Professional Documents
Culture Documents
RW 05 Surowangsan - Laporan PM - Kelompok 1 - Advokasi, Mediasi, Dan Negosiasi (Revisi)
RW 05 Surowangsan - Laporan PM - Kelompok 1 - Advokasi, Mediasi, Dan Negosiasi (Revisi)
Penyusun : Tim Advokasi, Mediasi, dan Negosiasi Fakultas Ilmu Sosial dan Komunikasi
DAFTAR ISI
1
ABSTRAK.....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Tujuan Laporan................................................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI...................................................................................................................6
1.1 Konsep Advokasi..............................................................................................................7
BAB III METODE PELAKSANAAN...............................................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................12
Matrik Analisa SWOT...........................................................................................................13
BAB V SIMPULAN.....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18
LAMPIRAN 1 : DOKUMENTASI.................................................................................................19
LAMPIRAN 2 : ABSENSI FGD.....................................................................................................20
LAMPIRAN 3 : SURAT TUGAS...................................................................................................21
LAMPIRAN 4 : Hasil Notulensi..................................................................................................22
LAMPIRAN 5 : Rumusan pertanyaan FDG................................................................................26
LAMPIRAN 6 : TABEL................................................................................................................29
2
Penyusun : accounted for by academics in tertiary institutions. As
agents of change, students are not only required but
should have an awareness to understand the reality that
- Arthur Agung
is happening in society.
Mangudis (352017017) In the community service carried out at RW 05
Surowangsan, out of the kidnap area, as a family
- Yeremia Ariel Krisnadi planning village in Salatiga, the advocacy team has found
(352017004) problems, obstacles, and threats to the village. For this
(Moderator) reason, identification of the problem with the need
assessment is needed, which will later be managed into
consideration in making a relevant program of action.
- Wahyu Esty
To help identify problems, as well as showcase the
(352017022) potential contained in Surowangsan, we use in-depth
(penyimak) interviews with relevant resource persons.
By prioritizing environmental, land, fair, and residential
- Rizky Tri Debora aspects, the advocacy team plans to open a sustainable
(352017040) development business based on environmental education
(penyimak) or environmental education for the development of the
potential for environmentally friendly land.
.
- Henry William Reinard
Mantik (352017038)
(Dokumentasi)
Key words:
Advokasi, pemberdayaan,
Lingkungan lestari, need
assesment
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
masyarakat yang kami lakukan. Untuk itu dalam aspek SDA yang terdapat di Surowangsan,
kami mencoba untuk mengidentifikasi persoalan dan kompleksitas masalah tanah, lahan,
periarian serta manajemen pengelolaan yang di dalamnya. Maka dari pada itu, kami
mengusulkan RW 05 dapat berusaha untuk membangun pelestarian pemukiman berbasis
environmental education demi perkembangan potensi lahan ramah lingkungan.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
Sasaran kegiatan yang merupakan subyek dan obyek dalam pelaksanaan kegiatan
operasional pada Kampung KB selain keluarga. PUS, lansia, dan remaja juga keluarga yang
memiliki balita, keluarga yang memiliki remaja dan keluarga yang memiliki lansia.
Sedangkan sasaran sektoral disesuaikan dengan bidang tugas masing-masing yang
pelaksananya adalah Kepala Desa/Lurah, Ketua RW, Ketua RT, PKB, Petugas lapangan
sektor terkait, TP PKK, kader Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) dalam hal ini PPKBD dan
Sub PPKBD, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokohagamat, tokoh pemuda serta kader
pembangunan lainnya.
6
2.2 Konsep Advokasi
Advokasi adalah suatu bentuk tindakan yang mengarah pada pembelaan, memberi
dukungan, atau rekomendasi berupa dukungan aktif. Pendapat lain mengatakan, arti advokasi
adalah suatu bentuk upaya untuk mempengaruhi kebijakan publik dengan melakukan
berbagai macam pola komunikasi yang persuasif. Kata advokasi sering dikaitkan pada
lembaga bantuan hukum yang di dalamnya melibatkan advokat. Sedangkan advokat adalah
ahli hukum yang berwenang untuk melakukan advokasi tersebut atau yang biasa disebut
sebagai pengacara.
Dari pengertian advokasi tersebut, dapat dikatakan bahwa advokasi merupakan aksi
yang strategis dan terpadu yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok untuk
memasukkan suatu masalah ke dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya advokasi bertujuan
untuk mengupayakan solusi bagi suatu masalah melalui penegakan dan penerapan kebijakan
publik untuk mengatasi masalah tersebut.
