja
penghargaan, konsistensi. di sekolah lebih banyak didominasi
Skala perilaku bullying oleh siswa laki-laki dibandingkan
berdasarkan pada aspek-aspek perempuan. Subjek laki-laki yang
perilaku bullying yang dikemukakan terlibat perilaku bullying sebanyak
Priyatna (2010) yaitu bullying fisik, 30,30% dan subjek perempuan
bullying verbal, bullying sosial, dan sebanyak 24,97%. Hal ini sesuai
bullying cyber. teori yang dikemukakan oleh Dagun
Analisis data yang digunakan (1992) bahwa adanya perbedaan sifat
adalah analisis stastistik dengan antara laki-laki dan perempuan,
Anava satu jalur sedangkan untuk diantaranya : perempuan memiliki
mengetahui dinamika antar variabel tendensi tingkah laku yang sangat
menggunakan regresi ganda. pasif, tidak senang kompetisi, kurang
HASIL DAN PEMBAHASAN terbuka, lebih subjektif, sedangkan
Hasil analisis data laki-laki lebih tegas dan lebih aktif,
menyatakan bahwa: (1) Ada suka dengan kompetisi,
hubungan yang sangat signifikan mengarahkan diri ke dunia luar, dan
antara harga diri dan disiplin sekolah lebih objektif sehingga perilaku
dengan perilaku bullying; (2) Ada bullying lebih didominasi oleh
hubungan negatif yang sangat subjek laki-laki disbanding
signifikan antara harga diri dengan perempuan. Alasan mengapa anak
perilaku bullying. Semakin tinggi laki-laki cenderung lebih agresif
harga diri maka semakin rendah secara psikologis dijelaskan hal ini
perilaku bullying; (3) Ada hubungan terkait dengan kebutuhan mereka
negatif yang sangat signifikan antara untuk menunjukkan kekuatannya
disiplin sekolah dengan perilaku secara fisik, tetapi faktor secara
bullying. Semakin tinggi disiplin biologis juga harus tetap
sekolah maka semakin rendah diperhatikan (Obrdalj dan Rumboltd,
perilaku bullying. Berdasarkan hasil 2008).
tersebut maka hipotesis yang Berdasarkan hasil
diajukan dapat diterima. perhitungan diperoleh nilai koefisien

12
korelasi R = 0,581, Fregresi = melakukan kejahatan bersama
25,119; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil kelompok tersebut.
ini menunjukkan ada hubungan yang Rasa belonging dan worth
sangat signifikan antara harga diri merupakan bagian dari komponen
dan disiplin sekolah dengan perilaku harga diri. Menurut Curry dan
bullying pada remaja. Artinya Johnson (Kostelnik, 2002), harga diri
variabel harga diri dan disiplin adalah komponen evaluasi diri
sekolah dapat digunakan sebagai dengan membuat penilaian positif
prediktor untuk memprediksikan dan negatif tentang diri sendiri.
perilaku bullying. Menurut Xin Ma Seseorang yang mengembangkan
(Sanders, 2004) yang mengatakan penilaian positif tentang dirinya
bahwa tindakan bullying lebih berarti memiliki harga diri yang baik,
mungkin terjadi di dalam lingkungan tetapi jika seseorang
sekolah daripada di jalan dari atau ke mengembangkan penilaian negatif
sekolah. Penelitian lain mengatakan tentang dirinya sendiri berarti
bahwa tindakan kekerasan tersebut memiliki harga diri yang buruk.
terjadi lebih sering ketika jam makan Jika seseorang memiliki
siang atau istirahat (Seals & Young, harga diri yang buruk, maka rentan
2003). pada dampak kejadian atau peristiwa
Harga diri telah lama diduga sehari-hari, secara emosi dan afektif
berhubungan dengan penyebab tidak stabil, bereaksi dengan negatif
seseorang melakukan kejahatan yang terhadap kehidupan yang sukses dan
bias saja berulang kembali. Hasil bahagia, konsep diri yang tidak
dari penelitian yang dilakukan ini konsisten, dan tidak stabil, orientasi
melihat bagaimana harga diri pelaku pada motivasi self protective,
kejahatan. Bahwa peneliti memiliki perasaan inferior, takut
menemukan di dalam sebuah geng gagal dalam membina hubungan
kejahatan, seseorang akan sosial, terlihat sebagai orang yang
memperoleh status (penghargaan) putus asa dan depresi, merasa
yang tinggi sebagai reward dari diasingkan dan tidak diperhatikan,
kurang dapat mengekspresikan diri.

