Professional Documents
Culture Documents
14 61 1 PB PDF
14 61 1 PB PDF
14 61 1 PB PDF
Oleh:
Bambang Edison
Abstract
Nearly 99% of Indonesia's flexible pavement made of bituminous mixtures. Damage to the
pavement road in general is cracking and permanent deformation. Therefore, the use of additive
(additive) on the hot asphalt mix is one way to resolve the issue. One of the ingredients that can
improve the quality of pavement is to use materials with a polymer modified bitumen (asphalt
modifier).
This study aimed to analyze the characteristics of Marshall from the use of asphalt with the
addition of polymer additives Starbit E-55 brands in the mix (AC-BC) through the Marshall with
the durability testing modifications.
To get the mix AC-BC with a good performance it is recommended ranges used asphalt
content range should be between 4.9% -5.0%. The test results on the parameters of the AC-BC
Marshall mix using asphalt Starbit E-55 has good characteristics, such as VIM values are (4.453%)
for AC-BC mix with asphalt Starbit E-55, VIM value is a space where the shift of aggregate and
asphalt pavement when the temperature rises, this will prevent the occurrence of bleeding.
Meanwhile, standard Marshall test results of AC-BC mix with asphalt Starbit E-55 obtained
stability was 1160.2 kg. Lower flow value of 2.60 mm for AC-BC mix with asphalt Starbit E-55 is
also a parameter that mix with the AC-BC Starbit more durabel E-55, next will be more resistant to
the possibility of deformation. For the stability to the rest of the mix was an AC-BC that uses
asphalt Starbit E-55 at 1097.6 Kg, with differences in strength of the remaining 90.25% and
84.49%.
Overall, the mix was an AC-BC that uses asphalt Starbit more durabel E-55, making it more
resistant to traffic load repetitions and not easily changed due to changes in temperature or low
susceptibility.
Dataran rendah di pulau Jawa, adalah penuaan dini (cracking) dan deformasi
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua permanen (bleeding). Aspal mempunyai
merupakan daerah sentra-sentra pertumbuhan pengaruh yang cukup besar dalam dalam suatu
ekonomi di Indonesia. Suatu hal yang campuran beraspal, karenanya penentuan
terpenting dalam mendukung kegiatan pada grade aspal perlu disesuaikan dengan kondisi
daerah tersebut adalah jalan raya. Tetapi hal iklim dan temperatur dimana aspal tersebut
yang kurang menguntungkan adalah bahwa akan digunakan.
kondsi iklim yang kurang stabil menyebabkan Oleh sebab pada daerah beriklim
pada waktu musim penghujan, pada daerah- tropis seperti Indonesia, diperlukan campuran
daerah tersebut lapisan perkerasan jalannya aspal yang dapat mempertahankan stabilitas,
terendam air. Hampir 99% perkerasan jalan di fleksibilitas dan durabilitas. Salah satu
Indonesia terbuat dari campuran beraspal. kelemahan aspal Pertamina penetrasi 60/70
Kerusakan perkerasan jalan pada umumnya adalah titik lembeknya hanya mencapai 48º C
– 49 º C, hal ini merupakan batas minimal situasi ini. Oleh sebab itu perlu diproduksi
atau berada pada batas ambang bawah dari aspal yang mampu memenuhi keperluan aspal
spesifikasi yang ditetapkan Bina Marga. Selain dengan ketahanan tinggi seperti diatas, cukup
itu aspal pertamina pen 60/70 mempunyai ekonomis dan mudah pelaksanaannya.
keleketan yang rendah karena kandungan Kerusakan perkerasan dapat
nitrogennya yang sangat kecil. Hal inilah yang didefinisikan sebagai manifestasi akibat dari
menyebabkan hotmix di sebagian besar terlampauinya batas-batas kemampuan
perkerasan beraspal di Indonesia mutunya masing-maing elemen perkerasan jalan.
sangat rendah. Dilihat dari sumber penyebab kurasakan,
Selain itu akibat dari repetisi beban kerusakan perkerasan dapat dikelompokkan
yang berulang-ulang, temperatur permukaan dalam dua kategori ’kerusakan teknis’ dan ’
jalan yang tinggi dan pengaruh air yang kerusakan wajar’.
