You are on page 1of 22

Self Directed Learning

>>dr. Mora Claramita, MHPE


 Merupakan suatu proses dimana seseorang menentukan tujuan dan cara belajarnya
sendiri.

Seorang self directed learner diharapkan mampu menentukan kedalaman maupun


keluasan studi mereka. Untuk itu diperlukan :
 Critical self evaluation
 Evaluasi kemampuan diri
 Suka mengevaluasi apa saja yang telah dilakukan
 Desire for Learning
 Keinginan untuk mempelajari suatu hal yang baru dan menikmatinya
 Self-Determination
 Menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai
 Menentukan cara-cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut
 Self Management
 Dapat mengatur waktunya dengan baik
 Mampu mendisiplinkan diri sendiri
-- Mega Susanti

Adult Learning, Student-centered Learning, Problem-based


Learning
>>dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med , Ph.D

Definisi ‘adult’
a. Umur lebih dari 16 tahun.
b. Psikologis: mandiri, bertanggungjawab, dapat mengambil keputusan sendiri
c. Biologis Tanda kelamin sekunder

Adult Learner
Cirinya:
1. Otonom, self-directed
2. Sudah ada akumulasi dasar-dasar pengalaman hidup dan pengetahuan
3. Praktis
4. Relevancy-oriented
5. Goal-oriented
6. Perlu dihargai

Knowles’ Assumptions
a. Concept of the Learner  intinya, adult berubah dari keterikatan dengan orang lain
(guru, dosen, dll) menjadi self-directed
During the process of maturation, a person moves from dependency toward increasing self-
directedness, but at different rates for different people and in different dimensions of life.
Teachers have a responsibility to encourage and nurture this movement. Adults have a deep
psychological need to be generally self-directing, but they may be dependent in certain
temporary situations.
b. Role of the Learner's Experience  pengalaman menjadi sumber pembelajaran
As people grow and develop they accumulate an increasing reservoir of experience that
becomes and increasingly rich resource for learning--for themselves and for others.
Furthermore, people attach more meaning to learning they gain from experience than those
they acquire passively. Accordingly, the primary techniques in education are experiential ones--
laboratory experiments, discussion, problem-solving cases, field experiences, etc.
c. Readiness to Learn  adult learner harus sadar ‘kebutuhan untuk memahami’ ilmu
People become ready to learn something when they experience a need to learn it in order to
cope more satisfyingly with real-life tasks and problems. The educator has a responsibility to
create conditions and provide tools and procedures for helping learners discover their "needs to
know." Learning programs should be organized around lifeapplication categories and sequenced
according to the learners' readiness to learn.
d. Orientation to Learning belajar untuk diaplikasikan
Learners see education as a process of developing increased competence to achieve their full
potential in life. They want to be able to apply whatever knowledge and skill they gain today
to living more effectively tomorrow. Accordingly, learning experiences should be organized
around competency development categories. People are performance-centered in their
orientation to learning

TCL vs SCL
TCL (teacher centered learning)
1. provide/deliver instruction
2. transfer knowledge from faculty to students
3. offer courses and programs
4. improve quality of instruction
5. achieve access for diverse environments
SCL (student centered learning)
1. produce learning
2. elicit student discovery and construction of knowledge
3. create powerful learning
4. improve the quality of learning
5. achieve success for diverse students students

PBL
Definisi menurut Davis and Harden (1999)
an active learning stimulated by, and focused round a clinical, community or scientific
problem. - pembelajaran aktif yang distimulasi dan berputar pada permasalahan klinis,
komunitas, atau ilmiah.

Characteristics:
• small group discussions on – diskusi kecil
• interdisciplinary problems with – berbagai disiplin ilmu
• enough time for self-study and – ada waktu untuk belajar mandiri
• parallel training in skills – pemerataan skill (?)

The tutorial group: Information exchange


􀀹 About 8-12 students and a tutor
􀀹 Randomly composed – disusun acak
􀀹 Meetings twice a week for two hours
􀀹 The 'seven jump’

The seven jumps method:


1. Clarifying unfamiliar terms
2. Problem definition
3. Brainstorm
4. Analyzing the problem
5. Formulating learning issues
6. Self-study
7. Reporting

Three elements of the tutorial process in PBL:


-tutor
-problem
-students

The learning cycle


unconscious incompetence  (awareness)  conscious incompetence  (learning) 
conscious competence  (mastery)  unconscious competence.

