You are on page 1of 11

Desain Tata Letak Fasilitas Produksi pada Pengolahan Ribbed...

DESAIN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PADA PENGOLAHAN RIBBED


SMOKED SHEET (RSS) DI GUNUNG PASANG PANTI
KABUPATEN JEMBER
Design of Production Facilities Layout for Ribbed Smoked Sheet (RSS) Processing at PDP
Gunung Pasang Panti Jember Region

Bambang Herry Purnomo1), Andrew Setiawan Rusdianto1), Muhammad Hamdani1),


1) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember
Jalan Kalimantan 37, Kampus Bumi Tegal Boto, Jember 68121
E-mail: Dhanialmadani@yahoo.com

ABSTRACT

Industrial layout or production facility is a setting for placing facilities position which
considering space limitation in placing machines, flow of material removal etc. Generally the
optimal layout design is take a part in determining the efficiency and effectiveness of production
activities or maintain the viability of an Industrial. Basically the main goal of this research is to
produce an optimal layout of production facilities, one of which is to evaluate the existing layout.
The refore we need an optimal facility layout design according to a good material flow patterns, by
following the order of process. Direct observation at PDP Gunung Pasang Panti Jember Region,
showed less precise placement of production facilities and material flow, causing the displacement
of material handling distances become longer and eventually impact on Total Movement becomes
high. To determine the layout of each department production facilities in a manner that is efficient
use of time study method. As for planning the layout by using layout verification results by
comparing the existing layout as a parameter events. The results showed a more efficient layout
verification with Total Movement initial displacement distance of 2650.44 meters to 2469.46 meters
or the distance may be shortened by 6.83%. As for the time of the original conveyance of 422.5
seconds to 392.8 seconds or experiencing a savings of 7.03%.

Keywords: layout, time study method, total movement

PENDAHULUAN tiga elemen dasar sistem produksi, meliputi


Tata letak (layout) atau pengaturan bahan baku, orang (pekerja) dan peralatan
dari fasilitas produksi dan area kerja yang produksi. Bahan baku akan lebih sering
ada merupakan landasan utama dalam dipindahkan mulalui beberapa tahap untuk
dunia industri. Pada umumnya tata letak di proses, sampai akhirnya dipindahkan ke
pabrik yang terencana dengan baik akan unit pengudangan barang
ikut menentukan efisiensi dan dalam jadi. Oleh karena itu perlu adanya suatu
beberapa hal akan juga menjaga pertimbangan bagaimana membuat atau
kelangsungan hidup ataupun kesuksesan mendesain tata letak fasilitas yang lebih
kerja suatu industri. efektif dan efesien.
Tata letak fasilitas produksi Menurut Ramos et al. (2012), sistem
mempunyai dampak tehadap proses oprasi material handling yang kurang sistematis
perusahaan, terutama dalam hal ditinjau menjadi masalah yang cukup besar dan
dari segi kegiatan atau proses produksi menggangu kelancaran terhadap proses
salah satunya perpindahan material dari produksi sehingga dapat memepengaruhi
satu unit ke unit lainya, sampai material suatu sistem secara menyeluruh. Maka
tersebut menjadi barang jadi. diperlukan penanganan tata lelak fasilitas
Hal ini terlihat aktivitas pemindahan yang dapat menunjang aspek kelancaran
(movement) sekurang-kurangnya satu dari aliran bahan.
167
Desain Tata Letak Fasilitas Produksi pada Pengolahan Ribbed...

