You are on page 1of 11

STUDI KOMPARASI EFISIENSI, KUALITAS ASET DAN STABILITAS

PADA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL


DI INDONESIA PERIODE 2010-2014
Elsa1), dan Wiwik Utami2)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mercubuana, Jakarta
Email : wiwikutami@gmail.com

Abstract
This Research aim to compare the efficiency, asset quality, and bank stability between Islamic banking and conven-
tional banking system in Indonesia in 2010 – 2014. This research used secondary data based on Financial Statement
derived from Financial Service Authority (Otoritas Jasa Keuangan or OJK). The population are baking companies in
Indonesia, and used purposive sampling which was has selected 8 Islamic Banking and 8 Conventional Banking. The
measurement of variable were followed: (1)overhead cost, cost income ratio and loss reserve are proxy of efficiency;
(2) Loan loss provision , non performing loan are proxy of asset quality; and (3) return on asset, capital adequacy ratio
and Zscore are proxy of stability. The results showed that there were differences of efficiency and asset quality between
Islamic Banking and Conventional Banking where conventional banking more efficient and have better asset quality.
While there is no difference for the bank stability between the Islamic Banking and Conventional Banking but Islamic
banking tends to be more stable than conventional banking.
Keywords: efficiency, asset quality, stability, islamic banking, conventional banking

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efisiensi, kualitas aset, dan stabilitas perbankan antara perbankan
Islam dan perbankan konvensional di Indonesia pada tahun 2010 - 2014. Penelitian ini menggunakan data sekunder
berdasarkan Laporan Keuangan berasal dari Otoritas Jasa Keuangan (Otoritas Jasa Keuangan atau OJK). Populasi baking
perusahaan di Indonesia, dan digunakan purposive sampling yang telah memilih 8 Perbankan Syariah dan 8 Perbankan
Konvensional. Pengukuran variabel diikuti: (1) biaya overhead rasio biaya terhadap pendapatan dan cadangan kerugian
yang proksi efisiensi; (2) penyisihan kerugian pinjaman, kredit bermasalah adalah proxy kualitas aset; dan (3) return on
asset, rasio kecukupan modal dan Zscore adalah proxy stabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan
efisiensi dan kualitas aset antara perbankan Islam dan Perbankan Konvensional di mana perbankan konvensional lebih
efisien dan memiliki kualitas aset yang lebih baik. Meskipun tidak ada perbedaan bagi stabilitas perbankan antara Bank
Syariah dan Konvensional Banking tetapi perbankan syariah cenderung lebih stabil daripada perbankan konvensional.
Kata kunci: efisiensi, kualitas aset, stabilitas, perbankan syariah, perbankan konvensional

PENDAHULUAN tersebut berdampak buruk bagi banyak sektor


tidak terkecuali sektor perbankan, dimana
Dalam persaingan dunia global,
terdapat 16 bank swasta nasional yang
perekonomian suatu negara mempunyai
dilikuidasi. Akan tetapi pada kejadian krisis
peranan penting bagi semua aspek kehidupan.
moneter tersebut likuidasi tidak terjadi pada
Perbankan berkembang sangat pesat setelah
bank-bank syariah/ bank islam, hal tersebut
terjadi deregulasi dibidang keuangan dan
menarik secara akademik untuk dilakukan
moneter pada juni 1983 deregulasi tersebut
penelitian bank syariah dibandingkan dengan
telah mengakibatkan kebutuhan dana yang
bank konvensional.
banyak untuk mendorong tumbuhnya produk
Perkembangan perbankan syariah yang
dan jumlah cabang yang pada gilirannya
demikian cepat tentunya membutuhkan sumber
semakin banyak menjangkau masyarakat yang
daya insani yang memadai dan mempunyai
membutuhkan jasa perbankan, oleh karena itu
kompetensi dalam bidang perbankan syariah.
perbankan dituntut untuk selalu memenuhi
Agar pengembangan tersebut dapat dilakukan
kebutuhan para nasabahnya.
secara efektif dan optimal, maka sumber daya
Pada tahun 1997, perekonomian
insani terutama para petugas bidang pemasaran
Indonesia mengalami krisis moneter, hal
yang merupakan pelaku paling depan dalam

104
Studi Komparasi Efisiensi, Kualitas Aset Dan Stabilitas Pada Bank Umum Syariah
Dan Bank Umum Konvensional Di Indonesia Periode 2010-2014 105

oprasional bank syariah, untuk memahami tercatat sebsar 17,5% tak jauh dengan laju
dengan benar konsep perbankan. (Harahap, pertumbuhan perbankan konvensional. Ini
2010) jauh dibawah rata-rata pertumbuhan sejak
Pada tahun 2014 semester I laporan 2005 sampai dengan 2013 yang mampu
kinerja bank syariah melambat. Dimana mencapai 36,1 % pertahun. Laju pertumbuhan
pertumbuhan aset perbankan syariah tersebut jauh diatas rata-rata pertumbuhan aset
berdasarkan statistik perbankan syariah perbankan nasional yang hanya sebesar 16,3%
pertahun. (www.bi.go.id)
Grafik 1

