You are on page 1of 8

PENERIMAAN MASYARAKAT PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA

Lilik Setiawan1, Gaury Intan Koswara2


Progam Studi D3 Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri
E-mail : liliks1975@gmail.com

Abstract : Patients with mental disorders until now still in view as a strange and frightening public, the
lack of understanding of the public about mental disorders cause people with mental disorders are less
acceptable in the public. The purpose of this research to determine the acceptance of public to mental
disorder.The design was used qualitative research used descriptive phenomenology approach. Data
collected by in-depth interview method then analyzed was used collaizzi data analysis technique.
Sampling in this research was used purposive sampling technique with the number of 4 participants.The
result of the research was the finding of 10 themes that is 1) do not consider public with mental disorder;
2) There were still little public attention to people with mental disorders; 3) Treat public with mental
disorders inhumanely; 4) The public had not fully recieved mental sufferers; 5) Consider inner pressure as
the cause of mental disorders; 6) Consider spirits as the cause of mental disorders; 7) Assume not strong
science as the cause of mental disorders; 8) Wanting public with mental disorders can re-interact with the
public; 9) Obtaining the attention of health workers for the cure of mental sufferers; 10) Feeling
uncomfortable with the existence of people with mental disorders. Therefore, people need to be given
information about mental disorders so that people can treat public with mental disorders humanely
involving.

Keywords : Acceptance, community, mental disorder.

Abstrak : Penderita gangguan jiwa sampai sekarang masih di pandang sebagai orang yang aneh dan
menakutkan, kurangnya pemahaman masyarakat mengenai gangguan jiwa menyebabkan penderita
gangguan jiwa kurang diterima di lingkungan masyarakat.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
penerimaan masyarakat pada penderita gangguan jiwa. Desain yang digunakan adalah penelitian
kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif. Data dikumpulkan dengan metode
in-depth interview kemudian dianalisa dengan menggunakan tehnik analisa data collaizzi. Pengambilan
sample menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah 4 partisipan.Hasil penelitian adalah
ditemukannya 10 tema yaitu 1) Tidak menganggap penderita gangguan jiwa; 2) Masih terdapat sedikit
perhatian masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa; 3) Memperlakukan penderita gangguan jiwa
secara tidak manusiawi; 4) Masyarakat belum menerima sepenuhnya penderita gangguan jiwa; 5)
Menganggap tekanan batin sebagai penyebab gangguan jiwa; 6) Menganggap roh halus sebagai
penyebab gangguan jiwa; 7) Menganggap tidak kuat ilmu sebagai penyebab gangguan jiwa; 8)
Menginginkan penderita gangguan jiwa dapat kembali berinteraksi dengan masyarakat; 9) Mendapatkan
perhatian dari petugas kesehatan demi kesembuhan penderita gangguan jiwa; 10) Merasa tidak nyaman
dengan keberadaan penderita gangguan jiwa. Oleh sebab itu masyarakat perlu diberikan informasi
mengenai gangguan jiwa sehingga masyarakat dapat memperlakukan penderita gangguan jiwa secara
manusiawi.

Kata Kunci : Penerimaan, masyarakat dan gangguan jiwa

PENDAHULUAN Jiwa lagi (Puspitasari, 2009 dalam


Adilamarta Nofia, 2011).
Penderita gangguan jiwa sering Purnama Gilang (2016) dalam
mendapatkan perlakuan yang tidak Agusno (2011) mengatakan akar
manusiawi, misalnya kekerasan, permasalahan pada kesehatan mental
diasingkan, diisolasi atau dipasung. berasal dari tiga inti pokok. Pertama adalah
Perlakuan ini disebabkan karena pemahaman masyarakat yang kurang
ketidaktahuan dan pengertian yang salah mengenai gangguan jiwa, kedua adalah
dari keluarga atau anggota masyarakat stigma mengenai gangguan jiwa yang
mengenai gangguan jiwa. Hal itu berkembang di masyarakat dan terakhir
menyebabkan penderita gangguan jiwa tidak meratanya pelayanan kesehatan
yang sudah sehat memiliki kecenderungan mental. Mestdagh dan Hansen (2013)
untuk mengalami kekambuhan lagi menyatakan masyarakat yang memiliki
sehingga membutuhkan penanganan medis stigma negatif terhadap klien gangguan jiwa
dan perlunya perawatan di Rumah Sakit cenderung menghindari dan tidak mau

