You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/318754594

PENGARUH PENGGUNAAN BATTERY LIFE EXTENDER TECHNOLOGY


TERHADAP TEMPERATUR CHARGING DAN BERAT ELEKTROLIT PADA YUASA
LEAD ACID BATTERY TIPE LIQUID VENTED 12V 5Ah

Article · July 2017


DOI: 10.20961/jiptek.v7i1.12674

CITATIONS READS

0 695

3 authors, including:

Mr. Basori
Universitas Sebelas Maret
45 PUBLICATIONS   18 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

information technology View project

water injection View project

All content following this page was uploaded by Mr. Basori on 22 August 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGARUH PENGGUNAAN BATTERY LIFE EXTENDER TECHNOLOGY
TERHADAP TEMPERATUR CHARGING DAN BERAT ELEKTROLIT
PADA YUASA LEAD ACID BATTERY TIPE LIQUID VENTED 12V 5Ah

Indra Angga Wibowo, C. Sudibyo, Basori


Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan, FKIP, UNS
Kampus UNS Pabelan JL. Ahmad Yani 200, Surakarta, Telp/Fax (0271) 718419
Email : indraanggawibowo@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research: (1) To investigate battery temperature during charging using battery
charger and electrolyte weight reduction in Yuasa lead acid battery 12V 5Ah liquid vented type before giving
battery life extender technology (Vitta-Q battery vitamin). (2) To investigate battery temperature during
charging using battery charger and electrolyte weight reduction in Yuasa lead acid battery 12V 5Ah liquid
vented type after giving Vitta-Q battery vitamin.
This research was used experimental method. The experiment was conducted at the Laboratory of
Automotive Mechanical Engineering Education Program, the Laboratory of Mechanical Civil Education
Program, JPTK FKIP UNS Surakarta and the Laboratory of Mathematics and Natural Sciences FMIPA UNS
Surakarta which addressed at Ahmad Yani 200 Kartasura. The instruments which used to test were Delta
DT.115K battery charger, Mettler Toledo digital balance, and Perkin Elmer UV/VIS Spectrometer. The research
population were Yuasa 12V 5Ah battery with code number YB5L-B and the research sample were 6 Yuasa 12V
5Ah batteries with code number YB5L-B with lifetime of approximately 2 years or 20.000 miles. The
comparative study descriptive investigation methode was used to analyse the data.
Based on this research can be concluded: (1) The measurement on Yuasa lead acid battery 12V 5Ah
liquid vented type before giving Vitta-Q battery vitamin during charging using battery charger resulted the
temperature 49 oC and weight of electrolyte 209.5 gr in 230.0 gr electrolytes. (2) The measurement on Yuasa
lead acid battery 12V 5Ah liquid vented type after giving 2 ml of Vitta - Q battery vitamin per cell during
charging using battery charger resulted the lowest temperature 40.3 oC and weight of electrolyte 216.4 gr in
230.0 gr electrolytes. (3) The measurement on Yuasa lead acid battery 12V 5Ah liquid vented type after giving
3.5 ml of Vitta - Q battery vitamin per cell during charging using battery charger resulted the highest
temperature 49.8 oC and weight of electrolyte 208.1 gr in 230.0 gr electrolytes.

Keyword: battery life extender technology, charging temperature, weight of electrolytes, battery vitamin, lead
acid battery.

PENDAHULUAN gunakan sampai hari ini. (Jonny Dambrowski,


Sumber energi listrik merupakan sumber 2009)
yang paling banyak digunakan oleh manusia saat Baterai basah (lead acid battery)
ini. Hal ini disebabkan karena listrik merupakan merupakan baterai yang dapat di isi ulang dan di
kebutuhan yang sangat vital dalam hidup gunakan berkali-kali. Baterai ini di buat dari
manusia. Kebutuhan akan sumber energi listrik anoda logam PbO2 dan katoda dari Pb dengan
semakin lama semakin meningkat dan elektrolit asam sulfat encer. Jenis baterai ini
peningkatan ini harus di imbangi oleh penyediaan banyak di gunakan oleh mobil dan motor. Selain
sumber energi listrik tersebut. Dari fakta yang harganya juga relatif murah di banding jenis yang
ada saat ini bisa di lihat bagaimana listrik sangat lain, baterai Pb asam lebih lama pemakaiannya
berperan dalam seluruh bidang kehidupan. dari pada baterai kering untuk menerima beban
Sebagian besar alat yang di pakai peralatan listrik berubah (motor starter) dan beban konstan
industri menggunakan listrik sebagai sarana (lampu). (A. Grummy Wailanduw, Ladiono,
pengoperasiannya misal pada bidang otomotif, 2010).
meliputi semua kendaraan dengan motor bakar. Baterai basah terdiri dari plat-plat timah
Sebagai contoh, mobil, sepeda motor, dan lori. (PbO) yang di masukkan ke dalam larutan asam
Pada kendaraan pembakaran dalam di belerang (H2SO4) dan kemudian plat-plat timah
sebut automotive battery atau starter battery, itu di hubungkan dengan tenaga listrik arus
singkatnya SLI (Starting, Lighting, Ignition). searah (DC) maka sifat-sifat itu akan segera
Yang di maksud adalah lead acid battery dengan berubah. Salah satu plat akan berwarna coklat
elektrolit cair, yang masih paling sering di tua, yang di sebabkan pembentukan periokside

