You are on page 1of 12

ANALISIS PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS KALIJUDAN

TERHADAP PHBS RUMAH TANGGA IBU HAMIL

Intan Indah Kartika Sari, Muji Sulistyowati


Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya
Email: tanindah25@gmail.com

Abstract: Infectious and non-infectious disease, Infant Mortality Rate (IMR) and Maternal Mortality
Rate (MMR) are indicators of health status that their achievements have not been satisfactory. Various
problems are closely related to behavioral factors. Behaviors that have a role in maintaining and
improving health status is a Clean and Healthy Behavior (PHBS). However, the successful achievement
of indicators PHBS is still far from the expected target. The aim of this study was to analyze the role
of health promotion in the public health centers with the achievement of PHBS in pregnant women’s
households. This study was an observational analytic with quantitative and qualitative approach.
Quantitative approach with a sample of pregnant women, whereas qualitative informant was health
promotion staff. Sampling was simple random sampling technique. This study used Pearson correlation
test on quantitative data indicate that there was a relationship between health promotion of public health
centers with the achievements of PHBS. Significant value was 0.000 (α = 0.05). Qualitative study found
that the role of health promotion in the health centers with PHBS achievement were realized through a
series of health promotion programs, namely home visits, empowerment through partnerships, as well
as organizing through UKBM.

Keywords: health promotion, PHBS, pregnant women

Abstrak: Penyakit menular dan tidak menular, Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian
Ibu (AKI) merupakan indikator derajat kesehatan yang capaiannya belum memuaskan. Berbagai
permasalahan tersebut erat kaitannya dengan faktor perilaku. Perilaku yang berperan dalam memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Namun,
keberhasilan pencapaian indikator PHBS masih jauh dari target yang diharapkan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menganalisis peran promosi kesehatan puskesmas dalam capaian PHBS rumah tangga
ibu hamil. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dengan sampel ibu hamil, sedangkan secara
kualitatif dengan informan petugas promosi kesehatan. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple
random sampling. Penelitian ini menggunakan uji korelasi pearson pada data kuantitatif menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara promosi kesehatan puskesmas dengan capaian PHBS dengan nilai
significant sebesar 0,000 (α = 0,05). Penelitian kualitatif menunjukkan bahwa peran promosi kesehatan
puskesmas dalam capaian PHBS dapat diwujudkan melalui serangkaian program promosi kesehatan yaitu
kunjungan rumah, pemberdayaan melalui kemitraan, serta pengorganisasian melalui Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM).

Kata kunci: promosi kesehatan, PHBS, ibu hamil

PENDAHULUAN indikator derajat kesehatan yang capaiannya


Pembangunan kesehatan diarahkan belum memuaskan (Pusat Promkes, 2011).
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, Data SDKI (Survei Demografi dan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap Kesehatan Indonesia) menunjukkan terjadi
orang agar peningkatan derajat kesehatan kenaikan AKI dari tahun 2007 sampai
masyarakat yang setinggi-tingginya 2012 yaitu sebesar 57%. AKI pada tahun
dapat terwujud. Berbagai hasil survei 2012 mencapai 359 per 100.000 kelahiran
menunjukkan bahwa derajat kesehatan hidup. Capaian AKI di Indonesia tahun
masyarakat Indonesia masih perlu untuk 2014 masih juga belum memenuhi target,
ditingkatkan. Angka Kematian Ibu (AKI), menurut data WHO jumlah AKI sebesar
Angka Kematian Bayi (AKB), penyakit 214/100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
menular dan tidak menular merupakan Hal ini masih jauh dari target nasional tahun

159
Intan Indah Kartika Sari dan Muji Sulistyowati, Analisis Promosi Kesehatan di Puskesmas… 160

2015 yaitu 102/100.000 kelahiran hidup. Kementerian Kesehatan. Indikator tersebut


Surabaya merupakan wilayah ibu kota Jawa tertuang dalam rencana pembangunan
Timur yang tidak terlepas dari masalah AKI. jangka menengah nasional 2010 hingga 2014
Jumlah AKI di Kota Surabaya berdasarkan (Pusat Promkes, 2011). Berbagai hasil survei
data Dinas Kesehatan Kota Surabaya (DKK nasional maupun provinsi dan kota baik dari
Surabaya) pada tahun 2014 mencapai riset kesehatan, laporan akuntabilitas kinerja
49/100.000 jiwa. Jumlah ini menjadikan maupun profil kesehatan menunjukkan
Kota Surabaya sebagai kota tertinggi dengan bahwa capaian PHBS belum memuaskan.
kasus AKI di Provinsi Jawa Timur (DKK Hasil survei pendahuluan terkait
Surabaya, 2014). Salah satu puskesmas PHBS rumah tangga ibu hamil pada
di Surabaya yaitu Puskesmas Kalijudan bulan September di Kelurahan Kalijudan
mengalami masalah AKI dari tahun 2012 menunjukkan bahwa capaian PHBS rumah
sampai tahun 2015. Angka Kematian Ibu tangga dengan ibu hamil belum memenuhi
di wilayah kerja Puskesmas Kalijudan target. Capaian PHBS rumah tangga
Surabaya pada tahun 2012 mencapai pada ibu hamil mencapai 44%. Capaian
1/100.000 kelahiran hidup, tahun 2013 PHBS setiap indikatornya sebagai berikut.
0/100.000 kelahiran hidup. Namun pada Indikator 1 untuk persalinan oleh tenaga
tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi kesehatan sebesar 100%. Indikator 2 untuk
2/100.000. Hal ini tentu saja menjadi hal pemberian ASI Eksklusif sebesar 50%.
yang penting untuk diperhatikan untuk dapat Indikator 3 untuk penimbangan balita setiap
ditanggulangi. Pada tahun 2015, AKI di bulan sebesar 100%. Indikator 4 untuk cuci
wilayah kerja Puskesmas Kalijudan memang tangan dengan air dan sabun sebesar 94%.
mengalami penurunan tetapi kasusnya Indikator 5 untuk penggunaan air bersih
masih ada yaitu 1/100.000 kelahiran hidup, sebesar 100%. Indikator 6 untuk penggunaan
sehingga hal ini masih menjadi masalah jamban sehat sebesar 88%. Indikator 7 untuk
yang harus ditangani. Pencegahan kematian Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
ibu menjadi hal yang sangat penting untuk sebesar 62%. Indikator 8 untuk diet sayur
dilakukan agar ke depan tidak lagi terjadi dan buah setiap hari hanya sebesar 50%.
kasus kematian ibu (Badan Pusat Statistik, Indikator 9 untuk aktivitas fisik setiap hari
2012). Salah satu upaya mengurangi atau sebesar 90% dan indikator 10 untuk tidak
menekan AKI adalah dengan meningkatkan merokok sebesar 54%.
kemandirian dan kemampuan masyarakat Salah satu penyebab rendahnya
dalam memelihara dan meningkatkan PHBS adalah rendahnya pelaksanaan
derajat kesehatannya. Kemampuan tersebut promosi kesehatan di puskesmas. Pedoman
dapat dilihat dari wujud perilaku mereka. pembinaan PHBS tahun 2011 menjelaskan
Indikator yang digunakan untuk melihat bahwa pembinaan PHBS dilaksanakan
kemampuan masyarakat dalam memelihara melalui penyelenggaraan promosi kesehatan
dan meningkatkan derajat kesehatannya di puskesmas. Upaya meningkatkan PHBS
adalah PHBS. Upaya menurunkan AKI dilakukan melalui promosi kesehatan di
dapat dilakukan melalui penerapan PHBS luar gedung puskesmas yang terdiri dari
pada rumah tangga dengan ibu berisiko yaitu kunjungan rumah, pembentukan kemitraan
ibu hamil dan ibu nifas. Penerapan PHBS serta pemberdayaan masyarakat melalui
rumah tangga diharapkan dapat mengatasi UKBM. Penyelenggaraan promosi kesehatan
berbagai masalah kesehatan (PerMenKes, melalui serangkaian kegiatan tersebut
2011). akan memberikan pembelajaran untuk
Namun, keberhasilan pencapaian membantu masyarakat dari tingkat individu,
indikator PHBS masih jauh dari target yang keluarga, maupun kelompok agar memiliki
diharapkan, meskipun program pembinaan pengetahuan, kemauan dan kemampuan
PHBS sudah berjalan sejak tahun 1996. untuk berPHBS. Namun promosi kesehatan
Berbagai upaya telah dilakukan untuk di puskesmas belum berjalan optimal.
meningkatkan cakupan PHBS. Salah Berdasarkan penjelasan diatas maka
satu upayanya adalah PHBS dimasukkan rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai salah satu indikator kinerja utama adalah bagaimana peran promosi kesehatan
161 Jurnal Promkes, Vol. 3, No. 2 Desember 2015: 159–170