112
Lilik Setiawan, Penerimaan Masyarakat Pada... | 113

memberikan bantuan terhadap orang yang masyarakat terhadap individu yang telah
menderita gangguan jiwa sehingga dinyatakan pulih setelah mengalami masa
mempersulit dalam proses penyembuhan. rawat di Rumah Sakit Jiwa. Masyarakat
Gangguan jiwa sampai saat ini menggangap bahwa orang yang pernah
masih menjadi permasalahan yang serius di mengalami gangguan jiwa adalah sampah
dunia. WHO (World Health Organization) masyarakat dan menggangu lingkungan.
(2013) menegaskan jumlah klien gangguan Mereka tidak menerima atau bahkan tidak
jiwa di dunia mencapai 450 juta orang dan membiarkan individu tersebut untuk
paling tidak ada 1 dari 4 orang di dunia melakukan kegiatan-kegiatan seperti yang
mengalami masalah gangguan jiwa. Di masyarakat lakukan (Adilamarta N, 2011).
Indonesia jumlah klien gangguan jiwa Penerimaan menurut Notoatmodjo
mencapai 1,7 juta yang artinya 1 sampai 2 (1996) dimaksudkan sebagai tanggapan
orang dari 1.000 penduduk di Indonesia setelah subjek melakukan pengamatan
mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan terhadap objek maka terjadi gambaran yang
data Riskesdas 2013 prevalensi gangguan tinggal dalam ingatan yang akan
jiwa tertinggi terdapat di Provinsi Jawa berpengaruh terhadap objek selanjutnya.
Timur yakni 83,41% yang mengalami Menururt Sears (1999), meskipun
gangguan jiwa. Penderita gangguan jiwa di masyarakat tersebut memiliki pengetahuan
Jatim mengalami kenaikan drastis pada yang cukup baik dan sikap positif terhadap
tahun 2016.. Di Kabupaten Kediri prevalensi penderita gangguan jiwa, belum berarti
gangguan jiwa berat sebanyak 0,39% atau menimbulkan penerimaan yang baik pada
sekitar 4000 orang (Riskesdas, 2013). penderita gangguan jiwa yang berada di
Dan berdasarkan studi pendahuluan masyarakat.
yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal Gangguan jiwa dapat dicegah dan
22 Mei - 31 Mei 2018 di Wilayah Kerja Unit diatasi, untuk itu penyelesainnya tidak
Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas hanya oleh tenaga kesehatan tetapi juga
Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri melibatkan peran aktif semua masyarakat
menunjukkan bahwa jumlah pasien beserta keluarga. Peran dan keterlibatan
penderita gangguan jiwa sebanyak 72 keluarga dalam proses penyembuhan dan
orang. Tersebar di 5 desa yaitu 5 penderita perawatan pasien gangguan jiwa sangat
gangguan jiwa di Desa Sumber Bendo, 11 penting, karena peran keluarga sangat
penderita gangguan jiwa di Desa Bendo, 29 mendukung dalam proses pemulihan
penderita gangguan jiwa di Desa Darungan, penderita gangguan jiwa. Disamping itu,
22 penderita gangguan jiwa di Desa Pelem, keluarga mempunyai fungsi dasar seperti
5 penderita gangguan jiwa di Desa memberi kasih sayang, rasa aman, rasa
Sambirejo. 18 Penderita gangguan jiwa memiliki, dan menyiapkan peran dewasa
diantaranya pernah di rawat di rumah sakit individu di masyarakat (Nasir & Muhith,
jiwa dan jumlah pasien yag rutin menjalani 2011).
pengobatan sebanyak 26 orang. Berdasarkan latar belakang diatas
Berdasarkan penelitian Ismiatun maka peneliti tertarik untuk melakukan
(2014) hasil wawancara dengan salah satu penelitian tentang “Penerimaan Masyarakat
warga di dapatkan informasi bahwa Pada Penderita Gangguan Jiwa di wilayah
terdapat 2 orang penderita gangguan jiwa kerja UPTD Puskesmas Bendo”.
yang berada di tengah masyarakat. Tujuan umum penelitian ini yaitu
Masyarakat memandang penderita untuk mengetahui Penerimaan Masyarakat
gangguan jiwa sebagai orang yang aneh Terhadap Penderita Gangguan Jiwa Di
berbeda dengan orang normal. Masyarakat Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bendo.
menyebut penderita gangguan jiwa sebagai
orang gila. Masyarakat pun bersikap METODE PENELITIAN
menerima dan tidak mengucilkan hanya
saja masyarakat menjaga jarak dari Desain penelitian yang digunakan
penderita gangguan jiwa dengan tidak adalah kualitatif dengan pendekatan
melakukan komunikasi. fenomenologi deskriptif. Populasi dalam
Dilihat dari faktor lingkungan penelitian ini adalahmasyarakat yang
masyarakat, pada faktor ini memperlihatkan tinggal di sekeliling penderita gangguan
bahwa semakin besarnya respon negatif jiwa.
114 | Jurnal Kesehatan Mesencephalon, Vol.5 No.2, Oktober 2019, hlm 112-119

