You are on page 1of 7

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG

FUNGSI MANAJERIAL KEPALA RUANG TERHADAP


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT
INAP RUMAH SAKIT SWASTA DI SEMARANG

Tri Haryanti*Tri Ismu Pujianto**Ni Nyoman Adinatha

ABSTRACT

Background: This research background by a management function has not been a good head space as
functions of planning, organizing, directing, monitoring and controling. Nursing management is the
coordination and integration of nursing resources by applying the management process to achieve the
goal, objectivity nursing care and nursing services. Good managerial function in nursing management is
critical nursing care in the inpatient nurse practitioner in carrying out documentation of nursing care to
clients. Purpose: This study aims to analyze the effect of implementing the nurse's perception of the
function manjerial head space of the implementation of documenting nursing care in the inpatient
hospital nursing Wilasa Citarum Semarang. Methods: The method of research is a kuantitatif study with
cross – sectional study. The research population is 57 nurse practitioner in the inpatient Orchid lounge,
Cempaka, Dahlia and Flamboyan. Results: The result shows the perception of the nurse practitioner
about managerial functions well enough head room (68.4%), the implementation of good documentation
of nursing care (42.1%). Conclusion: a relationship between the perception of the nurse practitioner
about managerial function head space of the implementation of nursing documentation in patient wards
(p = 0027).

Keywords : perception, Managerial function, and documentation askep


Bibliografi : 21 (1991 - 2010)

Analisis Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Fungsi Manajerial Kepala Ruang 131
Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Swasta Di Semarang
Tri Haryanti, Tri Ismu Pujianto, Ni Nyoman Adinatha
PENDAHULUAN gugatan asuhan keperawatan serta sebagai
Rumah sakit merupakan organisasi sarana pemantauan asuhan keperawatan.
yang sangat kompleks dan juga komponen Berdasarkan studi pendahuluan di
yang sangat penting dalam upaya Rumah Sakit Swasta di Semarang fungsi
peningkatan status kesehatan bagi manajerial kepala ruang belum sepenuhnya
masyarakat. Salah satu fungsi rumah sakit dilaksanakan, terutama fungsi pengarahan,
adalah menyelenggarakan pelayanan dan pengawasan dan pengendalian belum
asuhan keperawatan yang merupakan dilakukan dengan baik. Hal yang berkaitan
bagian dari sistem pelayanan kesehatan dengan pelaksanaan pengawasan kepala
dengan tujuan memelihara kesehatan ruang misalnya pada format pengawasan
masyarakat seoptimal mungkin. Rumah melalui supervisi langsung seperti
sakit sebagai salah satu tatanan pemberi mengobservasi kegiatan asuhan
jasa pelayanan kesehatan harus mampu keperawatan yang dilaksanakan perawat
menyediakan berbagai jenis pelayanan pelaksana, maupun supervisi tidak
kesehatan yang bermutu, institusi pelayanan langsung dengan pemeriksaan dokumentasi
kesehatan yang kompleks, padat karya, yang ada terkait dengan aktivitas perawat
padat pakar dan padat modal (Ilyas, 2000). pelaksana seperti catatan dokumentasi
Manajemen keperawatan merupakan belum dilaksanakan dengan baik. Dari
koordinasi dan integrasi dari sumber- pengalaman peneliti dilapangan
sumber keperawatan dengan menerapkan menemukan belum adanya persamaan
proses manajemen untuk mencapai tujuan, persepsi dari perawat disetiap ruangan
obyektivitas asuhan keperawatan dan tentang pendokumentasian asuhan
pelayanan keperawatan (Hubberd, 2000). keperawatan meskipun sudah tersedia
Proses manajemen dibagi dalam 5 fase format asuhan keperawatan yang ditetapkan
yaitu: planning, organizing, staffing, oleh rumah sakit, ditunjukan oleh
directing dan controlling yang merupakan pendokumentasian asuhan keperawatan
satu siklus yang saling berkaitan satu sama yang tidak diisi atau tidak lengkap.
lain (Siswanto, 2008). Untuk dapat
menerapkan manajemen keperawatan TUJUAN PENELITIAN
diruang rawat inap diperlukan seorang Menganalisis hubungan persepsi
kepala ruang yang memenuhi standar perawat pelaksana tentang fungsi
sebagai manajerial. Menurut Hubberd manajerial kepala ruang dan pelaksanaan
(2000) seorang manajer diharapkan mampu pendokumentasian asuhan keperawatan di
mengelola pelayanan keperawatan diruang ruang rawat inap Rumah Sakit Swasta di
rawat inap dengan menggunakan Semarang.
pendekatan manajemen keperawatan yaitu
melalui fungsi perencanaan, TINJAUAN TEORI
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan Persepsi
dan pengendalian. Persepsi adalah interprestasi tentang apa
Dokumentasi keperawatan merupakan yang diinderakan atau dirasakan oleh
unsur penting dalam sistem pelayanan individu. Persepsi menurut Bennet (1987)
kesehatan, karena dengan adanya adalah proses kognitif yang dialami oleh
dokumentasi yang baik informasi mengenai setiap orang dalam memahami informasi
keadaan pasien dapat diketahui secara tentang lingkungannya, melalui indera dan
berkesinambungan. Dokumentasi juga tiap-tiap individu dapat memberi arti yang
merupakan aspek legal tentang pembuatan berbeda. Ini dapat dipengaruhi oleh: (1)
asuhan keperawatan, secara lebih spesifik tingkat pengetahuan dan pendidikan
dokumentasi keperawatan dapat berfungsi seseorang, (2) faktor pada pemersepsi atau
sebagai sarana komunikasi antar profesi pihak pelaku persepsi, (3) faktor obyek atau
kesehatan, sumber data untuk pengelolaan target yang dipersepsikan, dan (4) faktor
pasien dan penelitian serta sebagai barang situasi dimana Dari pihak pelaku persepsi
bukti pertanggungjawaban dan pertanggung dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
seperti sikap, motivasi, kepentingan atau