JIPTEK, Vol. VII No.1, Januari 2014 _____________________________________ 54


timah (PbO2). Plat yang lain akan berwarna abu- baterai sesuai dengan kapasitas baterai. Formula
abu muda yang di sebabkan terbentuknya timah kimia dari Vitta-Q akan merontokkan karang atau
murni pada plat itu (Pb). PbSO4 (timah sulfat) pada permukaan plat yang
Baterai basah yang beroperasi sepanjang menutupi pori-pori plat, sehingga elektrolit dapat
waktu akan timbul sulfat kristal selama mengalir lancar saat baterai bereaksi, gelembung
pengaliran. Dryout dan sulfation (bentuk berlebih udara yang timbul kecil-kecil dan berlahan, panas
dari timbal sulfat pada plat) adalah dua penyebab yang di timbulkan menjadi lemah dan penguapan
utama kegagalan baterai dalam penyimpanan menjadi sedikit sekali. Lapisan kerak yang
sistem tenaga. (Kurt Salloux, 2007). mengandung timah yang dapat menghantarkan
Pembentukan sulfat bisa berakibat oleh listrik di dasar kotak baterai akan berkurang
perawatan yang salah, antara faktor-faktor lain ini sehingga mengurangi resiko hubungan pendek
menyebabkan perkembangan tahanan dalam antar pelat (di namakan hubungan pendek
baterai dan juga merintangi reaksi dalam baterai. “dendritik”) sehingga umur baterai akan
Selanjutnya membuat proses pemuatan lebih sulit bertambah.
ketika baterai di isi karena akan menjadi sangat
panas. Temperatur yang tinggi ini berdampak LANDASAN TEORI
pada cepat berkurangnya larutan elektrolit karena Baterai
menjadi uap. Berkurangnya larutan di setiap sel Baterai sekunder adalah baterai yang dapat
ini merupakan faktor utama kerusakan baterai. di isi ulang. Baterai sekunder dapat di isi ulang
Panas yang di hasilkan dari reaksi kimia karena reaksi kimia di dalam material aktifnya
menimbulkan gas hydrogen dan penguapan yang dapat diputar kembali. Baterai sekunder adalah
menyebabkan elektrolit berkurang bila mana baterai lead-acid, baterai NiCd, baterai NiMH,
tidak terendamnya plat baterai oleh elektrolit dll. Baterai lead acid dapat dikelompokkan
mengakibatkan oksidasi oleh O2, terjadi korosi, menjadi Liquid Vented dan Sealed (VRLA -
dan sebagainya. Hal ini menyebabkan kondisi Valve Regulated Lead Acid).
baterai kian menurun seiring dengan masa/usia 1. Baterai Basah
pakai baterai basah pada kendaraan dan akhirnya Saat ini jenis baterai yang paling
membuat baterai benar-benar mati, tidak bisa di umum di gunakan untuk penyimpanan
isi (recharge) lagi. energi adalah baterai basah.
Maka dari itu perlu ada upaya dalam Liquid vented (baterai dengan katup
perawatan baterai untuk memperpanjang umur pengisian ulang cairan) adalah baterai yang
(life time) baterai. Kerusakan pada lead acid terbuat dari lempengan positif dan negatif
battery salah satunya di sebabkan timbulnya dari paduan timah yang di tempatkan dalam
kerak PbSO4 pada permukaan elemen seiring larutan elektrolit dan air asam sulfuric.
penggunaan. Di mana kerak ini akan Saat baterai melepaskan muatan,
mempengaruhi kinerja baterai sehingga material aktif pada elektroda bereaksi
menyebabkan temperatur baterai tinggi, dengan elektrolit membentuk timbal sulfat
pengurangan elektrolit berlebih. (PbSO4) dan air (H2O). Saat pengisian
Salah satu zat yang dapat memperpanjang muatan, timbal sulfat berubah kembali
umur baterai adalah vitamin baterai. Vitamin menjadi timbal dioksida pada elektroda
baterai dapat mendukung dalam perawatan positif dan timbal pada elektroda negatif,
baterai. Penggunaan vitamin baterai dalam dan ion sulfat (SO42-) kembali menjadi
maintenance baterai diharapkan dapat larutan elektrolit membentuk asam sulfat.
memperpanjang umur pakai baterai. Baterai yang a. Proses pengaliran
dapat bertahan tiga tahun biasanya menggunakan PbO2+2H2SO4+Pb=>PbSO4+2H2O+Pb
vitamin (di kutip dari Koran Republika selasa, 5 SO4
April 2011). Vitta-Q merupakan salah satu b. Proses pengisian
vitamin baterai yang berguna memperpanjang PbSO4+2H2O+PbSO4=>PbO2+H2SO4+
usia dan merekondisi baterai basah. Vitta-Q Pb
adalah cairan kimia yang ramah lingkungan, 2. Prinsip Kerja Baterai
aman (non-hazardous), dan tidak mengandung Baterai bekerja berdasarkan reaksi
asam yang dapat mengubah berat jenis elektrolit kimia yaitu reaksi redoks yang terjadi baik
menjadi terlalu rendah. Penggunaannya pun selama pengisian maupun selama
cukup mudah dengan menambahkan larutan pengosongan. Reaksi kimia pada akumulator
kimia ini kedalam elektrolit, per cell atau per tersebut bersifat reversible, artinya reaksi

