Professional Documents
Culture Documents
Sejarah Artikel
ABSTRACT
ABSTRAK
Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan gangguang fungsi renal yang progresif dan
irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia. Pada pasien yang menderita GGK
kemungkinan akan mendapat terapi hemodialisa. Hemodialisa merupakan suatuterapi untuk
menggantikan fungsi ginjal dengan bantuan mesin dialysis. Pada pasien Hemodialisa
mengalami ketergantungan seumur hidup mengakibatkan terjadinya perubahan
ketidakseimbangan dalam kehidupannya, perubahan itu akan menimbulkan berbagai
komplikasi yang akan membuat ketidaknyamanan, menurunnya kualitas hidup meliputi
kesehatan fisik, psikologis, spiritual, status sosial ekonomi dan dinamika keluarga.Dampak
psikologismeliputi kecemasan, stress dan depresi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui beban psikologis pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa
yang dilihat dari 3 komponen yaitu depresi, kecemasan, dan stres.
Desain penelitian ini adalah deskriptif. Pada penelitian ini populasinya adalah
seluruh pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Dr.Hardjono
Ponorogo 2017 sejumlah 224 orang. Teknik sampling penelitian menggunakan purposive
sampling. Jumlah sampel sebanyak 34 responden. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner dengan skala DASS 42. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan tabulasi data
dan analisa data.
Dari hasil penelitian ini membahas tentang beban psikologis pada pasien gagal
ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di sarankan ketempat penelitian untuk memberikan
Health Education tentang mekanisme koping pada pasien hemodialisa.
ISSN2598-1188 (Print)
ISSN2598-1196(Online)
2
terapi hemodialisa berjumlah 224 pasien berukuran besar berlumen ganda. Ini dapat
(Rekam Medik RSUD Dr. Hardjono dibuat seperti terowongan dikulit untuk
Ponorogo, 2017). mengurangi resiko infeksi. Untuk akses
jangka panjang, biasanya dibuat fistula
Hemodialisa merupakan suatu proses
arteriovena buatan pada lengan dengan
yang digunakan pada pasien dalam keadaan
menyatukan arteri radialis atau brakialis
sakit akut dan memerlukan terapi dialisis
dengan vena dengan cara side-to-side atau
jangka pendek (beberapa hari hingga
side-to-end O’Callaghan (2009). Kegiatan
beberapa minggu) atau pasien dengan
ini akan berlangsung secara terus menerus.
penyakit ginjal stadium terminal
Menurut Suhardjono (2001), Dialisis
(ESRD;end-stage renal disease) yang
diperlukan pasien gagal ginjal kronik bila
membutuhkan jangka panjang atau terapi
ditemukan keadaan seperti: gagal ginjal
permanen (Brunner & Suddarth, 2001).
akut, gagal ginjal kronik(bila laju filtrasi
Hemodialisa tidak menyembuhkan atau
glomerulus kurang dari 5ml/menit), keadaan
memulihkan penyakit ginjal dan tidak
umum buruk dan gejala klinis nyata, kalium
mampu mengimbangi hilangnya aktivitas
serum lebih dari mEq/l, ureum lebih dari
metabolik atau endokrin yang dilaksanakan
200mg/dl, Anuria berkepanjangan lebih dari
ginjal.
5 menit, sindrom uremia(mual, muntah,
Pasien yang menjalani hemodialisa anoreksia, neuropati yang memburuk).
seumur hidupnya (biasanya tiga kali
Pada pasien Hemodialisa mengalami
seminggu selama paling sedikit 3 atau 4 jam
ketergantungan seumur hidup
per kali terapi) atau sampai medapat ginjal
mengakibatkan terjadinya perubahan
baru melalui operasi pencangkokan yang
ketidakseimbangan dalam kehidupannya.
berhasil (Brunner & Suddarth, 2001). Proses
Farida A(2010) dalam Novitasari(2015)
pada terapi hemodialisa, darah dikeluarkan
menyatakan perubahan dalam kehidupan
dari tubuh dipompa memasuki mesin
pasien yang mejalani hemodialisa akan
dimana toksin dibuang melalui sebuah
menimbulkan berbagai komplikasi yang
penyaring, dan kemudian dimasukan
akan membuat pasien merasakan
kembali ke tubuh pasien. Hemodialisa
ketidaknyamanan, menurunnya kualitas
idealnya membutuhkan dua titik akses
hidup meliputi kesehatan fisik, psikologis,
sirkulasi, satu untuk mengeluarkan darah
spiritual, status sosial ekonomi dan dinamika
dan satu untuk mengembalikkannya dari
keluarga. Dampak psikologis dari
mesin dialisis. Untuk jangka pendek, hal ini
hemodialisis sangat kompleks dan akan
dapat dicapai dengan kateter vena sentral
4
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Respon Stres Hal ini sesuai dengan teori yang dikatakan
Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani bahwa menurut peneliti di Amerika jenis
Hemodialisa di RSUD dr.Hardjono Ponrogo kelamin perempuan termasuk kedalam
pada tanggal 26-30 Juli 2018 delapan faktor resiko terjadinya PGK
(Sahabt Ginjal, 2009) dalam Ardila(2014).