132 Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 2, November 2013; 131-137


minat, pengalaman dan pengharapan. Ada dan output. Sedangkan menurut Marquis &
variabel lain yang dapat menentukan Huston (2000) proses manajemen dibagi
persepsi yaitu umur, tingkat pendidikan, menjadi 5 tahap yaitu planning, organizing,
latar belakang sosio ekonomi, budaya, staffing, directing, dan controlling yang
lingkungan fisik, pekerjaan, kepribadian merupakan satu siklus yang saling berkaitan
dan pengalaman hidup individu. Sedangkan satu sama lain.
menurut Gibson (1996) persepsi diri dalam
bekerja mempengaruhi sejauh mana Kepala Ruang
pekerjaan tersebut dapat memberikan Kepala ruangan adalah seorang tenaga
tingkat kepuasan dalam diri seseorang. perawatan professional yang diberi
tanggung jawab dan wewenang dalam
Perawat Pelaksana mengelola kegiatan pelayanan keperawatan
Perawat adalah seseorang yang disatu ruangan rawat/ klinik. Seorang
memiliki kemampuan serta kewenangan kepala ruangan bertanggung jawab akan
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu terciptanya suasana persaudaraan yang
yang dimilikinya yang diperoleh melalui akrab diantara staf keperawatan di bangsal,
pendidikan keperawatan (UU Kesehatan sehingga mendorong mereka berpartisipasi
no.23 th 1992, dikutip oleh La Ode Jumadi dalam tanggung jawabnya memberikan
Gaffar, 1993). Ciri-ciri perawat pelayanan keperawatan yang bermutu
professional menurut Handoko (1995) kepada masyarakat (Sugiyanto, 1999).
adalah lulusan pendidikan tinggi
keperawatan minimal DIII keperawatan, Dokumentasi Asuhan Keperawatan
mampu melaksanakan asuhan keperawatan Dokumentasi keperawatan merupakan
dengan pendekatan proses keperawatan, unsur penting dalam sistem pelayanan
mentaati kode etik, mampu berkomunikasi kesehatan, karena dengan adanya
dengan pasien, keluarga dan masyarakat, dokumentasi yang baik informasi mengenai
serta dalam rangka penyuluhan kesehatan, keadaan pasien dapat diketahui secara
secara berdaya guna dan berhasil guna, berkesinambungan. Dokumentasi juga
mampu berperan sebagai agen pembaharu merupakan aspek legal tentang pembuatan
serta mengembangkan ilmu dan tekhnologi asuhan keperawatan. Secara lebih spesifik
keperawatan. Salah satu peran perawat dokumentasi keperawatan dapat berfungsi
adalah sebagai perawat pelaksana. Salah sebagai sarana komunikasi antar profesi
satu peran perawat adalah sebagai perawat kesehatan, sumber data untuk pengelolaan
pelaksana. Peran adalah seperangkat pasien, penelitian, dan sebagai barang bukti
tingkah laku yang diharapkan oleh orang pertanggungjawaban dan
lain terhadap seseorang sesuai pertanggunggugatan asuhan keperawatan
kedudukannya, dalam suatu sistem dimana serta sebagai sarana pemantauan asuhan
semua itu dipengaruhi oleh keadaan sosial keperawatan. Dokumentasi keperawatan
baik dari dalam maupun dari luar profesi dibuat berdasarkan pemecahan masalah
keperawatan yang bersifat konstan. Peran pasien, yang terdiri dari format pengkajian,
juga bisa diartikan bentuk perilaku yang rencana keperawatan, catatan tindakan dan
diharapkan dari seseorang pada situasi catatan perkembangan pasien.
sosial tertentu (Kozier Barban, 1995). Pendokumentasian asuhan keperawatan
adalah pencatatan proses asuhan
Manajemen Keperawatan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
Manajemen keperawatan merupakan pada format rekam medik asuhan
koordinasi dan integrasi sumber-sumber keperawatan yang dimulai dari tahap
keperawatan dengan menerapkan proses pengkajian, diagnosa keperawatan,
manajemen untuk mencapai tujuan dan perencanaan, implementasi dan evaluasi.
obyektifitas asuhan keperawatan dan Cara ukur yang digunakan untuk penilaian
pelayanan keperawatan (Hubberd, 2000). dokumentasi asuhan keperawatan mengacu
Menurut Gillies (1994) proses manajemen pada standar DepKes RI menggunakan
adalah rangkaian kegiatan input, proses, instrumen A.

