You are on page 1of 102
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 7330 TAHUN 2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS, PENGELOLAAN BANTUAN OPERASIONAL PENDIDIKAN PADA RAUDLATUL ATHFAL DAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH Menimbang Mengingat PADA MADRASAH, TAHUN ANGGARAN 2020 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM, bahwa untuk meningkatkan akses dan mutu pendidikan madrasah, perlu mengalokasikan Bantuan Operasional Pendidikan pada Raudlatul Athfal dan Bantuan Operasional Sekolah pada Madrasah; bahwa untuk ~—meningkatkan —_akuntabilitas pengelolaan Bantuan Operasional dimaksud, perlu menetapkan Petunjuk Teknis; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b_ perlu menetapkan Keputusan Direktur_ Jenderal Pendidikan Islam tentang Petunjuk —Teknis Pengelolaan Bantuan Operasional Pendidikan pada Raudlatul Athfal dan Bantuan Operasional Sekolah pada Madrasah Tahun Anggaran 2020; Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4355); Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 ‘Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 102, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6053); Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4496) sebagaimana telah diubah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670); Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone: Nomor 4864); Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan _Penyelenggaraan 10. lL. 12. Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 178/PMK.05/2018 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014 tentang Pejabat Perbendaharaan Negara Pada Kementerian Agama sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 63 Tahun 2016 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014 tentang Pejabat Perbendaharaan Negara Pada Kementerian Agama; Peraturan Menteri Keuangan Noor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga scbagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri — Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang perubahan tas. Peraturan Menteri — Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Menetapkan 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19, Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga; Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015 tentang Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Agama sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 62 Tahun 2016 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015 tentang Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Agama; Peraturan Menteri_ += Keuangan = Nomor 122/PMK.010/2015 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan Pendidikan; Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama; Peraturan Menteri. = Keuangan. = Nomor 34/PMK.10/2017 tentang Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 sehubungan dengan Pembayaran Atas penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang lain; Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2019 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama; Peraturan Menteri Keuangan — Nomor 78/PMK.02/2019 Tentang Standar Biaya Masukan Tahun 2020; MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BANTUAN OPERASIONAL PENDIDIKAN PADA RAUDLATUL ATHFAL DAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PADA MADRASAH TAHUN ANGGARAN 2020. KESATU KEDUA KETIGA, Menctapkan Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Operasional Pendidikan pada Raudlatul Athfal dan Bantuan Operasional Sekolah pada Madrasah Tahun Anggaran 2020 sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini Petunjuk Teknis scbagaimana dimaksud dalam DIKTUM KESATU merupakan pedoman bagi Tim Pengendali dan Pengelola Bantuan Operasional pada Tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Satuan Pendidikan Raudiatul Athfal dan Madrasah dalam pengelolaan, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana Bantuan Operasional Pendidikan pada Raudlatul Athfal dan Bantuan Operasional Sekolah pada Madrasah Tahun Anggaran 2020. