You are on page 1of 8
PENGARUH PROSES MERSER TERHADAP HEBERAPA SIFAT FISIK BENANG KAPAS Glen : 1. Subardjo 2. Retno Haryanti INTISART Untuk mempercieh sifat-sifat kimia maupun tisika yang lebih baik pada serat, benang maupun kain kapas dapat dilakukan dengan proses merser. Dalan penelitien telah dilakuken variasi proses merser untuk benang kapas masak yang direndan di dalam larutan NaCH 15; 17,53 penambahan zat penbesah Teepol pada subu +19" C, 40; dan 60 detik dan dengan variasi tegangerr 2; 3; Hasil percobsen setelah oiuji den di hasil optimal proses merser benang Ne, 32 3 adalah pada kondisi 20; 22,5; dan 25 % dengan selama variasi waktu 20; gan 4%. aluasi secara statistik memberikan konsentrasi NaQH 20%, waktu 60 detik pada tegangen 4%, PENDAHULUAN Merserisasi adalah suatu proses pengerjgan bshen selulosa dalam Jarutan alkali Kuat, dengan konsentrasi dan suhu tertentu baik disertai maupun tenpa tegengan, sehingga dapat diperoleh sifat-sitet yang lebin baik pada bahan (1). Proses merser dalam bentuk beneng banyak dikerjakan, terutama memperolen keuntungen teks peningkstan effisiensi sehingga dapat mersian biay proses pemtustan kain (1,4).Hal Gimungkinkan karena proses pada benang bermanfeat antares i. Mempertesar daya kilau serst. 2. Meningkatxan kekuatantar i 3. Mempertinggi mulur sebelum putus. 4. Meningkatken serep dan Moisture Regain. days Disamping itu merserisasi dalam bentuk —benang dapat — menggunakan peralatan dan cara yang sederhana, sehingga dalam = praktek dapat dikerjeken olen industri kecil tekstil kerajinan. STRUKTUR MORFOLOGI DAN SIFAT-SIFAT SeRAT KARAS Struktur Morfologi Penampang Lintang Unumya — penamparg tang serat kapas berbentuk ginjal, dan terdiri dari 6 bagian, yaitu + + Kutukula Lapisan terluar yang mengandung lilin, pektin, dan protein. 2. Dinding Primer Lapisan selulosa yang berupa benang-benang halus/fibril yang tersusun membertuk sudut 65 - 70% » mengelilings tercampur dengen dan lilin. 3. Lapisan Perantara 4. Dinding Sekunder sumbu erat, pektin, protein, Lapisan selulosa sebagai bahan utama — serat kapes — dimana fibril-fibril membentuk spiral dengan sudut 20 - 30 mengelilingi sumbu serat. 5. Binding Lumen 6. Lumen Fongga kosong berisi sisa-sisa protoplasma yang sudah kering. Penampang Bujur Bentuk membujur kepas © pipin terpuntir. Jmenanjang serat seperti pita yang Sitat - sifat serat kapas Sifet Kimia 1. Asam dan zat-zat oksidator pada konsentrasi, suhu dan waktu tertentu dapat menyebabkan hidro / ksi selulosa. a larutan alkali jaan da. miselrve NaOH peda kondisi tertentu dapat menggelembungan bagien kristalin seret. 3, Beberapa garam seperti NeHS3 4, MgCl, AIC] » dapat mencurangi kekuatan kapas. 4, Sirar Ultra Violet peda sinar metzhari dapat = menyebsbkan oksiselulosa. Sifat Fisika Pade standard rusngan PH 65% + Zh dan subs 21°C +2 °C. A. Kekuatan t 138 Q/cenier 2. Mulur .. = 1,56 g/cm 5. Dslam “keadaan terhadap = jamur, "998+ kering — tanan vakteri den Gambari. 