JIPTEK, Vol. VII No.1, Januari 2014 _____________________________________ 55


kimia yang terjadi selama pengisian sangat Iklim tropis dan letak baterai dekat
berlawanan dengan reaksi yang terjadi pada mesin menjadi faktor penguapan
saat pengosongan. elektrolit yang tinggi. (Wan Ahmad
Selama pengisian terjadi pengubahan Aziz, 2004)
energi listrik ke energi kimia, dan sebaliknya
pada saat pengosongan terjadi pengubahan 5) Korosi pada plat positif
energi kimia menjadi energi listrik. Ketika Korosi timah positif dan masa hidup
pengisian pada sumber energi listrik terjadi baterai dapat di amati pada tingkat
aliran listrik yaitu elektron mengalir dari korosi sebanyak kadar keasaman
katoda ke anoda. Dengan adanya aliran dari penyusutan elektrolit.
listrik tersebut, maka akan menimbulkan
reaksi kimia (reaksi redoks) yang Vitamin Baterai Vitta-Q
mengakibatkan terbebasnya zat-zat dalam Vitta-Q adalah battery life extender
baterai yaitu PbSO4 menjadi Pb, PO2, ion H technology. Berupa larutan kimia yang bekerja
+
, dan ion SO4 2− . dengan sederhana, cairan Vitta-Q ini dapat
Pada pengosongan, terjadi pengaliran merontokkan kerak sulfat yang menempel padat
listrik yaitu elektron mengalir dari PbO2 atau pada lempeng baterai, sehingga aliran elektron
kutub positif (sebagai anoda) ke Pb atau dapat kembali bekerja.
kutub negatif (sebagai katoda) sehingga Berdasarkan hasil uji larutan menggunakan
adanya aliran tersebut mengakibatkan UV pada panjang gelombang 400-600 nm yang
terjadinya reaksi kimia. telah di lakukan di peroleh panjang gelombang
3. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi (lamda) maks= 510 yang menunjukkan adanya
Ketahanan Baterai logam-logam transisi golongan 3 di mana logam-
a. Pengaruh Temperatur logam tersebut dapat mengendap dengan reagen
Temperatur yang tinggi di sebabkan (NH4)2S, yaitu golongan 3A= Fe, Al, Cr, Mn
karena terjadinya pensulfatan dan yang dapat mengendap dengan reagen hidroksida
akibat pengisian berlebihan. dan golongan 3B= Co, Ni, Zn yang dapat
Pensulfatan akibat dari self discharge di mengendap dengan reagen garam sulfida.
mana pada pelat timbul kristal timah (Svehla. G, 1990: 204)
sulfat halus dan lama-kelamaan akan
mengeras. Tanda-tanda terjadinya
pensulfatan adalah:
1) Terjadinya panas yang berlebihan.
2) Pembentukan gas yang cepat saat di
beri arus pengisian yang besar.
b. Pengurangan Elektrolit yang Cepat
1) Over Charging
Pengisian berlebihan (over
charging) menyebabkan elektrolit
cepat berkurang karena penguapan
berlebihan. Gambar 1. Hasil spektrofotometri UV-Vis
2) Self-Discharge sampel
Besarnya self-discharge akan naik Vitta-Q
begitu temperatur dan berat jenis Logam Fe dan Cr mempunyai panjang
elektrolit dan kapasitas baterai gelombang maksimal 510 nm. Di duga Vitta-Q
tinggi. mengandung Cr (Chromium), di mana
3) Gassing merupakan logam tahan korosi karena reaksi
Energi listrik di isikan ke dalam sel dengan udara menghasilkan Cr2O3 yang bersifat
dari sumber pengisi baterai DC tidak nonpori. Berbeda dengan Fe (Iron) yang sangat
dapat lama di gunakan untuk reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi.
perubahan kimia pada bahan
elektrode aktif, dan oleh sebab itu METODE PENELITIAN
menyebabkan penguraian elektrolit Sampel dalam penelitian ini adalah 6 buah
pada air (Daryanto, 2001 : 11). baterai Yuasa 12V 5Ah kode YB5L-B dengan
4) Penguapan masa pakai sekitar 20.000 km yang tanpa dan di

JIPTEK, Vol. VII No.1, Januari 2014 _____________________________________ 56


berikan vitamin baterai Vitta-Q. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan
menggunakan teknik sampel bertujuan/ purposive
sample. Metode pengambilan data yang
digunakan adalah metode dokumentasi dengan
memotret hasil pengukuran dari digital
thermometer dan neraca digital.

