You are on page 1of 111
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR DIREKTORAT BINA TEKNIK MANUAL INSPEKSE VISUAL BENDUNGAN URUGAN NOPEMBER 2004 REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR DIREKTORAT BINA TEKNIK 11, Pattimura No, 20 Persil Kebayoran Baru, Jokarta Selatan 12110 Telp. (021) 7396616 - 75808364 KATA PENGANTAR Manual ini disusun untuk melengkapi pedoman yang berkaitan dengan kegiatan Inspeksi Keamanan Bendungan disusun secera_sederhana dengan dilengkapi gambar dan daftar bagiar-baglan bendungan yang harus diperiksa melipus Gambaran Umum Mengenai Kegiatan Pemantauan Bendungan, Konsepsi pemeriksaan Visual, Kegiatan Pemeriksaan Visual, Pengamatan Terhadap Problem yang Timbul selain itu juga berkaitan masalah umum yang sering muncul, penyebad Yan kerugiannya serta tindak lanjut yang peru dilakukan. Untuk memudahian dalam pemeriksaan, manual juga dilengkapi dengan format isian pemeriksaan. inarapken manual ini dapat menjadi pegangan terutama bagi para petugas operasi dan pemeliharaan bendungan datam metakukan pemeriksaan visual bendungan yang menjadi tanggung-jawabnya, dan juga bagi pihak-pihak yang terkalt dalam kegiatan inspeksi atau pemeriksaan bendungan Penyusunan manual ini telah melalui tahapan diskusi yang Panjang baik diskusi intern di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air maupun diskusi dengan para pakar dan berbagal pihak yang berkecimpung dalam bendungan, untuk nendapatkan masukan penyempumaan. Saran dan masukan peserta lokakarya telah lokomodasikan dalam manual ini, namun manual ini perlu secara berkala dikaji dan diperbalki. Untuk itu kritik dan saran demi perbaikan dan penyempumaan manual masih sangat kami harapkan. emoga manval ini dapat mengisi Kekurangan pedoman yang ada dan bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan inspeksi bendungan. Jakarta, Nopember 2004 Tr. Su | j DAFTAR ISI MANUAL INSPEKSI VISUAL BENDUNGAN URUGAN Hal. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. ii DAFTAR GAMBAR «~~ Seis etie ete : - ow DAFTAR FOTO .. : ix DAFTAR TABEL x BABI PENDAHULUAN 1 4.4 Umum 7 412. Maksud dan Tujuan eee 4.2.1 Maksud 2 1122. Tujan 2 4.3. Lingkup Manual 2 414 Acuan normatif 2 18 2 Bagi! PEMANTAUAN DAN BAGIAN PENTING BENDUNGAN 8 2.4 Umum a) 2.2 Pemantauan dan Pengamatan cette 2.2.1 Pengukuran/pembacaan . 10 2.2.2. InspeksiiPemeriksaan Visual : nee 12 2.2.3 Uji Operasi Cece 224 Organisasi, Tugas dan Tanggung Jawab i 12 2.3. Bagian-Bagian Penting Bendungan toe 14 2.3.1 Lokasi Bendungan pote eee eee 2.3.2 Fondasi - 15 33.3 BukilFebing tumpuan dan deerah genangan waduk 15 2.3.4 Bangunan Pelimpah pe eoneeivecuee 15 2.35 Bangunan pengeluaran 16 BAB Ill BAB IV BABV BAB VI BAB VII 2.4 Tipe-tipe bendungan urugan 2.4.1. Urugan tanah homogen 2.42 Urugan tanah berzona 2.4.3 Urugan batu KONSEPS! INSPEKS! VISUAL 3.4 Umum : 32 Hal-hal yang perlu dicatat selama inspeksi 3.3. Problem yang sering timbul 3.4 Tata Cara Inspeksi fs 3.5 Format dan penyimpanan laporan 36 Evaluasi hasil pemeriksaan 3.7 Persiapan pemeriksaanlinspeksi 3.8 Peralatan pemeriksaarvinspeksi 3.9 Saat-saat penting untuk inspeksi 3.40 Frekuensi pemeniksaan/inspeksi visual REMBESAN 44 Umum 4.2. Hakhal yang perlu perhatian khusus 43° Cara inspeksi 4.4 Contoh problem rembesan LERENG HULU 6.4 Umum 52 Hal-nal yang perlu perhatian khusus 5.3 Cara inspeksi i : BS: Material lereng dan problem yang sering timbul 5.5 Penyebab timbulnya problem PUNCAK BENDUNGAN 6.1 Umum ; 62. Hakhal yang perlu perhatian khusus 6.2.1 Retak memanjang 622. Retak melintang 6.3 Contoh problem pada puncak bendungan LERENG HILIR 74 Umum 72 Hal-hal yang perlu peratian khusus 16 16 7 7 20 20 20 24 2t 23 23 24 24 25 25 28 28 28 28 23 36 37 42 42 42 42 44 44 50 50 50 BAB Vill BAB IX BAB X 7.3 Cara inspeksi khusus 50 7.4 Jenis material eee, 7S Contoh problem yang sering dijumpai di lapangan 50 BANGUNAN PENGELUARAN . 55 8.1 Umum 55 82 Konfigurasi umum bangunan pengeluaran 55 83 Prinsip-prinsip penting i cee 8.3.1. Kavitasi oe 57 8.32 Lokasi Katup Pengeluaran . ot 8.4. Hakhal yang peri mendapat perhatian Eee 8.5 Cara Inspeksi cere 60 BS Habhal Khusus yang harus diperhatikan dalam inspeksi sistem pengeluaran fi PHO) BANGUNAN PELIMPAH 94 Umum... 9.2 Problem Utara 9.3. Material Yang Dipakai 9.4 Tata Cara inspeksi COS: 9.4.1 Bangunan pelimpah dari tanah dan bangunar pelimpah dengan ambang pengontrol 66 9.4.2 Pelimpah beton. : 66 9.5 Contoh problem yang dijumpal dan tindakan diperlukan 68 PEMERIKSAAN SEKITAR WADUK 72 19.4 Umum 2 40.2. Bukit tepian waduk 3 Meee 40.2.1 Longsor = ate 10.2.2 Bocor Soe: 40.3. Sampah, benda mengapung dan melayang 73 40.4 Sedimentasi : 73 40.5 Daerah tangkapan air : erence 40.6. Daerah di hilir waduk TA 107 Cara inspeksi i i 74 {oS Pemetiksaan oish Enjiner : Deter BAB XI PENGAMATAN DENGAN CARA SEDERHANA PADA PROBLEM YANG TIMBUL .... . 44.4 Umum 41.2. Pengamatan rembesan 4121 Daerah yang basah Beet 44.2.2 Pengukuran dengan ember dan stop watch 44.23 Alat ukur debit rembesan 44.2.4 Saluran Pengukur 41.2.5 Kekeruhan dan sedimen 14.2.6 Pencatatan 412.7 Rembesan yang keluar dan lereng bitir 41.28 Sumur Pengamatan/Observasi 41.3 Pengamatan geseran .....