Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Achmar Mallawa 1, Faisal Amir 1, Safruddin 1, Elsa Mallawa 2
ABSTRACT
The skipjack is one of important fishery commodities in Gulf of Bone waters, exploited by
fishermen through the year using kinds of fishing gears such as pole and line, purse seine,
traditional seine net, hand line, and predicted that some of these technologies were not
sustainable. The objective of research was to analysis sustanaibility or environmental friendly of
fishing technology of skipjack in Gulf of Bone waters, and has been done for six months, from
January to June, 2017. Biology data of catch, fishing technic, and social economic of fishing unit of
pole and line, purse seine, traditional seine net and hand line was collected directely by survey
method. The sustainability or environmental friendly of fishing technologies be analyzed using 14
biology, technic, economic and social (Arimoto modified by Mallawa). Result that pole and line
reach 76.88% of sustainability value, pole and line operated in FAD 51.50%, purse seine 51.25%,
purse seine with FAD 48.75%, traditional seine net 48.13% and hand line 68.18%. Low
sustainability of fishing technologies caused by small size dominantly in catch, percentage of catch
suitable length, investment, income, number of labour dan fuell used, and protected organism in
catch.
Keywords: Sustainability, fishing technology, Skipjack
ABSTRAK
Ikan cakalang merupakan komoditas perikanan penting di perairan Teluk Bone. Ikan
cakalang merupakan salah satu ikan target yang dieksploitasi nelayan sepanjang tahun
menggunakan berbagai jenis teknologi penangkapan ikan seperti huhate (pole and line), pukat
cincin (purse seine), payang (traditional seine net), pancing tangan (hand line) dan diduga ada
diantara teknologi tersebut tidak berkelanjutan. Penelitian bertujuan menganalisis
keberlanjutan/keramahan lingkungan teknologi penangkapan ikan cakalang di perairan Teluk
Bone, selama enam bulan (Januari - Juni 2017). Data biologi hasil tangkapan, teknis alat tangkap
dan sosial ekonomi usaha penangkapan huhate, pukat cincin, payang, dan pancing tangan
dikumpulkan secara langsung menggunakan metode survei. Keberlanjutan/keramahan lingkungan
teknologi penangkapan ikan dianalisis menggunakan 14 kriteria sesuai metode Arimoto modifikasi
Mallawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa huhate rumpon mencapai nilai keberlanjutan
57,50%, huhate tanpa rumpon 76,88%, pukat cincin 51,25%, pukat cincin rumpon 48,75%, payang
48,13% dan pancing tangan 68,13%. Rendahnya tingkat keberlanjutan teknologi penangkapan
disebabkan oleh dominannya ikan ukuran kecil dan rendahnya ikan ukuran layak tangkap, nilai
94 Marine Fisheries 9(1): 93-106, Mei 2018
investasi, tingkat pendapatan, penggunaan tenaga kerja dan BBM dan tertangkapnya biota laut
yang dilindungi.
Kata kunci: Keberlanjutan, teknologi penangkapan, ikan cakalang.
Keterangan:
Tingkat keberlanjutan atau keramahan lingkungan dihitung dengan persamaan :
Keramahan Lingkungan = {(bobot x nilai perolehan)/nilai penuh}x 100 %
Kategori keberlanjutan/keramahan lingkungan teknologi penangkapan ikan yaitu :
Nilai perolehan 86 – 100 %, Tinggi atau sangat ramah lingkungan
Nilai perolehan 66 - 85%, Sedang atau ramah lingkungan
Nilai perolehan 50 – 65%, Rendah atau kurang ramah lingkungan
Nilai perolehan <50 %, Sangat rendah atau tidak ramah lingkungan
Analisis keberlanjutan teknologi penang- metode Ashida et al. (2009) dan Itano (2011).