puskesmas dalam capaian PHBS rumah Surabaya dan dilaksanakan pada bulan
tangga ibu hamil di Kelurahan Kalijudan September sampai November tahun 2015.
Kota Surabaya. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis peran promosi
HASIL
kesehatan puskesmas dalam capaian PHBS
rumah tangga ibu hamil. Penelitian ini Hasil penelitian ini menjelaskan tentang
diharapkan dapat memberikan informasi karakteristik responden meliputi umur dan
dan pertimbangan bagi pihak puskesmas, pendidikan, serta variabel penelitian yaitu
memberikan pengetahuan dan pengalaman capaian PHBS rumah tangga ibu hamil
bagi peneliti serta dapat menjadi referensi dan pelaksanaan promosi kesehatan di
penelitian selanjutnya. Puskesmas Kalijudan.

Karakteristik Responden
METODE
Karakteristik responden merupakan
Jenis penelitian yang digunakan ciri yang melekat secara alamiah pada
adalah penelitian observasional analitik. responden. Umur merupakan salah satu
Berdasarkan waktunya desain yang karakteristik responden yang penting untuk
digunakan adalah cross sectional karena diketahui, mengingat umur ibu hamil sangat
variabel paparan dan dampak dilihat mempengaruhi kondisi kehamilannya.
pada satu waktu bersamaan. Populasi Berikut ini disajikan data responden
dari penelitian ini adalah seluruh rumah berdasarkan umur.
tangga ibu hamil yang berada di Kelurahan Berdasarkan hasil survei didapatkan
Kalijudan Kota Surabaya. Pendekatan yang bahwa terdapat 4 orang ibu hamil dengan
digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan kehamilan berisiko yaitu satu orang berusia
kualitatif. Pendekatan kuantitatif dengan kurang dari 20 tahun dan 3 lainnya berusia
sampel ibu hamil sejumlah 30 responden. lebih dari 35 tahun. Umur ibu hamil dibawah
Teknik pengambilan sampel menggunakan 20 tahun merupakan usia yang berisiko
simple random sampling dengan cara karena emosional ibu belum stabil dan
mengundi daftar ibu hamil di Kelurahan mudah tegang. Berbagai bahaya yang dapat
Kalijudan. Teknik pengumpulan data ditimbulkan jika usia ibu hamil terlalu muda
kuantitatif melalui observasi dan kuesioner adalah terjadinya keguguran, persalinan
dengan instrumen berupa lembar observasi
premature, Berat Badan Lahir Rendah
dan lembar kuesioner. Pengolahan data
(BBLR), kelainan bawaan, memudahkan
menggunakan teknik uji korelasi linier
infeksi, anemia hingga kematian ibu.
pearson untuk menguji hubungan antara
Sedangkan usia ibu hamil yang terlalu tua
variabel promosi kesehatan puskesmas
untuk hamil juga memiliki risiko yang tinggi
dengan capaian PHBS rumah tangga ibu
yaitu kehamilan ketika ibu berusia diatas 35
hamil. Pengujian normalitas data juga
tahun. Ibu hamil yang berusia diatas 35
dilakukan untuk memenuhi persyaratan
tahun akan mengalami kehamilan berisiko
penggunaan uji korelasi linier pearson.
tinggi preeklampsia, diabetes, keguguran
Signifikansi antara kedua variabel yaitu
serta bayi lahir cacat (Prawirohardjo,
0,000.
2006).
Pendekatan kualitatif dengan informan
petugas kesehatan puskesmas sejumlah 2
orang yaitu koordinator promosi kesehatan Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Umur
dan petugas gizi. Teknik pengumpulan
data kualitatif melalui indepth interview Kategori Umur Frekuensi (%)
dengan instrumen berupa lembar panduan < 20 1 3,33
wawancara. Pengolahan data kualitatif 20-25 8 26,67
dengan menganalisis hasil wawancara. 26-30 9 30
Lokasi penelitian ini yaitu di Kelurahan 31-35 9 30
Kalijudan Kecamatan Mulyorejo Kota > 35 3 10
Intan Indah Kartika Sari dan Muji Sulistyowati, Analisis Promosi Kesehatan di Puskesmas… 162