Partisipan yang terlibat dalam Tema 4 : Masyarakat Belum Menerima


penelitian sejumlah 4 (empat) yang sesuai Sepenuhnya Penderita Gangguan Jiwa
dengan kriteria inklusi yang ditentukan Belum menerima merupakan
melalui teknik Purposive keadaan dimana masyarakat belum dapat
Pengumpulan data dengan metode in- menyambut kehadiran penderita gangguan
depth interview menggunakan panduan jiwa di tengah masyarakat.
wawancara semi terstruktur. menggunakan Masyarakat belum sepenuhnya dapat
alat perekam suara handphone. Analisa menerima penderita gangguan jiwa karena
data menggunakan teknik analisa data kondisinya yang belum maksimal pulih dan
model Colaizzi (Creswell, 2014) kurangnya interaksi penderita gangguan
jiwa bersama masyarakat sekitar, penderita
HASIL PENELITIAN gangguan jiwa hanya berada didalam
rumah.
Sesuai dengan hasil penelitian maka
didapatkan 10 (sepuluh) tema besar yang Tema 5 : Menganggap Tekanan Batin
telah dikelompokkan atau dikategorikan, Sebagai Penyebab Gangguan Jiwa
berikut merupakan uraian hasil dari tema- Tekanan batin merupakan situasi
tema yang telah ditemukan antara lain : ketika perasaan seseorang sudah tidak
mau atau tidak sanggup lagi menerima hal-
Tema 1 : Tidak menganggap penderita hal buruk sehingga membuat jiwa
gangguan jiwa seseorang terguncang.
Perhatian di ekspresikan dari
berbagai macam tindakan kepada penderita Tema 6 : Menganggap Roh Halus
gangguan jiwa. masyarakat tidak Sebagai Penyebab Gangguan Jiwa
menggangap keberadaan penderita Roh halus merupakan makhluk hidup
gangguan jiwa, karena penderita gangguan yang tidak tampak yang eksistensinya tidak
jiwa masih dianggap berbahaya dan dapat dijangkau oleh panca indra manusia.
menganggu, maka dari itu masyarakat Sebagian masyarakat menganggap roh
memilih tidak melakukan komunikasi halus sebagai faktor utama penyebab
dengan penderita gangguanjiwa. gangguan jiwa.

Tema 2 : Masih Terdapat Sedikit Tema 7 : Menganggap Tidak Kuat Ilmu


Perhatian Masyarakat Terhadap Sebagai Penyebab Gangguan Jiwa
Penderita Gangguan Jiwa Tidak kuat ilmu sendiri merupakan
Perhatian merupakan kegiatan yang ketidakmampuan seseorang menerima
dilakukan seseorang yang hubungannya suatu pengetahuan yang dianggap berat.
dengan pemilihan rangsangan yang datang Tidak mampunya ilmu yang diterima
dari lingkungannya. Dengan suatu oleh seseorang, atau sesuatu beban yang
perhatian seseorang bisa memberikan tidak mampu diterima tetapi tetap
dukunganyang sangat berarti bagi orang dipaksakan yang menyebabkan tertekannya
yang diperhatikan. fikiran seseorang.

Tema 3 : Memperlakukan Penderita Tema 8 : Menginginkan Penderita


Gangguan Jiwa Secara Tidak Manusiawi Gangguan Jiwa Dapat Kembali
Perlakuan tidak manusiawi Berinteraksi Dengan Masyarakat
merupakan perbuatan yang dikenakan Mengingikan dapat berinteraksi
terhadap sesorang yang tidak bersifat kembali merupakan adanya interaksi sosial
kemanusiaan. pada penderita gangguan jiwa dengan
Masyarakat memperlakukan penderita masyarakat kembali.
gangguan jiwa secara tidak manusiawi Masyarakat berharap agar penderita
karena penderita gangguan jiwa tersebut gangguan jiwa dapat beraktivitas kembali
mempunyai riwayat menggangu warga seperti biasa, dapat aktif kembali di
sekitar, sehingga masyarakat sekitar kegiatan masyarakat serta diterima kembali
merasa tidak nyaman dengan keberadaan dilingkungan masyarakat.
penderita gangguan jiwa.
Lilik Setiawan, Penerimaan Masyarakat Pada... | 115