kapan ikan cakalang menggunakan 14 kriteria Untuk membedakan tingkat keberlanjutan antar
yaitu struktur ukuran ikan yang tertangkap, teknologi penangkapan ikan, setiap kriteria diberi
persentase ikan layak tangkap, dampak tekno- bobot. Dimana nilai bobot total adalah 10 dan
logi terhadap habitat, kualitas ikan hasil tang- dibagi menjadi empat sub kriteria dengan nilai 1-
kapan, dampak teknologi terhadap nelayan, 4 sehingga nilai penuh adalah 40. Selanjutnya ke
dampak teknologi terhadap keanekaragaman 14 kriteria disatukan dalam “Tabel Analisis
hayati, dampak hasil tangkapan terhadap konsu- Keberlanjutan/Keramahan Lingkungan Teknologi
men, penggunaan bahan bakar minyak, nilai in- Penangkapan (Arimoto modifikasi Mallawa
vestasi, penyerapan tenaga kerja, jumlah keun- 2013) seperti disajikan pada Tabel 3.
tungan, legalitas teknologi, dan teknologi kaitan-
nya dengan adat istiadat dan kearifan lokal.
Struktur ukuran ikan cakalang hasil tangkapan
nelayan menurut teknologi penangkapan diana- HASIL PENELITIAN
lisis secara deskriptif untuk mengetahui ukuran Struktur ukuran dan persentase ikan layak
ikan terkecil, terbesar dan dominan berdasarkan tangkap.
teknologi penangkapan ikan cakalang. Persen-
tase ikan cakalang layak tangkap dalam hasil Hasil pengamatan terhadap hasil
tangkapan nelayan masing-masing teknologi tangkapan semua teknologi penangkapan ikan
penangkapan ikan cakalang dihitung mengguna- cakalang (Gambar 2) di perairan Teluk Bone
kan metode Mallawa (2013) sebagai berikut : didapatkan bahwa ukuran ikan cakalang
terkecil, terbesar dan ukuran dominan dan
Ikan Layak Tangkap (%) = (∑ ikan layak tang- persentase ikan layak tangkap dalam hasil
kap/∑ Hasil Tangkapan) x 100% ………...…...(1) tangkapan menurut jenis teknologi
Ikan layak tangkap (%) dalam hasil tang- penangkapan ikan yang dipergunakan nelayan
kapan nelayan masing-masing teknologi penang- seperti disajikan pada Gambar 3 dan 4.
kapan ikan cakalang dihitung menurut metode Gambar 3 dan 4 menjelaskan bahwa ikan
yang dikemukakan Mallawa (2013), Ikan layak yang tertangkap pada daerah rumpon atau
tangkap adalah ukuran ikan yang sudah pernah teknologi penangkapan yang dikombinasikan
melakukan pemijahan. dengan rumpon, hasil tangkapannya relatif
Ikan layak tangkap didasarkan pada Tingkat lebih kecil dibanding hasil tangkapan di luar
Kematangan Gonad (TKG) secara morfologi rumpon. Demikian pula ikan layak tangkap
adalah pada fase TKG 5 atau secara histologi persentasenya lebih kecil pada alat alat
pada fase vitelligenetik (late vitelligenetic). Ana- tangkap yang dioperasikan di rumpon kecuali
lisis tingkat kematangan gonad menggunakan pancing tangan.
Gambar 3 Ukuran terkecil, terbesar dan ukuran dominan ikan cakalang hasil tangkapan
berdasarkan teknologi penangkapan yang digunakan di perairan Teluk Bone.
% layak tangkap
25
Ukuran Layak Tangkap (%)
20
15
10
5
0
Huhate Huhate Pukat Pukat Payang Pancing
Rumpon Non Cincin Cincin Non Rumpon Tangan
Rumpon Rumpon Rumpon Rumpon
Teknologi Penangkapan Ikan Cakalang
Gambar 4 Persentase ukuran layak tangkap berdasarkan teknologi penangkapan ikan cakalang
yang digunakan di perairan Teluk Bone
Hasil analisis deskriptif dampak teknologi lingkaran rumpon, seorang nelayan harus me-
penangkapan ikan terhadap habitat, keanekara- nyelam untuk mengecek apakah sudah banyak
gaman hayati dan ke manusia, hasil tangkap- ikan di area rumpon dan hal ini dapat memba-
an sampingan (by catch), kualitas hasil tang- hayakan kesehatan bagi nelayan dan menye-
kapan dan dampak hasil tangkapan ke konsu- babkan kematian. Dampak lain penggunaan
men masing-masing teknologi penangkapan rumpon pada pukat cincin dan payang adalah
ikan cakalang di perairan Teluk Bone disajikan sering tertangkapnya biota laut yang dilindungi
pada Tabel 4. seperti penyu, lumba-lumba dan ikan hiu
Tabel 4 memperlihatkan bahwa teknologi Hasil pengamatan dan perhitungan peng-
penangkapan ikan yang menggunakan alat gunaan bahan bakar minyak, biaya investasi,
bantu penangkapan ikan dapat menyebabkan keuntungan, penyerapan tenaga kerja, aspek
kerusakan habitat dalam wilayah sempit, seba- legalitas, dan kaitan dengan adat istiadat dan
tas pergeseran pemberat rumpon dan terbu- kearifan lokal masing-masing teknologi penang-
angnya bahan rumpon yang tidak dapat terurai kapan ikan cakalang di perairan Teluk Bone
ke dalam perairan. Pada prakteknya pada pu- disajikan pada Tabel 5.