Pendidikan responden merupakan sudah mencapai 100%. Cuci tangan dengan


salah satu karakteristik responden yang air dan sabun mencapai 90%, penggunaan air
penting untuk diketahui selain karakter bersih 93,3% dan jamban sehat 83,33% serta
umur. Pendidikan memiliki peran dalam aktivitas fisik mencapai 90%.
kemudahan menerima pesan edukasi Kunjungan rumah merupakan salah satu
kesehatan. Berikut ini disajikan data kegiatan wajib bidang promosi kesehatan
responden berdasarkan pendidikan. puskesmas. Berdasarkan hasil survei
Hasil survei pada rumah tangga melalui penyebaran angket pada rumah
ibu hamil menunjukkan bahwa tingkat tangga dengan ibu hamil didapatkan bahwa
pendidikan terbanyak pada ibu hamil adalah persentase kegiatan kunjungan rumah masih
SMA (Sekolah Menengah Atas). Hal ini sangat rendah, bahkan sebagian besar jenis
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan kunjungan rumah masih di bawah 50%.
ibu hamil di lokasi penelitian sudah cukup Kunjungan rumah untuk pendataan ibu hamil
hanya mencapai 28%, pengajaran penanaman
toga 29,67%, pemeriksaan kamar mandi atau
Tabel 2. D i s t r i b u s i Berdasarkan WC 26,3%, pemeriksaan jentik 53% dan
Pendidikan pemberian konseling mencapai 52%.
Data kualitatif hasil indepth interview
Tingkat
Frekuensi (%) dengan pemegang program promosi
Pendidikan
kesehatan terkait kunjungan rumah dijelaskan
SD 3 10
SMP 4 13,33
melalui pengakuan petugas sebagai berikut.
SMA 19 63,34
PT 4 13,33 “Ada kunjungan rumah mbak biasanya
yang survei kadernya, tenaga kesehatan
yang memberi tindak lanjut. Tapi kalau
tinggi. Pendidikan yang cukup tinggi akan PHBS ibu hamil ga ada si mbak. Paling
mempermudah pihak puskesmas dalam kunjungan ibu berisiko oleh bidannya
memberikan pembelajaran kepada ibu hamil (Petugas 1).”
untuk menerapkan PHBS rumah tangga.
Hasil survei terhadap 30 rumah tangga Peneliti juga menanyakan terkait
ibu hamil didapatkan 50% responden penyuluhan dan konseling PHBS yang
capaian PHBSnya mencapai 40–59%, dilaksanakan petugas.
33,33% responden capaiannya 60–79% dan
16,67% responden capaiannya mencapai “Penyuluhan PHBS ada tapi ga
80–100%. Hasil tersebut menunjukkan semua indikator tergantung masalah
bahwa sebagian yang terjadi. Maksudnya tergantung
besar responden belum memenuhi indikator yang bermasalah. Kalau
PHBS yang diharapkan, responden baru konseling belum ada (Petugas 2).”
memenuhi 4 sampai 5 indikator PHBS dari “Ya jadi habis kader survei PHBS kan
10 indikator yang diharapkan. Capaian dilaporkan ke puskesmas. Data dari
setiap indikator PHBS juga dikaji dalam kader itu direkapitulasi dicari yang
penelitian ini. Berdasarkan hasil survei bermasalah. Lah yang bermasalah itu
terdapat beberapa indikator yang capaiannya yang ditindaklanjuti dengan penyuluhan
masih di bawah target nasional yaitu di (Petugas 1).”
bawah 80%. Beberapa indikator yang jauh
Berdasarkan hasil indepth interview
dari target adalah diet sayur dan buah setiap
tersebut dapat dijelaskan bahwa petugas
hari 46,67%, pemberian ASI eksklusif
Puskesmas Kalijudan sudah melakukan
50%, tidak merokok di dalam rumah
kunjungan rumah melalui kader. Namun
53,33% dan pemberantasan sarang nyamuk
tidak ada kunjungan khusus PHBS ibu
63,33%. Namun, ada beberapa indikator
yang capaiannya sudah memenuhi target hamil. Setelah hasil survei PHBS oleh
diantaranya yaitu Persalinan oleh tenaga kader terkumpul, petugas akan menganalisis
kesehatan dan menimbang balita setiap bulan capaian setiap indikator PHBS untuk
dibandingkan dengan target yang harus
163 Jurnal Promkes, Vol. 3, No. 2 Desember 2015: 159–170

