You are on page 1of 8

Journal of Maternal and Child Health (2016), 1(4): 242-249

https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.04.05

Phenomenology Study:Factors Associated with theChoice of


Unskilled Traditional Birth Attendants in Brebes, Central Java
Ratih Sakti Prastiwi1), Uki Retno Budihastuti2), Mahendra Wijaya3)
1)Diploma III Program of Midwifery, Health Polytechnics Harapan Bersama, Tegal
2)Department of Obstetrics and Gynecology, Dr. Moewardi Hospital, Surakarta
3)Faculty of Political and Social Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta

ABSTRACT

Background: The number of birth delivery attended by unskilled traditional birth attendant in
Brebes District, Central Java, was still high. From January to April 2016, 67 birth deliveries were
attended by unskilled traditional birth attendant. This study aimed to delve information in how
social and cultural factors influence the decision to choose traditional birth attendants in Brebes,
Central Java.
Subjects and Method: This was a qualitative study with phenomenology approach. This study
was carried out in Brebes, Central Java. The key informants of this study were midwives, who by
snowball sampling technique suggested on the traditional birth attendants and their clients (i.e.
laboring mothers) to be interviewed. The data were collected by in-depth interview, focus group
discussion, observation, and document review. The researcher did data reduction, data display, and
made decision. The data were verified by triangulation of sources technique.
Results: Some skilled traditional birth attendants actively collaborated with midwives.Today
rarely traditional birth attendants attend birth delivery, although there was a considerable number
of community members who sought their help for birth attendant. Community members regard
these traditional birth attendants as to have charisma and some supernatural power. Usually
traditional birth attendants get involved in cultural ceremonies.Sometimes community members
seek traditional birth attendants as a source of advice. In an extended family the decision to choose
birth attendant was made by the mother or grandmother of the laboring woman. In a smaller
family the decision to choose birth attendant was made by the laboring woman.
Conclusion: The decision to choose unskilled birth attendants is made by the family members of
the laboring woman, and this choice was influenced by traditional birth attendant‟s charisma.

Keywords: birth delivery, traditional birth attendant, social and cultural factors

Correspondence:
Ratih Sakti Prastiwi. Diploma III Program of Midwifery, Health Polytechnics Harapan Bersama,
Tegal.Email: ratih.sakti@ymail.com.

LATAR BELAKANG penolong yang terlatih (Titaley,


Kematian ibu masih menjadi masalah besar 2010).Kabupaten Brebes memiliki kasus
yang dihadapi di berbagai negara termasuk kematian ibu tertinggi di Jawa Tengah
Indonesia.Salah satu penyebab tingginya selama 3 taun terakhir. Tahun 2015 ter-
angka kematian ibu (AKI) dan kematian dapat kematian ibu sebanyak 52 kasus
bayi (AKB) adalah rendahnya pemanfaatan dimana 3 kasus kematian saat bersalin
persalinan dengan tenaga kesehatan.Me- dengan dukun bayi. tahun 2016, persalinan
nurut WHO setiap tahunnya sebanyak dukun di Kabupaten masih banyak
529,000 perempuan meninggal selama ditemukan. Hingga bulan April 2016
periode kehamilan dan persalinan.Hal ter- terdapat 11,143 persalinan di fasilitas kese-
sebut terjadi karena banyaknya persalinan hatan, 147 persalinan di luar fasilitas ke-
yang dilakukan dirumah tanpa dibantu oleh sehatan dengan tenaga kesehatan dan 67

