Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This study aims to develop additional food product such as mocaf (Modified cassava flour)-arrowroot biscuit
that’s supplemented with kelor (Moringa Oleifera) leaves and chicken liver with high level iron and protein
as well as sensory characteristics that can be accepted in pregnant women. This study used Random Groups
Design. There were two factors tested; they were, the proportion of mocaf : arrowroot (P), 80:20 (P1); 75:25
(P2); 70:30 (P3) and the comparison of kelor leaves : chicken liver (K), 50% addition to total flour, 25% :
25% (K1); 35% : 15% (K2). There were 6 treatment combinations repeated four times until 24 samples were
obtained. Chemistry variable analysis used F-test (95%) and then continued with Duncan’s Multiple Range
Test (DMRT) 5%, sensoric variable used Friedman Test and then continued with Double Compare Test 5%.
The best treatment combination used Effectivity Index Test. The best treatment combination was P3K1, in
which biscuit had proportion of the composite of mocaf : arrowroot 70:30 and the comparison of kelor leaves
: chicken liver 25%:25% with energy value 460.35 kkal/100g; water content 4.40% bb; gray value 1.76% bk;
protein level 6.09% bk; fat content 17.71% bk; carbohidrat content by difference 74.43% bk and iron level
9.89 mg. Second trisemester pregnant women anemia could be given eleven biscuits and for third semester
pregnant women anemia could be given sixteen biscuits in a day to fulfil the iron need.
Keywords: Arrowroot flour; Chicken liver ; Iron Deficiency Anemia, Kelor leaves (Moringa Oleifera);
Pregnant women; PMT biscuit, mocaf.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk makanan tambahan dalam bentuk biskuit mocaf-garut
yang disuplementasi dengan daun kelor dan hati ayam tinggi zat besi dan protein serta memiliki karakteristik
sensori yang dapat diterima untuk ibu hamil anemia. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK). Faktor yang dicoba terdiri dari 2 faktor yaitu : proporsi tepung komposit mocaf : garut (P), 80 : 20
(P1); 75 : 25 (P2); 70 : 30 (P3) dan perbandingan daun kelor : hati ayam (K), penambahan sebanyak 50%
terhadap total tepung, 25% : 25% (K1); 35% : 15% (K2). Terdapat 6 kombinasi perlakuan yang diulang 4
kali sehingga diperoleh 24 sampel percobaan. Analisis variabel kimia menggunakan uji F (95%) dan
dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) 5%, variabel sensorik menggunakan Uji
Friedman dan dilanjutkan dengan Uji Banding Ganda 5%. Kombinasi perlakuan terbaik menggunakan Uji
Indeks Efektivitas. Kombinasi perlakuan terbaik adalah P3K1, yaitu biskuit dengan proporsi tepung komposit
mocaf : garut 70 : 30 dan perbandingan daun kelor : hati ayam 25% : 25% dengan nilai energi sebesar 460,35
kkal/100g; kadar air 4,40 %bb; kadar abu 1,76 %bk; kadar protein total 6,09 %bk; kadar lemak 17,71 %bk;
kadar karbohidrat by difference 74,43 %bk dan kadar zat besi 9,89 mg. Ibu hamil anemia trimester II dapat
diberikan biskuit sebanyak 11 keping dan untuk ibu hamil anemia trimester III diberikan sebanyak 16 keping
dalam sehari untuk memenuhi kebutuhan zat besi. Ibu Hamil, Anemia Defisiensi Zat Besi, Biskuit PMT,
Mocaf, Daun Kelor (Moringa oleifera), Garut, Hati Ayam.
Kata Kunci : Ibu Hamil, Anemia Defisiensi Zat Besi, Biskuit PMT, Mocaf, Daun Kelor (Moringa oleifera),
Garut, Hati Ayam.