Variasi Variasi Variasi Variasi Variasi


Tanpa
vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin
vitamin
Vitta-Q Vitta-Q Vitta-Q Vitta-Q Vitta-Q
Vitta-Q
1.5 ml 2 ml 2.5 ml 3 ml 3.5 ml
per cell per cell per cell per cell per cell Gambar 3. Grafik Temperatur Baterai Selama
Charging Tanpa dan dengan 1.5 ml, 2 ml, 2.5
ml, 3 ml, 3.5 ml Vitta-Q per cell.
Charging 0.5 Ampere selama 10 jam pengisian
Pembahasan hasil pengukuran temperatur
Temperatur Berat elektrolit baterai selama charging dari setiap perlakuan
elektrolit
sebagai berikut :
Gambar 2. Diagram Desain Penelitian
a. Berdasarkan Gambar 3. Baterai tanpa
Eksperimen penelitian ini di awali dengan penggunaan vitamin baterai Vitta-Q
memberikan vitamin baterai Vitta-Q pada mempunyai temperatur akhir 49.0 oC.
baterai. Variasi penggunaan vitamin baterai Saat pengisian muatan, timbal sulfat
berubah kembali menjadi timbal dioksida
Vitta-Q per baterai sebagai berikut:
1. 9 ml atau 1.5 ml Vitta-Q per cell baterai. pada elektroda positif dan timbal pada
2. 12 ml atau 2 ml Vitta-Q per cell baterai. elektroda negatif, dan ion sulfat (SO42-)
3. 15 ml atau 2.5 ml Vitta-Q per cell baterai. kembali menjadi larutan elektrolit
4. 18 ml atau 3 ml Vitta-Q per cell baterai. membentuk asam sulfat. Ion sulfat (SO42-)
tidak dapat sepenuhnya kembali ke dalam
5. 21 ml atau 3.5 ml Vitta-Q per cell baterai.
Vitamin baterai Vitta-Q yang di gunakan elektrolit. Terikatnya ion sulfat (SO42-)
dari distributor DK Chemindo – Jakarta. Alat pada timah di akibatkan PbSO4 tidak
ukur berupa Digital Thermometer Krisbow semuanya terlarut, sehingga kadar asam
KW06-308 dan Neraca Digital Mettler Toledo. tidak dapat mencapai angka 1.265 pada
kondisi fully charge.
Pori-pori pada plat akan tertutup
HASIL DAN PEMBAHASAN
sehingga elektrolit tidak bisa mengalir
1. Pembahasan Data Hasil Perhitungan
dengan lancar, kristal PbSO4 yang
Temperatur Baterai Selama Charging
Dari hasil pengaruh penggunaan menghalangi perpindahan molekul asam
vitamin baterai Vitta-Q terhadap temperatur sulfat mengakibatkan panas berlebih
baterai selama charging pada Yuasa lead acid seiring kalor yang di hasilkan oleh
battery tipe liquid vented 12V 5Ah dapat di besarnya arus pengisian. Sehingga
bahas sebagai berikut: temperatur naik seiring bertambahnya
waktu pengisian.
b. Berdasarkan Gambar 3. Baterai dengan
penggunaan vitamin baterai Vitta-Q
sebanyak 1.5 ml per cell mempunyai
temperatur akhir 45.6 oC.
Saat pengisian muatan, timbal sulfat
berubah kembali menjadi timbal dioksida
pada elektroda positif dan timbal pada
elektroda negatif, dan ion sulfat (SO42-)
kembali menjadi larutan elektrolit
membentuk asam sulfat. Ion sulfat (SO42-)
tidak dapat sepenuhnya kembali ke dalam

JIPTEK, Vol. VII No.1, Januari 2014 _____________________________________ 57


elektrolit. Terikatnya ion sulfat (SO42-) Kristal PbSO4 yang semula
pada timah di akibatkan PbSO4 tidak menghalangi perpindahan molekul asam
semuanya terlarut, sehingga kadar asam sulfat perlahan lancar sehingga temperatur
tidak dapat mencapai angka 1.265 pada lebih rendah dan naik perlahan sesuai kalor
kondisi fully charge. yang di hasilkan arus pengisian.
Pori-pori plat yang semula tertutup Temperatur elektrolit pada baterai dengan
PbSO4 mulai tereduksi dengan pemberian penggunaan 2 ml vitamin baterai Vitta-Q
1.5 ml Vitta-Q per sel. Logam Cr per cell lebih rendah sebesar 5.3 oC di
(Chromium) yang terkandung pada Vitta-Q banding baterai dengan penggunaan 1.5 ml
dalam deret volta berada di sebelah kiri vitamin baterai Vitta-Q per cell.
logam Pb sehingga logam Cr dapat d. Berdasarkan Gambar 3. Baterai dengan
mereduksi logam ion Pb. Pergerakan penggunaan vitamin baterai Vitta-Q
elektrolit mulai dapat mengalir dengan sebanyak 2.5 ml per cell mempunyai
lancar, tiap pasang ion hidrogen yang temperatur akhir 42.8 oC.
dekat dengan lempeng negatif bersatu Saat pengisian muatan, timbal sulfat
dengan ion SO42- pada lempeng negatif berubah kembali menjadi timbal dioksida
membentuk molekul asam sulfat. pada elektroda positif dan timbal pada
Kristal PbSO4 yang semula elektroda negatif, dan ion sulfat (SO42-)
menghalangi perpindahan molekul asam kembali menjadi larutan elektrolit
sulfat perlahan lancar sehingga temperatur membentuk asam sulfat. Pori-pori plat
lebih rendah dan naik perlahan sesuai kalor yang tertutup PbSO4 akan tereduksi oleh
yang di hasilkan arus pengisian. logam Cr (Chromium) yang terkandung
Temperatur elektrolit pada baterai dengan pada Vitta-Q dalam deret volta berada di
1.5 ml vitamin baterai Vitta-Q lebih rendah sebelah kiri logam Pb sehingga logam Cr
sebesar 3.4 oC di banding baterai tanpa dapat mereduksi logam ion Pb. Namun
penggunaan vitamin baterai Vitta-Q. pada pemberian Vitta-Q 2.5 ml per cell ini
c. Berdasarkan Gambar 3. Baterai dengan nampak terjadi peningkatan temperatur
penggunaan vitamin baterai Vitta-Q kembali. Elektrolit yang di berikan Vitta-Q
sebanyak 2 ml per cell mempunyai 2.5 ml per cell mulai jenuh karena telah
temperatur akhir 40.3 oC. banyak ion yang senama. Pada keadaan
Saat pengisian muatan, timbal sulfat jenuh telah terjadi kesetimbangan antara
berubah kembali menjadi timbal dioksida solut yang larut dan tak larut atau
pada elektroda positif dan timbal pada kecepatan pelarutan sama dengan
elektroda negatif, dan ion sulfat (SO42-) kecepatan pengendapan.
kembali menjadi larutan elektrolit Kristal PbSO4 tidak semuanya
membentuk asam sulfat. Ion sulfat (SO42-) terlarut mengakibatkan terikatnya ion
tidak dapat sepenuhnya kembali ke dalam sulfat (SO42-), sehingga kadar asam tidak
elektrolit. Terikatnya ion sulfat (SO42-) dapat mencapai angka 1.265 pada kondisi
pada timah di akibatkan PbSO4 tidak fully charge. Pori-pori pada plat masih
semuanya terlarut, sehingga kadar asam tertutup sehingga elektrolit tidak bisa
tidak dapat mencapai angka 1.265 pada mengalir dengan lancar, kristal PbSO4 yang
kondisi fully charge. menghalangi perpindahan molekul asam
Pori-pori plat yang semula tertutup sulfat mengakibatkan panas seiring kalor
PbSO4 mulai tereduksi dengan pemberian 2 yang di hasilkan oleh besarnya arus
ml Vitta-Q per sel. Logam Cr (Chromium) pengisian. Temperatur elektrolit pada
yang terkandung pada Vitta-Q dalam deret baterai dengan penggunaan 2.5 ml vitamin
volta berada di sebelah kiri logam Pb baterai Vitta-Q per cell lebih tinggi sebesar
sehingga logam Cr dapat mereduksi logam 2.5 oC di banding baterai dengan
ion Pb. Pergerakan elektrolit mulai dapat penggunaan 2 ml vitamin baterai Vitta-Q
mengalir dengan lancar, tiap pasang ion per cell.
hidrogen yang dekat dengan lempeng e. Berdasarkan Gambar 3. Baterai dengan
negatif bersatu dengan ion SO42- pada penggunaan vitamin baterai Vitta-Q
lempeng negatif membentuk molekul asam sebanyak 3 ml per cell mempunyai
sulfat. temperatur akhir 42.7 oC.