242 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Prastiwi et al./ Phenomenology Study: Factors Associated with the Choice of Unskilled

dengan dukun bayi. Berdasarkan data terlatih dan masih tinggal di lokasi pene-
Dinkes Kabupaten Brebes, terdapat dukun litian sejak persalinan berlangsung hingga
bayi sebanyak 1275 orang (Dinkes Jateng, pelaksanaan penelitian.Informan terdiri
2015; Dinkes Brebes, 2016a; Dinkes Brebes, dari informan kunci, informan utama dan
2016b) informan triangulasi. Informan kunci
Pemilihan penolong persalinan yang merupakan ketua Puskesmas, Koordinator
tidak tidak terlatih dapat menimbulkan bidang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
beberapa risiko.Kurangnya keterampilan bidan desa dan dukun tidak terlatih, infor-
medis dalam mengatasi komplikasi dapat man kunci mengarahkan peneliti kepada
berakibat pada keterlambatan dalam peng- informan utama yaitu ibu bersalin dengan
ambilan keputusan, terlambat mencapai dukun tidak terlatih. Informan triangulasi
fasilitas kesehatan serta terlambat mem- dalam penelitian ini adalah keluarga
peroleh pertolongan kegawatdaruratan informan utama, kader dan tokoh
obstetrik. Kegawat daruratan obstetrik me- agama.Adapun jumlah informan didapat-
rupakan kondisi yang harus segera ditanga- kan melalui snowballing sampling.
ni, apabila terjadi keterlambatan maka Pengumpulan data dilakukan melalui
akan berakibat kepada kematian ibu dan wawancara mendalam, focus group discus-
bayi (Suryawati, 2007; Pfeiffer dan Mwai- sion (FGD) dan observasi. Peneliti meng-
popo, 2013). gunakan instrumen berupa panduan wa-
Penelitian ini dilakukan bertujuan wancara yang telah dilakukan pre-test di
untuk menggali informasi mengenai alasan wilayah Talang pada tanggal 24 Agustus
wanita di Kabupaten Brebes memilih 2016 kepada 1 bidan Puskesmas Talang dan
dukun tidak terlatih sebagai penolong 2 pasien yang menggunakan jasa dukun
persalinan dilihat dari aspek sosial budaya. selama kehamilannya. Instrumen lain yang
digunakan berupa alat perekam serta
SUBJEK DAN METODE media lainnya seperti kamera, catatan
Penelitian ini menggunakan metode kuali- lapangan hasil observasi. Perolehan data
tatif dengan pendekatan fenomenolo- penelitian kemudian dilakukan analisis
gi.Peneliti berupaya menggali informasi melalui tahapan reduksi data, penyajian
kepada informan mengenai pengalaman data dan penarikan kesimpulan.Data yang
persalinan dengan dukun tidak terlatih dan didapatkan dilakukan cross check dengan
bagaimana interaksi dengan masyarakat informan triaangulasi untuk memastikan
yang mempengaruhi pemilihan dukun data yang diberikan informan adalah benar
tidak terlatih. Penelitian dilakukan di wila- (Idrus, 2009; Miles dan Huberman, 2014).
yah Tanjung khususnya wilayah binaan
Puskesmas Kemurang Wetan, lokasi ter- HASIL
sebut dipilih peneliti karena Kemurang Dukun merupakan sosok yang familiar
Wetan merupakan wilayah yang memiliki dengan adat budaya dalam suatu masya-
persalinan paling tinggi dibandingkan rakat.Dukun bayi merupakan sosok yang
dengan wilayah lain di Kabupaten Brebes dikenal dan dipercaya masyarakat menjaga
(Murti, 2013; Sulaeman, 2015). kesehatan ibu dan bayi. Dukun di wilayah
Informan dalam penelitian ini di- Kemurang merupakan Dukun yang tidak
ambil menggunakan teknik purposive sam- terlatih, yaitu dukun yang tidak mendapat-
pling dengan kriteria perempuan yang kan atau belum lulus pelatihan persalinan
persalinannya ditolong oleh dukun tidak aman bagi bayi yang dibuktikan dalam

e-ISSN: 2549-0257 (online) 243


Journal of Maternal and Child Health (2016), 1(4): 242-249
https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.04.05