Learning Principles in PBL


Constructive
Contextual
Collaborative
Self-directed

--Ryan

Medical Terminology
>> dr. E. Suryadi, SU., PA

sebagian besar berasal dari bahasa Latin dan bahasa Yunani. bahasa Latin terutama berkaitan
dengan anatomi, sedangkan Yunani terutama berkaitan dengan kondisi/patologi
tujuan mempelajari terminologi:

o dapat berkomunikasi dengan istilah kedokteran yang benar, baik secara tulis maupun
lisan
o sebagai bahasa internasional yang perlu dipahami oleh tenaga kesehatan professional

struktur dasar kata

root : akar kata


prefix: awalan
suffix: akhiran
combining vowel: tambahan huruf hidup sebagai penyelaras bunyi antar kata
combining form: akar kata untuk membentuk istilah / kata majemuk

ATURAN DASAR:
a. kata benda/ sifat dari bahasa Yunani yang digunakan sebagai dasar pembentuk istilah
kedokteran mengalami modifikasi:
menghilangkan bagian belakang kata seperti os, on, e, ys dan menambah akhiran tertentu.
nephros - nephritis
Neuron - neuritis
leukos - leukemia
tachys - tachypnea
glykys – glycemia

b. ketika suffix akan ditambahkan pada akar kata dengan akhir huruf konsonan maka diperlukan
combining vowel
leukos – leukocyte

c. ketika suffix dimulai dengan huruf hidup ditambahkan pada akar kata maka tidak diperlukan
combining vowel
gastric, bukan gastroeic
leukemia, bukan leukoemia

d. ketika dua akar kata dihubungkan maka combining vowel masih dipertahankan, walaupun
akar kata yang di belakang dimulai dengan huruf hidup
gastroenteritis
electroencephalogram

e. banyak kata yang merupakan modifikasi dari dua akar kata


dermatology (dermatos & logy)
somatotroph (somatos & troph)
hemoglobin (hematos & globin)

f. kata kerja Yunani mengalami perubahan ketika berperan sebagai kata keterangan
yein => ly :: hemolysis
tome => tom :: cholecystostomy
rhein => rhe :: diarrhea

g. kata benda yg di depan dalam membentuk kata majemuk jika mempunyai akhiran -a atau -um
akan dihilangkan
fistula - fistulectomy
vagina - vaginoplasty
cerebrum – cerebrovasculare

PREFIX
erythro- = merah
erythrocyte = sel darah merah

peri- = di sekeliling
periosteum = selaput yang mengelilingi tulang

tachy- = cepat
tachycardia = detak jantung yang (terlampau) cepat

SUFFIX
-itis = radang
gastritis = radang lambung

-genesis = proses pembentukan


lipogenesis = proses pembentukan lemak

-oma = tumor
adenocarcinoma = tumor ganas pada kelenjar

...untuk prefix/suffix yg lain bisa dicari sendiri atau liat di buku saku terminologi kedokteran :)

ANALISIS KATA
-harap menghafal sebagian dari vocab yang penting
-pisahkan bagian-bagian komponen kata yang menyusunnya
-temukan arti dari setiap bagian di atas
-baca artinya mulai dari bagian akhiran paling belakang kemudian ke arti bagian pertama, kedua
dan seterusnya
cth:
electrocardiogram
diuraikan menjadi
electr (root) = listrik
cardi (root) = jantung
gram (suffix) = rekaman
sehingga artinya kurang lebih "rekaman listrik jantung"

TAMBAHAN
diagnosis: pengetahuan tentang penyakit
prognosis: proses perkembangan penyakit (kedepannya apakah buruk atau baik)
sepsis: infeksi karena adanya kuman di peredaran darah
-blast = progenitor = bakal sel
-oma: tumor jinak
-carcinoma: tumor ganas (dari jaringan epitel)
-sarcoma: tumor ganas (dari mesoderm)
KECUALI
Limfoma; hepatoma (ganas)

>>>Thoriq M M + Claradyka N

STRUCTURE AND FUNCTION OF CELL


>>Dra. Sri Herwiyati, MS
 Merupakan unit dasar, fungsional, dan struktural makhluk hidup.
 Bagian-bagian sel antara lain :
 Membran sel
 Sitoplasma
 Nukleus
 Ribosom
 Retikulum endoplasma
 Apparatus golgi
 Mitokondria
 Lisosom
 Peroksisom
 Sitoskeleton
membran nukleus, RE, dan apparatus golgi membentuk suatu sistem endomembran

Membran sel
 Penyusun utama : fosfolipid dan protein
 Membran sel terdiri dari dua lapis fosfolipid bilayer fosfolipid
 Molekul fosfolipid terdiri atas ‘kepala’ yang bersifat polar/hidrofilik dan ekor yang
hidrofobik
 2 macam protein membran :
i. Protein integral
ii. Protein periferal
 Fungsi membran sel :
i. Physical barrier : sebagai pemisah substansi yang ada di dalam sel dengan
yang di luar sel
ii. Selective permeability : sebagai pengatur keluar masuknya zat-zat ataupun
ion-ion dari dan ke dalam sel
iii. Communication : karena pada membran sel terdapat reseptor-reseptor yang
menerima dan menanggapi sinyal-sinyal molekuler
iv. Intercellular connection : melindungi isi sel dan mendukung bentuk sel

Sitoplasma
 Fungsi : tempat terjadinya beberapa reaksi kimia sel

Nukleus / inti sel


 Penyusunnya : membran nukleus (2 lapis), nukleoplasma/karyolomph,nukleolus,
 Fungsi :
i. Pusat pengaturan kegiatan sel
ii. Menyimpan informasi genetik, karena di dalamnya terdapat DNA
iii. Menyediakan kode-kode untuk sintesis protein
Ribosom
 Berbentuk bulat/spheroid berukuran ±25µm
 Bersifat basofil
 Dapat diidentifikasi dengan pewarnaan: Tholuidin biru dan Thionin
 Tidak memiliki membran
 Ada 2 tipe ribosom
i. Ribosom sub unit besar
ii. Ribosom sub unit kecil
 Fungsi ; sintesis protein
 Ribosom bebas di dalam cytoplasma mensintesis protein :
i. Membran nukleus
ii. Chloroplast
iii. Enzym katalase  peroksisom
iv. Compartemen sel
 Ribosom yg melekat pd reticulum endoplasmicum mensintesis:
i. Enzim hidrolitik
ii. Protein membran plasma
iii. Granula sekretori