Penambahan jumlah bank akan mengemukakan bahwa bank syariah lebih


disertai dengan peningkatan modal, sehingga efisien, memiliki intermediasi ratio yang lebih
kemampuan untuk melakukan ekspansi tinggi, memiliki asset quality yang lebih tinggi,
meningkat. Setelah diterapkan aturan dan permodalan yang lebih baik dari pada
mengenai pembukaan jaringan kantor BUS bank konvensional. Penelitian ini mereplikasi
dan UUS yang dikaitkan dengan modal inti penelitian Beck et al (2013) dengan perbedaan
bank syariah, kemampuan permodalan menjadi objek penelitian yaitu perusahaan perbankan di
salah satu penyebab melambatnya ekspansi indonesia periode 2010-2014 yang memiliki
jaringan kantor perbankan syariah, hal ini asset yang sama atau mendekati sama.
berdampak terhadap kemampuan akselerasi Berdasarkan latar belakang
penghimpunan dana pihak ketiga perbankan permasalahan yang diungkap diatas, maka
syariah terutama bagi bank yang memiliki penulis merumuskan masalah penelitian
kemampuan permodalan yang terbatas. sebagai berikut : (1) Apakah terdapat
Kondisi ini tercermin dari CAR perbankan pebedaan efisiensi bank umum syariah dan
syariah 2014 tercatat 16,68% atau lebih rendah bank umum konvensional (2) Apakah terdapat
dari CAR perbankan konvensional yang perbedaan kualitas asset bank umum syariah dn
mencapai 19,35% (Prastowo, 2014) bank umum konvensional, (3) Apakah terdapat
Beck et al. (2013) dalam Islamic perbedaan stabilitas bank umum syariah dan
vs convensional banking membandingkan bank umum konvensional di Indonesia.
business model, efficiency and stability
dengan menggunakan sample bank di negara- KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
negara yang mengalami krisis moneter Teori Keagenan
106 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Sosial, Volume 4, Nomor 1, Maret 2015, halaman 104 - 114

Dalam teori keagenan dijelaskan Efisiensi bank merupakan salah


bahwa pada sebuah perusahaan terdapat dua satu indikator penting untuk menganalisa
pihak yang saling berinteraksi. Pihak-pihak performance suatu bank dan juga sebagai
tersebut adalah pemilik perusahaan (pemegang sarana untuk lebih meningkatkan efektifitas
saham) dan managemen perusahaan pemegang kebijakan bank. Efisiensi dapat dilihat dari dua
saham disebut sebagai prinsipal sedangkan sisi yaitu sisi biaya (cost efficiency) dan efisiensi
managemen merupakan orang yang diberi keuntungan (profit efficiency). Beberapa rasio
kewenangan oleh pemegang saham untuk dapat digunakan untuk mengukur efisiensi
menjalankan perusahaan yang disebut diantaranya rasio biaya oprasional, rasio ini
agen. Perusahaan yang memisahkan fungsi digunakan untu megukur tingkat efisiensi dan
pengelolaan dan kepemilikan akan rentan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
terhadap konflik keagenan (agency conflict) operasinya. Selain itu, efisiensi juga dapat
yang disebabkan karena masing-masing diproksikan dengan overhead cost dan rasio
memiliki kepentingan yang saling bertentangan, pembentukan pencadangan aktiva produktif
yaitu berusaha mencapai kemakmurannya (Beck at al 2013).
sendiri. (Jensen dan meckling, 1976)
Aplikasi agency theory dapat terwujud Kualitas Aset
dalam kontrak kerja yang akan mengatur Penilaian kualitas aset dimaksudkan
proporsi hak dan kewajiban masing-masing untuk mengevaluasi kondisi aset bank dan
pihak dengan tetap memperhitungkan kecukupan manajemen risiko kredit (Bank
kemanfaatan secara keseluruhan. Kontrak Indonesia, 2004). Aspek ini menunjukkan
kerja merupakan seperangkat aturan yang kualitas aset sehubungan dengan risiko kredit
mengatur mengenai mekanisme bagi hasil yang dihadapi bank akibat pemberian kredit
baik yang berupa keuntungan, return maupun dan investasi dana bank pada portofolio yang
risiko-risiko yang disetujui oleh prinsipal dan berbeda. Setiap penanaman dana bank dalam
agen. Kontrak kerja akan menjadi optimal aktiva produktif dinilai kualitasnya dengan
bila kontrak dapat fairness yaitu mampu menentukan tingkat kolektibilitas yaitu apakah
menyeimbangkan antara prinsipal dan agen lancar, kurang lancar, diragukan atau macet.
yang secara matematis memperlihatkan Pembedaan tingkat kolektibilitas tersebut
pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh diperlukan untuk mengetahui besarnya
agen dan pemberian insentif (imbalan) khusus cadangan minimum penghapusan aktiva
yang memuaskan dari prinsipal ke agen. produktif yang harus disediakan oleh bank
Inti dari agency theory atau teori keagenan untuk menutup risiko kemungkinan kerugian
adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk terjadi (Kuncoro, 2002).
menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen Menurut peraturan bank indonesia
dalam hal terjadi konflik kepentingan (Scott, nomor 14 /15/PBI 2012 tentang penilaian
2000). kualitas aset bank umum aset terdiri dari aset
produktif dan aset non produktif. Aset produktif
Efisiensi merupakan penyediaan dana bank untuk
Efisiensi adalah perbandingan antara memperoleh penghasilan dalam bentuk kredit,
output dengan input atau jumlah yang surat berharga, penempatan dana antar bank,
dihasilkan dari suatu input yang dihasilkan. tagihan aspektasi, tagihan atas surat berharga
Suatu perusahaan dapat dikatakan efisiensi yang dibeli dengan janji akan dijual kembali
apabila mempergunakan jumlah unit yang (reverse repurchase agreement), tagihan
lebih sedkit bila dibandingkan dengan jumlah derivatif, penyertaan, transaksi rekening,
unit input yang dipergunakan oleh perusahaan administratif, serta bentuk penyediaan dana
yang lain untuk menghasilkan output yang lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.
sama atau menggunakan unit input yang sama Sedangkan pengertian aset non
dapat menghasilkan jumlah output yang lebih produktif yaitu aset bank selain aset produktif
besar. yang memiliki potensi kerugian, antara lain
Studi Komparasi Efisiensi, Kualitas Aset Dan Stabilitas Pada Bank Umum Syariah
Dan Bank Umum Konvensional Di Indonesia Periode 2010-2014 107