25
J.Gipas, Mei 2019, Volume 3 Nomor 1
ISSN 2599-0152 eISSN 2599-2465
http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jgps
PENDAHULUAN pembuatan biskuit di Indonesia diperoleh
Anemia merupakan masalah gizi dengan cara mengimpor dalam jumlah
yang paling lazim di dunia, perkiraan besar, sehingga dibutuhkan alternatif
prevalensi anemia secara global adalah bahan pangan lain dalam upaya
40%-59% (WHO, 2011). Prevalensi ibu diversifikasi pangan lokal yang dapat
hamil yang mengalami defisiensi zat besi digunakan sebagai pensubtitusi atau
yaitu 35%-75% serta meningkat seiring bahkan pengganti tepung terigu
dengan pertumbuhan usia kehamilan (Widaningrum et al., 2005). Indonesia
(WHO, 2011). Anemia adalah kondisi ibu memiliki aneka sumber daya lokal yang
dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam bisa menggantikan gandum, seperti ubi
darahnya kurang dari 12 g%. Sedangkan kayu dan garut. Mocaf (Modified cassava
anemia dalam kehamilan adalah kondisi flour) adalah produk tepung dari ubi kayu
ibu dengan kadar haemoglobin dibawah yang diproses menggunakan prinsip
11 g% pada trimester I dan II atau kadar memodifikasi sel ubi kayu secara
<10,5 g% pada trimester III (Fatimah, fermentasi. Kualitas biskuit mocaf dapat
2011). Upaya pencegahan telah dilakukan ditingkatkan dengan penambahan bahan
dengan pemberian tablet besi selama berpati misalnya pati garut. Pati garut
kehamilan, akan tetapi hasilnya belum memiliki kandungan amilopektin, dimana
memuaskan. pada Riskesdas tahun 2010 tekstur yang renyah dipengaruhi oleh
persentase ibu yang melaporkan minum kandungan pati yang tinggi didalam
tablet besi (Fe) pada kehamilan terakhir bahan khususnya kandungan amilopektin.
menurut jumlah hari minum, dimana Guna meningkatkan kandungan
diketahui bahwa hanya 18,0% yang zat besi pada bikuit mocaf-garut maka
minum tablet besi (Fe) 90 hari atau lebih ditambahkan bahan pangan sumber zat
dan 19,3% ibu hamil tidak meminum besi. Pada penelitian ini peneliti memilih
tablet besi (Fe). daun kelor dan hati ayam sebagai pangan
Oleh karena itu pada kondisi sumber zat besi. Pemberian makanan
tersebut diperlukan penambahan asupan tambahan dalam bentuk biskuit ini
zat besi salah satunya dengan pemberian diharapkan dapat menjadi alternatif
makanan tambahan pada ibu hamil produk pangan yang dapat menurunkan
anemia. Salah satu produk pangan yang kejadian anemia pada ibu hamil.
umumnya sering dijadikan sebagai Penambahan hati ayam dan daun kelor
makanan tambahan adalah biskuit. akan memepengaruhi karakteristik
Selama ini kebutuhan bahan dasar sensori biskuit sehingga diperlukan
26
J.Gipas, Mei 2019, Volume 3 Nomor 1
ISSN 2599-0152 eISSN 2599-2465
http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jgps
kajian untuk menentukan jumlah Laboratorium Teknologi Pertanian
penambahan hati ayam dan daun kelor Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal
yang optimal agar diperoleh biskuit Soedirman. Sampel dalam penelitian ini
dengan kandungan zat besi dan protein ditentukan dengan rumus jumlah minimal
yang tinggi serta memiliki karakteristik pengulangan rancangan acak kelompok,
sensori yang dapat diterima. dengan jumlah pengulangan sebanyak 4
kali, sehingga didapatkan 24 unit
METODE percobaan untuk seluruh total formulasi
Penelitian ini menggunakan jenis bahan.
penelitian eksperimental dengan metode Bahan utama adalah daun kelor
rancangan acak kelompok (RAK). segar, hati ayam kampung, mocaf dan
a. Proporsi tepung komposit Mocaf : tepung garut (produksi desa binaan dosen
Garut (P) : teknologi pangan dan gizi Unsoed), gula
P1 = 80 : 20 pasir, garam, mentega, telur, susu skim
P2 = 75 : 25 bubuk, serta berbagai bahan kimia untuk
P3 = 70 : 30 analisis kimia sesuai prosedur yang
b. Perbandingan Daun kelor : Hati ayam digunakan. Alat utama yang digunakan
(K), penambahan sebanyak 50% adalah neraca analitik, oven listrik,
terhadap total tepung blander, ayakan stainless steel 60 mesh,
27
J.Gipas, Mei 2019, Volume 3 Nomor 1
ISSN 2599-0152 eISSN 2599-2465
http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jgps
dan dihaluskan, daun kelor diblanching dalam cawan porselin yang sudah
selama 10 detik dan dihaluskan. Gula, diketahui beratnya, kemudian dimasukan
mentega, telur, baking powder, mocaf, ke dalam tanur bersuhu 500oC selama 4
pati garut, susu skim, hati ayam dan kelor jam sampai diperoleh warna abu
yang sudah dihaluskan dicampur menjadi keputihan. Cawan yang berisi abu
satu lalu diuleni. Adonan dicetak dan tersebut didinginkan dalam desikator dan
dipanggang selama ±20 menit. ditimbang.