dicapai. Setiap indikator yang capaiannya posbindu, pos ukk,, kesling kaya STBM
rendah akan diidentifikasi sebagai masalah itu mbak (Petugas 1).”
yang harus ditangani.
Berdasarkan hasil survei menunjukkan Petugas 2 menjelaskan lebih rinci
bahwa pelaksanaan Komunikasi Informasi terkait gizi keluarga sebagai berikut.
Edukasi (KIE) melalui kemitraan kader
sudah cukup baik. Persentase pelaksanaan “Pembinaan gizi keluarga disini
pemberdayaan melalui kemitraan kader dilaksanakan di Kelurahan Kalijudan.
sudah mencapai 50–60%. Namun, masih Pelaksanaannya berturut-turut bisa
terdapat pelaksanaan KIE yang rendah yaitu sampai 3 kali dalam setahun tergantung
tentang pentingnya penggunaan jamban jadwal dari DKK Surabaya. Tapi ya ga
sehat hanya mencapai 39%. semuanya. Sasarannya biasanya ibu
Data kualitatif hasil indepth interview balita. Untuk ibu hamil belum si mbak
dengan petugas terkait kemitraan dijelaskan (Petugas 2).”
melalui pengakuan petugas sebagai
berikut. Pembentukan UKBM juga disertai
dengan pelaksanaan Musyawarah
“Pembentukan mitra sudah terbentuk Masyarakat Desa (MMD). Berikut penuturan
dengan organisasi wanita PKK. petugas.
Kalau LSM belum pernah bermitra
(Petugas 1).” “MMD disini dilaksanakan sesuai jadwal
BOK dari DKK mbak. Pelaksanaannya
Petugas 2 mengungkapkan hal yang dihadiri kader membahas maslah terkini
berbeda dengan petugas 1. (Petugas 2).”
“Agak susah mbak MMD itu soalnya
“Sebenarnya sudah pernah mencoba masyarakatnya kadang-kadang cuek
dengan organisasi lainnya tapi mereka (Petugas 1).”
kurang antusias dan menurut mereka,
mereka itu ga berhubungan sama Berdasarkan hasil indepth interview
kesehatan. Kesehatan itu tanggung tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan
jawab puskesmas gitu (Petugas 2).” UKBM sudah cukup baik, hanya saja
pelaksanaan MMD belum optimal.
Berdasarkan hasil indepth interview Pendukung promosi kesehatan
tersebut menunjukkan bahwa kemitraan puskesmas diantaranya adalah sumber
yang terbentuk masih sangat rendah karena daya manusia, media dan metode, serta
hanya bermitra dengan satu organisasi saja anggaran khusus. Berdasarkan hasil survey
yaitu PKK. penggunaan media dalam promosi kesehatan
Hasil survei terhadap ibu hamil oleh Puskesmas Kalijudan masih rendah
menyatakan bahwa peran petugas dalam yaitu hanya mencapai 37%. Metode yang
UKBM masih kurang dimana rata-rata sering digunakan adalah penyuluhan secara
pembinaannya mencapai 42,9%. Namun, kelompok dengan ceramah sebesar 55%.
ada peran petugas yang sudah termasuk Data kualitatif hasil indepth interview
dalam kategori cukup baik yaitu dalam dengan petugas terkait pendukung promosi
pembentukan posyandu mencapai 69% dan kesehatan meliputi media, metode, sumber
pembinaan kesehatan ibu dan anak mencapai daya dan anggaran. Media dan metode
72%. promosi kesehatan yang digunakan adalah
Data kualitatif hasil indepth interview sebagai berikut.
dengan petugas terkait pengorganisasian
melalui UKBM dijelaskan melalui “Media yang digunakan cuma
pengakuan petugas sebagai berikut. leaflet aja si mbak. Itupun leaflet
dari DKK. Kalau metodenya selama
“UKBMnya disini banyak mbak ini ya kebanyakan ceramah. Meotde
posyandu, poskeskel, gizi keluarga,
Intan Indah Kartika Sari dan Muji Sulistyowati, Analisis Promosi Kesehatan di Puskesmas… 164

demonstrasi juga ada biasanya 0,750 menunjukkan bahwa nilai mendekati


kesehatan gigi (Petugas 1).” angka 1 yang menandakan bahwa hubungan
yang terbentuk merupakan hubungan positif
Petugas 2 menambahkan terkait metode (korelasi positif). Hal ini berarti, semakin
yang pernah digunakan. tinggi pelaksanaan promosi kesehatan yang
dilaksanakan puskesmas maka akan semakin
“Metode penyuluhan selain ceramah tinggi pula capaian PHBS rumah tangga ibu
dulu pernah ada road show mbak hamil.
di mall tahun 2014 kemarin. Tapi
ya cuma sekali itu. Petugas promosi
kesehatannya beda mbak dulu PEMBAHASAN
(Petugas 2). Capaian PHBS sebagian besar
responden termasuk dalam kategori rendah.
Pendukung promosi kesehatan selain Hal ini menunjukkan capaian PHBS rumah
media dan metode juga terdapat sumber tangga ibu hamil di Kelurahan Kalijudan
daya dan anggaran promosi kesehatan. masih jauh dari target nasional yang
Berikut penuturan petugas terkait hal diharapkan. Target nasional PHBS rumah
tersebut. tangga pada tahun 2015 adalah minimal
80%.
“Sumber dayanya ya saya ini mbak. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang
Saya lulusan D3 Keperawatan. Sehari- rendah pada rumah tangga ibu hamil dapat
hari ya saya di poli umum melayani mempengaruhi derajat kesehatan ibu hamil
pasien, baru kalau ada kegiatan keluar dan keluarga. Rendahnya PHBS rumah
ya izin keluar untuk kegiatan promosi tangga ibu hamil ini mungkin menjadi salah
kesehatan (Petugas 1).” satu penyebab tingginya AKI di wilayah
“Kalau anggaran sekitar 15% kerja Puskesmas Kalijudan. Hal ini sesuai
untuk kegiatan promosi kesehatan dengan yang diungkapkan oleh Pusat
(Petugas 1).” Promosi Kesehatan (2011) bahwa program
pembinaan PHBS merupakan upaya untuk
Petugas 2 memberikan pengakuan membentuk perilaku kesehatan masyarakat
bahwa tidak terdapat petugas khusus dalam rangka meningkatkan derajat
promosi kesehatan. kesehatan masyarakat.
PHBS merupakan perilaku yang dibentuk
“Ya mbak disini kan ga ada tenaga untuk memandirikan masyarakat dalam
khusus promosi kesehatan, ya menolong diri sendiri di bidang kesehatan.
perawatnya ini merangkap tugas Apabila PHBS dapat dilaksanakan oleh
(Petugas 2).” seluruh rumah tangga diharapkan dapat
membantu pencapaian derajat kesehatan
Berdasarkan hasil indepth interview secara optimal melalui kemandirian
tersebut menunjukkan bahwa penggunaan masyarakat yang disertai kesadaran diri
media dan metode promosi kesehatan belum yang tinggi.
beragam. Sumber daya kesehatan khusus Begitu juga yang diungkapkan
untuk promosi kesehatan juga tidak ada. oleh Pusat Promkes (2011), dalam
Hasil analisis data dengan uji statistik panduan PHBS rumah tangga bahwa
menggunakan korelasi linier pearson PHBS merupakan program dalam upaya
menunjukkan bahwa terdapat hubungan memberikan pengalaman belajar yang pada
antara promosi kesehatan di puskesmas akhirnya ditujukan agar masyarakat mampu
dengan capaian PHBS rumah tangga ibu menerapkan cara hidup sehat untuk menjaga,
hamil. Tingkat hubungan kedua variabel memelihara, melindungi dan meningkatkan
penelitian dilihat dari nilai koefisien korelasi kesehatannya.
antara dua variabel tersebut sebesar 0,750, Panduan pembinaan dan penilaian
artinya tingkat hubungan kedua variabel PHBS di rumah tangga (Pusat Promkes,
kuat. Selain itu nilai Pearson Correlation 2011), menjelaskan bahwa terdapat 10
165 Jurnal Promkes, Vol. 3, No. 2 Desember 2015: 159–170

