https://www.britannica.

com/science/sulfur

Sulfur (S), also spelled sulphur, nonmetallic chemical element belonging to the oxygen
group (Group 16 [VIa] of the periodic table), one of the most reactive of the elements. Pure
sulfur is a tasteless, odourless, brittle solid that is pale yellow in colour, a poor conductor of
electricity, and insoluble in water. It reacts with all metals except gold and platinum, forming
sulfides; it also forms compounds with several nonmetallic elements. Millions of tons of
sulfur are produced each year, mostly for the manufacture of sulfuric acid, which is widely
used in industry.

Belerang (S), juga dieja belerang, unsur kimia bukan logam milik kelompok oksigen
(Kelompok 16 [VIa] dari tabel periodik), salah satu unsur yang paling reaktif. Sulfur murni
adalah zat padat, tidak berbau, rapuh yang berwarna kuning pucat, konduktor listrik yang
buruk, dan tidak larut dalam air. Bereaksi dengan semua logam kecuali emas dan platinum,
membentuk sulfida; itu juga membentuk senyawa dengan beberapa elemen bukan logam.
Jutaan ton belerang diproduksi setiap tahun, sebagian besar untuk pembuatan asam sulfat,
yang banyak digunakan dalam industri.

sulfur: undersea boiling sulfurBoiling pots of molten sulfur on the slope of the
Nikko volcano near the Mariana Islands.Major funding for this expedition was
provided by NOAA Ocean Exploration Program and NOAA Vents Program; video
clips edited by Bill Chadwick, Oregon State University/NOAASee all videos for this
article
 

sulfur: undersea boiling sulfurOne arm of the Jason remotely operated vehicle
breaking through the thin crust on a deposit of molten sulfur near the Mariana
Islands.Major funding for this expedition was provided by NOAA Ocean Exploration
Program and NOAA Vents Program; video clips edited by Bill Chadwick, Oregon
State University/NOAASee all videos for this article

In cosmic abundance, sulfur ranks ninth among the elements, accounting for only one atom of
every 20,000–30,000. Sulfur occurs in the uncombined state as well as in combination with
other elements in rocks and minerals that are widely distributed, although it is classified
among the minor constituents of Earth’s crust, in which its proportion is estimated to be
between 0.03 and 0.06 percent. On the basis of the finding that certain meteorites contain
about 12 percent sulfur, it has been suggested that deeper layers of Earth contain a much
larger proportion. Seawater contains about 0.09 percent sulfur in the form of sulfate. In
underground deposits of very pure sulfur that are present in domelike geologic structures, the
sulfur is believed to have been formed by the action of bacteria upon the mineral anhydrite, in
which sulfur is combined with oxygen and calcium. Deposits of sulfur in volcanic regions
probably originated from gaseous hydrogen sulfide generated below the surface of Earth and
transformed into sulfur by reaction with the oxygen in the air.

Dalam kelimpahan kosmik, belerang menempati urutan kesembilan di antara unsur-unsurnya,

terhitung hanya satu atom dari setiap 20.000-30.000. Belerang terjadi dalam keadaan tidak
terkombinasi serta dalam kombinasi dengan unsur-unsur lain dalam batuan dan mineral yang
didistribusikan secara luas, meskipun itu diklasifikasikan di antara konstituen minor kerak
bumi, di mana proporsinya diperkirakan antara 0,03 dan 0,06 persen. Atas dasar temuan
bahwa meteorit tertentu mengandung sekitar 12 persen belerang, telah disarankan bahwa
lapisan bumi yang lebih dalam mengandung proporsi yang jauh lebih besar. Air laut
mengandung sekitar 0,09 persen belerang dalam bentuk sulfat. Dalam endapan belerang
bawah tanah yang sangat murni yang terdapat dalam struktur geologis mirip belerang,
belerang diyakini telah terbentuk oleh aksi bakteri pada mineral anhidrit, di mana belerang
dikombinasikan dengan oksigen dan kalsium. Endapan belerang di daerah vulkanik mungkin
berasal dari gas hidrogen sulfida yang dihasilkan di bawah permukaan bumi dan diubah
menjadi belerang melalui reaksi dengan oksigen di udara.