dalam bentuk agunan yang diambil alih, efisien di bandingkan bank konvensional,
properti terbengkalai (abandoned property), oleh karena itu hipotesis penelitian ini
rekening antar kantor dan suspense account. yaitu :
Selain penilaian asset produktif, rasio NPL Ha1 : Terdapat perbedaan efisiensi
juga merupakan rasio keuangan yang dapat bank umum syariah dengan bank umum
memberikan informasi penilaian atas kondisi konvensional di Indonesia periode 2010-
permodalan, rentablitas, risiko kedit, risiko 2014.
pasar dan likuidasi. b. Kualitas Aset Bank Umum Syariah Dan
Bank Umum Konvensional
Stabilitas Bank Beck et al (2013) dalam penelitiannya
Menurut Warjiyo (2007:429) mengenai syaria vs konvensional bank
“stabilitas sistem perbankan dan sistem moneter membandingkan model bisnis, efisiensi,
merupakan dua aspek yang saling terkait kualitas asset dan stabilitas bank di seluruh
dan menentukan satu sama lain, stabilnya dunia yang mengalami krisis moneter,
sistem perbankan secara umum dicerminkan hasil penelitiannya yatu bank syariah
dengan kondisi perbankan yang sehat dan memiliki kualitas asset yang lebih tinggi
berjalannya fungsi intermediasi perbankan dari bank konvensional, Ningtyas (2013)
dalam mobilisasi simpanan masyarakat untuk yang meneliti kinerja keuangan bank
disalurkan dalam bentuk kredit dan pembiayaan konvensional dan bank syariah dengan
lain kepada dunia usaha. Apabila kondisi ini hasil penelitiannya kinerja keuangan bank
terpelihara, maka proses perputaran uang dan kovensional lebih baik dibandingkan
mekanisme transmisi kebijakan moneter dalam kinerja keuangan bank syariah, maka
perekonomian yang sebagian berlangsung hipotesis kedua dari penelitian ini adalah :
melalui sistem perbankan juga dapat berjalan Ha2 : Terdapat perbedaan kualitas aset
dengan baik. Stabilnya sistem perbankan akan bank umum syariah dan bank umum
menentukan efektivitas pelaksanaan kebijakan konvensional di Indonesia periode 2010-
moneter. (UNIMED,2014) 2014.
Pada saat krisis keuangan tahun 1998 c. Stabilitas Bank Umum Syariah Dan Bank
biaya yang dibutuhkan untuk menyelamatkan Umum Konvensional
stabilitas keuangan sangatlah tinggi, selain Hasil penelitian Beck et al (2013) bahwa
itu juga diperlukan waktu yang lama untuk stabilitas bank syariah lebih baik dari
menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada bank konvensional, sedangkan hasil
terhadap sistem keuangan. Sistem keuangan peelitian Myrandasari (2015) stabilitas
yang tidak stabil cenderung akan rentan terhadap bank konvensional lebih baik dari pada
gejolak sehingga mengganggu perputaran roda bank syariah oleh karena itu hipotesis
perekonomian. Dalam penelitian Islamic vs ketiga penelitian ini adalah :
conventional bank (bussines model, efisiensi
and stability) Stabilitas dapat diproksikan
dengan Z score, ROA dan CAR (Beck et al
2013).