merembes diantara aspal dan batuan juga Kerusakan wajar, adalah kerusakan
merupakan penyebab terjadinya kerusakan yang terjadi akibat dilampauinya tegangan
pada perkerasan jalan. Untuk meminimalkan kritis tertentu pada lapisan-lapisan perkerasan
hal tersebut, diperlukan upaya peningkatan oleh tegangan yang timbul akibat
kualitas perkerasan jalan dengan menggunakan pembebanan yang berulang. Beban lalu lintas
bahan pembentuk campuran beraspal yang akan mengakibatkan lendutan dan regangan,
sesuai dengan kondisi perkerasan saat ini. baik dilapisan perkerasan maupun pada tanah
Untuk itu maka penggunaan aspal dasarnya, yang bersifat sesaat, yaitu pada saat
modifier pada campuran beraspal panas beban lalu lintas berada diatasnya. Akumulasi
merupakan salah satu cara untuk mengatasi dari regangan-regangan tetap ini, selama masa
masalah tersebut. Penggunaan aspal modifier layanan akan menimbulkan deformasi dan
diharapkan akan meningkatkan efek stabilitas retakan-retakan pada perkerasan atau dengan
dan fleksibilitas hotmix. kata lain timbul kerusakan pada perkerasan.
Bahan aspal dalam perkerasan jalan Kerusakan teknis yaitu kerusakan
mempunyai fungsi sebagai bahan perekat yang terjadi akibat tegangan-tegangan, yang
batuan baik agregat maupun filler menjadikan bukan secara langsung bersumber dari repetisi
hal yang sangat penting untuk dipertahankan beban lalu lintas, misalnya oleh perbedaan
kemampuannya terhadap kelekatan, titik temperatur, pemampatan, konsolidasi tanah
lembek dan kelenturannya. Akan tetapi dengan dasar, susut muai, pengembangan, kehilangan
semakin majunya proses teknologi kilang daya ikat, reaksi kimia, longsoran dan
maka semakin banyak short residu yang bencana-bencana lainnya.
merupakan bahan dasar aspal diarahkan Kita ketahui bahwa pada musim
menjadi pelumas. Salah satu syarat pelumas hujan, permukaan aspal tidak selalu dalam
adalah tidak ada parafin, kandungan parafin kondisi kering maka permukaan aspal akan
yang merupakan kandungan short residu tergenang atau dibasahi oleh air. Sebagaimana
terbuang dan tercampur dalam aspal. Dampak sifat air pada dasarnya lebih menyukai air dari
dari situasi ini adalah tingginya kadar parafin pada aspal oleh karena itu aspal yang
dalam aspal, yang menurunkan daya ikat kelengketannya rendah, air akan mudah sekali
aspal, titik lembek dan kelenturan pada masuk dan mengusir aspal yang melekat pada
perkerasan aspal. Guna mengantisipasi agregat.
dampak berkurangnya daya ikat aspal maka
diperlukan modikasi terhadap aspal. Salah
satunya adalah dengan menggunakan aspal
polimer.
Semakin mendesaknya keperluan
akan lapis perkerasan jalan yang memiliki
ketahanan lebih terhadap cuaca (panas dan
hujan), beban kendaraan yang berat dan lalu
lintas yang padat, diperlukan suatu terobosan Gambar 1. Daya tarik air pada perkerasan
baru terhadap bahan aspal yang memenuhi jalan.
Bambang Edison, Program Studi Teknik Sipil - Politeknik Pasir Pengaraian Page 61
Karateristik Campuran Aspal Panas
2.4. Perencanaan Campuran dengan maka benda uji dibuat pada kadar aspal
Metode Marshall yaitu 5,5%; 6,0%; 6,5%; 7,0% dan 7,5%
Rancangan campuran metode Marshall 5. Lakukan pengujian Marshall, sesuai
ditemukan oleh Bruce Marshall, dan telah dengan SNI 06-2489-1991, untuk
distandarisasi oleh ASTM ataupun AASHTO menentukan kepadatan, stabilitas,
melalui baberapa modifikasi, yaitu ASTM D kelelehan, hasil-bagi Marshal, VIM, VMA,
1559-76, atau AASHTO T-245-90. Prinsip dan VFA.
