You are on page 1of 11
Refabilitas Pasea..Mochammmad Ridvan lndiyaa, WidodoArio Kentjono) REHABILITASI PASCA LARINGEKTOMI TOTAL, Mochammad Ridwan Indiyana, Widedo Ario Kentjano Dep/SMF Ilmu Kesehatan Tetinga Hidung Tenzgorok Bedah Kepala dan Leher -Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo Surabaya PENDAHULUAN ‘Karsinoma laring adalah kegarasan pada Jaring yang dapat mengenai glotis, supraglots dan subgloiis. Tumor ini dilaporkan sebagai keganasan ke tiga erbunyak di bidang THT-KL, Sering terja pada laki-laki di atas 40 tahun. Kebanyakan Karsinoma laring 95-98% dengan has histopatologi karsinoma sel skuamose bendiferensiasi bik. Etiologi empl saat ini belum dliketahui past Faktor etilogi yang penting yaitu perokok dan peminum alkohol merupakan elompok resiko paling tinggi? Insiden karsinoma laring di Indonesia bbelum diketahui secara pati. Diperkirakan sokitar 25% dari seluruh keganasan. Di Amerika Serikat kejadian laring sekitar 12,000 asus/iahun, Menurut data statistik cari WHO (survei tahun 1961 di 35 negara), rata-rata 12 pee 100.000 penduduk meninggsl oleh Karsinoma faring: karsinoma Salah satu penatalaksanaan karsinoma loving adalah tidakan bedah berupa laringektomi total. Operasi faringektomi total dilakukan pada stadium lanjut (13, 4), respon kemoterapi dan redioterapi yang buruk, maupun karsinoma laring yang gagal dengan bedah laring konservatif, TTehnik operasi ini pertama kali berhasil dilakukan oleh Billroth pada tahun 1873 dan disempurnakan oleh Giluck dan Sorenson pada shun 1894, Dengan penanganan yang tepat dan cepat penderita ‘arsinoma aring dapat disembuhkan dan memiki prognosis cukup baik.! Dengan dilakukannya _pengangkatan loring beserta struktur yang ada disekitamya, maka penderita menjadi afonia dan bemafis melalui stoma permanen di leher, Banysk masalah yz 106 timbul mulai dari infeksi paru sampai penderita rmenarik dri dar lingkungan sosialnya karena tidak dapat bersuara dan tidak dapat membeu, Diperlukan rehabilitasi terhadap penderita pasca laringektomi total yaitu rehabiitas suara, para dan penciuman. Rehabilitasi ini dilakukan dengan hharapan kualitas hidup penderita lebih baik* Tujvan referat ini adalah untuk menjelaskan rehabilitasi pada penderita karsinoma laring pasea laringektomi total 1, Laringektomi Total Laringektomi total (LT) adalah tindakan engangkatan seluruh struktur laring mula dari batas atas (epiglotis dan os hioid) sempai batas bawah cincin trakea. Dapat dilakukan dengan tehnik diseksi lener maupumn tanpa diseksi leher. ‘Terk ini dilakukan pad karsinoma glotis yang ‘menyebabkan fiksasi, karsinoma transglotis yang besar, karsinoma glotis dengan penyebaran subgiotis lebih dari | em, tumor ganas ekstalaring, tumor ganas interaritenoid, tumor ganas yang meluas ke krikofiring, ruang epiglotis, daerah postkrikeid, atau dengan kerusakan kartilago taring.