Tema 9 : Mendapatkan Perhatian Dari tidak hanya akan jauh dari keluarga tetapi
Petugas Kesehatan Demi Kesembuhan juga semaki jauh dengan masyarakat
Penderita Gangguan Jiwa sekitarnya, sehingga penderita gangguan
Perhatian merupakan sesuatu yang jiwa gagal melakukan fungsi sesuai
tertuju pada suatu objek. Suatu perhatian perannya yang ada di masyarakat.
yang diberikan oleh petugas kesehatan
dapat mempercepat proses penyembuhan. Tema 2 : Masih Terdapat Sedikit
Harapan masyarakat pada petugas Perhatian Masyarakat Terhadap
kesehatan agar lebih memperhatikan Penderita Gangguan Jiwa
penderita gangguan jiwa. Peran petugas Dukungan dan perhatian yang dimiliki
kesehatan sangat penting untuk mengawasi seseorang dapat mencegah
bagaimana tingkah perilaku penderita berkembangnya masalah akibat tekanan
gangguan jiwa, jadwal berobat sehingga yang dihadapi. Seseorang dengan
tidak terjadi kekambuhan. dukungan yang tinggi akan lebih berhasil
menghadapi dan mengatasi masalahya
Tema 10 : Merasa Tidak Nyaman Dengan dibanding dengan yang tidak memiliki
Keberadaan Penderita Gangguan Jiwa dukungan. Penderita gangguan jiwa yang
Merasa tidak nyaman merupakan ketidakmampuannya melakukan fungsi
suatu perasaan yang dirasakan menjadi sosial tentunya sangat memerlukan
tidak tenang karena mendapat suatu beban dukungan dan perhatian untuk menjadi
dari sesuatu. individu yang lebih kuat dan menghargai diri
Perasaan masyarakat terhadap sendiri hingga dapat mencapai taraf
penderita gangguan jiwa yang menganggap kesembuhan yang lebih baik dan
penderita gangguan jiwa masih meningkatkan keberfungsian sosialnya.
menakutkan, sehingga masyarakat lebih Tanpa adanya dukungan pasien akan sulit
memilih untuk menjaga jarak terhadap sembuh, dan sulit bersosialisasi dalam
penderita gangguan jiwa. lingkungan yang penuh tekanan (Ambari,
2010).
PEMBAHASAN Berdasarkan ungkapan partisipan
yang mengatakan bahwa masyarakat
Tema 1 : Tidak Menganggap Penderita sekitar masih ada yang memberikan
Gangguan Jiwa perhatian seperti memanggil nama maupun
Stigma yang salah mengenai menyapa penderita gangguan jiwa jika
gangguan jiwa menyangkut pengabaian, sedang berada di luar rumah. Keberanian
prasangka, dan diskriminasi. Pengabaian masyarakat menerima kenyataan bahwa
merupakan masalah pengetahuan dari ada tetangganya menderita gangguan jiwa
masyarakat terkait gangguan jiwa itu serta tindakan positif yang dilakukan seperti
sendiri. Prasangka merupakan masalah dari menyapa dan mengantarkan penderita
sikap, baik itu dari penderita yang gangguan jiwa sangatlah bagus, dengan
mengarah pada stigma diri maupun dari begitu berkurangnya beban fikiran penderita
masyarakat yang menimbulkan stigma gangguan jiwa. Dengan perhatian yang di
terhadap pederita gangguan jiwa. berikan diharapkan akan semakin
Sedangkan diskriminasi merupakan bertambah seperti mengikutkan penderita di
masalah masalah dari perilaku, baik dari kegiatan masyarakat sederhana contonya
penyedia layanan penanganan kesehatan gotong-royong dan yasinan RT. Selain itu
jiwa maupun dari masyarakat terhadap dengan menjenguk penderita gangguan
penderita gangguan jiwa berat (Thornicroft, jiwa setelah pulang dari pengobatan,
et al, 2008). sehingga penderita gangguan jiwa sendiri
Banyak orang yang menganggap atau merasa dibutuhkan dan diperhatikan oleh
berpikiran negatif terhadap penderita masyarakat, sehingga dapat sembuh dan
gangguan jiwa. Mereka menganggap kembali menjalankan perannya di dalam
gangguan jiwa itu menakutkan. Adanya masyarakat tanpa adanya hambatan.
pikiran negatif terhadap pederita gangguan
jiwa sehingga masyarakat mengabaikan
keberadaan penderita gangguan jiwa.
Seseorang yang menderita gangguan jiwa
116 | Jurnal Kesehatan Mesencephalon, Vol.5 No.2, Oktober 2019, hlm 112-119

