You are on page 1of 11

JURNAL ILMIAH MAHASISWA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO


HEALTH SCIENCES JOURNAL
Url : http://studentjournal.umpo.ac.id/

RESPON STRES PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI


HEMODIALISA
Di Ruang Hemodialisa RSUD Dr.Hardjono Ponorogo

Riski Rahayu H, Siti Munawaroh, Sugeng Mashudi

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo


Email : putririska716@gmail.com

Sejarah Artikel

Diterima :Februari 2019Disetujui :Maret 2019Dipublikasikan :April 2019

ABSTRACT

Chronic renal failure (CRF) is a progressive and irreversible disorder of renal


function in which the body's ability fails to maintain metabolism and fluid and electrolyte
balance, causing uremia. Patients suffering from CRF are likely to get hemodialysis therapy.
Hemodialysis is a therapy to replace kidney function with the help of dialysis machines. In
Hemodialysis patients experiencing life-long dependence results in changes in imbalances in
their lives, these changes will cause various complications that will make discomfort,
decreased quality of life including physical health, psychological, spiritual, socioeconomic
status and family dynamics. Psychological impacts include anxiety, stress and depression.
The purpose of this study was to determine the psychological burden on patients with chronic
renal failure undergoing hemodialysis seen from 3 components, namely depression, anxiety,
and stress.
The design of this research is descriptive. In this study the population is all patients
with chronic renal failure undergoing hemodialysis in Dr.Hardjono Ponorogo 2017 General
Hospital in the amount of 224 people. The research sampling technique uses purposive
sampling. The number of samples was 34 respondents. Data collection using a questionnaire
with a DASS 42 scale. After the data is collected then data tabulation and data analysis are
carried out.
The results obtained for depression variables obtained from 34 respondents, there
were 5 respondents (14.71%) experienced normal depression, 21 respondents (61.76%)
experienced mild depression, and 1 respondent had severe depression. Anxiety variable
showed that out of 34 respondents, there were 4 respondents (11.76%) experienced normal
anxiety, 7 respondents (20.59%) experienced mild anxiety, 13 respondents (38.24%)
experienced moderate anxiety, and 10 respondents (29 41% experienced severe anxiety.
Stress variables found that from 34 respondents, there were 10 respondents (29.41%)
experienced normal stress, 19 respondents (55.88%) experienced mild stress, and 5
respondents (14.71%) experienced moderate stress.
From the results of this study discuss the psychological burden on patients with
chronic renal failure undergoing hemodialysis suggested to the study site to provide Health
Education about coping mechanisms in hemodialysis patients.
Keywords: Chronic Kidney Failure, Stress Response, Hemodialysis
1

ABSTRAK

Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan gangguang fungsi renal yang progresif dan
irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia. Pada pasien yang menderita GGK
kemungkinan akan mendapat terapi hemodialisa. Hemodialisa merupakan suatuterapi untuk
menggantikan fungsi ginjal dengan bantuan mesin dialysis. Pada pasien Hemodialisa
mengalami ketergantungan seumur hidup mengakibatkan terjadinya perubahan
ketidakseimbangan dalam kehidupannya, perubahan itu akan menimbulkan berbagai
komplikasi yang akan membuat ketidaknyamanan, menurunnya kualitas hidup meliputi
kesehatan fisik, psikologis, spiritual, status sosial ekonomi dan dinamika keluarga.Dampak
psikologismeliputi kecemasan, stress dan depresi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui beban psikologis pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa
yang dilihat dari 3 komponen yaitu depresi, kecemasan, dan stres.

Desain penelitian ini adalah deskriptif. Pada penelitian ini populasinya adalah
seluruh pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Dr.Hardjono
Ponorogo 2017 sejumlah 224 orang. Teknik sampling penelitian menggunakan purposive
sampling. Jumlah sampel sebanyak 34 responden. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner dengan skala DASS 42. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan tabulasi data
dan analisa data.