kat cincin dan payang sebelum dilakukan pe-
100 Marine Fisheries 9(1): 93-106, Mei 2018
rumpon. Hal yang sama terjadi pada pukat cin- berdasarkan hasil analisis tidak berkelanjutan
cin (purse seiene) di mana pukat cincin yang atau tidak ramah lingkungan, di mana alat
menangkap ikan cakalang melalui perburuan tangkap ini selain memiliki penampilan biologi,
gerombolan memiliki tingkat keberlanjutan se- teknis dan sosial ekonomi yang rendah juga
dang atau cukup ramah lingkungan dan menja- termasuk alat tangkap yang dilarang pengope-
di tidak berkelanjutan atau tidak ramah ling- rasiannya oleh Kementerian Kelautan dan
kungan apabila melakukan penangkapan ikan Perikanan Republik Indonesia.
di area rumpon. Payang (traditional seine net)
bahwa ikan cakalang yang tertangkap di sekitar sampingan (by catch), tertangkapnya ikan dilin-
rumpon laut dalam perairan Pacitan Samudera dungi seperti penyu, ikan hiu dan juvenile (Mor-
Hindia memiliki panjang cagak rata-rata 43 cm gan 2011), selanjutnya dilaporkan bahwa per-
pada pukat cincin dan 62 cm pada pancing ulur sentase spesies non target pada penangkapan
dengan tingkat kematangan gonad masing- ikan cakalang di daerah rumpon (1,64%) lebih
masing I – III dan III. tinggi dibanding di luar rumpon (0,14%). Go-
vinden et al. (2013) menjelaskan bahwa ikan
Tertangkapnya ikan cakalang berukuran
cakalang/tuna memiliki kebiasaan mengelilingi
kecil di area rumpon disebabkan oleh dua hal
benda terapung di laut termasuk rumpon yang
yaitu: pertama, ikan cakalang terutama yang
dipasang oleh manusia. sehingga pengelolaan
berukuran kecil mempunyai kebiasaan berkum-
rumpon perlu dilakukan. Harley et al. (2009)
pul dan merasa nyaman pada benda-benda
menjelaskan bahwa untuk mengurangi intensif-
terapung di tengah laut dan berusaha menda-
nya penangkapan ikan dapat dilakukan melalui
patkan makanan di area rumpon (Govinden et
pelarangan pemasangan baru dan atau pe-
al. 2012); kedua, rumpon umumnya dipasang di
ngembangan model baru alat pengumpul ikan
perairan dangkal di mana salinitas relatif ren-
yang lebih ramah lingkungan, sedangkan Fon-
dah sedang ikan cakalang berukuran besar
teneau et al. (2015) menjelaskan bahwa salah
membutuhkan salinitas yang lebih tinggi, suhu
satu cara pengelolaan FAD adalah mengurangi
dan kedalaman perairan yang sesuai. Schaefer
jumlah terpasang di perairan. Strategis penge-
dan Fuller (2013) menguraikan bahwa ikan ca-
lolaan rumpon antara lain pelarangan, penyesu-
kalang berukuran relatif besar memiliki kebia-
aian kedalaman, penyesuaian jumlah dan seba-
saan menjauhi rumpon atau menyelam ke ko-
gainya. Penggunaan rumpon selain aspek ne-
lom perairan lebih dalam pada siang hari. Kan-
gatif seperti yang diuraikan di atas juga namun
tun et al. (2014a dan 2014b) menjelaskan bah-
memberi manfaat bagi nelayan. Gigentika et al.