• Tujuan Advokasi
Dari definisi atau pengertian advokasi diatas maka secara sempit advokasi merupakan
kegiatan pembelaan hukum atau litigasi yang dilakukan oleh pengacara dan merupakan
pekerjaan yang berkaitan dengan praktek beracara di pengadilan. Advokasi melibatkan
berbagai strategi yang ditujukan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan baik di tingkat
lokal, nasional maupun di tingkat Internasional.
Tujuan dari advokasi sendiri tidak terlepas dari makna advokasi yang dilakukan
semata-mata untuk menyelesaikan sengketa antar orang maupun antar kelompok. Sehingga
kegiatan advokasi sendiri Memang sangat berkaitan erat dengan hukum. Seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya bahwa advokasi dapat hadir melalui beberapa tingkatan mulai dari
lokal, nasional dan internasional. Sehingga tentunya dengan beragam isu yang berkaitan
dengan advokasi juga memiliki tujuan penting untuk memperjuangkan solusi atas masalah
yang sedang terjadi. Itulah mengapa ilmu advokasi tidak boleh dilewatkan begitu saja.
Advokasi bukan hanya untuk orang yang berpendidikan, melainkan juga penting untuk
diketahui oleh orang awam. Sehingga kesadaran masyarakat tentang advokasi dan
serangkaian hukum di dalamnya dapat membantu mengatasi masalah masalah serius yang
ada di lingkungan masyarakat. Dengan mengenal hukum masyarakat juga dapat menghindari
sifat diskriminatif yang justru dapat menuju permasalahan baru.
7
• Mekanisme Advokasi
a) Perencanaan
Bagian terpenting dari advokasi adalah aspek perencanaannya. Sebuah perencanaan
lengkap yang kita sebut sebagai kerangka kerja (framework) advokasi yang mancakup hasil
analisis kasus sesuai isu, aktivitas, dan situasi yang mempunyai peran dalam suatu advokasi.
Kerangka kerja ini sangat diperlukan mengingat advokasi merupakan jalinan interaksi dari
berbagai pihak, aktivitas dan situasi.
8
Siapa aktor kunci potensial, kita perlu melakukan analisis kepentingan mereka dan
tingkat pengaruhnya. Sehingga menghasilkan matriks siapa-siapa yang mendukung, dapat
diyakinkan, mungkin akan menentang, dan harus dinetralkan.
e) Analisis SWOT
Metode perencanaan strategi menggunakan analisis SWOT: Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats yang dirancang untuk membantu mengidentifikasi kekuatan internal,
kelemahan organisasi atau kelompok dalam hubungannya dengan peluang dan ancaman yang
ditemui dalam pelaksanaan kerja.
• Pelaksanaan
Pelaksanaan advokasi mencakup banyak kegiatan, baik berurutan maupun serempak.
Satu tujuan yang dapat diraih dengan melakukan beberapa hal secara serentak dan saling
mendukung.
9
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Untuk penerapan dari metode in depth interview ini kami melakukan wawancara
secara mendalam beberapa perwakilan warga RW 5 yang meliputi berbagai tokoh masyarakat
10
dari RW tersebut diantaranya, perwakilan dari 3 RT, tokoh agama seperti ustad, gabungan
kelompok tani, pokja, lalu karang taruna.
Kami menggunakan metode depth interview ini untuk memperoleh data data yang
mendalam serta akurat karena warga warga tersebut yang mengerti betul bagaimana kondisi
actual wilayah dari masing masing RT.
Setelah itu, pertanyaan dan hasil data dari depth interview dirancang untuk menjadi
pedoman rumusan dalam melakukan metode selanjutnya yang disebut (Focus Group
Discussion) atau Grup diskusi terarah. FGD atau focus group discussion adalah diskusi
terfokus dari suatu group untuk membahas suatu masalah tertentu, dalam suasana informal
dan santai. Jumlah pesertanya bervariasi antara 8-12 orang, dilaksanakan dengan panduan
seorang moderator. FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang
dilakukan secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu.
Untuk kegiatan pengabdian masyarakat yang kami lakukan terdiri atas 15 narasumber,
2 fasilitator atau konfirmator disukusi guna memperdalam data yang telah diperoleh dari hasil
wawancara mendalam. Kemudian 1 moderator yang menjadi pemimpin sekaligus pengontrol
jalannya diskusi.