6. Panas pada suhu 120% selena beberapa = Jam dapat menyebabkan «skapas = Berwarna peroning-kuningan, dan rusek pada suru 240° C dalam beberapa merit. MERSERISAST Proses merser ditemukan oleh John Mercer pada tahun 1851, Giperkiraken mekanismenya adalah sebagai berikut ? Penyerapan NaOH ke dalam fibril kapas akan menyebabkan penygelembungan s dimana luas permikaan serat akan bertambah besar. Penggelembungan ini berakibat kapas kehalangan puntiran alamya sehingga menjadi bentuk silindris. dapat bertahan meskipun ken proses penghilangan dengan pencucian. Nenenisme tersebut seperti terlihat Perubshan Penampang Serat Kapas selama Proses Merserisasi Keterangant 1-SiProses — pengembangan dalam suasana alkalis. 6 mengkeret kembali pencucian. 7 :telah mengkeret sama setelah pengeringan. ‘Sumber: Sceparman,Dkk., Teknologi Penyen naan Tekstil, ITT, Bandung, 1973, bal 4. Jumlah NaOH yang dapat menpengaruhi bentuk fisike serat kapas telah diteliti oleh Pope den pada saat. sekali Hubner dengan hasil sebagai berikut: - Sampai dengan 6,5% Na(H, tidak terjadi perubahan. - 7-8 %, terjadi sedikit perubanan puntiran dalam 1 detik. ~ 4,8%, perubshan berlangsung cepaty kemudian lambat. - 11,64, perubahan cepat dalam 5 detik. - 15,€%, puntiran hilang kemudian diikuti dengan penggelembungay Sampai dengan 17,8 %, Hilangny@ puntiran dan penggelembungan berlangsung bervanaan. METODE DAN CARA PENOUITAN —Sampai dengan 24,7 - 364 % Metode perggelembungan diikuti dengan Percobaan Shlakurar quia hilangnya pontiran. menperoleh — haeil optimal proses: merser untuk benang Ne, 32 6 dengan Disamping itu diketahui batwe memver Lasi ken peeentrast Net, sekurang-kurangnya konsentrasi NaH haktu = rendam, = dan tegargan, 17,5 % mampu menambah kilau pada masing-masing pada wuld 29°C. serat kapas. Shena percobean dapat di linat peda Gambars 2 Tegangan Kons, Nag © Halitu CK? CK) (desi? : 8.) (29 a 12.5 Pengudian ts Ol}: >| @ f+] 4 [7070 TeY | Penasakan 2.5 Penetralan/ a 68 | pencucian 4 25. i” beneng dalam bentuk lurus dan Penguiian untuk perubshan-perubahan adanya fisik dari benang yang telah mengalani proses merser, dilakukan beberapa pengujian antara lain + kekuatan tarik dan mulur, mengkeret, dan perubahan antinan benang = setiap = panjang tertentu (IPI). mengetanui ketuatan tarik dan benang-Pengujian ani dilakuken berdasarkan SIT.G934-84, dimaksudkan) untuk neneritukan kekuatan putus sehelat A.Perqujian milur mulurnya pada beban maxsimum. Peralaten pengujien digunakan dart jenis laju milur tetap. Pengujian ime gverst Penqujian nergheret benang dilakukan Gengen menguxur panlang benang untuk setiap perlakuan percobaan. C. Penguiian Antinan ini dilakukan S11.0098-75, cimakeudken untuk —— mengetanui rata-reta perubahan dumlah puntiran pada benang kapas untuk panjang tertentu setelah mengalami proses merser. HASIL. DAN PEMBRHAGAN A. Kekuatan tarik dan Mulur Kekuatan tarik dan mulur benang setelan merserisasi dapat dilinat pada tabel 1 dan 2 ten tarik benang merupakan hesil komilatif kekuaten tarik serativa sendiri. Hal ini vapat dijelesken sebagai berikut + Kekuaten serat — ditunjang oleh veriasi keratean kekuatan sepanjeng seratnya, dimana variasi semakin kecil menghasilkan kekustan serat yang makin tinggi. Adanya variasi ini disebabkan oleh tiva faktor, yaitu : variesi penampang lintang sepenjang serat, variasi kekuatan dari dalam (intrinsic strength) sepanjang serat, den adenya variasi kekuatan sepanjang serst. Dengan proses merser xetiga varias: ini @apat dikurangi, sehingga dapat meningkatkan kekuatan seratnya!