JIPTEK, Vol. VII No.1, Januari 2014 _____________________________________ 58


Saat pengisian muatan, timbal sulfat banyak ion yang senama. Pada keadaan
berubah kembali menjadi timbal dioksida jenuh telah terjadi kesetimbangan antara
pada elektroda positif dan timbal pada solut yang larut dan tak larut atau
elektroda negatif, dan ion sulfat (SO42-) kecepatan pelarutan sama dengan
kembali menjadi larutan elektrolit kecepatan pengendapan.
membentuk asam sulfat. Pori-pori plat Kristal PbSO4 tidak semuanya
yang tertutup PbSO4 akan tereduksi oleh terlarut mengakibatkan terikatnya ion
logam Cr (Chromium) yang terkandung sulfat (SO42-), sehingga kadar asam tidak
pada Vitta-Q dalam deret volta berada di dapat mencapai angka 1.265 pada kondisi
sebelah kiri logam Pb sehingga logam Cr fully charge. Pori-pori pada plat masih
dapat mereduksi logam ion Pb. Namun tertutup sehingga elektrolit tidak bisa
pada pemberian Vitta-Q 3 ml per cell ini mengalir dengan lancar, kristal PbSO4 yang
nampak terjadi peningkatan temperatur menghalangi perpindahan molekul asam
kembali. Elektrolit yang di berikan Vitta-Q sulfat mengakibatkan panas seiring kalor
3 ml per cell mulai jenuh karena telah yang di hasilkan oleh besarnya arus
banyak ion yang senama. Pada keadaan pengisian. Temperatur elektrolit pada
jenuh telah terjadi kesetimbangan antara baterai dengan penggunaan 3.5 ml vitamin
solut yang larut dan tak larut atau baterai Vitta-Q per cell lebih tinggi sebesar
kecepatan pelarutan sama dengan 7.1 oC di banding baterai dengan
kecepatan pengendapan. penggunaan 3 ml vitamin baterai Vitta-Q
Kristal PbSO4 tidak semuanya per cell.
terlarut mengakibatkan terikatnya ion
sulfat (SO42-), sehingga kadar asam tidak 2. Pembahasan Data Hasil Perhitungan Berat
dapat mencapai angka 1.265 pada kondisi Elektrolit Selama Charging
fully charge. Pori-pori pada plat masih Dari hasil pengaruh penggunaan vitamin
tertutup sehingga elektrolit tidak bisa baterai Vitta-Q terhadap berat elektrolit
mengalir dengan lancar, kristal PbSO4 yang selama charging pada Yuasa lead acid battery
menghalangi perpindahan molekul asam tipe liquid vented 12V 5Ah dapat di bahas
sulfat mengakibatkan panas seiring kalor sebagai berikut:
yang di hasilkan oleh besarnya arus
pengisian. Temperatur elektrolit pada
baterai dengan penggunaan 3 ml vitamin
baterai Vitta-Q per cell lebih rendah
sebesar 0.1 oC di banding baterai dengan
penggunaan 2.5 ml vitamin baterai Vitta-Q
per cell.
f. Berdasarkan Gambar 3. Baterai dengan
penggunaan vitamin baterai Vitta-Q
sebanyak 3.5 ml per cell mempunyai
temperatur akhir 49.8 oC.
Saat pengisian muatan, timbal sulfat
berubah kembali menjadi timbal dioksida
pada elektroda positif dan timbal pada Gambar 4. Grafik Berat Elektrolit Baterai
elektroda negatif, dan ion sulfat (SO42-) Selama Charging Tanpa dan dengan 1.5 ml, 2
kembali menjadi larutan elektrolit ml, 2.5 ml, 3 ml, 3.5 ml Vitta-Q per cell.
membentuk asam sulfat. Pori-pori plat
yang tertutup PbSO4 akan tereduksi oleh Pembahasan hasil pengukuran temperatur
logam Cr (Chromium) yang terkandung baterai selama charging dari setiap perlakuan
pada Vitta-Q dalam deret volta berada di sebagai berikut :
sebelah kiri logam Pb sehingga logam Cr a. Berdasarkan Gambar 4. Baterai tanpa
dapat mereduksi logam ion Pb. Namun penggunaan vitamin baterai Vitta-Q
pada pemberian Vitta-Q 3.5 ml per cell ini mempunyai berat elektrolit awal 230.0 gr
nampak terjadi peningkatan temperatur dan berat elektrolit akhir 209.5 gr. Dengan
kembali. Elektrolit yang di berikan Vitta-Q melihat data tersebut, terjadi pengurangan
3.5 ml per cell mulai jenuh karena telah berat elektrolit sebesar 20.5 gr.