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Desember 2019 DIREKTUR JENDERAL LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 7330 TAHUN 2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BANTUAN OPERASIONAL PENDIDIKAN PADA RAUDLATUL ATHFAL DAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PADA MADRASAH TAHUN ANGGARAN 2020 PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BANTUAN OPERASIONAL PENDIDIKAN PADA RAUDLATUL ATHFAL DAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PADA MADRASAH TAHUN ANGGARAN 2020 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bantuan Operasioanal Pendidikan pada Raudlatul Athfal (selanjutnya disingkat BOP) dan Bantuan Operasional Sekolah pada Madrasah (selanjutnya disingkat BOS) mempunyai kontribusi penting terhadap peningkatan akses pendidikan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan menurunnya jumlah anak putus sekolah (DO) dan meningkatnya jumlah anak kembali ke bangku sekolah. Dalam konteks madrasah, program BOS juga dinilai berhasil meningkatkan capaian APK dan APM dalam tiga tahun terakhir. APK Madrasah pada tahun 2018 secara umum melampaui angka yang ditetapkan dalam Renstra Pendidikan Islam Tahun 20015-2019. Capaian dan kontribusi terhadap APK Nasional (angka dalam kurung) Madrasah pada tahun 2018 berturut-turut adalah: MI 13,10% (12,07%), MTs 23,89% (26,47%), MA 10,40% (12,55%). Namun demikian, alokasi anggaran BOS yang meningkat dari tahun ke tahun sejak tahun 2005 secara umum belum mampu meningkatkan mutu pendidikan nasional secara signifikan, termasuk di madrasah. Hal ini setidaknya dapat diukur melalui hasil penilaian internasional, seperti PISA di mana pada tahun 2018 Indonesia masih menduduki urutan 74 dari 79 negara. Kesenjangan hasil belajar siswa juga masih terjadi di madrasah swasta dan negeri. Data hasil UN misalnya menunjukkan rata-rata UN MA negeri adalah 46 sedangkan untuk MA swasta adalah 34, dan rata-rata UN MTs negeri adalah 50 sedangkan untuk MTs swasta adalah 47. Oleh karena itu, Kementerian Agama sejak tahun 2009 telah melakukan perubahan tujuan, pendekatan dan orientasi program BOP/BOS yang tidak hanya memfokuskan pada perluasan akses, melainkan juga memfokuskan pada peningkatan mutu madrasah. Dalam konteks ini, BOP/BOS diharapkan dapat menjadi salah satu instrumen efektif untuk peningkatan mutu pembelajaran. c. ‘Tajuan BOP/BOS bertujuan untuk: membantu pendanaan biaya operasional dan non-personalia pada RA/Madrasah dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran dan pemenuhan sebagian SNP; b. meringankan beban biaya pendidikan terutama bagi peserta didik pada RA/Madrasah dari keluarga tidak mampu dengan membantu (discount fee) tagihan biaya pendidikan; c. membantu RA/Madrasah dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran; dan d. mendukung program strategis Pemerintah dalam rangka mengatasi stunting pada anak usia dini. ‘Sasaran dan Alokasi i 2. 3. Sasaran Penerima BOP adalah Raudiatul Athfal yang diselenggarakan oleh masyarakat yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a. telah memiliki izin operasional yang ditetapkan oleh Kementerian ‘Agama paling sedikit 1 tahun pada 1 Januari 2020. Ketentuan paling sedikit 1 tahun dapat dikecualikan bagi RA yang berada pada daerah 3T dan/atau di perbatasan negara sebagaimana ditetapkan oleh kementerian /lembaga yang berwenang. b. RA yang belum mendapat izin operasional, peserta didiknya tidak boleh dititipkan kepada RA yang telah mendapatkan izin operasional dengan tujuan agar peserta didik tersebut dapat diberikan dana BOP melalui madrasah yang telah mendapat izin operasional tersebut; c. telah melakukan pemutakhiran data pada EMIS pada tahun pelajaran berjalan. ‘Sasaran Penerima BOS adalah Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, dan Madrasah Aliyah Kejuruan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan masyarakat yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a. telah