Professional Documents
Culture Documents
lecturer :
MUSAIDAH
K013191030
MAKASSAR
2019
TABLE OF CONTENTS
TABLE OF CONTENTS
TABLE OF CONTENTS...................................................................................................................................2
Preface........................................................................................................................................................3
PIG...............................................................................................................................................................5
PRELIMINARY...............................................................................................................................................5
BACKGROUND.........................................................................................................................................5
WRITING PURPOSE..................................................................................................................................7
CHAPTER II...................................................................................................................................................8
LITERATURE REVIEW....................................................................................................................................8
And the goal of the MDG Targets............................................................................................................8
MDG's programs in the field of nutrition in Indonesia..........................................................................14
Innovation Achievement of MDG's........................................................................................................15
The role of nutrition in SDG's.................................................................................................................16
Nutrition In the SDG's implementation.................................................................................................21
CHAPTER III................................................................................................................................................26
CLOSING....................................................................................................................................................26
CONCLUSION.........................................................................................................................................26
SUGGESTION..........................................................................................................................................26
2
Preface
Alhamdulillahirabbil the worlds, sense the presence of God we pray to the Almighty God
who has bestowed His mercy in the form of health, opportunity and knowledge so that
Hopefully simple papers that have been successfully stacking it can be easily
understood by anyone who reads it. Previously we apologize if there are errors of words
or sentences that are less pleasing. And do not forget we also expect their input and
Author
3
4
PIG
PRELIMINARY
A. BACKGROUND
The goal of every citizen to life is to get a decent life is reached as to what
in all aspire as a nation. Objectives family would want a healthy and happy
family, where each member of the family get a quality education for their children.
Other life expectancy would get clothing and food sufficiency and have a decent
It is said that because the income of Indonesian society based on national Gross
Index (GNI), which is calculated from the total market value of goods and
income in 2007 was $ 1,650. This value is equivalent to Rp. 1,250,000 per
month. When compared with other countries, Indonesia entered the order to 142
20.6 percent in 1990 has shifted 7.5 percent in 2010. Indonesia is determined to
achieve the MDGs by 2015. Some targets of the Millennium Development Goals
need to work hard, among others; complete the national poverty, give space to
women to further contribute, piped drinking water supply for urban and rural
5
head of the region, public institutions for participation in realizing the targets of
panjang berkesinambungan. Hal ini bukan merupakan hal yang mudah, terutama
pada saat Indonesia masih berada pada masa transisi memulihkan diri dari krisis
dihampir seluruh bidang kehidupan. Hal ini membutuhkan kerjasama dari semua
process of growth and development, so that when this process will result in an
optimal healthy girls and will ultimately result in healthy mothers anyway.
6
2025 untuk penurunan stunting dan wasting pada balita (Dirjen Gizi, 2015).
Target nasional tahun 2019 adalah 17% maka prevalensi kekurangan gizi pada
balita harus diturunkan 2,9% dalam periode tahun 2013 (19.9%) sampai tahun
B. TUJUAN PENULISAN
1. Menjelaskan tujuan dan target MDG’s dalam bidang gizi
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Tujuan Target
1. Menanggulangi 1. Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat
menyelesaikan
pendidikan dasar.
3. Mendorong 4. Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat
8
Gender dan disemua jenjang pendidikan tidak lebih dari
Perempuan
4. Menurunkan 5. Menurunkan angka kematian balita
anak 2015.
5. Meningkatkan 6. Menurunkan angka kematian ibu
9
Kemitraan Global keuangan dan perdagangan yang terbuka,
Pembangunan diskriminatif.
komunikasi
diukur oleh indikator USD 1,00 per kapita per-hari, menjadi setengahnya.