indikator PHBS yang harus dipenuhi persepsi tentang pemberian ASI eksklusif.
oleh setiap rumah tangga. Target nasional Banyak responden mengaku memberikan
mengharapkan bahwa capaian setiap ASI eksklusif, tapi setelah ditanya lebih
indikator PHBS adalah minimal 80% pada mendalam, mereka tidak hanya memberi
tahun 2015. ASI saja melainkan menambahkan air
Namun, penelitian ini menunjukkan maupun madu.
hasil yang tidak memuaskan. Beberapa Hal ini menunjukkan rendahnya
indikator PHBS masih jauh dari target pemahaman responden dalam menerapkan
yang diharapkan yaitu diet sayur dan buah PHBS. Oleh karenanya sesuai dengan yang
setiap hari, pemberian ASI eksklusif, tidak diungkapkan oleh Fauzi sebagai ketua umum
merokok di dalam rumah dan pemberantasan tim penggerak PKK bahwa pembinaan
sarang nyamuk. Hasil penelitian Taufiq dan penyuluhan penting untuk dilakukan
dkk (2013), juga menunjukkan beberapa secara berkesinambungan, sehingga
indikator PHBS yang capaiannya masih kemauan, kemampuan serta kesadaran diri
sangat rendah yaitu upaya pemberantasan masyarakat dalam melaksanakan PHBS
jentik nyamuk (mengubur benda tempat dapat ditingkatkan.
penampungan air hujan) hanya mencapai Berdasarkan hasil survei dan indepth
2% (7 dari 350 responden), makan sayur interview menunjukkan bahwa persentase
dan buah setiap hari mencapai 66,6% dan pelaksanaan kunjungan rumah masih sangat
anggota keluarga yang tidak merokok hanya rendah (di bawah 50%). Hal ini mungkin
28%. dikarenakan kunjungan rumah hanya
Berbagai indikator Perilaku Hidup dilakukan pada ibu hamil yang berisiko.
Bersih dan Sehat atau PHBS yang belum Tetapi tidak dilakukan pada seluruh ibu
memenuhi target ini dapat menjadi sumber hamil. Hal ini berdasarkan pengakuan
berbagai masalah kesehatan yang nantinya kader. Bahkan seorang petugas kesehatan
akan mempengaruhi derajat kesehatan mengungkapkan kunjungan rumah yang
masyarakat. Begitu juga yang diungkapkan bukan pada ibu berisiko hanya sia-sia
oleh mitra kerja pusat promosi kesehatan atau percuma saja. Selain itu pelaksanaan
yaitu ketua umum tim penggerak PKK kunjungan rumah juga belum optimal.
bahwa hidup sehat akan dapat diraih apabila Selama ini kunjungan rumah hanya
dalam gaya hidup kita sehari-hari, kita dilakukan untuk survei PHBS tanpa
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat adanya pembinaan atau konseling terkait
(Kemenkes, 2011). pembentukan PHBS.
Menteri Kesehatan juga mengungkapkan Menurut pedoman pelaksanaan promosi
bahwa melalui penerapan PHBS yang kesehatan di Puskesmas kunjungan rumah
dimulai dari diri sendiri, keluarga maupun memiliki peran penting karena melalui
rumah tangga akan dapat mengatasi berbagai kunjungan rumah dapat dilaksanakan
masalah kesehatan. konseling pada ibu hamil dan keluarga
Beberapa indikator PHBS yang masih sehingga dapat membantu proses pemecahan
jauh dari target nasional penting untuk masalah di tingkat keluarga. Selain itu
terus ditingkatkan mengingat pentingnya kunjungan rumah merupakan suatu
perilaku tersebut. Perilaku diet sayur dan upaya supervisi dan bimbingan, sekaligus
buah setiap hari ditujukan agar kebutuhan sebagai apresiasi pada keluarga yang
gizi seimbang dapat terpenuhi. Pemberian telah melaksanakan perilaku hidup bersih
ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif dan sehat (Kemenkes, 2007). Pembinaan
artinya memberikan ASI saja pada bayi secara intensif sangat penting untuk dapat
dari usia 0–6 bulan. Pemberian ASI saja membentuk perilaku yang diharapkan.
maksudnya adalah bayi hanya diberi ASI Hasil penelitian menunjukkan bahwa
saja tanpa ada makanan tambahan baik itu pembentukan mitra hanya terlaksana
air, madu ataupun makanan seperti bubur dengan organisasi wanita yaitu PKK
dan lainnya (Dinkes Surabaya, 2015). Hasil (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga). Hal
penelitian menunjukkan bahwa sebagian ini tidak seperti yang seharusnya, puskesmas
besar responden memiliki kesalahan seharusnya membentuk kemitraan yang
Intan Indah Kartika Sari dan Muji Sulistyowati, Analisis Promosi Kesehatan di Puskesmas… 166