memiliki izin operasional paling sedikit 1 tahun pada 1 Januari 2020. Ketentuan paling sedikit 1 tahun dapat dikecualikan bagi Madrasah yang berada pada daerah 3T dan/atau di perbatasan negara sebagaimana ditetapkan oleh lembaga yang berwenang. b. Madrasah yang belum mendapat izin operasional, peserta didiknya tidak boleh dititipkan kepada Madrasah yang telah mendapatken izin operasional dengan tujuan agar peserta didik tersebut dapat diberikan dana BOS melalui madrasah yang telah mendapat izin operasional tersebut; c. telah melakukan pemutakhiran data pada EMIS pada tahun pelajaran berjalan. Satuan biaya BOP/BOS adalah sebagai berikut: a RAsebesar Rp. 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) per 1 (satu) peserta didik setiap 1 (satu) tahun; b MI sebesar Rp. 900.000,00 (sembilan ratus ribu rupiah) per 1 (satu) peserta didik setiap 1 (satu) tahun; c MTs sebesar Rp. 1.100.000,00 (satu juta seratus ribu rupiah) per 1 (satu) peserta didik setiap 1 (satu) tahun; dd MAdan MAK sebesar Rp. 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) per 1 (satu) peserta didik setiap 1 (satu) tahun. D. Ruang Lingkup Ruang Lingkup Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Operasional Pendidikan Pada Raudlatul Athfal Dan Bantuan Operasional Sekolah Pada Madrasah ‘Tahun Anggaran 2020 meliputi Pengelolaan dana bantuan, mekanisme dan pemanfaantan dana bantuan, monitoring, pengawasan dan Sanksi. Waktu dan Mekanisme Penyaluran Waktu dan Mekanisme Penyaluran BOP dan BOS dengan ketentuan sebagai sebagai berikut: 1, Penyaluran dana BOP/BOS Tahun Anggaran 2020 diberikan untuk masa 12 bulan periode Januari sampai dengan Desember 2020. 2. Penyaluran dana BOP/BOS bagi Madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat dilakukan dalam dua tahap atau tiap semester, yaitu Tahap I (Januari-Juni 2020) dan Tahap Il (Juli-Desember 2020). 3. Penyaluran dana BOP/BOS bagi Madrasah yang disclenggarakan oleh masyarakat disalurkan melalui alokasi DIPA pada Kantor Wilayah Kemenag Provinsi atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. 4. Penyaluran dana BOS pada MIN yang telah dilikuidasi Satkernya dilakukan melalui alokasi DIPA Satker Kantor Kemenag Kabupaten/Kota setempat. 5. Penyaluran dana BOS pada MTsN, MAN, dan MAKN dilakukan melalui alokasi DIPA pada masing-maisng Satuan Kerja Madrasah Negeri tersebut. Prinsip Pengelolaan Pengelolaan dana BOP/BOS didasarkan pada prinsip efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas. BOP/BOS dikelola oleh masing-masing RA/Madrasah dengan menerapkan prinsip Manajemen Berbasis Madrasah (MBM), yaitu memberikan kewenangan kepada masing-masing satuan pendidikan RA/Madrasah dalam merencanakan, mengelola, dan melaporkan program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan RA/Madrasah yang dituangkan dalam dokumen RKARA/RKAM. Pengelolaan dan pemanfaatan dana BOP/BOS dilakukan berdasarkan perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja melalui penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran RA/Madrasah (RKARA/RKAM). RKARA/RKAM disusun oleh Tim RA/Madrasah yang melibatkan guru dan Komite RA/Madrasah dan diketahui oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten /Kota atau Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi sesuai dengan kewenangannya. Pengertian Umum 1. Madrasah adalah Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah /Madrasah Aliyah Kejuruan. 2. Raudlatul Athfal adalah yang selanjutnya disingkat RA adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan anak usia dini dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan anak usia dini. 10. aie 12. 13. 14. 15. 