* Prosedur LT meliputi insisi apron seperti sayatan trakeotomni yang digabungkan (Gambar 1). Jika dilakukan diseksi Scher setelah laringektomi, insisi apron harus diperiuas ke lateral agar dapat ‘menjangkau Ieher. Flap kulitsubpatisma dinaikan ke atas pada level tulang hioid agar dapat menjangkau kedua otot stemokieidomastoideus, asia servikal dipisabkan di atas dan insisi dlisatukan di bagian inferior dan superior. Hal diperlukan untuk membagi dan meligasi vena jugular anterior. Outer tunnels cilakukan diseksi Samal THT - KL Vol, No.3, September - Desetaber 2016, hn diantara otot stemokleidomastoideus dan strap ‘muscle di kedua sisi untuk membebaskan isi medial Ieher. Strap muscte dipisahkan pada sekitar stoma trakeostomi (Gambar ?), dinaikkan kearah superior ddan medial untuk mendapatkan akses ke kelenjar tino, Isms tod dipisahkan (jika idak dilakukan peda saat takeosiomi) dan lobus kontralteral dlipebaskan dari perlekatannya oi trakea (Gambar 3), sementara lobus tiroid ipsilateral dibierkan. Elektrokauter digunakan dalam mengurangi perdarahan pada tabap ini. Deep tunel laving ilakukan diseksi Sepanjang fasia prevertebral Dengan membedah superior ke tingkat dari corm Gambar 2. Memisabkan strap muscle? 07-116 Gambar 3, Memisahkan lobus tioid dari wakea” Tulang hioid terlihat di paris tengah dan dipegang dengan ‘owe! clip (Gambar 4) Otot suprahioid dipisahian, tulang hioid ditingzalkan pada membran tivohioid dan serap muscle, Keka bagion tengah tulang hioid telah dirts, dipegang dengan sowel clip dan ditarik ke anterior untuk ‘mendapaikan komu lateral, Selanjuinys kornu lateral dipegang dengan klem Allis dan ditarik jauh dari nervus hipoglosus dan arteri lingual. Ligamen ddan perlckatannya dipisahkan untuk membebaskan Korn, Penting pada twhap ini untuk ‘mempertahankan tulang untuk nervus hipoglosus dan ster lingual.” Gambar 4. Talang bioid dipegang dengan towel clip dan otot suprahioiddilakukan diseksi dari tuiang dengan elektrokauter” Laring selanjutnya diputar dengan menempatkan kal di bawah lateral ala ttoid. Otot konstriktor kemudian dinsisi sepanjang perbatasan. lateral karitago tiroid, Mukosa piiformis diangkat 107 Retubifias Pasa. (Moctamema Ridwan bya, Wile Ario Keno) dari permukaan bawah ala tiroid (kecuali ada keterlivatan ipsilateral mokoss — piriformis). Manuver kan membanty ‘mempertahankan mukoss yang diperlukan untuk penutupan faring, Dinding posterior trakea ipisahkan dari esofagus bagian servikal. diseksi tumpul kearah superior akan membebaskan laring ‘sampai ke tingkat mokosa postkrikoid (Gamtar 5), Laring sampai tahap ini dalam keadaan bebas ‘kecuali periekatannya dengan mukosa faring.” ini dalam Gambar 5. Melopasksn dinding posterior trakea dan diseksi daerah postkrikoid? Langksh selmjuinya ligamen hicepiglotis diidentfikasi dengan diseksi posterior dari hioid Dengan mengikuti ligamen ini kearah posterior di ‘bowah otot lida, epiglotis dapat diidentifikasi dan ddijepit dengan Ktem Allis. mukosa diinsisi ‘memasuki valekula, Dengan menggunakan gunting don visualisasi yang cermat terhadap permukaan ‘mukosa, laring dapot diperiksa secara detail dan direseksi secarahati-hati_untuk-memastikan ‘mukosa faring yang tidak terlibat tetap dipertahankan agar mempersigpkan —tehnik enutupan.” Jenis penutupan akan sinus piriformis yang tersisa, Mukosa faring dtutup dengan jahitan terbalik (Gambar 6A), biasanya dalam beatuk T, Vertikal, atau horisontsl (Gambar 6B). Teknik Penjahitan sangat penting, dan harus dipastikan bahwa mukosa terbalik, Orot