Analisis Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Fungsi Manajerial Kepala Ruang 133
Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Swasta Di Semarang
Tri Haryanti, Tri Ismu Pujianto, Ni Nyoman Adinatha
Ruang Rawat Inap Berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan
Ruang rawat inap adalah tempat Ho ditolak dan Ha diterima bila didapatkan
pelayanan pengobatan bagi penderita nilai p < 0,05.
disuatu fasilitas pelayanan kesehatan yang
oleh karena penyakitnya penderita harus HASIL DAN PEMBAHASAN
menginap difasilitas kesehatan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang
Ruang rawat inap merupakan tempat dilakukan peneliti diperoleh data tentang
pelayanan kesehatan perorangan yang variabel persepsi perawat pelaksana tentang
meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, fungsi manajerial kepala ruang dan
keperawatan, rehabilitasi medik, dan pendokumentasian asuhan keperawatan.
menginap pada sarana kesehatan rumah
sakit pemerintah ataupun swasta serta Analisis Univariat
puskesmas perawatan yang oleh karena Persepsi Perawat
penyakitnya penderita harus menginap.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi persepsi perawat
METODE PENELITIAN pelaksana tentang fungsi manajerial kepala
Jenis penelitian ini adalah penelitian ruang di ruang rawat inap RS Swasta di
kuantitatif dengan menggunakan rancangan Semarang
penelitian study cross-sectional.
Populasi dalam penelitian adalah para Persepsi perawat f %
perawat pelaksana di ruang rawat inap Kurang baik 2 3.5
Ruang Anggrek, Ruang Cempaka, Ruang Cukup baik 39 8.4
Dahlia dan Ruang Flamboyan dengan Baik 16 28.1
jumlah responden 57 responden yang
Total 57 100.0
dilaksanakan pada bulan Agustus –
Desember 2012.
Kriteria Inklusi adalah perawat Pendokumentasian Asuhan
pelaksana yang bersedia menjadi Keperawatan
responden, pendidikan minimal DIII
Keperawatan, bekerja di RS Swasta di Tabel 2. Distribusi Frekuensi
Semarang minimal 2 tahun dan sudah Pendokumentasian Askep di ruang rawat inap
karyawan tetap, bertugas disalah satu ruang RS Swasta di Semarang
Anggrek, Cempaka, Dahlia dan Flamboyan.
Kriteria Eksklusi adalah perawat yang tugas Dokumentasi Askep Frekuensi Persentase
belajar, yang menjabat struktural, sedang Kurang baik 8 14,0
cuti, dan sedang magang / orientasi. Cukup baik 29 50,9
Teknik sampling dalam penelitian ini Baik 20 35,1
adalah Proportionate Stratified Random
Total 57 100.0
Sampling. Analisis statistik yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan salah
satu uji statistic chi-squares yaitu digunakan Analisa Bivariat
untuk mengukur variabel pada tingkat Hubungan persepsi perawat
ordinal dan nominal. Pada penelitian ini pelaksana tentang fungsi manajerial kepala
persepsi perawat pelaksana tentang fungsi ruang terhadap pelaksanaan
manajerial kepala ruang menggunakan pendokumentasian asuhan keperawatan di
skala ordinal dan pendokumentasian asuhan ruang rawat inap RS Swasta di Semarang.
keperawatan dengan skala nominal.

134 Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 2, November 2013; 131-137


Tabel 3. Hubungan persepsi perawat pelaksana tentang fungsi manajerial kepala ruang terhadap
pelaksanaan pendokumentasian askep di Ruang Rawat Inap RS Swasta di Semarang.

Persepsi Pendokumentasian Asuhan Keperawatan


perawat Kurang Cukup Baik Total P value
Kurang baik 2 0 0 100% 0.027
100% 0% 0%
Cukup baik 11 13 15 100%
28,2% 33,3% 38,5%
Baik 7 0 9 100%
43,8% 0% 56,3%
20 13 24 57
35,1% 22,8% 42,1% 100%