Hasil penelitian didapatkan respon stres didapatkan bahwa dari 34 responden,


terdapat 10 responden (29,41%) mengalami stres normal, 19 responden (55,88%) mengalami
stres ringan, dan 5 responden (14,71%) mengalami stres sedang.

Dari hasil penelitian ini membahas tentang beban psikologis pada pasien gagal
ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di sarankan ketempat penelitian untuk memberikan
Health Education tentang mekanisme koping pada pasien hemodialisa.

Kata Kunci: Gagal Ginjal Kronis, Respon stres, Hemodialisa

© 2019 Universitas Muhammadiyah Ponorogo, All Rights reserved

ISSN2598-1188 (Print)
ISSN2598-1196(Online)
2

Health Sciences Journal(vol 3)(No 1)(April 2019)

PENDAHULUAN (2007) bahwa stres diawali dengan adanya


ketidakseimbangan antara tuntutan dan
Gagal ginjal kronik atau penyakit
sumber daya yang dimiliki individu.
renal tahap akhir (ESRD) merupakan
Semakin tinggi kesenjangan terjadi semakin
gangguang fungsi renal yang progresif dan
tinggi pula tingkat stres yang dialami
irreversible dimana kemampuan tubuh gagal
individu (Cecilia, 2011).
untuk mempertahankan metabolisme dan
Berdasarkan data World Heaalth
keseimbangan cairan dan elektrolit,
Organization (WHO) 2013 secara global
menyebabkan uremia (retensi urea dan
lebih dari 500 juta orang yang menderita
sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner
penyakit gagal ginjal dan sekitar 1,5 juta
& Suddarth, 2011 dalam Hardiyanti, 2016).
orang yang menjalani hidupnya harus
Pada pasien yang menderita gagal ginjal
bergantung pada mesin cuci darah
kronik kemungkinan akan dihadapkan oleh
(Hemodialisa). Menurut data dari
pilihan terapi salah satunya yaitu terapi
Indonesian Renal Registry(2014) di
hemodialisa. Hemodialisa merupakan suatu
Indonesia pasien yang baru menjalani
bentuk terapi untuk menggantikan fungsi
hemodialisa sebanyak 17.193 pasien dan
ginjal dengan bantuan mesin dialisis.
yang aktif menjalani hemodialisa sejumlah
Keadaan ketergantungan pada mesin dialisis
11.689 pasien. Berdasarkan jumlah pasien
seumur hidupnya serta penyesuaian diri
baru dan lama tercatat adanya peningkatan
terhadap kondisi sakit mengakibatkan
pasien yang menjalani hemodialisa sebanyak
terjadinya perubahan dalam kehidupan
5504 pasien. Indonesian Renal Registry
klien. Perubahan dalam kehidupan,
(2014) di Jawa Timur pasien yang baru
penurunan seksual serta perubahan gaya
menjalani hemodialisa pada tahun 2014
hidup(perubahan tingkat aktivitas, nafsu
adalah 3.621 dan pasien yang masih aktif
makan, pikiran tentang kematian) yang
menjalani hemodialisa sebanyak 2.787
dapat menyebabkan kecemasan dan depresi
orang. Pasien penderita penyakit gagal
pada pasien (Kohli, Barta, & Aggrawal,
ginjal kronik selama 1 tahun di RSUD Dr.
2011) dalam Manangin, 2017. Selain itu
Hardjono yang mengunjungi ruang
juga dapat terjadi Perubahan dalam
hemodialisa berjumlah 17.380 pasien.
kehidupan, yang dapat memicu terjadinya
Sedangkan jumlah pasien yang melakukan
stres. Hal ini sesuai dengan pendapat Yosep
3