Tema 3 : Memperlakukan Penderita Tema 5 : Menganggap Tekanan Batin


Gangguan Jiwa Secara Tidak Manusiawi Sebagai Penyebab Gangguan Jiwa
Perlakuan berasal dari kata “laku” Perubahan psikososial dapat
yang berarti perbuatan, sedangkan merupakan tekanan mental (stressor
perlakuan berarti perbuatan yang dikenakan psikososial) sehingga bagi sebagian
terhadap sesuatu atau orang. Manusiawi individu dapat menimbulkan perubahan
yang artinya sesuatu yang bersifat dalam kehidupan dan berusaha beradaptasi
kemanusiaan (KBBI, 2018). Jadi pengertian untuk menanggulanginya. Stressor
perlakuan tidak manusiawi ialah tindakan psikososial, seperti perceraian dalam rumah
perilaku atau perbuatan yang hanya tangga, masalah orang tua dengan
dilakukan oleh hewan dan tidak dilakukan banyaknya kenakalan remaja, hubungan
oleh manusia. interpersonal yang tidak baik dengan teman
Perilaku penderita gangguan jiwa dan sebagainya. Namun, tidak semua
yang sering merusak dan meresahkan orang dapat beradaptasi dan mengatasi
lingkungan masyarakat membuat stressor akibat perubahan tersebut
masyarakat memperlakukan penderita sehingga ada yang mengalami stress,
gangguan jiwa semena-mena seperti gangguan penyesuaian diri, maupun sakit
diungkapkan partisipan bahwa penderita (Maramis, 2010).
gangguan jiwa gampang tersinggung dan Ungkapan sebagian partisipan yang
sering mengalami kekambuhan, perilaku mengatakan bahwa gangguan jiwa itu
yang di timbulkan ialah seperti memukul dikarenakan seseorang tidak kuat dengan
tetangga yang menyebabkan cidera. keadaan yang sedang dialaminya sekarang
Akhirnya masyarakat berkumpul dan dan serta tidak adanya dukungan yang di
mengikat penderita gangguan jiwa yang dapatkan oleh keluarga maupun kerabat
beralasan agar tidak melukai tetangganya terdekat, dan partisipan yang lain
lagi. Serta melaporkan kepada pihak mengatakan bahwa gangguan jiwa
berwajib karena melukai seseorang. disebabkan oleh fikirannya yang terlalu
tertekan, keluarganya yang terlalu
Tema 4 : Masyarakat Belum Menerima mencemaskan anaknya serta tidak
Sepenuhnya Penderita Gangguan Jiwa memberikan kebebasan sehingga anak
Dari hasil penelitian yang dilakukan merasakan terlalu dikekang.Akhirnya
oleh Nardin (2017) mengenai penerimaan muncul suatu tekanan yang berada di
masyarakat, yang salah satu anggota dalam dirinya yang disebut tekanan batin
masyarakatnya mengalami gangguan jiwa yang tidak dapat diungkapkan, dan tidak
berpendapat bahwa masyarakat menerima dapat diatasi oleh dirinya sendiri, sehingga
penderita gangguan jiwa dan tidak terjadinya gangguan jiwa.
mempermasalahkan, tidak menolak karena
harus menyayangi sesama manusia, Tema 6 : Menganggap Roh Halus
apalagi penderita gangguan jiwa tersebut Sebagai Penyebab Gangguan Jiwa
merupakan penduduk asli wilayah tersebut, Penilaian masyarakat terhadap
dan demi rasa kemanusiaan. Masyarakat gangguan jiwa sebagai akibat dari
bersikap menerima kembali anggota dilarangnya larangan, guna-guna, santet,
masyarakatnya yang pernah mengalami kutukan dan sejenisnya berdasarkan
gangguan jiwa, yang mendorong kepercayaan supranatural. Dampak dari
masyarakat untuk kembali menerima adalah kepercayaan masyarakat dan keluarga
tanggung jawab bersama untuk peduli menyebabkan penderita gangguan jiwa di
kepada penderita gangguan jiwa, berobatkan ke dukun atau paranormal
masyarakat merangkul supaya penderita (Hawari ,2012).
gangguan jiwa tidak merasa asing dengan Kepercayaan kuno masyarakat
masyarakat lainnya. Menurutnya mengenai penyebab gangguan jiwa
masyarakat juga tidak menolak mantan menyebabkan penderita gangguan jiwa
pasien jiwa, karena penderita gangguan tidak mendapatkan perlakuan yang sesuai
jiwa mempunyai hak yang sama untuk dan pengobatan yang kurang pas.
hidup yang telah dijamin undang-undang. Contohnya seperti mengobatkan penderita
gangguan jiwa ke dukun dan bukan ke
pusat kesehatan.
Lilik Setiawan, Penerimaan Masyarakat Pada... | 117

