Professional Documents
Culture Documents
PromKes1 PDF
PromKes1 PDF
Abstract: Infectious and non-infectious disease, Infant Mortality Rate (IMR) and Maternal Mortality
Rate (MMR) are indicators of health status that their achievements have not been satisfactory. Various
problems are closely related to behavioral factors. Behaviors that have a role in maintaining and
improving health status is a Clean and Healthy Behavior (PHBS). However, the successful achievement
of indicators PHBS is still far from the expected target. The aim of this study was to analyze the role
of health promotion in the public health centers with the achievement of PHBS in pregnant women’s
households. This study was an observational analytic with quantitative and qualitative approach.
Quantitative approach with a sample of pregnant women, whereas qualitative informant was health
promotion staff. Sampling was simple random sampling technique. This study used Pearson correlation
test on quantitative data indicate that there was a relationship between health promotion of public health
centers with the achievements of PHBS. Significant value was 0.000 (α = 0.05). Qualitative study found
that the role of health promotion in the health centers with PHBS achievement were realized through a
series of health promotion programs, namely home visits, empowerment through partnerships, as well
as organizing through UKBM.
Abstrak: Penyakit menular dan tidak menular, Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian
Ibu (AKI) merupakan indikator derajat kesehatan yang capaiannya belum memuaskan. Berbagai
permasalahan tersebut erat kaitannya dengan faktor perilaku. Perilaku yang berperan dalam memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Namun,
keberhasilan pencapaian indikator PHBS masih jauh dari target yang diharapkan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menganalisis peran promosi kesehatan puskesmas dalam capaian PHBS rumah tangga
ibu hamil. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dengan sampel ibu hamil, sedangkan secara
kualitatif dengan informan petugas promosi kesehatan. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple
random sampling. Penelitian ini menggunakan uji korelasi pearson pada data kuantitatif menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara promosi kesehatan puskesmas dengan capaian PHBS dengan nilai
significant sebesar 0,000 (α = 0,05). Penelitian kualitatif menunjukkan bahwa peran promosi kesehatan
puskesmas dalam capaian PHBS dapat diwujudkan melalui serangkaian program promosi kesehatan yaitu
kunjungan rumah, pemberdayaan melalui kemitraan, serta pengorganisasian melalui Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM).
159
Intan Indah Kartika Sari dan Muji Sulistyowati, Analisis Promosi Kesehatan di Puskesmas… 160
puskesmas dalam capaian PHBS rumah Surabaya dan dilaksanakan pada bulan
tangga ibu hamil di Kelurahan Kalijudan September sampai November tahun 2015.
Kota Surabaya. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis peran promosi
HASIL
kesehatan puskesmas dalam capaian PHBS
rumah tangga ibu hamil. Penelitian ini Hasil penelitian ini menjelaskan tentang
diharapkan dapat memberikan informasi karakteristik responden meliputi umur dan
dan pertimbangan bagi pihak puskesmas, pendidikan, serta variabel penelitian yaitu
memberikan pengetahuan dan pengalaman capaian PHBS rumah tangga ibu hamil
bagi peneliti serta dapat menjadi referensi dan pelaksanaan promosi kesehatan di
penelitian selanjutnya. Puskesmas Kalijudan.
Karakteristik Responden
METODE
Karakteristik responden merupakan
Jenis penelitian yang digunakan ciri yang melekat secara alamiah pada
adalah penelitian observasional analitik. responden. Umur merupakan salah satu
Berdasarkan waktunya desain yang karakteristik responden yang penting untuk
digunakan adalah cross sectional karena diketahui, mengingat umur ibu hamil sangat
variabel paparan dan dampak dilihat mempengaruhi kondisi kehamilannya.
pada satu waktu bersamaan. Populasi Berikut ini disajikan data responden
dari penelitian ini adalah seluruh rumah berdasarkan umur.
