You are on page 1of 15

FORMULATION AND EVALUATION OF CAPTOPRIL TABLET USING

AMBASSES OF UMBI TALAS AND HPMC WHICH IS MODIFIED AS FILLERS


AND BINDERS INDIRECT METHODS

Aris Perdana Kusumaa*, Oktavia Indratib**, Ahmad Sastra Kelanac***


a,b,c
Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universita
Islam Indonesia
*
Email : arisperdana@uii.ac.id
**Email : o.indrati@gmail.com
***Email : sastrakelana46@gmail.com

ABSTRACT

Indonesia is a tropical country that has many plants, one of its functions can be
the material of making medicines such as starches and tubers. Amylum of taro tuber
(Colocasia esculenta) has the potential to be developed into excipient but its use is limited.
The purpose of this study was to optimize the formulation and to evaluate the
characteristics of captopril tablets by using taro thistle of amylum and HPMC modified as
filler and binder on direct compression method. Talc taro is obtained by extraction process,
then combined with HPMC with partial pregelatination and co-process method. Variation
of the use of starch is divided into 5, Formulation I, Formulation II, Formulation III,
Formulation IV, and Formulation V. Captopril tablet formulation is good if it includes
evaluation of granular flow properties, weight diversity test, size diversity test, frayness
test, hardness test, cracking test, dissolution test, and grade determination. The data
analysis is done by theoretical approach between the evaluation result and the literature to
observe the result of the modification formulation. From the fifth formulation, the
evaluation result indicated that the formulation of III of pregelatination taro amylum:
Avicel PH 102 (50:50) has result of evaluation of physical properties of tablet which is
best seen from weight diversity test that is 151,6 ± 2,74 mg, diversity of size with diameter
8.07 ± 0.010 mm and 2.38 ± 0.08 mm thick, hardness of 5.57 ± 0.36 kg, friability of 0.17 ±
0.07, crushing time 12.09 ± 0.52 minutes, determination Levels of 97.88 ± 1.71% and
dissolution test results 90.65 ± 4.81% dimenit to 20, and of the overall test can be said in
accordance with the provisions in the literature. It can be concluded that from this study,
the formula III corresponds to the literature and is suitable as a filler and binder in tablets
of captopril with the ratio of pregelatinasi thoracic acid: Avicel PH 102 (50:50).

Key words: Tablet, Captopril, Co-Process, Partial Pregelatination

ABSTRAK

Indonesia adalah negara tropis yang memiliki banyak tumbuhan, salah satu
fungsinya bisa menjadi bahan pembuatan obat-obatan seperti pati dan umbi. Amilum dari
umbi talas (Colocasia esculenta) berpotensi dikembangkan menjadi bahan tambahan obat
tetapi peggunaannya masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji formulasi
yang optimal dan mengetahui hasil evaluasi sediaan tablet kaptopril menggunakan amilum
umbi talas dan HPMC yang dimodifikasi sebagai pengisi dan pengikat pada metode kempa
langsung. Amilum talas diperoleh melalui proses ekstraksi, kemudian dikombinasi dengan
HPMC dengan metode pregelatinasi parsial dan ko-proses. Variasi penggunaan amilum
dibedakan menjadi 5, yaitu Formulasi I, Formulasi II, Formulasi III, Formulasi IV, dan
Formulasi V. Pengujian yang dilakukan meliputi evaluasi sifat alir granul, uji keragaman

1
bobot, uji keragaman ukuran, uji kerapuhan, uji kekerasan, uji waku hancur, uji disolusi,
dan penetapan kadar. Analisis data dilakukan dengan pendekatan secara teoritis antara
hasil evaluasi dengan literatur untuk mengamati hasil dari formulasi modifikasi. Dari
kelima formulasi, hasil evaluasi menunjukkan bahwa formulasi III yang mengandung
amilum talas pregelatinasi : Avicel PH 102 (50:50) memiliki hasil evaluasi sifat fisik tablet
yang paling baik dilihat dari uji keragaman bobot yaitu 151,6±2,74 mg, keragaman ukuran
dengan diameter 8,07±0,010 mm dan tebal 2,38±0,08 mm, kekerasan yaitu 5,57±0,36 kg,
kerapuhan yaitu 0,17±0,07, waktu hancur 12,09±0,52 menit, penetapan kadar 97,88±1,71
% dan hasil uji disolusi 90,65±4,81 % dimenit ke 20, dan dari keseluruhan uji dapat
dikatakan sesuai dengan ketentuan yang ada di literatur. Dapat disimpulkan bahwa dari
penelitian ini, formula III sesuai dengan literatur dan cocok sebagai bahan pengisi dan
pengikat dalam tablet captopril dengan perbandingan amilum talas pregelatinasi : Avicel
PH 102 (50:50).
Kata kunci : Tablet, Kaptopril, Ko-Proses, Pregelatinasi Parsial