Variabel Kategori Frekuensi %
Menurut peneliti perempuan lebih
Respon Normal 10 29,41
mengalami stress karena seorang perempuan
Stres Ringan 19 55,88
akan merasa khawatir akan
Sedang 5 14,71
tanggungjawabnya sebagai Ibu dan sebagai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Ibu rumah tangga untuk anak dan suaminya.
pasien dengan umur 42-50 tahun didapatkan
Hasil menunjukkan bahwa pasien
sebanyak 8 responden (23,53%) mengalami
hemodialisa dengan pendidikan terakhirnya
tingkat stres ringan. Menurut Bare &
SD sebanyak 8 responden (23,53%)
Smeltzer (2002) dalam Ardila(2014)
mengalami tingkat stress ringan.
mengatakan bahwa bertambahnya usia
Suryarinilsih (2010) dalam mengatakan
seseorang akan mempengaruhi perubahan
didalam penelitiannya bahwa tingkat
pada fungsi renal. Pada usia setelah 40 tahun
pendidikan mempengaruhi perilaku
akan terjadi penurunan laju filtrasi
seseorang dalam mencari perawatan atau
glomerulus secara progresif hingga usia 70
pengobatan serta terapi untuk mengatasi
tahun, kurang lebih 50% dari normalnya.
penyakit yang dideritanya, semakin tinggi
Menurut peneliti pasien di usia 42-50
pendidikan seseorang maka semakin tinggi
dimana rentang terhadap stres pada diri
pula kesadaran untuk mencari pengobatan
seseorang tersebut akan merasakan perasaan
untuk mengatasi penyakitnya. Akan tetapi
putus asa, depresi, rasa khawatir akan
hal tersebut tidak sesuai dengan hasil
dirinya dan kesehatannya sehingga memicu
penelitian ini karena sebagian responden HD
terjadinya stress.
memiliki tingkat pendidikan SD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pasien perempuan didapatkan sebanyak 11
pasien yang bekerja sebagai Tani sebanyak 7
responden (32,35%) yang mengalami
responden (20,59%) mengalami tingkat
tingkat stress ringan. Penelitian ini sejalan
stress ringan. Berdasarkan teori Brunner &
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Suddart, 2002 dalam Rahayu(2018) Pasien
Yuliaw(2009) dalam bahwa perempuan
hemodialisa mempunyai keterbatasan peran
lebih banyak menderita penyakit ginjal
dalam kehidupannya di keluarga dan
kronik, sedangkan laki-laki lebih rendah.
dimasyarakat. Terapi hemodialisa akan
7
pasien yang sudah lama menjalani dari gagal ginjal kronik terhadap kesehatan
hemodialisa, pasien tersebut akan cenderung pasien lebih sedikit.
tingkat stres ringan atau sedang karena KESIMPULAN
lamanya dia menjalani HD pasien tersebut
Respon Stres Pasien Gagal Ginjal
mampu beradaptasi akan dirinya terhadap
Kronik yang Menjalani Hemodialisa di
alat dialisis dan juga dia akan lebih mudah
RSUD dr.Hardjono Ponorogo didapatkan
dalam mengatur keterbatasan fisik pasien
bahwa dari 34 responden, terdapat sebagian
tersebut di dalam kesehariannya.
besar 19 responden (55,88%) mengalami
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
stres ringan,hampir setengahnya 10
pasien yang frekuensi hemodialisis
responden (29,41%) mengalami stres
seminggu 1 kali sebanyak 11 responden
normal, dan sebagian kecil 5 responden
(32,35%) mengalami tingkat stress ringan.
(14,71%) mengalami stres sedang.
Berdasarkan teori Frekuensi HD tergantung
DAFTAR PUSTAKA
dengan tingkat kerusakan fungsi ginjal
pasien, idealnya HD dilakukan 2-3 kali Ai,Kholifah. 2013. Gambaran tingkat stress
perminggu dengan durasi 4-5 jam per sesi pada anak usia sekolah
HD, namun ada sebagian pasien hanya menghadapi menstruasi pertama
menjalani HD satu kali dalam seminggu, hal (menarche) disekolah dasar
ini dilakukan karena pertimbangan ekonomi negeri gegerkalong girang 2.
dan jarak rumah sakit yang jauh. Jumlah Universitas Pendidikan Indonesia
frekuensi HD dimaksudkan agar pasien
Alimul, Hidayat Aziz. 2007. Metode
tidak mengalami uremia dan gangguan
penelitian kebidanan dan teknik
kelebihan cairan serta komplikasi yang
analisis data. Jakarta; Salemba
disebabkan oleh kerusakan ginjal, semakin
Medika
sering frekuensi HD diharapkan semakin
bagus kualitas hidup pasien (Ibrahim,2012) American Psychological Association. 2010.
dalam Rahayu, 2018 Menurut peneliti Managing your stress in tough
pasien dengan frekuensi HD kurang dari 2 economic times.
kali perminggu mengalami stress ringan, http://www.apa.org/helpcenter/ec
dikarenakan pasien dengan frekuensi HD onomic-stress.aspx. Diakses: 30
tidak sering biasanya kondisi kesehatanya April 2018
masih bagus karena fungsi ginjalnya masih
Argiyati, Hafsah Budi. 2015. Peran
ada walaupun terbatas sehingga komplikasi
dukungan keluarga terhadap
9