tangga ibu hamil yang berada di Kelurahan Berdasarkan hasil survei didapatkan
Kalijudan Kota Surabaya. Pendekatan yang bahwa terdapat 4 orang ibu hamil dengan
digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan kehamilan berisiko yaitu satu orang berusia
kualitatif. Pendekatan kuantitatif dengan kurang dari 20 tahun dan 3 lainnya berusia
sampel ibu hamil sejumlah 30 responden. lebih dari 35 tahun. Umur ibu hamil dibawah
Teknik pengambilan sampel menggunakan 20 tahun merupakan usia yang berisiko
simple random sampling dengan cara karena emosional ibu belum stabil dan
mengundi daftar ibu hamil di Kelurahan mudah tegang. Berbagai bahaya yang dapat
Kalijudan. Teknik pengumpulan data ditimbulkan jika usia ibu hamil terlalu muda
kuantitatif melalui observasi dan kuesioner adalah terjadinya keguguran, persalinan
dengan instrumen berupa lembar observasi
premature, Berat Badan Lahir Rendah
dan lembar kuesioner. Pengolahan data
(BBLR), kelainan bawaan, memudahkan
menggunakan teknik uji korelasi linier
infeksi, anemia hingga kematian ibu.
pearson untuk menguji hubungan antara
Sedangkan usia ibu hamil yang terlalu tua
variabel promosi kesehatan puskesmas
untuk hamil juga memiliki risiko yang tinggi
dengan capaian PHBS rumah tangga ibu
yaitu kehamilan ketika ibu berusia diatas 35
hamil. Pengujian normalitas data juga
tahun. Ibu hamil yang berusia diatas 35
dilakukan untuk memenuhi persyaratan
tahun akan mengalami kehamilan berisiko
penggunaan uji korelasi linier pearson.
tinggi preeklampsia, diabetes, keguguran
Signifikansi antara kedua variabel yaitu
serta bayi lahir cacat (Prawirohardjo,
0,000.
2006).
Pendekatan kualitatif dengan informan
petugas kesehatan puskesmas sejumlah 2
orang yaitu koordinator promosi kesehatan Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Umur
dan petugas gizi. Teknik pengumpulan
data kualitatif melalui indepth interview Kategori Umur Frekuensi (%)
dengan instrumen berupa lembar panduan < 20 1 3,33
wawancara. Pengolahan data kualitatif 20-25 8 26,67
dengan menganalisis hasil wawancara. 26-30 9 30
Lokasi penelitian ini yaitu di Kelurahan 31-35 9 30
Kalijudan Kecamatan Mulyorejo Kota > 35 3 10
Intan Indah Kartika Sari dan Muji Sulistyowati, Analisis Promosi Kesehatan di Puskesmas… 162
dicapai. Setiap indikator yang capaiannya posbindu, pos ukk,, kesling kaya STBM
rendah akan diidentifikasi sebagai masalah itu mbak (Petugas 1).”
yang harus ditangani.
Berdasarkan hasil survei menunjukkan Petugas 2 menjelaskan lebih rinci
bahwa pelaksanaan Komunikasi Informasi terkait gizi keluarga sebagai berikut.
Edukasi (KIE) melalui kemitraan kader
sudah cukup baik. Persentase pelaksanaan “Pembinaan gizi keluarga disini
pemberdayaan melalui kemitraan kader dilaksanakan di Kelurahan Kalijudan.
sudah mencapai 50–60%. Namun, masih Pelaksanaannya berturut-turut bisa
terdapat pelaksanaan KIE yang rendah yaitu sampai 3 kali dalam setahun tergantung
tentang pentingnya penggunaan jamban jadwal dari DKK Surabaya. Tapi ya ga
sehat hanya mencapai 39%. semuanya. Sasarannya biasanya ibu
Data kualitatif hasil indepth interview balita. Untuk ibu hamil belum si mbak
dengan petugas terkait kemitraan dijelaskan (Petugas 2).”
melalui pengakuan petugas sebagai
berikut. Pembentukan UKBM juga disertai
dengan pelaksanaan Musyawarah
“Pembentukan mitra sudah terbentuk Masyarakat Desa (MMD). Berikut penuturan
dengan organisasi wanita PKK. petugas.
Kalau LSM belum pernah bermitra
(Petugas 1).” “MMD disini dilaksanakan sesuai jadwal
BOK dari DKK mbak. Pelaksanaannya
Petugas 2 mengungkapkan hal yang dihadiri kader membahas maslah terkini
berbeda dengan petugas 1. (Petugas 2).”