dasar dari metode Marshall adalah 6. Gambarkan grafik hubungan antara Kadar
pemeriksaan stabilitas dan kelelehan (flow), Aspal dengan parameter Marshall sebagai
serta analisis kepadatan dan pori dari berikut :
campuran padat yang terbentuk. - Kepadatan
Prosedur perencanaannya adalah sebagai -Stabilitas
berikut: - Kelelehan
1. Mempelajari spesifikasi gradasi agregat - Hasil-bagi Marshall
campuran yang diinginkan dari spesifikasi - VFA
campuran pekerjaan. - VMA
2. Merancang proporsi dari masing-masing - VIM
fraksi agregat yang tersedia untuk 7. Buat minimum tiga contoh uji tambahan
mendapatkan agregat campuran dengan dengan kadar aspal berikut: satu kadar
gradasi sesuai butir 1. Rancangan aspal pada VIM 5% dan dua kadar aspal
dilakukan berdasarkan gradasi masing- terdekat yang memberikan VIM di atas dan
masing fraksi agregat yang akan dicampur. di bawah 5% dengan perbedaan kadar
Berdasarkan berat masing-masing agregat aspal masing-masing 0,5%. Masing-
dan proporsi rancangan ditentukan berat masing replika kadar aspal dibuat
jenis agregat campuran. Untuk Laston, minimum 2 buah. Padatkan sampai
perencana dapat memulai pada garis mencapai kepadatan mutlak (sesuai dengan
gradasi yang diinginkan dengan cara Tata Cara Penentuan Kepadatan Mutlak
menentukan sendiri garis gradasi di antara Campuran Beraspal, RSNI Bina Marga
titik-titik kontrol. 1999).
3. Hitung perkiraan awal kadar aspal 8. Untuk masing-masing parameter
optimum (Pb) sebagai berikut : gambarkan batas-batas spesifikasinya.
Pb = 0,035 (%CA) + 0,045 (%FA) + 0,18 9. Pada grafik tersebut gambarkan rentang
(% filler) + K kadar aspal yang memenuhi persyaratan
Keterangan: 10. Tentukan bahwa kadar aspal rencana
CA=persen agregat tertahan saringan berada dekat atau pada titik tengah dari
No.8 rentang kadar aspal yang memenuhi
FA =persen agregat lolos saringan No.8 seluruh parameter yang disyaratkan.
dan tertahan saringan No.200 11. Pastikan bahwa rentang kadar aspal
filler= persen agregat minimal 75% lolos campuran yang memenuhi seluruh kriteria
No.200 mendekati 0,6% atau lebih, sehingga
K = konstanta = 0,5-1,0 untuk laston memenuhi toleransi produksi yang cukup
= 2,0-3,0 untuk lataston realistis.
Bulatkan perkiraan nilai Pb sampai 0,5% 12. Buat 6 benda uji Marshall pada kadar
terdekat. Contoh, Jika hasil perhitungan aspal optimum. Untuk tiga benda uji
diperoleh 6,3% maka bulatkan menjadi pertama dilakukan perendaman dalam air
6,5%. pada suhu 60 °C selama 24 jam dan
4. Siapkan benda uji Marshall untuk lakukan pengujian sesuai dengan
pengujian Marshall 1 (2x75 tumbukan). Pedoman.RSNI- M-06 1997-03. Sisanya
Untuk mendapatkan kadar aspal optimum dilakukan pengujian Marshall sesuai
umumnya dibuat 15 buah benda uji dengan dengan SNI 06-2489-1991.
5 variasi kadar aspal yang masing-masing 13. Pastikan bahwa campuran yang digunakan
berbeda 0,5%. Contoh bila Pb = 6,5 % memenuhi seluruh kriteria.