Retikulum endoplasma
 2 jenis RE :
i. RE granulosum
ii. RE non granulosum
 RE granulosum
 Memiliki 2 membran
 Memiliki ribosom
 Bentuk lamela/lembaran
 Berperan dalam sintesis protein
Contoh RE granulosum:
- Sel acinus pancreas  proenzim  granula zymogen
- Sel Goblet (sel piala)  mucin
- Sel hepar  albumin
- Sel plasma  imunoglobulin

 RE non granulosum
 Tidak memiliki ribosom
 Bentuk tubuler
 Mempunyai 2 membran
 Fugsi :
i. Mensintesis lipid
ii. Mensintesis cholesterol
iii. Mensintesis hormon steroid
iv. Mendetoksikasi obat
Contoh RE nongranulosum :
- Pada Sel hepar :
* Mensintesis lipid  diangkut ke sel lemak
*Mendetoksikasi obat-obatan karena mempunyai sitokrom P450 di
membran RE
- Sel cortex glandula suprarenalis : menghasilkan hormon

Apparatus Golgi
 Struktur
 Menggunakan mikroskop cahaya : pewarnaan osmium tetroksida
 Apparatus Golgi berbentuk benang-benang di
sekitar inti
 Mikroskop elektron :
 Anyaman benang terdiri dari
o Setiap kantung piph  sakulus
o Setumpuk kantung pipih  Cisterna
o Tumpukan cisterna  dictiosoma
 Sebuah dictiosoma memiliki 2 permukaan

o Muka pembentuk  permukaan cis

o Muka pemasak  permukaan trans

 Disekitar dictiosoma terdapat

o Bola-bola kecil  vesiculi kecil

o Terdapat di antara permukaan trans  vesiculi sekretorik


 Diantara saculus terdapat tubuli penghubung
 Susunan sakulus kompleks Golgi bervariasi tergantung:
o Jenis organisme
o Sel
o Keadaan fisiologi
 Senyawa yang terdapat di Golgi (serupa yang ada di RE) :
- Fosfolipid : fosfatidilkolin, fosfatidilserin, fosfatidilinositol
- Lemak netral : kolesterol, trigliserid, asam lemak bebas
- Protein : glokoprotein, mukoprotein, enzim
 Peranan Fisiologi Compleks Golgi :
 Perakitan protein dan lipid : Karbohidrat  Glikosilasi
Glikosilasi : Diawali dari RE  polipeptida di Golgi+ Oligosakharida
Contoh : Pembentukan kolagen oleh fibroblast

 Sekresi
- Diawali dari RE  protein-protein dipisahkan di lumen RE sesuai tujuannya
- Protein diangkut ke A. Golgi (ke cis)  diolah
- ke trans :
 dipilah-pilah: jenis protein/glikoprotein
 ditunaskan dalam bentuk vesikel sekretori
 Apabila ada signal  protein disekresikan dg jalan Eksositosis atau
pertunasan

 Pemulihan selaput sel


Vesikel pengangkut melebur dengan sela membran sel  meninggalkan A. Golgi
Protein dan ipid vesikuli  protein dan lipid membran sel

Mitokondria
 Mempunyai 2 lapis membran yang strukturnya sama seperti membran plasma
 Membran dalamnya berlekuk-lekuk membentuk suatu struktur yg disebut krista
 Ruangan-ruangan di dalamnya disebut matriks
 Memiliki DNA dapat bereplikasi
 Fungsi : tempat pembentukan energi

Lysosom
 Terbentuk dari kompleks golgi
 Memiliki dua lapis membran
 Mengandung enzim-enzim hidrolitik
 Fungsi : sebagai sistem pencernaan sel

Peroksisom
 Memiliki enzim katalase : mengubah H2O2  H2O +O2
 Banyak terdapat pada sel-sel hati

Ref. Tambahan :
Anthony L Mescher : Janqueira’s basic histology
Gerard J Tortora : Principles of anatomy and physiology
--Mega Susanti

BASIC TISSUE
>> Dra. Nur Anisah, MS

FOUR TYPES OF BASIC TISSUE:


a. Epithelia - Act as protective linings and coverings.  In some locales, absorption and
secretion are important functions of these lining and covering cells.  As secretory cells,
epithelia form most glandular structures of the body.
b. Connective - Serve as connective and supportive tissues that bind and hold body
structures together.  Specialized fluid connective tissue types serve as liquid media
important in transport, exchange, and body defense.  
c. Muscle - Tissues with the unique capability to contract or shorten.  This enables muscle
types to be involved in functions of support and movement.
d. Nervous - Nerve cells are specialized for conduction.  Nervous tissues therefore serve as
the complex telecommunications network of the body.  These tissues act in a sensory
capacity, to receive, disseminate, and store information collected from receptors. In a
motor capacity, nervous tissues  provide response potential by controlling effectors
such as muscles or glands.