Hipotesis
a. Efisiensi Bank Umum Syariah Dan Bank
Umum Konvensional
Terdapat beberapa opini peneliti dan
studi mengenai perbandingan efisiensi
bank syariah dan bank konvensional Gambar 2.1
diantaranya yaitu penelitian Beck et Kerangka Pemikiran
al (2013), Bachrudin (2006) yang
menjelaskan bahwa bank syariah lebih
108 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Sosial, Volume 4, Nomor 1, Maret 2015, halaman 104 - 114

Ha3 : Terdapat perbedaan Stabilitas pada penggambaran dan penginterpretasian


bank umum syariah dan bank umum atas penilaian perbandingan efisiensi, kualitas
konvensional di Indonesia periode 2010- aset dan stabilitas bank syariah dan bank
2014. konvensional di indonesia. penelitian ini hanya
METODE PENELITIAN membatasi pada ruang lingkup data keuangan
untuk menganalisa perbandingan efisensi,
Populasi dalam penelitian ini adalah
kualitas aset dan stabilitas bank umum syriah
perusahan perbankan di Indonesia yaitu
dan konvensional umum periode 2010 sampai
bank umum konvensional sebanyak 83
dengan 2014.
bank dan bank umum syariah sebanyak
Untuk memperoleh perbedaan
11 bank yang sudah berdiri sejak periode
efisiensi, kualitas aset dan stabilitas bank
penelitian (2010,2011,2012,2013,2014)
dibandingkan dengan jenis bank yang berbeda,
serta telah membuat laporan keuangan serta
maka peneliti menggunakan teknik statistik
di publikasikan di lembaga otoritas jasa
uji beda dua rata-rata (independent sample t
keuangan, Teknik pengumpulan sample dalam
test) yang merupakan tujuan dari uji hipotesis
penelitian ini menggunakan metode purposive
yang berupa uji beda dari dua rata-rata untuk
sampling. Penelitian ini merupakan penelitian
penentuan menolak atau menerima hipotesis.
deskriptif komparatif, penelitian ini dilakukan
Overhead cost, Cost income ratio dan
untuk membandingkan persamaan dan
loss reserve are proxy of efficiency; Loan loss
perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-
provision are proxy of Asset quality; and return
sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka
on asset, capital edquacy ratio and Zscore are
pemikiran. Bentuk analisa ini menekankan
proxy of stability.

Tabel 1.
Variabel dan Pengukurannya

Variabel Konstruk Pengukuran

Total Operating Cost


Overheadcost overheadcost = x 100%
Total Aset
Cost Income Total Beban Operasi
Efisiensi BOPO = x 100%
Ratio Total pendapatan operasi
PPAP yang telah dibentuk
Loss Reserve PPAP = x 100%
PPAP yang wajib dibentuk
Loan Loss CKPN yang telah dibentuk
CKPN = x 100%
Provision Total aktiva produktif
Non Performing total NPL
Kualitas aset NPL = x 100%
Loans total kredit
Laba sebelum pajak
Return On Asset ROA = x 100%
Total aktiva
Capital adequacy Modal
CAR = X 100%
ratio Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
Stabilitas
(ROA + CAR)
Z SCORE Z= x 100%
SD (ROA)
Studi Komparasi Efisiensi, Kualitas Aset Dan Stabilitas Pada Bank Umum Syariah
Dan Bank Umum Konvensional Di Indonesia Periode 2010-2014 109

PEMBAHASAN digunakan secara lebih rinci. Hasil pengolahan


Statistik Deskriptif Efisiensi data dengan menggunakan SPSS versi 21
Dengan statistik deskriptif memberikan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
informasi tentang karakteristik sampel yang

Tabel 2.
Statistk Deskriptif Efisiensi
Indikator Jenis Bank N Min Max Mean Std. Dev
overhead cost Bank Syariah 40 1,89 12,21 4,86 2,14
Bank Konvensional 40 0,01 6,08 3,41 1,36
BOPO Bank Syariah 40 50,76 110,34 85,95 9,26
Bank Konvensional 40 54,02 108,03 81,11 12,08
PPAP Bank Syariah 40 0,7 3,31 1,63 0,65
Bank Konvensional 40 0,1 2,98 1,23 0,73