wa kedalaman lokasi rumpon berpengaruh ter-
(2014) menjelaskan bahwa penggunaan rum-
hadap struktur ukuran ikan tuna madidihang
pon dapat menghemat penggunaan bahan ba-
yang tertangkap dimana ukuran ikan yang ter-
kar minyak oleh nelayan. Cabral et al. (2014)
tangkap pada rumpon laut dalam relatif lebih
menjelaskan bahwa penggunaan alat bantu
besar dibanding rumpon laut dangkal. Hal lain
pengumpul ikan (FADs) dapat meningkatkan
yang menyebabkan menurunnya tingkat keber-
jumlah hasil tangkapan tetapi dapat menyebab-
lanjutan teknologi penangkapan ikan cakalang
kan kegiatan perikanan terpuruk apabila pema-
di perairan Teluk Bone adalah tertangkapnya
kaiannya tinggi sehingga perlu dimbangi mela-
biota laut dilindungi. Lopez et al. (2016) menje-
lui upaya pengayaan stok.
laskan bahwa selain ikan cakalang sangat ba-
nyak jenis ikan yang berasosiasi dengan rum-
pon. Mallawa (2016a) bahwa selain ikan caka-
lang, ikan tuna sirip kuning, tongkol, ikan hiu KESIMPULAN
dapat tertangkap di area rumpon. Gaertner et
al. (2015) menjelaskan bahwa penggunaan alat Teknologi penangkapan ikan cakalang
bantu pengumpul ikan (FADs) meningkatkan di perairan Teluk Bone yang memiliki tingkat
jumlah tangkapan sampingan (by catch) pada keberlanjutan/keramahan lingkungan tinggi
pukat cincin tuna. atau ramah lingkungan terhadap populasi ikan
cakalang yaitu huhate dan pancing tangan
Koya et al. (2012) melaporkan bahwa yang melakukan penangkapan melalui perburu-
ikan cakalang tertangkap di perairan Samudera an gerombolan ikan. Teknologi penangkapan
Hindia, terdiri atas tiga kelompok umur dan di- ikan cakalang memiliki tingkat keberlanjutan se-
dominasi oleh ikan berukuran kecil atau ikan dang atau cukup ramah lingkungan yaitu hu-
muda. Chassot et al. (2014) menjelaskan hate yang melakukan penangkapan di area
bahwa peningkatan jumlah alat bantu rumpon dan pukat cincin yang melakukan pe-
penangkapan ikan (rumpon) yang mengikuti nangkapan melalui perburuan gerombolan ikan.
peningkatan jum-lah pukat cincin di Samudera Teknologi penangkapan ikan cakalang yang
Hindia menimbul-kan banyak permasalahan memiliki tingkat keberlanjutan rendah atau tidak
dan perlu pengelola-annya. Permasalahan ramah lingkungan yaitu pukat cincin yang mela-
berkaitan dengan pe-nangkapan ikan kukan penangkapan di area rumpon dan pa-
menggunakan alat bantu pe-ngumpul ikan yang yang juga melakukan penangkapan caka-
(FADs) antara lain rumpon dapat menjadi lang di area rumpon.
perangkap ekologi bagi ikan tuna cakalang
(Hallier dan Gaertner 2015), kelebih-an tangkap
(over fishing), ikan muda dominan dalam hasil
tangkapan (recruitment over fishing),
meningkatnya jumlah hasil tangkapan
Mallawa et al. – Keberlanjutan Teknologi Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)… 105
faatan Sumberdaya Perikanan. 1(2): 196 sional Kelautan dan Perikanan. 3: 547-
– 207. 554.
Kantun W, Mallawa A, Rapi NL. 2014a. Per- Mallawa A. 2016b. Size Structure of Skipjack
bandingan Struktur Ukuran Tuna Mandi- Tuna (Katsuwonus Pelamis) Captured By
dihang (Thunnus albacores) yang Ter- Pole and Line Fishermen Inside and
tangkap pada Rumpon Laut Dalam dan Outside of Fish Aggregation Devices at
Laut Dangkal di Perairan Selat Maka- Gulf of Bone Waters, South Sulawesi.
ssar. Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sum- International Journal of Scientific and
ber daya Perikanan. 1(2): 112-128. Technology Research. 05(09): 159-163.
