You are on page 1of 90
PEDOMAN PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI Byers PENGARANG/JUDUL PERPUSTAKAAN NASIONAL RI 2002 Perpustakaen Nasional RI: Data Katalog Dalam Terbitan (KDT) Perpustakaan Nasional Pedoman pengolahan bahen pustaka Perpustakaan Nasional RI / penyusun, Minanuddin ; penyunting, Lily Suamni, Kuswosedjai, — Jakarta : Proyek Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Na- sional, 2002, ii, 58 hlm., 28 Ib. ;30 om, Bibliografi: him. 58 ISBN 979.9316-81-2 |. Pengolahan (Perpustakaan) ~ Buku pedoman 2, Perpustakaan Nasional ~Buku pedoman 1, Minanuddin 1. Suarni, Lily IML Kuswosedjati-1V. Judul Pedoman Pengolahan Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional RI Pengarah Pembahas/Kontributor Drs. Dady P. Rachmananta, MLS Prof, Sulistyo Basuki, Ph.D. Drs. Sungkowo Rahardjo, SH, MSi Hernandono, MLS. Dra, Hj, Sudatiah Nasution Dis, J.P. Rompas, MA. H. Zulfikar Zen MA. Drs, Paul Permadi Penyusun Kuswosedjati, BA. Minanuddin, SIP Dra, Hj, Lily Suami Drs. Suyatno Dra. Sri Sumekar, MSi Penyunting, Dra, Melliani Y. Abbes, Dra, Hj, Lily Suami Dra. Sauliah, SIP Kuswosedjati, BA Hj, Rukiah Zachri, BA. Dra. Marida Dra. Sri Mulyani, MSi Dra. Siti Halimah Sutrisno Supriyo, 8.Sos. Suharyanto, S.Sos. ISBN 979-9316-81-2 Diterbitkan oleh: Proyek Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Nasional Kata Pengantar Assalamu’alaikum Wr, Wb, Segala puji kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, kerena dengan rahmat dan karuniaNya Pedoman Pengolahan Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional RI dapat tersusun dan disebarkan kepada para pustakawan, Pedoman Pengolahan Bahan Pustaka ini disusun dengan maksud untuk menjadi pegangan dan rujukan dalem pelaksanaan pekerjaan pengolahan bahan pustaka di Perpustakaan Nasional RI, Dengan adanya pedoman ini, diharapkan kegiatan pengo- Jahan tersebut dapat dilaksanakan secara konsisten dan permasalahan teknis yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan dapat disclesaikan berdasarkan pedoman yang baku. Pedoman Pengolahan Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional RI ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu contoh dan pembanding bagi perpustakean lain di Indonesia yang hendak menyusun pedoman pengolzhannya sendiri, Adanya contoh dan pembanding seperti ini diperlukan, lebih-lebih menginget masih banyak perpustakaan yang belum mempunyai pedoman pengolahan bahan pustaka atau masih perlu menyempumakannya, Kami menyadari bahwa dalam pedoman ini masih terdapat kekurangan, dan akan terus disempumakan sesuai dengan perkembangan situasi dan tuntutan pekerjaan. Untuk itu, kritik dan saran untuk penyempurnaan pedoman ini sangat diharapkan dari para pembaca dan pemakai pedoman ini, ‘Akhimya, kami mengucapken terimakasih kepada semua pihak yang telah berparti- sipasi dalam penyusunan pedoman ini Jakarta, Desember 2002 Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka Dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional RI Pau, _ Drs. Sungkowo Rahardjo, SH, MSi. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB 1. PENDAHULUAN BAB 2. RUANG LINGKUP 2 BAB 3. KEBIJAKAN TEKNIS PENGOLAHAN 5 3A. Manajemen kegiatan pengolahan . 6 3B, Bahan pustaka yang diolah 7 3C. Pengatalogan bahan pustaka 0 8 3D. Klasifikasi dan Pengindeksan abies 21 3E. Pascapengatalogen 5 28 3F. Nomor pangeil bahan pustake 34 3G. Bentuk/format katalog ..... vce, 36 3H. Penetapan dan pengendalian tajuk entri Katalog... 37 BAB 4, PROSEDUR PENGOLAHANBAHANPUSTAKA ..... 51 BAB V. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN REVISI ae ST BIBLIOGRAF! 58 LAMPIRAN Lampiran 1, Alur kerja pengolahan bahan pustaka Lampiran 2A. Dafiar opsi dalam bagan Dewey Decimal Classification (DDC) edisi 20 dan ketetapan atas opsi yang dipilih. Lampiran 2B. Daftar opsi dalam Anglo American Cataloging Rules edisi 2, revisi 1998 dan ketetapan atas opsi yang dipilih. Lampiran 3. Pengelompokan/Klasifikasi bahan peta Lampiran 4. Contoh deskripsi bibliografis menurut daerah deskripsi PEDOMAN PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI BAB 1 PENDAHULUAN 1A Latar Belakang Pengolahan bahan pustaka metupakan salah satu kegiatan pokok dalam rangkaian Kegiatan perpustakean, Kegiatan pengolahan bahan pustaka memungkinkan koleksi perpustakaan tertata secara sistematis dan dapat ditemukan kembali secera efektif dan efisien. Sebagai kegiatan pokok, kinerja pengolahan bahan pustaka sangat mempengaruhi keberhasilan perpustakaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Untuk itu, kegiaten pengembangan dan pengolahan bahan pustaka perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, secara profesional dan taat asas Kegiatan pengolahan bahan pustaka merupakan Kegiatan intelcktual yang bersifat kompleks karena berhubungan dengan intelektualitas yang terkandung dalam bahan pusteka, dalam minat, kebutuhan, serta perilaku masyarakat terhadap informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam keragamen konsep dan istilah yang berkembang, serta dalam visi dan misi suatu perpusiakean. Kompleksitas tersebut memungkinkan munculnya perbedaen persepsi serta ketidakteatasasan (inkonsistensi) dalam Pelaksanaan tugas, yang selanjutnya memunculkan Kondisi ketidakpastian dalam pelaksanaan Kegiatan, dan pada akhimya mempengaruhi mutu Kinerja pengolahan, Sclain itu, pemubahan organisasional yang terjadi, seperti rotasi pegawai atau perubahan struktur organisasi, juga memungkinkan munculnya perbedaan persepsi serta ketidaktaatasasan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Untuk