-. as 44.3.1 Alinyemen (alignment) dan penurunan 41.3.2. Retak pada timbunan 41.3.3 Longsor pada timbunan oe 4134 Pergeseran konstruksi DetON orn 44.4 Peningkatan pemantauan BAB XII PEMERIKSAAN PERALATAN POKOK KEAMANAN BENDUNGAN 42.1. Tujuan Pemeriksaan 42.2 Unsur-Unsur Yang Harus Diperiksa 123 Masalah-Masalah Yang Sering Terjadi 42.4 Pemeriksaan Fungsi seed 42.5 Kesalahan-Kesalahan Yang Sering Dilakukan 75 78 15 75 76 768 78 78 78 739 79 at 82 82 83 85 85 85 85 85 86 Lampiran: 1. Contoh: Format sian Pemeriksaaniinspeksi Visual (Format Catatan Pemeriksaan Bendungan) 2. Daftar Padan Kata (Terjemahan) 3. Daftar Pustaka Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gamber Gambar Gamber Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar © eovronaren a "1 12 13 14 18 16 7 18 19 20 a 22 23 24 25 26 a 28 29 DAFTAR GAMBAR Konsepsi Keamanan Bendungan Bagan Kegiatan Pemantauan Conteh Organisasi dan Kualifikasi Personil O&P Bendungan Tugas-Tugas Pelaksana Pemantauan Lokasi Bendungan ‘Sketsa Lokasi dan Bagian-Bagian Bendungan Tipe Bendungan Urugan ‘Tampang Melintang Tubuh Bendungan Unugan Jangkauan Pandang dan Lintasan Jalan Inspeksi Pada Lereng Hilir Secara Sejajar dan Zig Zeg Seed Air Beriumpur Berlebihan Keluar Dari Satu Ttitik Sumber Jumlah Air Yang 8eriebihan Keluar Oari Satu Titik Sumber. Air Keluar Dari Satu Titik Sumber Yang Tinggi Pada Urugan... Air Keluar Dari Lubang-Lubang Binatang Pengerat Aliran Air Keluar Melalui Retakan di Dekat Puncak Air Rembesan Keluar Sebagai Sembutan di Dalam Pondasi_.. Air Rembesan Keluat Dari Titik Yang Berdexatan Dengan Bangunan Pengeluaran Bocoran di/atau Sekitar Pelimpah Rembesan Dari Sambungan Konstruksi atau Retakan di Dalam Struktur Beton Bocoran Dari Drainase di Bawah Petimpah Daerah Basah Pada Lapisan Horisontal Daerah Jenuh Yang Luas : Rembesan Keluar Pada Kontak Tebing Tumpuan (Abutment)... Daerah Yang Basah atau Mengalirkan Air Perubahan Yang Tampak Pada Vegetasi Tonjolan Di Daerah Basah Yang Luas Efek Trampoline Di Daerah Lembab Yang Luas Bocoran Dari Tebing Tumpuan (Abutment) Di Luar Bendungan Aliran Air atau Sedimen di Luang Drainase Semakin Meningkat Lintasan Jalan inspeksi Zig Zag Pada Lereng Hulu Hal. 10 13 14 15 16 18 18 22 29 30 30 30 30 31 3t 31 32 32 32 32 33 33 34 34 34 34 35 37 vi Gambear Gambar Gamber Gambar Gamber Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gamber Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 1 42 43 44 45 48 47 48 50 51 52 53 54 55 87 58 59 60 61 62 63 Lereng Terjal (Scarps), Bagian Datar (Benches), Daerah Sangat Terjal (Oversteep) Lubang Benam Longsor, Slump, atau Gelincir Rusak, Hilangnya Riprap RE tit Erosi Di Bawah Riprap Yang Gradasinya Tidak Baik ..ccnnne Retak Besar Retak Susut Aktivitas Berang-Berang atau Tikus Air Yang Besar Retakan Pada Permukaan Beton Yang Merosot Mutunya Retak Memanjang Yang Merupakan Awal Keruntuhan Bendungan Perkembangan Retak Melintang Retak Memanjang Pergeseran Vertikal Retak Melintang Ketidaklurusan Bentuk Puncak Cekungan Di Puncak Bendungan . Lubang Benam 9i Puncak Tumbuhan Yang Menghalangi Pandangan Kegiatan Binatang Pengerat Parit Di Puncak ‘Alur Di Sepanjang Puncak Genangan Di Atas Drainase Puncak Yang Jelek Retak Susut Peninggian Puncak Erosi Retak Melintang Retak Memanjang Longsor/Pengelupasan Tanah Siump (Kondisi Setempat) Lubang Benam/Runtuh ae Pohon-Pohon/Semak-Semak Yang Menghalangi Pandangan....... Axtivitas Bintatang Pengerat oe Lintasan Binatang Temak Conteh Kenfigurasi Umum Bangunan Pengeluaran Dengan Katup/Pintu Di Hulu 38 39 39 39 40 40 41 41 41 42 44 46 46 46 47 47 48 48 48 49 49 49 49 51 52 82 52 53 53 54 54 54 56 vit Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gamber 64 65 66 67 68 69 70 m1 72 73 74 75 76 7 78 79 80 81 Conteh Konfigurasi Umum Bangunan Pengeluaran Dengan Katup Di Hilir : Keruntuhan Disebabkan Oleh Bocoran Di Sekeliling Pipa Pengeluaran Wadluk Menjadi Kosong Akibat Bocoran Lewat Lubang Di Ujung Hulu Pipa Pengeluaran eet cn Aliran Turbulen Dan Tekanan Yang Terjadi Akibat Hambatan Di Pipa Menyebabkan Terjadinya Lubang Benam Di Dekat Ujung Hilir Pipa Pipa Pengeluaran Rusak Kebocoran Katup Peralatan Pengendali/Pengatur : Se Ujung Bangunan Pengeluaran Rusak/Runtuh Air Yang Dilepaskan Dari Pengelueran Mengerosi Kaki Bendungan Lubang Drainase ae See Sampat/Pecahan-Pecahan Material Atau Hambatan Lain .. Aliran Terkonsentrasi Akibat Longsor Menyebabkan Erosi Yang Berlebihan Kerusakan di Ujung Saluran Luncur Pelimpah Pergeseran Dinding Retak Besar ‘Sambungan Yang Terbuka Atau Bergeser Penandaan Daerah Basah Metode Ember Dan Stopwatch (Alat Penghitung Waktu) 82a Alat Ukur V-notch 8.2b Alat Ukur Segiempat 83 84 85 85 87 88 89 90 ot 92 93 Contoh Pemasangan Alat Ukur V-Notch .... Saluran Parshall Peta Contoh Daerah Kebocoran Proses Pembasahan Tubuh Bendungan Urugan Instalasi Sumur Pengamatan Yang Umum see Pemasangan Patok Permanen Situasi Sistem Kelurusan Pemantauan Retak Di Timbunan Pemantauan Longsor Mengukur Pergeseran (a,b,¢.d) Contoh Peningkatan Pemantauan 56 58 59 59 6 62 62 63 67 69 69 6g 70 70 a 75 76 7 7 7 78 79 79 80 80 81 82 83 84 viii Foto Foto Foto Foto Foto Foto Foto Foto Foto Foto Foto 10 "1 DAFTAR FOTO Bendungan dan bangunan pelengkapnya, tampak