You are on page 1of 9

ISSN: 1979-9292

JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611


Research of Applied Science and Education V9.i1 (67-75)

HUBUNGAN PENGOBATAN STROKE DENGAN JENIS STROKE DAN JUMLAH


JENIS OBAT
*
Isra Reslina , Dedy Almasdy, Armenia
Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Padang
*
Email: isra.pha10@gmail.com

Submitted: 23-07-2015, Reviewed: 23-07-2015, Accepted: 26-11-2015


http://dx.doi.org/10.22216/jit.2015.v9i1.29

Abstract
The purpose of this research is to see the relation of the effectiveness of the treatment of a stroke with a
kind of a stroke and those kinds of drugs on inpatients in ward nerve RSUP Dr .M .Djamil West
Sumatera.Research is observatinal descriptif analitic involving 47 patients a stroke to be hospitalised in
nerve Unit RSUP Dr .M .Djamil the last year 2011 and the period of ( data retrospective ) May - July (
data prospective ) Data analysis using the chi square to see the relationship between kind of stroke and
the number of the type of medicines with long day for inpatient , blood pressure and motor outcome. The
result showed that hemorrhagic stroke patient need for inpatient long day more long in proportion to a
stroke ischemic ( p < 0.05 ) , but there is no meaningful difference between blood pressure and motor
activity patients into two types of stroke between ( p > 0.1 ) .Patients with medicine in the amount that
many, have long day for longer compared with patients with the quantity of medicine a slight ( p < 0.05 )
.But there is no meaningful difference between the total number of drugs with blood pressure and motor
activity patients ( p > 0.1 ).
Keywords : blood pressure; long day care; motor activity; therapy stroke

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan efektifitas pengobatan stroke dengan jenis stroke
dan jumlah jenis obat pada pasien rawat inap di bangsal syaraf RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian
bersifat observatinal descriptif analitic melibatkan 47 orang pasien stroke rawat inap di bangsal syaraf
RSUP Dr. M. Djamil Padang selama tahun 2011 (data retrospektif) dan periode Mei-Juli 2012 (data
prospektif). Analisa data menggunakan uji Chi Square untuk melihat hubungan antara jenis stroke dan
jumlah jenis obat dengan lama hari rawat, outcome tekanan darah dan outcome motorik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pasien stroke hemoragik memerlukan lama hari rawat yang lebih panjang
dibandingkan stroke iskemik (p<0,05), namun tidak terdapat perbedaan bermakna antara tekanan darah
dan aktivitas motorik pasien antara ke dua jenis stroke ini (p>0,1). Pasien yang menggunakan obat
dalam jumlah yang banyak, memilki lama hari rawat yang lebih panjang dibandingkan dengan pasien
yang menggunakan jumlah obat yang sedikit (p<0,05). Namun tidak terdapat perbedaan bermakna
antara jumlah jenis obat dengan tekanan darah dan aktivitas motorik pasien (p>0,1).
Kata Kunci : aktivitas motoriknya; lama hari rawat; tekanan darah; terapy stroke

PENDAHULUAN atau pecahnya pembuluh darah (Lionel,


Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler 2008).
(pembuluh darah otak) yang ditandai dengan Setiap tahunnya, 200 dari 100.000 orang
kematian jaringan otak (infark serebral) di Eropa menderita stroke, dan
yang terjadi karena berkurangnya aliran menyebabkan kematian 275.000 – 300.000
darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya orang Amerika. Angka kejadian stroke terus
aliran darah dan oksigen ini bisa meningkat dengan tajam. Saat ini stroke
dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan menduduki urutan ketiga penyakit
KOPERTIS WILAYAH X 67
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (67-75)