JIPTEK, Vol. VII No.1, Januari 2014 _____________________________________ 59


Saat pengisian muatan, timbal sulfat pengisian, energi kinetik molekul air lebih
berubah kembali menjadi timbal dioksida rendah sehingga molekul air makin sedikit
pada elektroda positif dan timbal pada yang berpindah ke lapis udara di atasnya
elektroda negatif, dan ion sulfat (SO42-) menjadi uap air atau gas dengan simbol
kembali menjadi larutan elektrolit H2O(g) dan penurunan massa elektrolit pun
membentuk asam sulfat. Ion sulfat (SO42-) sedikit. Pengurangan berat elektrolit lebih
tidak dapat sepenuhnya kembali ke dalam rendah 4.6 gr di banding baterai tanpa
elektrolit. Terikatnya ion sulfat (SO42-) vitamin baterai Vitta-Q.
pada timah di akibatkan PbSO4 tidak c. Berdasarkan Gambar 4. Baterai dengan
semuanya terlarut, sehingga tersisa banyak penggunaan vitamin baterai Vitta-Q
2H+ yang bersatu dengan satu atom sebanyak 2 ml per cell mempunyai berat
oksigen membentuk air (H2O) awal 230.0 gr dan mempunyai berat akhir
menyebabkan kadar asam tidak dapat 216.4 gr. Dengan membandingkan data
mencapai angka 1.265 pada kondisi fully tersebut, maka terjadi pengurangan berat
charge. Ketika temperatur meningkat elektrolit sebesar 13.6 gr.
seiring kalor yang di hasilkan oleh Saat pengisian muatan, timbal sulfat
besarnya arus pengisian, energi kinetik berubah kembali menjadi timbal dioksida
molekul air ikut meningkat sehingga pada elektroda positif dan timbal pada
molekul air makin banyak yang berpindah elektroda negatif, dan ion sulfat (SO42-)
ke lapis udara di atasnya menjadi uap air kembali menjadi larutan elektrolit
atau gas dengan simbol H2O(g) dan massa membentuk asam sulfat. Pori-pori plat
elektrolit pun kian menurun. yang semula tertutup PbSO4 tereduksi
b. Berdasarkan Gambar 4. Baterai dengan dengan pemberian 1.5 ml Vitta-Q per sel.
penggunaan vitamin baterai Vitta-Q Logam Cr (Chromium) yang terkandung
sebanyak 1.5 ml per cell mempunyai berat pada Vitta-Q dalam deret volta berada di
awal 230.0 gr dan mempunyai berat akhir sebelah kiri logam Pb sehingga logam Cr
214.1 gr. Dengan membandingkan data dapat mereduksi logam ion Pb. Pergerakan
tersebut, maka terjadi pengurangan berat elektrolit mulai dapat mengalir dengan
elektrolit sebesar 15.9 gr. lancar, tiap pasang ion hidrogen (H+) yang
Saat pengisian muatan, timbal sulfat dekat dengan lempeng negatif bersatu
berubah kembali menjadi timbal dioksida dengan ion SO42- pada lempeng negatif
pada elektroda positif dan timbal pada membentuk molekul asam sulfat sehingga
elektroda negatif, dan ion sulfat (SO42-) kadar asam meningkat.
kembali menjadi larutan elektrolit Kristal PbSO4 yang semula
membentuk asam sulfat. Pori-pori plat menghalangi perpindahan molekul asam
yang semula tertutup PbSO4 tereduksi sulfat perlahan lancar sehingga temperatur
dengan pemberian 1.5 ml Vitta-Q per sel. lebih rendah dan naik perlahan sesuai kalor
Logam Cr (Chromium) yang terkandung yang di hasilkan arus pengisian.
pada Vitta-Q dalam deret volta berada di Temperatur yang lebih rendah dan naik
sebelah kiri logam Pb sehingga logam Cr perlahan seiring kalor yang di hasilkan
dapat mereduksi logam ion Pb. Pergerakan oleh besarnya arus pengisian, energi
elektrolit mulai dapat mengalir dengan kinetik molekul air lebih rendah sehingga
lancar, tiap pasang ion hidrogen (H+) yang molekul air makin sedikit yang berpindah
dekat dengan lempeng negatif bersatu ke lapis udara di atasnya menjadi uap air
dengan ion SO42- pada lempeng negatif atau gas dengan simbol H2O(g) dan
membentuk molekul asam sulfat sehingga penurunan massa elektrolit pun sedikit.
kadar asam meningkat. Pengurangan berat elektrolit lebih rendah
Kristal PbSO4 yang semula 2.3 gr di banding baterai dengan 1.5 ml
menghalangi perpindahan molekul asam vitamin baterai Vitta-Q per cell.
sulfat perlahan lancar sehingga temperatur d. Berdasarkan Gambar 4. Baterai dengan
lebih rendah dan naik perlahan sesuai penggunaan vitamin baterai Vitta-Q
tegangan yang di aplikasikan ke terminal sebanyak 2.5 ml per cell mempunyai berat
selama pengisian. Temperatur yang lebih awal 230.0 gr dan mempunyai berat akhir
rendah dan naik perlahan seiring kalor 215.0 gr. Dengan membandingkan data
yang di hasilkan oleh besarnya arus

