DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi kelima. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015.
2. Umar, H Sanusi. Erythroderma (generalized exfoliative dermatitis), diunduh
dari: www.emedicine.com,pada 24 Februari 2020.
3. Siregar, RS. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC, 2004.
4. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 7 th eds. New York: McGraw-
Hill, 2001.
5. Bandyopadhyay debabrata, Associate Professor and Head Department of
Dermatology, diunduh dari: www.tripodindonesia.com, pada tanggal 24
Februari 2020.
6. Asri, R. Buku ajar ilmu penyakit kulit & kelamin Jilid 1. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI; 2005.
7. Rita, A. Perbandingan sensitivitas dan spesifitas pemeriksaan sediaan
langsung KOH 20% dengan sentrifugasi dan tanpa sentrifugasi pada tinea
kruris [Internet].2012 [cited 2020 Februari 24]. Available from :
http://repository.unand,ac,id/18063.
8. Mulyaningsih, S. Tingkat kekambuhan tinea kruris dengan pengobatan krim
ketokonazol 2% sesuai lesi klinis dibandingkan dengan sampai 3 cm di luar
batas lesi klinis [Internet].2004 [cited Februari 24]. Available from:
http//eprints.undip.ac.id/14933/.
9. Noble SL, Forbes RC, Stamm PL. Diagnosis and management of common
tinea infection. Am Fam Phys [Internet].1998 [cited 2014 Mar 1]; 58(1):163-
74. Available from: http://www.aafp.org/afp/1998/0701/p163.html.
10. Cholis, M. Tinea corporis dan kruris penyakit jamur. Jakarta : FKUI; 1999.
11. Martin AG, Kobayashi GS. Superficial fungal infection. Deratophytosis,
Tinea Nigra, Piedra Dermatology in general medicine. 4th ed. New york : MC
Graw Hill; 2002.

51
12. Goedadi M, Suwito PS. Tinea korporis dan tinea kruris dermatomikosis
superfisialis. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2004.
13. Tinea corporis, tinea cruris, and tinea pedis. Doctor-fungus [Internet]. 2007
[cited 2014 Mar 1].Available from :
http://www.doctorfungus.org/mycoses/human/other/tinea
corporis_cruris_pedis.php.
14. Berman, K. Tinea corporis. Multimedia medical encyclopedia [Internet]. 2008
[cited 2014 Mar 1]. Available from:
http://umm.edu/health/medical/ency/articles/tinea-corporis.
15. James, William D, Breger, Timothy G, Elston, Dirk, et al. Diseases of the
skin: clinical dermatology . 10th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier ;
2006.p.302.
16. Wirya, D. Pedoman diagnosis dan terapi penyakit kulit dan kelamin.
Denpasar: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
17. Djuanda, A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2004.
18. Budimulja U, Sunoto, Tjokronegoro A .Penyakit jamur. Jakarta : Fakultas
Kedoteran Universitas Indonesia; 2008.
19. Suliarsito, SA. Dermatologi praktis. Jakarta: Perkumpulan Ahli Dermatologi
dan Verologi Indonesia; 2006.
20. Herbert, P . Diagnosis fotografik & penatalaksanaan penyakit kulit . 3rd ed.
Jakarta: EGC; 2013.
21. Habif TP. 2004. Clinical dermatology. Mosby: Edinburgh.

22. Syarif, A., dkk. 2012. Farmakologi dan Terapi Edisi ke-5 cetak ulang dengan
tambahan. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
23. Katzung, B.G., Masters, S.B. dan Trevor, A.J., 2014, Farmakologi Dasar &
Klinik, Vol.2, Edisi 12, Editor Bahasa Indonesia Ricky Soeharsono et al.,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

52
24. Sahoo, AK, dan Mahajian R. 2016. Management of tinea corporis, tinea
cruris, and tinea pedis: A comprehensive review. Indian Dermatol Online J.
2016 Mar-Apr; 7(2): 77–86. doi: 10.4103/2229-5178.178099.
25. Singh J, Zaman M dan Gupta AK.2007. Evaluation of microdilution and disk
diffusion methods for antifungal susceptibility testing of dermatophytes.Med
Mycol. 2007 Nov; 45(7):595-602.
26.

53