Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Background: Most cases of trauma to the eye due to trauma often led to the loss of visual func-
tion. Young adult groups - especially men - are the group most likely to experience eye trauma.
Home accident, violance, battery explosions, spors-related injury, and traffic accident are the
condition that most often cause trauma to the eye. Severe eye trama can cause multiple injury to
the palpabrae, eyeballs, and orbital soft tissue including fishing hook.
Case report: A 5-year-old boy was brought by his mother arrived in the hospital with the case in
which the left eye was pierced by a fishing hook a few hours prior to the arrival. The affected eye
generates pains and produces tears with blood. The pain increases when the eyes are closed. The
fishing hook perforated in the patient's left eye was cut off by his father, with the half of the
fishing hook still remain in the eye.
Procedure: Definitive action in the form of operative and medicinal treatment by reconstructing
the affected part of the trauma and performing extraction as well as medical therapy using topical
antibiotics as prophylaxis.
Conclusion: Eye trauma is a common cause of unilateral blindness in children and young adults,
which includes trauma caused by foreign objects. Diagnosis of oculi trauma can be simply done
by relying on anamnesis and an adequate physical examination. The main treatment of the Corpus
Alienum case is the extraction of the foreign object in order to relieve the symptoms as well as to
prevent further complications. The medicinal treatment that should be considered after the extrac-
tion.
Keywords: Oculi trauma, Corpus alienum, extraction
ABSTRAK
Latar Belakang: Kasus cedera pada mata akibat trauma pada umumnya sering menyebabkan
kehilangan fungsi visual. Kelompok dewasa muda terutama pria merupakan kelompok yang pal-
ing mungkin mengalami trauma pada mata. Kecelakaan di Rumah, kekerasan, ledakan aki, cedera
yang berhubungan dengan olahraga, dan kecelakaan lalu lintas merupakan keadaan-keadaan yang
paling sering menyebabkan trauma pada mata. Trauma mata yang berat dapat menyebabkan ced-
era multiple pada palpebrae, bola mata, dan jaringan lunak orbita termasuk akibat mata pancing
Laporan Kasus: Seorang anak laki-laki usia 5 tahun diantar oleh ibunya datang dengan keluhan
mata kiri tertusuk mata pancing beberapa jam sebelum ke rumah sakit. Mata kiri terasa nyeri dan
air mata bercampur sedikit bercampur darah, keluhan semakin memberat saat menutup mata.
Mata pancing yang tertusuk pada mata kiri pasien di potong ayahnya sehingga tersisa setengah.
PENDAHULUAN
Mata adalah struktur bulat berisi dianggap perlu untuk dapat mengetahui
cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. bagaimana bentuk dari trauma pada mata
Dari bagian paling luar hingga paling dalam, khususnya terkait trauma benda tajam pada
lapisan – lapisan tersebut adalah sclera/kor- palpebral tarsalis.
nea, koroid/badan siliaris/iris dan retina.1
1. Prevalensi
Kelopak atau palpebral merupakan Prevalensi trauma okuli di Amerika
alat menutup mata yang berguna untuk Serikat sebesar, 2,4 juta pertahun dan sedi-
melindungi bola mata, serta mengeluarkan kitnya setengah juta di antaranya menyebab-
sekresi kelenjar yang membentuk film air kan kebutaan. Di dunia, kira-kira terdapat
matcula di depan kornea. Palpebral ber- 1,6 juta orang yang mengalami kebutaan, 2,3
fungsi untuk melindungi bola mata terhadap juta mengalami penurunan fungsi
trauma, trauma sinar matahari dan keringnya penglihatan bilateral, dan 19 juta mengalami
bola mata. Kelopak mempunyai lapis kulit penurunan fungsi penglihatan unilateral aki-
yang tipis pada bagian depan sedang di ba- bat trauma okuli. 1,4. Berdasarkan jenis ke-
gian belakang ditutupi selaput lendir tarsus lamin, beberapa penelitian yang
yang disebut konjungtiva tarsal. Konjung- menggunakan data dasar rumah sakit mau-
tiva tarsal hanya dapat dilihat dengan pun data populasi, menunjukkan bahwa laki-
melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tar- laki mempunyai prevalensi lebih tinggi4
sal melalui forniks menutup bulbus okuli2
Lapisan kulit
Kulit palpebra berbeda dari kulit di
kebanyakan bagian lain tubuh karena
tipis, longgar, dan elastis, dengan Gambar 1. Struktur anatomi mata dan palpebra.1
sedikit folikel rambut serta tanpa le-
b. Konjungtiva
mak subkutan.