mengatasi masalah-masalsh tersebut, kegiatan pongolahan bahan pustaka perlu didasarkan pada suatu pedoman kerja yang jelas schingga kemungkinan munculnya permasalahan tersebut dapat dihilangkan atau diminimalisir. Kegiatan pengolahan bahan pustaka di Perpustakaan Nasional RI memiliki kompleksitas yang tinggi karena statusnya sebagai perpustakean nasional dan karena banyek dan beragamnya bahan pustaka yang dikoleksi. Selain itu, Perpustakaan Nesional RI juga mengemban tugas membina berbagai jenis perpustakaan di Indonesia, Pedoman pengolahan behan pustaka Perpustakaan Nasional diperiukan keberadaannya bagi pelaksanaan tugas pengolahan bahan pustaka serta sebagai contoh bagi perpusiakaan yang berada dalam lingkup pembinaan Perpustakaan Nasional. Pedoman pengolahan bahan pustaka Perpustakaan Nasional RI sebelum ini pemah disusun secara tergabung dalam Pedoman Pusat Jasa Perpustakaan pada tahun 1996, ‘Tetapi, pedoman pengolahan tersebut masih perlu disempumakan, dan perlu dibuat secara tersendiri, Suatu pedoman pengolahan bahan pustaka yang tersendiri dan komprehensif diperlukan untuk menyempumakan pedoman yang pemah dibuat sebelumnya, 1B Dasar - Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Peraturan Pemerintah Nomor 70 tahun 1991 tentang Pelaksanaan Undang-un- dang Serah Simpan Karya Cetek dan Karya Rekam |. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun [999 tentang Pelaksanaan Serah Simpan dan Pengelolaan Film Cerita dan Film Dokumentasi Keputusan Presiden No. 67 Tahun 2000 tentang Perpustakaan Nasional. Keputusan Presiden nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Fungsi, Ke- ‘wenangan, Susunan Organisasi, dan Tugas Lembaga Pemerintah Non Departe- ‘men, sebageimana telah diubah dengan Keputusan presiden no, 3 tahun 2002, Keputusan Presiden nomor 110 Tahun 2001 tentang unit Organisasi dan Tugas Eselon I LPND, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden no.5 Tahun 2002. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 33/Menpan!1998 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI No. 3 Tahun 2001 tentang Orga- nisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional. 1c Tujuan/sasaran Tersedianya pedomen kerja pengolahan bahan pustak di Perpustakaan Nasional RI . Terciptanya kesamaan persepsi, bahasa, gerak serta arah yang konsisten dalam pelaksanaan kegiatan pengolahan bahan pustaka Perpustakaan Nasional RI Tersedianya salah satu alat bagi pimpinan Perpustakaan Nasional RI dalam pengambilan kebijakan dan pengawasan kegiatan pengolahan bahan pusiaka. . Tersedianya bahan dasar bagi pembinaan dan pengembengan kegiatan pengolahan bahan pustaka di Perpustakaan Nasional RI. BAB2 RUANG LINGKUP 2A Ruang Lingkup Kegiatan Ruazg lingkup kegiatan pengolahan bahan pustaka yang dicakup dalam pedoman ini disesuaikan dengan Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI No. 3 Tahun 2001 tentang Organisesi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI yang terkait dengan kegiatan pengolahan bahan pustaka di Perpustakaan Nasional RI, khususnya pada pasal tentang tugas dan fungsi Bidang Pengolahan Bahan Pustaka. Berdasarkan maksud yang terkandung dalam pasal tersebut, maka ruang lingkup kegialan pengolahan behan pustaka yang dicakup dalam pedoman ini terdiri dari: 1, pelaksanaan katalogisasi, klasifikasi dan pasca katalogisasi bahan pustaka pelaksanaan verifikasi bahan pustaka; pemasukan data (bibliografis) ke pangkalan data; penyusunsn, pelaksanaan dan pengembangan tajuk nama pengarang, badan korporasi dan subjek. Ruang lingkup kegiatan pengolehan bahan pustake menurat Keputusan Menpan No. 33/Menpan/1998 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan tidak digunakan sebagai ruang lingkup kegiatan pengolahan yang dicakup dalam pedoman ini karena lebih Iuas dari ruang Jingkup kegiatan pengolahan menurut Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional tsb. diatas, Beberapa kegiatan pengolahan menurut Keputusan Menpan No. 33/Menpan/1998 yang tidak dicakup dalam pedoman ini adalah 1. Penyusunan dan penyuntingen bibliografi, indeks dan sejenisnya 2. Penyusunan daftar tambahan pustaka (accession list) 3. Pembuatan anotasi dan sari karangan (abstrak) 4, Pembuatan kliping 2B Ruang Lingkup Pedoman 2B1, Isi. [si pedoman ini mencakup kebijakan teknis pengolahan bahan pustaka yang bersifat pokok atau umum seperti kebijakan umum mengenai manajemen pengolahan, pengatalogan, Klasifikasi, pengendalian tajuk, serta prosedur standar kegiatan teknis pengolahan bahan pustake yang bersifat umum/pokok. Termasuk yang dicakup dalam pedoman ini adalah ketetapan atas pilihan atau opsi yang disediakan dalam standar atau peraturan lain yang digunakan dalam kegiatan pengolahan bahan pustaka seperti Anglo American Cataloging Rules dan Dewey Decima! Classification, serta istilah dan singkatan dalam bahasa Indonesia yang diperlukan dalam pendeskripsian bahan pustalk 2B2. Ketentuan yang tidak dimuat, Pedoman ini tidak memuat 1. Ketentuan yang telah ditetapkan dalam standar, peraturan, atau pedoman lain yang digunakan dalam pengolahan bahan pustaka yang telah disebut dalam pedoman ini, seperti Anglo American Cataloging Rules dan Dewey Decimal Classification 2. Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan pengolahan bahan pustaka. Petunjuk teknis yang lebih terperinci mengenai pelaksanaan kegiatan pengolahan bahan pustaka akan diberiken tersendiri dalam suatu petunjuk pelaksanaan kegiatan yang dibuat berdasarkan pedoman ini serta berdasarkan standar dan peraturan tertentu yang digunakan dalam kegiatan pengolahan bahan pustaka. 