Pembahasan Pendokumentasian asuhan


Analisa Bivariat keperawatan merupakan pencatatan
a Persepsi Perawat tentang fungsi proses asuhan keperawatan yang
manajerial kepala ruang dilakukan oleh perawat pada format
Hasil penelitian diketahui bahwa rekam medis asuhan keperawatan yang
perawat pelaksana yang bekerja di ruang dimulai dari tahap pengkajian, diagnosa
rawat inap RS Swasta di Semarang keperawatan, perencanaan,
mempunyai persepsi yang cukup baik implementasi dan evaluasi. Sebagai
tentang fungsi manajerial kepala ruang dokumen rahasia yang mencatat semua
mereka sebanyak 39 orang (68.4%). pelayanan keperawatan klien, catatan
Persepsi adalah proses kognitif yang tersebut dapat diartikan sebagai suatu
dialami oleh setiap orang dalam memahami catatan bisnis dan hukum yang
informasi tentang lingkungannya melalui mempunyai banyak manfaat dan
indera dan tiap-tiap individu dapat memberi penggunaan.
arti yang berbeda-beda (Bennet, 1987). Analisa Univariat
Menurut Gibson (1996) persepsi diri Dalam penelitian ini menunjukan
seseorang dalam bekerja akan bahwa persepsi perawat pelaksana tentang
mempengaruhi sejauh mana pekerjaan fungsi manajerial kepala ruang mereka
tersebut dapat memberikan tingkat mempengaruhi pelaksanaan
kepuasan dalam diri seseorang. pendokumentasian asuhan keperawatan di
ruang rawat inap RS Panti Wilasa Citarum
b Persepsi Perawat tentang Semarang. Hal ini berkaitan dengan
pendokumentasian asuhan interprestasi mereka tentang apa yang
keperawatan dirasakan perawat pelaksana terhadap
Apabila dilihat dari hasil penelitian manajerial kepala ruang mereka. Persepsi
ternyata persepsi perawat pelaksana dari perawat pelaksana yang berbeda-beda
terhadap pendokumentasian asuhan dimana ada nilai yang baik, tidak baik dan
keperawatan di ruang rawat inap mayoritas kurang baik saling mendukung karena
responden menyatakan baik yaitu sebanyak penafsiran kesan indera tiap orang berbeda-
24 orang (42.1%). beda.
Pelayanan keperawatan dokumentasi Hal ini sesuai dengan teori persepsi
keperawatan merupakan unsur penting yang dikemukakan oleh Bennet (1987)
dalam pelayanan sistem kesehatan, karena bahwa persepsi merupakan proses kognitif
dengan adanya dokumentasi yang baik yang dialami oleh setiap orang dalam
informasi mengenai pasien dapat diketahui memahami informasi tentang
secara berkesinambungan. Dokumentasi lingkungannya melalui indera dan tiap-tiap
juga merupakan data penting karena individu dapat memberi arti yang berbeda.
mengandung aspek legal tentang Ini dapat dipengaruhi oleh tingkat
pembuatan asuhan keperawatan. pengetahuan dan pendidikan seseorang,
faktor pemersepsi atau pihak pelaku
Analisis Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Fungsi Manajerial Kepala Ruang 135
Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Swasta Di Semarang
Tri Haryanti, Tri Ismu Pujianto, Ni Nyoman Adinatha
persepsi, faktor obyek atau target yang pelaksanaan standar asuhan keperawatan di
dipersepsikan, dan faktor situasi dimana Rumah Sakit terutama di RS Panti Wilasa
persepsi dilakukan. Citarum Semarang.
Penilaian terhadap fungsi Menjadi masukan bagi kepala ruang