Prosedur Pengambilan Data Kadar abu (%bk)
a. Penetapan kadar air (Sudarmadji Berat abu (g)
= Berat kering sampel (g) × 100%
et al., 1997)
Cawan porselin dikeringkan c. Penetapan Kadar Protein Total
dalam oven pada suhu sekitar 105oC (Sudarmadji et al., 2010)
selama 30 menit, selanjutnya cawan Kadar protein total ditetapkan
didinginkan dalam desikator dan beratnya dengan cara Kjeldhal, yaitu dengan
ditimbang. Sampel yang telah dihaluskan penetapan kadar protein kasar (crude
sebanyak 2 gram dimasukan dalam protein). Prinsip metode ini adalah
cawan dan ditimbang. Cawan yang telah penetapan kadar protein kasar
berisi sampel dikeringkan dalam oven berdasarkan oksidasi bahan berkarbon
pada suhu sekitar 105oC selama 30 menit, dan konversi nitrogen menjadi amonia.
cawan dimasukan desikator dan Kadar protein (%bb) = %N x 6,25
ditimbang. Perlakuan pengeringan ini Kadar protein (%bk)
dilakukan sampai berat sampel menjadi Kadar protein (%bb)
= (100-kadar air)(%bb) × 100%
konstan.
B-C d. Penetapan Kadar Lemak dengan
Kadar air (%bb) = B-A × 100%
Metode Soxhlet (Sudarmadji et al.,
Keterangan :
1997)
A = Berat cawan (g)
Labu soxhlet yang akan
B = Berat cawan ditambah sampel
digunakan dikeringkan dalam over
sebelum dikeringkan (g)
bersuhu 100oc selama 30 menit,
C = Berat cawan ditambah sampel setelah
didinginkan dalam desikator dan
dikeringkan/konstan (g)
ditimbang. Sampel ditimbang sebanyak 2
b. Penetapan Kadar Abu
g dan dimasukan dalam kertas saring.
(Sudarmadji et al., 1997)
Sampel diekstrak dalam rangkaian
Sampel sebanyak 2 g ditimbang soxhlet dengan heksan selama 8 jam.
28
J.Gipas, Mei 2019, Volume 3 Nomor 1
ISSN 2599-0152 eISSN 2599-2465
http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jgps
Labu soxhlet dipanaskan dalam oven sangat potensial untuk menganalisa
bersuhu 100oC untuk menguapkan mineral. Didalam SSA denergi
heksan yang masih tersisa. Labu soxhlet dilepaskan dari sumbernya (hallow
didinginkan dalam desikator dan cathode lamp) agar dapat diserap oleh
ditimbang. Proses ini dilakukan metal-metal yang sedang dianalisa.
berulangkali sampai berat konstan. Energi ini mempunyai resonansi sama
X-Y dengan metal tersebut, sehingga dapat
Kadar lemak (%bb) = × 100%
Z
diserap. Makin banyak energi yang
Kadar lemak (%bk)
diserap oleh sampel menunjukan mineral
Kadar lemak (%bb)
= (100-kadar air)(%bb) × 100% tersebut konsentrasinya semakin banyak.
Didalam penetapan mineral suatu bahan
Keterangan :
pangan dengan instrumen ini, terlebih
X = Berat labu soxhlet + lemak (setelah
dahulu bahan pangan harus diabukan
dikeringkan)
kemudian mineralnya diekstrak dengan
Y = Labu soxhlet kosong
asam. Larutan sampel yang mengandung
Z = Berat sampel
mineral kemudian dapat dianalisa
e. Penetapan Kadar Karbohidrat By
langsung dengan SSA.