2B3. Fungsi, Pedoman Pengolahan Bahan Pustaka ini dimaksudkan untuk berfungsi sebagai pedoman dalam peleksanaan kegiatan pengolahan untuk bahan pustaka yang akan menjadi koleksi Perpustakaan Nasional RI, dan tidek untuk bahan pustaka yang menjadi koleksi perpustakaan lain meskipun diolah dalam lingkungan Perpustakaan Nasional RI BAB3 KEBIJAKAN TEKNIS PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA Kebijakan teknis pengolahan bahan pustaka yang dimaksud disini adalah serangkaian keputusan atau ketentuan teknis yang ditetapkan dalam pelaksanaan kegiatan pengolahan bahen pustaka yang akan menjadi koleksi Perpustakaan Nasional RI. Penetapan Kebijaken teknis ini, serta revisi yang akan dilakukan pada masa selanjutnye, disusun dengen terlebih dulu mempertimbangkan beberapa hal sbb.: |. Kondisi Perpustakaan Nasional RI ~ Jenis perpustakaan Perpustakaan Nasional RI merupakan perpustakaan nasional yang mengem- ban fungsi deposit dan bibliografi untuk seluruh terbitan Indonesia, dan sekaligus mengemban fimgsi layanan. Kordisi ini menjadi pertimbangan untuk penetapan level deskripsi bibliografis serta penetapan opsi yang tersedia dalam peraturan pengatalogan, + Sistem layanan Layanan Perpustakaan Nasional RI menganut sistem layanan tertutup (closed access) dan beca ditempat, dimana peminjaman bahan pustaka ter- batas dalam ruang baca ateu tidak dapat dibawa keluar dari lingkungan Perpustakaan Nasional RI. Sistem ini menjadi pertimbangan dalam penetap- an pemberian kelengkapan bahan pustaka; - Keragaman koleki dan sistem penyimpanan koleksi Koleksi Perpustakaan Nasional RI beragam jenisnya, demikian pula sistem penyimpanan atau penempatan Koleksinya. Keragaman koleksi dan sistem penyimpanan menjadi pertimbangen dalam penetapan sistem nomor panggil (call nuaber) bahan pustaka dan penandaan bahan pustaka (General Material Designation) dalam pendeskripsian bahan pustaka. 2. Pemakai Pemakai Perpustakaan Nasional umumnya adalah pelajar/mahasiswa, penga- ar, peneliti, serta praktisi dengan kebutuhan informasi yang menunjukkan Kecenderungan semakin spesifik. Karakteristik pemakai menjadi pertimbang- an dalam penetapan tingkat/jenis pengindeksan subjek bahan pustaka. 3. Perkembangan Iptek dan bahan pustaka Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memunculkan banyak bahan pustaka yang kandungan isinya semakin terspesifikasi dan bersifat lin- tas bidang. Kondisi ini menjadi pertimbangan dalam penetapan tingkat/jenis pengindeksan subjek, 4, Efisiensi dan efektifitas Efisiensi dan efektifitas kegiatan pengolahan bahan pustaka menjadi per- timbangan umum dalam penetapan kebijakan dalam pedoman ini 3A Manajemen Kegiatan Pengolahan 3A1, Sistem manajemen, Sistem manajemen pengolahan bahan pustaka yang dite- tapkan dalam kegiatan pengolahan bahan di Perpustakaan Nasional RI adalah sistem manajemen pengolahan terpusat atau sistem sentralisasi. Penerapan sistem pengolahan terpusat dimaksudkan untuk meningkatkan konsistensi dan keteraturan dalam kegiatan pengolahan berbagai jenis bahan pustaka koleksi Perpustakaan Nasional RI 3A2, Wewenang dan Tanggungjawab. Dengan sistem terpusat, wewenang dan tang- gungjawab manajemen pengolahan untuk segala jenis bahan pustaka kolcksi Perpusta- kaan Nasional RI, mulai dari perencanaan sampsi evalua , berada pada unit kerja yang ditetapkan sebagai pusat atau sentral manajemen kegiatan pengolahan. 3A3. Pusat sistem. Sejalan dengan semangat Keputusan Kepala Perpustakaan Nasion-al RI No. 3 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI, pusat atau sentral dari sistem menajemen pengolahen bahan pustaka di Perpustakaan Nasional RI adalah unit kerja yang mengemban tugas dan fungsi pengolahan bahan pustaka, yakni Bidang Pengolahan Bahan Pustake yang berada di bawah struktur Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka. 3A4, Unit/Tempat Pelaksanaan kegiatan, Kegiatan pengolahan behan pustaka dilaksanakan dalam lingkungan kerja Bidang Pengolahan Bahan Pustaka, Meskipun demikian, dengan pertimbangan keamanan dan atau pertimbangan kepraktisan, kegiatan pengolahan bahan pustake dapat dileksnakan oleh unit kerja diluar lingkungan Bidang Pengolahan Bahan Pustaka khususnya oleh unit kerja yang bertanggungjawab atas pengelolaan dan penyimpanan bahan pustaka tertentu tersebut. Pengolahan bahan pustaka yang dapat dilakukan diluar lingkungan Bidang Pengolah- an Bahan Pustaka Karena pertimbangan keamanan dan kepraktisan adalah: — Pengolahan bahan pustaka koleksi deposit ~ Pengolahan bahan pustaka langka — Pengolahan majalah dan suratkabar — pengolahan katalog dalam terbitan 3A. Kordinasi kegiatan. Peleksanaan kegiatan pengolahan bahan pustaka oleh atau pada unit kerja diluar Bidang Pengolahan Bahan Pustaka hamus dikordinasikan dengan Bidang Pengolahan Bahan Pustaka sebagai pusat sistem pengolahan, Kordinasi tersebut dimulai dari perencanaan_sampai dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan. 36, Pengesahan hasil pengolahan dilvar unit sentral. Bahan pustaka yang diolah pada unit kerja diluar Bidang Pengolahan Bahan Pustaka atau oleh pustakawan dari unit kerja diluar Bidang Pengolahan harus memperoleh pengesahan dan atau dikoreksi oleh pustakawan yang berotoritas pads unit sentral (Bidang Pengolahan Bahan Pustaka) Bahan pustaka yang akan menjadi kolcksi Perpustakaan Nasional RI terdiri dari berbagai jenis. tetapi tidak semua jenis bahan pusiaka tersebut diolah, Hal ini disesuaikan dengan sifat kelanggengan informasi dari bahen pustake. 