PDP Gunung Pasang Panti Kabupaten memperlancar gerakan perpindahan


Jember merupakan salah satu pengolahan material sehingga diperoleh aliran bahan
lateks menjadi Ribbed Smoked Sheet (RSS) yang baik, dan teratur. Di lakukan dengan
kualitas ekspor yang dimulai dari cara mengatur layout pabrik sedemikin
pembudidayaan tanaman karet, pengolahan rupa berdasarkan hubungan kedekatanya
RSS hingga pengendalian mutu RSS yang supaya aliran produksi menjadi lebih
dihasilkan. Perkebunan ini berada dalam efektif dan efisien.
manajemen perusahaan perkebunan Tujuan dari penelitian ini adalah
kabupaten jember. Mengevaluasi existing layout, jarak dan
PDP Gunung Pasang Panti Kabupaten rentang waktu yang dibutuhkan untuk
Jember merupakan salah satu pengolahan menyelesaikan proses pemindahan bahan
lateks menjadi Ribbed Smoked Sheet (RSS) antar unit dari awal sampai akhir proses
kualitas ekspor yang dimulai dari kegiatan. Sehingga Menghasilkan layout
pembudidayaan tanaman karet, pengolahan fasilitas produksi alternatif yang optimal.
RSS hingga pengendalian mutu RSS yang Menurut Handoko (2013), Salah satu
dihasilkan. Perkebunan ini berada dalam hal yang terpenting dari tata letak pabrik
manajemen perusahaan perkebunan adalah jarak, waktu dan biaya, jarak
kabupaten jember. perpindahan material yang jauh akan
Pada kondisi existing layout, menyebabkan rentang waktu yang
pengaturan tata letak di PDP Gunung dibutuhkan cukup tinggi maka dapat
Pasang menempat mesin dan peralatan menyebabkan tingginya ongkos yang
berdasarkan urutan prosesnya. Akan tetapi, dikeluarkan, karena lamanya proses yang
beberapa area kerja yang seharunya dilakukan. Dengan kata lain melakukan
berdekatan sesuai urutan prosesnya justru perencanaan tata letak yang baru, jarak
diletakkan berjauhan dan adanya langkah dapat diperpendek lagi, sehingga
bolak balik (back taicking), hal ini pemborosan waktu semakin kecil.
menyebabkan jarak perpindahan material Wignjosoebroto (2009) menyatakan,
semakin panjang sehingga menyebabkan tata letak yang baik adalah tata letak yang
tingginya Total Movemen perpindahan yang dapat menangani sistem material handling
terjadi. secara menyeluruh sedangkan menurut
Berdasarkan hal tersebut keadaan Purnomo (2004) mengatakan, tata letak
diperusahaan saat ini masih belum tersusun fasilitas yang dirancang dengan baik pada
dengan baik dapat dilihat banyak umumnya akan memberikan kontribusi
ditemukan fasilitas prosoduksi yang yang positif dalam optimalisasi proses
memiliki urutan aliran bahan yang operasi perusahaan dan pada akhirnya akan
berhubungan sangat erat ditempatkan menjaga kelangsungan hidup perusahaan
berjauhan misalnya pada unit pengasapan serta keberhasilan perusahaan.
ke unit penampungan sheet, memiliki jarak Menurut Sahroni (2003), kelancaran
berjauhan dan untuk pemindahan material aliran proses produksi merupakan faktor
harus melewati beberapa unit sedangkan utama yang sangat berpengaruh terhadap
proses berurutan, kemudian adanya efesiensi dan produktifitas produksi
langkah balik terjadi gerakan maju mundur perusahaan. Kelancaran proses produksi
pada unit meja sortasi ke unit penataan dipengaruhi beberapa faktor salah satunya
bandela. desain tata letak atau tata cara pengaturan
Pengaturan fasilitas-fasilitas fasilitas- fasilitas perusahaan. Penempatan
(relayout) produksi yang tepat diharapkan fasilitas produksi yang tepat diharapkan
mampu memanfaatkan luas tempat memeberikan dampak terhadap
permesinan dan fasilitas lainnya serta pemanfaatan luas area atau keterbatasan
168
Desain Tata Letak Fasilitas Produksi pada Pengolahan Ribbed...