belakang Contoh pade lereng hilir akibat rembesan yang berkernbang menjadi aliran buluh (piping) dan lereng terlalu curam Contoh problem pada blok beton pelindung lereng hulu: kemerosotan mutu, terbukanya sambungan dan penurunan yang berakibat pecah- nya blok beton z Retak memanjang awal pada puncak bendungan yang dilengkapi dengan perkerasan aspal Contoh retak memanjang pada puncak bendungan yang sudah mulai berkembang menjadi pergeseran vertikal Cont h e7osi permukaan pada lereng hilir bendungan Uji operasi sistem pengeluaran trigasi Bendungan dan bangunan pelengkapnya, tampak depan Lantai pelimpah menggantung Bukit dekat bangunan pelimpah dan pengambilan Bendungan Tilong Tebing tegak di dekat tebing tumpuan kanan yang berpotensi longsor Hal. 40 43 43 53 55 64 70 72 DAFTAR TABEL Hal. Tabel 1 Frekuensi Minimal Untuk inspeksi Visual : 26 BABI /AHULUAN 44. Umum Tujuan utama program keamanan bendungan adalah untuk melindungi masyarakat, harta benda dan lingkungan di hilir bendungan, Bendungan harus derfungsi dengan aman pada segala kondisi, Kondisi suatu bendungan, tergantung pada kondisi internal dan ekstemal yang berangsur-angsur dapat mengubah kondisi bendungan. Setelah bendungan selesai dibangun, keamanan bendungan akan dipengaruhi oleh perubahan periode waktu, pemelineraan dan perubahan kondisi operasi. Hanya melalui perawatan secara terus menerus, inspeksi dan evaluasi, akan diketahui perubahan-perubahan yang mengarah pada kondisi ketidak amanan bendungan. Dengan metakukan inspeksi atau pemeriksaan bendungan secara rutin dan teratur, Pemilik/Pengelola bendungan akan mampu menangkap sedini mungkin tanda-tanda kelainan pada bendungannya, gangguan operasi atau aricaman terhadap keamanan bendungan, sehingga Pemilik/Pengelola bendungan dapat segera meiakukan indakan perbaikan atau pencegahan yang diperlukan agar tidak terjadinya kondisi yang lebih buruk. Inspeksi juga sangat diperlukan untuk mengetahui kesiapan operasi waduk dan peralatan penunjang bendungan iainnya, khususnya pada kondisi darurat. Oleh karena itu semua peralatan penunjang bendungan khususnya yang terkait dengan keamanan bendungan secara berkala perlu diuji coba atau uji operasi, untuk memastikan bendungan selalu siap untuk dioperasikan baik pada kondisi normal maupun darurat. Secara umum tujuan utama inspeksi atau pemeriksaan bendungan adalah untuk mengetahui kondisi keamanan bendungan dan bangunan pelengkapnya pada saat itu, dilinat dari aspek keamanan struktural yang mencakup keamanan terhadap beban kerja, keamanan dari sisi hidraulika, keamanan terhadap rembesan serta keamanan operasional Inspeksi yang dilakukan oleh para Pemiliki/Pengelola bendungan atau petugasnya lazim disebut : pemeriksaan Manual inspeksi visual, adalah merupakan manual pemeriksaan visual yang disusun untuk melengkapi "Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Maret 2003, khususnya buku bagian 1. Manual dinarapkan dapat menjadi acuan bagi para petugas operasi dan _pemeliharaan bendungan yang bertugas di lapangan seperti para juru dan pengamat. Manual juga dapat digunakan oleh para Enjiner sebagai acuan dalam menyusun manual pemeriksaan bagi bendungannya maupun dalam memberikan pengarahan kepada para petugas lapengan. Manual dilengkapi dengan: gambar dan daftar bagian-bagian bendungan yang harus diperiksa, masalah umum yang sering muncul, penyebab dan kerugiannya serta tindak lanjut yang periu dilakukan. Untuk memudahkan dalam pemeriksaan, manual juga dilengkapi dengan format isiar’ pemeriksaan yang diambil dari Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan Maret 2002 yang telah disempumakan. Manual dan daftar simak ini disusun berdasar kondisi umum bendungan-bendungan, di Indonesia. Di dalam penggunaannya para Pemilik/Pengelola bendungan tetap berkewajiban menyiapkan Panduan Operasi dan Pemeliharaan Bendungan yang disusun secara khusus sesuai dengan karakteristik bendungannya, 1.2 Maksud dan Tujuan 1.21 Maksud Manual dimaksudkan sebagai pegangan bagi para petugas Operasi_ dan Pemeliharaan bendungan khususnya para Juru dan Pengamat bendungan yang bertugas melaksanakan pemeriksaan visual secara rutin. Manual juga dapat digunakan bagi pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas pemeriksaan atau inspeksi bendungan, namun dalam penggunaannya perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan tanggung jawab masing-masing, dengan mengacu pada pedoman lain yang terkait 1.22 Tujuan Agar kondisi Keamanan bendungan selalu terpantau, problem yang sedang mulai berkembang pada bendungan dapat diketahui sedini mungkin, sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat sebelum problem berkembang lebih parah, dan pada gilirannya keamanan serta kelestarian fungsi bendungan akan selalu terjaga. 1.3. Lingkup Manual Memberi petunjuk mengenai kegiatan pemeriksaan visual bendungan yang meliput: - Pengertian dasar mengenai bendungan - _ Konsepsi pemeriksaan visual - Pemeriksaan rembesan - Pemeriksaan pada lereng hulu - Pemeriksaan pada puncak bendungan - Pemeriksaan pada lereng hilir - Pemeriksaan pada bangunan pengeluaran - Pemeriksaan pada pelimpah - Pemeriksaan instrumentasi dan pemantauan - Pemeliharaan Berlaku : bagi bendungan sesuai lingkup pengaturan 1 SNI No.03-1731-1989 tentang Tata Cara Keamanan Bendungan, beserta revisinya 1.4 Acuan normatif 4. SNINo, 03-1731-1989 tentang Tata Cara Keamanan Bendungan. 