3B1. Rincian Bahan Pustaka yang diolah, Bahan pustaka yang diolah di Perpusta- kaan Nasional RI terdiri dari a, Buku/monograt b, Terbitan berseri & Manuskrip d, Bahan kartografis ©. Bentuk mikro £ Rekaman suara g. Gambar hidup dan rekaman video h, Bahan grafis i, Sumber elektronis 3B2. Rincian bahan pustaka yang tidak diolah. Bahan pustaka yang tidak diolah terdiri dari: a, Brosur b. Pamflet c. Booklet 3C Pengatalogan Bahan Pustaka Istilah pengatalogan (katalogisasi) yang dimaksud disini adalah pengatalogan deskritif, yakni kegiatan mendeskripsikan data bibliografis bahan pustaka serta penentuan entzi bibliografi yang diperlukan untuk penclusuran bahen pustaka ke dalam kartu Katalog atau pangkalen data bibliografis lainnya 3C1. Pedoman/standar pengatalogan Pengatalogan bahan pustaka di Perpustakaan Nasional RI dilaksanakan dengan menggunaken pedoman/standar yang berlaku secara nasional dan internasional, Pedoman/standar tersebut terdiri dari 1, Standar dan Peraturan pengatalogan deskriptif. 2. Dafter tajuk kendali kepengarengan 3. Pedoman kebahasaan, 4, Pedoman format metadata 3C1.1 Standar dan Peraturan Pengatalogan Deksriptit. 3C1.la, Standar dan peraturan pengatalogan deskriptif yang digunakan. Standar dan Peraturan pengatalogan deskriptif yang digunakan dalam pengolahan bahan pustaka terdiri dari: 1. International Standard For Bibliographic Description (ISBD) 2. Peraturan Katalogisasi Indonesia yang disusun Perpustakaan Nasional RI 3, Anglo American Cataloging Rules (AACR) 3C1.1b, Penggunaan Standar dan peraturan. Prioritas. Prioritas penggunaan standar dan peraturan dalam kegiatan pengatalogan bahan pustaka Perpustakaan Nasional RI adalah pada International Standars for Bib- liographic Descriptions dan Peraturan Katalogisasi Indonesia yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional RI. Anglo American Cataloging Rules digunakan bila dalam pelaksanaan kegiaten pengatalogan bahan pustaka terdepat kasus yang tidak aru belum terdapat ketentuannya dalam Peraturan Katalogisasi Indonesia, Edisi, Edisi peraturan pengatalogan yang digunakan scbagai pedoman dalam kegiatan pengatalogan adalah edisi yang terbaru, meskipun terdapat perubahan yang mendasar antara edisi yang lama dan edisi terbaru, Penentuan terhadap opsi/pilihan. Bila dalam peraturan pengatalogan yang digunakan tersedie pilihen, maka pilihan tersebut harus ditentukan berdasarkan pada kepentingan penyusunan bibliografi nasional dan pertimbangan efisiensi. Penentuan terhadap opsi/Pilihan dalam AACR. AACR memuat sejumlsh opsi yang memerlukan penetapan atas opsi yang dipilih dari opsi yang disediakan, Penentuan atas opsi/pilihan yang disediakan pada AACR ditetapkan sebagai berikut: - Optional Addition (Pilihan Penambahan Data) Pilihan dengan sebutan optional addition (pilihian penambahan data) pada AACR merupakan pilihan untuk menambahken data bibliografis bila dianggap perlu oleh perpustakaan atau badan pengatalogan, Pilihan jenis ini secara umum ditetapkan untuk diambil ztau digunakan dalam pendeskripsian bahan pustaka. Contoh : 1, Dalam peraturan 1.2B4. AACR menyediakan optional addition untuk membe- rikan pernyataan edisi secara jelas dan singket bila bahan pustaka tidak memuat pernyaiaan edisi sedangken isinya mengandung perubahan yang signifikan dari terbitan scbclumnya, Edisi baru 2 Bd., partly revised 2, Dalam peraturan 1.456, AdCR menyediakan optional addition untuk memberi- kan data tahun hak cipta setelah tahun terbit, bila tahun hak cipta bahan pustaka berbeda dengan tahun terbitnya. + 1967, 1965 ~ Optionally (Pilihan Alternatif) Pilihan dengan istilah optionally merupakan pilihan untuk menggunakan alternatif lain, selain dari yang ditentukan oleh 44CR. Pilihan ini secara umum tidak diambil atau tidak digunakan dalam pendeskripsian bahan pustaka. Contoh 1. Dalam peraturan 1.2BS AACR ditentukan behwa bila edisi bahan pustaka dinyatakan dalam lebih dari satu bahasa atau aksera, maka yang dicantumkan dalam daerah edisi adalah pernyataan edisi yang sesuai dengan bahasa atau aksara yang digunakan dalam judul bahan pustaka, Meskipun demikian peraturan ini memberikan pilihan optionally (pilihan altematif) untuk membuat pernyataan edisi tersebut secara paralel . 2. Dalam peraturan 1.4F6-7 AACR ditentukan bahwa bila tahun terbit tidak dinya- takan, maka digunakan data tahun hak cipta, atau, tahun pembuatan bila tahun hak cipta juga tidak ada. Bila semua data tahun tersebut tidak ada, maka diberi- kan tahun terbit perkiraan, Dalam peraturan tersebut, tersedia pilihan optionally (pilihan altematif) untuk memberikan perkiraan tahun terbit bersama dengan tahun hak cipta atau tahun pembuatan, bila perkiraan tahun terbit berbeda dengan tahun hak cipta atau tahun pembuatan. Daftar pilihan yang disediakan AACR tersebut diatas dalam lampiran pedoman ini. ikan secara lengkap - Pi ihan yang beragam. Dalam AACR terdapat pilihan yang beragam atau pilihan yang terdiri dari beberapa pilihan yang mengharuskan pengambilan salah satu pilihan yang tersedia. Terhadap pilihan yang beragam, diambil salah satu ketentuan yang tersedia secara konsisten Contoh 1. Dalam peraturan, 1.1C1. AACR menyediakan 2 daftar jenis bahan ateu tanda bahan umum (General Material Designation), Dari dua daftar yang disediakan terscbut dipilih salah satu untuk digunakan dalam pemberian Tanda Bahan Umum setelah judul bahan pustake, Dalam hal ini, daftar yang digunakan adalah daftar pertama yang biasa digunakan di Inggris (lihat daftar pada item ‘Tanda Bahan Umum) Dalam peraturan 1.5E1. AACR menyediakan empat cara pendeskripsian bahan penyerta (accompanying materials) bahan pustaka, Dari empat cara tersebut dipilih selah satu untuk digunakan dalam pendeskripsian bahan penyerta, Dalam hal ini, cara yang dipilih adalch cara ke-4 (point d.) yang menentukan pendes- kripsian bahan pustaka penyerta adalah pada daerah deskripsi fisik bahan pustaka yang memuat behan pustaka peryerta. Ketetapan terhadap pilihan yang beragam tersebut diatas dikemukakan secara lebih jelas dalam pedoman ini pada topik yang sesuai, misalnya pada topik Penandaan Bahan Umum dan topik Bahan Penyerta. 