terapi hemodialisa berjumlah 224 pasien berukuran besar berlumen ganda. Ini dapat
(Rekam Medik RSUD Dr. Hardjono dibuat seperti terowongan dikulit untuk
Ponorogo, 2017). mengurangi resiko infeksi. Untuk akses
jangka panjang, biasanya dibuat fistula
Hemodialisa merupakan suatu proses
arteriovena buatan pada lengan dengan
yang digunakan pada pasien dalam keadaan
menyatukan arteri radialis atau brakialis
sakit akut dan memerlukan terapi dialisis
dengan vena dengan cara side-to-side atau
jangka pendek (beberapa hari hingga
side-to-end O’Callaghan (2009). Kegiatan
beberapa minggu) atau pasien dengan
ini akan berlangsung secara terus menerus.
penyakit ginjal stadium terminal
Menurut Suhardjono (2001), Dialisis
(ESRD;end-stage renal disease) yang
diperlukan pasien gagal ginjal kronik bila
membutuhkan jangka panjang atau terapi
ditemukan keadaan seperti: gagal ginjal
permanen (Brunner & Suddarth, 2001).
akut, gagal ginjal kronik(bila laju filtrasi
Hemodialisa tidak menyembuhkan atau
glomerulus kurang dari 5ml/menit), keadaan
memulihkan penyakit ginjal dan tidak
umum buruk dan gejala klinis nyata, kalium
mampu mengimbangi hilangnya aktivitas
serum lebih dari mEq/l, ureum lebih dari
metabolik atau endokrin yang dilaksanakan
200mg/dl, Anuria berkepanjangan lebih dari
ginjal.
5 menit, sindrom uremia(mual, muntah,
Pasien yang menjalani hemodialisa anoreksia, neuropati yang memburuk).
seumur hidupnya (biasanya tiga kali
Pada pasien Hemodialisa mengalami
seminggu selama paling sedikit 3 atau 4 jam
ketergantungan seumur hidup
per kali terapi) atau sampai medapat ginjal
mengakibatkan terjadinya perubahan
baru melalui operasi pencangkokan yang
ketidakseimbangan dalam kehidupannya.
berhasil (Brunner & Suddarth, 2001). Proses
Farida A(2010) dalam Novitasari(2015)
pada terapi hemodialisa, darah dikeluarkan
menyatakan perubahan dalam kehidupan
dari tubuh dipompa memasuki mesin
pasien yang mejalani hemodialisa akan
dimana toksin dibuang melalui sebuah
menimbulkan berbagai komplikasi yang
penyaring, dan kemudian dimasukan
akan membuat pasien merasakan
kembali ke tubuh pasien. Hemodialisa
ketidaknyamanan, menurunnya kualitas
idealnya membutuhkan dua titik akses
hidup meliputi kesehatan fisik, psikologis,
sirkulasi, satu untuk mengeluarkan darah
spiritual, status sosial ekonomi dan dinamika
dan satu untuk mengembalikkannya dari
keluarga. Dampak psikologis dari
mesin dialisis. Untuk jangka pendek, hal ini
hemodialisis sangat kompleks dan akan
dapat dicapai dengan kateter vena sentral
4