Pendahuluan Berdasarkan penelitian terdahulu


peningkatan jumlah konsentrasi amilum
Indonesia merupakan negara tropis
jagung pregelatinasi sebagai bahan
yang kaya akan sumber daya alam yang
pengikat tablet vitamin E menunjukkan
bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku
penurunan nilai kerapuhan, peningkatan
pembuatan obat seperti amilum. Dalam
kekerasan tablet, dan waktu hancur yang
industri farmasi amilum dapat digunakan
lebih lama (Apriani., 2009). Amilum
sebagai bahan pengisi dan pengikat
yang di gunakan pada penelitian ini
dalam formulasi sediaan tablet (Yusuf
adalah amilum talas dimana amilum talas
dkk., 2008).
lebih baik bentuk partikelnya dari pada
Penggunaan amilum sebagai bahan
jagung.
pengisi dan pengikat memiliki peranan
Namun, fungsionalitas yang
penting dalam sifat fisik dari sediaan
diperoleh terbatas dari rentang modifikasi
tablet, tetapi pemanfaatan amilum yang
yang dilakukan. Oleh karena itu,
digunakan sebagai bahan pengisi dan
dibutuhkan suatu metode ko-proses.
pengikat masih memberikan hasil
Suatu konsep baru yang melibatkan
kerapuhan dan kekerasan yang buruk,
interaksi antara dua atau lebih eksipien
sedangkan pada persyaratan suatu sediaan
pada tingkat subpartikel. Pada ko-proses
tablet harus memiliki tingkat kerapuhan
tidak terjadi perubahan kimiawi selama
dan kekerasan yang baik. Untuk
proses berlangsung dan perubahan yang
memperbaiki hal itu maka dilakukan
terjadi hanya perubahan sifat fisik dari
modifikasi fisika yang dinamakan
partikel.
pregelatinasi.

2
Ko-proses dapat dilakukan dengan penjelasan diatas maka dari itu perlu
cara tunggal yaitu melalui pregelatinasi dilakukan penelitian lebih lanjut terkait
Namun pregelatinasi menghasilkan formulasi dan evaluasi tablet kaptopril
serbuk yang kurang optimal, sehingga menggunakan amilum umbi talas dan
dilakukan kombinasi dengan HPMC yang dimodifikasi sebagai pengisi
menggunakan HPMC (Disign MD., dan pengikat pada metode kempa
2015). Pada penelitian sebelumnya langsung.
kombinasi hidroksipropil metilselulosa
Tujuan Penelitian
K15M sebagai matriks, komponen
Tujuan yang diharapkan dari
effervescent natrium bikarbonat dan asam
penelitian ini yaitu membuat formulasi
sitrat pada tablet floating kaptopril
dan mengevaluasi tablet kaptopril
memberikan pengaruh baik terhadap sifat
menggunakan amilum umbi talas dan
fisik granul, sifat fisik tablet, maupun
HPMC yang dimodifikasi sebagai pengisi
pelepasan tablet. Semakin banyak HPMC
dan pengikat pada metode kempa
K15M yang ditambahkan akan
langsung.
meningkatkan kekerasan tablet,
menurunkan waktu alir, kecepatan
METODE PENELITIAN
disolusi dan floating time tablet.
Alat
Sedangkan semakin banyak komponen
Alat yang digunakan dalam
effervescent yang ditambahkan akan
penelitian ini yaitu magnetic stirrer
menurunkan kerapuhan tablet(Awaludin.,
(Thermolyne Cimarec®2), timbangan
2016). Maka dari itu, HPMC digunakan
analitik (Mettler Toledo type
untuk meningkatkan daya ikat pada
PL303),friability tester (Erweka
amilum yang digunakan. Pada penelitian
Friabilator Type TA-100/TA-200), alat uji
sebelumnya belum dilakukan formulasi
sudut diam, stopwatch, seperangkat alat
dan evaluasi pada tablet, maka dari itu
spektrofotometer UV, mesin kempa
penelitian ini dilakukan formulasi dan
tablet (korsch tipe EK0), jangka sorong,
evaluasi pada tablet(Asyarie 2007). Zat seperangkat alat uji disolusi (Erweka
aktif yang digunakan yaitu kaptopril DT 706), hardness tester (Vanguard
dimana kaptopril adalah obat hipertensi. tipe YD-2), dan alat uji kerapuhan tablet
Dosis obat kaptopril yang digunakan (Erweka Friabilitor Tipe TA- 100/TA-
kecil, sehingga sesuai untuk dijadikan 200).
tablet dengan metode kempa langsung
(Depkes., 2014). Berdasarkan penjelasan-