Element Properties
atomic number 16
atomic weight 32.064
melting point
rhombic 112.8 °C (235 °F)
monoclinic 119 °C (246 °F)
boiling point 444.6 °C (832 °F)
density (at 20 °C [68 °F])
rhombic 2.07 grams/cm3
monoclinic 1.96 grams/cm3
oxidation states −2, +4, +6
electron configuration 1s22s22p63s23p4
Advertisement

History
The history of sulfur is part of antiquity. The name itself probably found its way into Latin
from the language of the Oscans, an ancient people who inhabited the region including
Vesuvius, where sulfur deposits are widespread. Prehistoric humans used sulfur as a pigment
for cave painting; one of the first recorded instances of the art of medication is in the use of
sulfur as a tonic.

Sejarah belerang adalah bagian dari jaman dahulu. Nama itu sendiri mungkin menemukan
jalannya ke dalam bahasa Latin dari bahasa Oscans, orang-orang kuno yang mendiami
wilayah tersebut termasuk Vesuvius, tempat endapan belerang tersebar luas. Manusia
prasejarah menggunakan belerang sebagai pigmen untuk lukisan gua; salah satu contoh yang
tercatat pertama dari seni pengobatan adalah penggunaan sulfur sebagai tonik.

00:00 03:21
The combustion of sulfur had a role in Egyptian religious ceremonials as early as 4,000 years
ago. “Fire and brimstone” references in the Bible are related to sulfur, suggesting that “hell’s
fires” are fuelled by sulfur. The beginnings of practical and industrial uses of sulfur are
credited to the Egyptians, who used sulfur dioxide for bleaching cotton as early as 1600 bce.
Greek mythology includes sulfur chemistry: Homer tells of Odysseus’ use of sulfur dioxide
to fumigate a chamber in which he had slain his wife’s suitors. The use of sulfur in explosives
and fire displays dates to about 500 bc in China, and flame-producing agents used in warfare
(Greek fire) were prepared with sulfur in the Middle Ages. Pliny the Elder in 50 ce reported a
number of individual uses of sulfur and ironically was himself killed, in all probability by
sulfur fumes, at the time of the great Vesuvius eruption (79 ce). Sulfur was regarded by the
alchemists as the principle of combustibility. Lavoisier recognized it as an element in 1777,
although it was considered by some to be a compound of hydrogen and oxygen; its elemental
nature was established by the French chemists Joseph Gay-Lussac and Louis Thenard.

Pembakaran belerang memiliki peran dalam upacara keagamaan Mesir pada 4.000 tahun
yang lalu. Referensi "Api dan belerang" dalam Alkitab terkait dengan belerang, menunjukkan
bahwa "api neraka" dipicu oleh belerang. Awal penggunaan praktis dan industri dari belerang
dikreditkan ke Mesir, yang menggunakan belerang dioksida untuk memutihkan kapas pada
awal 1600 SM. Mitologi Yunani mencakup kimia belerang: Homer menceritakan tentang
penggunaan sulfur dioksida Odiseus untuk mengasapi sebuah ruangan tempat dia membunuh
para peminang istrinya. Penggunaan belerang dalam bahan peledak dan api menunjukkan
tanggal sekitar 500 SM di Cina, dan agen penghasil api yang digunakan dalam peperangan
(api Yunani) disiapkan dengan belerang pada Abad Pertengahan. Pliny the Elder di 50 ce
melaporkan sejumlah penggunaan belerang secara individu dan ironisnya dia terbunuh,
kemungkinan besar oleh asap belerang, pada saat letusan Vesuvius yang hebat (79 ce).
Belerang dianggap oleh para alkemis sebagai prinsip mudah terbakar. Lavoisier
mengenalinya sebagai unsur pada tahun 1777, meskipun dianggap oleh beberapa orang
sebagai senyawa hidrogen dan oksigen; sifat unsurnya didirikan oleh ahli kimia Prancis
Joseph Gay-Lussac dan Louis Thenard.
Natural occurrence and distribution
Many important metal ores are compounds of sulfur, either sulfides or sulfates. Some
important examples are galena (lead sulfide, PbS), blende (zinc sulfide, ZnS), pyrite (iron
disulfide, FeS2), chalcopyrite (copper iron sulfide, CuFeS2), gypsum (calcium sulfate
dihydrate, CaSO4∙2H2O) and barite (barium sulfate, BaSO4). The sulfide ores are valued
chiefly for their metal content, although a process developed in the 18th century for making
sulfuric acid utilized sulfur dioxide obtained by burning pyrite. Coal, petroleum, and natural
gas contain sulfur compounds.