bentuk sertifikat dukun terlatih. Pelatihan laman), saya juga mengajari si “x”
dukun hanya dilakukan pada tahun 1985, (namadisamarkan) sebelum dia menjadi
dukun diajarkan bagaimana menolong bidan seperti saat ini, ngajari “y” (nama
persalinan yang aman, menjaga kebersihan disamarkan) pada saat ibunya meninggal
alat yang akan digunakan serta perawatan ya mengajarkan ke dukun lainnya juga biar
bayi. Sedangkan dukun yang saat ini aktif pintar.
belum mengikuti pelatihan. Pelatihan Kharisma dan Kepercaayan
dukun saat ini telah dihentikan dengan Selama proses kehamilan hingga masa
pertimbangan angka persalinan dengan nifas berakhir, masyarakat Brebes masih
dukun masih ditemukan dan ditakutkan memegang dan menjalankan adat budaya-
akan meningkat. nya baik dalam bentuk ritual, upacara,
“…sekarang kan gak ada pelatihan pantangan maupun anjuran nenek moyang.
dukun lagi karena nantinya akan berani Kehamilan hingga nifas dipercaya masya-
nolong sendiri” (Informan 3a) rakat sebagai periode yang rentan terhadap
Pemerintah dalam menekan angka hal supranatural.Oleh karena itu, tidak
persalinan dengan dukun maka mengada- hanya memastikan kesejahteraan ibu dan
kan program kemitraan antara dukun janin secara fisik saja namun juga perlu
dengan bidan.Dalam kemitraan tersebut menjaga diri dari gangguan roh
dukun dibina dan didampingi dalam pela- halus.Dukun di wilayah Kemurang dikenal
yanan kesehatan ibu dan anak.Pembinaan memiliki kharisma khususnya dalam hal
dukun di wilayah Kemurang dilakukan supranatural.Berbeda dengan bidan yang
setiap satu bulan sekali.Dimana dukun di- dalam memberikan pelayanan cenderung
berikan informasi mengenai perkembangan menggunakan pengetahuan ilmiah dan
kesehatan saat ini serta mengingatkan tidak mampu mengatasi jika ada per-
untuk memastikan persalinan yang bersih masalahan supranatural.Kemampuan
terutama saat melakukan pemeriksaan dukuntersebut meningkatkankepercayaan
kemajuan persalinan. masyarakat untuk mencari pertolongan
“rika melu pelatihan sebulan sekali dukun.
nang Tanjung, ya bareng karo kadere, “…cuman pas lairan terakhir mbah
bidane karo dukun liyane (jeda) ya dukunnya bilang ada di belakang trus
diomongi oo lairankeh ora olih karo dukun suruh ngundang ustad…” (Informan 2b)
kudu karo bidan trus ya pelatihane isine Kemampuandukun dalam hal supra-
pada bae karo sing rika ngarti. Rika wis natural tidak hanya dicari untuk menolong
suwe sih ya, rika ya ngajari si “x” pas persalinan saja melainkan juga untuk me-
durung dadi bidan, ngajari “y” pas ibune mimpin upacara adat dan ritual. Dalam
mati ya ngajari liayane lah ben dukun- upacara tersebut, dukun akan membacakan
dukun liyane pinter” (Informan 9a) do‟ayang diyakini dapat menjaga kesela-
Artinya: saya ikut pelatihan sebulan matan ibu dan janinnya.
sekali di Tanjung (Kecamatan), ya bareng “… mbahdukune mengke sing do’a-
dengan kader, bidan dan dukun lainnya do’a…”(Informan 1b).
(jeda) ya dikasih tahu kalau lahiran jangan Artinya: mbah dukun nanti yang
dengan dukun sebaiknya dengan bidan membacakan do‟a-do‟a (dalam upacara).
kemudian ya pelatihan yang diberikan Perilaku Tradisional
sama saja dengan yang sudah saya kuasai. Adat yang tumbuh seputar ibu hamil salah
Saya juga sudah lama sih ya (berpenga- satunya adalah „oyog‟ yaitu pijat perut