“Agak susah mbak MMD itu soalnya
“Sebenarnya sudah pernah mencoba masyarakatnya kadang-kadang cuek
dengan organisasi lainnya tapi mereka (Petugas 1).”
kurang antusias dan menurut mereka,
mereka itu ga berhubungan sama Berdasarkan hasil indepth interview
kesehatan. Kesehatan itu tanggung tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan
jawab puskesmas gitu (Petugas 2).” UKBM sudah cukup baik, hanya saja
pelaksanaan MMD belum optimal.
Berdasarkan hasil indepth interview Pendukung promosi kesehatan
tersebut menunjukkan bahwa kemitraan puskesmas diantaranya adalah sumber
yang terbentuk masih sangat rendah karena daya manusia, media dan metode, serta
hanya bermitra dengan satu organisasi saja anggaran khusus. Berdasarkan hasil survey
yaitu PKK. penggunaan media dalam promosi kesehatan
Hasil survei terhadap ibu hamil oleh Puskesmas Kalijudan masih rendah
menyatakan bahwa peran petugas dalam yaitu hanya mencapai 37%. Metode yang
UKBM masih kurang dimana rata-rata sering digunakan adalah penyuluhan secara
pembinaannya mencapai 42,9%. Namun, kelompok dengan ceramah sebesar 55%.
ada peran petugas yang sudah termasuk Data kualitatif hasil indepth interview
dalam kategori cukup baik yaitu dalam dengan petugas terkait pendukung promosi
pembentukan posyandu mencapai 69% dan kesehatan meliputi media, metode, sumber
pembinaan kesehatan ibu dan anak mencapai daya dan anggaran. Media dan metode
72%. promosi kesehatan yang digunakan adalah
Data kualitatif hasil indepth interview sebagai berikut.
dengan petugas terkait pengorganisasian
melalui UKBM dijelaskan melalui “Media yang digunakan cuma
pengakuan petugas sebagai berikut. leaflet aja si mbak. Itupun leaflet
dari DKK. Kalau metodenya selama
“UKBMnya disini banyak mbak ini ya kebanyakan ceramah. Meotde
posyandu, poskeskel, gizi keluarga,
Intan Indah Kartika Sari dan Muji Sulistyowati, Analisis Promosi Kesehatan di Puskesmas… 164
indikator PHBS yang harus dipenuhi persepsi tentang pemberian ASI eksklusif.
oleh setiap rumah tangga. Target nasional Banyak responden mengaku memberikan
mengharapkan bahwa capaian setiap ASI eksklusif, tapi setelah ditanya lebih
indikator PHBS adalah minimal 80% pada mendalam, mereka tidak hanya memberi
tahun 2015. ASI saja melainkan menambahkan air
Namun, penelitian ini menunjukkan maupun madu.
hasil yang tidak memuaskan. Beberapa Hal ini menunjukkan rendahnya
indikator PHBS masih jauh dari target pemahaman responden dalam menerapkan
yang diharapkan yaitu diet sayur dan buah PHBS. Oleh karenanya sesuai dengan yang
setiap hari, pemberian ASI eksklusif, tidak diungkapkan oleh Fauzi sebagai ketua umum
merokok di dalam rumah dan pemberantasan tim penggerak PKK bahwa pembinaan
sarang nyamuk. Hasil penelitian Taufiq dan penyuluhan penting untuk dilakukan
dkk (2013), juga menunjukkan beberapa secara berkesinambungan, sehingga
indikator PHBS yang capaiannya masih kemauan, kemampuan serta kesadaran diri
sangat rendah yaitu upaya pemberantasan masyarakat dalam melaksanakan PHBS
jentik nyamuk (mengubur benda tempat dapat ditingkatkan.
penampungan air hujan) hanya mencapai Berdasarkan hasil survei dan indepth
2% (7 dari 350 responden), makan sayur interview menunjukkan bahwa persentase
dan buah setiap hari mencapai 66,6% dan pelaksanaan kunjungan rumah masih sangat
anggota keluarga yang tidak merokok hanya rendah (di bawah 50%). Hal ini mungkin
28%. dikarenakan kunjungan rumah hanya
Berbagai indikator Perilaku Hidup dilakukan pada ibu hamil yang berisiko.