16. Madrasah Ibtidaiyah yang selanjutnya disingkat MI adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar. Madrasah Tsanawiyah yang selanjutnya disingkat MTs adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar sebagai kelanjutan dari MI/SD atau sederajat. Madrasah Aliyah/Madrasah Aliyah Kejuruan yang selanjutnya disingkat MA/MAK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan menengah sebagai kelanjutan dari MTs/SMP atau sederajat. Bantuan Operasional Pendidikan Raudlatul Athfal yang sclanjutnya disingkat BOP RA adalah program Pemerintah Pusat untuk penyediaan pendanaan biaya operasi personalia dan nonpersonalia bagi Raudlatul Athfal yang bersumber dari dana alokasi Pemerintah Pusat. Bantuan Operasional Sekolah pada Madrasah yang selanjutnya disingkat BOS Madrasah adalah program Pemerintah Pusat untuk penyediaan pendanaan biaya operasi personalia dan nonpersonalia bagi Madrasah yang bersumber dari dana alokasi Pemerintah Pusat. Sistem Data Educational Management Information System yang selanjutnya disebut EMIS adalah suatu sistem pendataan yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang memuat data satuan pendidikan, peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, dan substansi pendidikan yang datanya bersumber dari satuan pendidikan RA, MI, MTs, dan MA/MAK yang terus menerus diperbaharui secara online. Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disingkat SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Harga Eceran Tertinggi yang selanjutnya disebut HET adalah harga yang ditetapkan setinggi-tingginya sebesar taksiran biaya wajar untuk mencetak dan mendistribusikan buku sampai ditangan konsumen alchir. Rekening Kas Umum Negara yang selanjutnya disingkat RKUN adalah rekening tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara pada bank sentral. Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah yang selanjutnya disingkat RKAM adalah rencana biaya dan pendanaan program atau kegiatan untuk 1 (satu) tahun anggaran baik yang bersifat strategis ataupun rutin yang diterima dan dikelola langsung oleh Madrasah. Komite Madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas Madrasah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang selanjutnya disingkat RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Ujian Madrasah selanjutnya disingkat UM adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik yang dilakukan satuan pendidikan terhadap standar kompetensi lulusan untuk mata pelajaran yang tidak diujikan dalam USBN dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan pada SD/MI/SDTK dan Program Paket A/Ula. Ujian Sekolah Berstandar Nasional yang selanjutnya disingkat USBN adalah kegiatan pengukuran capaian kompetensi peserta didik yang 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24, 25. dilakukan Satuan Pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar. Ujian Nasional yang selanjutnya disingkat UN adalah kegiatan pengukuran capaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu secara nasional dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Kementerian adalah Kementerian Agama. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama. Pengadaan Barang/Jasa di Madrasah, yang selanjutnya disebut PBJ Madrasah adalah cara memperoleh barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainya yang dibiayai oleh BOP-RA atau BOS-Madrasah yang ditetapkan oleh Kementerian_ Bendahara BOP RA atau BOS Madrasah adalah unsur pembantu Kepala Madrasah yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan fungsi perbendaharaan BOP RA atau BOS Madrasah. Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa, yang selanjutnya disebut UKPBJ adalah unit kerja di Kementerian, lembaga, atau Pemerintah Daerah yang menjadi pusat keunggulan pengadaan _barang/pekerjaan konstruksi /jasa lainya. Pelaku Usaha adalah orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. Penyedia Barang/Jasa di Madrasah yang selanjutnya disebut Penyedia adalah Pelaku Usaha yang menyediakan _ barang/pekerjaan konstruksi /jasa lainnya di Madrasah berdasarkan kontrak/perjanjian. BABII ‘TIM PENGENDALI DAN TIM PENGELOLA A. Tim Pengendali Program Tingkat Pusat 1. Tim Pengendali Program BOP/BOS Tingkat Pusat (selanjutnya disingkat ‘Tim Pengendali Tingkat Pusat) ditetapkan oleh Menteri atau Direktur Jenderal Pendidikan Islam dengan ketentuan sebagai berikut: @ Tim Pengarah terdiri dari: 1) Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama; 2) Sekretaris Jenderal Kementerian Agama. b. Tim Penanggung Jawab Umum terdiri dari: 1) Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah, Kementerian Agama; 2) Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama; 3) Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah, Kementerian Agama; 4) Kepala Biro Perencanaan, Kementerian Agama. c. Tim Penanggung Jawab Teknis terdiri dari: 1) Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama, Direktorat KSKK Madrasah; 2) Kepala Bagian Perencanaan, Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam; 3) Kepala Bagian Sistem Informasi dan Humas, Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam; dan 4) Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah. 5) Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah. 2. Tugas dan tanggung jawab Tim Pengendali Tingkat Pusat sebagai berikut: a menetapkan alokasi dana dan sasaran penerima BOP-RA dan BOS- Madrasah tiap Provinsi berdasarkan data EMIS; bb menetapkan Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Operasional; © merencanakan dan melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pengendalian kualitas belanja BOP-RA dan BOS-Madrasah; d._memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat; € memonitor perkembangan penyelesaian pelaksanaan BOP-RA dan BOS-Madrasah yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag Provinsi atau Kantor Kemenag Kabupaten /Kota; dan { menerima laporan realisasi dana BOP-RA dan BOS-Madrasah. B. Tim Pengelola Tingkat Provinsi 1, Tim Pengelola Program BOP/BOS Tingkat Provinsi (selanjutnya disingkat ‘Tim Pengelola Tingkat Provinsi) ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dengan ketentuan sebagai berikut: a. Tim Pengelola Tingkat Provinsi terdiri atas: 1) Pengarah; 2, Penanggung Jawab; dan 9 Tim Pelaksana. b. Pengarah Tim Pengelola Provinsi adalah Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi. c. Penanggung Jawab adalah Kepala Bidang Pendidikan Madrasah dan. Kepala Bagian Tata Usaha, Kanwil Kemenag. d. Tim Pelaksana terdiri atas: 1) Kepala Seksi yang membidangi urusan Kelembagaan; 2Pengelola/Operator Data; dan 3 Perencana Program dan Anggaran. 2. Tugas dan tanggung jawab Tim Pengelola Tingkat Provinsi di antaranya: a. menetapkan alokasi dana pada tiap kabupaten/kota: b. menetapkan alokasi dana BOP dan BOS untuk tiap madrasah negeri, swasta dan RA; c. melakuken koordinasi dengan Kantor Kemenag Kabupaten/Kota dalam rangka penyaluran dana BOP dan BOS ke madrasah; d. mempersiapkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sesuai dengan dana dan kegiatan yang telah ditetapkan; . mempersiapkan dan menyusun anggaran BOP dan BOS ke dalam DIPA Kanwil sesuai dengan Akun dan peruntukannya; f merencanakan dan melalukan sosialisasi program BOP dan BOS di tingkat provinsi; g. melakukan Pendampingan kepada Penanggungjawab BOP dan BOS Kantor Kemenag Kab/Kota; h. melakukan koordinasi dengan Kabupaten/Kota terkait adanya pagu minus dan surplus dengan menyelesaikan permasalahan tersebut sepanjang dana buffer masih tersedia jumlahnya. Apabila dana buffer tidak mencukupi, Bidang Madrasah/Pendidikan Islam Kanwil Kementerian Agama Provinsi berkoordinasi dengan Direktorat KSKK Madrasah c.q. Subdit Kelembagaan dan Kerjasama; i. dalam hal anggaran BOP dan BOP ada pada Kanwil Kemenag Provinsi, segera menyalurkan dana sesuai dengan kebutuhan; j. merencanakan dan melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pengendalian kualitas belanja; k. memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat; 1. bertanggungjawab terhadap kasus penyimpangan penggunaan dana di tingkat provinsi; dan m. melaporkan realisasi dana kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam u.p Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah. 3. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Tim Pengelola Program BOP dan BOS Tingkat Provinsi dilarang: a. melakukan pemaksaan dalam pembelian barang dan jasa dalam pemanfaatan BOP dan BOS; b. bertindak menjadi distributor / pengecer dalam proses pembelian / pengadaan buku / barang. C. Tim Pengelola Tingkat Kabupaten/Kota 1, Tim Pengelola Program BOP/BOS Tingkat Kabupaten/Kota (selanjutnya disingkat Tim Pengelola Tingkat Kabupaten/Kota) berkedudukan pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan ditetapkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dengan ketentuan sebagai berileut: a. Tim Pengelola Tingkat Kabupaten /Kota terdiri atas: 1) Pengarah; 2) Penanggung Jawab; dan 3 Tim Pelaksana. b. Pengarah Tim Pengelola Kabupaten/Kota adalah Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. c. Penanggung Jawab adalah Kepala Subbagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. d. Tim Pelaksana terdiri atas: 1) Kepala Seksi Pendidikan Madrasah/Pendidikan Islam; 2, Pengelola/ Operator Data; dan 3 Perencana Anggaran. 2. Tugas dan tanggung jawab Tim Pengelola Tingkat Kabupaten/Kota di antaranya: a. menetapkan alokasi dana BOP dan BOS per RA dan Madrasah; b. tim EMIS Kab/Kota melakukan cut-off data sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan pendataan pagu minus/surplus; cc. melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada madrasah penerima bantuan; d. melakukan pendataan madrasah dan RA; e. melakukan ‘koordinasi dengan Bidang Pendidikan Madrasah/Pendidikan Islam Kanwil Kemenag Provinsi dan dengan madrasah dalam rangka penyaluran dana; f. dalam hal anggaran BOP dan BOS ada pada Kantor Kemenag Kabupaten/Kota, segera menyalurkan dana ke sasaran sesuai dengan kebutuhan; g. merencanakan dan melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pengendalian kualitas belanja BOP dan BOS ; hh, memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat, bertanggungjawab terhadap kasus penyalahgunaan dana di tingkat kabupaten/kota; j. melaporkan realisasi dana BOS dan BOP kepada Bidang Pendidikan Madrasah/TOS Kanwil Kemenag Provinsi. 3. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Tim Pengelola Program Tingkat Kabupaten /Kota dilarang: a. melakukan pemaksaan dalam pembelian barang dan jasa dalam pemanfaatan BOP dan BOS; b. bertindak menjadi _—distributor/pengecer dalam _proses pembelian/pengadaan buku/barang. D. Tim Pengelola Tingkat RA/Madrasah 1. Tim Pengelola Program BOP/BOS Tingkat RA/Madrasah berkedudukan di satuan pendidikan RA/Madrasah dan ditetapkan oleh Kepala Satuan Pendidikan RA/Madrasah dengan ketentuan sebagai berikut: a. Tim Pengelola Tingkat RA/Madrasah terdiri atas: J) Penanggung Jawab; dan 2 Tim Pelaksana. b. Penanggung Jawab adalah Kepala RA/Madrasah. ¢. Tim Pelaksana terdiri atas: 1) Bendahara pengeluaran pada madrasah negeri; 2 Pendidik/tenaga kependidikan yang ditugaskan oleh Kepala RA/Madrasah untuk bertanggung jawab dalam mengelola dana; 9 Pendidik/ tenaga kependidikan yang ditugaskan sebagai operator pengolah data; dan 4) Satu orang dari unsur Komite Madrasah dan satu orang dari unsur orang tua siswa. ‘Tugas dan tanggung jawab RA dan Madraseh adalah: a. melakukan verifikasi jumlah dana yang diterima dengan data siswa yang ada. Bila jumlah dana yang diterima melebihi dan atau kekurangan dari yang semestinya, maka harus segera memberitahukan kepada Kantor Kemenag Kab/Kota; b. bersama dengan Seksi Madrasah/TOS Kab/Kota dan tim EMIS Kab/Kota melakukan cut-off data sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan; c. bersama-sama dengan Komite Madrasah, mengidentifikasi siswa miskin yang akan dibebaskan dari segala jenis iuran; d. mengelola dana BOS secara bertanggungjawab, transparan dan akuntabel; €. mengumumkan rencana penggunaan dana BOS di madrasah menurut komponen dan besar dananya; f. mengumumkan besaran dana BOS yang digunakan oleh madrasah yang ditandatangani oleh Kepala Madrasah, Bendahara, dan Komite Madrasah; g. membuat laporan pertanggungjawaban dana BOS secara periodik yang ditandatangani oleh Kepala Madrasah; h. bertanggungjawab terhadap penyimpangan penggunaan dana di