mematikan di dunia setelah penyakit jantung penelitian terdiri dari 47 orang pasien.
dan kanker serta menempati urutan pertama Kriteria sampel adalah pasien stroke rawat
penyebab kematian di rumah sakit inap dengan serangan awal pada bangsal
(Ismansyah, 2009). Saat ini Indonesia syarap RSUP Dr. M. Djamil Padang yang
merupakan negara dengan jumlah penderita pulang dengan perbaikan periode Januari –
stroke terbesar di Asia, dan keempat di Desember 2011 sebagai data retrospektif
dunia setelah India, Cina dan Amerika dan periode Mei-Juni 2012 sebagai data
(Yastroki, 2012). prospektif. Variabel bebas adalah jenis
Stroke dapat mengenai semua kelompok stroke dan jumlah jenis obat. Variabel
umur dengan kecenderungan pada kelompok terikat adalah efektifitas pengobatan yang
usia lanjut. (Truslen and Bonita, 2003). meliputi lama hari rawat, tekanan darah dan
Stroke merupakan penyakit yang aktivitas motorik dari pasien stroke. Analisa
memerlukan perawatan jangka panjang, data menggunakan uji Chi Squareuntuk
sehingga untuk mendapatkan therapeutic melihat hubungan antara ke dua variabel.
outcome yang baik perlu kerjasama antara Analisa data dilakukan dengan
dokter, perawat, apoteker, pasien dan menggabungkan antara data retrospektif dan
keluarga pasien. (Junaidi, 2006). Jika tidak prospektif karena keterbatasan jumlah
ada upaya penanggulangan stroke yang lebih sampel.
baik maka jumlah penderita stroke pada
tahun 2020 diprediksikan akan meningkat 2 HASIL DAN PEMBAHASAN
kali lipat (Feigin, 2006). Karakteristis subjek yang memenuhi
Penelitian ini bertujuan melihat hubungan kriteria terdiri dari pasien perempuan
antara jenis stroke dan jumlah jenis obat sebanyak 62% dan laki-laki sebanyak 38%.
dengan efektivitas terapi pada pasien rawat Rerata usia pasien stroke adalah 58,5 +
inap di bangsal syaraf RSUP Dr. M. Djamil 14 tahun. Usia termuda adalah 18 tahun
Padang. Penelitian ini dirasa dapat memberi sedangkan usia tertua adalah 85 tahun.
masukan kepada klinisi untuk dapat memilih Kelompok usia terbanyak antara 40-49 dan
terapi yang efektif, menyeimbangkan biaya 60-69 tahun (masing-masingnya sebanyak
dan hasil terapiyang menguntungkan baik 28%). Sebagian besar pasien menderita
bagi pasien maupun health care system. stroke hemoragik (57,78). Mayoritas pasien
(30%) mendapatkan 7-9 jenis obat. (Tabel
METODOLOGI PENELITIAN 1).
Penelitian ini merupakan penelitian
observasional deskriptif analitik. Subjek

KOPERTIS WILAYAH X 68
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (67-75)

Tabel 1. Karakteristik Pasien

Dari sisi efektifitas terapi, mayoritas bermakna antara outcome tekanan darah dan
pasien (38%) dirawat selama 8-14 hari. aktivitas motorik pada ke dua jenis stroke
Sebagian besar pasien pulang dengan ini. Baik pasien yang menderita stroke
tekanan darah normal (44,7%) sebagian iskemik maupun yang menderita stroke
besar pasien (48,9%) pulang dengan hemoragik sebagian besar pulang dalam
aktivitas motorik lemah. kondisi tekanan darah normal dan kondisi
Pasien stroke hemoragik dirawat lebih motorik lemah (Tabel 2,3,4).
lama dibandingkan pasien stroke iskemik
(p<0,05). Namun tidak terdapat perbedaan

KOPERTIS WILAYAH X 69
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (67-75)

Pasien yang menggunakan obat di atas 10 obat dengan tekanan darah dan aktivitas
jenis, sebagian besar dirawat selama lebih motorik pasien (p>0,1).(Tabel 5, 6, 7).
dari 14 hari (p<0,05).. Namun tidak terdapat
perbedaan bermakna antara jumlah jenis

KOPERTIS WILAYAH X 70
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (67-75)

PEMBAHASAN drastis sehingga terjadi stroke hemoragik,


Pada penelitian ini, ada satu hal yang sebagaimana diketahui bahwa hipertensi
menarik dimana jumlah kejadian stroke merupakan faktor risiko tertinggi dari stroke
iskemik jauh lebih sedikit dibandingkan hemorrhagik. Kemungkinan lain adalah
kejadian stroke hemoragik. Hal ini berbeda banyaknya penderita stroke yang tidak
dengan pernyataan Fagan & Hess (2006) menyadari adanya faktor risiko utama yang
dan Dinata (2012), berdasarkan laporan berpotensi menyebabkan stroke seperti
American Heart Association, stroke tipe hipertensi sehingga tidak pernah diterapi dan
iskemik lebih banyak dibandingkan tipe pasien baru mengetahuinya setelah ia
hemoragik.dan angka kejadian stroke mengalami serangan stroke hemoragik.
iskemik adalah 88% dari total kejadian Aktifitas fisik yang cukup berat juga
stroke. Tingginya angka kejadian stroke memicu terjadinya stroke hemoragik.
hemoragik pada penelitian ini barangkali Karakteristik pasien menunjukkan bahwa
disebabkan oleh banyaknya pasien stroke jumlah penderita stroke dengan jenis
yang memiliki riwayat hipertensi yang tidak kelamin perempuan lebih banyak
terkontrol. Kemudian hal ini dipicu juga dibandingkan laki-laki. Hasil serupa dengan
oleh faktor stres yang berat yang penelitian ini ditunjukkan oleh penelitian
mengakibatkan lonjakan tekanan darah yang Sulistiani & Purhadi (2013) dan Carlo