2. KepMen Kimpraswil No. 296/KPTS/M/2000 tentang Keamanan Bendungan, 3. Pedoman inspeksi dan Evaluasi Keamanan Bendungan, Maret 2003, SK Dirjen SDA/KKB No. O5/KPTS/2003. : 4, Pedoman Operasi, Pemelinaraan dan Pengamatan Bendungan, Maret 2003, SK Dirjen SDA No. 193/KPTS/D/2003, 5. Pedoman Kajian Keamanan Bendungan, SK Dirlen SDA/KKB No. OS/KPTS/2002, 6. Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan, Direktorat Bina Teknik Dijon SDA, Desember 2003. 7. Dam Safety Manual, State Engineer's Office State of Colorado, June 1983. 4.5 Pengertian’ Dalam manual ini yang dimaksud dengan; (4) Inspeksi adalah pemeriksaan detil bendungan dan bangunan pelengkapnya, baik yang berada di atas maupun di bawah permukaan air, yang dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam lima tahun, tergentung pada Klasitikesi bahaya bendungan (2) Pemeriksaan adalah inspeksi yang dilakukan oleh Petugas Operasi dan Pemeliharaan, Pengelola atau Pemilik bendungan, teradap bendungan, bangunan pelengkap dan peralatannya untuk memeriksa perilaku bendungan. (3) Pemeriksaan visual adalah pemeriksaan terhadap bagian permukaan yang terlinat pada bendungan dan pelengkapnya, yang antara lain mencakup pemeriksaan visual terbadap: retakan, remukan, pelarutan, bocoran, indikasi kemerosotan mutu atau reaksi kimia, kerusakan akibat erosi atau kavitasi, dan lain sebagainya, yang dilakukan oleh petugas Operasi dan Pemeliharaan yang terlatin. (4) Enjiner adalah seorang shiiiprofesional yang diakui (sarjana_teknik sipil) dan berpengalaman dalam aspek yang berhubungan dengan teknik rekayasa bendungan sehingga diperbolehkan untuk ikut serta dalam sebagian atau seluruh kegiatan yang berkaitan dengan penyelidikan, perencanaan, konstruksi, rehabilitasi, perbaiken, operasi, pemeliharaan dan pengamatan seria penghapusan fungsi bendungan. (8) Waduk adalah wadah air buatan termasuk material yang terkandung di dalamnya yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan, dan berbentuk peletaran alur/badan/palung sunaai. (6) Bendungan adalah setiap bangunan penahan air buatan, jenis urugan atau jenis lainnya untuk menahan air termasuk fondasi, bukit/tebing tumpuan, serta bangunan pelengkap dan peralatannya, termasuk juge limbah cair dan padat yang merupakan buangan dari proses penambangan atau industri, tetapi tidak termasuk bendung dan tanggu! (7) Banjir Desain adalah banjir yang digunakan untuk mendesain bendungan beserta bangunan-bangunan pelengkapnya, terutama untuk menentukan ukuran bangunan pelimpah dan bangunan pengeluaran, serta_ untuk menentukan volume tampungan maksimum air waduk dan tinggi bendungan. (8) Bangunan Pengeluaran yaitu segala fasiliias bangunan pelengkap yang digunakan untuk mengendalikan pengeluaran/pengaliran air dari waduk. (9) _Lapisan Pelindung adalah suatu lapisan yang biasanya diletakkan pada lerena hulu bendungan urugan atau sepanjang saluren air sebagai pelindung terhadap hempasan gelombang, erosi atau gerusan air. Lapisan pelindung dapat terdiri atas bongkah-bongkah batuan besar tak beraturan (Rip Rap), blok atau beton pracetak, atau bahan-bahan lain yang dapat difungsikan sebagai pelindung lereng Sumber : Tata Caro Keamanan Gendungon, SN! 09:1731-1989 don Pedomon Operas, Pemetinaraan dan Pengamatan Bondungun, Bagian | & 2, Dijon Sumber Daya A, art 2003, (22) (23) (24) (25) (26) 27) yang dikendalikan secara mekanik oleh pintupintu air disebut pelimpah berpintu. Bangunan pelimpah tanpa pintu, disebut pelimpah bebas. Pemeliharaan (Maintenance) yaitu kegiatan rutin dan berkala yang diperlukan untuk memelihara/merawat bangunan-bangunan serta peralatan yang ada (mekanik, elektrik, hidraulik dan bangunan sipil) agar tetap dalam kondisi baik, berfungsi dan aman pengoperasiannya. Saluran Peluncur: Pelimpah (Spiliway Chute} adalah bagian dari bangunan pelimpah yang berupa saluran dengan kemiringan terjal/tajam hingga dapat ™mengalirkan air dengan kecepatan super kris, Riprap (Rip Rap) adalah lapisan batu besar, batu pecah atau blok pracetak yang diletakkan secara sembarangan atau diatur dengan tangan pada tebing hulu pada bendungan urigan atau pada tepi waduk atau pada pinggirpinggir saluran sebagai pelindung terhadap hempasan gelombang, Bangunan Pelengkap dan atau Fasilitas adalah semua bangunan atau komponennya, dan fasiitas yang secara fungsional berhubungan dengan bendungan, antara lain : pelimpah, bangunan pengeluaran, bangunan sadap utama dan konduit, pintu air, dan fasilitas pembangkit tenaga listrik termasuk peralatan_hubung dan saluran transmisi, walaupun lokasinya terpisah dari bendungan utama, Bendungan Pelana (Saddle Dam) adalah bendungan tambahan dari jenis apa aja yang dibangun pada daerah sadel atau di agian rendah pada garis kelling tepi waduk. Pera hidrologi, catatan dan laporan kegiatan pengamatan termasuk pengkajian ulang keamanan yang berkenaan dengan praktek desain yang mutakhir. (35) Kapasitas Waduk adalah jumlah daya tampung waduk sampai ke elevasi muka air normal atau elevasi operasi normal (88) _Kebocoran (Leakage) adalah aliran air bebas yang mengalir melalui lubang atau retakan, (37) Mercu Bangunan Pelimpah adalah bagian paling atas bangunan tempat limpahan air. Bemdern (38) Panjang Puncak’ adalah seluruh panjang puncak bendungan, yang termasuk Penjang_semua bangunan seperti bangunan pelimpah, gedung pembangkit tenaga listrik, pintu air navigasi, tangga ikan (fish ladder) dan lain sebagainya dimana bagian ini membentuk bagian panjang dari bendungan. Jika bangunan tersebut terpisah letaknya, maka tidak dimasukkan sebagai panjang puncak. (8) Pekerjaan Perbaikan adalah pekerjaan yang dipeilukan guna merehabilitasi, memperkuat, membangun kembali, meningkatkan atau merubah bendungan yang sudah ada, pekerjaan bangunan pelengkap, fondasi, tebing tumpuan atau daerah sekitamya untuk memperoleh tingkat keamanan yang layak (seperti drainase, injeksi semen, dinding topang, bangunan pelimpah atau modifikasi bangunan pengeluaran, dan lain sebagainya), (40) Pemantauan (Monitoring) adalah pencatatan serta evaluasi kinerja dan gejala Perilaku bendungan dan bangunan pelengkapnya dengan pemeriksaer/inspeksi visual, pengukuran dengan memakai peralatan atau instrumen, dan uji operasi (46) (47) (48) (49) (50) (1) Elevasi Puncak Bendungan adalah elevasi permukaan tubuh bendungan Y2n9 paling tinggi di luar timbunan ekstra untuk cadangan penurunan, seria mor abaKen bagian deri bangunan penahan air. Elevasi permukaan ini biasanya paoemnken jalan untuk Kendaraan atau untuk pejalan kaki dan merupakan bagian bendungan urugan yang tidak boleh dilimpasi air (non-overlow section) bendungan, Rembesan (Seepage) adalah hilangnya air waduk karena petkolasi melalui tubuh bendungan di bawah atau sekitar bendungan Saringan (Filter) adalah bahan (material) granular yang ditempatkan di badan Benduungan urugan, bergradasi (alami atau diplin), yang dapat mengalirkar ait fembesan tanpa menyebabkan ikutnya bahan (material) bagian yang bersebelahan dengan saringan, SumuriPipa Lepas Tekan (Relief Well) adalah sumur pipa atau lubang bor yang berada di hilr atau di bahu berdungan hilir dari bendungan urugen untak Serrambung dan mengatur rembesan air melalui atau di bawah bendungan, Sefingga dapat mengurangi tekanan air. Barisan sumuripipa tersebut merupakan tirai drainase, Tinga! Bendungan adalah perbedaan tinggi antara puncek bendungan dengan Gasat sungal pada kaki hilic badan bendungan atau jika bendungan tidak gielintang_aliran, sungal, perbedaan tinggi antara puncak bendungan dengan @levasi terendah galian fondasi bendungan Tekanan Pori (Pore Pressure) adalah tekanan udara dan air dalam ronaga ee eee BAB Il PEMANTAUAN DAN BAGIAN PENTING BENDUNGAN 24 Umum Pada bab ini akan dijelaskan secara garis besar mengenai keterkaitan pemantauan bendungan dengan konsepsi keamanan bendungan dan juga keterkaitannya dengan kegiatan pemeriksaan visual. Penjelasan rinci mengenai pemantauan bendungan dapat dilihat pada Pedoman Operasi, Pemelinaraan dan Pengamatan Bendungan, Disamping itu pada bab ini akan dijelaskan pula mengenai bagian-bagian penting bendungan yang peru mendapat perhatian pada saat melakukan pemantauan atau pemeriksaan bendungan, dan juga dijelaskan tipe-tive bendungan urugan yang memiliki karakteristik masing-masing yang berbeda, Bendungan adalah bangunan yang dibuat dengan tujuan untuk menampung air guna memenuhi kebutuhan masyarakat atau Pemilik bendungan. Syarat utama agar bendungan mampu menampung air dengan aman, bendungan harus dilengkapi dengan tiga pilar keamanan bendungan sebagai berikut a. Pilar 1: bendungan harus aman secara struktural dan operasional; yaitu bendungan harus aman dan stabil terhadap beban rencana, aman terhadap kegagalan hidraulik, aman terhadap rembesan serta aman dioperasikan pada segala kondisi operasi; b. Pilar 2: bendungan harus dipantau, dipelinara dan dioperasikan dengan baik; yang didukung dengan kegiatan pemeriksaarvinspeksi rutin dan berkala, perbaikan, serta rehabilitasi sesuai dengan kebuluhan, Pilar 3: dilengkapi dengan konsepsi penanganan kondisi darurat; yang dituangkan dalam rencana tindak darurat (RTD) yang secara berkala periu aiueleheeelieece ene eee ee ee ee Agar bendungan aman secara struktural atau kokoh, desain dan pelaksanaan konstruksi harus layak teknis, untuk itu ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, yaitu Aspek pembebanan: bendungan harus stabil dan aman pada segala kondisi dan kombinasi beban rencana, yang paling tidak meliputi kondisi: selesai konstruksi, muka ait normal, muka air banjir, surut cepat; baik pada kondisi tanpa Gempa maupun saat terjadi gempa. Beban yang hekerja pada bendungan terditi dari: berat sendiri, tekanan air, tekanan endapan sedimen, dan untuk bendungan beton beban dari pengaruh suhu ‘Semakin tinggi muka air waduk, akan semakin besar pula tekenan terhadap tubuh bendungan; untuk itu diperlukan ketahanan terhadap geseran dan terhadap rembesan atau bocoran yang semiakin besar pula. Sesuai dengan fungsinya untuk menampung air, bendungan tidak boleh bocor dan tidak boleh terjadi rembesan yang berlebihan. Dan yang tidak kalah penting, bendungan harus tahan terhadap gerakan/geseran/ Perubahan bentuk akibat tekanan air yang