tempat pemesinan dan fasilitas lainya, serta digunakan di pabrik pengolahan RSS,
dapat memperlancar gerakan perpindahan pengukuran dilakukan mengunakan alat
material dari setiap unit sehingga diperoleh roll meter. Dilakukan pengukuran jarak
suatu aliran proses kerja yang lancar, teratur secara aisle distance dengan cara
dan aman. mengukur sepanjang lintasan yang dilalui
Penelitian ini diharapkan dapat alat pengangkut pemindah bahan.
melakukan analisis tata letak berdasarkan 3. Frekensi Perpindahan Bahan
desain tata letak fasilitas, khususnya aliran Merupakan data yang menunjukkan
bahan yang disebabkan posisi fasilitas berapa kali dilakukan perpindahan tiap
produksi yang kurang tepat penempatannya, jenis produk atau material pada proses
oleh karena itu diperlukan pengaturan pengolahan RSS di PDP Gunung Pasang
penataan ulang (relayout) fasilitas produksi Panti Kabupaten Jember.
di masa yang akan datang. 4. Perhitungan Total Movement
perpindahan awal.
METODE PENELITIAN Total Movement perpindahan pada proses
pengolahan RSS awal, dapat ditentukan
Pendekatan Penelitian dengan mengalikan frekuensi
Adapun pengertian studi waktu perpindahan material dari satu
adalah metode untuk mempelajari dan departemen ke departemen lainnya
mencatat waktu yang diperlukan untuk dengan jarak antar departemen yang
mengerjakan setiap bagian yang terinci dari berkaitan.
pekerjaan (Barnes, 1984). Sedangkan 5. Waktu Proses Pengolah.
menurut Mundel dan Danner (1994), studi Data waktu lama proses pengolahan pada
waktu adalah bagian dari prosedur setiap pengolahan dari masing-masing
pengukuran kerja yang digunakan, dimana untuk diukur secara langsung dengan
usaha manusia menjadi bagian dari mengunakan stopwatch untuk
aktivitas produktif dan beberapa prosedur mengetahui rentang waktu dari
yang digunakan untuk mengukur ”human keseluruhan rangkain di bagian proses
time” untuk beberapa konsep dari sebuah pengolahan RSS di PDP Guunung
level standar dari suatu usaha. Pasang Panti Kabupaten Jember.
6. Pembuatan Diagram Alir
Pengumpulan Data dan Informasi Dalam pembuatan diagaram alir data
yang dibutuhkan berupa denah pabrik
Adapun data-data yang diperlukan dengan
pengolahan serta urutan-urutan aliran
cara sebagai berikut:
bahan dalam masing-masing unit.
1. Mencatat Waktu Perpindahan Material.
Dengan digram alir ini akan didapatkan
Mencatat Waktu yang dibutuhkan alat
aliran bahan secara jelas dan jumlah
pengangkut pemindahan bahan dari awal
aliran dalam setiap jalur atau gang,
alat pengangkut berjalan dan berakhir
kegunaan diagaram alir sebagai berikut:
sampai alat pengangkut berhenti dan
a. Memperjelas peta aliran proses,
pemindahan bahan pada unit yang dituju.
dengan menunjukkan arah aliran yang
Pengukuran dilakukan menggunakan
sesuai dengan peta aliran proses.
alat bantu yaitu stopwatch.
b. Membantu dalam proses perbaikan
2. Jarak Pemindahan Aliran Bahan.
tata letak tempat kerja, dengan cara
Pengukuran jarak antar tiap unit yaitu
memindah-mindahkan tata letak
dengan pengukuran jarak dari titik pusat
apabila ada aliran material yang tidak
unit awal menuju unit berikutya yang
sempurna, sehingga dapat diperoleh
dituju sesuai dengan aliran bahan yang
tata letak yang lebih ekonomis ditinjau
169
Desain Tata Letak Fasilitas Produksi pada Pengolahan Ribbed...

dari segi waktu dan jarak. Aij = [Xij / Xij(min)] x 100

Metode Analisis Data A(i+1.j) = [(X(i+1.j)) / Xij(min)] x 100


1. Pembuatan Peta Aliran Proses
Dengan peta aliran proses akan
Iij = Aij x Pj
didapatkan informasi berupa waktu
tempuh total yang diperlukan untuk Ii = S (Iij)
pemindahan bahan, jumlah kegiatan Xij = Nilai alternatif ke-i pada
keseluruhan dalam pabrik dengan kriteria awal ke-j
rincian jumlah tiap jenis kegiatan.
Prinsip-prinsip pembuatan aliran proses Dimana:
adalah sebagai berikut: Aij = Nilai alternatif ke-i pada
1. Bagian paling atas ditulis “Peta kriteria ke-j
Aliran Proses” Nama peta sesuai Xij (min) = Nilai alternatif ke-i pada
dengan kegiatan yang diamati, unit, kriteria awal minimun ke-j
prusahaan, dan nama yang membuat. A(i+1.j) = Nilai alternatif ke-1+1
2. Pada kolom pertama berisi nomer pada kriteria ke-j
langka, kolom kedua berisi lambang- X(i+1.j) = Nilai alternatif ke-i+1 pada
lambang yang digunakan, kolom kriteria awal ke-j
ketiga uraian kegiatan, dan kolom Pj = Bobot kepentingan kriteria
berikutnya berisi informasi lainya. ke-j
3. Tiap lambang diberi nomor tersendiri Iij = Indeks alternatif ke-i
secara berurutan untuk membantu Ii = Indeks gabungan kriteria
hubungan dengan peta atau data
lainya. pada alternatif ke-i
4. Pada kolom urain kegiatan dicatat i = 1,2,3,….,n
aktivitas yang dilakukan sesuai j = 1,2,3,….,m
dengan lambang-lambang yang
digunakan. Prosedur penyusunan prioritas dengan
2. Pemilihan Layout Alternatif Melalui menggunakan CPI dilakukan dengan
Teknik Perbandingan Indeks Kinerja menentukan nilai minimum pada setiap
CPI (Comparative Performance Index) lajur (setiap status situasi), dan menetapkan
CPI adalah teknik perbandingan nilai minimum tersebut sama dengan
ideks kinerja, merupakan indeks seratus. Kemudian nilai lain dalam lajur
gabungan yang dapat digunakan untuk yang sama di bandingkan dengan nilai
menentukan penilaian atau peringkat minimum tersebut dengan langkah-langkah
dari berbagai alternatif (i) berdasarkan sebagai berikut (Marimin, 2005):
beberapa kriteria (j). Menyusun
1. Identifikasi kriteria trend positif
peringkat atau prioritas berdasarkan
(semakin tinggi nilainya semakin baik)
tingkat kelayakannya maka dilakuakan
dan trend negatif (semakin tinggi
analisis dengan pendekatan sistem pakar.
nilainya semakin buruk).
pakar yang di pilih adalah praktisi dan
2. Untuk kriteria trend positif, nilai
ilmuwan dengan cara. Penentuan layout
minimum pada setiap kriteria
alternatif didasarkan pada faktor-faktor
ditransformasi ke seratus, sedangkan
yang berpengaruh, antara lain tingkat
nilai lainya ditransformasi secara
jarak, waktu, aliran material handling.
proposional lebih tinggi.
Teknik CPI sebagai berikut (Marimin,
2005):
170
Desain Tata Letak Fasilitas Produksi pada Pengolahan Ribbed...