244 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Prastiwi et al./ Phenomenology Study: Factors Associated with the Choice of Unskilled

untuk membenarkan posisi janin. Pijat kan agar ditangkap oleh pemimpin
perut ini dipercaya masyarakat upacara.
akanmemudahkan ibu saat bersalin serta 4. Menggantung ari-ari didalam rumah
menurunkan rasa tidak nyaman di area selama 40 hari atau hingga plasenta hancur
perut dan punggung. Pijat perut ini dengan sendirinya. Ritual ini dipercaya
dilakukan pada usia kehamilan memasuki 4 dapat menghindarkan ibu dan bayi dari
bulan dan dihentikan saat usia kehamilan 8 gangguan roh halus.
bulan. Pijat perut ini hanya dilakukan oleh Memasangkan gelang di tangan dan
dukun saja, Oleh karena itu masih banyak kaki bayi menggunakan tali ikat tali pusat
ditemukan masyarakat mencari jasa dukun yang telah dibacakan mantra hingga usia
untuk melakukan pijat perut. bayi 40 hari.
“Mbah dukun ya di oyog…” Pembuat Keputusan
(Informan2b).“Itu pas oyog, kalo pas ada Informan merupakan keluarga besar yang
lairan nanti (dukun) diminta mampir” memiliki lebih dari kepala keluarga yang
(Informan 4b).“Mbah dukun ya di oyog… tinggal dalam satu rumah.Dalam keluarga
minimal 5-7 kalo udah besar gak boleh…. besar, pengambil keputusan lebih diberat-
Itukan masih kecil ya… saya oyog 3 kali kan kepada orang yang lebih tua.Dalam hal
pas umur 4 bulan, 5 bulan trus pas pemilihan penolong persalinan dilakukan
terakhir aku kan gak tau yah, datange pas oleh ibu informan.Berdasarkan penga-
8 bulan” (Informan 2b). laman sebelumnya yang bersalin dengan
Perilaku tradisional lain ditunjukkan dukun menjadi pendorong pengambilan
dari pantangan, anjuran dan ritual yang keputusan.
masih dilakukan oleh masyarakat.Pantang- “…wedi kan kesuwen, enyonge nretek oo
an, anjuran dan ritual tersebut didapatkan kepriben kiye laka uwong, uwis
secara turun temurun dan dipercaya men- ngundang dukun, setengah siji teka jam
jamin kesehatan ibu dan anak. Bentuk loro lair… setiap malam mau, kan
ritual yang dilakukan di masyarakat, yaitu: sudah wajibe” (Informan 3c)
1. Membaca ayat Al-Qur‟an khusus saat Artinya: takut nanti kelamaan, saya-
usia kehamilan 4 bulan. Dalam upacara ini nya sudah khawatir harus bagaimana ini
masyarakat dan keluarga membaca surat tidak ada orang, ya sudah akhirnya meng-
Yusuf dan Maryam dengan harapan anak undang dukun, setengah satu datang jam
yang dilahirkan memiliki wajah yangtam- dua sudah lahir… setiap malam mau datang
pan atau cantik. kan sudah kewajibannya sebagai dukun
2. Penentuan weton merupakan ritual yang “…biasanya ada yang rutin ada yang
dilaksanakan saat mitoni. Dalam ritual gak..kalo yang rutin tiba-tiba lahiran
tersebut, tamu undangan yang memiliki dengan dukun biasanya dari orangtua-
weton yang sama dengan arapan keluarga nya, suaminya saja tidak berani” (Infor-
akan menduduki tikar yang akan di tarik man 3a).
keluar oleh ibu hamil. Namun mayoritas dalam memilih
3. Tebus bayi merupakan ritual yang dila- tempat dan penolong persalinan dilakukan
kukan pada upacara mitoni. Ritual dila- oleh informan atau ibu hamil itu sendiri.
kukan dengan memutar kelapa yang telah Suami maupun anggota lainnya lebih
diukir wayang dari tangan satu ke tangan mengikuti apa yang diinginkan informan.
lain hingga di akhir kelapa tersebut dijatuh- Hal tersebut dilakukan karena ibu hamil
lebih memahami akan kondisi yang sedang