|. Dari nasil pengujdan kekuatan tarik benang setelah proses merser Tabel : i) dapat dilihat hstwa in tinggi konsentrasi NaCH sampai betas terteitu , kekuatas terik — benang = cendering.—naik. Demikian pula dengen pemskaian waktu rendam dan penggunaan tegangan Tabel 1 selama proses merser. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh bertambamya konsentrasi NaCH, Waktu dan tegangan menghasilkan kesempurnaan proses merser. Sehinage berakibat dapat mengurangi variasi-veriasi seperti yang telah dikemkakan di atas, disamping terjadinya proses dekristalisasi dan hilangnya lapisan lilin pada serat, berakibat friksi antsr permukaan serat bertambah sehingga kekuatan tarik kain akan bertambsh pula (4,6). : Hasil yang serupa diperoleh dari pengujian milur oenang (Tabel: 2). Hal ini kemungkinan disebabkan gieh perubahan —bentuk —panampang serat dan penggelembungannya ke arah lateral, menyebabkan serat menjadi mengkeret. Sehingga pada waktu ditarik, serat akan kembali ke Panjang semula dan ini memerlukan waktu untuk putus yang berakibat memperbesar oo hasil uj mulur. benangnya. Kekuatan tarik per helai benang setelah merserisasi (kg) Waktu jKan= sentrasi | ; 418% [O-229)0,225 17,5 % |0,25710,259/0,238/0, 26310, 24; 20% 10, 74910, 247. | 22,5 % |0,282]0,228 2 25% 0, 22810, 248 | o,2z7/0,285 0,254/0,235, 0,28:10,281 10,207 210, 255]0,234 0,300)0,254 0,249 |0,24710,2%0/0, 26: 10,255 10,2820, 257 |0,265|0,27310,278 0,24210,225/0,280]0,29]0, 250 iy 0,257 195285] 0,288 0,253/0, 285) Tabel 2. Mulur benang per heiaf setelah merserisasi (mm) 9,3 | 8,3 | 10,6] 8,3) 8,3) 9,3) 8.6) 69 8,6 | 7,9 | 10,4] 9,1) 8,7] 8,6] 16,3] 8,2 w% 7,9 | 9,3 j11,7 | 9,0) 9,4] 10,3] 11,7] 7,7) 88) 22,5 % |12,2 {11,4 [15,2 | 15,2 ae 14,6] 11,2. 10,5, 12,8) Se 40,8 [10,7 11,5 | 9,1] 10,9 11,3] 14,8] 9,7) 12,7 B. Mengkeret: Hasil pengujian = mengkeret Rata-rata mengkeret benang pada benang seperti terlihat pada Tabel: tegengan : 2,3 dan 4 % adalah + 3, menunjukkan adanys pengeruh proses rerser uji mengkeret. pada hasil Tabel 3. Persentase mengkeret benang merser 1,07; 1,76; dan 1,79 %. Jadi semakin besa- tegangan diterikan, persentase mengkeret cenderung akan semakin Waktu Kon- sentrasi 15% Ise 2,50 }1,00 [2,33 [1,97 [2,16 [1,65 [2,98 |2,57 17,5.% [2,32 4,42 |2,92 [1,97 1,59 |2,78 |1,25 20% 12,28 [1,42 ]1,97 [2,13 4,425/2,34 |2,55 22,5% [1,99 |2,23 [2,35 [1,45 0,71 [0,81 }0,84 25% 42,28 [1,62 ]t,62 2,52 0,61 |4,35 }0,80 Tabel 4 @ntihan benang per inci (Tpi) benang merser | | TEGANGAN 24 | TEGANGAN | Waktu} ——-——-——— aa = | | aor | 20" | 20" sentrasi | 20" | aon \ 4” | 20 | 40” | Boe ati 20g Mieoualucett 15 17,83} 20,19|20, 66/21 ,91]20,19 16,83117,88 20,11/19,08. 