Untuk struktur diskusi, kami menggunakan parameter dari pertanyaan wawancara
depth interview, dengan membuat poin-poin pertanyaan yang termasuk dalam pertanyaan
yang layak diperluas atau di pertanyakan lebih dalam lagi.
Sebagai sebuah metode penelitian, maka FGD adalah sebuah upaya yang sistematis
dalam pengumpulan data dan informasi. Sebagaimana makna dari Focused Group
Discussion, maka terdapat 3 kata kunci, yaitu:
a. Diskusi – bukan wawancara atau obrolan
b. Kelompok – bukan individual
c. Terfokus – bukan bebas
Dengan demikian, FGD berarti suatu proses pengumpulan data dan informasi yang
sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi
kelompok.
11
BAB IV
Aspek sumber daya alam pada RW 05 memiliki beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Baik itu dari pemanfaatannya untuk menumbuhkan serta mengembangkan potensi
lingkungan. Kemudian dalam aspek permasalahan yang terdapat di dalamnya baik itu
ancaman, kendala, dan kekurangan yang membatasi segala aspek pemberdayaan
lingkungan.
Lewat wawancara mendalam, kemudian dilanjutkan dengan forum group discussion,
kami menemukan dan berusaha mengidentifikasi persoalan sumber daya alam di RW 05
lewat beberapa responden atau narasumber yang relevan dengan bidang tersebut. Untuk
itu kami menyajikan kerangka permasalahan yang kami ambil dari hasil wawancara
maupun pada saat FGD.
Penyajian pertama yakni berupa Tabel SWOT.
12
Matrik Analisa SWOT
13
3. Mayoritas 3. Berpotensi 3. Relatif kecil 3. pemanfaatan
penggunaan lahan untuk mendukung untuk potensi dirasa
digunakan untuk tahapan dibukanya belum cukup
pertanian dibukanya lahan untuk mandiri dan
agrowisata menanam kreatif.
(penanaman
Kauman Kidul. tanaman keras
padi). Maka seperti jati,
dibentuk KRPL karet. Selain
(Kawasan Rumah itu sumber
Pangan Lestari) daya
untuk organisasi pendukung
penanaman. seperti
ketersediaan
pupuk masih
di tangani oleh
pihak
pemerintah.
Dari matriks SWOT, kami menarik beberapa poin yang kami jadikan sebagai patokan
permasalahan, terkait dengan potensi lahan dan masalah yang tedapat di dalamnya yakni
kepadatan pemukiman. Permasalahan pemukiman antarlain.
Kondisi jalan seperti kerusakan jalan, kemiringan yang dirasa tidak sesuai dengan
kepadatan jarak antara rumah
Tanah di daerah pemukiman cenderung tersisa tanah kering dari keseluruhan tanah
basa yang dijadikan lahan pertanian. Akibatnya pemanfaatan lahan untuk pelestarian
hijau masih kurang. Selain itu sangat menutup kemungkinan untuk membuka
perkebunan di daerah pemukiman.
14
Alat atau instrument soal pemeliharaan penanaman seperti pupuk, bibit unggul,
hingga pedoman penanaman masih kurang dalam ketersediaan atau belum tersedia
secara mandiri.
Kurangnya efesiensi manajemen organisasi atau kelompok pertanian dan lingkungan,
seperti KRPL (Kawasan rumah pangan lestari).
Ketersediaan air yang kurang memungkinkan untuk digunakan secara intensif untuk
kepentingan pelestarian lahan.
15
mengadakan Pendidikan “lingkungan hidup”. Berawal dari pembelajaran semacam
itu, setidaknya para warga mengetahui dasar dari wawasan lingkungan sejak awal.
16
BAB V
SIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas kami menarik kesimpulan harapan kami
kedepanya ada peningkatan sumberdaya manusia (SDM) dan professional,yang dilakukan
dengan cara mengadakan pelatihan teknis dan manajerial,baik yang di laksanakan di tingkat
provinsi (BKKBN provinsi jawa tengah) maupun oleh pemerintah pusat (BKKBN
pusat).sedangkan kaitanya dengan program PLKB, bahwa pemerintah darah diharapkan
untuk mengajukan informasi untuk penerimaan pegawai baru dalam formasi peyuluhan
program keluarga Berencana. Peningkatan penadaan dan penyempurnaan sarana dan
prasarana oprasional serta teknologi informasi dalam rangka peningkatan pelayanan kepada
masyarakat.