Kantun W, Mallawa A, Rapi NL. 2014b. Struk- Mallawa A, Musbir, Sitepu F, Amir F. 2016.
tur Ukuran dan Jumlah Tangkapan Tuna Beberapa Aspek Perikanan Ikan Caka-
Mandidihang (Thunnus Albacores) Menu- lang (Katsuwonus pelamis) di Perairan
rut Waktu Penangkapan dan Kedalaman Barru, Selat Makassar, Sulawesi Selatan.
di Perairan Majene Selat Makassar. Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberda-
Jurnal Saintek Perikanan. 9(2): 39-48. ya Perikanan. 3: 392-405.
Koya KPS, Joshi KK, Abdussamad EM, Rohit Mallawa A. 2017. Perbandingan Hasil Tang-
P, Sebastine M. 2012. Fishery, Biology kapan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pela-
and Stock Structure of Skipjack Tuna, mis) Purse Seine yang Dioperasikan di
Katsuwonus pelamis, Exploited from Dalam dan di Luar Area Rumpon. Jurnal
Indian Waters. Indian J.Fish. 59(2): 39- Agrokompleks. 16(1): 1-6.
47.
Mallawa A, Amir F, Sitepu FG. 2017. Kajian
Lopez A, Martin E, Maria C. 2016. A Model Kondisi Stok Ikan Cakalang (Katsuwonus
Based on Data from Echosounder Buoys Pelamis) di Perairan Teluk Bone, Sula-
for Estimate of Fish Species Associated wesi Selatan. Jurnal IPTEKS Pemanfat-
with Fish Aggregation Device. Fishery an Sumberdaya Perikanan. 4(2): 572-
Bulletin.14(2): 166-178. 588.
Mallawa A, Musbir, Amir F, Marimba AA. Morgan AC. 2011. Fish Aggregation Device
2012. Analisis Struktur Ukuran Ikan and Tuna, Impact and Management Op-
Cakalang (Katsuwonus Pelamis) Menurut tion. Ocean Sciences Division, Pew Envi-
Musim, Daerah Penangkapan, dan Tek- ronment Group, Washington.D.C.
nologi Penangkapan di Perairan Luwu,
Prayitno MRE, Simbolon D, Yusfiandayani R,
Teluk Bone Sulawesi Selatan. Jurnal
Wiryawan B. 2017. Produktivitas Alat
Sains dan Teknologi. 3(2): 29-38
Tangkap yang Dioperasikan di Sekitar
Mallawa A. 2013. Dinamika Populasi dan Pen- Rumpon Laut Dalam. Jurnal Marine Fish-
dugaan Stok. Bagian I : Dinamika Popu- eries. 8(1): 101-112.
lasi Biota Perairan. Buku Ajar, LKPP –
Schaefer KM, Fuller DW. 2013. Simualta-
UnHas. Makassar.
neous Behavior of Skipjack (Katsuwonus
Mallawa A, Amir F, Zainuddin M. 2014. Kera- pelamis), Bigeye (Thunnus obesus), and
gaan Biologi Populasi Ikan Cakalang Yellowfin (T. albacares) Tunas, Within
(Katsuwonus Pelamis) yang Tertangkap Large Multi Species Aggregations Asso-
dengan Purse Seine pada Musim Timur ciated with Drifting Fish Aggregation De-
di Perairan Laut Flores. Jurnal IPTEKS vice (FADs) in The Equatorial Eastern
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Pacific Ocean. Mar.Biol. 160(1): 3005-
1(2): 129-145. 3014.
Mallawa A. 2016a. Persentase Ikan Cakalang Wang X. Xu L, Chen Y, Zhu G, Tian S, Zhu J.
(Katsuwonus Pelamis) Layak Tangkap 2012. Impact of Fish Aggregation Device-
Hasil Tangkapan Nelayan di Perairan son Size Structures of Skipjack Tuna
WPP RI 713. Prosiding Simposium Na- (Katsuwonus Pelamis). J. Aquat. Ecol.
46(2): 343-352.