Musculus Orbicularis Oculi Konjungtiva merupakan membran
Fungsi musculus orbicularis oculi yang menutupi sklera dan kelopak bagian
adalah menutup palpebra. Serat-serat belakang. Konjungtiva mengandung kelen-
ototnya mengelilingi fissura pal- jar musin yang dihasilkan oleh sel goblet
pebrae secara konsentris dan menye- yang berfungsi membasahi bola mata teru-
bar dalam jarak pendek mengelilingi tama kornea.
tepi orbita.Sebagian serat berjalan ke Konjungtiva terdiri atas tiga bagian,
pipi dan dahi. Bagian otot yang ter- yaitu2 :
dapat di dalam palpebra dikenal se- 1. Konjungtiva tarsal yang menutupi tar-
bagai bagian pratarsal; bagian di atas sus, konjungtiva tarsal sukar digerak-
septum orbital adalah bagian prasep- kan dari tarsus.
tal. Segmen di luar palpebra disebut 2. Konjungtiva bulbi menutupi sklera
bagian orbita. Orbicularis oculi diper- dan mudah digerakkan dari sklera di
sarafi oleh nervus facialis. bawahnya.
Jaringan areolar 3. Konjungtiva fornises atau forniks
konjungtiva yang merupakan tempat
c. Kornea
Kornea adalah jaringan transparan
yang ukuran dan strukturnya sebanding
dengan kristal sebuah jam tangan kecil. Kor-
nea ini disisipkan ke dalam sklera pada lim- Gambar 3. Struktur Lapisan Kornea7
bus, lekukan melingkar pada sambungan ini
disebut sulcus sclearis. Kornea dewasa rata- Fungsi penting dari kornea pada mata
rata mempunyai tebal 550 um di pusatnya termasuk sebagai fungsi proteksi terhadap
(terdapat variasi menurut ras); diameter hor- struktur internal mata, berkontribusi ter-
izontalnya sekitar 11,75 mm dan vertikalnya hadap kekuatan refraksi mata, dan mem-
10,6 mm. Dari anterior ke posterior, kornea fokuskan cahaya kepada retina dengan
mempunyai 5 lapisan yang berbeda-beda, pecahan dan degradasi optic yang minimal.
antara lain:2 Kornea dan sklera bergabung sebagai
Lapisan Epitel : berlaku sebagai bar- kesatuan pelindung isi dari bola mata bersa-
rier terhadap air, bakteri dan mikroba. maan dengan film air mata.4
Menyediakan permukaan optic yang
lembut sebagai bagian internal dari
3. Benda asing.
Adanya benda asing pada mata.Dapat B
terjadi pada seorang yang mempunyai ak-
tivitas tinggi pada seorang yang mempunyai Gambar 4. A. periocular hematom;
aktivitas tinggi atau pekerja yang tidak me- B. Laserasi palpebral.13w
makai alat pelindung diri. Benda asing dapat
mengenai permukaan bola mata, intraocular b. Laserasi Konjungtiva
atau intraorbita.9 Laserasi dapat berupa luka trauma
yang lebih dalam. Sangat penting bahwa
4. Trauma tajam semua pasien dengan laserasi konjungtiva
Trauma yang di akibatkan oleh benda dilakukan pemeriksaan secara keseluruhan
tajam dan dapat mencederai atau menembus dan meluas (termasuk evaluasi fundus)
dinding mata cedera mengacu pada laserasi untuk mengesampingkan cedera bola mata
tunggal.1 terbuka. Dalam kasus IOFB (Intraocular
foreign body) dapat ditemukan lesi
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien trauma
mata dapat dilakukan:(11)
Gambar 5. Hematoma Subkonjungtiva.2
a. Pengukuran visus biasanya terjadi
B. Etiologi penurunan visus atau normal
Laserasi palpebra dapat terjadi karena b. Pemeriksaan proyeksi cahaya
trauma tumpul atau disebabkan oleh benda c. Pemeriksaan motilitas mata
tajam, gigitan binatang, perkelahian dan luka d. Pemeriksaan sensasi kulit preorbita
bakar. Laserasi tidak hanya melibatkan kulit, e. Melakukan palpasi untuk mencari
tapi dapat juga mengenai otot palpebra, defek pada bagian tepi tulang orbita
margo palpebra dan sistem lakrimal.4 f. Pemeriksaan kornea menggunakan
slitlamp
C. Prinsip Diagnostik
Secara garis besar, penegakan diag-
nostik dari trauma mata dapat ditegakkan
hanya dengan berlandaskan Anamnesis dan
Pemeriksaan Fisik saja. Adapun beberapa
tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada
kasus-kasus dengan trauma mata antara lain
:
1. Anamnesis
Penggalian informasi aktifitas Gambar 6. Pemeriksaan menggunakan
keseharian dari pasien dan lingkungan seki- slitlamp.12
tarnya cukup penting.Waktu dan tempat ke-
jadian, termasuk dengan bagaimana 3. Pemeriksaan penunjang
mekanisme kejadian juga penting untuk Pemeriksaan penunjang yang dapat
ditanyakan. Anamnesis harus mencakupi dilakukan pada kasus trauma pada mata se-
perkiraan ketajaman penglihatan sebelum bagai berikut:10
dan sesaat setelah cedera. Harus dicurigai
adanya benda asing intraocular bila terdapat a. Foto polos
riwayat memalu, mengasah atau ledakan.15 Dilakukan bila adanya curiga benda
Pasien dengan trauma pada mata pada mata asing
umumnya dilakukan penilain awal dengan
tujuan sebagai berikut :10
b. CT – Scan
Merupakan pemeriksaan untuk
mendeteksi dan melikalisasi adanya benda
asing pada Intra Ocular Foreign body. CT-
scan juga untuk menentukan integritas Gambar 10. Radiography untuk melihat air-
struktur intracranial, fasial, dan intra ocular. gun pellet.10
D. Penatalaksanaan
Tatalaksana utama pada kasus-kasus
trauma pada mata adalah Tindakan rekon-
struksi guna mencegah perburukan progno-
sis dan mengembalikan kualitas hidup
pasien.Semua trauma yang terjadi pada mata
dan mengganggu serta menimbulkan gejala
adalah indikasi untuk dilakukannya rekon-
Gambar 8. CT- Scan adanya foreign body
struksi.