3C1.2. Daftar tajuk kepengarangan Daftar tajuk kepengarangan digunakan sebagai pedoman dalam penetapan tajuk untuk nama pengerang perseorangan dan badan korporasi sebagai entri dalam katalog 3C1.2a. Daftar tajuk yang digunakan. Daftar tajuk yang digurakan dalam pengata- logan terdiri dari: 1. Daftar tajuk nama-nama pengarang Indonesia yang disusun oleh Perpustakean Nasional RT 2. Daftar tajuk seragam untuk nama geografi dan badan korporasi Indonesia yang, disusun oleh Perpustakaan Nasional RT 3C1.2b. Penggunaan Daftar Tajuk. Euisi. Edisi deftar tajuk yang digunakan dalam pengatalogan adalah edisi yang paling, mutakhir, meskipun terdapat perubahan yeng mendasar dari edisi sebelumnya. 3C1.3, Pedoman kebahasaan Pedoman kebahasaan digunakan sebagai rujukan dalam proses pendeskripsian data bibliografis bahan pustaka yang mengharuskan adanya pengalihan ejaan, romanisasi atau transliterasi dari aksara non latin ke aksara latin, dan dalam penggunaan singkatan 3C1.3a, Pedoman yang digunakan. Pedoman kebahasaan yang digunakan delam proses pendeskripsian data bibliografis terdiri dari : 1, Pedoman ¢jaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) 2, Daflar singkatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 3. Pedoman transliterasi yang resmi 3C1.3b. Penggunaan pedoman kebahasaan Fdisi Fdisi pedoman kebahasaan yang digunaken dalam pengatalogan adalah edisi yang paling mutakhir, meskipun terdapat perubahan mendasar dari edisi sebelumnya 3C1.4, Pedoman format metadata Pedoman format metadata digunakan dalam pemberian kode metadata untuk data bib- liografis dalam sistem Katalog terotomasi atau katalog terpasang, 3C14a, Pedoman format metadata yang digunakan, Pedoman format metadata yang digunekan terdiri cari TNDOMARC : Format MARC untuk buku, manuskrip, dan terbitan berseri Dafier Kode USMARC untuk Negara (Ringkasan untuk para pemakai INDOMARO) Dafter Kode USMARC untuk Bahasa (Ringkasan untuk para pemakai INDOMARC) Dafter Kode USMARC untuk Wilayah (Ringkasan untuk para pemakai INDOMARC) Daftar Kode INDOMARC untuk Propinsi di Indonesia dan Negara Bagian di Malaysia (Perluasan USMARC) Daftar Kode INDOMARC untuk Perpustakaan di Indonesia Daftar Kode INDOMARC untuk Wilayah di Indonesia dan Malaysia (Perluasan USMARC) ghee 3C14b. Penggunaan Pedoman format metadata Edisi, Edisi pedoman metadata yang digunakan adalah edisi yang paling mutakchir, meskipun terdapst perubahan yang mendasar dari edisi sebelumnya 3C2. Tingkat Kerincian Deskripsi 3C2.L, Tingkat Kerincian Deskripsi, Tingkat kerincian atau level deskripsi biblio- grafis yang diterapkan dalam pengatalogan bahan pustaka di Perpustakaan Nasional RI adalah tingkat deskripsi ke-dua menurut stendar internasional deskripsi bibliografis 3C3. Sumber Pengatalogan 3C3.1, Sumber pengatalogan. Sumber pengatalogan untuk bahan pustaka koleksi Perpustakaan Nasional RI ialh Katalog hasil pengolahan bahan pustaka di Perpustakaan Nasional RI sendiri sesuai kedudukannya sebagai bedan pengatalogan nasional di Indonesia yang mengeluarkan Katalog Dalam Terbitan serta menerbitkan Bibliografi Nasional, Kode sumber pengatalogan (Perpustakaan Nasional RI : JKPNPNA) dicantumken dalam pangkalan data dengan format INDOMARC Pemanfaatan has 3 pengatalogan perpustakaan atau badan pengatalogan Iuar negeri, Hasil pengatalogan dari perpustakaan atau badan pengatalogan luar negeri dapat dimanfactkan sepanjang hasil pengatalogan tersebut sesuai dengan kebijakan pengatalogan Perpustakaan Nasional RJ, atau, dimanfaatkan sebagai bahan perbandingan atau bahan masukan dalam pengatalogan bahan pustaka di Perpustakean Nasional RE 3C3.3. Katalog dalam terbitan, Katelog Dalam Terbitan Perpustakaan Nasional RI merupakan sumber pengatalogan bahen pustaka di Perpustakaan Nasional RI. Bila Katalog dalam terbitan tersebut datanya tidak lengkap, maka data tersebut dapat dilengkapi sesuai keperluan katalog Perpustakaan Nasional RI 3c |. Unsur data dan Pola deskripsi bibliografis 3C4.1. Unsur data bibliografis. Dalam pengatalogan, unsur data bibliografis dides- Kripsikan dalam dacrah deskripsi sesuai ketentuan dalam standar dan peraturan katalogisasi yang digunakan, yang terdiri dari Daerah judul dan pemyataan tanggungjawab (kepengarangan) Daerah edisi Daerah rincian data khusus Daerah penerbitan Daerah deskripsi fisik Daerah seri 7. Daerah catatan 8. Daerah nomor standar dan keterangan pengadaan. 3C4,2. Pola Deskripsi. Pola deskripsi yang diterapkan dalam pendeskripsien data bibliografis pada Katalog terdiri dari deskripsi berparagraf dan deskripsi tanpa paragraf 3C4.2a, Pola deskripsi berparagraf. Pola deskripsi berparagraf diterapkan pada Katalog karu, Pola deskripsi berparagraf ditampilkan dibawah ini lengkap dengen tanda baca yang ditetapkan pada tiap daerah deskripsi Paragraf 1 (berisi data bibliografis daerah judul dan pernyataan tanggung jawab, daerah edisi, daerah rincian Kkhusus untuk bahan kartografis dan terbitan berseri, dan daereh penerbitan) Judul sebenamya = judul parael informas Iain dalam judul atu anak judul / omyataan tanggungjawab pectama; pernyatsan tanggung jawab lainnya.