Dengan usulan program advokasi yang kami rancangkan, diharapkan nantinya dapat
menjadi salah satu pedoman untuk mengembangkan pemberdayaan lingkungan lestari yang
berdaya secara mandiri untuk dapat dimanfaatkan sebagai potensi tambahan bagi RW 05.
Tentu menjadi masukan tersendiri bagi kami untuk program ini, mengetahui bahwa kami
menyadari masih terdapat kekurangan dalam laporan ini maupun, rancangan aksi yang akan
terlaksana.
17
DAFTAR PUSTAKA
Zulyadi, Teuku. “Advokasi Sosial”. Jurnal Al-Bayan / VOL. 21, NO. 30, JULI -
DESEMBER 2014.
18
LAMPIRAN 1 : DOKUMENTASI
19
LAMPIRAN 2 : ABSENSI FGD
Absensi Warga RW 05
Absensi mahasiswa
pada FGD
pada FGD
Absensi Warga RW 05
pada FGD
20
LAMPIRAN 3 : SURAT TUGAS
21
LAMPIRAN 4 : Hasil Notulensi
A. Sarana Prasarana
1. Alat tranprortasi di desa: sepeda motor (hampir setiap keluarga pasti memliki sepeda
motor,kalo motor hanya sebagian saja, keperluan untuk ibu hamil setiap rt sudah ada
mobil ambulan,yang bersumber dari warga dalam ranggka menfasilitasi )
2. Komunikasi atau alat komunikasi para warga : android
3. Prasarana di jalan di desa suromangso: jalan ada yang parah di belakang
mushola,karena sebagain ada yang belum terlaksana. Ada beberapa yang di buat
untuk jalan karena untuk jalan mobil dengan kesepakatan warga. Komunikasi atau
alat komunikasi para warga : android
4. Ada beberapa jalan : jl.raden patah (depan) habis jembatan baitul rohman ,jl.ki jaying
rono. Jl bisa untuk smpai pabelan,blambangan,sebelah barat plumpungan .
5. ada tiga jaln menuju bawah jaln tol,blambangan,jl pabelan.
6. Media indormasi didesa: grub pkk rw,ppk rt,kader pos yandu,kampong KB. Sudah
biasa mengundang dengan menfasilitasi dengan undangan tau sejenisnya.
7. MASALAH PENDIDIKAN DI DESA ada beberapa jenis : paud(satu kelirahan ada
3),tpa,Mi,.SD(SD N KAUMAN KIDUL),tk PGRI dan banin.
8. Pusat pemerintahan ada :kantor kelurahan,poto(puskesmas pembantu).
9. Keamana di desa:pos (setiap rt)kampling sudah tidak ada karena tempat untuk bolem
pecah.
10. Adakah alat komunikasi :sudah tidak ada wartel,waga masih ada yang masih
menggunakan hp jadul(hnya orng tua yang memakainya, Tv warga pun ada yang
sudah menggukan tv yng canggih.
11. Dideket kelurahan ada postu selain posto KSI(pendeteksi ibu hamil,setiap bulan selalu
ketemu dengan kader),kSL menangani kesehatan yang ada di kauman kidul.
12. Pasar tradisional yang di desa: tukang sayur keliling, atu warung sayur (usaha rumah
dan lengkap),mb yuli,mb qrik. Pasar tradisional belum ada
22
13. Sarana pribadi yang ada di desa: rumah data,mushola,masjid,bank sampah,seketrariat
BKP,KRPL,grinhous
B. Kebudayan Masyarakat
14. Kebudayan tradisi masih bertahabn :suran(pemberian anak yatim setiap satu
suro)punggohan ,maulidan,mujadahan,sadranan. Untuk makan bareng2 dari warga.
15. Repon anak mudan dari kebudayan :setiap kegiatan bermanfaat banya juga yang ikut
dalm acara tersebut. Conth pembagian daging kurban
16. Pengaruh budaya luar kepada kebudayaaan local: pengaruh local lebih kuat .
17. Sejauh mana tradisi tersebut mengikat masyarakat: *sudah menjadi tradisi dari dulu
seperti nyadar seperti sudah menjadi adat 25 rajap,ruah pasti pada nyadran saling
bergantian,dan hamper sama akan kegiatan. Seperti 10 muharon di lakukan 1
kelurahan membari santunan ,uang tersebut d beri uang dari kelompok
pengajian,Maupin ada yg uamg pribadi. Melibatkan semua warga .konsumsi dari
setiap warga sesuai KK yg ada setlah pengajian. Bahkan ada yg non mushim merga
juga ikut dalam kegitan tersebut. 115 kk hanya 1 muslim.