luas dengan berbagai organisasi lainnya. akan memberdayakan rumah tangga atau
Tugas puskesmas begitu besar dan tidak bisa masyarakat di wilayah kerjanya, dalam
dikerjakan oleh puskesmas saja, melainkan hal ini pihak puskesmas tetap bertugas
membutuhkan dukungan dari berbagai membimbing dan memantau kader yang
pihak. bertugas. Kemitraan yang terbentuk
Berdasarkan pedoman pelaksanaan menyebabkan promosi kesehatan secara
promosi kesehatan puskesmas beberapa menyeluruh dapat terlaksana. Apabila
lembaga yang harus dibentuk kemitraannya promosi kesehatan dapat dilaksanakan secara
bukan hanya organisasi wanita melainkan menyeluruh, maka diharapkan capaian
organisasi lainnya. Beberapa organisasi PHBS rumah tangga dapat meningkat.
tersebut adalah Lembaga Swadaya Berdasarkan hasil survei dan wawancara
Masyarakat (LSM), organisasi profesi, didapatkan bahwa pembentukan UKBM
organisasi kepemudaan, organisasi di Puskesmas Kalijudan sudah cukup
keagamaan dan kemasyarakatan. Namun, baik dimana Puskesmas Kalijudan sudah
Puskesmas Kalijudan belum bermitra melaksanakan upaya kesehatan ibu dan anak
dengan lembaga tersebut. Pembentukan melalui posyandu, upaya pengobatan juga
mitra harus diawali dengan identifikasi sudah ada di Poskeskel hanya saja mungkin
para pemuka masyarakat agar terlaksana masyarakat belum memanfaatkan secara
kemitraan secara berjenjang. intensif. Berdasarkan pengakuan beberapa
Kemitraan merupakan salah satu masyarakat belum pernah mengetahui
strategi promosi kesehatan yang penting adanya Poskeskel. Hal ini menunjukkan
untuk dilaksanakan. Berdasarkan Keputusan pentingnya sosialisasi kepada masyarakat
Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/ tentang Pos Kesehatan Kelurahan
SK/VII/2005 tentang pedoman promosi (Poskeskel) agar dapat berfungsi secara
kesehatan daerah menyatakan bahwa salah efektif. Upaya kesehatan gizi sebenarnya
satu strategi dasar utama promosi kesehatan juga sudah dilakukan tetapi sasarannya
adalah kemitraan. Kemitraan penting hanya kelompok tertentu. Menurut
dilakukan oleh pihak puskesmas agar pengakuan petugas gizi, pembinaan gizi
dapat meningkatkan efektivitas promosi keluarga diberikan kepada ibu balita.
kesehatan. Berdasarkan pedoman pelaksanaan
Begitu besar dan luasnya masyarakat promosi kesehatan di puskesmas kegiatan
yang menjadi tanggung jawab pihak UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis
puskesmas, serta begitu banyak tatanan Masyarakat) dilaksanakan oleh kader
yang harus ditangani oleh puskesmas dan petugas kesehatan. UKBM dibentuk
mengharuskan petugas puskesmas untuk dengan tujuan untuk membantu kelompok
bekerjasama dengan pihak lain agar masyarakat dalam mengenali masalah
promosi kesehatan secara menyeluruh dapat kesehatan dan masalah tersebut diangkat
dilaksanakan. Panduan promosi kesehatan menjadi masalah bersama. Kemudian
puskesmas menyebutkan pada tatanan masalah tersebut dimusyawarahkan untuk
rumah tangga untuk membentuk kemitraan, ditangani bersama. Hasil musyawarah
puskesmas harus mengidentifikasi diarahkan agar memperoleh penanganan
para pemuka masyarakat. Para pemuka masalah melalui upaya yang bersumber dari
masyarakat di tatanan rumah tangga masyarakat sendiri dengan dukungan dari
meliputi kepala desa/lurah, pengurus RW/ puskesmas (Kepmenkes, 2007). Namun,
RT, pemuka agama, dan tim penggerak pelaksanaan musyawarah masyarakat desa
PKK (Kepmenkes, 2007). Pelaksanaan belum terlaksana secara optimal. Padahal
pemberdayaan secara berjenjang berdasarkan pedoman promosi kesehatan
dapat terlaksana melalui pembentukan tersebut pelaksanaan musyawarah dapat
kemitraan. Pihak puskesmas bermitra dan digunakan untuk menggali permasalahan
memberdayakan para pemuka masyarakat, yang dialami oleh masyarakat di wilayah
selanjutnya pemuka masyarakat akan kerjanya.
memilih dan merekrut para kader serta Pengenalan dan pemahaman masalah
memberdayakannya. Setelah itu kader yang yang saat ini dialami oleh masyarakat sangat
167 Jurnal Promkes, Vol. 3, No. 2 Desember 2015: 159–170

penting bagi pihak puskesmas. Apabila metode dan media yang lebih menarik
masyarakat merasa permasalahan yang dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
akan diatasi adalah masalah mereka maka sangat diperlukan. Hal ini penting untuk
masyarakat akan menganggapnya sebagai menarik minat masyarakat dalam menerima
suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. penyuluhan dan dapat mengubah persepsi
Kesadaran masyarakat akan permasalahan masyarakat tentang penyuluhan yang
yang dihadapi akan memudahkan pihak membosankan.
puskesmas dalam mendorong masyarakat Pendukung promosi kesehatan yang
untuk ikut serta secara suka rela dan penuh utama adalah sumber daya manusia.
kesadaran membantu program promosi Berdasarkan hasil wawancara didapatkan
kesehatan melalui UKBM. Peningkatan bahwa petugas promosi kesehatan
kesadaran masyarakat ini dilakukan melalui adalah lulusan D3 Keperawatan. Hal ini
Survei Mawas Diri (SMD). Survei Mawas menunjukkan bahwa Puskesmas Kalijudan
Diri dilakukan sebelum dilaksanakannya tidak memiliki tenaga khusus promosi
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). kesehatan. Sesuai dengan Surat Keputusan
Begitu juga yang diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/
Agustini dkk (2012), dalam penelitiannya SK/VII/2005 menyebutkan bahwa standar
bahwa untuk dapat membantu masyarakat tenaga khusus promosi kesehatan puskesmas
menentukan pilihan kesehatan, maka adalah D3 Kesehatan dengan minat dan
petugas promosi kesehatan harus membuat bakat di bidang promosi kesehatan.
masyarakat bersedia untuk terbuka terlebih Berdasarkan pedoman promosi
dahulu terkait permasalahan kesehatan yang kesehatan puskesmas memang tidak dilarang
mereka alami. Melalui SMD dan MMD hal seorang perawat atau tenaga kesehatan lain
ini bisa tercapai. memegang program promosi kesehatan
Menurut pedoman promosi kesehatan apabila tidak terdapat tenaga khusus.
puskesmas (Kepmenkes, 2007) melalui SMD Namun, tidak semua tenaga kesehatan bisa
para pemuka masyarakat menjadi mawas diri serta merta memegang program promosi
atau sadar bahwa di lingkungannya terdapat kesehatan. Tenaga kesehatan yang bukan
berbagai masalah yang harus diselesaikan. tenaga khusus promosi kesehatan harus
Pelaksanaan SMD ini tidak hanya mengajak memiliki kemampuan berupa pengetahuan
para pemuka masyarakat untuk mengenali dan keterampilan dalam menyampaikan
masalah melainkan juga diajak mengenali informasi maupun konseling serta harus
potensi yang dimiliki untuk mengatasi mengikuti pelatihan atau kursus di bidang
masalah. Kemampuan masyarakat dalam promosi kesehatan. Hal ini penting karena
mengenali potensi diri dapat dijadikan tenaga promosi kesehatan harus memiliki
sebagai upaya kesehatan yang bersumber kapasitas di bidang promosi kesehatan.
dari masyarakat itu sendiri dengan dukungan Sehingga petugas dapat melaksanakan
dari puskesmas. Puskesmas dalam hal ini program promosi kesehatan sesuai dengan
melakukan monitoring dan evaluasi terhadap prinsip promosi kesehatan puskesmas.
setiap pelaksanaan kegiatan UKBM yang Anggaran promosi kesehatan merupakan
dilaksanakan oleh masyarakat. pendukung promosi kesehatan berikutnya.
Berdasarkan hasil survei dan wawancara Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan
didapatkan bahwa penyuluhan dengan bahwa anggaran untuk promosi kesehatan
berbagai metode telah dilakukan oleh adalah sebesar 15%. Hal ini menunjukkan
petugas, baik secara berkelompok maupun bahwa sebagian besar anggaran kesehatan
secara massa. Namun, media dan metode puskesmas lebih diarahkan untuk pelayanan
penyuluhan yang dilakukan masih sebatas kuratif. Padahal fungsi utama puskesmas
ceramah dan penggunaan leaflet. Pernah seperti yang tertuang dalam Permenkes
dilakukan road show tapi pada tahun lalu No.75 Tahun 2014 bahwa puskesmas
karena ada kerjasama dengan pihak swasta. berfungsi menyelenggarakan pelayanan
Sayangnya, pada tahun 2015 ini metode kesehatan yang mengutamakan upaya
yang digunakan hanya sebatas ceramah promotif dan preventif. Alokasi anggaran
dan demonstrasi. Padahal, penggunaan yang rendah untuk pelaksanaan program
Intan Indah Kartika Sari dan Muji Sulistyowati, Analisis Promosi Kesehatan di Puskesmas… 168