mempengaruhi kesehatan fisik, sosial Suryaningsih(2013).Klien juga dapat


maupun spiritual. Dampak psikologis yang mengalami kecemasan, tidak berdaya, putus
ditimbulkan meliputi kecemasan, stres dan asa, bosan dan harga diri rendah situasional
depresi (Armiyati, 2008). Kecemasan serta gangguan citra tubuh (Black, 2005
merupakan reaksi umum terhadap suatu dalam Argiyati, 2015). Semakin tinggi
penyakit yang diderita. Kecemasan ditandai ketidakseimbangan terjadi maka semakin
dengan tidak dapat tidur, perasaan tidak tinggi pula tingkat stress yang dialami
tenang dan khawatir memikirkan individu tersebut.Stres secara tidak langsung
penyakitnya, kecemasan yang terjadi terus dapat mempengaruhi kesakitan dengan cara
menerus akan menyebabkan stres yang merubah pola perilaku individu. Adanya
mengganggu pada aktivitas sehari-hari keadaan stress akan memperburuk kondisi
pasien tersebut Lamusa (2015). Pasien kesehatan penderita.
hemodialisa akan mengeluh masalah yang
Stres pada pasien hemodialisa berasal
muncul setelah melakukan hemodialisa
dari keterbatasan aktivitas fisik perubahan
seperti kesulitan dalam mempertahankan
konsep diri, status ekonomi keluarga, dan
pekerjaan, perkawinan dan keuangan.
tingkat ketergantungan (Shafipour, 2010
Masalah tersebut akan membebani pasien
dalam Cecilia, 2011).Perilaku yang sering
dan pasien akan berusaha keras dalam
terjadi pada pasien yang menjalani
mengatasi masalah yang dialaminya. Namun
hemodialisa adalah ketidakpatuhan terhadap
jika masalah tersebut belum teratasi juga
modifikasi diet, pengobatan, uji diagnostik,
pasien akan mengalami masalah psikologis
dan pembatasan asupan cairan (Baradero,
yaitu depresi Sahara(2016) . Depresi
Dayrit, & Siswadi, 2009 dalam Sandra, dkk,
merupakan reaksi psikologis disebabkan
2012).Dampak stres lainnya pada pasien
karena rasa putus asa terhadap penyakit
yang menjalani hemodialisa yaitu dapat
kronis yang tidak segera sembuh. Pada
memperburuk kesehatan pasien dan
pasien penyakit ginjal kronik terjadi
menurunkan kualitas hidupnya seperti
perubahan dalam kehidupannya dengan
keterbatasan untuk aktivitas berat, nyeri
ditandai perasaan sedih, tidak berguna,
otot, kram, gangguan pembatasan cairan,
bersalah, dan putus asa. Dan diikuti oleh
gangguan kemampuan bekerja,
perubahan anara lain adanya gangguan tidur,
ketergantungan medis, dan gangguan
nafsu makan, dan libido. Depresi dapat
kehidupan seksual Sufiana(2015).
dipengaruhi berbagai faktor, antara lain
penurunan fungsi organ tubuh, kehilangan
sumber nafkah, perubahan gaya hidup
5

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

Desain penelitian ini menggunakan Tabel 1. Karakteristik Responden


desain deskriptif yaitupenelitian yang
Karakteristik Kategori Frek %
berusaha mendiskripsikan suatu gejala
Responden
peristiwa kejadian yang terjadi sekarang
Usia 26-33 1 2,94
(Noor,2011). Pada penelitian ini bertujuan
34-41 5 14,71
untuk mengetahui respon stres pasien gagal
42-50 14 41,17
ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di
51-58 9 26,47
RSUD dr. Hardjono Ponorogo. Variabel
59-65 5 14,71
dalam penelitian ini adalah respon stress
Jenis Laki-laki 16 47,06
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
Kelamin Perempuan 18 52,94
hemodialisa di RSUD dr.Hardjono
Pendidikan SD 19 55,88
Ponorogo.Populasi pada penelitian ini
SLTP 8 23,53
adalah Seluruh pasien gagal ginjal kronik
SLTA 5 14,71
yang menjalani hemodialisa di RSUD dr.
PT 2 5,88
Hardjono Ponorogo dengan jumlah 224
Pekerjaan Buruh 6 17,65
orang. Pada penelitian ini sampel yang
Wiraswasta 14 41,18
digunakan adalah Sebagian pasien gagal
Tani 10 29,41
ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di
IRT 4 11,76
RSUD dr. Hardjono Ponrogo dengan jumlah
Penghasilan ≤ 31 91,18
responden 34 orang. Peneliti menggunakan
Rp1.500.000,- 3 8,82
Tehnik Purposive Sampling. Besar sampel
>
pada penelitian ini berjumlah 34 orang.
Rp1.500.000,-
Status Menikah 33 97,06
Belum 1 2,94
Menikah
Lama HD <12 bulan 20 58,82
≥12bulan 14 41,18
Frekuensi HD 1 21 61,76
2 13 38,24
6