Bersih dan Sehat atau PHBS yang belum Tetapi tidak dilakukan pada seluruh ibu
memenuhi target ini dapat menjadi sumber hamil. Hal ini berdasarkan pengakuan
berbagai masalah kesehatan yang nantinya kader. Bahkan seorang petugas kesehatan
akan mempengaruhi derajat kesehatan mengungkapkan kunjungan rumah yang
masyarakat. Begitu juga yang diungkapkan bukan pada ibu berisiko hanya sia-sia
oleh mitra kerja pusat promosi kesehatan atau percuma saja. Selain itu pelaksanaan
yaitu ketua umum tim penggerak PKK kunjungan rumah juga belum optimal.
bahwa hidup sehat akan dapat diraih apabila Selama ini kunjungan rumah hanya
dalam gaya hidup kita sehari-hari, kita dilakukan untuk survei PHBS tanpa
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat adanya pembinaan atau konseling terkait
(Kemenkes, 2011). pembentukan PHBS.
Menteri Kesehatan juga mengungkapkan Menurut pedoman pelaksanaan promosi
bahwa melalui penerapan PHBS yang kesehatan di Puskesmas kunjungan rumah
dimulai dari diri sendiri, keluarga maupun memiliki peran penting karena melalui
rumah tangga akan dapat mengatasi berbagai kunjungan rumah dapat dilaksanakan
masalah kesehatan. konseling pada ibu hamil dan keluarga
Beberapa indikator PHBS yang masih sehingga dapat membantu proses pemecahan
jauh dari target nasional penting untuk masalah di tingkat keluarga. Selain itu
terus ditingkatkan mengingat pentingnya kunjungan rumah merupakan suatu
perilaku tersebut. Perilaku diet sayur dan upaya supervisi dan bimbingan, sekaligus
buah setiap hari ditujukan agar kebutuhan sebagai apresiasi pada keluarga yang
gizi seimbang dapat terpenuhi. Pemberian telah melaksanakan perilaku hidup bersih
ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif dan sehat (Kemenkes, 2007). Pembinaan
artinya memberikan ASI saja pada bayi secara intensif sangat penting untuk dapat
dari usia 0–6 bulan. Pemberian ASI saja membentuk perilaku yang diharapkan.
maksudnya adalah bayi hanya diberi ASI Hasil penelitian menunjukkan bahwa
saja tanpa ada makanan tambahan baik itu pembentukan mitra hanya terlaksana
air, madu ataupun makanan seperti bubur dengan organisasi wanita yaitu PKK
dan lainnya (Dinkes Surabaya, 2015). Hasil (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga). Hal
penelitian menunjukkan bahwa sebagian ini tidak seperti yang seharusnya, puskesmas
besar responden memiliki kesalahan seharusnya membentuk kemitraan yang
Intan Indah Kartika Sari dan Muji Sulistyowati, Analisis Promosi Kesehatan di Puskesmas… 166
luas dengan berbagai organisasi lainnya. akan memberdayakan rumah tangga atau
Tugas puskesmas begitu besar dan tidak bisa masyarakat di wilayah kerjanya, dalam
dikerjakan oleh puskesmas saja, melainkan hal ini pihak puskesmas tetap bertugas
membutuhkan dukungan dari berbagai membimbing dan memantau kader yang
pihak. bertugas. Kemitraan yang terbentuk
Berdasarkan pedoman pelaksanaan menyebabkan promosi kesehatan secara
promosi kesehatan puskesmas beberapa menyeluruh dapat terlaksana. Apabila
lembaga yang harus dibentuk kemitraannya promosi kesehatan dapat dilaksanakan secara
bukan hanya organisasi wanita melainkan menyeluruh, maka diharapkan capaian
organisasi lainnya. Beberapa organisasi PHBS rumah tangga dapat meningkat.