manajerial kepala ruang juga tidak dapat untuk meningkatkan kemampuan
dipisah-pisah antara fungsi manajemen kepemimpinan kepala ruang baik dengan
yang satu dengan fungsi manajemen yang pelatihan manajemen keperawatan maupun
lain karena fungsi manajemen merupakan peningkatan jenjang pendidikan.
satu kesatuan yang secara simultan saling Menjadi acuan untuk rekruitmen dan
mempengaruhi untuk mencapai tujuan seleksi kepala ruang dengan latar
organisasi. Hal ini sejalan dengan teori pendidikan S-1 Keperawatan (Ners) dan
Marquis & Huston (2000) bahwa proses masa kerja diperhitungkan sebagai
manajemen yang terbagi menjadi 5 tahap prasyarat.
yaitu planning, organizing, staffing, 2 Bagi Penelitian Selanjutnya :
directing, dan kontroling merupakan satu Hasil penelitian ini dapat sebagai
siklus yang berkaitan satu sama lain. sumber bacaan dan wawasan bagi
penelitian selanjutnya tentang persepsi
KESIMPULAN DAN SARAN perawat, fungsi manajerial kepala ruang,
Kesimpulan dan pendokumentasian asuhan
Berdasarkan penelitian terhadap 57 keperawatan. Dapat dilakukan penelitian
responden untuk mengetahui Hubungan lebih lanjut dengan menggabungkan
Persepsi Perawat Pelaksana tentang Fungsi penelitian kuantitatif dan kualitatif untuk
Manajerial Kepala Ruang Terhadap mendapatkan hasil penelitian yang
Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan maksimal. Dapat dikembangkan dengan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap RS menambahkan faktor-faktor yang
Swasta di Semarang, maka didapat merupakan variabel confounding maupun
kesimpulan bahwa : variabel yang lainnya.
1 Mayoritas persepsi perawat pelaksana
tentang fungsi manajerial kepala ruang DAFTAR PUSTAKA
seperti fungsi perencanaan, As’ad, M. (1991). Psikologi Industri. Edisi
pengorganisasian, pengarahan, IV. Cetakan 1. Yogyakarta : Liberty.
pengawasan dan pengendalian cukup Christensen, J.P., & Kenney, W.J. (2009).
baik. Proses Keperawatan : Aplikasi
2 Mayoritas perawat pelaksana dalam Model Konseptual. Edisi IV. Jakarta :
pelaksanaan pendokumentasian asuhan EGC.
keperawatannya di Ruang Rawat Inap Craven, R.F., & Hirnle, C.J. (2000).
RS Panti Wilasa Citarum Semarang Fundamental of Nursing : Human
baik. Health and Function. 3�� edition.
3 Ada hubungan antara persepsi perawat Philadelphia : Lippincott.
pelaksana tentang fungsi manajerial Darmawan, D., & Riyadi, J. (2010).
kepala ruang terhadap pelaksanaan Keperawatan Profesional. Edisi I.
pendokumentasian asuhan keperawatan Jogjakarta : Gosyen Publishing.
di ruang rawat inap RS Panti Wilasa Gillies, D.A. (1994). Nursing Management
Citarum Semarang (p=0.027). : A System Aproach. 3�� edition.
Philadelphia : WB Saunders
Saran Company.
Berdasarkan penelitian yang telah Hubberd, D. (2000). Leadership Nursing
dilakukan, maka penulis dapat memberikan and Care Management. Second
saran sebagai berikut : edition. Philadelphia : WB Saunders
1 Bagi Institusi Kesehatan : Company.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Ilyas, Y. (2000). Perencanaan Sumber
referensi dalam upaya meningkatkan Daya Manusia Rumah Sakit : Teori,