promosi kesehatan akan menghambat melalui pengorganisasian masyarakat


pelaksanaan program secara optimal. (Kepmenkes, 2007). Ujung tombak
Mugeni dkk (2012), dalam jurnalnya peningkatan PHBS dilakukan melalui
menjelaskan bahwa anggaran kesehatan serangkaian kegiatan promosi kesehatan
selama ini lebih diutamakan untuk puskesmas. Kegiatan tersebut diawali dari
pelayanan kuratif, besar anggarannya yaitu pelaksanaan komunikasi interpersonal dan
sebesar 85%. Padahal jumlah masyarakat konseling (KIPK) serta kunjungan rumah
yang sakit berdasarkan statistik jauh lebih sebagai proses pemecahan masalah. KIPK
sedikit dibandingkan yang sehat yaitu 10- ditujukan untuk membentuk perilaku
15% yang sakit, sisanya adalah masyarakat individu melalui proses pemecahan masalah.
yang sehat. Rendahnya alokasi anggaran Sedangkan kunjungan rumah ditujukan
promosi kesehatan ini akan mengakibatkan untuk membentuk perilaku keluarga
kurang seriusnya atau menghambat melalui proses pemecahan masalah. Pada
penyelenggaraan upaya promotif kesehatan akhirnya melalui kombinasi kedua kegiatan
dan preventif yang pada akhirnya berakibat tersebut yaitu melaksanakan KIPK pada
pada belum membaiknya derajat kesehatan saat kunjungan rumah maka dapat dibentuk
di Indonesia. Hal ini harus menjadi perhatian PHBS individu dan keluarga. Disamping
pihak pemerintah. pelaksanaan kunjungan rumah juga penting
Seperti yang diungkapkan Mugeni dkk dilaksanakan pengorganisasian masyarakat
(2012), dalam penelitiannya bahwa upaya secara berkesinambungan untuk membentuk
strategis dalam meningkatkan derajat kesadaran akan permasalahan dan potensi
kesehatan masyarakat untuk melaksanakan yang dimiliki untuk terciptanya perilaku
PHBS adalah melalui program promosi hidup bersih dan sehat. Pada akhirnya
kesehatan. Hal ini berarti promosi kesehatan melalui serangkaian program promosi
memiliki peran dalam pelaksanaan PHBS. kesehatan puskesmas maka PHBS keluarga
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan atau rumah tangga dapat tercapai.
bahwa terdapat hubungan antara promosi Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
kesehatan puskesmas dengan capaian yang tercatat pada data SKN mengungkapkan
PHBS rumah tangga ibu hamil. Penelitian bahwa melalui upaya promosi kesehatan di
Ostlin et al (2006), menjelaskan bahwa puskesmas yang dijadikan sebagai program
promosi kesehatan melalui strateginya pokok sudah mampu membuat peningkatan
bertujuan untuk dapat mengurangi perilaku capaian PHBS dari 36,3% pada tahun
yang berisiko atau fokus pada perubahan 2007, meningkat menjadi 60% pada tahun
perilaku. 2009 (Depkes RI, 2009). Hasil penelitian
Beberapa penelitian juga menyebutkan McManus (2013), menjelaskan bahwa
bahwa terdapat hubungan antara promosi pelaksanaan promosi kesehatan dengan
kesehatan dengan PHBS melalui pelaksanaan melaksanakan berbagai strateginya akan
strategi promosi kesehatan. Penelitian menghasilkan dampak berupa perubahan
Rezeki dan Mulyadi (2012), menyebutkan perilaku yang diharapkan.
bahwa terdapat hubungan pelaksanaan Oleh karenanya puskesmas sebagai
strategi promosi kesehatan mulai dari ujung tombak kesehatan harus mampu
advokasi, pemberdayaan masyarakat dan menjadi agen perubahan dalam membentuk
bina suasana dengan peningkatan PHBS perilaku kesehatan bagi masyarakat di
individu. Penelitian lain yang dilakukan wilayah kerjanya. Melalui pembentukan
oleh Sinaga dkk (2005), juga menyebutkan perilaku sehat pada masyarakat diharapkan
terdapat hubungan promosi kesehatan pada derajat kesehatan dapat tercapai. Menteri
kegiatan pemberdayaan masyarakat terhadap Kesehatan dalam penelitian Sugiharto
peningkatan PHBS rumah tangga. mengungkapkan bahwa program promosi
Pedoman promosi kesehatan kesehatan merupakan program utama pada
puskesmas menyebutkan bahwa tahun 2012 untuk mencapai target program
pelaksanaan promosi kesehatan di luar MDGs 2015 dalam rangka menurunkan
gedung puskesmas dilakukan sebagai berbagai indikator MDGs seperti
suatu upaya untuk meningkatkan PHBS menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI),
169 Jurnal Promkes, Vol. 3, No. 2 Desember 2015: 159–170