3
Bahan Ekstraksi dan Modifikasi Amilum
Pada penelitian ini digunakan dengan Metode Pregelatinasi dan Ko-
bahan-bahan diantaranya kaptopril, umbi Proses
talas (Colocasia esculenta (L). Scott),
Umbi talas yang didapat dari
HCl 0,1 N, aquades, Avicel pH 102,
pedagang lokal diekstraksi untuk
HPMC K15 dan primojel, aerosil, dan
mendapatkan amilum talas. Selanjutnya
magnesium stearic. Bahan umbi talas
amilum talas dimodifikasi dengan
(Colocasia esculenta (L.) Schott)
dikombinasikan menggunakan HPMC
didapatkan dari pedagang yang ada di
dengan konsentrasi 3% melalui metode
pasar Pakem, Sleman, Yogyakarta yang
pregelatinasi dan ko-proses untuk
diperoleh pada tanggal 20 Februari 2017.
menghasilkan amilum talas termodifikasi.
Kaptopril diperoleh dari Laboratorium
Teknologi Farmasi FMIPA UII. Aquades, Pembuatan Tablet
Avicel PH 102 (AsahiKASEI), HPMC
Pembuatan tablet kaptopril
K15, primojel, airosil (PT. Brataco) dan
menggunakan metode kempa langsung.
magnesium stearate (PeterGREVEN)
Kempa langsung memiliki keuntungan
diperoleh dari Laboratorium Teknologi
sebagai produksi tablet yang paling
Farmasi FMIPA UII.
singkat. Pada penelitian ini amilum talas
hasil pregelatinasi digunakan sebagai
bahan pengisi.

Tabel 1. Formulasi tablet kaptopril


Bahan Formula Formula Formula Formula Formula
I II III IV V
Kaptopril 12,5 mg 12,5 mg 12,5 mg 12,5 mg 12,5 mg
Avicel PH-102 122 mg 73,2 mg 61 mg 48,8 mg 0 mg
Amilum 0 mg 48,8 mg 61 mg 73,2 mg 122 mg
modifikasi
Primojel 12 mg 12 mg 12 mg 12 mg 12 mg
Aerosil 1,5 mg 1,5 mg 1,5 mg 1,5 mg 1,5 mg
Magnesium 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg
stearate
Total 150 mg 150 mg 150 mg 150 mg 150 mg

Evaluasi Serbuk Serbuk 60 gram dimasukkan


Uji kecepatan alir serbuk dan Sudut Diam dalam corong alat. Disiapkan wadah

4
untuk menampung serbuk di bagian dibandingkan dengan berat sebelumnya
bawah alat. Penutup corong dibuka (USP 36., 2013).
sehingga serbuk meluncur melewati c. Uji Keragaman Bobot
corong lalu dicatat waktu yang Diambil dua puluh tablet acak
diperlukan serbuk untuk meluncur ditimbang satu persatu lalu dihitung rata-
melewati corong. Serbuk bisa dikatakan rata. Kemudian dihitung presentase
memenuhi syarat jika kecepatan waktu penyimpangan tiap bobot tablet dengan
alir lebih dari 10 g/detik (Depkes., 2014) bobot 130-324 mg simpangan bobot nya
(Setyawan., 2010). Serbuk yang telah tidak boleh lebih dari 7,5% (USP 36.,
jatuh membentuk kerucut kemudian 2013).
diukur tingginya. Besar sudut diam d. Uji keragaman ukuran
ditentukan menggunakan rumus : Pengukuran dilakukan pada
h sejumlah 20 tablet. Pengukuran diameter
Tan α = ...............................(1)
r
dan ketebalan tablet menggunakan jangka
α = sudut diam
sorong. Berdasarkan syarat yang
h = tinggi kerucut
ditetapkan British Pharmacopoeia
r = jari-jari kerucut
standar diameter tablet dengan CV lebih
kurang 5% untuk tablet diameter hingga
Uji Evaluasi Tablet
12,55 mm(Wlodarski., 2016).
a. Uji Kekerasan
e. Uji Waktu Hancur
Dilakukan uji kekerasan 20 tablet
Dimasukkan lima buah tablet ke
menggunakan alat uji kekerasan Erweka
dalam alat disintegration tester. Setiap
Hardness tester satu per satu.
tabung diisi satu tablet. Dijalankan alat
Pengukuran berhenti ketika tablet pecah
sampai semua fraksi pecahan tablet
dan dibaca tekanan pada skala tertentu.
lewat ayakan yang terletak pada bagian
Percobaan diulang sebanyak sepuluh
bawah alat dan Dicatat waktu yang
kali(USP 36., 2013).
diperlukan sebagai waktu hancur
b. Uji Kerapuhan
tablet (Depkes., 2018).
Diambil dua puluh tablet dan
f. Uji Disolusi dan penetapan kadar
dibebas debukan. Kemudian ditimbang
a. Pembuatan larutan asam
seksama lalu dimasukkan ke dalam alat
klorida 0,1 N
friabilator. Pengujian dilakukan selama
Larutan HCL 0,1 N dibuat
empat menit pada kecepatan 25 rpm dan
dengan cara 8,5 ml asam klorida