madrasah; i. memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat; j. menyimpan bukti-bukti pengeluaran asli dengan baik dan terarsip dengan rapi. BAB III MEKANISME PENETAPAN ALOKASI, PENYALURAN A. Mekanisme Penetapan Alokasi Dana 1 RA dan Madrasah Swasta a. Pengalokasian dana BOP/BOS pada RA/Madrasah Swasta dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1) pada awal tahun pelajaran baru 2019/2020, Tim Pengendali ‘Tingkat Pusat melakukan rekonsiliasi data jumlah peserta didik sebagai persiapan pengambilan data untuk penetapan alokasi anggaran tahun anggaran 2020; 2 data hasil rekonsiliasi dikirimkan kepada Tim Pengelola Tingkat Provinsi dan Tim Pengelola Tingkat Kabupaten/Kota untuk dilakukan verifikasi dan validasi data jumlah peserta didik. Apabila terdapat perbedaan dengan data riil segera melaporkan kepada Tim Pengendali Tingkat Pusat (Bulan Agustus); 3) Tim Pengelola Tingkat Pusat menetapkan alokasi BOP-RA dan BOS- Madrasah pada Madrasah untuk setiap Kanwil Kemenag Provinsi dan data tersebut dikirimkan kepada Kementerian Keuangan melalui Bagian Perencanan Ditjen Pendidikan Islam (Bulan September); 4 alokasi setiap Kanwil Kementerian Agama Provinsi tersebut dihitung sebagai hasil rekapitulasi dari data jumlah peserta didik pada tahun pelajaran yang sedang berjalan ditambah dengan perkiraan pertambahan jumlah peserta didik tahun pelajaran baru; 53) pengalokasian dana BOS-Madrasah harus tercatat dalam aplikasi ¢-RKAM bagi madrasah yang sudah menerapkan. b. Dalam menetapkan alokasi dana bantuan operasional _perlu dipertimbangkan bahwa dalam satu tahun anggaran terdapat 2 (dua) periode tahun pelajaran yang berbeda. Setelah menerima alokasi dana BOP-RA dan BOS-Madrasah, Kanwil Kementerian Agama Provinsi membagi dana BOS menjadi 2 (dua) dengan proporsi 80% : 20%. Proporsi 80% merupakan alokasi awal untuk didistribusikan kepada satker/penerima dana BOP-RA dan BOS-Madrasah dan proporsi 20% merupakan dana buffer yang harus disimpan oleh Kanwil Kemenag Agama Provinsi untuk mengantisipasi adanya pagu minus. ¢. Adapun mekanisme penyaluran dana Bantuan BOP-RA dan BOS- Madrasah adalah sebagai berikut: 1) Alokasi Semester I: a) Seksi Madrasah/TOS Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, EMIS Kab/Kota dan Madrasah melakuken cut-off data ke-1 pada tanggal 15 Desember tahun sebelumnya sebagai acuan alokasi sementara penyaluran dana BOP dan BOS semester I (Januari-Juni) tahun yang akan datang. Alokasi final penyaluran dana BOP dan BOS semester I (disalurkan pada akhir triwulan ke-1) didapatkan dari perbandingan cut-off data ke-1 dan cut-off data ke-2. Cut-off data ke-2 dilakukan pada tanggal 30 Januari. 10 b) Data yang digunakan adalah data EMIS sesuai waktu cut off yang disepakati. Jika tidak memungkinkan akan digunakan data pembanding dari masing-masing provinsi yang dinyatakan dengan surat bermaterai. c) Apabila terdapat perbedaan data, maka Seksi Madrasah/TOS Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melaporkan kepada Bidang Pendidikan Madrasah/Pendidikan Islam Kanwil Kementerian Agama Provinsi untuk ditindaklanjuti dengan semestinya. d) Dalam hal terjadi pagu minus dan alokasi anggaran buffer tidak mencukupi, Bidang Pendidikan Madrasah/Pendidikan Islam segera melaporkan kepada Direktorat KSKK cq. Subdit Kelembagaan dan Kerjasama. ¢) Direktorat KSKK cq. Subdit Kelembagaan dan Kerjasama berkoordinasi dengan Bagian Perencanaan Ditjen Pendidikan Islam untuk mengatasi terjadinya pagu minus pada daerah yang bersangkutan. f) Apabila terdapat surplus alokasi anggaran BOS di Kanwil Kemenag Provinsi, maka Bidang Madrasah/Pendidikan Islam melaporkan kepada Direktorat KSKK c.q. Subdit Kelembagaan dan Kerjasama. 