TEXTUS EPITHELIALIS
 Jaringan yang disusun oleh lapisan sel yang melapisi permukaan organ seperti
permukaan kulit.

 Jaringan ini berfungsi untuk melindungi organ yang dilapisinya, sebagai organ sekresi
dan penyerapan.

 Jaringan epitel terdiri dari 3 macam:

1. Eksotelium: epitel yang membungkus bagian luar tubuh


2. Endotelium: epitel yang melapisi organ dalam tubuh
3. Mesotelium: epitel yang membatasi rongga tubuh
Jaringan epitel dibagi menjadi 2 kelompok:
 Epitel pelapis: Epithelium superficial, bersifat membran atau lembaran

 Epitel kelenjar: Epithelium glandulare

I. Epitel Pelapis
Klasifikasi:
a. jumlah lapisan sel:
■ e. simplex ( 1 lapis )
■ e. stratificatum ( > 2 lapis )
■ e. pseudostratificatum ( 1 lapis / berlapis semu )
b. bentuk sel permukaan:
■ squamous → pipih / gepeng
■ cuboideum → kuboid / kubus
■ columnare → silindris / tiang / pilar
■ transititionale
Fungsi sel di dalam sel yang terkhususkan:
Fungsi Sel (sel-sel) yg terkhususkan
● Gerakan - Sel otot
● Penghantaran - Sel saraf (konductivitas)
● Sintesis dan sekresi enzim - Sel asinus pankreas
● Sintesis dan sekresi lendir - Sel kelenjar mukosa
● Sintesis dan sekresi steroid - Beberapa sel kelenjar adrenal, testis,
dan ovarium
● Transport ion - Sel ginjal dan duktus kelenjar ludah
● Pencernaan intrasel - Makrofag dan beberapa sel darah
putih
● Perubahan rangsang fisis - Sel sensor dan kimia menjadi impuls
saraf
● Absorpsi metabolik - Sel usus, ginjal, dsb.

Pembagian sel epithel:


Menurut Jumlah Lapisan Sel Menurut Distribusi Fungsi
Bentuk Sel

Sederhana (satu lapis) Skuamosa Melapisi pembuluh Mempermudah gerakan visera (mesotel), transport aktif
(gepeng) (endotel). dengan pinositosis.
Lapisan serosa rongga
tubuh:
pericardium, pleura,
peritoneum (mesotel)

Kuboid Melapisi ovarium, tiroid Menutupi, sekresi

Kolumnar Melapisi usus, kandung Proteksi, lubrikasi, absorpsi, sekresi.


empedu

Berlapis semu (lapisan sel-sel dengan ketinggian Melapisi trachea, bronchus, Proteksi; transpor partikel keluar
nucleus yang berbeda-beda; tidak semua sel rongga hidung dari saluran nafas; sekresi
mencapai permukaan, tetapi semuanya melekat
pada membrana basalis

Berlapis (2 lapis atau lebih) Skuamosa, Kulit Proteksi; mencegah hilangnya air.
mengalami
keratinisasi
(kering)
Skuamosa, Mulut, esofagus, vagina, Proteksi; mencegah hilangnya air, sekresi
tidak kanalis analis
mengalami
keratinisasi
(kering)

Kuboid Kelenjar keringat, folikel Proteksi, sekresi.


ovarium yang sedang
berkembang

Transisional Kandung kemih, ureter, Proteksi


kaliks ginjal

Kolumnar Konjungtiva Proteksi

 Epithelium simplex squamosum

Melapisi pembuluh (endotel) lapisan serosa rongga tubuh, pericardium, pleura, peritonium
(mesotel).
Fungsi: mempermudah gerakan visera (mesotel), transport aktif dengan pinositosis
 Epithelium simplex cuboideum

Melapisi ovarium, gld. thyroidea


Fungsi: menutupi dan sekresi
 Epithelium simplex columnare

Melapisi : usus, kandung empedu


Fungsi: Proteksi, lubrikasi, absorpsi, sekresi
 Epithelium stratificatum squamosum cornificatum

Fungsi: proteksi, mencegah hilangnya air

 Epithelium stratificatum squamosum noncornificatum

Mulut, oesophagus, vagina, canalis analis.


Fungsi: proteksi, mencegah hilangnya air, sekresi
 Epithelium transitional

Kandung kemih , ureter, kaliks ginjal.