KOPERTIS WILAYAH X 71
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (67-75)

(2003). Akan tetapi hal ini bertolak belakang samping yang mungkin terjadi juga akan
dengan penelitian Ali (2009) dan National lebih banyak. Reaksi-reaksi yang merugikan
Center for Health Statistic (2008), dimana ini akan menimbulkan masalah baru bagi
sampai tahun 2005 dijumpai prevalensi pasien. dengan timbulnya efek yang tidak
stroke pada laki-laki lebih banyak diinginkan ini kadangkala membutuhkan
dibandingkan perempuan. Perempuan terapi/obat tambahan untuk mengatasi
memiliki hormon estrogen yang dapat masalah tersebut. Permasalahan-
meningkatkan kadar HDL dalam darah, permasalahan yang berhubungan dengan
sehingga mencegah terjadinya obat ini sebetulnya dapat dihindari dengan
atherosklerosis akibat terbentuknya plak- pemberian obat yang tepat sesuai dengan
plak pada pembuluh darah. Sedangkan laki- kondisi klinis pasien dan tentunya tidak
laki tidak memiliki hormon yang dapat boros/berlebihan (Aronson, 2005).
meningkatkan kadar HDL darah, sehingga Penggunaan jumlah obat yang banyak ini.
lebih berisiko mengalami stroke sebagian besar terdapat pada pasien yang
dibandingkan perempuan. Namun ketika menderita stroke hemoragik. Hal ini terjadi
hormon estrogen tersebut berkurang karena pada pada stroke hemoragik perlu
produksinya atau bahkan tidak dibentuk lagi, penanganan dan perawatan yang intensif
risiko wanita terserang stroke akan lebih sehingga memakan waktu yang cukup lama
besar dibandingkan pria (Hendrix, 2006). dibandingkan pasien dengan stroke iskemik
Selain itu, penggunaan kontrasepsi juga bisa (Muttaqin, 2008). Lamanya hari rawat ini
menjadi pemicu terjadinya penyakit stroke akan memperbesar kemungkinan terjadinya
pada perempuan sebagaimana yang infeksi nosokomial seperti infeksi saluran
dinyatakan oleh Junaidi (2006) dan Brass kemih dan bronkopneumonia yang biasanya
(2000), bahwa wanita yang berumur di atas disebabkan oleh penggunaan selang kateter
35 tahun dan hipertensi sangat besar dan selang NGT (Naso Gastrik Tube).
kemungkinan terkena stroke apalagi disertai Dengan terjadinya infeksi nosokomial,
dengan penggunaan kontrasepsi oral. tentunya memerlukan penambahan obat baru
Pada penelitian ini, penggunaan obat seperti antibiotik untuk mengatasinya.
pada penderita stroke cukup banyak (>10 Selanjutnya pasien stroke hemoragik
jenis). Ini menunjukkan terdapatnya memiliki lama hari rawat yang lebih panjang
polifarmasi pada terapi stroke (Fialova et al, dibandingkan pasien stroke iskemik
2005). Penggunaan obat yang banyak ini (p<0,05). Lama rawat yang panjang pada
sangat berisiko menimbulkan interaksi pasien stroke hemoragik terjadi karena
antara satu obat dengan obat lain sekalipun pasien yang mengalami stroke hemoragik
semua pemberian obat terindikasi secara sebagian besar masuk rumah sakit dengan
klinis. Pada penelitian ini, sebagian besar kondisi kesadaran yang menurun. Keadaan
pasien berusia lanjut, dimana pada masa ini seperti ini perlu penanganan dan perawatan
terjadi penurunan fungsi ginjal dan hepar intensif terutama pada daerah pecahnya
yang menyebabkan perubahan proses pembuluh darah. Hasil penelitian ini sejalan
farmakodinamik dan farmakokinetik dari dengan penelitian Pinzon (2001) dan
obat yang digunakan sehingga lebih berisiko Herminawati (2010), dimana pada umumnya
mengalami interaksi yang merugikan (Terry, penderita stroke iskemik (sumbatan) akan
2004). Dengan banyaknya jumlah obat, efek dirawat selama kurang lebih 7-10 hari