Berdasarkan hasil perhitungan statistik yaitu sebesar 81,11% dari total pendapatan
pada tabel di atas dapat diketahui jumlah oprasional, hal tersebut berarti bahwa bank
sampel yang digunakan selama periode umum konvensional lebih efisien dibandingan
pengamatan 2010-2014 adalah 8 perusahaan dengan bank umum syariah, nilai minimum
perbankan. Adapun rata-rata nilai efisiensi bank bank umum syariah sebesar 50,76%pada bank
umum syariah yang diwakili oleh overhead Panin Syariah dan nilai minimum bank umum
cost adalah sebesar 4,86%. Angka tersebut konvensional sebesar 54,02% pada bank
menunjukkan bahwarata-rata bank syariah Mestika Darma. Nilai maksimum bank umum
lebih besar dibandingkan rata-rata overhead syariah sebesar 110,34% yaitu pada bank BJB
cost bank konvensional yaitu sebesar 3,41%, syariah dengan penyimpangan sebesar 9,26%
hal tersebut menunjukkan bahwa bank umum sedangkan nilai maksimum bank umum
konvensional lebih efisisien dibandingkan konvensional sebesar 108,03% yaitu bank
bank umum syariah, Adapun nilai minimum QNB kesawaan dengan penyimpangan sebesar
bank umum syariah sebesar 1,89% yaitubank 12,08%.
Panin syariah, sedangkan nilai minimum Rata-rata nilai efisiensi bank umum
bank umum konvensional sebesar 0,01% pada syariah yang diwakili oleh PPAP (penyisihan
Index Selindo bank, nilai maksimum bank penghapusan aktiva produktif) adalah sebesar
umum syariah sebesar 12,21% pada bank 1,63%sedangkan rata-rata PPAP bank umum
Mega Syariah, sedangkan nilai maksimum konvensional yaitu sebesar 1,23% angka
bank umum konvensional sebesar 6,08% pada tersebut menunjukkan banhwa bank umum
bank QNB Kesawan, nilai penyimpangan konvensional yang diwakili oleh PPAP lebih
bank umum syariah sebesar 1,05% sedangkan efisien dibandingkan dengan bank umum
nilai penyimpangan bank umum konvensional syariah. Nilai minimum bank umum syariah
sebesar 2,07%.Dalam hal ini dapat dijelaskan yaitu sebesar0,7% pada bank Panin Syariah,
bahwa overhead tertinggi terdapat pada biaya sedangkan nilai minimum pada bank umum
gaji (personalia) yaitu bank Mandiri Syariah konvensional sebesar 0,1% yaitu bank Index
sebesar 72%, sedangkan biaya gaji (personalia) Selindo, nilai maksimumbank umum syariah
bank umum konvensional tertinggi pada bank yaitu sebesar 3,31% pada bank Syariah
Mega sebesar 68%. Mandiri,dengan penyimpangan sebesar
Nilai Rata-rata efisiensi bank umum 0,65%, sedangkan nilai maksimum bank
syariah yang diwakili oleh BOPO adalah umum konvensional sebesar2,98% yaitu
sebesar 85,95% angka tersebut menunjukkan pada bank Agro Niaga dengan penyimpangan
bahwa BOPO bank umum syariah lebih besar sebesar0,73%.
dibandingan dengan BOPO bank konvensional
110 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Sosial, Volume 4, Nomor 1, Maret 2015, halaman 104 - 114

Statistik Deskriptif Kualitas Aset


Tabel 3
Statistik Deskriptif Kualitas Aset
Indikator Jenis Bank N Min Max Mean Std. Deviation
CKPN Bank Syariah 40 1 4 2,13 0,9
Bank Konvensional 40 0,04 4,14 1,26 1,03
NPL Bank Syariah 40 0 3,51 1,52 0,94
Bank Konvensional 40 -3,39 4,16 1,02 1,09

Rata-rata nilai kualitas asset bank umum umum konvensionalsebesar 1,03%.


syariah yang diwakili oleh CKPN (cadangan Rata-rata nilai NPL pada bank umum
kerugian penurunan nilai)adalah sebesar syariah sebesar 1,52%lebih besar dari rata-
2,13%angka tersebut lebih besar dibandingkan rata NPL bank umum konvensional sebesar
nilai rata-rata bank umum konvensional 1,02% angka tersebut menunjukkan bahwa
sebesar 1,26% angka tersebut menunjukkan bank konvensional memiliki kualitas asset
bahwa bank umum konvensional memiliki yang leih baik dibandingkan bank umum
kualitas asset yang lebih baik dibandingkan syariah, sedangkan untuknilai minimum bank
bank umum syariah. Nilai minimum bank umum syariah yaitu sebesar 0% pada bank
umum syariah sebesar 1% yaitu pada bank Panin Syariah dan nilai minimum bank umum
Panin syariah sedangkan nilai minimum konvensional sebesar -3,39% yaitu bank
bank umum konvensional sebesar 0,04% Victoria, untuk nilai maksimum bank umum
yaitu bank Index Selindo, sedangkan nilai syariah sebesar 3,51% yaitu Bank Muamalat
maksimum bank umum syariah sebesar 4% Indonesia dengan standarpenyimpangan bank
yaitu pada bank BRI Syariah dengan standar umum syariah sebesar 0,94%, untuk nilai
penyimpangan bank umum syariah sebesar maksimum bank umum konvensional yaitu
0,9%. Sedangkannilai maksimum bank umum sebesar 4,16% pada Bank Mestika Darma
konvensional yaitu sebesar 4,14% pada bank dengan standard penyimpangan bank umum
Victoria dengan standar penyimpangan bank konvensional sebesar 1,09%.