Difference (Winarno, 2010)
g. Penetapan kandungan energi
Perhitungan kadar karbohidrat
makanan dapat dilakukan melalui
dilakukan dengan cara by difference,
perhitungan menurut komposisi
yaitu dengan cara mengurangkan 100%
karbohidrat, lemak, dan protein.
dengan komponen gizi sebelumnya yang
sudah diketahui (kadar air, abu, protein,
Energi = (4 kkal/g × kadar
dan lemak) dalam basis basah.
karbohidrat) + (4 kkal/g × kadar
Kadar karbohidrat (%bb)
protein) + (9 kkal/g × kadar lemak)
= 100%-%( kadar air+ kadar abu h. Penentuan Recommended Dietary
+kadar protein+ kadar lemak)
Alowance (RDA) (Amirullah, 2008)
Kadar karbohidrat (%bk)
Recommended dietary alowance
Kadar karbohidrat (%bb)
= × 100% (RDA) adalah ukuran yang menunjukan
(100-kadar air)(%bb)
29
J.Gipas, Mei 2019, Volume 3 Nomor 1
ISSN 2599-0152 eISSN 2599-2465
http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jgps
trimester II.
HASIL DAN PEMBAHASAN
i. Uji Organoleptik (Naes et al., 2010)
Aanalisis terhadap tekstur, aroma, Variabel Kimia
rasa, warna, dan kesukaan dilakukan Tabel 2. Hasil Analisa Ragam Perlakuan Proporsi
Tepung Komposit Mocaf : Garut (P), PerbandinganDaun
secara organoleptik dengan metode uji
Kelor : Hati Ayam (K) dan Interaksi Keduanya (PxK)
skoring yang ditentukan berdasarkan Terhadap Variabel Kimia
P1 P2 P3
30
J.Gipas, Mei 2019, Volume 3 Nomor 1
ISSN 2599-0152 eISSN 2599-2465
http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jgps
tepung komposit mocaf : garut dengan
Kadar air tersebut dipengaruhi perbandingan daun kelor : hati ayam
oleh perbedaan jumlah proporsi pati yang (PxK) dapat dilihat pada
diberikan terhadap biskuit, semakin Gambar 3.
tinggi kadar pati maka kadar air akan Ka d a r Z a t B e s i ( mg )
semakin tinggi. Mocaf memiliki kadar P1 P2 P3
13,06 a
11,99 ab
pati sebesar 85% - 87% dan garut
10,61 b
10,57 b
Keterangan :
10,32 b
9,89 b
P = mocaf : garut
memiliki kadar pati 75% - 80% (Widasari P1 = 80 : 20
dan Handayani, 2014). P2 = 75 : 25
P3 = 70 :30
Kadar air pada perlakuan perbandingan K = daun kelor : hati ayam
K1 = 25% : 25%
daun kelor : hati ayam (K) dapat dilihat K2 = 35% : 15%
K1 K2
pada Gambar 2.
Gambar 3. Nilai Rata-Rata Kadar Zat Besi
Ka d a r Air ( % bb) Keterangan : Biskuit pada Interaksi antara Proporsi Tepung
Komposit Mocaf : Garut dengan
Perbandingan Perbandingan Daun Kelor : Hati Ayam (PxK).
4,49 a daun kelor : hati Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama
ayam (K) tidak berpengaruh nyata pada DMRT 5%
4,02 b
K1 = 25% : 25%
K2 = 35% : 15% Secara keseluruhan kadar zat besi
K1 K2
pada biskuit memiliki nilai yang tidak
Gambar 2. Nilai Rata-Rata Kadar Air Biskuit berbeda jauh, akan tetapi biskuit yang
pada Perbandingan Daun Kelor : Hati Ayam
(K). memiliki perbandingan daun kelor : hati
Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama
tidak berpengaruh nyata pada DMRT 5% ayam 25% : 25% (K1) memiliki
Kandungan air dipengaruhi oleh kecenderungan nilai zat besi yang lebih
jumlah perbandingan daun kelor yang tinggi. Hal ini diduga karena adanya
diberikan, semakin besar jumlah pengaruh kandungan zat besi pada hati
perbandingan daun kelor yang diberikan ayam. Perbandingan yang sama besar
maka kadar air akan semakin tinggi. Hal antara daun kelor : hati ayam terbukti
tersebut dibuktikan dengan hasil uji memberikan sumbangan zat besi yang
variabel kimia, daun kelor memiliki lebih besar. Hasil uji variabel kimia, daun
kadar air yang tinggi sebesar 89,20%, kelor memiliki kadar zat besi sebesar
sedangkan kadar air pada hati ayam 5,35 mg, sedangkan kadar zat besi pada
sebesar 75,68 %. hati ayam sebesar 17,38 mg. Disisi lain,
Kadar Zat Besi interaksi tepung komposit 70 : 30 (P3)
Kadar zat besi biskuit pada dengan daun kelor : hati ayam 35% : 15%
perlakuan interaksi antara proporsi (K2) menunjukan hasil grafik yang
31
J.Gipas, Mei 2019, Volume 3 Nomor 1
ISSN 2599-0152 eISSN 2599-2465
http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jgps
cenderung naik. Hal tersebut diduga memiliki kadar lemak sebesar 5,40 %bk,
karena adanya interaksi anatara serat sedangkan kadar lemak pada hati ayam
pangan dengan zat besi non-heme, menurut Tabel konsumsi Pangan
dimana amilosa dan amilopektin pada Indonesia (2008) adalah sebesar 16,1g.