pada mata kanan.10
Pada kasus trauma mata bila jelas ter-
c. Ultrasonography.
jadi ruptur bola mata, sebaikanya dilakukan
USG dapat berfungsi untuk
pembedahan dalam kondisi steril dan dengan
mendeteksi Intra Ocular Foreign body, rup-
anesteasi umum. Obat sikloplegik atau anti-
ture bulbi, perdarahan supracoroidal, dan
biotic topikal tidak boleh diberikan sebelum
ablasio retina. USG juga berguna untuk me-
pembedahan karena potensi toksisitas
rencanakan pembedahan sepearti peng-
pada jaringan intraocular yang terpajan.11
gantian jalur infus vitrectomy, drainase
perdarahan supracoroidal juga diperlukan.
1. Medikamentosa
a. Antibiotik Topikal
Antibiotik yang bersifat ointment
dapat berfungsi sebagai lubrikan. Pas-
tikan menggunakan antibiotic golon-
gan fluoroquinolone misal ciprofloxa-
cin 500mg dua kali sehari.11
2. Non-Medikamentosa
a. Rekonstruksi Palpebra
Adanya laserasi pada palpebral harus
dilakukan pemeriksaan bola mata.
setiap laserasi kelopak mata atau pal-
pebra harus diperbaiki dengan c
penutupan horizontal langsung bila
memungkinkan, bahkan jika di bawah
tekanan, karena ini menghasilkan
hasil fungsional dan kosmetika yang
baik.10
Superficial Gambar 11. (a) laserasi palpebra bawah;
Laserasi superfisial yang sejajar (b) setelah dilakukan heacting; (c) tehnik
dengan kelopak mata tanpa celah heacting lid margin.10
dapat dijahit dengan benang silk 6-0.
Laserasi palpebra dengan hilangnya
jahitan diangkat setelah 5 hari
jaringancukup untuk mencegah
Lid Margin
penutupan primer secara langsung
laserasi tepi kelopak mata yang ter-
biasanya dapat dilakukan dengan
buka harus dijahit atau di rekonstruksi
mobilitas kelopak mata lateral.
dengan hati – hati.
Laserasi dengan kehilangan jaringan
1) Mengevaluasi untuk kemungkinan
yang luas mungkin memerlukan
hilangnya jaringan
prosedur rekonstruktif yang besar
2) Mengevaluasi setiap tepi jaringan
seperti digunakan reseksi untuk
yang ireguler atau jaringan yang
menututup tumor ganas pada mata.
terkontaminasi
Laserasi canalicular harus di
3) Penjahitan batas palpebra dijahit
rekonstruksi dalam 24 jam
dengan menggunakan benang silk 6-0
yang ditempatkan orifisium kelenjar
1) Laserasi di hubungkan oleh
meibom jahitan harus memanjang 2
silicone tubing yang melewati
mm dengan kedalaman 1 mm.
system lakrimal dan terikat di
4) Tarsal plate di tutup dengan benang
hidung.
absorbable long acting menggunakan
2) Laserasi di jahit
benang poyglycolic acid (dexon)6-0.
3) Tabung dibiarkan secara in situ
selama 3-6 bulan.10
Status Oftalmologis OD OS
Visus
- Tajam Penglihatan 6/6 6/6
- Koreksi - -
- Addisi - -
- Distansia Pupil Tidak diperiksa Tidak diperiksa
- Kacamata lama - -
Inspeksi:
Kedudukan Bola mata:
- Eksoftalmus - -
- Endoftalmus - -
- Deviasi - -
- Gerakan Bola mata Baik ke semua arah Baik ke semua arah
Supra Silia
- Warna Hitam Hitam
- Letak Simetris Simetris
Palpasi
- Nyeri tekan Jernih Jernih
- Massa tumor
- Tensi okuli
- +
Lapang pandang - -
- Test konfrontasi Normal Tidak dilakukan
e. Diagnosis
OS Laserasi Konjungtiva Tarsalis
Palpebra Inferior Ec Mata Pancing.