Fungsi: proteksi

II. Epithelium Glandulare


Pembentukan kelenjar dari epitel penutup
Klasifikasi kelenjar eksokrin, berdasarkan:
1. Struktur:
* Jumlah sel: - Uniseluler
- Multiseluler
* Duktus: - Simpleks, tidak bercabang
* Bentuk sel untuk sekresi: - Asinus
- Tubulus
2. Produk sekret :
* Mucous → Mucin (sel goblet)
* Serous → Glikogen ( acinus pankreas)
* Seromucous → Saliva (Gld. Submandibularis)
3. Cara pelepasan sekret:
* Merocrine → Eksositosis, membran sel tidak rusak (pankreas)
* Apocrine → Membran plasma di bagian apeks rusak (Gld. Sudorifera)
* Holocrine → Sel rusak total (Gld. Sebasea)
* Endocrine → Sekret dikeluarkan langsung ke dalam pembuluh darah

TEXTUS CONNECTIVUS (JARINGAN IKAT)


Jaringan ikat adalah jaringan yang berfungsi mengikat dan menyokong jaringan lain.
Jaringan ikat terdiri dari 3 unsur utama, yaitu
- matriks ekstraseluler,
- sel-sel penyokong dan
- serabut protein.
Serabut proteinnya (fibra) terdiri dari:
- serat kolagen,

- serat elastik dan

- serat retikuler.

Batasan: textus connectivus adalah suatu jaringan yang tersusun oleh dua komponen:
- Komponen sel: bermacam-macam

- Substansia intercellularis atau matrix  memberikan kedudukan terpenting kpd matrix


sbg komponen terpenting dlm jaringan ikat.

I. KOMPONEN SEL
Sel jaringan ikat dinamakan cellula textus connectivi.
Jenis:
1. Fibroblastocytus (fibroblastus): sel berbentuk stelat (bintang), memiliki processus cellularis
panjang, cytoplasma banyak berisi reticulum endoplasmicum dan complexus Golgiensis, nukleus
berbentuk bujur telur terletak dipusat sel dan terpulas pucat.
Fungsi:
- menghasilkan matrix berupa substansia dasar sebagai glikosaminoglikan dan
glikoprotein.

- mensintesis serabut kolagen, elastik dan retikuler.

Fibroblastus dalam keadaan tidak aktif disebut fibrocytus. Dibandingkan dengan fibroblastus
maka fibrocytus ukurannya lebih kecil, berbentuk kumparan memiliki processus cellularis lebih
sdkt dan pendek. Cytoplasma berisi reticulum endoplasmicum lebih sdkt, asidophilic. Nucleus
agak memanjang dan lebih kecil.

2. Mastocytus: sel berbentuk bulat atau bujur telur


Cytoplasma berisi granula basofilik yg bersifat metachromatis, artinya: apabila diwarnai maka
warna yg ditampilkan tdk sesuai dng warna zat warna yg dipakai. Sifat metachromasi ini
disebabkan karena granula dlm cytoplasma mengandung banyak senyawa asam ialah
glikosaminoglikan sulfat yg berupa heparin. Nukleus bundar di pusat sel
Fungsi: menghasilkan heparin, histamin dan ECFA (eosinophil Chemotoxic Factor Anaphylaxis).
Kedua zat terakhir ini mrpk mediator yg jika dilepas oleh sel, dpt meningkatkan reaksi alergi.
3. Plasmocytus
Sel besar, bujur telur, nukleus bundar letak eksentrik. Nukleoplasma memiliki granulae
chromatini padat, berselang-seling dengan yg kurang padat, menyusun bangunan khas mirip ruji
roda. Cytoplasma: basofil, kaya reticulum endoplasmicum. Fungsi: menghasilkan imunoglobulin
sebagai “antibody”.
4. Reticulocytus
Sel berbentuk bintang: cellula stelata, dng processus cellularis yg saling bergandengan. Nukleus:
bujur telur di pusat sel. Fungsi: menghasilkan serabut reticulum: fibra reticularis, beranyaman di
sekitar sel, shg sel tampak makin jelas.
Sel dapat melakukan fagositosis shg digolongkan ke dlm makrofag.
5. Pericytus
Karena terdapat disepanjang pembuluh darah, sel ini disebut perangiocytus. Berbentuk
kumparan fusiformis mirip sel otot polos. Processus cellularis panjang-panjang, melilit sel
dinding kapiler. Fungsi: belum jelas, diduga dapat membentuk jenis sel lain.
6. Leucocytus
Pada umumnya berasal dari kapiler atau venula dengan menembus sela-sela endotheliocytus.
Dapat dikenal beberap jenis:
 Neutrophilicus

 Eosinophilicus

 Basophilicus

 Lymphocytus

7. Macrophagocytus
Ada macrophagocytus stabilis (tidak mengembara) dan macrophagocytus nomadicus (tidak
mengembara). Berfungsi untuk fagositosis
8. Adipocytus
Sel normal bersudut banyak, dengan tetesan lemak di sitoplasma. Berfungsi sebagai gudang
cadangan lemak
9. Cellula pigmentosa / chromatophorocytus
Sel berisi pigmentum, berfungsi menghasilkan berbagai jenis pigmen.

II. KOMPONEN SUBSTANSIA INTERCELLARIS


Tersusun oleh 3 komponen pokok
-cairan tubuh
-substansia fundamentalis : tersusun oleh glikosaminoglikan
-fibrae atau serabut-serabut
o Fibrae collagenosa : berkas tebal, bergelombang, tidak bercabang, dgn jumlah
terbesar. Tidak elastis, mempunyai rentang kuat, dan tersusun oleh asam amino.
Fungsinya mempertahankan jaringan terhadap tekanan, pukulan yg kuat.
o Fibrae elastica : pita pipih, tipis, bercabang-cabang membentuk rete elasticum (jala)
atau lamina elastica (membran elastis). Berfungsi mempertahankan kelentiran
jaringan dan mengembalikan bentuknya.

o Fibrae reticularis : membentuk jala (reticulum), lebih halus dibandingkan serabut yg


lain. Mengandung kadar hexose tinggi, berfungsi memperkokoh jaringan dan
sebagai kerangka utama organ hemopoetik.