5
pekat diencerkan dengan aquades Uji disolusi dilakukan untuk
1000 ml. mengetahui tablet yang dibuat
b. Pengukuran panjang dapat terdisolusi sesuai dengan
gelombang maksimum klasifikasi yang ditentukan atau
Larutan induk kaptopril dibuat tidak. Pengujian dilakukan dengan
dengan cara sebagai berikut: 100 alat dissolution tester aparatus 2
mg kaptopril ditimbang secara dengan tipe basket. Tablet
seksama kemudian dilarutkan dimasukkan ke dalam alat disolusi
dengan HCl 0,1 N hingga 100 ml. yang berisi HCL 0,1 N sebanyak
Dari larutan ini kemudian diambil 900 ml pada suhu 37oC dengan
1,0 ml dan diencerkan hingga 100 kecepatan pengadukan 50 rpm
ml dengan HCl 0,1 N. Larutan selama 30 menit. Pengambilan
dimasukan ke dalam kuvet dan sampel 5 ml dilakukan pada menit
diamati absorbansinya pada ke 3, 5, 7, 10, 15, 20, dan 30.
spektrofotometer UV diukur Kadar kaptopril terdisolusi
panjang gelombang antara 200- ditentukan pada spektrofotometer
300 nm sehingga akan diperoleh UV pada panjang gelombang 205
serapan maksimal dari panjang nm(Depkes., 2014).
gelombang tersebut. e. Penetapan kadar zat aktif
c. Pembuatan kurva baku Pada setiap formula diambil
Larutan induk kaptopril dibuat 20 tablet kemudian digerus dan
dengan cara berikut, ditimbang ditimbang, tablet yang telah
100 mg kaptopril dan dilarutkan digerus dimasukkan ke dalam
dengan 100 ml HCl 0,1 N dan labu takar 100 ml dan
diencerkan menjadi 100 ppm. ditambahkan HCL 0,1 N hingga
Lalu dipipet 0,4 ml; 0,6 ml; 0,8 100 ml. Tablet yang telah
ml; 1,0 ml; 1,2 ml; 1,4 ml; dan 1,6 dilarutkan kemudian diambil 0,8
ml, lalu dimasukan labu ukur 10 ml lalu diencerkan dengan larutan
ml. Seri larutan diukur HCL 0,1 N hingga 10 ml, hasil
serapannya dengan pengenceran dibaca pada
spektrofotometer UV pada spektrofometer UV pada panjang
panjang gelombang maksimum gelombang maksimum kaptopril
kaptopril. (203 nm)(Depkes., 2014).
d. Uji disolusi tablet kaptopril

6
Analisis Hasil hopper ke lubang die. Serbuk dibuat
Analisa hasil dilakukan dengan dari campuran beberapa bahan
membandingkan hasil uji serbuk hingga seperti zat aktif kaptopril, amilum
evaluasi sifat fisik tablet dengan nilai talas hasil pregelatinasi, Avicel PH
standar di dalam Farmakope Indonesia V 102, primojel, airosil serta
atau USP 36. magnesium stearate. Evaluasi serbuk
bertujuan untuk menentukan kualitas
HASIL DAN PEMBAHASAN serbuk yang kemudian dilanjutkan
dengan proses menjadi tablet dengan
1. Hasil evaluasi serbuk kempa langsung. Evaluasi serbuk
Evaluasi serbuk diperlukan dilakukan menggunakan 2
sebagai proses kontrol kualitas pengukuran yaitu waktu alir dan
serbuk yang sudah diproses agar di sudut diam.
dapatkan aliran yang baik dari