konstriktor tidak boleh menutup karena dapat menyebabkan disfagia pasea operas dan kesulitan bersuara jika setelahnya pasien dilakukan rehabilitasi dengan tehnik tracheo esophageal puncture (TEP)? Kunci sukses LT adalah memaksimalkan ualias hidup dengan meagopiimaikan fungsi «laryngeal, Beshati-hati Saat memiuat akses stoma dengan menggunakan obo stemokleidomastoideus ddan melepaskan trakea untuk mencegah traksi yang dapat meayebabkan stenosis stoma, Hal ini akan ‘memudahkan dalam proses rehabilitasisuara dengan suara esofiagus.* Perubahan Pasca Laringektomi Total Tindekan LT akan menimbulkan bermacam-macam perubahan anatomis maupan fisiologis (Gambar 7), Peubshan fsiologis seperti hilangnya suara yang mengakibatkan hilangnya emampuan berbicara, berkurangnya pembauan, sulit mengeluarkan lendir, gangguan fungsi menelan yang discbabkan Karena gengguan ‘oordinasi dan koniraksi-kontraksi oto faring atau perubahan teksnan sfingter esofagus dan hilangnya fiksasi toraks sehingga kemampuan mengejan berkurang."” 2 Yo . . Gambar 6. Penutupan faring tepi mukosa harus dijahitterbalik (A) ddan tehnik penjabitan (BY’ 108 Jur THT -KI.Vol.9, No3, September -Desember 2016, hin: 107 - ‘Surgical removal of the larynx. Pre-operative vondition Postoperative condition ne mukus, iritasi mukosa, produksi ssekret yang berlebihan, Perubahan histologi: mukosa_trakeobronkial Nant Neal ‘menjadi metaplasia skuamosa dan oped Baad inflamasikronis -menycbabkan ‘Ol cai ns perubaban mina propia dar Food ‘membean mukosa, Hal ini sering \ — h ‘menyebabkan infeksi saluran napus eset ‘bawah," Gambar 7. Perubaban anstomi dan fisiologi sebelum dan setelah LT." Adanya stoma juga menimbulkan ‘masala yaita batuk-batuk disentai keluamnya lendit ‘dan krusta, menimbulkan rasa mau atau rendah ii, berkurangnya ef Datuk, dan ‘meningkatnya bahaya aspirasi air selama mandi ‘Stoma juga membust fungsi penciuman hilang arena pasien tidak lag bernafis melalui hidung.” Selama pemafasan hidung normal, subu ambient udara yang dihirup 22° C dengan kelembapanrelai 40% yang dikondisikan dengan merubsh suhu menjadi 32” C dan kelembapan relatif 99% pada tingkat trakca schingga ‘menciptakan kondisi yang optimal untuk fungsi pembersihan mukosiliar dari takeobronkial. ‘Kendlisi udara yang sama dihinup melalui stoma ppada pasien pasea LT. Kondisi ini menychabkan fangs! imukosiliar menurun, penebalan dan pengentalan Selurah perubahan ini sangat_mempengeruhi kehidupan sosial penderita. Adanya reaksi nneyatif dari masyarakat disekitarnya sering dissakan sehingga penderita menarik dri dari ikatan sosial tertenta. Menurut penelitian sekitar 50% penderita pasca LT tidsk dapat meninggatkan rumah serta kehilangan pekerjaannya, Penderita yang kembali bekera akan mencupatian masalah ysitu perububan udara pada fempat kerja, penurunan status jabatan, dan a 3.1 Rehabilitasi suara Rehabilitasi dilakukan karena menyangkut kehidupan sosial penderita, Tela banyak kemajuan rebabititasi Rehabilitasi Pasea Laringektorni Total Suara sangat_penting sara dalam 3 dekade terakhir,diimulai pada awal tahun 1873 Billroth menciptakan laring buatan yang tidak hanya dapat menghasitkan suara namun

You might also like