JIPTEK, Vol. VII No.1, Januari 2014 _____________________________________ 60


tersebut, maka terjadi pengurangan berat pada Vitta-Q dalam deret volta berada di
elektrolit sebesar 15 gr. sebelah kiri logam Pb sehingga logam Cr
Saat pengisian muatan, timbal sulfat dapat mereduksi logam ion Pb. Namun
berubah kembali menjadi timbal dioksida pada pemberian Vitta-Q 3 ml per cell ini
pada elektroda positif dan timbal pada nampak terjadi penurunan berat elektrolit
elektroda negatif, dan ion sulfat (SO42-) kembali. Elektrolit yang di berikan Vitta-Q
kembali menjadi larutan elektrolit 3 ml per cell mulai jenuh karena telah
membentuk asam sulfat. Pori-pori plat banyak ion yang senama. Pada keadaan
yang tertutup PbSO4 akan tereduksi oleh jenuh telah terjadi kesetimbangan antara
logam Cr (Chromium) yang terkandung solut yang larut dan tak larut atau
pada Vitta-Q dalam deret volta berada di kecepatan pelarutan sama dengan
sebelah kiri logam Pb sehingga logam Cr kecepatan pengendapan.
dapat mereduksi logam ion Pb. Namun Terikatnya ion sulfat (SO42-) pada
pada pemberian Vitta-Q 2.5 ml per cell ini timah di akibatkan PbSO4 tidak semuanya
nampak terjadi penurunan berat elektrolit terlarut, sehingga tersisa banyak 2H+ yang
kembali. Elektrolit yang di berikan Vitta-Q bersatu dengan satu atom oksigen
2.5 ml per cell mulai jenuh karena telah membentuk air (H2O) menyebabkan kadar
banyak ion yang senama. Pada keadaan asam tidak dapat mencapai angka 1.265
jenuh telah terjadi kesetimbangan antara pada kondisi fully charge. Ketika
solut yang larut dan tak larut atau temperatur meningkat seiring kalor yang di
kecepatan pelarutan sama dengan hasilkan oleh besarnya arus pengisian,
kecepatan pengendapan. energi kinetik molekul air ikut meningkat
Terikatnya ion sulfat (SO42-) pada sehingga molekul air makin banyak yang
timah di akibatkan PbSO4 tidak semuanya berpindah ke lapis udara di atasnya
terlarut, sehingga tersisa banyak 2H+ yang menjadi uap air atau gas dengan simbol
bersatu dengan satu atom oksigen H2O(g) dan massa elektrolit pun kian
membentuk air (H2O) menyebabkan kadar menurun. Pengurangan berat elektrolit
asam tidak dapat mencapai angka 1.265 baterai sama dengan baterai 2.5 ml
pada kondisi fully charge. Ketika vitamin baterai Vitta-Q per cell yaitu 15 gr.
temperatur meningkat seiring kalor yang di f. Berdasarkan Gambar 4. Baterai dengan
hasilkan oleh besarnya arus pengisian, penggunaan vitamin baterai Vitta-Q
energi kinetik molekul air ikut meningkat sebanyak 3.5 ml per cell mempunyai berat
sehingga molekul air makin banyak yang awal 230.0 gr dan mempunyai berat akhir
berpindah ke lapis udara di atasnya 208.1 gr. Dengan membandingkan data
menjadi uap air atau gas dengan simbol tersebut, maka terjadi pengurangan berat
H2O(g) dan massa elektrolit pun kian elektrolit sebesar 21.9 gr.
menurun. Pengurangan berat elektrolit Saat pengisian muatan, timbal sulfat
lebih tinggi 1.4 gr di banding baterai berubah kembali menjadi timbal dioksida
dengan 2 ml vitamin baterai Vitta-Q per pada elektroda positif dan timbal pada
cell. elektroda negatif, dan ion sulfat (SO42-)
e. Berdasarkan Gambar 4. Baterai dengan kembali menjadi larutan elektrolit
penggunaan vitamin baterai Vitta-Q membentuk asam sulfat. Pori-pori plat
sebanyak 3 ml per cell mempunyai berat yang tertutup PbSO4 akan tereduksi oleh
awal 230.0 gr dan mempunyai berat akhir logam Cr (Chromium) yang terkandung
215.0 gr. Dengan membandingkan data pada Vitta-Q dalam deret volta berada di
tersebut, maka terjadi pengurangan berat sebelah kiri logam Pb sehingga logam Cr
elektrolit sebesar 15 gr. dapat mereduksi logam ion Pb. Namun
Saat pengisian muatan, timbal sulfat pada pemberian Vitta-Q 2.5 ml per cell ini
berubah kembali menjadi timbal dioksida nampak terjadi penurunan berat elektrolit
pada elektroda positif dan timbal pada kembali. Elektrolit yang di berikan Vitta-Q
elektroda negatif, dan ion sulfat (SO42-) 2.5 ml per cell mulai jenuh karena telah
kembali menjadi larutan elektrolit banyak ion yang senama. Pada keadaan
membentuk asam sulfat. Pori-pori plat jenuh telah terjadi kesetimbangan antara
yang tertutup PbSO4 akan tereduksi oleh solut yang larut dan tak larut atau
logam Cr (Chromium) yang terkandung