Tabel 2. Hasil evaluasi serbuk


Sifat Fisik Serbuk (rata-rata ± SD)
Formula Waktu Alir (detik) Sudut Diam ( o )
I 2,1 ± 0,058 24,69 ± 0,54
II 3,1 ± 0,058 24,59 ± 0,24
III 4,1 ± 0,058 22,54 ± 0,61
IV 4,4 ± 0,058 25,20 ± 0,25
V 5,4 ± 0,058 21,23 ± 0,40

a. Kecepatan Alir 28,137 g/detik, formula II 19,150


Berdasarkan tabel diatas, g/detik, formula III 14,513 g/detik,
hasil yang didapat dari formula I (2,1 formula IV 13,530 g/detik, dan
detik), formula II (3,1 detik), formula formula V 11,040 g/detik. Hasil yang
III (4,1 detik), formula IV (4,4 detik), didapatkan menunjukkan bahwa
dan formula V (5,4 detik). Waktu alir kecepatan alir dari ke lima formulasi
yang telah didapat digunakan untuk sudah memenuhi syarat kecepatan
menentukan kecepatan alir granul diatas 10 g/detik(Styawan., 2010).
sehingga dapat diperoleh kecepatan b. Sudut Diam
alir granul untuk formula I, yaitu

7
Berdasarkan tabel diatas,
hasil sudut diam yang didapat dari 2. Hasil Evaluasi Tablet
formula I (24,69o), formula II Pemeriksaan sifat fisik tablet
(24,59o), formula III (22,54o), ditujukan untuk mengetahui kualitas
formula IV (25,20o), dan formula V dari tablet yang dihasilkan setelah
(21,23o). Hasil yang didapatkan proses kempa dimana hasil dari
dikatakan baik karena sudut diam pemeriksaan tersebut harus
dari ketiga formulasi kurang dari 30o, memenuhi persyaratan yang sudah
sehingga dapat dipastikan granul ditentukan agar tablet bisa dikatakan
akan mengalir dengan baik dari masuk dalam
hopper ke lubang die(Styawan.,
2010).
bentuk sediaan tablet yang baik.

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet


Sifat Fisik Tablet (rata-rata ± SD)
Keragaman Ukuran Waktu
Formul Bobot rata- Kekerasa Kerapuhan
(mm) Hancur
a rata (mg) n (kg) (%)
D Tebal (menit)
I 152,3±1,34 8,09±0,00 2,73±0,05 5,27±0,23 0,32±0,21 14,48±0,01
8
II 154,4±1,35 8,09±0,02 2,49±0,01 4,92±0,25 0,29±0,27 13,26±0,12
7
III 151,6±2,74 8,07±0,01 2,38±0,08 5,57±0,36 0,17±0,07 12,09±0,52
0
IV 148,4±1,14 8,05±0,00 2,37±0,10 4,87±0,20 0,16±0,03 1,90±0,44
9
V 148,9±1,29 8,10±0,01 2,39±0,03 2,81±0,16 0,17±0,06 15,00±0
3

a. Uji Keragaman Bobot V (148,9 mg). Dari hasil yang


Hasil uji keragaman bobot didapatkan bisa dikatakan tablet yang
pada tabel, menunjukkan bahwa dihasilkan sudah memenuhi
formula I (152,3 mg), formula II persyaratan. Hasil evaluasi dari uji
(154,4 mg), formula III (151,6 mg), keragaman bobot tersebut
formula IV (148,4 mg), dan formula ditunjukkan dengan perolehan nilai