Angka Kematian Bayi (AKB), menurunkan DAFTAR PUSTAKA


prevalensi gizi kurang serta meningkatkan Agustini, M., Nyorong M., Darmawansyah.
umur harapan hidup. 2012. Kompetensi Promosi Kesehatan
Begitu pentingnya peran promosi pada Petugas Penyuluh Kesehatan
kesehatan bagi derajat kesehatan melalui Puskesmas di Wilayah Kerja Dinas
perubahan perilaku mengharuskan Kesehatan Kota Samarinda. Dinas
pihak puskesmas sebagai penyedia Kesehatan Kota Samarinda.
pelayanan tingkat pertama yang dekat Badan Pusat Statistik. 2012. Survei Demografi
dengan masyarakat untuk benar-benar dan Kesehatan Indonesia tentang Angka
melaksanakan promosi kesehatan. Pihak Kematian Ibu. Jakarta. www.bps.go.id.
puskesmas hendaknya memahami strategi Diakses tanggal 8 November 2015.
promosi kesehatan yang salah satunya Departemen Kesehatan RI. 2009. Sistem
adalah reorientasi kesehatan. Reorientasi Kesehatan Nasional. Jakarta. Depkes
kesehatan (O’donnell, 2002) merupakan RI.
salah satu strategi promosi kesehatan dimana Dinas Kesehatan Kota Surabaya. 2015.
puskesmas sebagai pemberi pelayanan Format Pengkajian PHBS Tingkat
kesehatan tingkat pertama harus diarahkan Rumah Tangga. Surabaya.
untuk meningkatkan dan mengutamakan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1114/
pelaksanaan promosi kesehatan serta
Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman
preventif tanpa mengesampingkan pelayanan
promosi kesehatan daerah. Kementerian
kuratif. WHO et al (1986) juga menjelaskan
Kesehatan RI. Jakarta.
pada Ottawa Charter bahwa reorientasi
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 585/
kesehatan merupakan pernyataan yang
Menkes/SK/V/2007 tentang Pedoman
harus dijadikan sebagai sebuah pandangan
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
bagi penyedia pelayanan kesehatan tingkat
Puskesmas. Kementerian Kesehatan RI.
pertama atau primary health care.
Jakarta.
McManus, Alexandra. 2013. Health
SIMPULAN Promotion Innovation in Primary Health
Care. Australian Medical Journal Vol.6,
Capaian PHBS sebagian besar
1. Page 15–18.
responden termasuk dalam kategori rendah
Mugeni, Sugiharto., Widjiartini. 2012.
dan belum memenuhi target nasional.
Analisis Pencapaian Target Program
Persentase pelaksanaan kunjungan rumah
Promosi Kesehatan Menurut Jenis
oleh kader masih rendah, karena kunjungan
Puskesmas DI Kabupaten Tulungagung.
rumah hanya dilakukan pada ibu hamil
Indonesian Scientific Journal Vol.15
yang berisiko. Pelaksanaan KIE melalui
No.4: 369-380.
kemitraan kader sudah cukup baik. Namun,
O’Donnell, Michael. 2002. Health Promotion
pembentukan mitra hanya terlaksana dengan
In The Workplace. Third edition. United
organisasi wanita yaitu PKK. Pembentukan
States of Amerika; Delmar Thomson
UKBM di Puskesmas Kalijudan sudah
Learning.
cukup baik. Pendukung promosi kesehatan
Ostlin, P., Eckermasnn, E., Mishra, U.S.,
berupa media dan metode penyuluhan
Nkowane, M., Wallstam, E. 2006. Gender
yang dilakukan masih sebatas ceramah dan
and health promotion: A multisectoral
penggunaan leaflet. Tidak ada tenaga khusus
policy approach. Health Promotion
promosi kesehatan. Sumber daya manusia
International Journal Vol.21 (Suppl 1).
yang digunakan adalah D3 Keperawatan
Page 25–35.
tanpa keahlian khusus dibidang promosi
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2269/
kesehatan. Dukungan berupa anggaran untuk
Menkes/Per/XI/2011 tentang Pedoman
promosi kesehatan hanya mencapai 15%.
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan
Ada hubungan antara promosi kesehatan
Sehat (PHBS). Kementerian Kesehatan
puskesmas dengan capaian PHBS rumah
RI. Jakarta.
tangga ibu hamil.
Intan Indah Kartika Sari dan Muji Sulistyowati, Analisis Promosi Kesehatan di Puskesmas… 170

Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Sinaga, Marhaeni, Hasanbasri. 2005.


tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Masyarakat. Kementerian Kesehatan (Studi Kasus Kabupaten Bantul 2003).
RI. Jakarta. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
Prawirohardjo, S. 2006. Ilmu Kebidanan. (JMPK) Vol. 08 No.2: 91–98.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Taufiq, M., Nyorong, M., Riskiyani,
Prawirohardjo. S. 2013. Gambaran Perilaku Hidup
Pusat Promosi Kesehatan. 2011. Panduan Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat
Pembinaan dan Penilaian Perilaku di Kelurahan Parangloe Kecamatan
Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tamalanrea Kota Makassar. Jurnal
Tangga Melalui Tim Penggerak PKK. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia
Jakarta: Kemenkes RI. (MKMI). (http://www.repository.unhas.
Rezeki, S., Mulyadi, A. 2013. Nopriadi. ac.id/handle/123456789/5950). Diakses
Strategi Promosi Kesehatan Terhadap tanggal 10 November 2015.
Peningkatan PHBS Individu Pada World Health Organization, Health and
Masyarakat Perkebunan di Wilayah Walfare Canada, Canadian Public Health
Puskesmas Seikijang Kabupaten Association. 1986. Ottawa Charter For
Pelalawan. Jurnal Ilmu Lingkungan, Health Promotion. An International
Vol.7 (1): 38–48. Conference on Health Promotion:
Sari, I.I.K. 2015. Peran Promosi Kesehatan Canada.
di Puskesmas Dalam Capaian Rumah World Health Organization (WHO). 2014.
Tangga Dengan Ibu Nifas. Skripsi. Trends in Maternal Mortality. Geneva:
Surabaya, Universitas Airlangga. World Health Organization.

You might also like