cenderung mendorong tubuh bendungan ke arah ili, demikian pula akibat berat sendiri bendungan akan cenderung mengalami penurunan. Aspek hidraulika: bendungan harus memiliki tinggi jagaan yang cukup, tidak boleh terjadi peluapan di atas puncak bendungan khususnya bagi bendungan urugan: untuk itu bendungan harus dilengkapi dengan pelimpah yang mampu melewatkan banjir fencana dengan aman tanpa terjadi gerusan yang membahayakan keamanen tubuh bendungan dan pelimpah sendiri. Demixian pula tidak boleh terjadi erosi pada permukaan lereng bendungan akibat curah hujan, Aspek rembesan: rembesan yang terjadi tidak boleh berlebihan, membawa kandungen larutan yang berakibat pada keroposnya pada tubuh bendungan atau fondasi serta tidak boleh membawa butiran material tuouh bendungan dan atau fondasi yang kemudian berakibat terjadinya aliran buluh (piping) atau sembulan (boiling), Berbagai aspek tersebut, dapat mengakibatkan perubahan bentuk bendungan yang apabila dibiarkan berjalan terus akan mengganggu fungsinya sehingga bendungan {tidak dapat lagi menampung air sesuai dengan rencana, dan lebih jauh lagi kondisi ini dapat mengancam pada keamanan bendungan. Pemantauan bendungan, terutema ditujukan untuk memantau aspek-aspek tersebut di_atas. Pemeriksaan visual bendungan adalah merupakan bagian dari kegiatan pemantauan yang sangat penting untuk mengetahui kondisi luar suatu bendungan. 2.2 Pemantauan dan Pengamatan Pemantauan adalah merupakan salah satu kegiatan penting dalam menjaga kelestanan fungsi dan keamanan bendungan, Pemantauan bendungan memiliki tiga komponen kegiatan penting, yaitu: (1) Pemeriksaan visual pada bendungan dan daerah sekitamya secara rutin (2) Pembacaan dan pengukuran peralatan pemantau perilaku bendungan, pada bendungan, fondasi dan daerah sekitamya, (8) _ Uji operasi katup dan pintu pelimpah serta pengeluaran bawah (bila ada), dan peralatan penunjang keamanan bendungan yang lain. Dalam kegiatan pemantauan, dengan melakukan pengamatan secara rutin dan {eratur, Pengelola bendungan akan dapat sedini mungkin menangkap tanda-tanda kelainan paca bendungannya, sehingga dapat segera melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan dan mencegah terjadinya konaisi yang lebih buruk Fanggung jawab keamanan bendungan terletak pada Pemilk bendungan, Dengan melakukan pemantauan secara rutin dan evaluasi atau kaji ulang kKeamanan bendungan secara teratur, maka kegagalan/kerurituhan bendungan dapat dihindan, atau dampaknya dapat dikurangi. Catatan hasil pemantauan dan evaluasi harus diarsipkan dengan baik, agar kelak dapat digunakan sebagai bahan evaluasi di kemudian hari. Problem yang tidak dapat ditindak lanjuti oleh petugas lapangan, harus segera dilaporkan kepada atasan atau enjiner agar dapat segera dilakukan pemeriksaan yang lebih dalam dan ditetapkan tindak lanjut yang fepat. Sistem pelaporan dari petugas lapangan ke atasan, mengikuti petunjuk yang terluang dalam Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan, PEMANTAUAN (Kondisi dan Perilaku) PENGUKURAN PEMERIKSAAN USI OPERASE ~ Tekanan Por, |{ Rutin : Berkala Luar Biasa/ uplit + Marian » Tahunan Khusus ~ Deformasi ~ Mingguan || - 5 Tahunsn | | Gempa,topan, - Rembesan - Bulanan kondisi khusus GAMBAR 2-BAGAN KEGIATAN PEMANTAUAN 2.24 Pengukuranipembacaan Pembacaan instrumen/pengukuran, harus dilakukan sejak tahap konstruksi dan Selama masa operasi, dengan teratur dengan selang waktu tertentu. Yang perlu diperhatikan dalam pengukuran: : a. Desain dan gambar Satu set lengkap desain dan gambar dari pabrik peralatan, gambar denah Pemasangan instrumentasi harus tersedia di lokasi bendungan. Posisi instrumentasi diberi tanda (kalau perlu diberi koordinat letak) dan diberi nomor secara jelas pada denah tersebut 10 Frekuensi pengukuran/pembacaan Frekuensinya tergantung pada jenis, ukuran, lokasi, umur, kondisi bendungan dan kebutuhan yang ditentukan oleh Tenaga Ahli Bendungan. Frekuensi dapat berbeda_menurut kondisi perilaku bendungan atau musim dan kebutuhan operasional Jenis pengukuran yang harus dilakukan antara lain () — Tekanan por, penurunan dan pelenturan, tegangan, regangan, deformasi fondasi (i) Kebocoran dan rembesan, drainasi dan mata air, kuantitas dan kualitas. (ii) Sambungan beton: gerakan sambungan konstruksi dan sambungan kontraksi (iv) Kegempaan: gempa biasa dan gempa imbas waduk (bagi waduk besar). () Sedimentasi: pengukuran dalam dan luas endapan pada waduk, saluran pemasukan dan saluran pengeluaran, bangunan sadap utama. (vi) Hidrologi dan meteorologi: curah hujan, penguapan, aliran masuk, aliran keluar dan sebagainya. (vi) Elevasi muka air waduk. (vill) Elevasi muka air tanah. (i) Kualitas air waduk: pH dan bahan kimia terlarut Pemeliharaan sistem ‘Semua instrumen harus dipelihara secara rutin menurut jadual atau instruks! pabrik pembuat instrumen. Instrumen yang ketelitiannya dapat berubah harus dikalibrasi sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Pisometer atau alat ukur penurunan hidrostatik, sistem pipanya harus dibilas secara teratur untuk menghilangkan gelembung udara atau endapan koloran. Lubang drainase harus diperiksa dan dibandingkan dengan gambar desain. Personil pengukuran Pembacaan dan