C. SOSIAL MASYARAKAT
18. Hubungan warga sangat erat karena pengajian setiap minggu setiap rumah dari yang
kecil sampai yang tua mengikuti setiap acara yang ada.
19. Hubungan desa dengan desa yang lain : rw 5 dan rw6 karena kordinasi yang sama dan
sudah klop . misalkan ad pengajian setiap pasliah(upacara kematian ) pasti di
umumkan ada pngajian pasti warga rw 5,6 pasti sudah tau walau tidak ada undangan
yang datang . untuk takxiah diumumkan dari masjid .
20. Di desa ini ada dua kepercayaansatu1rt 2 kk .beragaman islam dan Kristen.
23
21. Hubungan antar warga sudah sangat baik karena setiap ada acra pasti mereka
berkontribusi .
22. Bagai
23. mana keadaan seterataan : masih ada karena rumah yang tidak layak huni sudah ada
yang embantu,jaminan kesehatan sudah ada kis, yg sekolah ada KIP sudah membantu
taraf perekonomian keluarga .
24. Pengelompokan sosial ;tidak ada karena sosialnya di PKK missal ada yang sakit
mereka mengumpulkan dana untuk menjenguk
25. Tidak ada perbedaan dalam pengelompokan….
26. Warga nya sudah rukun dan bekerja sama apakah pernah ada konflik: kadang
perbedan pendapat, tetapi setelah itu mereka sudah biasa lagi. Caranya dnegan
menggunakan suara yg terbanyak
27. Peluang-peluang usaha yang ada :tiap minggu pagi ada sitalang(sudah ada sebelum
lebaran ) ,pabrik tahu, tempe, itu kusus untuk warga rumangwangsa, ada pembuatan
telur asin . dijual di bringin, pasar pagi.
28. Jenis2 produk: contoh ibu utami penjual pecel ia menjual sambal kacang yg cukup
banyak diminati karena banayk sekali peminat nya, telor asin, pabrik tahu dan pabrik
tempe
29. Gimana keterjangkaukepada kebutuhan pokok : karena bnyak petani ,kalo tidak ada
yg punya sawah mereka membeli di selepen.
30. Modal sosial yg dimilki didesa : tenaga dan uang ,semgat berjuang ,smngat 45
31. Organisai ekonomi: di dasawisma peminjaman uang untuk warga.
32. Keadaan sector jasa : menjadi sector dalam event pasar Sitalang menjadikan
masyarakat ikut berpartisipasi dalam event tersebut
33. Wirausaha, karena banyak masyarakat yang menjadi komonditi dalam membuka
usaha
34. Asset desa yag dimilki: pasar ada pasar sitalang (punya kelurahan)
35. Apa saja sumber pendapatan per kk:pg negri,polisi,petani (mayoritas),pabrik
,peternak,guru.
E. SDA
24
Tanah dan perairan
Jenis-jenis sumberdaya alam yang ada didesa seperti apa?
Objek tanah tidak bisa murni dikelola karena ada batas2 seperti kuning, hijau dan merah.
Jenis tanah ketika kemarau, disini masih ada tanah basah untuk dikelola (mengelola jagung)
pengairan dari senjoyo. Kalau musim kemarau cenderung kering tetapi perairan masih
cenderung lancar. Ada gabungan kelompok tani yang mengelola (GAPUKTAN) perairan di
desa
Ada sumur bor, ada sumber mata air ada yang pakai sumur gali, mengakses dari beberapa
titik (RW 06). Kalau tanah kering relative kecil, 80% bagus ditanah basah (sawah).
Kepadatan lahan sudah temasuk padat. Kecuali ada pembangunan perumahan buat RT-RT
Lahan
Potensi kebun dan pertanian, sebagian besar tanah basar kalau tanah kering hanya sekitaran
rumah
Mayoritas (90%) padi, dikelola ada yg secara tumpangpadi, tetapi ada yg konsisten padi.
Kepimilikan lahan mayoritas, setelah menjadi kota mandya mnjadi tanah bengkok (tanah
pemerintah)
Kendala yg terjadi dilahan, masalah pupuk dan dll dicover oleh pemerintah. Masalah internal
adalah masih rebutan air “siapa cepat dia dapat” didalam perairan sawah. Tetapi dalam hal ini
tidak sampai arrogant. Pola menanamnya tidak bisa berbarengan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam hal pertanian, masalahnya adalah hewan2 peliharaan (ayam, menthok, kambing)
KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) untuk organisasi penanaman.