Bambang Edison, Program Studi Teknik Sipil - Politeknik Pasir Pengaraian Page 63
Karateristik Campuran Aspal Panas
VMA (%)
Batas Min
terhadap VMA 16,5
16,0
Rongga di antara mineral agregat 15,5
memenuhi syarat VMA dari Laston lapis aus, Dari hasil pengujian terlihat bahwa
yaitu minimal sebesar 15%. pengaruh dari penggunaan aspal Starbit E-55
sebagai bahan ikat pada beton aspal
3.2. Analisis pengaruh kadar aspal menyebabkan VFA yang diperoleh menjadi
terhadap VFA lebih rendah daripada VFA yang dihasilkan
VFA merupakan volume pori beton oleh beton aspal dengan aspal Pertamina Pen
aspal padat yang terisi oleh aspal, atau biasa 60/70. Hal ini bisa disebabkan karena
disebut dengan selimut aspal. Dengan begitu perbedaan sifat-sifat dari aspal itu sendiri,
nilai VFA akan terus naik seiring dengan seperti angka penetrasi dan berat jenis
bertambahnya kadar aspal. Kriteria VFA aspalnya. Aspal Starbit E-55 dengan angka
nantinya akan membantu perencanaan penetrasi yang lebih rendah dan berat jenis
campuran dengan memberikan VMA yang aspal yang lebih besar, yang berarti aspal lebih
memenuhi syarat. VFA juga dapat membatasi keras/ kental dari aspal Pertamina Pen 60/70,
VIM yang diizinkan (DPU, Pedoman akan lebih sulit dalam menyelimuti dan
Perencanaan Campuran Beraspal Panas mengisi rongga antar butir agregat. Sehingga
Dengan Pendekatan Kepadatan Mutlak, 1999). rongga-rongga antar butiran agregat yang terisi
Untuk Laston lapis aus persentase VFA yang aspal akan lebih kecil. Pada kadar aspal yang
disyaratkan adalah minimal 68%. sama, dengan usaha pemadatan dan kondisi
Nilai VFA berpengaruh pada sifat agregat yang sama pula, nilai VFA yang
kekedapan campuran terhadap air dan udara dihasilkan aspal Starbit E-55 akan lebih kecil.
serta sifat elastisitas campuran. Semakin tinggi
VFA berarti semakin banyak rongga dalam 3.3. Analisis pengaruh kadar aspal
campuran yang terisi aspal, film aspal semakin terhadap VIM
tebal, semakin kedap terhadap air dan udara VIM (Void in the Mix) merupakan
sehingga campuran lebih awet dan lentur, volume pori yang masih tersisa setelah
dengan demikian ketahanan terhadap lelah campuran aspal beton dipadatkan. VIM ini
(fatig) menjadi lebih baik. dibutuhkan sebagai tempat bergesernya butir-
butir agregat akibat pemadatan tambahan
VFA VS KADAR ASPAL
akibat repetisi beban lalu lintas, atau tempat
jika aspal menjadi lunak akibat meningkatnya
100
Pertamina
temperatur. Besar kecilnya VIM nantinya akan
90 Starbit berpengaruh terhadap keawetan aspal beton.
VFA (%)
80 Batas Min
70
Untuk AC-BC dengan lalu lintas sedang, nilai
60 VIM yang disyaratkan adalah 3,9 - 4,9%
50 Seperti halnya VMA, faktor-faktor
4,5 5 5,5 6 6,5
Kadar Aspal (%)
yang mempengaruhi besar kecilnya VIM
antara lain gradasi agregat, faktor pemadatan,
kadar aspal dan jenis aspal yang dipakai. Nilai
Gambar 3. Grafik Pengaruh Kadar Aspal VIM yang lebih besar akan diperoleh pada
terhadap VFA beton aspal dengan gradasi senjang maupun
terbuka dari pada yang menggunakan gradasi
Gambar 3. menunjukkan grafik VFA menerus. Gradasi menerus memiliki komposisi
beton aspal Starbit E-55 dan beton aspal campuran agregat kasar dan halus dalam porsi
Pertamina Pen 60/70 yang terus naik seiring berimbang, sehingga mempunyai sedikit
dengan bertambahnya kadar aspal. Untuk rongga dalam struktur agregatnya, dengan
beton aspal Pertamina Pen 60/70 nilai tingkat pemadatan yang sama, akan
minimum VFA 68% dipenuhi pada menghasilkan campuran yang lebih rapat,
penggunaan kadar aspal sebesar 5,6% keatas. sehingga VIM akan semakin kecil. Usaha
Sedangkan untuk beton aspal Starbit E-55 pemadatan yang lebih tinggi juga akan
persyaratan dipenuhi pada penggunaan kadar mengakibatkan rongga udara (VIM) semakin
aspal 6 % keatas. kecil.