3. Untuk kriteria trend negatif, nilai dibutuhkan untuk memindahkan bahan dari
minimum pada setiap kriteria unit satu ke unit selanjutnya. Pada Tabel 1
ditransformasi ke seratus, sedangkan aktivitas terbanyak terjadi pada pemindahan
nilai lainya ditransformasi secara bahan material handling.
proposional lebih rendah. Waktu dalam proses pengaliran lateks
ke bak koagulum tidak dapat dipersingkat,
HASIL DAN PEMBAHASAN karena untuk mengalirkan lateks sebanyak
250 liter membutuhkan waktu yang cukup
Peta Aliran Proses Dan Diagram Alir lama. Tetapi hal tersebut tidak bisa dibuat
Pengolahan RSS (Kondisi Exsisting) sebagai permasalan yang ada, dikarnakan
Peta aliran prosesi sebagian dari proses. Berdasarkan derajat
Berdasarkan dari hasil Tabel 1 dapat kedekatan
diketahui bahwa kegiatan yang terjadi antara unit penampungan lateks (B) ke unit
sebanyak 23 aktivitas yaitu: 3 aktivitas pengenceran dan penggumpalan (D) sudah
penyimpanan, 1 aktivitas pemeriksaan, 7 cukup dekat, sehingga tidak dilakukan
aktivitas operasi, aktivitas menunggu 1 dan perubahan fasilitas produksi dan
11 aktivitas pengangkutan. Pada peta aliran departemen pengolahan RSS sudah
proses ini menjelaskan informasi cara mengikuti pola aliran yang baik. Jarak nilai
pemindahan, serta waktu tempuh yang tertinggi 608,58 meter dengan waktu

Tabel 1. Peta aliran proses awal pengolahan di PDP Gunung Pasang

Oprasi
Pengangkutan
Alat Waktu
Jarak
Langkah Pemeriksaan Uraian aktivitas peminda tempuh
(Meter)
han (Detik)
Penundaan
Penyimpanan
1 Penerimaan (penimbangan bahan dan penyaringan) - - -
2 Ke penampungan lateks Manusia 8,7 378,72
3 Penampungan lateks - - -
4 Ke pengenceran dan penggumpalan Talang 282,6 12,81
5 Pengenceran dan penggumpalan - - -
6 Ke penggilingan Talang 3,1 9,07
7 Penggilingan - - -
8 ke pengasapan Manusia 13,8 506,24
9 Pengasapan - - -
10 Ke meja penampungan sheet Gerobak 44,6 608,58
11 Meja penampungan sheet - - -
12 Ke meja sortasi Manusia 13.3 134,31
13 Meja sortasi - - -
14 Ke penataan bandela I Manusia 6,4 248
15 Penataan Bandela I - - -
16 Ke penataan bandela II Manusia 4,6 0
17 Penataan bandela II - - -
18 Ke pengepresan Manusia 2,7 532
19 Pengepresan - - -
20 Ke penampungan bandela Manusia 25,2 112,14
21 Penampungan bandela - - -
22 Ke penggudangan Gerobak 17,5 108,57
23 Penggudangan - - -