mocaf : garut merupakan serat pangan. Kadar lemak biskuit pada perlakuan
Semakin rendah penambahan proporsi interaksi antara proporsi tepung komposit
tepung komposit mocaf : garut (P) mocaf : garut dengan perbandingan daun
dengan perbandingan daun kelor yang kelor: hati ayam (PxK) dapat dilihat pada
lebih tinggi pada K2 (35%) maka jumlah Gambar 5.
sumbangan zat besi yang diberikan akan Ka d a r L e ma k ( % bk )
meningkat. Hal ini sejalan dengan P1 P2 P3
Keterangan :
P = mocaf : garut
17,71 a
pernyataan davis (2009) bahwa Serat P1 = 80 : 20
P2 = 75 : 25
17,35 a
pangan dapat menghambat zat besi non-
17,13 ab
P3 = 70 :30
K = daun kelor : hati ayam
heme karena dapat mengikat zat besi
K1 = 25% : 25%
16,62 bc
non-heme dan mengurangi K2 = 35% : 15%
16,34 c
16,24 c
bioavailabilitas nya
Kadar Lemak
Kadar lemak biskuit pada
perlakuan perbandingan daun kelor : hati
K1 K2
ayam (K) dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 5. Nilai Rata-Rata Kadar Lemak
Total Biskuit Interaksi antara Proporsi
Ka d a r L e ma k ( % bk ) Keterangan : Tepung Komposit Mocaf : Garut dengan
17,1 a
Perbandingan Perbandingan Daun Kelor : Hati Ayam (PxK).
daun kelor : hati Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama
ayam (K) tidak berpengaruh nyata pada DMRT 5%
16,7 b
K1 = 25% : 25% Hasil tersebut diduga karena
K2 = 35% : 15%
adanya pengaruh kandungan lemak pada
K1 K2
hati ayam. Hasil analisa ragam
Gambar 4. Nilai Rata-Rata Kadar Lemak
Biskuit pada Perbandingan Daun Kelor : Hati perbandingan daun kelor : hati ayam (K)
Ayam (K).
Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama juga membuktikan bahwa adanya
tidak berpengaruh nyata pada DMRT 5%
pengaruh nyata terhadap kadar lemak
Semakin tinggi proporsi hati biskuit yang diduga karena pengaruh
ayam maka kadar lemak pada biskuit persentase hati ayam. Hasil uji variabel
akan semakin tinggi. Hasil uji variabel kimia, daun kelor memiliki kadar lemak
kimia menunjukan bahwa hati ayam sebesar 0,49 %, sedangkan kadar zat besi
32
J.Gipas, Mei 2019, Volume 3 Nomor 1
ISSN 2599-0152 eISSN 2599-2465
http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jgps
pada hati ayam sebesar 5,40% . terkandung dalam biskuit tinggi, dimana
Kadar Karbohidrat by Difference garut memiliki kandungan amilosa
Kadar karbohidrat by difference sebanyak 26 % dan jumlah karbohidrat
biskuit pada perlakuan interaksi antara yang terkandung dalam daun kelor adalah
proporsi tepung komposit mocaf : garut 5%.
dengan perbandingan daun kelor : hati Variabel Organoleptik
ayam (PxK) dapat dilihat pada Gambar 6. Tabel 3. Hasil Uji Friedman Pengaruh
Kombinasi Proporsi Tepung Komposit Mocaf :
Garut dengan Perbandingan Daun Kelor :
Ka d a r Ka r bo hid r a t
Hati Ayam (PxK) Terhadap Variabel
b y D i f f e r e n c e ( % bk )
Organoleptik.