III. PENGGOLONGAN JARINGAN IKAT


1. Textus Connectivus Propria (jaringan ikat sebenarnya)
o T. C. Areolaris (jaringan ikat longgar)

o Terdapat paling banyak, mengandung semua komponen jaringan ikat, sel


terbanyak fibroblastocytus dan makrofagocytus. Beberapa tipe kolagen yg
umum:

o Kolagen Tipe I membentuk kolagen serat eosinofilik akrab jaringan ikat fibrosa
biasa (misalnya, dermis, tendon, sarung organ, fasia).

o Tipe kolagen II memperkuat kartilago dan tulang.

o Jenis bentuk kolagen III serat reticular dan juga terjadi di basement membran
dan tulang .

o Tipe kolagen IV terjadi pada lapisan basal sekitar halus dan rangka serat otot .

o Jenis VII adalah kolagen kolagen interlinking penting untuk pembentukan


membran basement

o T. C. Collagenosus compactus/ T.C. fibrosus (jaringan ikat padat)

o Sel terbanyak fibroblastocytus. Serabut elastik sedikit dan serabut kolagen


mencolok.

o Dikenal T.C. collagenosus compactus regularis (serabut teratur, paralel; ex:


tendon) dan iregularis (serabut tidak teratur; ex: kulit)

2. Textus Connectivus dengan komponen khas


o T.C. adiposus

o T.C. reticularis

o T.C. elasticus

o T.C. mucous
3. Textus Connectivus bersifat penyokong
o Tulang

o Kartilago

FUNGSI UMUM JARINGAN IKAT


-alat pengikat/ penyambung
-gudang makanan (air, elektrolit, lemak... )
-benteng pertahanan (fisik dan imunologi ; contoh macrofagocytus dan plasmocytus)
-pusat reparasi
-alat pengangkut

TEXTUS MUSCULARIS (jaringan otot) / myofibers


o Skeletal

o Cardiac

o Smooth

(lihat di bagian Myology week berikutnya)

TEXTUS NERVOSUS (jaringan saraf)


Tersusun atas sel-sel saraf (neuron) dan sel penyokong (neuroglia). Berfungsi dalam
penyampaian dan penerimaan rangsang.
Neuron tersusun atas badan sel saraf, processus connectivus (dendrit dan axon) serta selubung
saraf.
Ada 3 macam sel saraf
o Sel saraf sensorik

o Sel saraf motorik

o Sel saraf penghubung

(Lihat di blok2 berikutnya utk lebih lengkap)

-- Ryan + Thoriq

OSTEOLOGY
>> dr. Mansyur Romi, SU

 Ilmu-ilmu dasar kedokteran :


 Anatomy
 Fisiologi
 Histology
 Biokimia
 Genetika

 Sejarah Anatomi
Anatomi merupakan salah satu ilmu kedokteran yang paling tua
Telah ditulis pada papyrus sejak tahun 3000-2500 SM
Dipelajari secara formal di Mesir sejak tahun ±500 SM
Aristotle (384-322 SM) adalah orang pertama yang memperkenalkan istilah anatomi
Anatome : memotong/ memisah-misahkan
 Para mahasiswa kedokteran sejak dulu mempelajari anatomi dengan melakukan
pembedahan mayat

 Relevansi Anatomi
Tujuan klinis mempelajari anatomi adalah untuk mengetahui topografi/letak bagian-
bagian tubuh
Pembedahan mayat sangat penting untuk memahami struktur dasar tubuh manusia
Anatomi berfokus pada proses-proses yang dinamis : mempelajari struktur yang hidup
Pada saat ini, telah dikembangkan teknik pencitraan dengan menggunakan komputer
sehingga mampu memberikan gambaran 3-dimensi dari struktur tubuh
 Pendekatan-pendekatan dalam belajar anatommi
 Sistemik : mempelajari beberapa struktur/organ yang termasuk dalam satu sistem
organ.
Contoh : sistem pencernaan, sistem reproduksi, sistem saraf, dsb.
 Regional
 Clinical
 Menekankan aspek struktur tubuh dan fungsinya dalam praktik kedokteran
 Memiliki peranan penting dalam permasalahan klinis
 Variasi Anatomi :
 Umum/biasa
 Mungkin mempengaruhi pemeriksaan, diagnosis, dan terapi

SKELETAL SYSTEM
 Sistem skeletal tersusun dari tulang dan kartilago

Kartilago
 Membuat sistem skeletal menjadi lebih fleksibel
 Permukaannya halus, licin, dan gesekan rendah
 Avascular : tidak berpembuluh darah
 Tidak ada proses regenerasi