Total 422,5 2650,44

171
Desain Tata Letak Fasilitas Produksi pada Pengolahan Ribbed...

tempuh 44,6 detik terdapat pada unit atau secara linier. Seperti halnya pada
pengasapan (E) ke unit penampungan sheet departemen pengolahan fasilitas produksi
(F), hasil jarak yang didapat mempengaruhi bak pengenceran atau penggumpalan, ke
arus matrial handling dengan waktu proses unit mesin penggiling, kemudian ke unit
semakin lama. pengasapan dan begitu seterusnya. Dengan
Waktu tempuh aliran bahan total kata lain material dipindahkan menuju
antar unit sebesar 422,5 detik. Waktu departemen-departemen sesuai dengan
tersebut dapat digunakan sebagai urutan proses yang dilakukan lihat pada
perbandingan dalam melakukan analisis Gambar 1.
efektifitas dan efesiensi bahan. Proses
selanjutnya pada PDP Gunung Pasang, U
Kecamatan Panti, Kabupaten Jember yaitu, Keterangan : A

melakukan perhitungan Total Movement A : Penimbangan lateks


B : Penampungan lateks 0,72 1,74
B B 2,49

yang mencakup jarak antar unit dan C : Pengenceran dan pembekuan atau koagulum
D : Penggilingan 2,33
E : Ruang 1 Pengasapan suhu 40 oC–45 oC 3,14
frekuensi aliran bahan yang dipindahkan E : Ruang 2 Pengasapan suhu 45 oC–50 oC 3,47
1,84

E : Ruang 3 pengasapan suhu 50 oC–55 oC C


dari unit satu keunit berikutnya. Total E : Ruang 4 pengasapan suhu 55 oC–60 oC 0,81

F : Penampungan Sheet
Movement bahan awal sebesar 2650,44 G :Meja sortasi
WARNA : 30,40
H : Penataan Bandela 1 3,12

meter. I : Penataan Bandela 2 : Kantor


: Pengawas
J : Pengepresan
Dari hasil Tabel 1, peta aliran proses K : Penampungan Bandela
L : Gudang RSS I
: Tempat cuci peralatan
: Ruang peralatan
dapat diketahui jarak kedekatan antara : Alur menuju proses
berikutnya
setiap unit keunit lainya serta waktu tempuh D 3,70
6
yang dibutuhkan sehingga dapat dibuat 3,60
E
digram alir, melalui pendekatan metode
studi waktu. 17, 91
4
Menurut Purnomo (2004), meskipun
16,10
peta aliran proses telah mampu
memberikan informasi yang tepat dan
mendetail mengenai proses kerja yang
berlangsung. Akan tetapi, peta ini masih
belum dianggap mampu menunjukkan
suatu gambaran yang jelas mengenai aliran 20,40

proses yang sebenarnya dalam suatu pabrik. 3,10


M
L
Cara ini akan memberikan gambaran visual 5,30 5,90

yang jelas sebelum diambil keputusan K


3,60
1,80

perubahan langkah-langkah kerja. J J 1,80

15,30
2,90

Diagram Alir 0,80

3,10
J 1,40

Diagram alir pengolahan RSS digunakan 4 I H 3


1,60

untuk memperjelas peta aliran proses dan 5,20


N

dapat membantu dalam proses perbaikan 3,90


F 0,80 F G
0,70
3,60
G

tata letak tempat kerja. Diagram alir


pengolahan RSS di PDP dapat dilihat pada
Gambar 1.
Layout pada pengolahan RSS di PDP Gambar 1. Diagram alir pengolahan RSS layout
awal.
Gunung Pasang ini tergolong kedalam jenis
product layout. Strategi ini di capai dengan
produk layout yang mana tahapan proses Menurut Ritzman dan Krajewski
kerja atau departemen di susun secara lurus (1996:400), Product layout (Tata Letak
172
Desain Tata Letak Fasilitas Produksi pada Pengolahan Ribbed...