136 Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 2, November 2013; 131-137


Metode dan Formula. Edisi I. Jakarta Riyanto, A. (2011B). Pengolahan Dan
: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan Analisis Data Kesehatan. Edisis I.
FKM UI. Yogyakarta : Nuha Medika.
Keliat, B.A. (2000). Manajemen Asuhan Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
Keperawatan. Jakarta : Tidak Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
dipublikasikan. Edisi IV. Bandung : Alfabeta.
Marquis, B.L., & Huston, C.J. (2000). The Suarli, S., & Bahtiar, Y. (2010).
Leadership Rules and Management Manajemen Keperawatan dengan
Functions for Nursing : Theory and Pendekatan Praktis. Bandung :
Aplication. 3�� edition. Philadelphia Erlangga.
: Lippincolt. Susanto, N. (2010). Besar Sampel Dalam
Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :
Keperawatan : Konsep dan Praktik. Books.
Edisi I. Jakarta : Salemba Medika. Swansburg, R.C., & Swansburg, R.J.
Nursalam. (2002). Manajemen (1999). Introductory Management
Keperawatan : Aplikasi dalam and Leadership for Nurse. 2��
Praktek Keperawatan Profesional. edition. Toronto : Jonash and Burtlet
Edisi I. Jakarta : Salemba Medika. Publisher.
PPNI. (2001). Standar Praktik Tim Depkes RI. (1995). Instrumen Evaluasi
Keperawatan. Draft Penerapan Standar Asuhan
Robbins, S.P. (1998). Organizational Keperawatan di Rumah Sakit. Edisi
Behaviour : Concepts, Controversies, IV. Jakarta : Depkes RI.
Aplication. 8�� edition. New Jersey : Tim Pelatihan dan Pengembangan RS
Prentice-Hall Inc. Bethesda. (1999). Manajemen
Riyanto, A. (2011A). Aplikasi Metodologi Kepala Bangsal. Disajikan untuk
Penelitian Kesehatan. Edisi I. pelatihan Manajemen Kepala
Yogyakarta : Nuha Medika. Bangsal. Tidak dipublikasikan.

Analisis Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Fungsi Manajerial Kepala Ruang 137
Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Swasta Di Semarang
Tri Haryanti, Tri Ismu Pujianto, Ni Nyoman Adinatha

You might also like