pemeliharaan peralatan pengukuran/instrumentasi _harus dilakukan oleh personil yang memenuhi syarat, terlatin dan berpengalaman, yang dapat memahami informasi yang ditampilkan oleh alat pemantau. Untuk alat yang tebin canggih pengukuran perlu dilakukan oleh personil yang profesional seperti tenaga ahii bendungan, Untuk pengukuran rutin peralatan sederhana dapat dilakukan oleh personil biasa atau petugas O&P yang ada di lapangan dengan diberi pelatihan lebih dulu Umumnya petugas pada organisasi pengelola bendungan yang metakukan pekerjaan ini juga melakukan inspeksi visual rutin, Catatan dan laporan Pengukuran dan observasi yang dilakukan pada waktu pelaksanaan konstruksi, Pengisian waduk dan selama operasi harus dicatat secara sistematis dan dilaporkan kepada tenaga ahli yang bertanggung jawabd dalam pengamatan bendungan, sebagai bahan evaluasi, Tenaga ahi tersebut harus mempunyai data lengkap dan mutakhir mengenai kinerja bendungan, fondasi dan daerah sekitamya. 4 2.2.2 Inspeksi/Pemeriksaan Visual Pemeriksaan visual penting untuk dilakukan, karena tidak semua perubahan kondisi dan (perilaku tertentu bendungan dapat diperkirakan dari hasil pengukuran atau Pembacaan instrumen. Sebagai contoh munculnya daerah basah di lereng bendungan atau munculnya mata air baru atau bocoran di hilir bendungan. Iraian inci mengenai inspeksi/pemeriksaan visual disajikan pada Bab Ill dan seterusnya, 2.2.3. Uji Operasi Uji operasi dilakukan pada, sistem pengeluaran bawah {botfom outlet), pintu pada bangunan pelimpah, pintu intake serta peralatan penunjang keamanan bendungan lain seperti sistem gawar banjir. Uji dilakukan untuk mengetahui kesiapan operasi pintu pada kondisi normal maupun pada kondisi darurat seperti hujan badai den gempa. Pada saat dilakukan uji operasi, juga dilakukan pemeriksaan terhadap kondisi Peralatan atau pintu-pintu tersebut, adakah cacat atau kerusakan yang perlu perbaikan segera. Uji operasi pintu, dilakukan pada pintu atau katup pengatur ‘maupun darurat, termasuk sistem pengendalinya 2.24 Organisasi, Tugas dan Tanggung Jawab Agar keamanan suatu bendungan dapat terjaga, bendungan harus selalu berada dalam pemantauan satuan organisasi yang bertugas melakukan pemantauan perilaku bendungan. Satuan organisasi pemantauan, umumnya menjadi bagian dari organisasi Operasi dan Pemeliharaan (O&P) bendungan. Besar keciinya suatu organisasi Operasi_dan Pemelinaraan, umumnya tergantung pula pada besar kecil, dan karakteristik bendungan, Bendungan-bendungan kecil umumnya memiliki struktur organisasi yang lebih sederhana dibanding bendungan yang lebih besar. Pada Gambar 3 disajikan conton organisasi O&P sederhana beserta kualifikasi personil O&P yang dibutuhkan, Pada Gambar 4, disajikan 4 level organisasi_ yang terlibat dalam kegiatan pemantauan bendungan, dengan tugas pokok masing-masing (tugas dan tanggung Jawab ‘inci, dapat dilihat pada bab il, Pedoman Operasi, Pemelinaraan dan Pengamatan Bendungan bagian 2 Pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan, Maret 2003). 12 ENJINER SUPERVISOR Sarjana Teknik Sipil, pengaiaman bidang rekayasa dan OaP bendungan 5 ~ 10 tahun a PENGAMAT BENDUNGAN Minirnal Sarjana Muda Teknik Sipil, telah mengikuti pelatihan rekayasa dan O&P bendungan, pengalaman (O&P minimal § tahun c Juru Bendungan Bidang Operasi Jura Bendungan Bidang Pemeliharaan Juru Bendungan Bidang Pemantauan (Operaton SMUISUK dan pengnoman | | sii patnan tinea a smUret den Ding pometnaraan Diang intent pengalaman Sang Bendangan, kata dan vembacsan can Spore SBA | amt Pencattan att = : leet se LE Sekuriti Operasi | _Personit Instrumentasi/ 2a || 8s | mat Yotap Pemantausn personil Personit {pekerja 2:3 personil tetap) tetap) L 's) (tetap) Catatan ; Jumlah personil tergantung pada dimensi dan karakteristik bendungan GAMBAR 3 - CONTOH ORGANISASI DAN KUALIFIKASI PERSONIL 08? BENDUNGAN 13 Pemantauan 1. Petugas O&P : Pemeriksaan, Pengukuran, Uji Operasi 2. Enjiner berpengalaman : Interpretasi hasil observasl, pengukuran, uji operasi & laporan tahunan, pemerikeaanlinepeksi tahunen 3. Enjner Senior (Expert) : Pemeriksaan besar minimal 1x 5 tahun (blasanya dari luar Organisasi O&P) 4. BKB ~ KKB : Kajian, Evaluasi, Rekomendasi, inspeksi aval 2 thn setelah operasi, Inspeksi besar 1x per 5 thn, Inspeksi khusus! luar biasa GAMBAR 4 -TUGAS-TUGAS PELAKSANA PEMANTAUAN 2.3. Bagian-Bagian Penting Bendungan 2.3.1 Lokasi bendungan Bendungan dan tingkungan sekitamya harus berfungsi bersama-sama dalam salu kesatuan fungsi. Lokasi atau lingkungan daerah sekitar bendungan, akan menjadi bagian dari bendungan. Lokasi bendungan memiliki tiga bagian penting yaitu 4. fondasi 2. bukit tumpuan 3. daereh genangan waduk Lokasi atau Oaerah di sekeliling bendungan adalah bagian yang tak terpisahkan dari bendungan yang harus dapat mendukung konstruksi bendungan, dan juga ikut menahen air yang ditampung dalam waduk dengan aman Alam tidak selalu menyediakan lokasi yang paling ideal bagi bendungan. Karenanya, desain dan perbaikan khusus alas lokasi bendungan tetap diperlukan untuk mendapatkan fasilitias penampungan air yang baik Lokasi bendungan harus dapat 4, Mendukung bendungan 2, Menahan bendungan agar tidak bergerak 3. Menahan