Statistik Deskriptif Stabilitas

Tabel 4
Statistik Deskripif Stabilitas
Indikator Jenis Bank N Minimum Maximum Mean Std. Dev
ROA Bank Syariah 40 0,2 5,95 2,04 1,41
Bank Konvensional 40 0,67 5,06 2,01 0,94
CAR Bank Syariah 40 9,6 62 18,21 11,26
Bank Konvensional 40 10,81 30,8 17,91 5,019
Z SCORE Bank Syariah 40 2,84 32,44 11,92 6,43
bank Konvensional 40 5,55 21,19 10,77 4,02

Nilai rata–rata ROA pada bank umum nilai minimum bank umum syariah sebesar
syariah adalah sebesar 2,04% lebih besar dari 0,2% yaitu pada bank BRI syariah sedangkan
nilai rata-rata ROA bank umum konvensional nilai minimum bank umum konvensional
sebesar 2,01%. angka tersebut menunjukkan sebesar 0,67% yaitu pada bank Agro Niaga,
bahwa bank umum syariah lebih stabil di sedangkan untuk nilai maksimum bank umum
bandingkan bank umum konvensional. Untuk syariah yaitu sebesar 5,95% pada Bank Syariah
Studi Komparasi Efisiensi, Kualitas Aset Dan Stabilitas Pada Bank Umum Syariah
Dan Bank Umum Konvensional Di Indonesia Periode 2010-2014 111

Mandiridengan nilai standard penyimpangan


sebesar 1,41% dan nilai maksimum bank Tabel 5
umum konvensional adalah sebesar 5,06% Independent Sample t Test Efisisensi
yaitu pada Bank Mestka Darmadengan nilai sig (2
standard penyimpangan sebesar 0,94%. indikator mean df t
tailed)
Nilai rata-rata CAR pada bank umum overheadcost 1,44 3,59 0,00
syaiah adalah sebesar 18,21% lebih besar dari BOPO 4,83 2,01 0,04
nilai rata-rata bank umum konvensional yaitu
PPAP 0,39 2,55 0,01
sebesar 17,91%. angka tersebut menunjukkan

bahwa stabilitas bank umum syariah yang
Analisis perbedaan efisiensi bank
diwakili oleh CAR lebih baik dibandingkan
umum syariah dan bank umum konvensional
stabilitas bank umum konvensional. Nilai
di Indonesia periode 2010-2012 menunjukkan
minimum bank umum syariah sebesar 9,6%
bahwa terdapat perbedaan efisiensi bank
yaitu pada bank BCA syariah dan nilai
umum syariah dan bank umum konvensional di
minimum bank umum konvensional sebesar
Indonesia periode 2010-2014. Hasil penelitian
10,81% pada bank Victoria sedangkan untuk
ini membuktikan bahwa efisiensi bank umum
nilai maksimum bank umum syariah sebesar
konvensional lebih efisien dibandingkan bank
62% yaitu pada bank Panin Syariah dengan
umum syariah. Hasil penelitian ini berbeda
standard penyimpangan sebesar 11,26%
dengan penelitian sebelumnya yang di lakukan
sedangkan nilai maksimum bank umum
oleh Beck et al(2013) yang melakukan
konvensional sebesar 30,8% dengan nilai
pnelitian di beberapa negara yang mengalami
standard penyimpangan sebesar 5,01% .
krisis keuangan dengan hasil bahwa bank
Nilai rata-rata Zscore bank umum
syariah lebih efisien dibandingkan bank
syariah adalah sebesar 11,92% lebih besar dari
konvensional. Bachrudin (2006) melakukan
dengan nilai z score bank umum konvensional
penelitian di Indonesia dengan mengunakan
yaitu sbesar 10,77%, angka tersebut memiliki
ROE for bank dan hasilnya mengatakan bahwa
arti bahwa bank umum syariah yang diwakili
bank syariah lebih efisien dibandingkan bank
oleh Z score lebih stabil dibandingkan bank
umum konvensional.
umum konvensional. Nilai minimum bank
Adapun penjelasan yang dapat
umum syariah adalah sebesar 2,84% yaitu
menjelaskan diterimanya hipotesis penelitian
pada Bank Syariah Mandiri sedangkan nilai
ini adalah penurunan kinerja bank syariah dari
minimum bank umum konvensional adalah
tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 yang
sebesar 5,55% pada bank Victoria. Sedangkan
ditandai dengan penurunan laju pertumbuhan
nilai maksimum bank umum sayriah adalah
asset bank syariah, penyebab laju pertumbuhan
sebesar 32,44% pada bank Panin Syariah
asset adalah dana pihak ketiga, terdapat
dengan nilai standar penyimpangan sebesar
dua faktor utama yang dapat menurunkan
6,43%. Nilai maksimum bank umum
kemampuan bank syariah dalam menghimpun
konvnsional yaitu sebesar 21,19% pada
dana pihak ketiga yaitu kemampuan ekspansi
bank QNB Kesawan dengan nilai standard
jaringan kantor dan pekembangan suku bunga
penyimpangan 4,02%.
simpanan.
Pertumbuhan jaringan kantor
Hasil Uji Hipotesis
perbankan syariah meningkat signifikan dari
a. Efisiensi bank umum syariah dan bank
jumlah BUS yang semakin banyak. Misalnya,
umum konvensional
pada tahun 2008 jumlah BUS dari tiga menjadi
Uji hipotesis variabel efisiensi
lima dan pada tahun 2010 jumlahnya melonjak
dilakukan dengan mnggunakan uji independent
menjadi 11 BUS. Penambahan jumlah bank
t Test, berikut hasil pengujian independent
tentu akan disertai dengan peningkatan modal,
sample t test variabel efisiensi :
sehingga kemampuan untuk melakukan
ekspansi meningkat. Semakin luas jangkauan
112 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Sosial, Volume 4, Nomor 1, Maret 2015, halaman 104 - 114