8
CV dari kelima formula kurang dari formula II 4,92 kg, formula III 5,57
5% dan tidak ada tablet yang kg, formula IV 4,87 kg, dan formula
bobotnya menyimpang lebih dari V 2,81 kg. Dari kelima formula
7,5%. Selain itu berdasarkan nilai SD tersebut yang memenuhi persyaratan
dari kelima formula menunjukkan kekerasan tablet yang baik, yaitu
hasil pengukuran bobot tablet hampir dalam rentang 4-8
dikatakan seragam. kg(Sulistyaningrum., 2012). adalah
b. Uji Keragaman Ukuran formula I, II, III, dan IV sedangkan
Pengujian keseragaman formula V dibawah 4 kg. Apabila
ukuran dilakukan dengan kekerasan yang didapat melebihi atau
pengukuran diameter dan ketebalan kurang dari rentang tersebut, maka
tablet. Hasil yang didapatkan dari tablet yang yang dihasilkan menjadi
formula I, yaitu rata-rata diameter lebih keras dan membutuhkan waktu
8,09 mm dan tebal 2,73 mm, formula yang lama untuk hancur dan kalau
II memiliki rata-rata diameter 8,09 tablet dibawah rentang maka akan
mm dan tebal 2,49 mm, formula III rapuh dan sulit untuk berbentuk
memiliki rata-rata diameter 8,07 mm tablet. Kekerasan tablet harus diatur
dan tebal 2,38 mm, formula IV supaya tablet yang diproses
memiliki rata-rata diameter 8,05 mm mempunyai kekerasan yang sesuai
dan tebal 2,37 mm formula V dengan persyaratan, sehingga tablet
memiliki rata-rata diameter 8,10 mm akan tahan terhadap tekanan dan
dan tebal 2,39 mm. secara umum goncangan mekanik.
semua formula telah memenuhi Hasil uji kekerasan
kriteria keragaman ukuran dimana menunjukan bahwa kelima formula
tablet kaptopril tidak kurang dari memiliki perbedaan hasil kekerasan
90%(Depkes., 2014) (Wlodarski., pada tiap formula dengan
2016). pada hasil pengukuran menggunakan tekanan kempa yang
diameter tablet tiap formula tidak ada sama. Hasil tersebut menunjukkan
tebal dan diameter tablet yang bahwa variasi konsentrasi amilum
memiliki simpangan baku melebihi hasil pregelatinasi dengan Avicel PH
5%. 102 mempengaruhi kekerasan tablet
c. Uji Kekerasan pada masing-masing formula
Pada tabel, hasil uji kekerasan sehingga hasil rerata uji kekerasan
pada formula I adalah 5,27 kg,

9
pada setiap formulasi berbeda lebih dari 15 menit. Pada pengujian
signifikan. waktu hancur ini bertujuan untuk
d. Uji Kerapuhan mengetahui tablet kaptopril
Hasil uji kerapuhan terdisintegrasi dalam cairan lambung.
berhubungan dengan hilangnya Berdasarkan hasil uji disintegrasi
bobot akibat pengikisan yang terjadi tablet, formula I, II, III, dan IV
pada permukaan tablet, pada hancur dalam waktu kurang dari 15
pemeriksaan ini dapat dipastikan menit, sedangkan formula V waktu
bahwa tablet yang memenuhi syarat hancurnya lebih dari 15 menit dan
pada pengujian akan tahan dari tentunya tidak memenuhi kriteria
goresan ringan, penanganan pada waktu hancur tablet yang sudah
tablet, dan aman pada saat ditentukan. Sediaan dinyatakan
pengemasan. Hasil uji kerapuhan hancur sempurna apabila sediaan
pada formula I adalah 0,32%, yang tertinggal pada kasa alat uji
formula II 0,29%, formula III 0,17%, merupakan massa lunak yang tidak
formula IV 0,16%, dan formula V mempunyai inti yang jelas(Depkes.,
0,17%. Dari kelima formula tersebut 2014).
sudah memenuhi kriteria pada uji Tablet dalam formula V
kerapuhan yaitu di bawah 1% memiliki waktu hancur yang lama
(Styawan., 2010) (Wlodarski., dikarenakan HPMC yang ada dalam
2016). Dalam amilum modifikasi amilum ko-proses akan membentuk
terdapat HPMC yang berfungsi lapisan hidrogel jika berinteraksi
sebagai pengikat dalam tablet. Dari dengan pelarut atau cairan(Rowe
hasil uji kerapuhan dari kelima dkk., 2009), Hal ini menyebabkan
formula menunjukkan bahwa susahnya waktu hancur akan
kandungan HPMC dalam amilum memperlambat waktu pelepasan obat
modifikasi dapat menjadi pengikat dan juga pada formula V hanya
tablet yang baik. terdapat amilum modifikasi dan tidak
e. Uji Waktu Hancur ada Avicel PH-102. Waktu
Hasil pengujian waktu hancur disintegrasi tablet pada formula I, II,
tablet menunjukkan bahwa formula I III, dan IV tentunya juga disebabkan
adalah 14,48 menit, formula II 13,26 oleh Avicel PH-102 yang membantu
menit, formula III 12,09 menit, disintegrasi tablet karena selain
formula IV 1,9 menit, dan formula V fungsinya sebagai pengisi Avicel