KOPERTIS WILAYAH X 72
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (67-75)

sedangkan penderita stroke hemoragik berkomunikasi dengan orang lain (Junaidi,


beasanya dirawat lebih lama yaitu 14-21 2006)
hari. Selanjutnya pasien yang menggunakan
Mayoritas pasien baik pasien stroke obat yang banyak (>10), dirawat dalam
iskemik maupun pasien stroke hemoragik waktu yang lebih lama dibandingkan pasien
pada penelitian ini pulang dengan tekanan yang menggunakan obat dengan jumlah
darah normal. Hal ini berarti bahwa sedikit (<5) (p<0,05). Panjangnya hari
penanganan hipertensi pada pasien stroke perawatan pasien disebabkan karena
sudah baik, walaupun masih ada pasien yang kemungkinan pasien mengalami efek lain
pulang dalam kondisi hipertensi stage 1 dan dari obat seperti terjadi efek samping dan
hipertensi stage 2. Penurunan tekanan darah interaksi antara obat dengan obat (Terry,
yang drastis juga tidak direkomendasikan. 2004). Jumlah obat yang digunakan ternyata
Tekanan darah jangka panjang harus rendah tidak berpengaruh terhadap outcome klinis
namun jangan diturunkan secara akut karena yaitu tekanan darah dan kondisi motorik
ini dapat mencetuskan infark watershed sewaktu keluar dari rumah sakit. Penurunan
yaitu suatu infark yang terdapat pada daerah tekanan darah pada pasien stroke sebaiknya
yang terletak diantara arteri-ateri besar di bertahap. Pemilihan jenis dan dosis obat
serebrum. Batas penurunan tekanan darah sesuai dengan faktor risikonya sangatlah
sebanyak banyaknya sampai 20-25% dari menentukan bagaimana outcome klinis
tekanan darah arterial rerata (Patrick, 2005). pasien, dan bukan pada banyaklah jumlah
Pada penelitian ini, mayoritas pasien obat yang digunakan. Dalam hal ini, banyak
(stroke iskemik dan hemoragik) pulang faktor lain yang juga mempengaruhi
dalam kondisi motorik lemah. Namun dari outcome tekanan darah pasien seperti
data dapat kita lihat bahwa persentase pasien tingkat keparahan dan faktor risiko dari
stroke hemoragik yang pulang dengan penyakit stroke. Banyaknya jumlah obat
kondisi motorik normal lebih banyak yang diberikan juga tidak mengakibatkan
dibandingkan pasien stroke iskemik, semakin baiknya aktivitas motorik pasien
walaupun secara analisa statistik tidak ada sewaktu keluar rumah sakit,. Onset masuk
perbedaan bermakna. Menurut Ikawati rumah sakit sepertinya lebih perpengaruh
(2011), prognosis stroke hemoragik lebih dalam hal ini, begitu juga dengan tingkat
baik dibandingkan stroke iskemik dari segi kesadaran sewaktu masuk rumah sakit.
fungsi pemulihan (recovery), namun dari
segi survival prognosis stroke iskemik lebih SIMPULAN
baik dibandingkan dengan stroke Dari hasi penelitian dapat disimpulkan
hemoragik. bahwa pengobatan stroke iskemik dan
Penyakit stroke memang butuh waktu penggunaan obat dengan jumlah sedikit
penyembuhan yang relatif lama, dan lebih efektif dari sisi lama hari rawat
diperlukan perawatan jangka panjang yang dibandingkan dengan stroke hemoragik dan
lebih lagi bagi yang menderita cacat berat. penggunaan obat yang banyak (polifarmasi)
Hampir tidak ada lagi kemungkinan untuk (p<0,05). Namun tidak terdapat perbedaan
dapat kembali normal setelah terjadinya nyata antara jenis stroke dan jumlah jenis
serangan, bahkan sekalipun untuk mampu obat dengan tekanan darah dan aktivitas
motoriknya (p>0,1).