Tema 7 : Menganggap Tidak Kuat Ilmu Tema 9 : Mendapatkan Perhatian Dari


Sebagai Penyebab Gangguan Jiwa Petugas Kesehatan Demi Kesembuhan
Menurut Taylor (2003) dalam Laela K Penderita Gangguan Jiwa
(2014) Stress adalah pengalaman Berdasarkan hasil penelitian
emosional negatif yang disertai dengan Surahmiyati S,dkk (2017) Setelah adanya
perubahan fisiologis, biokimiawi, kognisi kegiatan-kegiatan layanan kesehatan jiwa
dan perilaku yang bertujuan untuk di masyarakat, penerimaan masyarakat
mengubah atau menyesuaikan diri terhdap terhadap orang dengan gangguan jiwa
situasi yang menyebabkan stress. semakin baik. Masyarakat bersikap terbuka,
Sedangkan menurut Marasmis (2009) menerima, serta tidak meremehkan.
menyatakan bahwa stress adalah segala Bahkan kini banyak kunjungan orang
masalah atau tuntutan menyesuaikan diri, dengan gangguan jiwa yang dilakukan
yang karena tuntutan itulah individu merasa pihak berkepentingan seperti dokter jiwa
terganggu keseimbangan hidupnya. dari rumah sakit, mahasiswa, perwakilan
Seseorang yang terus mencari ilmu dari lembaga kesehatan lainnya, agar
berdasarkan kekangan oleh keluarga dan masyarakat sudah biasa menyikapi hal itu.
bukan merupakan keinginan dirinya sendiri, Pelayanan kesehatan jiwa tidak hanya
dan ilmu yang didapatkan tersebut bukan di lakukan di Puskesmas / klinik, namun
merupakan kemampuan yang di miliki, yang petugas bisa datang kerumah untuk
terus dipaksa harus mengikti serta terus melakukan perawatan. Harapan kedepan-
berkembang. Kesukaran menuntut ilmu dan nya masyarakat berharap pelayanan
tidak mampu menyesuaikan diri dengan kesehatan harus mudah di jangkau oleh
lingkungan baru menjadikan seseorang masyarakat, dengan perbaikan fasilitas dan
malu dan tertekan dengan keadaanya. SDM. Hal yang tidak kalah penting adalah
Tidak adanya respon baik dari keluarga pemerintah harus menjamin tersedianya
menyebabkan tekanan bertambah berat obat psikofarmaka yang dibutuhkan oleh
sehingga muncul perilaku maladaptif. penderita gangguan jiwa dengan harga
terjangkau, termasuk menjamin agar obat
Tema 8 : Menginginkan Penderita psikofarmaka asuk dalam manfaat program
Gangguan Jiwa Dapat Kembali jaminan kesehatan.
Berinteraksi Dengan Masyarakat
Menginginkan penderita gangguan Tema 10 : Merasa Tidak Nyaman Dengan
jiwa kembali dalam masyarakat merupakan Keberadaan Penderita Gangguan Jiwa
harapan yang diutarakan oleh semua Nyaman berarti keadaan sejuk atau
masyarakat yang megingikan seseorang segar (KBBI, 2018). Sedangkan merasa
yang mengalami gangguan jiwa dapat tidak nyaman merupakan belum
kembali mengikuti kegiatan masyarakat. terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
Penderita gangguan jiwa diharapkan dapat yang bersifat individual akibat beberapa
kembali ketengah keluarga dan masyarakat faktor kondisi lingkungan.
untuk dapat berperan aktif seperti semula. Masyarakat masih menganggap
Salah satu upaya yang dapat dilakukan penderita gangguan jiwa identik dengan
adalah dengan melibatkan peran serta perilaku yang aneh, yang mengganggu
masyarakat mendukung kesembuhan terkandang juga merusak sehingga
pasien gangguan jiwa (W Agus, 2015). masyarakat merasa tidak nyaman dengan
Harapan yang diungkapkan oleh kehadiran penderita gangguan jiwa.
partisipan merupakan bentuk rasa simpati Masyarakat masih menganggap jika
masyarakat terhadap penderita gangguan melibatkan penderita gangguan jiwa dalam
jiwa. Masyarakat berharap penderita organisasi atau kegiatan yang ada di
gangguan jiwa agar cepat sembuh lingkungan masyarakat akan menganggu
setidaknya berperilaku layaknya orang dan merusak, selain itu masih ada sebagian
normal agar tidak meresahkan masyarakat masyarakat yang masih merasa tidak
sekitar yang tinggal di dekat rumahnya. nyaman sehingga mayoritas masyarakat
Masyarakat juga seiring sembuhnya masih belum dapat menerima sepenuhnya
penderita gangguan jiwa dapat kembali nyaman dengan keberadaan penderita
perlahan mendapatkan perannya kembali di gangguan jiwa.
lingkungan masyarakat.
118 | Jurnal Kesehatan Mesencephalon, Vol.5 No.2, Oktober 2019, hlm 112-119