e-ISSN: 2549-0257 (online) 245


Journal of Maternal and Child Health (2016), 1(4): 242-249
https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.04.05

dialaminya serta tahu mana yang dirasa kalo kemana-mana repot. Kalo orang tua
paling baik untuk dirinya. juga nyaranke di dukun aja soale kalo ke
“Nek, lanange muk yo apike (jeda) rumah sakit harus ada yang
nek memang harus dibawa ke bidan ya nungguin.bolak balik” (informan 2b).
dibawa ke bidan misale iso neng ngomah Hasil penelitian secara ringkas dapat
yo neng ngomah wae” (Informan 1b) “ dilihat pada Tabel 1.
“Aku nya yang pengen sendiri”
(Informan 4b).“Saya… dirumah aja soale
Tabel 1. Temuan penelitian
Penolong Persalinan
No. Aspek Sosial Budaya
Dukun Bidan
1 Tindakan tradisional Pijat perut, upacara, ritual, Pijat perut, upacara, pantangan,
pantangan, anjuran anjuran
2 Kharisma penolong per- Supranatural, pengobatan Memiliki kompetensi dan
salinan tradisional pengetahuan
3 Kepercayaan terhadap Persalinan aman, ada Komplikasi persalinan, tidak ada
kemampuan dukun pengalaman sebelumnya pengalaman sebelumnya
4 Biaya persalinan Mampu, bukan pengguna JKN Pengguna JKN
5 Pengambil Keputusan Orang tua, Ibu bersalin Ibu bersalin
6 ANC dengan bidan Rutin Rutin

Dukun yang tidak terlatih tidak memiliki Puskesmas. Dukun dalam pelayanan kese-
bekal pengetahuan yang cukup untuk mela- hatan membantu dalam mendeteksi tanda
kukan pertolongan persalinan yang bahaya pada kehamilan dan persalinan,
aman.Selain itu, dukun juga tidak memiliki mendampingi ibu selama persalinan, me-
keterampilan kegawatdaruratan sehingga rawat bayi baru lahir serta memotivasi
berisiko keterlambatan. rujukan bila diperlukan.Dukun yang mela-
Salah satu program pemerintah da- kukan mitra saat ini telah berhenti praktek
lam meminimalisir keterlambatan perto- menolong persalinan.
longan oleh tenaga kesehatan adalah mela- Hal tersebut menjadikan ruang gerak
kukan kemitraan dengan dukun.Dukun di- dukun dalam memberikan pelayanan kese-
bina dan didampingi oleh bidan dalam hatan menjadi lebih terbatas yang
praktiknya.Adanya pembinaan yang dila- berimbaslangsung kepada kehidupan
kukan setiap satu bulan sekali membantu perekonomian dukun.Pihak Puskesmas
meningkatkan pengetahuan dukun dalam memiliki kebijakan untuk memberikan in-
hal kesehatan ibu dan anak. Dukun men- sentif kepada dukun setiap kali merujuk
dapatkan informasi yang terbaru sehingga pasiennya ke tenaga kesehatan. Hal ter-
saat dilapangan dapat secara cepat me- sebut juga dilakukan di India, Sharma et
ngambil keputusan (Dewi dan Salti, 2012; al., (2013) menyebutkan bahwa pemberian
Saputra et al., 2013; Dharmayanti et al., insentif menarik dukun untuk membawa
2014). pasiennya ke fasilitas kesehatan. Namun
Dukun sebagai sosok yang sangat sekalipun ada pemberian insentif, ter-
dekat dengan masyarakat dan mengenal kadang saat dukun merasa memerlukan
adat sangat membantu tenaga kesehatan penghasilan lebih, dukun akan nekat untuk
untuk melakukan pendekatan pada masya- menolong persalinan (Furi dan Megatsari,
rakat.Dukun yang bermitra dibuktikan 2014).
denganadanya sertifikat kemitraan dengan Kharisma dan Kepercayaan