KOPERTIS WILAYAH X 73
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (67-75)

UCAPAN TERIMA KASIH Stroke Nasional bukittinggi,Padang:


Ucapan terima kasih kepada kepada Tesis Pasca Sarjana Unand.
Fakultas Farmasi Universitas Andalas, dan Feigin, V.. 2006, Stroke,Jakarta: Bhuana
RSUP Dr. M. Djamil Padang atas segala Ilmu Popular.
bantuan fasilitas yang diberikan. Fialova, D., Topinkova, E., Gambassi, G.,
Finne-Soveri, H., Jonsson, P. V.,
DAFTAR PUSTAKA 2005, Potentially Inappropriate
Ali, M., 2009, Stroke Outcome In Clinical Medication Use Among Elderly
Trial Patients Deriving From Home Care Patients in Europe,
Different Countries, Stroke; 40:35- JAMA, vol. 293, no. 11, pp. 1348-
40. 1358.
Anonim, National Center For Health Hendrix, S. L., Smoller, S. W., Johnson, K.
Statistics, 2008, Center For Disease C., Howard, B. V., & Kooperberg,
Control and Prevention. C., 2006, Effects of Conjugated
http://www.cdc.gov/mortsql.html, 5 Equine Estrogen on Stroke in the
September 2013. Women's Health Initiative,
Arronson, J. K., Meyler’s Side Effect of Circulation;113:2425-2434.
Drugs. The international Herminawati, 2013. Perbedaan lama rawat
Encyclopedia of Adverse Drug. inap antara stroke hemoragik dan
Reaction & Interaction Fithteenth stroke non hemoragik. di rsud
Edition. UK, Elsevier. tugurejo semarang.
Carlo, A. D., M. Lamassa, , M., Baldereschi, http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/i
G., Pracucci, A. M., Basile, Sex ndex.php/ilmukeperawatan/article/vi
2003, Differences in the Clinical ew/108/0, 4 Oktober 2013
Presentation, Resource Use, and 3- Ikawati, Z., 2011, Farmakoterapi Penyakit
Month Outcome of Acute Stroke in Sistem Syaraf Pusat, Jakarta: Bursa
Europe : Data From a Multicenter Ilmu.
Multinational Hospital-Based Junaidi, I., 2006, Panduan praktis
Registry. Stroke ; 34:1114-1119. pencegahan dan pengobatan stroke.
Dinata, C. A., Y., Safrita, & S., Sastri, 2013, Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populers.
Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Muttaqin, & Arif, 2008, Pengantar Asuhan
Stroke pada Pasien Rawat Inap di Keperawatan Klien dengan
Bagian Penyakit Dalam RSUD Gangguan Sistem Persyarafan,
Kabupaten Solok Selatan Periode 1 Jakarta: Salemba Medika.
Januari 2010 - 31 Juni 2012.J. Kes Patrick, & Davey, 2005, At a
And; 2(2). GlanceMedicine, Jakarta: Erlangga
Fagan, S. C., & D. C., Hess, 2008, Stroke, in Pinson, & Renaldi, 2001, Awas Stroke !!.
Dipiro (eds), Pharmacotherapy : A Pengertian, Gejala, Tindakan,
Pathofisiology Approach, Ed, 7th. Perawatan dan Pencegahan,
USA: Mc Graw Hill. Yogyakarta: C Andi Offset.
Farizal, 2011,Drug Related Problems Pada Takrouri, 2004. The Internet Journal of
Pasien Stroke di ICU Rumah Sakit Health; Intensive Care Unit. Volume
3 Number 2. Department of

KOPERTIS WILAYAH X 74
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (67-75)

Anastesia College of Medicine King


Saud University
Terrie Y.C., 2004. Understanding and
Managing Polypharmacy in the
Elderly.
http://www.pharmacytimes.com, 15
November 2013.
Truslen, T., Bonita R., 2003. Advance in
ischaemic stroke epidemiology.
Advance In neurology. Vol 92. New
York: Lipincott Williams Wilkins.
Sulistiani, D. O., & Purhadi, 2013, Analisis
Terhadap Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Laju Perbaikan
Kondisi Klinis Pasien Penderita
Stroke dengan Regresi Cox Weibull.
Jurnal Sains dan Seni Pomits Vol. 2,
No.1, (2013) 2337-3520
Yastroki, 2012, Stroke. Jakarta: PT. Bhuana
Ilmu Popular.
Yusuf, S., Sleight, P., Pogue, J., Bosch, J.,
Davies, R., & Dagenais, G., 2000,
Effects of an angiotensin-converting-
enzyme inhibitor, ramipril, on
cardiovascular events in high-risk
patients. The Heart Outcomes
Prevention Evaluation Study
Investigators. N. Engl. J. Med; 342:
145–53.

KOPERTIS WILAYAH X 75

You might also like