Tanaman keras seperti jati, sebagian kecil atau relative karena mayoritas adalah sawah.
Penghijauan masih berjalan sampai sekarang. Masih tahapan dalam membuat argo wisata.
Pasar tiban adalah tempat rintis argo wisata (masih berjalan sampai sekarang)
Dianggap kampung Kb karena dikira SDM masih kurang. Perkarangan jati ada beberapa yg
masih menanam.
Kesadaran terhadap politik, sebagai sesepuh memberi nasehat kepada warga untuk
tetap menjalankan hakya dan diusahakan tidak ada yang golput. Dan Dampak
25
horizontal diusahakan tidak ada. Membawa dampak social yang baik, meminimalisir
perang dingin yang terjadi di desa.
Struktur perangkat desa tidak ada dominasi politik. Requitment secara normal tidak
sedalam intervensi dan tidak mengintimidasi. Disini Cuma ada RW dan RT yang
lainnya dari Dinas.
Tentang partisipasi perempuan didesa, ikut mendukung program2 yang ada didesa.
Kegiatan PKK tetap berjalan KRPL juga isinya adalah perempuan. Emansipansi
wanita dan gender sudah berjalan. 60-40 dalam perangkat desa. Tetap
mengedepankan laki-laki dalam mengelola desa.
Jumlah pemilih sekitar 320 orang satu RW.
Dawis (dasa wisma) berisi 10 KK
G. KESEHATAN
26
sekaligus diresmikan menjadi Kampung KB ?
➢ Pancing dengan siapakah orang atau pihak yang sangat berpengaruh
sewaktu berdirinya Surowangsan
➢ Pancing dengan menanyakan Kondisi sosial RW 05 ketika
diresmikan menjadi Kampung KB
➢ ….
27
• Tantangan yang dihadapi ketika kegiatan politik di Surowangsan ?
➢ Klarifikasi lebih mendalam mengenai cara menghadapi tantangan
tersebut
5. SDA (Tanah, lahan, perairan) → Perdalam dan perluas aspek ini secara detail
karena aspek ini menjadi acuan kita
28
mengelola perairan di desa. Apakah bapak ibu menilai bahwa GAPUKTAN
telah berperan penting dalam mengelola ketersediaan sumber air di
Surowangsan ?
➢ Perluas lagi, selain GAPUKTAN, bagaimana usaha warga dalam
mengelola ketersediaan sumber air di Surowangsan
➢ Perluas lagi, apakah GAPUKTAN atau peran lainnya bermanfaat
dalam menyediakan tanah basah guna dijadikan lahan penanaman
(perkebunan atau pekarangan)
LAMPIRAN 6 : TABEL
29
2. Jumlah Penduduk Menurut Kepemilikan Akta Kelahiran
Laki Laki
Askes Jamsostek JKN Mandiri Tidak Memiliki
RT 01 = 9 RT 01 = 12 RT 01 = 34 RT 01 = 4 RT 01 = 10
RT 02 = 13 RT 02 = 3 RT 02 = 43 RT 02 = 22 RT 02 = 12
RT 03 = 5 RT 03 =9 RT 03 = 32 RT 03 = 7 RT 03 =7
Perempuan
Askes Jamsostek JKN Mandiri Tidak Memiliki
RT 01 = 6 RT 01 = 15 RT 01 = 36 RT 01 = 5 RT 01 = 11
RT 02 = 19 RT 02 = 3 RT 02 = 35 RT 02 = 17 RT 02 = 12
RT 03 = 6 RT 03 = 8 RT 03 = 27 RT 03 = 1 RT 03 = 10
30
7. Kepala Keluarga Menurut Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
RT 01 = 38 RT 01 = 3
RT 02 = 48 RT 02 = 7
RT 03 = 30 RT 03 = 3
Laki Laki
BKB BKR BKL UPPKS
RT 01 = 0 RT 01 = 0 RT 01 = 16 RT 01 = 0
RT 02 = 17 RT 02 = 25 RT 02 = 25 RT 02 = 10
RT 03 = 0 RT 03 = 0 RT 03 = 0 RT 03 = 0
Perempuan
BKB BKR BKL UPPKS
RT 01 = 0 RT 01 = 0 RT 01 = 25 RT 01 = 10
RT 02 = 12 RT 02 = 25 RT 02 = 25 RT 02 = 10
RT 03 = 0 RT 03 = 0 RT 03 = 0 RT 03 = 0
31