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Respon Stres Hal ini sesuai dengan teori yang dikatakan
Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani bahwa menurut peneliti di Amerika jenis
Hemodialisa di RSUD dr.Hardjono Ponrogo kelamin perempuan termasuk kedalam
pada tanggal 26-30 Juli 2018 delapan faktor resiko terjadinya PGK
(Sahabt Ginjal, 2009) dalam Ardila(2014).
Variabel Kategori Frekuensi %
Menurut peneliti perempuan lebih
Respon Normal 10 29,41
mengalami stress karena seorang perempuan
Stres Ringan 19 55,88
akan merasa khawatir akan
Sedang 5 14,71
tanggungjawabnya sebagai Ibu dan sebagai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Ibu rumah tangga untuk anak dan suaminya.
pasien dengan umur 42-50 tahun didapatkan
Hasil menunjukkan bahwa pasien
sebanyak 8 responden (23,53%) mengalami
hemodialisa dengan pendidikan terakhirnya
tingkat stres ringan. Menurut Bare &
SD sebanyak 8 responden (23,53%)
Smeltzer (2002) dalam Ardila(2014)
mengalami tingkat stress ringan.
mengatakan bahwa bertambahnya usia
Suryarinilsih (2010) dalam mengatakan
seseorang akan mempengaruhi perubahan
didalam penelitiannya bahwa tingkat
pada fungsi renal. Pada usia setelah 40 tahun
pendidikan mempengaruhi perilaku
akan terjadi penurunan laju filtrasi
seseorang dalam mencari perawatan atau
glomerulus secara progresif hingga usia 70
pengobatan serta terapi untuk mengatasi
tahun, kurang lebih 50% dari normalnya.
penyakit yang dideritanya, semakin tinggi
Menurut peneliti pasien di usia 42-50
pendidikan seseorang maka semakin tinggi
dimana rentang terhadap stres pada diri
pula kesadaran untuk mencari pengobatan
seseorang tersebut akan merasakan perasaan
untuk mengatasi penyakitnya. Akan tetapi
putus asa, depresi, rasa khawatir akan
hal tersebut tidak sesuai dengan hasil
dirinya dan kesehatannya sehingga memicu
penelitian ini karena sebagian responden HD
terjadinya stress.
memiliki tingkat pendidikan SD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pasien perempuan didapatkan sebanyak 11
pasien yang bekerja sebagai Tani sebanyak 7
responden (32,35%) yang mengalami
responden (20,59%) mengalami tingkat
tingkat stress ringan. Penelitian ini sejalan
stress ringan. Berdasarkan teori Brunner &
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Suddart, 2002 dalam Rahayu(2018) Pasien
Yuliaw(2009) dalam bahwa perempuan
hemodialisa mempunyai keterbatasan peran
lebih banyak menderita penyakit ginjal
dalam kehidupannya di keluarga dan
kronik, sedangkan laki-laki lebih rendah.
dimasyarakat. Terapi hemodialisa akan
7