— Pernyataan edisi / pernyataan tanggung-jawab perama beckaitan dengan edi — Rincian Khusus mengenai bahan (aiau jenis terbitan )tertentu, -- Tempat terbit pertama, dst, > penerbit penama, dst, tahun terbit, dan seterusnya, Paragraf 2_(berisi data bibliografis daerah deskripsi fisik dan daerah seri) Deskripsi fisik:sincian fisik lainnye ; dimensi.-- (Judul seri sebenamnya / pernyatian tanggung jawab berkaitan dengan seri, ISSN sen ; penomeran seri. ludul sub seri ISSN subseri; penomoran subseri) Paragraf 3 (berisi Catatan. Paragraf 4 (berisi nomor standar) Nomorstaadar dan keterangan pengedaan formasi daerah catatan) Contoh deskripsi berparagraf 1 (entri katalog pada nama pengarang) Hartono, CFG. Suneryati Politik hukum menuju satu sistem hukum nasional C.F.G. Sunaryatt Hartono. — Bandung : Alumni, 199). x, 194 him. 21 em, Bibliografi = him, 188-194 ISBN. 979 414 2018 1. Hukum dan negara 2. Hukum Nasional ~ Indonesia 1 Judul Contoh deskripsi berparagraf 2 (emtri katalog pada judul) Bunga rampai sastra Jawa mutakhir / disunting dan diberi pendehutuan oleh J.J. Ras ; penerjemah, Hesr.— Jakarta: Grafiti Pers, 1985 xv, 441 ble 4 cm, ~ (Seri tejemahian javanotogi) Diterbitkan atas kerjasama dengan Proyek dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara dengan Perwakilan Koninklijk Institut Voor Tall, Land en Volkenkunde Judul asl Javanese literature cinee independence: an anthology | Kesusastrean Jawa I, Ras,J.J.,1916 II. Hesti_ Ill. Proyek Penelitian dan Pengembangan Kajian Kebudayaan Nusaniara_ LV. Judul Seri I 3C4.2b. Pola deskripsi tanpa paragraf, Pole deskripsi tanpa paragraf diterapkan pada Katalog terpasang. Pola deskripsi tanpa paragraf ditampilkan sesuai urutan duerah deskripsi yang ditentukan, sebagai berikut. 1, Deerah judul dan pernyataan tanggungjawab (kepengarangen) 2, Daerah edisi Deerah rincian data khusus Daerah penerbitan Daerah deskripsi fisik Daerah seri Daerah catatan OUR Dacrah nomor standar dan keterangan pengadaan, 3CS, Penggunaan babasa, ejaan dan aksara dalam deskripsi Penggunaan bahasa, aksara, dan ejaan untuk pendeskripsian data bibliografis ditetap- kan sebagai berikut, 3C5.1. Bahasa dan ejaan 3CS.1a Bahasa dan ejaan dalam bahan pustaka, Bahasa dan ejaan yang digunakan dalam bahan pustaka digunekan juga dalam pendeskripsian data bibliografis untuk beberapa daerah data bibliografis berikut ini 1. Daerah judul dan pemyataan tanggungjawab (kepengarangan) 2, Daerah edisi 3. Daerah penerbitan 4, Daerah seri 3C5.1b, Bahasa Indonesia dengan ejaan terbaru. Bahasa Indonesia dengan ejaan terbaru (saat pedoman ini dibuat adalah ejaan EYD = Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurakan ) digunakan delam pendeskripsian data bibliografis untuk beberapa daerah data dibliografis berikut ini, Bila bahasa dan ejaan yang digunakan dalam bahan pustaka untuk data bibliografis daerah tersebut bukan bahasa Indonesia dengan ejaan terbaru, maka bahasa dan ejaan terscbut disesueikan ke dalam bahasa Indonesia dengan ¢jaan terbaru. — Rincian data khusus ~ Deskripsi fisik — Catatan. — Keterangan pengadaan 3CS2. Aksara Aksara yang digunakan dalam deskrisi bibliografis adalah aksara latin. Aksara non latin yang digunakan dalam bahan pustaka ditransliterasikan dalam aksara latin dengan menggunakan pedoman transliterasi yang. standar atau resmi. 3C6. Ukuran, angka, dan bilangan 3C6.1. Sistem ukuran. Ukuran yang digunakan dalam deskripsi bibliografis, khusus- nya untuk daerah deskripsi fisik adalah sistem metrik dalam satuan centimeter (cm), meskipun dalam bahan pustaka dicantumkan sistem atau satuan lain, 3C6.2. Angka dan Bilangan, Angka yang digunakan dalam deskripsi bibliogratis, khususnya untuk daerah perincian data khusus, daerah deskripsi fisik, dan daerah seri adalah angka arab. Penulisan bilangan dalam bentuk angka non arab atau dalam bentuk kata pada daerah tersebut ditransformasikan ke dalam angka arab. 3C7. Singkatan Singkatan kata tertentu digunakan dalam deskripsi bibliografis. Singkatan kata yang digunakan haruslah merupaken singkatan yang standar yang terdaftar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Beverapa bentuk singkatan yang digunakan dalam deksipsi bibliografis diberikan dibawah ini Singkatan yang biasa digunakan pada dacrah pernyataan judul dan kepengarangan, edisi, penerbitan, dan daerah seri: — dil. (dan lain-lain) — ed. (edisi) = rev. (revisi) ~ etal. (etalii ; singkatan dkk.(dan kawan-kawan) tidak digunakan) — sl. (sine loco = tanpa tempat terbit) — sn. (sine nomine = tanpa nama penerbit) — tsb, (tersebut) Singkatan yang biasa digunakan pada daerah rincian data Khusus bahan dan daerah deskripsi fisik ca (circa = kira-kira,) ~ om, (centimeter) — him, (halaman) (singkatan p. = pagina tidak digunakan) — ilus. (ilustrasi) jil. Gilid) = 1b, (lembar) ms (manuskrip) vol. (volume) 16 3C8. Penandaan Bahan Umum dan Bahan Khusus 3C8.1. Tanda bahan umum 3C8.1a Penggunaan tanda bahan umum. Penggunaan tanda bahan umum (general materials designation) diberikan dalam pendeskripsian semua bahan pustaka selain buku dan majalah. Tanda bahan umum dinyatakan segera setelah judul sebenarnya 3C8.1b. Istilah untuk tanda bahan umum. Istilah tanda behan umum yang diguna- kan adalah daftar yang biasa digunakan dalam pengatalogan bahan pustaka di Inggris Istilah bahan umum ditulis dalam istilah bahasa Indonesia. Bila tanda bahan khusus belum terdapat istilahnya dalam bahasa Indonesia, maka tanda bahan khusus ditulis dalam