Bambang Edison, Program Studi Teknik Sipil - Politeknik Pasir Pengaraian Page 65
Karateristik Campuran Aspal Panas
1300
Starbit kandungan aspal yang lebih banyak. Bila
1200
fungsi aspal adalah sebagai bahan ikat, maka
1100 beton aspal Pertamina Pen 60/70 memiliki
1000
ikatan antar agregat yang lebih baik dari beton
4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 aspal Starbit E-55. VMA dan VIM yang kecil
Kadar Aspal (%)
juga menunjukkan bahwa beton aspal
Gambar 5. Grafik Pengaruh Kadar Aspal Pertamina Pen 60/70 mempunyai tingkat
terhadap Stabilitas kepadatan yang lebih baik dari Starbit E-55.
Semakin baik agregat saling mengunci,
Gambar 5. menunjukkan nilai stabilitas mengisi, dan terikat satu sama lain akibat
dari kedua jenis benda uji mengalami gesekan antar butir dan adanya aspal.
penurunan seiring dengan semakin besarnya Stabilitas beton aspal yang dihasilkan juga
jumlah kadar aspal yang digunakan. Gejala akan lebih baik.
penurunan ini bisa disebabkan karena Dari semua rentang kadar aspal yang
beberapa hal. Penambahan kadar aspal diuji, nilai stabilitas yang dihasilkan dari
menyebabkan persentase agregat dalam beton kedua jenis benda uji masih memenuhi batas
aspal berkurang. Bila jumlah aspal yang spesifikasi untuk Laston lapis aus, yaitu
ditambahkan mengakibatkan ikatan antar minimal 800 kg.
agregat menjadi lebih baik, dan beton aspal
menjadi lebih padat, maka stabilitas bisa lebih 3.5. Analisis pengaruh kadar aspal
tinggi dari sebelumnya. Namun bila persentase terhadap Flow
kadar aspal dalam beton aspal terlalu banyak, Kelelehan (Flow) merupakan besarnya
lebih banyak dari jumlah yang dibutuhkan deformasi vertikal benda uji yang terjadi pada
untuk mengikat butiran agregat, gesekan awal pembebanan sehingga stabilitas menurun,
internal dalam beton aspal akan berkurang. yang menunjukkan besarnya deformasi yang
Selain karena berkurangnya jumlah agregat, terjadi pada lapis perkerasan akibat menahan
selimut aspal yang terlalu tebal menghalangi beban yang diterimanya (Subekti, 2006).
gesekan yang terjadi antar butiran agregat. Kecenderungan bentuk lengkung kurva
Aspal malah akan berperan sebagai pelicin. flow terhadap kadar aspal biasanya
Hal ini menyebabkan agregat dalam beton ditunjukkan dengan semakin tingginya nilai
aspal menjadi kurang stabil, sehingga stabilitas flow seiring dengan meningkatnya kadar aspal.
menurun. Hal ini juga ditunjukkan pada kurva flow yang
Dari grafik hubungan kadar aspal dihasilkan kedua jenis beton aspal dengan
dengan stabilitas (Gambar 5.) terlihat Starbit E-55 maupun Pertamina Pen 60/70
kecenderungan beton aspal Starbit E-55 (Gambar 6).
menghasilkan beton aspal dengan nilai
stabilitas yang lebih tinggi daripada beton FLOW VS KADAR ASPAL
aspal Pertamina Pen 60/70. Bila dilihat dari
nilai penetrasi kedua jenis aspal, beton aspal 3,00
Pertamina
dengan aspal Starbit E-55 yang mempunyai 2,50
Flow (mm)
Starbit
Bambang Edison, Program Studi Teknik Sipil - Politeknik Pasir Pengaraian Page 67
Karateristik Campuran Aspal Panas
850 Pertamina
aspal optimum untuk masing-masing
700 Starbit campuran dengan variasi rendaman. Hasil
MQ
250
dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
4,5 5,0 5,5 6,0 6,5
Tabel 1. Hasil Pengujian Marshall pada Kadar Aspal Optimum dengan Variasi rendaman (jam)
aspal Pertamina Pen. 60/70
Spesifikas Pertamina Pen. 60/70
Marshall Sat
i
Properties
Min Mak 24 jam 48 jam 72 jam 96 jam
Stabilitas 800 - kg 1056 1036,6 1117,6 1117,5
Kelelehan 2 - mm 3,60 2,83 3,05 2,96
VIM 3,9 4,9 % 4,615 4,515 4,289 4,045
VMA 15 - % 15,449 15,360 15,160 15,830
VFB 68 - % 73,820 74,262 75,274 71,972
MQ 200 - kg/mm 285,00 358,68 359,25 370,54
Sumber: Hasil Analisis
Tabel 2. Hasil Pengujian Marshall pada Kadar Aspal Optimum dengan Variasi rendaman (jam)