17,5 % 418,96|20,94]21,25/ 21,50] 19,20] 18,77 19,24) 19,66) 20,47 20% | 21,53)20,63| 18,30) 21,76 | 17,55] 18,10 19,94|17,77}18,10 22,5 % {18,19/18,10117,27]19,22]20,10]16, 75] 18,38) 19,35) 17,74 25% 121,69) 20,330,738} 220.4 19,25) 21,69) 17,26 l 1 dengan pemberian tegangan. Ada besar pula. ind mung 7 disebsabkan oleh pemulihan tegang? kecenderungen benang kembali ke (relaxasi) setelah tenang mengalami panjang semula setelah mengalami koritraksi akibat proses merser proses pencucian/penghilangan Na(H. Tabel 5. Data Perhitungan Kekuaian Tarik Benang setelah Merserisasi Penyelesaian: Dengan cara Three Faktor Experiment Keterangaa 1 Konse trasi A= Tegangan = BS wiaictu 3 TEGANGAN 2% Waktu|— Sontrasd 20" | 40" | 60" | zo" | Lee Lam | |r 15% s,sa]5,e8 |s.se7 5,98 |6,253) Soa 5,678] 5,975 1 5,822] 6,352/5,945/6,454 5,928 6,29215,76117 359° 6,234 | 6,526 6,06816,108/5,065 5,655/6,714|6,998|5,545]/6,314 6,925 | 9,618 6,928 6,319) 25% |syosale,ces|s,o50 6,526) 6,705) 4,992]46,275 pees | 634 |6,146)7,215 6,167) 6,215}7, 011 Ferhiturgan + SS gp 0,120719 55 0413427 SS yy = 04127632 SSEF SST-(SS, + + SS_ + SSy 485 + SS pp + SS) ee aoe JUMLAH |DRE- | RATA SUMBER VERIASI | KWADRAT)IAT | RATA | F aie F tae WADRAT F gpg (451080) = 2,37 B (tegangan) Fy05 (212080) = 3,00 © (wake) |O,OL2 73 |17,279%6| Fy gg (2,100) = 3,00 \ { 5 INTERAKST | | AB |0,00197 |2,66921 | Fo, (8,1080) = 1,94 , ac 001507 |70, 18832) Fy.95 (8.1080) = 1,96 | BC G03 |4,48997 | Fg (441080) = 2,37 INTERAKSI | | OED [0.62798 ]10,67014| Ftp (16,1030) = 1,68 | | ERC? 9,80749 | 1080 |0,cc078 = i { LL. a | TOTAL |2)29728 [1324 10,08772 |116,2560) 16,27, | J T F hiumg > F tated Kesimpulan: Ada hubungan antara kensertrasi, tegangan dan waktu dengan kekuatan tarik benang. . Antinan Dari hasil uji jumlah antihan tegangan :2,3, dan 4 % adalah 19,655 benang (twist per inch) seperti pada Tabel:4, menunjukkan bahwa perubahan tegangan relatif tidak mempengaruhi hasil rate-rata pengujian. Hasil rata- rata yang Giperoleh untuk 19,60: dan 19,20. Hal ini, menunjukkan bahwa proses merser mesikipun dapat menghilangkan puntiran dalam serat, tetapi tidak terlalu mempengaruhi puntiran yang diberikan pada proses pembustan benang (ant Perbedsan hasil Uji lebih disebsbxsn olen pengaruh mengkeret benang akibat penggelembungan dari pada tegengan yang diveriken. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan, atas hasil Percobaan dan — pengujien serta setelah dievaluasi secara statistik, dapat cikemukakan bahwat Konsentrasi NaOH, waktu rendam, den tegangen yang diberikan, berpengaruh terhscas hasil pengujian kekuatan tarik, mulur, mengkeret dan jumleh antinen. Dari hasil penelitien ini dapat disarankan untuk menggunakan kondisi konsentrasi Ne(H 2%, dengan waktu rendem 60 detik dan dengan pemberian teyangan 4%, unt « roses merser pads benang Ne, 225. DAFTAR PUSTAKA Le 2. 3. sn Granan,C.0. Effect Aquis fronia on Cotton's Physics! Textile Research V.3E,No.3,1976. Hartsuch,B.E., Tertile Cremistry., Sons, New York, 1950, Merserisas. Benarig Texstil Dep. Perindustrian, BEKB, Yogyakarta, 1966. Inconesia, Kerajinsri, Processing, Journal, Introduc tis Jom Wiley, Pandey ,S.N. ,dan Pp. Nair., Mercerized and Crosslinked 1 Yarns 3 Effect of Stretching During Mercerization oo Physical Properties and Dec ion __of Yar rs. Textile f___ Crosslinke Journal, V.S7,No.9, 1987. Pollan, Orr., Effect of Swelling No.4, 1957. Ss. md Yarns, fesearch Journal, +29, Soeparman, N.M. Surdia, Budiarti dan Hendrodyantopo. Tekrologi Penyemmurnaan Tekstil, Institut Teknologi 1973, Tekstil, Bandung,

You might also like