10
PH-102 bisa sebagai disintegrant. gelombang 203,4 nm, panjang
Hal itu dibuktikan dengan waktu gelombang ini hampir mendekati
hancur pada formula I yang sangat sama dengan farmakope yaitu 205
cepat karena tidak ada penggunaan nm(Depkes., 2014). Pembuatan
amilum termodifikasi. Mekanisme kurva baku kaptopril dilakukan
Avicel PH-102 yang juga berperan dengan mengukur seri kadar
sebagai penghancur dengan cara kaptopril dalam medium pada
mengambang dan menyerap air panjang gelombang 203,4 nm. Seri
sehingga memberikan kontribusi konsentrasi yang digunakan adalah 4
pada peningkatan waktu disintegrasi ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm, 12
tablet(Gopinath dkk). ppm, 14 ppm, dan 16 ppm Hasil
d. Penetapan Kadar Kaptopril persamaan regresi linear dapat dilihat
Berdasarkan pengukuran pada gambar, dengan nilai y =
panjang gelombang diperoleh 0,0441 x -0,0161 dan nilai koefisien
serapan maksimum pada panjang korelasi (r) adalah 0,9989.

Tabel 4. Hasil uji kadar kaptopril


Formula Kadar kaptopril
(rata-rata ± SD)
I 96,67 ± 0,57
II 95,45 ± 0,99
III 97,88 ± 1,71
IV 95,53 ± 0,73
V 98,94 ± 0,80
0.8
0.7
0.7
f(x) = 0.04 x − 0.02 0.6
0.6 R² = 1 0.51
0.5
Absorbansi

0.42
0.4 0.35
0.3 0.25
0.2 0.16

0.1
0
2 4 6 8 10 12 14 16 18
kadar (ppm)

11
Gambar 1. Grafik kurva baku kaptopril

Penetapan kadar zat aktif e. Uji Disolusi


dalam tablet dimaksudkan untuk Uji disolusi dilakukan untuk
mengetahui jumlah kaptopril yang mengetahui kadar kaptopril yang
terdapat dalam setiap tablet dan terlarut. dari masing-masing formula
memastikan apakah kadar kaptopril yang sudah dibuat apakah sesuai
yang terdapat dalam tablet sudah dengan yang dipersyaratkan atau
sesuai dengan yang dipersyaratkan tidak. Disolusi obat biasanya
atau tidak. Tablet kaptopril berkaitan dengan waktu hancur tablet
mengandung tidak kurang dari 90% dan biasanya akan mempengaruhi
dan tidak lebih dari 110% jumlah ketersediaan obat dalam cairan
kaptopril(Depkes., 2014). Hasil rata- tubuh. Kriteria untuk persen disolusi
rata persen kadar kaptopril pada agar tablet memenuhi syarat yaitu
formula I adalah 97,67%, formula II kadar obat terlarut dalam waktu 20
95,45%, formula III 97,88%, formula menit harus larut tidak kurang dari
IV 95,53% dan formula V 98,94%. 80%(Depkes., 2014).
Hasil yang didapatkan sesuai dengan
persyaratan yang sudah ditentukan.

Tabel 5. Hasil uji disolusi


FI FII FIII FIV FV
Kadar Kadar Kadar Kadar Kadar
Waktu
terdisolusi terdisolusi terdisolusi terdisolusi terdisolusi
(%) ± SD (%) ± SD (%) ± SD (%) ± SD (%) ± SD
3 87,32±5,17 64,43±12,80 33,28±7,83 59,66±3,59 25,44±3,03
5 87,26±1,94 76,31±5,69 51,65±12,36 84,81±9,38 35,33±14,8
7 87,27±3,49 77,07±2,03 69,50±18,22 94,94±2,18 32,90±5,09
10 87,32±1,43 77,54±3,78 73,44±3,96 101,6±7,90 41,13±1,69
15 87,27±2,82 80,13±6,81 78,09±5,27 117,2±17,1 59,62±8,35
20 85,63±3,62 80,63±4,76 90,65±4,81 100,5±11,1 65,25±7,04
30 81,94±4,41 79,05±5,10 71,63±20,30 99,48±8,35 68,06±0,57

12
140.00
rata-rata % terdisolusi 120.00

100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
0 5 10 15 20 25 30 35
waktu