mengurangi waktu aktivitas pasien, sehingga Hasil penelitian menunjukkan pasien


dapat menimbulkan konflik pada diri pasien yang sudah menikah sebanyak 8 responden
atau atau peran pasien dalam sosial (52,94%) mengalami tingkat stress ringan.
berkurang. Didapatkan sebagian besar Hal ini sesuai dengan Vierdelina (2008)
pasien mengeluh kegiatan rutin hemodialisa dalam Nasrani (2015) bahwa status
mengganggu pekerjaan dan aktivitasnya pernikahan berhubungan dengan kejadian
sehari-hari. Menurut peneliti bahwa stress, dimana hubungan pernikahan yang
kemampuan bersosialisasi dirasakan berat harmonis membantu seseorang untuk
oleh pasien yang menjalani terapi mencegah atau mengurangi stress karena
hemodialisa, dipengaruhi oleh aspek keterlibatan salah satu pasangan atau
keterbatasan meliputi kapasitas fisik, yang keluarga dalam memberikan dukungan
dapat mengganggu pekerjaan dan aktivitas tinggi, sehingga efek negatif dari pekerjaan
pasien di masyarakat. dapat ditolerir. Menurut peneliti dengan
status menikah pasanganya bisa mendukung
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pasien dengan memotivasi atau selalu ada
pasien yang berpenghasilan ≤ Rp 1.500.000
disamping pasien hal tersebut mampu
sebanyak 17 responden (50,00%)
menurunkan tingkat stress pasien
mengalami tingkat stress ringan. Hal ini
hemodialisis tersebut.
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
oleh Mardyaningsih (2014) dalam Hagita
pasien hemodialisa yang lama (≥12 bulan)
2015 yang menyebutkan bahwa kebutuhan
sebanyak 15 responden (44,12%)
ekonomi semakin bertambah akibat dari
mengalami tingkat stress ringan. Dengan
kehilangan pekerjaan yang membuat pasien
lamanya terapi, dan dilakukan rutin setiap
berpikir 2 kali lipat untuk mendapatkan uang
minggunya mengakibatkan peran pasien
yang akan digunakan untuk memenuhi
dalam kehidupan sehari-harinya terganggu
kebutuhan hemodialisis dan sehari-hari.
sehingga masalah dalam peran yang dia
Menurut peneliti pekerja sebagai tani
punya menjadi menumpuk. Menumpuknya
memiliki penghasilan yang tidak menentu.
masalah tersebut menyebabkan pasien
Sehingga seorang petani juga akan
mengalami stres. Stres adala perasaan sedih
mengalami stress dikarenakan biaya untuk
yang dialami oleh semua orang dan dapat
melakukan hemodialisis ± Rp 800.000 dan
mempengaruhi aktivitas, pola makan, tidur,
frekuensi yang berbeda-beda yaitu 1 kali
konsentrasi dan bahkan mempunyai gagasan
bahkan 2 kali tiap minggunya.
untuk bunuh diri (Struart dan Gail.W, 2016)
dalam Rahayu(2018). Menurut peneliti
8

pasien yang sudah lama menjalani dari gagal ginjal kronik terhadap kesehatan
hemodialisa, pasien tersebut akan cenderung pasien lebih sedikit.
tingkat stres ringan atau sedang karena KESIMPULAN
lamanya dia menjalani HD pasien tersebut
Respon Stres Pasien Gagal Ginjal
mampu beradaptasi akan dirinya terhadap
Kronik yang Menjalani Hemodialisa di
alat dialisis dan juga dia akan lebih mudah
RSUD dr.Hardjono Ponorogo didapatkan
dalam mengatur keterbatasan fisik pasien
bahwa dari 34 responden, terdapat sebagian
tersebut di dalam kesehariannya.
besar 19 responden (55,88%) mengalami
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
stres ringan,hampir setengahnya 10
pasien yang frekuensi hemodialisis
responden (29,41%) mengalami stres
seminggu 1 kali sebanyak 11 responden
normal, dan sebagian kecil 5 responden
(32,35%) mengalami tingkat stress ringan.
(14,71%) mengalami stres sedang.
Berdasarkan teori Frekuensi HD tergantung
DAFTAR PUSTAKA
dengan tingkat kerusakan fungsi ginjal
pasien, idealnya HD dilakukan 2-3 kali Ai,Kholifah. 2013. Gambaran tingkat stress
perminggu dengan durasi 4-5 jam per sesi pada anak usia sekolah
HD, namun ada sebagian pasien hanya menghadapi menstruasi pertama
menjalani HD satu kali dalam seminggu, hal (menarche) disekolah dasar
ini dilakukan karena pertimbangan ekonomi negeri gegerkalong girang 2.
dan jarak rumah sakit yang jauh. Jumlah Universitas Pendidikan Indonesia
frekuensi HD dimaksudkan agar pasien
Alimul, Hidayat Aziz. 2007. Metode
tidak mengalami uremia dan gangguan
penelitian kebidanan dan teknik
kelebihan cairan serta komplikasi yang
analisis data. Jakarta; Salemba
disebabkan oleh kerusakan ginjal, semakin
Medika
sering frekuensi HD diharapkan semakin
bagus kualitas hidup pasien (Ibrahim,2012) American Psychological Association. 2010.
dalam Rahayu, 2018 Menurut peneliti Managing your stress in tough
pasien dengan frekuensi HD kurang dari 2 economic times.
kali perminggu mengalami stress ringan, http://www.apa.org/helpcenter/ec
dikarenakan pasien dengan frekuensi HD onomic-stress.aspx. Diakses: 30
tidak sering biasanya kondisi kesehatanya April 2018
masih bagus karena fungsi ginjalnya masih
Argiyati, Hafsah Budi. 2015. Peran
ada walaupun terbatas sehingga komplikasi
dukungan keluarga terhadap
9