bahasa Inggris dengan dicetak miring. Di bawah ini daftar anda bahan umum tersebut ~ Braille (Braille) Bahan kartografis (Cartographic materials) — Sumber elektronis (Electronic resources) — Bahan grafis (Graphic materials) — Manuskrip (Manuscripts) — Bentuk Mikro (Microform) — Gamber hidup (Motion picture) - Multimedia (Multimedia) ~ Musik (Music) = Objek (Object) — Rekaman suera (Sound recordings) — Rekaman video (Video recordings) 3C8.1e, Tanda bahan umum untuk bahan yang terdiri dari beberapa format. ‘Tanda bahan umum untuk bahan yang terdiri dari beberapa format ditetapkan sebagai berikut: Bila bahan terscbut momiliki judul kolektif, maka tanda bahan umum yang diguna-ken adalah ‘multimedia’ (buken ‘kit’), Bila bahan tersebut tidak memiliki judul kolektif maka pernyataan tanda bahan umum diberikan sesudah tiap pernyataan judul sebenarnya sesuai format bahan. Contoh: ‘The Valley of the Kings [TBU]/ James Merriman. Treasures of ancient (TBU] 3C8,2. Tanda Bahan khusus 3C8.2a. Penggunaan tanda bahan Khusus. Penggunaan tanda bahan khusus (specific materials designation) diberikan dalam pendeskripsian semua bahan pustaka selain buku dan majalah dalam bentuk teks yang tercetak. v 3C8.2b. Istilah untuk tanda bahan khusus. Tanda bahan khusus ditulis dalam istilah bahasa Indonesia. Bils tanda bshan khusus belum terdapat istilahnya dalam bahasa Indonesia, maka tanda bahan Khusus ditulis dalam bahasa Inggris dengan dicetak miring Adapun istilah tanda bahan khusus yang digunakan dalam pendeskripsian fisik bahan pusteka di Perpustakaan Nasional RI adalah sbb.. Atlas Braille Diagram Gambar dinding (Wall chart) Gambar teknik (technical drawing) Globe (globe, istilah “bola dunia’ tidak digunakan) Kaset suara (sound casette) Kaset film (film cescttc) 9. Kaset video 10. Mikrofis 11, Manuskrip (disingkat 'Ms’) 12, Perkamen 13. Peta 14. Piringan suara (sound disc); istildh ‘cakram suara’ tidak digunakan. 15. Piringan hitam 16, Piringan video (video disc) 7. Music Score 18. Sound track film 19, Vellum 20. dil et aueene 3C8.2e. Kelengkapan istilah tanda bahan khusus, Istilah tanda bahan khusus dinyatakan dalam daerah deskripsi fisik secara lengkap tanpa menghilangkan kata atau istilah yang sudah tercantum dalam tanda bahan umum, meskipun peraturan katalogisasi member alternatif penghilangan kata tersebut Contoh Tanda Bakan umum. = [rekaman suaral Tanda bahan khusus : piringan suara bvkan_piringen eset suara bukan kaset (Kata ‘suara’ tetap dicantumkan) Tanda bahan umum_: {bentuk mikro] ‘Tanda bahan khusus : mikrofis bukan fis (kata ‘mikro’ tetap dicantumkan) 3.C9, Frekwensi Terbitan berkala. Frckwensi (kala terbit) terbitan berkala merupakan data yang dicantumkan pada dacrah catatan dalam deskripsi bibliografis terbitan berkala, Untuk keperluan penye- ragaman penulisan frekwensi, berikut ini diberikan istilah untuk frokwensi yang digunakan dalam pengolahen bahan pustaks terbitan berkala di Perpustakaan Nasional RI |. Harian (untuk terbitan berkala yang terbit sekali dalam sehari) 2. Mingguan (untuk terbitan berkala yang terbit sekali dalam seminggu) 3. Bulanan (untuk terbitan berkala yang terbit sekali dalam sebulan) 4, Tahunan (untuk terbitan berkala yang terbit sekali dalam setahun) 5. Tengah bulanan (untuk terbitan berkala yang terbit dua kali dalam sebulan; istilah ini digunakan juga untuk menyeragamkan istilah Dua mingguan dan Dwi mingguan 6. Tengah tahunan (untuk terbitan berkala yang terbit dua kali dalam setahun) 7. Duabulanan (untuk terbitan berkalai yang lerbit setiap dua bulan atau ena kali dalam setahun; istilah int digunakan juga untuk menyera- gamkan istilah Dwi bulanan atau dwi wulanan) 8 Tigabulanan —(ioituk terbitan berseri yang terbit setiap tiga bulan atau empat kali dalam setahun; istilah ini digunakan juga untuk menyera kan istilah Triwulanan dan Kuartalan) 9, Empat bulanan (untuk ferbitan berkala yang terbit setiap empat bulan atau tiga kali dalam setakun; istilah ini digunakan juga untuk menyeragamkan istilah Caturwulanan) 10, Dua kali sehari (untuk terbitan berkala yang terbit dua kali dalam sehari) Bukan : Schari duakali atau 2x sehati 11. Dua kali seminggu (untuk terbitan berkela yang terbit dua kali dalam seminggu) Bukan ; Seminggu dua kali afau 2x semingga 12. Frekwensi tidak teratur (untuk terbitan berkala yang terbit secara tidak teratur) 13. Frekwensi bervariasi (untuk terbitan berseri yang terbit teratur atau frekwensi sama dalam suatu volume atau suatt masa tertentu saja tetapi frekwensi tersebut berbeda diantara beberapa volume yang ada) Frekwensi terbitan berkala tidak dicantumkan pada daerah catatan bila 1, Frekwensi sudah tercantum dalam judul 2, Frekwensi tidak diketahui 3.C10 Pendeskripsian bahan penyerta, suplemen, dan bahan pustaka yang terdiri dari beberapa jenis bahan 3C10.1, Bahan penyerta, Bila behan pustaka disertai bahan pustaka lain (bahan penyerta = accompanying material), maka bahan penyerta tersebut dideskripsikan pada deerah deskripsi fisik. Bahan penyerta tidak dibuatkan deskripsi baik secara tersendiri maupun secara multilevel, dan tidak dibuatkan dalam catatan sebagaimana alternatif lain yang diberikan dalam peraturan pengatalogan yang digunakan Contoh: 271 him. : Hus. ; 21 cm, + 1 atlas (95 him. ; 85 peta berwarna ; 32 cm) 3C10.2, Suplemen, Bila bahan pustaka memiliki suplemen, maka suplemen dideskripsian seperti pendeskripsian bahan penyerta, 3C10.3, Bahan pustaka yang terdiri dari beberapa jenis bahan. Pendeskripsian untuk bahan pustaka yang terdiri dari beberapa bagian dan memiliki format yang