JIPTEK, Vol. VII No.1, Januari 2014 _____________________________________ 61


kecepatan pelarutan sama dengan KESIMPULAN
kecepatan pengendapan. 1. Hasil pengukuran pada Yuasa lead acid
Terikatnya ion sulfat (SO42-) pada battery tipe liquid vented 12V 5Ah selama
timah di akibatkan PbSO4 tidak semuanya charging menggunakan battery charger
terlarut, sehingga tersisa banyak 2H+ yang sebelum pemberian vitamin baterai Vitta-Q
bersatu dengan satu atom oksigen menghasilkan temperatur 49oC dan berat
membentuk air (H2O) menyebabkan kadar elektrolit 209.5 gr pada 230.0 gr elektrolit.
asam tidak dapat mencapai angka 1.265 2. Hasil pengukuran pada Yuasa lead acid
pada kondisi fully charge. Ketika battery tipe liquid vented 12V 5Ah selama
temperatur meningkat seiring kalor yang di charging menggunakan battery charger
hasilkan oleh besarnya arus pengisian, setelah pemberian 2 ml vitamin baterai
energi kinetik molekul air ikut meningkat Vitta-Q per cell menghasilkan temperatur
sehingga molekul air makin banyak yang terendah yaitu 40.3 oC dan berat elektrolit
berpindah ke lapis udara di atasnya 216.4 gr pada 230.0 gr elektrolit.
menjadi uap air atau gas dengan simbol 3. Hasil pengukuran pada Yuasa lead acid
H2O(g) dan massa elektrolit pun kian battery tipe liquid vented 12V 5Ah selama
menurun. Pengurangan berat elektrolit charging menggunakan battery charger
lebih tinggi 6.9 gr di banding baterai setelah pemberian 3.5 ml vitamin baterai
dengan 3 ml vitamin baterai Vitta-Q per Vitta-Q per cell menghasilkan temperatur
cell. tertinggi yaitu 49.8 oC dan berat elektrolit
208.1 gr pada 230.0 gr elektrolit.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2013, 1 Maret). Statistic Motorcycle
Production Wholesales Domestic and Exports. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia. Di
peroleh 13 Mei 2013, dari http://www.aisi.or.id/.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Botcolaboratories. (1991). Laboratory Test Report.
Botcolab Test Report. Di peroleh 4 April 2013, dari http://www.vitta-
q.com/pdf/botcolabs.pdf.
Catherino, H.A. (2004). Sulfation in Lead–Acid
Batteries. Journal of Power Sources 129 113–120. Di peroleh 17 April 2013, dari
http://ac.els-cdn.com/S0378775303010681/1-s2.0-S0378775303010681-main.pdf.
Dambrowski, Jonny. (2009). About The Challenges
For Charging Techniques With Lead-Acid Batteries in The Automotive Industry. Deutronic
Elektronik GmbH. Di peroleh 3 April 2013, dari http://deutronic.com/ladegeraete/deutronic-
lader_e.pdf.
Daryanto. (1987). Pengetahuan Teknik Listrik. Jakarta: Bina Aksara.
Daryanto. (2001). Pengetahuan Baterai Mobil.
Jakarta: Bina Aksara.
Daryanto. (2011a). Dasar-Dasar Kelistrikan Otomotif. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Daryanto. (2011b). Sistem Kelistrikan Motor. Bandung: Satu Nusa.
Faqih, M. (2011, 5 April). Mengenal Accu awet dan
Panjang Umur. Republika. Di peroleh 18 Februari 2013, dari
http://www.batteryglobal.com/artikel.php@kat=1&id=2.html.
Grummy Wailanduw, A. Ladiono. (2010). Efektivitas Aki Basah dan aki Kering Terhadap Beban
Listrik pada Kendaraan Bermotor. Surabaya: Program Strata Unesa.
Hafiz, W. A., (2004) Development of Asymmetric Polysulfone Membrane For The Application in
Tropicalized Lead Acid Battery. Malaysia: Program Strata Universitas Teknologi Malaysia.
Hardi, Syam. (1983). Dasar-dasar Teknik Listrik
Aliran Rata I. Jakarta: Bina Aksara.
Kiehne, H. A., (1989). Electrochemical Power Sources. Jerman: Expert Verlag.
Maylani, Yossi, (2003). Revitalisasi Akumulator Bekas. Semarang: Program Strata Unnes.

JIPTEK, Vol. VII No.1, Januari 2014 _____________________________________ 62

View publication stats

You might also like