manajemen stress pada pasien Manangin, Yunita Restiasa, 2017.


gagal ginjal di Yogyakarta. Gambaran tingkat stress dan
Forum Penelitian mekanisme koping pada keluarga
pasien dengan gagal ginjal
Armiyati Y, Rahayu DA. Faktor yang
kronik di RS PKU
berkorelasi terhadap mekanisme
Muhammadiyah Gamping
koping pasien CKD yang
Yogyakarta. Forum Penelitian.
mnjalani Hemodialisis di RSUD
Kota Semarang. J. Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi
Muhammadiyah Semarang 2010. penelitian: skripsi, tesis,
disertasi, dan karya tulis ilmiah.
Brunner & Suddarth, 2001. Buku Ajar
Jakarta: Kencana
Keperawatan Medikal-Bedah.
Penerbit Buku Kedokteran : EGC Notoadmodjo, S. 2012. Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta:
Cecillia, 2011. Hubungan tingkat stress
Rineka Cipta
dengan kualitas hidup pasien
gagal ginjal kronik yang Novitasari, Ida. 2015. Gambaran tingkat
menjalani hemodialisa di RSUP kecemasan, stres, depresi dan
Dr M.Djamil Padang. Forum mekanisme koping pasien
Penelitian penyakit gainjal kronik yang
menjalani hemodialisis di RSUD
Hardiyanti, 2016. Gambaran diri pasien
Dr. Moewardi. Skripsi :
gagal ginjal kronik yang
Universitas Diponegoro Semarang
menjalani hemodialisa di RSUD
Dr Hardjono Ponorogo. Karya Nursalam, 2003. Konsep & Penerapan
Tulis Ilmiah Kesehatan, metodologi penelitian ilmu
Universitas Muhammadiyah keperawatan. Jakarta: Salemba
Ponorogo Medika

Lamusa W, Kondre R, Babakal A. 2015. ________, 2008. Managemen keperawatan


Hubungan tindakan hemodialisa aplikasi dalam praktek
dengan tingkat kecemasan klien keperawatan. Edisi 2. Jakarta:
gagal gnjal di ruangan dahlia Salemba Medika
RSUP Prof Dr. R Kondou
Manado. Ejournal Keperawatan.
10

Potter & Perry, 2007. Buku Ajar


Fundamental Keperawatan.
Volume I. Jakarta : EGC

Sahara SM, Kanine E, FW. 2016. Hubungan


dukungan keluarga dengan
depresi pada pasien penyakit
ginjal kronik di ruang
hemodialisa BLU RSUP Prof.
Dr. RD. Kandou Manado.
Ejournal keperawatan.

Sandra, dkk. 2012. Gambaran stress pada


pasien gagal ginjal terminal
yang menjalani terapi
hemodialisa. Forum Penelitian

Suryaningsih, M.Saraha dkk. 2013.


Hubungan dukungan keluarga
dengan depresi pada pasien
penderita gagal ginjal kronik
diruangan hemodialisa BLU
RSUP Prof.Dr.R D.Kandou
Manado. Ejournal Keperawatan
(e-Kp) Volume 1.

You might also like