berbeda, pendeskripsiannya ditentukan sebagai berikut: — Bila bahan pustake tersebut memiliki bagian yang utama atau menonjol, maka pendeskripsian ditentukan menurut deskripsi bahan utama atau yang menonjol tersebut, dan bahan yang tidak menonjol dideskripsikan sebagai bahan penyerta pada daerah deskripsi fisik Contoh : 256 him. ilus. ; 32 em, + 1 disket 1 kaset suara (90 menit) : analog, mono, + 1 brosur (11 him. : ilus., berwama ; 20cm) ~ Bila bahan pustaka tersebut tidak terdapat bagian yang menonjol, maka masing- masing jenis bahan diberikan deskripsi fisiknya. Contoh : 1 filmstrip (39 ff.) : berwarna ; 30 5. em, 1 Kaset suara (60 menit) : analog, mono 1 buklet (15 him.) ; 22 em. 20 3C11. Entri katalog Entri yang dibuat dalam katalog terdiri dari 1, entri kepengarangan 2. entri judul 3. entri seri 4, entri 3C11.1. Sistem entri. Sistem entri yang diterapkan dalam pengstalogan deskriptif adalah sistem entri utama, Dengan sistem entri utama, maka entri utema katalog ditetapkan pada tajuk nama pengarang atau penanggungijawab utama bahan pustaka menurut standar dan peraturan pengatalogan yang digunakan. 3C11.2, Bahasa, ejaan, dan aksara dalam entri kepengarangan 3C11.2a. Bahasa, ejaan, dan aksara yang digunakan dalam entri pengarang, judul, dan seri adalah bahasa Indonesia, dengan ejaan sesuai ejaan yang digunakan dalam enulisan judul dan nama pengarang dalam bahan pustaka, dengan aksara latin Pe pengs NB 3C11.2b. Bahasa, ejaan, dan aksera yang digunakan dalam entri subjck adalah bah Indonesia dengan ejaan terbaru 3D Klasifikasi dan Pengindeksan Subjek Klasifikasi adalah kegiatan menganalisis dan menggolongkan isi bahan pustaka, dengan menentukan notasi atau nomor Klas dari subjek behan pustaka berdasarkan pedoman tertents. Sedangkan pengindeksan subjek adalah kegiatan menganalisis dan menemukan subjek bahan pustaka, dengan menentukan tajuk subjek tersebut berdasar- kan pedoman 3D1. Pedoman yang digunakan dalam klasifikasi dan pengindeksan subjek. Pengklasifikasian dan pengindeksan subjek bahan pustaka di Perpustakaan Nasional RI dilaksanakan dengan menggunakan pedoman yang berlaku secara nasional maupun internasional. Pedoman tersebut terdiri dari kelompokijenis berikut = skema klasifikasi, — daftar tajuk subjek, — pedoman kebahasaan. 3D1.1 Skema klasifikasi 3DI.1a, Skema yang digunakan. Skema klasifikasi yang digunakan dalam pengkla~ sifikasian bahan pustaka di Perpustakaan Nasional RI adalah, |. Dewey Decimal Classification (DDC). 2, Klasifikasi Bahan Pustaka Tencang Indonesia Menurut DDC 3D1.1b, Penggunaan pedoman. Priorinas. Pengklasifikasien bahan pustaka di Perpustakaan Nasional RI pada dasarnya menggunakan skema Klasifikasi DDC. Klasifikasi Bahan Pustaka Tentang Indonesia Menurut DDC hanya digunakan bila notasi dalam DDC memerlukan penyesuaian atau perluasan sesuai dengan kebutuhan pengklasifkasian bahan pustaka 4i Perpustakaan Nasional RI sebagaimana ditentukan dalam pedoman ini. Edisi. Edisi pedoman pengkalasifikasian yang digunakan ditentuken sebagai berikut: - Edisi Dewey Decimal Classification Dewey Decimal Classification yang digunakan dalam pengklasifikasian bahan pustaka adalah skema klasifikasi DDC Eadisi 20. Bila terdapat edisi yang lebih mutakhir dari edisi 20, edisi tersebut digunakan, hanya untuk notasi baru (untuk subjek bam) yang belum terdapat pada DDC edisi 20. Contoh DDC ed. 21 : 530.1423 Supergrafity DDC e4. 20 : belum terdaftar 2 Bile terdapat perubahan notasi dalam edisi yang lebih mutakhir, baik itu delam bentuk pemindahan lokasi atau klas, maupun pemerineian dari suatu notasi untuk suatu subjek yang sudah ada dalam edisi 20, maka notasi yang digunakan adalah notasi yang terdapat pada edisi 20, Contoh DDCed. 20: 641.1 Apllied nutrition dalam DDC ed. 21: Apllied nutrition terdaftar pada notasi 613.2 Dalam hal seperti ini notast yang digunakan untuk subjek Gizi Terapan (Applied Nutrition) adalah *641.1" yang terdaftar dalam DDC edisi 20. + Bdisi Klasifikasi Bahan Pustaka Tentang Indonesia Menurut DDC Edisi Klasiftkas! Bahan Pustaka Tentang Indonesia Menurut DDC yang digunakan adalah edisi terbaru, meskipun terdapat perbedaan dari edisi sebelumnya. Penentuan terhadap opsi/pilihan. Bila dalam peraturan klasifikasi tersedia pilihan, maka pilihan tersebut harus ditetapkan berdasarkan pada jenis Perpustakaan Nasional RI sebagai perpustakaan nasional, kepentingan penyusunan bibliografi nasional, dan pertimbangan efisiensi Penentuan terhadap opsi/pilihan dalam DDC, DDC menyediskan sejumlah opsi atas pilihan dalam perentuan notasi subjek. Penentuan atas opsifpilihan yang disedizkan pada DDC ditetapkan sebagai berikut - Pilihan notasi yang disertai saran untuk menggunakannya (prefer) Pilihan dengan pencantuman kata prefer merupakan pilihan yang disertai saran untuk menggunakan salah satu notasi dari dua atau lebih notasi yang disediakan untuk suatu subjek. Pilihan dengan saran prefer (lebih baik) secara umum diambil ateu digunakan dalam penentuan notasi subjek. Contoh 943.901 1 Ancient history of Hungary to ca. 640 (optional number, prejer 939.8) dalam pilihan seperti ini notasi yang dipilin adalah 939.8 - Pilihan notasi alternatif (optional notation) Pilihan notasi altemnatif merupakan pilihan untuk menggunakan notasi lain bagi subjek yang notasinya sudah ditetapkan dalam bagan, Pilihan ini secara umum tidak diambil atau tidak digunakan. Contoh, 016 Bibliographies (option : class with the specific dicipline or subject...) Dalam pilihan seperti ini notasi yang dipilih adalah 016 (bukan notasi menurut subjek)

You might also like