Produk). Ketika strategi pemposisian yang bisa dirubah, relayout hanya dilakukan
kokoh di tujukan pada produksi yang pada bagian yang memungkinkan untuk
repititif (berurangkali) dan berkelanjutan, dipindahkan, baik mesin maupun ruang
manajer operasi mendedikasikan secara produksinya. Hal ini dilakukan untuk
khusus kepada satu produk atau mempertimbangkan berat mesin dan biaya
berdasarkan urutan proses. Strategi ini di yang dikeluarkan, kemudian departemen
capai dengan product layout, yang mana dummy terjadi pada departemen pengolahan
tahapan proses kerja atau departemen di dan pengasapan.
susun secara lurus atau secara linier. Berikut ini princian mana saja ruang
Dibanding dengan pembagian pada masing- akan berubah pada layout alternatif dan
masing proses tahapan produksi, Bahan- letak perubahanya dapat dijelaskan sebagai
bahan untuk produksi di atur di sepanjang berikut:
rute proses produksi. Pada umumnya 1. Unit penampungan Sheet ke unit
product layout di gunakan dalam penggudangan RSS III.
pengoprasian pada tipe produksi yang 2. Unit penataan bandela 1 ke unit
bervolume tinggi. penampungan Sheet 2.
Existing layout dilakukan dengan 3. Unit penataan bandela 2 ke unit
tujuan agar dapat mengetahui seberapa penampungan Sheet 1.
besar utilitas dari proses produksi yang 4. Unit pengepresan ke unit pentaan
telah berjalan saat ini. Pada kondisi existing bandela.
layout, kekurangan dari tata letak pabrik 5. Unit penampungan bandela ke area
yang sekarang adalah pengaturan tata letak kosong.
tiap stasiun kerja yang belum sesuai, karena 6. Unit penggudangan RSS III ke unit
belum memperhitungkan derajat tingkat RSS I
kedekatan antar stasiun kerja yang terlihat
pada unit pengasapan (E) keunit Verifikasi layout alternatif ini
penampungan sheet (F), penempatan dilakukan berfungsi untuk
ditempatkan berjauhan dimana langkah mempertimbangkan apakah jika arus proses
proses operasi tersebut berurutan (lihat produksi mengikuti aliran bahan yang baik,
Gambar 1). Pada depatemen sortasi juga maka jarak dan waktu perpindahan material
terdapat back tracking arus berbalik yang akan menjadi lebih efisien, kemudian tidak
terjadi pada unit meja sortasi (G) ke unit adanya banck tracking arus bolak balik,
penataan bandela (H) (lihat Gambar. Oleh karena itu untuk dapat lebih jelas
1).Verifikasi dilakukan melalui pendekatan untuk mengetahui dapat dilihat peta aliran
metode studi waktu. proses pada Tabel 2.
Dari Tabel 2 Perubahan fasilitas
Peta Aliran Proses dan Diagram Alir produksi terjadi beberapa unit salah satunya
Pengolahan RSS (Layout Alternatif). yaitu pada unit pengasapan (E) ke unit
Peta aliran proses penampungan sheet (F) dengan awal mula
Departemen dummy adalah sebuah jarak 608,58 meter waktu dibutuhkan 44,6
departemen tidak berubah-ubah posisinya detik setelah dilakukan pertukaran fasilitas
maka lokasi departemen harus dibuat tetap. produksi jarak dapat di perpendek 460,71
Dengan pendekatan metode Studi waktu, meter dan waktu menjadi lebih singkat
relayout terjadi pada departemen sortasi dengan waktu yang dibutuhkan untuk
dimana ada pertukaran lokasi fasilitas memindahkan sheet diperlukan 36,9 detik
produksi dikarnakan departemen sortasi pertukaran fasilitas di lakukan pada unit
tidak termasuk departemen dummy secara
umum letak dan kondisi fasilitas produksi
173
Desain Tata Letak Fasilitas Produksi pada Pengolahan Ribbed...

Tabel 2. Peta aliran proses alternatif pengolahan RSS di PDP Gunung Pasang.
Oprasi
Pengangkutan
Alat Waktu
Jarak
Langkah Pemeriksaan Uraian aktivitas peminda tempuh
(Meter)
han (Detik)
Penundaan
Penyimpanan
1 Penerimaan (penimbangan bahan dan penyaringan) - - -
2 Ke penampungan lateks Manusia 8,7 378,72
3 Penampungan lateks - - -
4 Ke pengenceran dan penggumpalan Talang 282,6 12,81
5 Pengenceran dan penggumpalan - - -
6 Ke penggilingan Talang 3,1 9,07
7 Penggilingan - - -
8 ke pengasapan Manusia 13,8 506,24
9 Pengasapan - - -
10 Ke meja penampungan sheet Gerobak 36,9 460,71
11 Meja penampungan sheet - - -
12 Ke meja sortasi Manusia 9,2 400,34
13 Meja sortasi - - -
14 Ke penataan bandela I Manusia 3,8 80,32
15 Penataan Bandela I - - -
16 Ke penataan bandela II Manusia 5,0 4,55
17 Penataan bandela II - - -
18 Ke pengepresan Manusia 7,6 402,50
19 Pengepresan - - -
20 Ke penampungan bandela Manusia 6,4 75,60
21 Penampungan bandela - - -
22 Ke penggudangan Gerobak 15,7 138,20
23 Penggudangan - - -

Total 392,8 2469,46

Sumber: Data primer diolah (2013).