Formula 1 Formula 2 Formula 3 formula 4 formula 5

Gambar 2. Grafik hasil uji disolusi


Dari uji disolusi yang sudah paling baik dilihat dari uji keragaman
dilakukan, didapat data rerata persen bobot yaitu 151,6±2,74 mg, keragaman
terdisolusi untuk FI yaitu 85,63 ± 3,62; ukuran dengan diameter 8,07±0,010 mm
FII 80,63 ± 4,76; FIII 90,65 ± 4,81; FIV dan tebal 2,38±0,08 mm, kekerasan yaitu
100,5 ± 11,1; dan FV 65,25±7,04. Dari 5,57±0,36 kg, kerapuhan yaitu
Hasil yang di dapatkan tersebut 0,17±0,07%, waktu hancur 12,09±0,52
FI,FII,FIII,FIV tentunya memenuhi menit, penetapan kadar 97,88±1,71 %
persyaratan persen terdisolusi obat dalam dan hasil uji disolusi 90,65±4,81 %
kurun waktu yang sudah ditentukan yaitu dimenit ke 20.
tidak kurang dari 80% selama 20
menit(Depkes., 2014). Kemudian formula
V tidak memenuhi persyaratan karena
Daftar pustaka
dibawah 80%.
Yusuf H, Radjaram A, Setyawan D.
Kesimpulan Modification Of Cassava Starch
Berdasarkan penelitian pembuatan As A Co-Process Tablet.
tablet kaptopril dengan metode kempa 2008;7:31–47.
langsung, dari formulasi I, II, III, IV, dan
Apriani Ve, Penggunaan P, Jagung A,
V yang dibuat, dapat disimpulkan bahwa
Sifat T, Et Al. Pengaruh
formulasi III yang mengandung amilum
Penggunaan Amilum Jagung
talas pregelatinasi : Avicel PH 102
Pregelatinasi Sebagai Bahan
(50:50) memiliki sifat fisik tablet yang
Pengikat Sebagai Bahan Pengikat

13
Terhadap Sifat Fisik Tablet 16.
Vitamin E Pengaruh Penggunaan
Convention Tusp. The United States
Amilum Jagung Pregelatinasi
Pharmacopeia. In: Usp 36. 2013.
Sebagai Bahan Pengikat. 2009;
Wlodarski K, Tajber L, Sawicki W.
Design Md. Optimasi Sediaan Floating
Physicochemical Properties Of
Tablet Kaptopril Sistem
Direct Compression Tablets With
Effervescent. 2015;8(2).
Spray Dried And Ball Milled Solid
Awaluddin R. Karakterisasi Amilum Dispersions Of Tadalafil In Pvp-
Talas (Colocasia Esculenta (L.) Va. Eur J Pharm Biopharm
Schott) Hasil Modifikasi [Internet]. 2016;109:14–23.
Kombinasi Metode Pregelatinasi Available From:
Parsial Dan Ko-Proses Http://Dx.Doi.Org/10.1016/J.Ejpb.
Menggunakan Hpmc (Hydroxy 2016.09.011
Propyl Methyl Cellulose). Skripsi,
Sulistyaningrum Ih, Djatmiko M, Farmasi
Fmipa, Univ Islam Indones
F, Wahid U, Semarang H. Uji Sifat
Yogyakarta. 2016;
Fisik Dan Disolusi Tablet
Asyarie S. Formula Tablet Kaptopril Isosorbid Dinitrat 5 Mg Sediaan
Lepas Lambat Dengan Matriks Generik Dan Sediaan Dengan
Pautan Silang Alginat Tablet Of Nama Dagang. Maj Farm Dan
Captopril With A Cross-Linked Farmakol. 2012;16(5):21–30.
System Of Alginate.
Rowe R, Sheskey P, Quinn M. Handbook
2007;18(1):34–9.
Of Pharmaceutical Excipients.
Depkes Ri. Farmakope Indonesia Edisi Handb Pharm Excipients, Sixth
V. Jakarta, Departemen Kesehatan Ed. 2009;326–9.
Republik Indonesia. 2014. 327-569
Gopinath H, Venugopal Ks,
P.
Shanmugasundaram S, Bada Pk.
Setyawan D, Widjaja B, Ningtyas Zf. Disintegrants - A Brief Overview.
Pengaruh Avicel Ph 102 Laju J Chem Pharm Sci [Internet].
Disolusi Orally Disintegrating Available From:
Tablet Piroksikam Dengan. Maj Http://Jchps.Com/Form/Model_Re
Ilmu Kefarmasian. 2010;Vii(1):9– view_Article.Pdf

14
15

You might also like