pelayanan, tentu akan semakin menambah masyarakat akan berpotensi timbulnya risiko,
kemampuan dalam menghimpun dana nasabah. yaitu kemampuan masyarakat mengembalikan
Akan tetapi, laju pertumbuhan jaringan kantor pinjaman sesuai kesepakatan. Dalam hal ini
perbankan syariah mulai melambat sejak 2013, bank syariah menentukan marginnya diawal
pelambatan ini tentunya berdampak terhadap sehingga sampai dengan masa akhir kredit
kemampuan menghimpun dana pihak ketiga nominal yang harus dibayarkan sama tiap
perbankan syariah yang berpengaruh pula pada bulannya, hal tersebut berdampak jumlah yang
efisiensi bank syariah. harus disetorkan tiap bulannya dengan besaran
b. Kualitas asset bank umum syariah dan yang sama sedangkan bank konvensional
bank umum konvensional mengikuti suku bunga yang pembayarannya
Uji hipotesis variabel kualitas aset fluktuatif mengikuti suku bunga yang berlaku.
dilakukan dengan mnggunakan uji independent c. Stabilitas bank umum syariah dan bank
t Test, berikut hasil pengujian independent umum konvensional
sample t test variabel kualitas aset : Tabel berikut merupakan hasil uji
Independent t test indikator-indikator Stabilitas
Tabel 6 yaitu ROA, CAR dan Z score.
Uji Hipotesis Kualias Aset
sig (2 Tabel 7
indikator mean df t
tailed) Uji Hipotesis Independent T-Test Stabilitas
CKPN 0,8 4,01 0 sig (2
indikator mean df t
NPL 0,5 2,19 0,03 tailed)
ROA 0,02 0,07 0,93
Analisis perbedaan kualitas asset bank CAR 0,3 0,15 0,87
umum syariah dan bank umum konvensional Z Score 1,15 0,96 0,34
di Indonesia periode 2010-2012 menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan kualitas asset bank Analisis perbedaan stabilitas bank
umum syariah dan bank umum konvensional di umum syariah dan bank umum konvensional
Indonesia periode 2010-2012, hasil penelitian di Indonesia periode 2010-2014 menunjukkan
ini juga membukikan bahwa kualitas asset bank bahwa tidak terdapat perbedaan stabilitas bank
umum konvensional lebih baik dibandingkan umum syariah dan bank umum konvensional
kualitas asset bank umum syariah. Hasil di Indonesia periode 2010-2014 di Indonesia.
penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Akan tetapi meskipun tidak ada perbedaan
Beck et al (2013) yang meneliti beberapa yang signifikan secara nilai rata-rata yang
negara yang mengalami krisis moneter dengan diproleh menunjukkan bahwa bank umum
hasil mengatakan bahwa kualitas asset bank syariah lebih stabil dibandingkan bank umum
syariah lebih baik dari bank konvensional. konvensional, hasil penelitian ini berbeda
Adapun penjelasan yang dapat dengan penelitian myrandasari (2015) yang
menjelaskan diterimanya hipotesis ini adalah mengatakan bank umum konvensional lebih
dalam hal pembiayaan atau penyaluran dana stabil dibandingkan bank syariah, akan tetapi
bank syariah sebagaimana bank konvensional mendukung penelitian Beck et al dalam
menyalurkan dana kepada masyarakat dalam Islamic vs convensional bank yang meneliti
bentuk pembiayaan (kredit), hanya saja tentang model business, efisiensi dan stabilitas
terdapat perbedaan yang mendasar dalam hal bank (2013) yang mengatakan bank syariah
imbalan, penentuan imbalan yang diberikan lebih stabil dibandingkan bank konvensional.
bank syariah kepada nasabahnya semata- Adapun penjelasan mengenai lebih
mata didasarkan pada prinsip bagi hasil bukan stabilnya bank umum syariah dibandingkan bank
didasarkan bunga bank sebagaimana pada umum konvensional yaitu melihat karakteristik
bank konvensional. perbankan syariah dalam penentuan nilai bagi
Kredit yang disalurkan kepada hasil dengan nasabah, maka kebijakan moneter
Studi Komparasi Efisiensi, Kualitas Aset Dan Stabilitas Pada Bank Umum Syariah
Dan Bank Umum Konvensional Di Indonesia Periode 2010-2014 113