K1 K2 Keterangan :
76,12 ab
76,29 a
P = mocaf : garut
75,41 ab
PxK
75,36 b
P1 = 80 : 20
P2 = 75 : 25 1 Warna **
74,43 c
P3 = 70 :30 2 Tekstur *
K = daun kelor : hati 3 Rasa tn
ayam 4 Aroma tn
K1 = 25% : 25% 5 Kesukaan tn
K2 = 35% : 15% Keterangan : PxK = kombinasi antara proporsi
P1 P2 P3
tepung komposit mocaf : garut dengan
perbandingan daun kelor : hati ayam; tn = tidak
Gambar 6. Nilai Rata-Rata Karbohidrat by berpengaruh nyata; * = berpengaruh nyata; ** =
Difference Biskuit pada Interaksi antara sangat berpengaruh nyata.
Proporsi Tepung Komposit Mocaf : Garut
dengan Perbandingan Daun Kelor : Hati
Ayam (PxK).
Warna
Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama Nilai rata-rata warna biskuit pada
tidak berpengaruh nyata pada DMRT 5%
kombinasi antara proporsi tepung
Tingginya kadar karbohidrat by
komposit mocaf : garut dengan
difference pada biskuit dipengaruhi oleh
perbandingan daun kelor : hati ayam
perbandingan tepung komposit mocaf :
(PxK) dapat dilihat pada Gambar 7.
garut. Secara keseluruhan biskuit yang
Wa r na
memiliki proporsi tepung mocaf lebih
3,56 a
3,28 ab
3,4 ab
3,15 ab
33
J.Gipas, Mei 2019, Volume 3 Nomor 1
ISSN 2599-0152 eISSN 2599-2465
http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jgps
Gambar 7. Nilai Rata-Rata Warna Biskuit Komposit Mocaf : Garut dengan
Kombinasi antara Proporsi Tepung Komposit Perbandingan Daun Kelor : Hati Ayam (PxK).
Mocaf : Garut dengan Perbandingan Daun
Kelor : Hati Ayam (PxK).
Keterangan : Keterangan :
1) 4 = hijau muda; 3 = hijau kekuningan; 2 = 1) 4 = sangat remah; 3 = remah; 2 = agak remah;
kuning kecoklatan; 1 = coklat 1 = tidak remah
2) Angka yang diikuti huruf yang sama tidak 2) Angka yang diikuti huruf yang sama tidak
berpengaruh nyata pada alpha 5% berpengaruh nyata pada alpha 5%
Tekstur
2,31 a
2,3 ab
34
J.Gipas, Mei 2019, Volume 3 Nomor 1
ISSN 2599-0152 eISSN 2599-2465
http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jgps
panelis lebih menyukai dengan komposisi Perbandingan komposisi zat gizi
daun kelor yang lebih banyak dengan biskuit perlakuan terbaik dengan syarat
perbandingan tepung komposit terendah PMT ibu hamil dapat dilihat pada Tabel 5
dikarenakan rasa pekat daun kelor yang Tabel 5. Perbandingan Komposisi Nilai Gizi Biskuit
Hasil Perlakuan Terbaik dengan Syarat Pemberian
dapat menutupi rasa kurang sedap dari Makanan Tambahan Ibu Hamil
hati ayam.
Perlakuan Terbaik Produk Terbaik PMT
No. Zat Gizi P3K1 (100 g) Ibu
Hasil penelitian menunjukan Hamil
Energi
bahwa perlakuan terbaik berdasarkan uji 1
(kal/100g)
460,358 150
35
J.Gipas, Mei 2019, Volume 3 Nomor 1
ISSN 2599-0152 eISSN 2599-2465
http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jgps
: 25% dengan nilai energi sebesar 460,35
kkal/100g; kadar air 4,40 %bb; kadar abu
Sumbangan %RDA untuk ibu 1,76 %bk; kadar protein total 6,09 %bk;
hamil anemia pada trimester II yang kadar lemak 17,71 %bk; kadar
diberikan oleh biskuit dengan perlakuan karbohidrat by difference 74,43 %bk dan
terbaik adalah sebanyak 28,25% zat besi. kadar zat besi 9,89 mg. Perlakuan terbaik
memberikan sumbangan Recomended
No Zat gizi Kebutuhan Kandung %
ibu hamil
an gizi RDA Dietary Alowance (RDA) untuk ibu
persajian
anemia hamil anemia trimester II sebesar 18,4%-
biskuit
trimester II
terpilih
(45 g) 23% untuk energi dan 28,25% zat besi,
sedangkan untuk ibu hamil anemia
Energi 18,4% trimester III sebesar 18,4%-23% untuk
1 2000-2500 460,35
(kkal) -23%
energi dan 25,35% zat besi. Untuk
Zat besi 28,25
2 35 9,89 memenuhi kebutuhan zat besi pada ibu
(mg) %
Tabel 7. Persen (%) nilai gizi biskuit dengan hamil anemia trimester II, diberikan
perlakuan terbaik terhadap pemenuhan
RDA ibu hamil anemia pada trimester III sebanyak 11 keping biskuit dalam sehari
dan untuk memenuhi kebutuhan zat besi
Sumbangan %RDA untuk ibu pada ibu hamil anemia trimester III, dapat
hamil anemia pada trimester III yang diberikan sebanyak 16 keping biskuit
diberikan oleh biskuit dengan perlakuan dalam sehari.