Kemajuan juga telah dicapai dalam upaya untuk lebih menurunkan lagi tingkat
kemiskinan, sebagaimana diukur oleh garis kemiskinan nasional dan dari tingkat
saat ini sebesar 13,33 persen (2010) menuju targetnya 8 – 10 persen pada tahun
2014. Prevalensi kekurangan gizi pada balita telah menurun dari 31 persen pada
10
tahun 1989 menjadi 18,4 persen pada tahun 2007, sehingga Indonesia
diperkirakan dapat mencapai target MDGs sebesar 15,5 persen pada tahun
2015. Upaya Indonesia untuk mencapai target MDGs tentang pendidikan dasar
dan melek huruf sudah menuju pada pencapaian target 2015 (on-track). Bahkan
universal.
paket A telah mencapai 116,77 persen dan angka partisipasi murni (APM) sekitar
semua provinsi telah mencapai lebih dari 90,0 persen. Usaha untuk mendorong
dasar dan sekolah menengah pertama berturut-turut sebesar 99,73 dan 101,99
pada tahun 2009, dan rasio melekm huruf perempuan terhadap laki-laki pada
kematian anak telah menunjukkan angka yang signifikan dari 68 pada tahun
1991 menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007, sehingga target
sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 doperkirakan dapat
tercapai.
11
angka kematian ibu melahirkan (MMR/maternal Mortality Rate) menurun dari 390
pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup, sehingga diperlukan
kerja keras untuk mencapai target tersebut. Upaya menurunkan angka kematian
menurunkan unmet need yang dilakukan melalui peningkatan akses dan kualitas
pengguna narkoba suntik dan pekerja seks. Jumlah kasus HIV/AIDS yang
dilaporkan di Indonesia meningkat dua kali lipat antara tahun 2004 dan 2005.
Angka kejadian malaria per-1000 penduduk manurun dari 4,68 pada tahun 1990
penemuan kasus dan pengobatan telah mencapai target. Tingkat emisi gas
rumah kaca di Indonesia cukup tinggi, walaupun upaya peningkatan luas hutan,
telah dilakukan. Proporsi rumah tangga dengan akses air minum layak
meningkat dari 37,73 persen pada tahun 1993 menjadi 47,71 persen pada tahun
2009. Sementara itu, proporsi rumah tangga dengan akses sanitasi layak
yang layak terus dilakukan melalui investasi penyediaan air minum dan sanitasi
yang layak terus di lakukan melalui investigasi penyediaan air minum dan
12
sanitasi, terutama untuk melayani jumlah penduduk perkotaan yang terus
dengan berbagai organisasi multilateral, mitra bilateral dan sector swasta untuk
kemiskinan (pro-poor). I
26 mitra pembangunan pada tahun 2009. Bersamaan dengan ini, Indonesia telah
dari 24,6 persen pada tahun 1996 menjadi 10,9 persen pada tahun 2009.
Sementara itu, Debt Service Ratio Indonesia juga telah menurun 51 persen pada
13
yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
salah satu program yang menunjang pencapaian MDGs pada tahun 2015.
target MDGs.
keras antara lain adalah penurunan tingkat kemiskinan secara nasional. Masih
belum menunjukkan perubahan pada tahun 1990 sebesar 15,1 persen pada
tahun 2010 sebesar 15,4 persen. Ini merupakan tantangan dalam pencapaian
MDGs tahun 2015. Target penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
14
Bayi dan Balita menghadapi kendala karena penurunannya sangat lambat.
otonomi dan tanggung jawab sangat besar dalam era desentralisasi ini.
telah ada akan lebih bermakna pencapaian tersebut dilakukan dengan partisipasi
dari semua pihak di Indonesia mulai dari Pemerintahan, LSM, Jajaran Swasta,
pembangunan global pasca tahun 2015 yang terdiri dari seperangkat tujuan dan
dideklarasikan pada Konferensi Tingkat Tinggi Millenium yang diikuti oleh 189
15
berkomitmen untuk mengembangkan MDGs sebagai sebuah paket arah
Konsep MDGs ini berakhir pada tahun 2015 lalu dimana diharapkan
tujuan dan target MDGs dapat tercapai pada tahun tersebut. Sesudah MDGs
berakhir, para pemimpin negara anggota PBB merasa agenda MDGs ini perlu
Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs ini diterbitkan oleh PBB pada 21
PBB hingga tahun 2030 menggantikan MDGs yang telah berakhir pada tahun
2015 lalu.
