Professional Documents
Culture Documents
FITOFARMAKA
TUGAS IV : PEMBUATAN KAPSUL EKSTRAK KENCUR DAN UJI
KESERAGAMAN BOBOT
KELOMPOK : 8 (DELAPAN)
FARMASI B
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
Latar Belakang......................................................................................................1
Tujuan...................................................................................................................1
Manfaat.................................................................................................................1
Senyawa Marker...................................................................................................4
Kapsul...................................................................................................................5
Keseragaman Bobot..............................................................................................6
Cab-o-sil...............................................................................................................7
Avicel....................................................................................................................8
BAB IV KESIMPULAN........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kencur termasuk ke dalam terna kecil yang siklus hidupnya semusim atau
beberapa musim, yaitu pada musim penghujan. Rimpang kencur sebagian
terletak di atas tanah. Bentuk rimpang umumnya bulat, bagian tengah
2
berwarna putih dan pinggirnya coklat-kekuningan dan berbau harum.
Berbatang semu yang sangat pendek terbentuk dari pelepah-pelepah daun
yang saling menutupi. Daun-daun kencur tumbuh tunggal, melebar dan
mendatar hampir rata dengan permukaan tanah. Warna bunganya putih, ungu
hingga lembayung dan tiap tangkai bunga berjumlah 4-12 kuntum bunga.
Buah kencur termasuk buah kotak beruang 3 dengan bakal buah yang terletak
tenggelam (Rukmana, 2010).
Hampir seluruh bagian tanaman kencur mengandung minyak atsiri. Salah
satunya pada sel daun kencur dan rimpang kencur. Zat-zat kimia yang telah
banyak diteliti adalah pada rimpangnya, yakni mengandung minyak atsiri
2,4% - 3,9%, juga cinnamal, aldehide, asam motil p-cumarik, asam cinnamat,
etil ester dan pentadekan. Rimpang kencur berkhasiat untuk obat batuk, gatal-
gatal pada tenggorokan, perut kembung, rasa mual, masuk angina, pegal-
pegal, pengompresan bengkak, tetanus, penambah nafsu makan dan juga
sebagai minuman segar (Rukmana, 2010).
3
sehingga didapatkan kristal berwarna putih. Selain itu EPMS mempunyai
gugus fungsi yang reaktif sehingga sangat mudah ditransformasikan menjadi
gugus fungsi yang lain (Barus, 2009).
4
menguatkan bioaktifitas dari komponen lain untuk meningkatkan efek
terapi obat herbal (Li et al. 2008).
4. Komponen Identitas
Untuk dapat berperan dalam efek terapi, Komponen identitas haruslah
bahan yang spesifik dan atau unik dari obat herbal (Li et al. 2008).
5. Komponen Major
Komponen Major merupakan senyawa yang memiliki kandungan
terbesar dalam tanaman. Kelompok bukan komponen identitas dan
memiliki bioaktifitas yang belum diketahui pasti. Komponen major
digunakan untuk analisis kualitatifa dan kuantitatif dari obat herbal
khususnya untuk efaluasi stabilitas dan diferensiasi (Li et al. 2008).
6. Komponen Korelatif
Komponen korelatif merupakan komponen yang memiliki kedekatan
hubungan dengan yang lainnya. contohnya saja dapat menjadi prekusor
produk atau metabolit dari suatu reaksi kimia atau enzimatis. Komponen
korelatif dapat digunakan sebagai senyawa marker untuk menguji kualitas
obat tradisional yang berasal dari lokasi berbeda dan pada waktu
penyimpananyang berbeda pula (Li et al. 2008).
7. Komponen Toksik
Senyawa yang menunjukkan sifat alergi dan toksik (Li et al. 2008).
8. Komponen Umum
Komponen umum merupakan senyawa yang umum terdapat dalam
tanaman. Komponen umum diidentifikasi dengan fingerprint untuk quality
control (Li et al. 2008).
1.4 Kapsul
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau
lunak. Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat tambahan
lain (Depkes RI, 1979).
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin; tetapi
dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Ukuran cangkang
5
kapsul keras bervariasi dari nomor paling kecil (5) sampai nomor paling besar
(000), kecuali ukuran cangkang untuk hewan. Umumnya ukuran nomor 00
adalah ukuran terbesar yang dapat diberikan kepada pasien. Ada juga kapsul
gelatin keras ukuran 0 dengan bentuk memanjang (dikenal sebagai ukuran
OE), yang memberikan kapasitas isi lebih besar tanpa peningkatan diameter
(Depkes RI, 2014).
Dalam praktek pelayanan resep di apotik, kapsul cangkang keras dapat
diisi dengan tangan; cara ini memilih obat tunggal atau campuran dengan
dosis tepat yang paling baik bagi setiap pasien. Fleksibilitas ini merupakan
kelebihan kapsul cangkang keras dibandingkan bentuk sediaan tablet dan
kapsul cangkang lunak (Depkes RI, 2014).
6
kolom A dan untuk setiap 2 kapsul tidak lebih dari yang ditetapkan
kolom B.
7
dispersi koloid dengan air. Untuk Aerosil, kelarutan dalam air adalah 150 mg /
L pada 258C (pH 7).
Stabilitas :
Silikon dioksida koloid bersifat higroskopis tetapi mengadsorpsi dalam jumlah
besar air tanpa pencairan. Ketika digunakan dalam sistem berair pada pH 0-
7,5, silikon dioksida koloid efektif dalam meningkatkan viskositas suatu
sistem. Namun, pada pH lebih dari 7,5 viskositas meningkat sifat-sifat koloid
silikon dioksida berkurang; dan pada pH lebih dari 10.7 kemampuan ini hilang
sepenuhnya sejak silicon dioksida larut membentu silikat. Silikon dioksida
koloid bubuk harus disimpan dalam wadah tertutup.