tersebut adalah Lembaga Swadaya Berdasarkan hasil survei dan wawancara
Masyarakat (LSM), organisasi profesi, didapatkan bahwa pembentukan UKBM
organisasi kepemudaan, organisasi di Puskesmas Kalijudan sudah cukup
keagamaan dan kemasyarakatan. Namun, baik dimana Puskesmas Kalijudan sudah
Puskesmas Kalijudan belum bermitra melaksanakan upaya kesehatan ibu dan anak
dengan lembaga tersebut. Pembentukan melalui posyandu, upaya pengobatan juga
mitra harus diawali dengan identifikasi sudah ada di Poskeskel hanya saja mungkin
para pemuka masyarakat agar terlaksana masyarakat belum memanfaatkan secara
kemitraan secara berjenjang. intensif. Berdasarkan pengakuan beberapa
Kemitraan merupakan salah satu masyarakat belum pernah mengetahui
strategi promosi kesehatan yang penting adanya Poskeskel. Hal ini menunjukkan
untuk dilaksanakan. Berdasarkan Keputusan pentingnya sosialisasi kepada masyarakat
Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/ tentang Pos Kesehatan Kelurahan
SK/VII/2005 tentang pedoman promosi (Poskeskel) agar dapat berfungsi secara
kesehatan daerah menyatakan bahwa salah efektif. Upaya kesehatan gizi sebenarnya
satu strategi dasar utama promosi kesehatan juga sudah dilakukan tetapi sasarannya
adalah kemitraan. Kemitraan penting hanya kelompok tertentu. Menurut
dilakukan oleh pihak puskesmas agar pengakuan petugas gizi, pembinaan gizi
dapat meningkatkan efektivitas promosi keluarga diberikan kepada ibu balita.
kesehatan. Berdasarkan pedoman pelaksanaan
Begitu besar dan luasnya masyarakat promosi kesehatan di puskesmas kegiatan
yang menjadi tanggung jawab pihak UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis
puskesmas, serta begitu banyak tatanan Masyarakat) dilaksanakan oleh kader
yang harus ditangani oleh puskesmas dan petugas kesehatan. UKBM dibentuk
mengharuskan petugas puskesmas untuk dengan tujuan untuk membantu kelompok
bekerjasama dengan pihak lain agar masyarakat dalam mengenali masalah
promosi kesehatan secara menyeluruh dapat kesehatan dan masalah tersebut diangkat
dilaksanakan. Panduan promosi kesehatan menjadi masalah bersama. Kemudian
puskesmas menyebutkan pada tatanan masalah tersebut dimusyawarahkan untuk
rumah tangga untuk membentuk kemitraan, ditangani bersama. Hasil musyawarah
puskesmas harus mengidentifikasi diarahkan agar memperoleh penanganan
para pemuka masyarakat. Para pemuka masalah melalui upaya yang bersumber dari
masyarakat di tatanan rumah tangga masyarakat sendiri dengan dukungan dari
meliputi kepala desa/lurah, pengurus RW/ puskesmas (Kepmenkes, 2007). Namun,
RT, pemuka agama, dan tim penggerak pelaksanaan musyawarah masyarakat desa
PKK (Kepmenkes, 2007). Pelaksanaan belum terlaksana secara optimal. Padahal
pemberdayaan secara berjenjang berdasarkan pedoman promosi kesehatan
dapat terlaksana melalui pembentukan tersebut pelaksanaan musyawarah dapat
kemitraan. Pihak puskesmas bermitra dan digunakan untuk menggali permasalahan
memberdayakan para pemuka masyarakat, yang dialami oleh masyarakat di wilayah
selanjutnya pemuka masyarakat akan kerjanya.
memilih dan merekrut para kader serta Pengenalan dan pemahaman masalah
memberdayakannya. Setelah itu kader yang yang saat ini dialami oleh masyarakat sangat
167 Jurnal Promkes, Vol. 3, No. 2 Desember 2015: 159–170
penting bagi pihak puskesmas. Apabila metode dan media yang lebih menarik
masyarakat merasa permasalahan yang dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
akan diatasi adalah masalah mereka maka sangat diperlukan. Hal ini penting untuk
masyarakat akan menganggapnya sebagai menarik minat masyarakat dalam menerima
suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. penyuluhan dan dapat mengubah persepsi
Kesadaran masyarakat akan permasalahan masyarakat tentang penyuluhan yang
yang dihadapi akan memudahkan pihak membosankan.
puskesmas dalam mendorong masyarakat Pendukung promosi kesehatan yang
untuk ikut serta secara suka rela dan penuh utama adalah sumber daya manusia.