dalam lagi pada SDGs. Jika pada MDGs terdapat 8 tujuan, maka pada SDGs
(zero hunger atau nol kelaparan), tujuan 3 (kesehatan yang baik), tujuan 5
16
(kesetaraan gender), serta tujuan 6 (air bersih dan sanitasi). Tujuan 2 melingkup
target). Sedangkan tujuan 6 melingkup sanitasi dan air bersih, yaitu menjamin
ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua
orang (8 target).
terdapat dua target yang diharapkan dapat terwujud pada tujuan 2 SDGs ini.
Target pertama yaitu, pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan menjamin
akses pangan yang aman, bergizi, dan mencukupi bagi semua orang, khususnya
masyarakat miskin dan usia rentan seperti bayi. Sedangkan target kedua yaitu,
target internasional 2025 untuk penurunan stunting dan wasting pada balita dan
mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita hamil dan menyusui, serta
lansia. Unfinished business atau urusan yang belum selesai dari SDGs di tujuan
17
terakhir. Secara global, prevalensi kelaparan telah menurun, dari 15 persen pada
tahun 2000 ke 2002, sampai 11 persen pada 2014 ke 2016. Namun, lebih dari
790 juta orang di seluruh dunia masih mengalami kekurangan akses dalam
berlanjut, target nol kelaparan pada 2030 akan sulit diwujudkan. Banyak negara
yang gagal mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) lalu dalam
kelaparan ini tidak lagi hanya masalah ketersediaan pangan, melainkan juga
Secara global, pada tahun 2014, hampir 1 dari 4 anak di bawah usia 5
indikator efek kumulatif gizi dan infeksi. Asia Selatan dan Afrika menyumbang
tiga perempat dari total anak di bawah 5 tahun yang mengalami stunting pada
tahun 2014.
sebesar 32,9%, balita underweight (kurang gizi) sebesar 19,6%, balita wasting
dengan tujuan dan target SDGs. Target tersebut yaitu menurunkan angka
18
prevalensi kejadian sebesar 40% pada tahun 2019 sehingga pada tahun 2019
angka prevalensi stunting dapat turun menjadi 28%, underweight turun menjadi
17%, dan wasting turun menjadi 9,5%. Sedangkan pada tahun 2025, angka
prevalensi stunting diharapkan dapat turun menjadi 22,3% dan angka prevalensi
wasting diharapkan dapat turun menjadi kurang dari 5% (Direktorat Bina Gizi
dalam meningkatkan status gizi balita seperti mencegah dan /atau memperbaiki
underweight, serta wasting saja, perbaikan gizi pada ibu hamil, bayi, dan balita
dapat meningkatkan taraf kesehatan anak pada fase usia selanjutnnya yang
menjadi fokus pada tujuan ketiga SDGs, yaitu kesehatan dan kesejahteraan
yang baik. Hal ini dijelaskan melalui ‘Teori Barker’ yang menyatakan bahwa
dan perkembangan janin di dalam uterus memiliki efek jangka panjang terhadap
fisiologis, dan metabolisme tubuh. dimana janin terpaksa melakukan trade off
dan pankreas demi berkembangnya organ yang lebih esensial yaitu otak,.
Adaptasi awal inilah yang kemudian membuat setelah janin tersebut tumbuh
19
dewasa memiliki beberapa masalah kesehatan, seperti penyakit degeneratif.