Banyak bijih logam penting adalah senyawa sulfur, baik sulfida atau sulfat. Beberapa contoh
penting adalah galena (timah sulfida, PbS), blende (seng sulfida, ZnS), pirit (besi disulfida,
FeS2), kalkopirit (tembaga besi sulfida, CuFeS2), gipsum (kalsium sulfat dihidrat, CaSO4 ∙
2H2O) dan barit ( barium sulfate, BaSO4). Bijih sulfida terutama dihargai karena kandungan
logamnya, meskipun proses yang dikembangkan pada abad ke-18 untuk membuat asam sulfat
memanfaatkan sulfur dioksida yang diperoleh dengan membakar pirit. Batubara, minyak
bumi, dan gas alam mengandung senyawa sulfur.

Allotropy
In sulfur, allotropy arises from two sources: (1) the different modes of bonding atoms into a
single molecule and (2) packing of polyatomic sulfur molecules into different crystalline and
amorphous forms. Some 30 allotropic forms of sulfur have been reported, but some of these
probably represent mixtures. Only eight of the 30 seem to be unique; five contain rings of
sulfur atoms and the others contain chains.

In the rhombohedral allotrope, designated ρ-sulfur, the molecules are composed of rings of
six sulfur atoms. This form is prepared by treating sodium thiosulfate with cold, concentrated
hydrochloric acid, extracting the residue with toluene, and evaporating the solution to give
hexagonal crystals. ρ-sulfur is unstable, eventually reverting to orthorhombic sulfur (α-
sulfur).

A second general allotropic class of sulfur is that of the eight-membered ring molecules, three
crystalline forms of which have been well characterized. One is the orthorhombic (often
improperly called rhombic) form, α-sulfur. It is stable at temperatures below 96 °C. Another
of the crystalline S8 ring allotropes is the monoclinic or β-form, in which two of the axes of
the crystal are perpendicular, but the third forms an oblique angle with the first two. There are
still some uncertainties concerning its structure; this modification is stable from 96 °C to the
melting point, 118.9 °C. A second monoclinic cyclooctasulfur allotrope is the γ-form,
unstable at all temperatures, quickly transforming to α-sulfur.

Dalam belerang, alotropi muncul dari dua sumber: (1) mode ikatan atom yang berbeda
menjadi molekul tunggal dan (2) pengemasan molekul sulfur poliatomik menjadi bentuk
kristal dan amorf yang berbeda. Sekitar 30 bentuk sulfur alotropik telah dilaporkan, tetapi
beberapa di antaranya mungkin merupakan campuran. Hanya delapan dari 30 yang
tampaknya unik; lima mengandung cincin atom belerang dan lainnya berisi rantai.

Dalam allotrop rombohedral, yang disebut ρ-sulfur, molekul tersusun dari cincin enam atom
belerang. Bentuk ini dibuat dengan memperlakukan natrium tiosulfat dengan asam klorida
pekat dingin, mengekstraksi residu dengan toluena, dan menguapkan larutan untuk
menghasilkan kristal heksagonal. ρ-sulfur tidak stabil, akhirnya kembali menjadi sulfur
ortorombik (sulfur-a).

Kelas sulfur alotropik umum kedua adalah dari molekul cincin beranggota delapan, tiga
bentuk kristal yang telah dikarakterisasi dengan baik. Salah satunya adalah bentuk
ortorombik (sering tidak tepat disebut belah ketupat), α-sulfur. Stabil pada suhu di bawah 96
° C. Alotrop cincin S8 kristal lainnya adalah bentuk monoklinik atau β, di mana dua sumbu
kristal tegak lurus, tetapi yang ketiga membentuk sudut miring dengan dua yang pertama.
Masih ada beberapa ketidakpastian mengenai strukturnya; modifikasi ini stabil dari 96 ° C ke
titik lebur, 118,9 ° C. Alotrop siklooktasulfur monoklinik kedua adalah bentuk-,, tidak stabil
pada semua suhu, dengan cepat berubah menjadi sulfur-α.