Tulang
 Menyokong tubuh dan rongga-rongga penting di dalamnya
 Melindungi organ-organ vital
 Mendasari terjadinya gerakan-gerakan mekanis
 Menyimpan garam mineral seperti kalsium
 Membentuk sel-sel darah

Fungsi Skeletal System


1) Support : memberi bentuk tubuh dan menyokong organ/struktur tubuh yang lain
2) Protection : melindungi organ-organ vital
3) Movement : sebagai alat gerak pasif
4) Blood Formation : sumsum merah tulang menghasilkan sel-sel darah termasuk sebagian
besar sel-sel imun
5) Electrolyte balance : tulang merupakan tempat penyimpanan mineral yang utama
6) Keseimbangan asam-basa tubuh
7) Detoxification : jaringan tulang mampu meremove logam-logam berat ataupun zat-zat
asing dalam darah sehingga dapat mengurangi efek zat-zat tersebut pada saraf dan
jaringan-jaringan lainnya. Tulang dapat mengeluarkan zat-zat tersebut kemudian secara
pelan-pelan

Struktur Umum Tulang


 Epiphyisis : bagian ujung tulang
 Diaphysis : bagian tengah tulang
 Metaphysis : daerah antara epiphysis dan metaphysis, pada tulang yang masih
tumbuh terdapat ephiphyseal plate
 Articular cartilage : kartilago hyaline yang melapisi permukaan ujung tulang untuk
persendian
 Periosteum : lapisan yang melapisi permukaan luar tulang
Periosteum terdiri dari 2 lapis, yaitu :
o Lapisan luar  fibrous layer
Tersusun dari : jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah, limfe, dan
saraf yang masuk ke dalam tulang
o Lapisan dalam  osteogenic layer
Tersusun dari serabut elastik, pembuluh darah, dan sel-sel yang dapat
berkembang menjadi osteoblast
 Endosteum : lapisan yang membatasi permukaan tulang bagian dalam dengan
medullary cavity
 Medullary cavity : rongga di dalam tulang yang berisi sumsum kuning tulang

Perkembangan Tulang / Ossification (garis besar)


1) Intramembranous Ossification
 Sel-sel mesenkim mengeras dan bertambah luastulang
 Kebanyakan untuk tulang-tulang yang berupa lembaran/pipih
Contoh : tulang-tulang cranium
2) Endochondral Ossification
 Sel-sel mesenkim  kartilago Tulang keras
 Terutama untuk tulang-tulang panjang
Contoh : femur

Agen-agen yang mempengaruhi pertumbuhan tulang :


1) Hormon
o Calcitonin
Meningkatkan deposit kalsium dalam tulangmenurunkan kadar kalsium darah
o Calcitriol
Meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfat di sistem pencernaan
o Cortisol
Menghambat aktivitas osteoclast
o Estrogen
Meningkatkan reabsorbsi kalsium pada pencernaan dan menghambat resorpsi
kalsium pada tulang
o Insulin
Menstimulasi pembentukan tulang
o Paratyroid Hormone
Mengaktivasi osteoklas secara tidak langsungmeningkatkan kadar kalsium
darah
o Testosterone
Menstimulasi osteoblast dan meningkatkan sintesis proteinpertumbuhan
tulang
o Tyroid
Penting untuk pertumbuhan tulang
o Hormon pertumbuhan/GH
Menstimulasi perpanjangan tulang dan proliferasi kartilago
2) Faktor pertumbuhan / Growth Factor
Substansi mirip hormon yang dihasilkan oleh tulang itu sendiri  menstimulasi sel-sel
tulang, meningkatkan sintesis kolagen, menstimulasi pertumbuhan epiphysis dll.
3) Vitamin
o Vit. A
Meningkatkan sintesis glycosaminoglycan (chondroitin sulfate)
o Vit. C
Meningkatkan pertumbuhan tulang dan memerbaiki fraktur
o Vit. D (cholecalcitriol)
Secara normal berfungsi sebagai hormon(calcitriol) : meningkatkan absorbsi
kalsium di usus

Jenis-jenis fraktur :
 Partial
 Complete
 Closed/simple
 Open/compound
 Nondisplaced
 Displaced
 Greenstick
 Comminuted
 Impacted
 Transverse
 Oblique
 Spiral
 Colles’
 Pott’s
 Stress
 Pathologic