penampungan sheet (F) di pindahkan ke dengan adanya pertukaran fasilitas produksi


unit penggudangan RSS III (L). maka lebih efektif dan efisien. Kemudian
Oleh Assauri (2008) mengemukakan, tidak adanya arus bolak balik back tracking
layout yang baik dapat diartikan sebagai pada meja sortasi (G) ke unit penataan
penyusunan yang teratur dan efisien semua bandela (H) dengan pola aliran satu arah
fasilitas pabrik dan pekerja (personel) yang akan menghasilkan waktu tempuh bahan
ada di dalam pabrik. Fasilitas pabrik tidak dari unit satu keunit lainya lebih efektif dan
hanya mesin-mesin tapi juga service area efisien dikarenakan tidak adanya arus
termasuk penerimaan dan pengiriman bolak-balik dengan hal tersebut, Total
barang, tempat maintenance, dan gudang. Movement semakin berkurang (lihat
Gambar 2).
Diagram Alir Untuk tentang kondisi existing layout
Pada diagram alir layout alternatif terlihat dan layout alternatif yang mana lebih
aliran bahan yang efektif dari pada kondisi efisien dapat dilihat pada Tabel. 3 yang
existing layout, dengan kondisi tidak akan menjabarkan lebih jelas tentang
terlihatya jarak berjauhan antara unit perbandingan jarak dan waktu layout
pengasapan (E) ke unit penampungan sheet dipengolahan RSS di PDP Gunung Pasang.
(F) yang semula jarak harus di tempuh Perbandingan jarak kondisi existing
melewati beberapa fasilitas produksi, layout dan layout alternatif yang terjadi
174
Desain Tata Letak Fasilitas Produksi pada Pengolahan Ribbed...

pada produksi RSS di PDP Gunung Pasang,


Kecamatan Panti, Kabupaten Jember U
semula dengan Total Movement 2650,44 Keterangan :
A
meter dan waktu tempuh membutuhkan A : Penimbangan lateks
B : Penampungan lateks 0,72 1,74

422,5 detik sedangkan apabila mengunakan C : Pengenceran dan pembekuan atau koagulum
D : Penggilingan
B B 2,49

layout alternatif maka Total Movement E : Ruang 1 Pengasapan suhu 40 oC–45 oC 2,33
3,14
E : Ruang 2 Pengasapan suhu 45 oC–50 oC 1,84

2469,46 meter waktu tempuh pemindahan E : Ruang 3 pengasapan suhu 50 oC–55 oC


3,47
C
E : Ruang 4 pengasapan suhu 55 oC–60 oC
bahan 392,8 detik, dapat dilihat pada Tabel F : Penampungan Sheet
0,81

G : Meja sortasi
3 Dapat disimpulkan bahwa penghematan H : Penataan Bandela 1 WARNA : 3,12
30,40
I : Penataan Bandela 2
pada pengolahan RSS di PDP Gunung J : Pengepresan
: Kantor
: Pengawas
Pasang dapat memperpendek jarak tempuh K : Penampungan Bandela
L : Gudang RSS I
: Tempat Cuci Peralatan
: Ruang Peralatan
sebesar 180,98 meter dan waktu tempuh : Alur menuju proses
29,7 detik. Apabila di persenkan, jarak berikutnya
D
tempuhnya yang dihasilkan sebesar 6,83% 6
3,70

dan waktu tempuhnya sebesar 7,03%. E


3,60

Nilai bobot faktor atau nilai


kepentingan dalam pemilihan layout 4 17, 91
alternatif dari masing-masing faktor dan 16,10
nilai kriteria layout alternatif gabungan
yang telah diisi oleh responden disajikan
pada Tabel 4 Menujukkan penilaian hasil
alternatif keputusan pemilihan existing
layout dan layout alternatif, terdapat tiga
kriteria total jarak, total waktu dan arus
20,40
aliran material handling. Semakin besar 3,10 1,40

nilai bobot yang dihasilkan maka faktor M


5,30
L
5,90

tersebut semakin penting dibandingkan 5,20 N

dengan faktor lain.


Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa
kriteria arus material handling mempunyai 15,30
1,80
J 1,80

bobot tertinggi dibandingkan dengan


K 3,60
kriteria yang lain. Arus material handling J 3,10
J
F
adalah mengurangi waktu aliran bahan 1,60
3,90

dalam suatu aktivitas produksi. Biaya 4


3
I
operasional dan beban kerja akan lebih 2,90
0,80 H G G
0,70
3,60
0,80 F

ringan dengan semakin singkatnya proses


produksi
Dari Tabel 4 diketahui bahwa layout Gambar 2. Diagram alir pengolahan RSS layout
alternatif
yang terpilih yang dapat diterapkan di PDP
Gunung Pasang Panti Kabupaten Jember,
pada pengolahan RSS dengan nilai
alternatif 1475. Tingginya nilai alternatif
menyebabkan layout usulan menjadi
prioritas ke-1 atau dapat dikatakan sebagai
layout terpilih. Layout usulan merupakan
layout alternatif hasil verifikasi existing
layout.