246 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Prastiwi et al./ Phenomenology Study: Factors Associated with the Choice of Unskilled

Kepercayaan masyarakat dijelaskan oleh diterima begitu saja tanpa memper-


Lien dan Cao (2014) sebagai kondisi dari masalahkannya.Perilaku tradisional sangat
hasil interaksi antara satu pihak dengan erat kaitannya dengan supranatural.Pan-
pihak yang memiliki kemampuan dan in- tangan dan anjuran merupakan salah satu
tegritas.Oleh karena adanya pengalaman perilaku yang masih dilakukan oleh banyak
dan interaksi sebelumnya dimana harapan ibu hamil di Kemurang.Perilaku tersebut
terpenuhi serta mendapatkan sebuah ke- ada yang berbeda dengan keyakinan dalam
puasan yang akhirnya membentuk sudut ilmu medis.
pandang masyarakat dan muncul keper- Pijat perut (oyog) merupakan adat
cayaan (Kuswadani et al., 2015). yang banyak dilakukan oleh masyarakat.
Munculnya kepercayaan salah satu- Pijat perut dalam ilmu medis dilarang
nya adalah adanya kharisma dukun.Dukun karena dapat membahayakan janin dan
diyakini sebagai sosok yang memiliki keisti- ibunya terutama jika dilakukan di rumah
mewaan yang berbeda yaitu kemampuan jauh dari fasilitas kesehatan. Resiko pemi-
dalam hal supranatural. Dukun dianggap jatan perut pada ibu dapat menyebabkan
sebagai sosok yang mampu memecahkan adanya rupture uteri dan pada bayi terjadi
permasalahan yang ada di masyarakat yang lilitan tali pusat (Agus dan Horiuchi, 2012;
terkait dengan supranatural. Masyarakat Ipaet al., 2016; Sari et al., 2016).
Indonesia merupakan masyarakat yang Pembuat Keputusan
memiliki keyakinan serta konsep budaya Pemilihan tempat dan penolong persalinan
yang memiliki kaitannya dengan supra- merupakan hal yang sangat penting untuk
natural.Tingginya kepercayaan masyarakat menentukan kesehatan dan keselamatan
terhadap hal ghaib mendorong masyarakat ibu dan janin. Dalam menentukan pilihan
untuk meminta pertolongan dukun.Melalui tersebut sangat tergantung kepada siapa
do‟a atau mantra tertentu, masyarakat me- yang membuat dan mengambil keputusan
yakini dapat menjaga ibu dan bayinya dari dalam suatu keluarga. Dalam pembuatan
gangguan makhluk halus (Serilaila dan keputusan seseorang akan melihat dari
Triratnawati, 2010; Dako-Gyeke et al., berbagai sudut seperti pengetahuan yang
2013; Kasnodihardjo et al., 2013; Mayasa- dimiliki mengenai persalinan yang aman,
roh, 2013). perencanaan persalinan serta pengalaman
Menurut penelitian Bruyere (2012) yang terdahulu (Choguya, 2015, Zebua,
disebutkan bahwa konsep kehamilan dan 2015).
persalinan di suatu masyarakat sangat erat Masyarakat Jawa sangat identik
hubungannya dengan pengalaman spiri- dengan tradisi patriarki dimana pihak laki-
tual.Sehingga tidak jarang upacara tertentu laki sebagai pembuat keputusan. Namun
dilakukan untuk menjamin keselamatan dalam penelitian ini ditemukan bahwa
ibu dan bayi.Dalam upacara tersebut, orang tua lah yang mengambil keputusan.
dukun memiliki peran sebagai pemimpin Keputusan diambil berdasarkan penga-
upacara dan membacakan do‟a untuk ibu laman nenek dan ibu informan saat ber-
dan janin agar.Berbeda dengan dukun, salin dengan dukun. Orang tua atau nenek
bidan atau tenaga kesehatan tidak memiliki sebagai pengambil keputusan umumnya
peran khusus dalam ritual tersebut. ditemukan pada keluarga yang tinggal
Perilaku Tradisional dalam keluarga besar. Dalam keluarga
Perilaku tradisional merupakan perilaku besar, anggota keluarga yang lebih muda
yang terbentuk secara turun temurun yang cenderung dituntut untuk patuh terhadap