kesadaran membantu program promosi Berdasarkan hasil wawancara didapatkan
kesehatan melalui UKBM. Peningkatan bahwa petugas promosi kesehatan
kesadaran masyarakat ini dilakukan melalui adalah lulusan D3 Keperawatan. Hal ini
Survei Mawas Diri (SMD). Survei Mawas menunjukkan bahwa Puskesmas Kalijudan
Diri dilakukan sebelum dilaksanakannya tidak memiliki tenaga khusus promosi
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). kesehatan. Sesuai dengan Surat Keputusan
Begitu juga yang diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/
Agustini dkk (2012), dalam penelitiannya SK/VII/2005 menyebutkan bahwa standar
bahwa untuk dapat membantu masyarakat tenaga khusus promosi kesehatan puskesmas
menentukan pilihan kesehatan, maka adalah D3 Kesehatan dengan minat dan
petugas promosi kesehatan harus membuat bakat di bidang promosi kesehatan.
masyarakat bersedia untuk terbuka terlebih Berdasarkan pedoman promosi
dahulu terkait permasalahan kesehatan yang kesehatan puskesmas memang tidak dilarang
mereka alami. Melalui SMD dan MMD hal seorang perawat atau tenaga kesehatan lain
ini bisa tercapai. memegang program promosi kesehatan
Menurut pedoman promosi kesehatan apabila tidak terdapat tenaga khusus.
puskesmas (Kepmenkes, 2007) melalui SMD Namun, tidak semua tenaga kesehatan bisa
para pemuka masyarakat menjadi mawas diri serta merta memegang program promosi
atau sadar bahwa di lingkungannya terdapat kesehatan. Tenaga kesehatan yang bukan
berbagai masalah yang harus diselesaikan. tenaga khusus promosi kesehatan harus
Pelaksanaan SMD ini tidak hanya mengajak memiliki kemampuan berupa pengetahuan
para pemuka masyarakat untuk mengenali dan keterampilan dalam menyampaikan
masalah melainkan juga diajak mengenali informasi maupun konseling serta harus
potensi yang dimiliki untuk mengatasi mengikuti pelatihan atau kursus di bidang
masalah. Kemampuan masyarakat dalam promosi kesehatan. Hal ini penting karena
mengenali potensi diri dapat dijadikan tenaga promosi kesehatan harus memiliki
sebagai upaya kesehatan yang bersumber kapasitas di bidang promosi kesehatan.
dari masyarakat itu sendiri dengan dukungan Sehingga petugas dapat melaksanakan
dari puskesmas. Puskesmas dalam hal ini program promosi kesehatan sesuai dengan
melakukan monitoring dan evaluasi terhadap prinsip promosi kesehatan puskesmas.
setiap pelaksanaan kegiatan UKBM yang Anggaran promosi kesehatan merupakan
dilaksanakan oleh masyarakat. pendukung promosi kesehatan berikutnya.
Berdasarkan hasil survei dan wawancara Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan
didapatkan bahwa penyuluhan dengan bahwa anggaran untuk promosi kesehatan
berbagai metode telah dilakukan oleh adalah sebesar 15%. Hal ini menunjukkan
petugas, baik secara berkelompok maupun bahwa sebagian besar anggaran kesehatan
secara massa. Namun, media dan metode puskesmas lebih diarahkan untuk pelayanan
penyuluhan yang dilakukan masih sebatas kuratif. Padahal fungsi utama puskesmas
ceramah dan penggunaan leaflet. Pernah seperti yang tertuang dalam Permenkes
dilakukan road show tapi pada tahun lalu No.75 Tahun 2014 bahwa puskesmas
karena ada kerjasama dengan pihak swasta. berfungsi menyelenggarakan pelayanan
Sayangnya, pada tahun 2015 ini metode kesehatan yang mengutamakan upaya
yang digunakan hanya sebatas ceramah promotif dan preventif. Alokasi anggaran
dan demonstrasi. Padahal, penggunaan yang rendah untuk pelaksanaan program
Intan Indah Kartika Sari dan Muji Sulistyowati, Analisis Promosi Kesehatan di Puskesmas… 168