BAB III
PROSEDUR KERJA
8
3.1. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
1. Timbangan analitik 1. Sampel ekstrak kencur
2. Timbangan kasar 2. Cangkang kapsul
3. Mortir dan stamper 3. Avicel
4. Alat pengisi kapsul 4. Cab-O sil
9
1. Pembuatan kapsul
10
BAB IV
4.1. Hasil
a. Perhitungan bobot bahan isi kapsul
% Kadar rata-rata EPMS dalam ekstrak : 31,57 %
Cab-o-sil : Aviscel = ( 1 : 3 )
EPMS = 15 mg/kapsul
100 kapsul = 1500 mg
- Ekstrak =
- Cab-o-sil =
- Avicel =
b. % Kesalahan = x 100%
= x 100%
= 0,4%
11
3. 0,342 g 0,131 g 0,211 g 5,5 %
4. 0,309 g 0,125 g 0,184 g 8%
5. 0,328 g 0,126 g 0,202 g 1%
6. 0,317 g 0,133 g 0,133 g 8%
7. 0,341 g 0,130 g 0,211 g 5,5 %
8. 0,316 g 0,122 g 0,194 g 3%
9. 0,319 g 0,128 g 0,191 g 4,5 %
10. 0,329 g 0,122 g 0,207 g 3,5 %
11. 0,312 g 0,124 g 0,188 g 6%
12. 0,338 g 0,135 g 0,203 g 1,5 %
13. 0,316 g 0,127 g 0,189 g 5,5 %
14. 0,339 g 0,134 g 0,205 g 2,5 %
15. 0,323 g 0,124 g 0,199 g 0,5 %
16. 0,326 g 0,129 g 0,197 g 1,5 %
17. 0,325 g 0,125 g 0,200 g 0%
18. 0,330 g 0,124 g 0,206 g 3%
19. 0,314 g 0,127 g 0,187 g 6,5 %
20. 0,333 g 0,142 g 0,191 g 4,5 %
% Penyimpangan =
12
4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini membuat sediaan kapsul dari ekstrak kencur.
Alasan dipilihnya sediaan kapsul antara lain dapat menutupi rasa yang pahit
dan tidak enak dari obat ekstrak karena ekstrak tumbuhan sebagian besar
memiliki rasa pahit atau getir sehingga dengan pemilihan sediaan kapsul dapat
menutupi rasa pahit dan meningkatkan akseptabilitas pasien terhadap sediaan
yang telah diformulasikan.
Tahap awal yang kami lakukan yaitu perhitungan teoritis dari % kadar
rata-rata EPMS dalam ekstrak sebesar 31,57 %. Sehingga didapat bobot
ekstrak yang akan ditimbang sebanyak 4751,35 mg ~ 4,75 g. bahan tambahan
menggunakan cab-o-sil dan avicel perbandingan 1:3. Fungsi cab-o-sil ialah
sebagai adsorban, sedangkan avicel berfungsi sebagai pengisi maupun
adsorbsen untuk mengeringkan ekstrak. Menimbang avicel dan cab-o-sil
setelah ditimbang dicampur digerus menjadi satu sampai homogen, ketika
sudah homogen lalu timbang, hasil yang diperoleh 19,92 g dengan
%kesalahan 0,4 %. Kemudian campuran ekstrak dibagi menjadi 2 sejumlah
9,96 g. menggunakan teknik manual dengan kertas yang diikat pada badan
cangkang kapsul sebanyak 50 kapsul diisi dengan ektrak sebanyak 100 kapsul
Pada pembuatan kapsul melakukan evaluasi mutu kapsul yang terdiri dari
uji keseragaman bobot. Uji keseragaman bobot kandungan pertama ditimbang
20 kapsul satu persatu, kemudiaan mengeluarkan isi kapsul dan menimbang
cangkang kapsul lalu di hitung bobot rata-rata tiap kapsul. Kemudian dihitung
%penyimpangan didapat 0,25%.
13
BAB V
KESIMPULAN
Menurut BPOM nomor 12 tahun 2014 untuk kapsul yang berisi obat
tradisional kering yakni tidak lebih dari 2 kapsul masing-masing bobot isinya
menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari 10 % dan tidak 1 kapsul
menyimpang dari 25%. Jadi persentase penyimpangan yang didapat kelompok
kami memenuhi syarat diatas yakni 0%. Dari jumlah isi sebesar 3,99 gram, rata-
rata isi kapsul sebesar 199,5 mg dan persentase penyimpang sebesar 0,25%.
14
DAFTAR PUSTAKA
Barus, Rosbina. 2009. Amidasi Etil p-Metoksi Sinamat yang Diisolasi dari
Kencur (Kaempferia galangal Linn). Medan: Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi
ketiga. Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia Edisi
kelima. Jakarta.
Li, Songlin., et al. 2008. Chemical Marker for The Quality Control of Herbal
Medicines: An Overview. China: Lisence BioMed Central Ltd.
Natural Health Products Directorate. 2012. Draft: Quality of Natural Health
Products Guide.
Peraturan Kepala Badan POM No.12 tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat
Tradisional.
Rama, P. 2008. Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan. Jakarta. Penerbit
Agro. Media.
Rowe, Raymond C, et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth
Edition. London. Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Association.
Taufikurohmah, T, Rusmini, Nurhayati. 2008. Pemilihan Pelarut Optimasi Suhu
pada Isolasi Senyawa Etil Para Metoksi Sinamat (EPMS) dari Rimpang
Kencur Sebagai Bahan Tabir Surya pada Industri Kosmetik.
15