e-ISSN: 2549-0257 (online) 247


Journal of Maternal and Child Health (2016), 1(4): 242-249
https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.04.05

generasi yang lebih tua.Sejak dini dalam tions of pregnancy threats on health-
suatu keluarga akan diajarkan untuk meng- seeking behavior among pregnant
hargai orang tua baik dalam sikap, perilaku women in urban Accra, Ghana.BMC
maupun perkotaan. Hal tersebut dilakukan Pregnancy and Childbirth. 13:211
untuk menjaga kerukunan dalam Dewi Y, Salti D (2012).Hubungan tingkat
keluarga.Selain itu, nenek atau orangtua pengetahuan dan sikap dukun ber-
merupakan sosok yang dimasa mendatang anak terhadap tindakan pertolongan
akan membantu ibu hamil untuk persalinan.Jurnal Ners Indonesia,
membesarkan calon bayinya (Nikolov, 2(2): 143-150.
2015). Dharmayanti I, Kristanto Y, Hapsari D,
Akan tetapi, perempuan saat ini me- Ma‟ruf N (2014). Trend pemanfaatan
nunjukkan adanya hak untuk mengambil penolong kelahiran di Indonesia (ana-
keputusan yang menyangkut kesehatan- lisis data susenas tahun 2001, 2004
nya.Hal ini ditunjukkan dari suami dan ke- dan 2007).Buletin Penelitian Sistem
luarga menyerahkan keputusan kepada ibu Kesehatan, 17(3): 297-307.
hamil dalam memilih tempat persalinan Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes
dalam pengambilan keputusan tersebut se- (2016a). Profil Kesehatan Kabupaten
lama kehamilan, ibu hamil mendapat ber- Brebes.
bagai informasi baik dari tenaga kesehatan, _____ (2016b).Laporan Triwulan
masyarakat maupun pengalaman sebelum- DinasKabupaten Brebes.
nya. Dari informasi tersebut dijadikan lan- Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
dasan ibu hamil dalam mengambil kepu- (2015). Profil Kesehatan Jawa Tengah
tusan siapa yang akan menolong persa- Tahun 2014.
linannya keputusan (Vlemmiz et al., 2013; Furi L, Megatsari H (2014).Faktor yang
Moudi et al., 2015; Slalubanje et al., 2015). mempengaruhi ibu bersalin pada
dukun bayi dengan pendekatan who
DAFTAR PUSTAKA di desa brongkal Kecamatan Page-
Agus Y, Horiuchi S (2012).Factors influen- laran Kabupaten Malang.Jurnal
cing the use of antenatal care in rural Promkes, 2(1): 77-88.
West Sumatra, Indonesia.BMCPreg- Idrus M (2008). Metode penelitian ilmu
nancy and Childbirth.12:9. sosial; pendekatan kualitatif dan
Bruyere M (2012). Cultural brithing tradi- kuantitatif edisi kedua. Jakarta:
tions in the first nations people of Erlangga.
canada: are traditions being displace Ipa M, Prasetyo D, Kasnodihardjo (2016).
by modern medicine.International Praktik budaya perawatan dalam ke-
Journal of Childbirth Education. hamilan persalinan dan nifas pada
27(1): 39-42. etnik baduy dalam. Jurnal Kesehatan
Choguya N (2015). Review article: tradi- Reproduksi. 7(1): 25-36.
tional and skilled birth attendants in Kasnodihardjo, Kristiana L, Angkasawati
zimbabwe: a situational analysis and T(2014). Peran dukun bayi dalam me-
some policy consideration. Journal of nunjangkesehatan ibu dan
Antrhopology. anak.Media Litbangkes, 24(2): 57-66.
Dako-Gyeke P, Aikins M, Aryeetey R, Kuswandani L, Hamidi M, Asra Y (2015).
Mccough L, Andongo P (2013). The Faktor kepercayaan dan minat beli
influence of socio-cultural interpreta-