KESIMPULAN mengadakan program edukasi tentang


kesehatan jiwa sehingga tidak terjadi
Hasil penelitian ini didapatkan 10 kesalahan informasi yang di terima oleh
tema yang diperoleh mengenai penerimaan masyarakat mengenai gangguan jiwa.
masyarakat pada penderita gangguan jiwa Sehingga dapat berkurangnya persepsi
yaitu :1) Tidak menganggap penderita negatif mengenai gangguan jiwa. Serta
gangguan jiwa, 2) Masih terdapat sedikit petugas dapat melakukan posyandu jiwa
perhatian masyarakat terhadap penderita bagi penderita gangguan jiwa agar dapat
gangguan jiwa, 3) Memperlakukan meningkatkan kesejahteraan bagi penderita
penderita gangguan jiwa secara tidak gangguan jiwa. Perawat jiwa dengan hasil
manusiawi, 4) Masyarakat belum menerima penelitian ini hendaknya dapat
sepenuhnya penderita gangguan jiwa, 5) mengembangkan penelitian mengenai
Menganggap tekanan batin sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi
penyebab gangguan jiwa, 6) Menganggap penerimaan masyarakt pada penderita
roh halus sebagai penyebab gangguan jiwa, gangguan jiwa.
7) Menganggap tidak kuat ilmu sebagai Masyarakat diharapkan lebih banyak
penyebab gangguan jiwa, 8) Menginginkan mencari informasi mengenai kesehatan jiwa
penderita gangguan jiwa dapat kembali supaya anggapan negatif mengenai
berinteraksi dengan masyarakat, 9) gangguan jiwa berubah. Dengan
Mendapatkan perhatian dari petugas pengetahuan yang baik masyarakat dapat
kesehatan demi kesembuhan penderita memperlakukan penderita gangguan jiwa
gangguan jiwa, 10) Merasa tidak nyaman secara manusiawi dengan melibatkan
dengan keberadaan penderita gangguan penderita gangguan jiwa dalam kegiatan
jiwa. yang ada di dalam masyarakat,dengan
membaca buku, bertanya kepada petugas
SARAN kesehatan dan media massa

Hasil dari penelitian diharapkan


kepada petugas kesehatan dapat

DAFTAR PUSTAKA

Adilamarta, Nofia.2011.Hubungan Tingkat Afiyanti, Y.2008.Validitas Dan Realibitas


Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal
Dengan Penerimaan Terhadap Keperawatan Indonesia. 12 (2). Juli
Individu Yang Menderita Gangguan 2008. Jakarta : FIK UI.
Jiwa Di Kelurahan Suku Gadang Di Creswell, John W.2010.Research Design
Wilayah Kerja Puskesmas Nagggalo Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Padang. Diakses tanggal 17-11-2017. Mixed.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Dipublikasikan di Haniva, Hanum.2013.Analisis Faktor-Faktor
http://repo.unand.ac.id/267/ Yang Mempengaruhi Penerimaan
Amelia, D.R & Anwar, Z.2013.Relaps pada Masyarakat Terhadap Penderita
Pasien Skizofrenia. Diakses tanggal Gangguan Jiwa Didesa Kedondong
29-06-2018. Dipublikasikan di Kecamatan Sokaraja Kabupaten
http://library.gunadarma.ac.id Banyumas.Diakses tanggal 16-1k1-
Ambari, 2010. Hubungan Antara Dukungan 2017.Dipublikasikan di
Keluarga Dengan Keberfungsian http://repository.ump.ac.id/5235/
Sosial Pada Pasien Skizofrenia Pasca Hawari, Dadang 2012. Skizofrenia
Perawatan Di Rumah Sakit. Diakses (Pendekatan Holistik Bio-Psiko-Sosial-
tanggal 29-06-2018. Dipublikasikan di Spiritual). Jakarta : Badan Penerbit
http://eprints.undip.ac.id/10956/1/RIN FKUI
GKASAN_Skripsi.Pdf Islamie, Noni Nur.2011.Pengaruh
Anna, Budi Keliat.2015.Keperawatan Pengetahuan Dan Mekanisme Koping
Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN Terhadap Sikap Keluarga Untuk
(Basic Course).Jakarta:EGC Menerima Pasien Gangguan Jiwa
Lilik Setiawan, Penerimaan Masyarakat Pada... | 119