2) Alokasi Semester Il: a) Alokasi sementara semester II (Juli - Desember) didasarkan pada cut-off tanggal 30 April. Alokasi final semester I merupakan perbandingan cut-off data 30 April dengan cut-off data ke-3 yaitu tanggal 31 Agustus. b) Data yang digunakan adalah data EMIS sesuai waktu cut off yang disepakati jika tidak memungkinkan akan digunakan data pembanding dari masing-masing provinsi yang dinyatakan dengan surat bermaterai. ) Apabila terdapat perbedaan data, maka Seksi Madrasah/TOS Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melaporkan ‘kepada Bidang Pendidikan Madrasah/Pendidikan Islam Kanwil Kementerian Agama Provinsi untuk ditindaklanjuti dengan semestinya. 4) Dalam hal terjadi pagu minus dan alokasi anggaran buffer tidak mencukupi, Bidang Pendidikan Madrasah/Pendidikan Islam segera melaporkan kepada Direktorat KSKK cq. Subdit Kelembagaan dan Kerjasama. €) Direktorat KSKK cq. Subdit Kelembagaan dan Kerjasama berkoordinasi dengan Bagian Perencanaan Ditjen Pendidikan Islam untuk mengatasi terjadinya pagu minus pada daerah yang bersangkutan. f) Apabila terdapat surplus alokasi anggaran BOS di Kanwil Kemenag Provinsi, maka Bidang Madrasah/Pendidikan Islam melaporkan kepada Direktorat KSKK c.q. Subdit Kelembagaan dan Kerjasama Madrasah Negeri Mengingat dana BOS pada madraseh negeri sudah dialokasikan dari awal tahun anggaran, maka pengalokasian dana BOS dilakeanaken dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Setiap awal tahun pelajaran baru, Direktorat Kurikulum, Sarana, ret Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam cq. Subdit Kelembagaan dan Kerjasama bersama Bagian Humas Data dan Informasi melakukan rekonsiliasi Data jumlah peserta didik sebagai persiapan pengambilan data untuk penetapan alokasi anggaran dana BOS pada madrasah tahun anggaran yang akan datang; b. Atas dasar data jumlah siswa madrasah negeri pada tiap provinsi berbasis EMIS Direktorat Jenderal Pendidikan Islam tersebut, Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah menetapkan alokasi dana BOS untuk madrasah negeri pada tiap provinsi yang dituangkan dalam DIPA Kanwil Kementerian Agama Provinsi atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota; ¢. Setelah menerima alokasi dana BOS dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Bidang Pendidikan Madrasah/Pendidikan Islam Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Seksi Madrasah/TOS Kantor Kementerian Agama Kabupaten /Kota melakukan verifikasi ulang data jumlah siswa tiap madrasah negeri sebagai dasar dalam menetapkan alokasi dana BOS di tiap madrasah negeri; d. Berdasarkan jumlah alokasi dana BOS yang telah diverifikasi tersebut, Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kota menetapkan alokasi dana BOS pada madrasah negeri yang kemudian dituangkan dalam rencana kegiatan yang sesuai dengan komponen penggunaan dana BOS yang dirinci berdasarkan Bagan Akun Standar (BAS) sebagaimana yang diajukan oleh madrasah; €. Dalam pengalokasian dana BOS, madrasah negeri harus memprioritaskan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang belum dianggarkan dalam DIPA; f. Pengalokasian dana BOS untuk kegiatan-kegiatan yang sudah dianggarkan dalam DIPA dan sumber dana lainnya, hanya bersifat sebagai tambahan jika dana yang dianggarkan tidak mencukupi. g. Dalam menetapkan alokasi dana BOS pada madrasah negeri, Kanwil Kementerian Agama Provinsi perlu memperhatikan bahwa alokasi dana BOS tahun 2020 ditetapkan di awal tahun anggaran untuk periode Januari-Desember 2020. Sehingga diperlukan kecermatan penetapan alokasi dana BOS dengan mempertimbangkan behwa terdapat perbedaan jumlah siswa antara tahun pelajaran 2019/2020 dengan tahun pelajaran 2020/2021. B. Penyaluran dan Pencairan Dana BOP/BOS 1, RA dan Madrasah Swasta @ Mckanisme Penyaluran Dana BOP/BOS pada RA dan Madrasah Swasta dilakukan oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. b Pencairan dana BOP dan BOS dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung (LS) ke rekening RA/madrasah penerima bantuan operasional. © Dalam hal dana BOP dan BOS madrasah swasta dialokasikan pada DIPA Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, maka Kuasa Pengguna Anggaran atas DIPA dimaksud dapat menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) khusus pencairan dana lebih dari 1 (satu) 12

You might also like