248 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Prastiwi et al./ Phenomenology Study: Factors Associated with the Choice of Unskilled

terhadap bisnis E-COMMERCE.Inov- Serilaila, Triratnawati A (2010). Menjaga


biz. 3(1): 3-15. tradisi: tingginya animo suku banjar
Lien CH, Cao Y (2014).Examining we chat bersalin kepada bidan kampung.
users‟ motivations, trust, atitudes, and Humaniora. 22: 142-153.
positive word-of-mouth: evidence Sharma B, Giri G, Christensson K, Ramani
from china. Computers in Human KV, Johansson E (2013). The transi-
Behavior. 41: 104-111. tion of childbirth practices among
Mayasaroh R (2013). Peran dukun bayi tribal women in gujarat, india – a
dalam penanganan kesehatan ibu dan grounded theory approach. BMC
anak di desa bolo kecamatan demak International Health and Human
kabupaten demak.Solidarity: Journal Rights, 13: 41.
of Education, Society and Culture. Slalubanje C, Massar K, Hamer D, Ruiter
2(1): 36-44. R(2015). Reason for home delivery
Miles M, Huberman A (2014). Analisis data and use of traditional birth attendants
kualitatif; buku sumber tentang in rural Zambia qualitative study.
metode-metode baru. Jakarta: UI- BMC Preganacy and Childbirth 15:216
Press. Sulaeman E (2015). Metode penelitian kua-
Moudi Z, Saeedi Z, Tabatabaie M (2015). litatif dan campuran dalam kesehatan
How baloch women make decisions masyarakat. Surakarta: UNS PRESS.
about risks associated with different Suryawati C (2007). Faktor sosial budaya
childbirth settings in southeast iran. dalam pratik perawatan kehamilan,
Nurs Midwifery Stud, 4(1): e24453. persalinan, dan pasca persalinan (stu-
Murti B (2013). Desain dan ukuran sampel di di kecamatan bangsri kabupaten
untuk penelitian kuantitatif dan kua- jepara).Jurnal Promosi Kesehatan
litatif di bidang kesehatan. Yogya- Indonesia, 2(1): 21-31.
karta: Gadjah Mada University Press. Vlemmiz F, Warendorf JK, Rosman AN,
Pfeiffer C dan Mwaipopo R. (2013).Deli- Kok M, Morris B, Nassar N (2013).
vering at home or in a health facility Decision aids to improve informed
Health-seeking behaviour of women decision-making in pregnancy care: a
and the role of traditional birth atten- systematic review. BJOG, 120:257-
dants in Tanzania.BMC Pregnancy 266.
and Childbirth, 13: 55. Zebua C, Lubis R, Arma A (2015). Faktor
Saputra W, Fanggidae V, Mafthuchan A yang Berhubungan dengan Keter-
(2013). Efektifitas kebijakan daerah lambatan Rujukan Ibu Berssalin ke
dalam penurunan angka kematian ibu Rumah Sakit Umum Daerah Gunung
dan bayi.Kesmas, 7(12): 531-537. Sitoli Kabupaten Nias Tahun
Sari L, Husaini, Ilmi B (2016).Kajian 2014.Gizi, Kesehatan Reproduksi dan
budaya dan makna simbolis perilaku Epidemiologi, 1(3).
ibu hamil dan ibu nifas.Jurnal Ber-
kala Kesehatan. 2(1): 27-36.

e-ISSN: 2549-0257 (online) 249

You might also like