Skizofrenia.Diakses tanggal 17-11- Nardin.2017.Penerimaan Keluarga dan


2017. Dipublikasikan di Masyarakat Terhadap Mantan Pasien
http://repository.usu.ac.id/handle/1234 Rumah Sakit Jiwa. Di akses tanggal
56789/30876 25-06-2018. Dipublikasikan di
Ismiatun.2014.Perilaku Masyarakat Pada http://repository.ar-
Penderita Gangguan Jiwa di Rw 8 raniry.ac.id/3084/4/Nardin.pdf
Kelurahan Muktiharjo Kidul Notoatmodjo, Soekidjo.2012.Metodologi
Kecamatan Pendarungan Kota Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka
Semarang.Diakses tanggal 16-11- Cipta
2017.Dipublikasikan di Purnama, Gilang.2016.Gambaran Stigma
digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtpt Masyarakat Terhadap Klien
unimus-gdl-ismiatunni-7621-2- Gangguan Jiwa Di Rw 09 Desa
bab1.pdf Ciledes Sumedang.Diakses tanggal
Karmadyah Puspadani, O.2017.Asuhan 27-10-2017. Dipublikasikan di
Keperawatan pada klien skiuzofrenia http://ejournal.upi.edu/index.php/JPKI.
dengan halusinasi penglihatan Satwiko P. 2009. Pengertian Kenyamanan
diwilayah kerja uptd puskesmas Dalam Suatu Bangunan. Yogyakarta:
bendo kecamatan pare kabupaten Wignjosoebroto
kediri.Studi Kasus.Kediri : Akademi Sugiyono.2010.Metode Penelitian
Keperawatan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kurniawan, Fajar.2016.Gambaran Kualitatif Dan R&D.Bandung: Alfabeta
Karateristik Pada Pasien Gangguan Sugiyono.2012.Memahami penelitian
Jiwa Skizofrenia.Diakses tanggal 23- kualitatif. Bandung: Alfabeta.
10-2017.Dipublikasikan di Surahmiyati, S.2017.Dukungan sosial untuk
http://repository.ump.ac.id/812/3/FAJA orang dengan gangguan jiwa di
R%20KURNIAWAN%20BAB%20II.pdf daerah miskin:studi di sebuah wilayah
Laela K. 2014.Analisis Mekanisme Koping Puskesmas Gunung Kidul.Di akses
Mahasiswa Semester I Menghadapi tanggal 01-08-2018.Di publikasikan di
Ujian Osca (Objective Structured https://journal.ugm.ac.id/bkm/article/vi
Clinical Assesment) Di Akademi ew/25649
Keperawatan Muhammadiyah Thornicroft, G., et al.2008.Reducing Stigma
Kendal.Diakes tanggal 01-0- and Discrimination:Candidate
2018.Dipublikasikan di Intervention, International Jounal of
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/p ental Health System 2008. Diakses
sn12012010/article/view/1155/1209 tanggal 30-07-2018.Dipublikasikan di
L Videback, Sheila.2008. Buku Ajar http://ijmhs.co/content/2/1/3
Keperawatan Jiwa.Jakarta:Buku W, Agus.2015.Hubungan Dukungan Sosial
Kedokteran EGC Masyarakat Dengan Kejadian Relaps
Marasmis, W.F.2010.Ilmu Kedokteran (Kekambuhan) Pada Pasien
Jiwa.Surabaya:Airlangga University Gangguan Jiwa Di Kecamatan
Press Lawang.Diakses tanggal 06-07-
Mawarpury.2017.Layanan Kesehatan 2018.Dipublikasikan di
Mental Di Puskesmas. Di akses http://eprints.umm.ac.id/23411/1/jiptu
tanggal 28-06-2018. Di publikasikan di mmpp-gdl-aguswariya-38765-2-
http://jurnal.unmuhjeber.ac.id/index.ph babi.pdf
p/INSIGHT/article/578/460 _____.2018.Kamus Besar Bahasa
Moleong, L.J.2010.Metodologi Kualitatif Indonesia (Online).Diakses tanggal
Edisi Revisi.Bandung:PT.Remaja 29-07-2018. Dipublikasikan di
Rosdakarya. https://kbbi.kemdikbud.go.id/
Moeryadi, Denny. 2009. Pemikiran
Fenomenologi Menurut Edmund
Husserl.Jakarta:Jurnal Studi

You might also like