Melihat peran penting gizi dalam mencapai tujuan kedua dan ketiga
SDGs, maka sektor gizi perlu mendapatkan perhatian khusus. Perhatian khusus
kesehatan RI. Perhatian ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah
saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab bersama, baik dari praktisi
anak yang bersifat multi sektor dan multi pendekatan dapat dikategorikan
jangka pendek (immediate determinants) dari kondisi gizi janin dan anak serta
tambahan pada ibu hamil dan balita, suplementasi mikronutrien pada kelompok
remaja, wanita usia subur pada masa prakonsepsi dan pada masa kehamilan,
20
atau program yang ditujukan untuk mengatasi determinan jangka panjang atau
penyebab dasar (underlying determinants) kondisi gizi janin dan anak serta
penyediaan air bersih dan sarana sanitasi, kebersihan lingkungan dan keluarga
merupakan salah satu negara yang telah bergabung dalam SUN movement
pada tahun 2013. Di Indonesia SUN Framework telah dijadikan sebagai dasar
kebijakan pemerintah dalam penuntasan masalah gizi dan kesehatan ibu dan
Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan” oleh Presiden
sebagian besar dari 13 intervensi di bidang gizi yang terbukti paling cost effective
sudah dilaksanakan di Indonesia, namun hasilnya tidak efektif. Hal ini terutama
karena masalah gizi sementara ini dianggap sebagai tanggung jawab sektor
Karena sifatnya yang sangat multi faktorial dan multi sektoral, maka
21
diperlukan satu kerangka kerja yang bersifat “Three Ones” atau Tiga-Satu yang
telah disepakati, yaitu: 1) Satu kerangka kerja sebagai dasar untuk koordinasi
kerja semua mitra; 2) Satu otoritas koordinasi tingkat nasional; 3) satu sistem
intervensi, maka S.KM dapat berperan di berbagai posisi dan berbagai bidang.
Salah satu bentuk intervensi yang bersifat terpadu dalam melibatkan multi sektor
22
sistem Layanan Terpadu Pra-nikah atau disingkat Laduni yang dikembangkan di
tujuan untuk mengatasi masalah tingginya angka kematian ibu dan bayi,
prevalensi BBLR dan anemia pada ibu hamil dan pad awanita usia subur. Pilot
project ini disusun dengan dukungan dana dari Badan Perencanaan dan
sektor atau lembaga, antara lain Departemen Agama, mulai dari tingkat desa
Agama (KUA), Dinas Kesehatan yang melibatkan petugas Puskesmas dan bidan
dan modifikasi biomedik, perilaku dan risiko sosial terhadap kesehatan wanita
wellness).
23
24
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pencapaian MDGS dengan strategi pembangunan yang telah ada akan lebih
kelanjutan dari cita-cita MDGs sehingga secara garis besar SDGs memiliki
B. SARAN
Keberhasilan pelaksanaan berbagai upaya pencapaian MDGs dan SDGs sangat
memiliki otonomi dan tanggung jawab sangat besar dalam era desentralisasi ini.
dari sebuah Kinerja. Bisa di lakukan dalam bentuk AWARDS MDGs dan SDGs,
25
atau memfasilitasi dengan anggaran atau pembiayaan inovasi pelaksanaan
26
DAFTAR PUSTAKA
27
birth size of their offspring. Arch Pediatr Adolesc Med, 161: 58-64.
11. UPPKH Pusat, 2007; Pedoman Umum PKH Jakarta. Pusdiklat Kesos, 2007,
Model Diklat TOT PKH, Jakarta.
12. UNDP,2008 Indicators table 2008, Human Development Indices http://hdr.Undp.
org/en/ Statistics/ data/hdi/2008
13. Sawaya, A.L, Roberts, S. Stunting and Future Risk of Obesity : Principal
Physiological Mechanisms. Cad. Saude Publica, Rio de Jeneiro, 19(Sub.1):
S21-S28, 2003
14. Xu, G, Umezawa, M, Takeda, K. Early Development Origins of Adult Disease
Caused by Malnutrition and Environmental Chemical Substances. Journal of
Health Science, 55(1) 11-19, 2009
28