longgar atau penurunan suku bunga akan


menguntungkan perbankan syariah dalam DAFTAR PUSTAKA
penghimpunan DPK. Hal ini karena ketika
Abdull-Majid, M., Saal, D., Battisti, G. 2010.
suku bunga simpanan bank konvensional
Efficiency in Islamic and conventional
menurun, nilai bagi hasil bank syariah masih
banking: an international comparison.
bertahan relatif lebih tinggi, sehingga akan
Journal of Productivity Analysis 34,
menarik nasabah bank konvensional beralih
25–43.
ke bank syariah. Sebaliknya, peningkatan
suku bunga pada bank konvensional akan Bachruddin. (2006). Pengukuran Tingkat
menurunkan daya saing bank syariah dalam Efisiensi Bank Syariah dan Bank
penghimpunan dana karena bank syariah Konvensional di Indonesia dengan
tidak dapat serta merta meningkatkan nilai Formula David Cole’s ROE for Bank.
bagi hasilnya, sehingga beberapa nasabah Jurnal Siasat Bisnis. FE Universitas
mengambang tersebut mengalihkan dananya Islam Indonesia.
ke bank konvensional. Dalam periode
Beck, Throsten., Demirgüc-Kunt, Asli.,
penelitian ini kondisi perekonomian Indonesia
Merrouche, Quarda. (2013). Islamic
dalam keadaan kurang stabil sehingga nasabah
vs Conventional Banking: Business
menyimpan dananya pada bank syariah agar
Model, Efficiency and Stability. Journal
merasa nyaman. Hal tersebut berkaitan dengan
of Banking & Finance, Vol. 37, Issue 2,
salah satu fungsi bank adalah sebagai Agent
pages 433-447.
of trust, merupakan lembaga yang landasan
utamanya adalah kepercayaan, dasar utama Budisantoso, T dan Sigit. 2006. Bank dan
kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust) Lembaga Keuangan Lain. Edisi 2.
baik dalam penghimpunan dana maupun Jakarta: Salemba Empat.Chong,
penyaluran dana masyarakat akan mampu B.S., Liu, M., 2009. Islamic banking:
menitipkan dananya dibank apabila dilandasi interest-free or interest-based? Pacific-
kepercayaan. (Budisantoso, 2006) Basin Finance Journal 17, 125–144.
Harahap, Sofyan Syafri, 2013, Analisis Kritis
KESIMPULAN
Atas Laporan Keuangan, Cetakan
1. Terdapat perbedaan yang signifikan Kesebelas, Penerbit Rajawali Pers,
efisiensi bank umum syariah dan bank Jakarta’
umum konvensional, dimana Hasil
Harahap, S. S, Wiroso, & Yusuf, M. (2010).
penelitian ini membuktikan bahwa
Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta:
bank umum konvensional lebih efisien
LPFE Usakti.
dibandingkan bank umum syariah.
2. Kualitas asset bank umum konvensional Jensen, M., Meckling, W.R., 1976. Theory of
lebih baik dibandingkan kualitas asset the Firm, Managerial Behavior, Agency
bank umum syariah Costs and Ownership Structure. Journal
3. Tidak terdapat perbedaan stabilitas of Financial Economics 3, 305–360.
bank umum syariah dan bank umum
Kasmir. (2007). Manajemen Perbankan,
konvensional di Indonesia periode 2010-
Jakarta: RajaGrafindo Persada.
2014 di Indonesia. Akan tetapi terdapat
kecenderungan bahwa bank umum Kasmir. (2010). Bank dan Lembaga Keuangan
syariah lebih stabil dibandingkan bank Lainnya. Jakarta: RajaGrafindo
umum konvensional Persada.
Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono (2002).
Manajemen Perbankan: Teori dan
Aplikasi, Yogyakarta:BPFE.
114 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Sosial, Volume 4, Nomor 1, Maret 2015, halaman 104 - 114

Martowardojo, D.W. Agus (2013). Gerakan Scott, William R, 2000, Financial Accounting
ekonomi syariah. Diakses pada 17 Theory, International Edition,New
Desember 2013 www.epaper1.com/ Jersey : Prentice-Hall, Inc.
kompas/books/131217kompas/#/14
Sekaran,U. 2003.Research Methods for
Moh. Nazir. Ph.D, 2005, Metode Penelitian. Business : A Skill Building Approach
Ghalia Indonesia. Bogor. 2nd Edition, Jhon Wiley and Son.New
York
Myrandasari, Bella. (2014). Analisis Komparasi
Stabilitas Perbankan Syariah dan Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian.
Konvensional (Bank Umum Devisa Bandung: Alfabeta.Undang-Undang RI
Non Go Public di Indonesia). Jurnal Nomor 21. (2008). Perbankan Syariah.
Ilmiah FEB. Universitas Brawijaya.
Universitas Negeri Medan 2014. Stabilitas
Bank Indonesia. (2012). Peraturan Bank Sistem Perbankan, Medan. http://
Indonesia NOMOR: 14 /15/PBI 2012 diglib.unimed.ac.id/public/UNIMED-
tentang Penilaian Kualitas Aset Bank M a s t e r- 2 2 5 4 2 - 8 1 0 6 1 6 2 0 1 2 % 2 0
Umum Aset. -%20BAB%20II.pdf diakses pada 04
Desember 2014
PSAK No.31 (Revisi, 2013) tentang Laporan
Keuangan Bank Yudistira, Donsyah. (2004). Efficiency in
Islamic Banking: an Empirical Analysis
PSAK No.100 tentang Akuntansi Perbankan
of Eighteen Banks. Islamic Economic
Syariah.
Studies.12 (1).

You might also like