13
Hal ini dikarenakan penilaian diri diambil barang (pencurian). Secara
seseorang akan dirinya buruk atau fisik bullying dapat berupa
tidak baik. Penilaian tentang diri ditendang, dipukul, dihantam,
sendiri ini dipengaruhi oleh digaruk atau dicakar, diludahi,
lingkungan dimana individu berada, dijambak rambut, dilempar batu, ada
di rumah maupun di sekolah dan pula physical bullying secara tidak
bagaimana individu diperlakukan. langsung seperti hasutan sehingga
Perilaku bullying yang sering dilukai atau diserbu.
terjadi disekolah tersebut sesuai Hasil tersebut menunjukkan
dengan kategorisasi yaitu perilaku bullying serta pihak-pihak yang
bullying verbal 34,6 dan cyber terlibat di dalamnya terdapat di
24,69%, sosial 22,2% dan yang ketiga kategori sekolah. Artinya,
terakhir ada perilaku bullying fisik baik sekolah berkategori tinggi,
18,5%. Intensitas yang sering dengan sedang maupun rendah sama-sama
berbagai bentuk bullying secara berpotensi memunculkan pelaku
verbal berupa diperas uang atau hak bullying. Berdasarkan analisis
milik orang lain, intimidasi umum indikator latar belakang sekolah serta
atau diancam dengan kekerasan, hasil wawancara sebagaimana yang
dipanggil nama panggilan, diolok- telah dilakukan sejak tahap pra
olokan, rasisme, dicaci-maki, survai, tampak bahwa
disindir, digosipkan dengan berita kecenderungan terjadinya bullying di
bohong dan rumor yang jahat. ketiga kategori sekolah tersebut
Sedangkan secara Non verbal disebabkan belum adanya peraturan
bullying berupa disembunyikan yang secara eksplisit memberikan
barang, diabaikan, ditolak, dan perhatian terhadap peristiwa
diasingkan, dikirim (sering tidak bullying, di samping itu, kurangnya
menulis nama) surat kaleng, dan pemahaman serta kesadaran para
tidak disukai orang lain karena pendidik tentang bullying juga
hasutan. Selanjutnya, dirusak barang tampaknya turut membantu
berupa disobek pakaian, dirusak menumbuh suburkan terjadinya
buku, dihancurkan barang milik dan bullying di sekolah (Yayasan

14
SEJIWA, 2006). Dengan kata lain, 3. Ada hubungan negatif yang
baik di sekolah yang berkategori sangat signifikan antara disiplin
tinggi, sedang maupun rendah, sekolah dengan perilaku
potensi siswa untuk menjadi korban bullying. Semakin tinggi disiplin
ataupun pelaku tetap ada, terlebih sekolah maka semakin rendah
bila sekolah tersebut belum memiliki perilaku bullying.
aturan serta kebijakan yang tepat 4. Bentuk perilaku bullying yang
dalam menangani bullying. menonjol di sekolah tersebut
Fungsi kedisiplinan secara adalah bullying verbal, cyber
individual dapat mengatur pergaulan bullying, sosial, dan bullying
di sekolah menjadi teratur, tidak ada fisik.
yang berkelakuan dan bersikap 5. Perilaku bullying ditinjau dari
semaunya sendiri. Pelaksanaan tata jenis kelamin yang lebih tinggi
tertib kedisiplinan bisa berjalan baik terjadi pada laki-laki
apabila tata tertib tersebut dibandingkan dengan
disosialisasikan kepada anak didik, perempuan.
harus ada pengawasan tentang DAFTAR PUSTAKA
Baihaqi, MIF dan Sugiarmin, M.
dilaksanakan atau tidaknya secara
(2008). Memahami dan
intensif dan apabila terjadi Membantu Anak ADHD.
Bandung: Pt Refika Aditama.
pelanggaran harus ada tindakan.
SIMPULAN Chaplin,J.P.2001. Kamus Lengkap
Psikologi. Jakarta: Raja
1. Ada hubungan yang sangat
Grafindo Persada.
signifikan antara harga diri dan
Djamarah, S. B. 2008. Rahasia
disiplin sekolah dengan perilaku
Sukses Belajar. Jakarta: PT.
bullying pada remaja. Rineka Cipta.
2. Ada hubungan negatif yang
Flynt, S.W. Morton, R.C. 2006.
sangat signifikan antara harga Albama Elemtary Principals’
Perception of Bullying.
diri dengan perilaku bullying.
Education, 2, 187-191.
Semakin tinggi harga diri maka
Ghufron, Nur. M. & Risnawita, Rini.
semakin rendah perilaku
2010. Teori-Teori Psikologi.
bullying. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

15
Tulus Tu’u. 2004. Peran Disiplin
Harre, R. & Lamb, R. 1996. dasar Konseptual Bimbingan
Ensiklopedi Psikologi dan Konseling Islami.
Pembahasan & Evaluasi Yogyakarta: UII Press.
Lengkap Berbagai topic, teori,
riset dan penemuan baru Widiharto, A. C. Sandjaja, S. S, &
dalam ilmu psikologi. Editor: Erian. jcy, P. 2010. Perilaku
Danuyasa Asih Wardji. Bullying Ditinjau Dari Harga
Jakarta: Arcan. Diri Dan Pemahaman Moral
Anak. Semarang: Procceding
Muhammad, Nur. 1999. Psikologi UNIKA
Perkembangan Selama Anak- Soegijapranata.
anak dan Remaja.
Surabaya:University Press. Yayasan Semai Jiwa Amini. 2008.
Bullying : Mengatasi
Priyatna, A. 2010. Lets End Kekerasan di Sekolah dan
Bullying: Memahami, Lingkungan. Jakarta: PT.
Mencegah dan Mengatasi Gramedia.
Bullying. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.

Santrock, John W. 2007.


Adollescence: Perkembangan
Remaja (diterjemahkan oleh
Shintho B. Adelar dan Sherly
Saragih). Jakarta: Erlangga.

Setiawati, R. O. 2010. Waspadalah


Harga Diri Anak Rendah
Karena Bullying. Majalah
Psikologi Plus. Vol. IV No. 7
hal 12-16 Januari 2010.

Surayadi, 2006. Kiat Jitu dalam


Mendidik Anak. Jakarta:
Penerbit Mahkota.

Sutrisno, Heru. 2009. Kasus Perilaku


Pelanggaran Disiplin Siswa Di
Sekolah Ditinjau Dari
Kerangka Teori Sosiologi
Fungsionalisme. Jurnal
Pendidikan Inovatif. Jilid 4,
No. 2 hal 60-66.

16

You might also like