aspal Starbit E-55
Marshall Spesifikasi Starbit E-55
Propertie Sat
Min Max 24 jam 48 jam 72 jam 96 jam
s
Stabilitas 800 - kg 1117,6 1048,6 1156,0 1209,0
Keleleha 2,27 2,08
2 - mm 3,82 2,84
n
VIM 3,9 4,9 % 4,532 3,653 5,151 3,873
VMA 15 - % 15,628 15,851 16,175 15,045
VFB 68 - % 74,540 78,568 71,903 77,528
MQ 200 - kg/mm 483,41 493,45 296,42 416,88
Sumber: Hasil Analisis
96 60/70
Starbit E-55
94 Starbit E-55
5. SARAN
92 Pertamina pen.
60/70
90
0 24 48 72 96
Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan
Variasi Rendaman (jam) untuk:
1. Melakukan pengujian dengan
Gambar 8. Kurva Pola Durabilitas modifikasi menggunakan variasi komposisi agregat
sebelumnya.
2. Penambahan benda uji dilakukan untuk
4. KESIMPULAN mendapatkan hasil yang lebih akurat.
3. Melakukan uji permeabilitas untuk
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan mengetahui rongga udara dalam
perhitungan dari karakteristik Laston lapis aus campuran.
(AC-BC) dengan menggunakan aspal 4. Melakukan pengujian tambahan untuk
Pertamina Pen 60/70 dan aspal Starbit E-55, mengetahui sifat kohesi aspal.
didapat kesimpulan sebagai berikut: 5. Perlu adanya konsistensi pengaturan
1. Nilai Indeks kekuatan Sisa (IKS) suhu dan waktu perendaman benda uji,
akibat perlakuan perendaman Marshall karena hal tersebut cukup berpengaruh
(Marshall Immersion) selama 24 jam terhadap hasil uji Marshall campuran.
dari kedua jenis campuran masih
berada diatas nilai batas minimum 75
% yang disyaratkan. DAFTAR PUSTAKA
2. Nilai IDP campuran laston yang AASHTO, 1982, Standard Spesifications for
menggunakan aspal starbit E-55 Transportation Material and Methods
mengalami penurunan kekuatan yang of Sampling Sand Testing, Part I,
lebih besar pada siklus 4 hari yaitu Spesifications 13th Edition, page 10-80,
0,062797 %/hari dan juga pada siklus 4 Washington DC.
hari yaitu 2,46 %/hr untuk IDK.
Sedangkan campuran laston yang Adriansyah A.S dan Hermadi M., 1997,
mnggunakan pertamina pen 60/70 Penelitian Karakteristik dan Kinerja
mengalami penurunan yang cukup Campuran Aspal Emulsi, Pusat
besar pada siklus 4 hari untuk IDP Penelitian dan Pengembangan Jalan
yaitu 0,328676 %/hr dan pada siklus 4 Bandung.
hari untuk IDK yaitu 13,80 %/hr.
Ahmad Munawar, 2000, Pengamatan dan
3. Pada pola kurva durabilitas hasil Pengambilan Data, Simposium III,
pengujian perendaman Marshall Forum Studi Transportasi Antar
modifikasi, terlihat bahwa kurva Perguruan Tinggi (FTSP), Yogyakarta.
durabilitas untuk campuran Laston
yang menggunakan aspal pertamina Amirruddin Basir dan M. Isran Ramli,
pen. 60/70 berada dibawah dari kurva 2005. Evaluasi Kinerja Durabilitas
durabilitas campuran Laston yang Campuran Beraspal Yang
menggunakan aspal Starbit E-55. Hal Menggunakan Bahan Tambah Retona,
ini menunjukkan bahwa campuran Dalam Simposium VIII FSTPT. Unsri
Laston yang menggunakan Starbit E- Palembang, 2005.
55 lebih tahan/awet terhadap infiltrasi
Page 70 JURNAL APTEK Vol. 2 No. 1 Juli 2010
Karateristik Campuran Aspal Panas
Bambang Edison, Program Studi Teknik Sipil - Politeknik Pasir Pengaraian Page 71