175
Desain Tata Letak Fasilitas Produksi pada Pengolahan Ribbed...

Tabel 3. Perbandingan jarak dan waktu layout di pengolahan RSS di PDP Gunung Pasang,
Kecamatan Panti, Kabupaten Jember dengan Layout alternatif

Kondisi exsisting layout Layout alternatif


N0 Unit asal Unit tujuan
Jarak (m) Waktu (detik) Jarak (m) Waktu (detik)
1 A B 378,72 8,7 378,72 8,7
2 B C 12,81 282,6 12,81 282,6
3 C D 9,07 3,1 9,07 3,1
4 D E 506,24 13,8 506,24 13,8
5 E F 608,58 44,6 460,71 36,9
6 F G 134,31 13,3 400,34 9,2
7 G H 248 6,4 80,32 3,8
8 H I 0 4,6 4,55 5,0
9 I J 532 2,7 402,5 7,6
10 J K 112,14 25,2 75,6 6,4
11 K L 108,57 17,5 138,6 15,7
Total 2650,44 422,5 2469,46 392,8
Sumber : Data primer diolah (2013)
Keterangan :
A. Unit penerimaan (penimbangan bahan dan penyaringan)
B. Unit penampungan lateks
C. Unit pengenceran dan penggumpalan
D. Unit penggilingan
E. Unit pengasapan
F. Unit penampungan Sheet
G. Unit meja sortasi
H. Unit penataan Bandela I
I. Unit penataan Bandela II
J. Unit pengepresan
K. Unit penampungan Bandela
L. Unit penggudangan

Tabel 4. Nilai bobot faktor dan nilai alternatif kondisi layout

Kriteria
Nilai Peringk
Alternatif TJ (Meter) TW AMH Alternatif at
(Detik)
Kondisi
93,2 93,0 100 1059 2
exsisting
Layout usulan 100 100 175 14,75 1
Bobot Kriteria 3 3 5
Sumber: Data Primer diolah (2013)

Keterangan:
TJ : Total Jarak (Meter)
TW : Total waktu (Detik)
AMH : Arus aliran material handling

176
Desain Tata Letak Fasilitas Produksi pada Pengolahan Ribbed...

DAFTAR PUSTAKA Soekarto, S. T. 1985. Penilaian Organoleptik


Barnes, R. M. 1980. Motion and Time Study. untuk Industri dan Hasil-Hasil Pertanian.
Design and Measurement of Work. New Jakarta: Penerbit Bharata Karya Aksara.
York: Jon Welley and Sond. Yulianto, M. W. 2013. Sensus Pertanian 2013
Mundel, M. E., dan Danner, L. D. 1994. Momentum Menuju Swasembada Pangan
Motion and Time Study Improving Demi Masa Depan Petani dan Masyarakat
Productivity. New Jersey: Prentice Hall. yang Lebih Baik.
http://sulteng.bps.go.id/index.php/berita-
Marimin. 2005. Teori dan Aplikasi Sistem artikel/artikel/543-ab.html [27 Apri2014].
Pakar dalam Teknologi Manajerial.
Yusuf. 2003. Pembuatan Beras Tiruan
Bogor: IPB Press.
(Artificial Rice) dengan Bahan Baku Ubi
Kayu. Jurnal Sains BPPT vol III.
Novia, Dina dan Gutawa, A, G. (Tanpa
Tahun).Manajemen Proses, Perencanaan
Fasilitas dan Workforce Management
Dalam Perusahaan Agribisnis.
Departemen Pendidikan: Universitas
Brawijaya, Fakultas Pertanian.

Purnomo, H., 2004. Perencanaan dan


Perancangan Fasilitas. Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ritzman, L. P., dan Krajewski, L. J. 1996.
Operations Management Strategy and
Analiysis. Fourth Edition. Addison-
Wesley Publishing Company.
Ramos, M, J., et al. 2010. Perancangan Ulang
Tata Letak Fasiltas Produksi Dengan
Pendekatan Group Tecnology dan
Algoritma Blocplan untuk Meminimasi
Ongkos Material Handling. Jurnal
Teknologi. AKPRIND Yoyakarta: FTI.
Jurusan Teknik Industri.
Handoko, A. 2013. Perancangan Tata Letak
Fasilitas Produksi Pada UD AHENG
Sugar Donut's di Tarakan. Jurnal Ilmiah,
Vol 1 (2). Universitas Surabaya: Fakultas
Bisnis dan Ekonomika
Henriadi., dan Siska, M. 2012. Perancangan
Ulang Tata Letak Fasilitas Pabrik Tahu
dan Penerapan Metode 5S. Jurnal Ilmiah.
Vol 11(2). Pekanbaru: UIN Sultan Syarif
Kasim Riau. Fakultas Sains dan
Teknologi. Teknik Industri.
Sahroni. 2003. Perencanaan Ulang Tata Letak
Fasilitas Produksi dengan metode
Algoritma Craft. Jurnal, Vol 4 (1).

177

You might also like