-- Mega Susanti

BONE METABOLISM
>>Dra. Pramudji Hastuti, Apt. MS
1. BONE COMPOSITION
a. 40% organic materials = kolagen tipe 1, growth factors
b. 60% inorganic materials = Ca-hydroxyapatite, CaCO3, sitrat
Metabolisme tulang mempertahankan ∑ fosfat & Ca dalam keadaan setimbang
2. MATURE BONE TISSUE
a. Osteoprogenitors = glukokortikoid (menghambat osteoblas), estro/androgen
(menghambat osteoklas & menginisiasi bone forming/remodelling), GH & PTH,
calcitonin
b. Osteoblas = bertanggungjawab dalam formasi tulang, kerja anabolic
c. Osteosit
d. Osteoklas = kerja catabolic, bertanggungjawab dalam resorpsi tulang (perforasi
lacuna)
3. BONE REMODELLING FACTORS
a. Estro/androgen
b. Vit. D
c. PTH
d. Mineral intake
e. Factor lain : Tumor Necrofactor (TNF) & Insulin Growth Factor (IGF)
f. Aktivitas & nutrisi
4. MINERAL INTAKE
a. Ca = 1 gr/day ; kerja dipengaruhi oleh PTH & vit. D, jika konsentrasi Ca turun →
resorpsi
b. Pa = kerja dipengaruhi parathyroid, berlawanan dgn Calcitonin
c. Vit. D = 400 IU/day ; mineralisasi matrix tulang (mempengaruhi massa tulang),
defisiensi disebut rickets/osteomalacia
5. DISEASES RELATED TO ABNORMAL BONE METABOLISM
a. Rickets/ osteomalacia (adult rickets)
b. Osteoporosis
c. Hypercalcemia
d. Hyperparathyroidism
e. Hormonal abnormalities
f. Osteitis fibrosa cystic
g. Osteopenia
6. METABOLISM OF VITAMIN D
Vitamin D (Cholecalciferol)

25-HCC (Liver)
↓Ca/PTH

1,25-DHCC 24,25-DHCC
(Kidney) (Kidney)

7. BONE TURNOVER
a. Factors = hormone (estrogen, glukokortikoid, tiroksin) & local factors (IGF, TNF –
Transforming Growth Factors, prostaglandin)
b. Investigasi = age <50 th, fraktur berulang pada satu lokasi, muncul tanda2 kelainan
8. OSTEOPOROSIS
a. Pengertian klinis = decrease of bone mass per unit volume (low bone mass) ; BMD <-
1 ; post-menopausal
b. Risk factors = defisiensi nutrisi dlm diet, mild osteomalacia (lack of sun exposure),
urinary insufficiency, atrofi otot
c. Treatment = proper diet (rich in Ca & vitamin D), hormone replacement therapy
d. SECONDARY OSTEOPOROSIS = drug-induced disease (alcoholism, smoking) ; genetic,
idiopathic & chronic
9. OSTEOMALACIA
a. Pengertian klinis = incomplete mineralization of osteoid
b. Sebab = defisiensi/resistansi vitamin D, pengeluaran vit. D berlebih, proses
pembentukan vit. D menurun
c. Symptoms = general ache & weak muscles
d. Treatment = bone biopsy
10. HYPERPARATHYROIDISM
a. Pengertian klinis = jumlah PTH berlebih
b. Investigasi =∑ Ca & PTH meningkat, ∑PO4 menurun
c. Treatment = surgery

-- Katherine

 Selalu berpikiran positif bahwa buku atau ilmu yang kita pelajari akan bermanfaat
bagi kita. Jangan dulu beranggapan negatif atau tidak suka atau mengatakan malas
karena itu akan menurunkan semangat kita dalam mempelajari sesuatu
 Ciptakan suasana yang nyaman untuk belajar. Jika tidak ingin mengantuk, jangan
belajar di atas tempat tidur. Juga siapkan penerangan dan ventilasi udara yang
baik. Penerangan yang kurang baik menyebabkan mata lelah dan mengantuk.
Begitu pula dengan ventilasi udara yang kurang, menyebabkan oksigen udara
yang beredar kurang dan otak pun kekurangan oksigen sehingga mudah
mengantuk
 Cari waktu yang baik untuk belajar. Waktu yang tenang / sepi dapat membantu
kita dalam belajar seperti pada pagi hari (waktu subuh) tapi awas jangan sampai
melamun. Waktu sore atau malam baik untuk mengulang pembelajaran di waktu
pagi.
 Makan makanan bergizi dan cukup minum air putih. Berpikir juga membutuhkan
energi. Jadi kita harus cukup makan makanan bergizi (4 sehat 5 sempurna) tapi
ingat jangan sampai kekenyangan karena kekenyangan akan membuat kita
mengantuk akibat dari suplai darah ke otak dialihkan ke perut. Kurang minum
(dehidrasi) juga dapat mengganggu konsentrasi, jadi minimal 2 liter ( 8 gelas)
perhari disarankan untuk menjaga kecukupan cairan dalam tubuh kita.
 Step by step, selangkah demi selangkah. Jika kita tidak biasa membaca, mulailah
dengan membaca selama 5 menit jika masih mampu dilanjutkan dengan 5 menit
berikutnya. Jika masih mengantuk dalam 5 menit pertama, istirahat sejenak dan
coba lagi. jika masih gagal, cobalah membasuh wajah atau mandi sekalian dan
coba lagi. Jika masih mengantuk juga, gantilah posisi. Mungkin dari posisi duduk
ke berdiri. Jika masih mengantuk juga, awas nanti terjatuh, mungkin saatnya
harus istirahat. Jika berhasil, anda bisa belajar hingga 3-4 jam sehari.
 Konsisten. Dilakukan terus-menerus, setiap hari. Orang bijak mengatakan “lebih
baik belajar satu jam sehari selama satu bulan daripada belajar delapan jam dalam
sehari”.
 Niat yang kuat. Orang bijak mengatakan “Jika anda ingin pintar, maka bacalah
minimal 1000 kata dalam sehari”. Tentu saja dengan membaca buku yang
bermanfaat.

You might also like