terbaik adalah sebanyak 23,25% zat besi.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Perlakuan proporsi tepung
Amirullah, T.C. 2008. Fortifikasi Tepung Ikan
komposit mocaf : garut (P) adalah (P3) Tenggiri (Scomberomorus Sp.) dan
Tepung Ikan Swangi (Priancanthus
70 : 30. Perlakuan perbandingan daun tayenus) dalam Pembuatan Bubur Bayi
kelor : hati ayam (K) adalah (K1) 25% : Instan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Apriyantono, A., Fardiaz, D. dan Sedarnawati.
25%. Kombinasi perlakuan terbaik antara 1989. Analisis Pangan. IPB Press. Bogor.
proporsi tepung komposit mocaf : garut Badan Standarisasi Nasional. 1992. SNI Mutu dan
Cara Uji Biskuit (SNI 01-2973- 1992).
dengan perbandingan daun kelor : hati Badan Standarisasi Nasional.
Badan Standarisasi Nasional. 2011. SNI Mutu dan
ayam (PxK) adalah P3K1, yaitu biskuit
Cara Uji Biskuit (SNI 01-2973- 2011).
dengan proporsi tepung komposit mocaf : Badan Standarisasi Nasional.
Davis, J.N, Alexander, K.E, Ventura, E.E,
garut 70 : 30 dan perbandingan Toledo, C.M. 2009. Inverse Relation
suplementasi daun kelor : hati ayam 25% between Dietary Fiber Intake and Visceral
36
J.Gipas, Mei 2019, Volume 3 Nomor 1
ISSN 2599-0152 eISSN 2599-2465
http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jgps
Adiosity in Overweight Latino Youth. The
American Journal of Clinical Nutrition, 90
(5) : 1160–1166.
De Mann, J. M. 1997. Kimia Pangan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Fatimah, S.T, Hadju, dan Bahar, B. 2011. Pola
Konsusmsi dan Kadar Hemoglobin Ibu
Hamil di Kabupaten Maros, Sulawesi
Selatan. Makara Kesehatan. 15 (1) : 31-
36.
Manley, D. 2000. Technology of Biscuit, Cracker,
and Coockie. CRC Press. Washington.
Naes, Tormod, Brockhoff, B. Per dan E. Tomic.
2010. Statistics for Sensory and Consumer
Science. John Wiley & Sons, Ltd. United
Kingdom.
Persagi. 2008. Tabel Konsumsi Pangan
Indonesia. PT Elex Media Komputindo.
Jakarta.
Sudarmadji, S.B., Bambang dan Suhardi. 1997.
Prosedur Analisis Untuk Bahan Makanan
dan pertanian. Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
Whistler, R. L., B. James., and F.P. Eugene.
2009. Strach. Academic Press INC. New
York.
WHO (World Health Organization). 2011. The
global prevalence of anaemia in 2011.
WHO. Switzerland.
Widaningrum, Widowati, S. dan Soekarto, S.T.,
2005, Pengayaan Tepung Kedelai pada
Pembuatan Mie Basah dengan Bahan Baku
Tepung Terigu yang Disubtitusi Tepung
Garut, J.Pascapanen, 2 (1): 41-48.
Widasari, M. dan Handayani, S,. 2014. Pengaruh
Proporsi Terigu – Mocaf (Modified
Cassava Flour) Dan Penambahan Tepung
Formula Tempe Terhadap Hasil Jadi
Flake. Jurnal boga. 3 (3) : 222-228.
Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
37