air yang ditampung Kebanyakan tipe bendungan ditentukan oleh kondisi lokasinya. Walaupun sudan diupayakan yang terbaik dalam: pemilihan lokesi, desain, dan pelaksanaan konstruksi, semua bendungan akan mengalami rembesan 14 2.3.2 Fondasi Bagian dari tapak bendungan yang mendukung konstruksi bendungan adalah fondasi Walaupun ada faktor pengaruh lain, tugas utama fondasi adalah memberikan dukungan yang kuat kepada bendungan secara keseiuruhan. Fondasi yang lembek tidak akan dapat mendukung berat bendungan. Kerena tujuan dibuatnya bendungan adalah untuk menampung air, fondasinya juga harus dapat menahan air yang mengalir di bawah bangunan bendungan. Material lempung/tanah liat atau batuan segaritidak retak-retak akan dapat menahan aliran air lebin baik dari pada material pasir atau kerikil 2.3.3 Bukit/Tebing tumpuan dan daerah genangan waduk Bagian lain lokasi bendungan yang juga haus kuat seperti fondasi dan harus dapat menahan air adalah bukit atau tebing tumpuan, Tebing tumpuan adalah daerah dimana ujung kirikanan bendungan bertemu dengan bukit sekitarnya PUNCAK BENDUNGAN Tesina TumPuan ‘TeeIng TuMPUAN Fonpast GAMBAR 5- LOKASI BENOUNGAN? Tebing tumpuan harus dapat mendukung konstruksi secara memanjang, ke arah hulu-hilir, dan ke arah vertikal, Daerah di belakang kondungan yang ditempati waduk juga sangat pening. Ukuran dan bentuknya menentukan volume waduk. Sepert halnya bendungan, fondasi, dan tebing tumpuan, daerah genangan inipun harus dapat meryimpan air. 2.3.4 Bangunan Pelimpah Bangunan pelimpah merupakan bagian yang sangat penting dari bendungan. Jika tidak didesain dengan kapasitas yang cukup, atau tidak dilaksanakan konstruksinya dengan baik, atau tidak dipelihara dengan baik, pada saat terjadi hujan badai air waduk dapat meluap di atas puncak bendungan yang berakibat runtuhnya bendungan, menimbulkan bencana dan kerusakan di hilir waduk, bahkan jatuhnya korban jiwa Bangunan pelimpah harus bebas dari hambatan, tahan terhadap erosi, dan terlindung dari kemerosotan mutu * Sumber: Om Safty Manual, Sate Engineer's Oee, Stale of Clorado-June 1983, dengan mosif kasi 15 2.3.8 Bangunan Pengeluaran Fungsi utama sistem pengeluaran adalah untuk mengatur keluamya air dari waduk Sistem pengeluaran melepaskan air ke hilir untuk berbagai keperluan seperti: irigasi, ait baku, pembangkit listrik, dan lain sebagainya. Sistem ini juga dapat dipakai untuk menurunkan air di waduk, pada saat keadaan darurat atau untuk perbaikan bendungan dan bangunan pelengkapnya Ukuran bangunan pengeluaran ditentukanberdasarkan laju kebutuhan air. Kecukupan sistem pengeluaran harus dievaluasi oleh tenaga ahi yang profesional 1 2 3. Lereng Ht 4 Pelimpen Utama 5. Pelmpah Darural 8 Bangunan Pengeluaran 7. Rumah Pengendal 8. Pemecah Energi 8. Kolam Oak 10, Salwan Air Ketucr 11. Weak 12) ering Apung 19. Pepan Duca |) Patox geser 15. Petok Tetaprbench mark 18. Pisometerpipa terouka 17. rainase Kats dan Tegunan 10. Remoesan Pada Taping Tumpusn 19, lat ukurrembesan V-noteh 20. Saiuran pongumpul remoesan 24. Jalan Masue 22. Pins vasuic 23, Tempat untuk memutar GAMBAR 6 - SKETSA | OKASI DAN BAGIAN-BAGIAN BENDUNGAN ® 2.4. Tipe-tipe bendungan urugan Secara garis besar tipe bendungan urugan adalah: ~ Urugan tanah, homogen Urugan tanah berzona — — Urugan batu 2.4.1 Urugan tanah homogen Tipe ini dibuat apabila hanya tersedia material kedap air (tanah liat) di sekitarnya, kkhusus untuk bendungan rendah, sampai dengan 40 meter. Permasalahan yang sering timbul adalah, ‘Sumber: Dam Safoty Manual, State Engineer's Offes, State of Ceorada-tuno 1883, dengan modikash 16 ~ graris freatik mencapai lereng hilir bendungan, hingga kemiringan harus tandai, ~ dapat terjadi pembasahan dan "sloughing" di kaki hilir bendungan. Pada bendungan urugan homogen sering dilakukan modifikasi dengan diberi “cerobong drainase” (chimney drain) atau drainase kaki 2.4.2 Urugan tanah berzona Tipe ini dibuat apabila tersedia lebin dari 2 jenis material, juga fondasi cukup baik. Zona inti yang kedap air dapat diletakkan tegak di tengah, atau di depan dengan kemiringan tertentu. Umumnya dilengkapi dengan penyaring, zona transisi, dan zona urugan batu baik di hulu maupun di hilir 2.4.3. Urugan batu Tipe ini dibuat ekonomis pada lokasi yang bahan batu tersedia banyak, bahan tanah kedap air sulit diperoleh, konstruksi penimbunan dilaksanakan pada musim hujan yang panjang, atau kemungkinan bendungan akan dipertinggi di masa yang akan datang. Bahan kedap air berupa membran dari beton, atau aspal, dapat diletakkan di bagian hulu atau di tengah bendungan. Penurunan urugan harus kecil, dan mesibran di hulu mudah diinspeksi ‘Tipe-tipe bendungan urugan * dapat digambarkan sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini (a) EEF EIOIT C) “AN DENGAN PENGRILAS "HIDRAULIC * Sumber untuk Gambae 7 dan 8: Prnsip Dessin Sangunan Utoms (Bendunyr), Kutsv» Pvinsp Oassr Desain Bendngen Uragan, Ju 2002 (nu Kae¢0) dengan rodtitas 7 i sur rean vaucan eaTu BeTow or Hua HULL) DDETON ASPAL DX UKA ‘slute) penbungan ‘bendungan homogen = bendungan homogen dengan drainase kaki bbendungan berzona = bendungan urugan batw GAMBAR 7 - TIPE BENDUNGAN URUGAN Zona kedap air Parit Halang/Penyekat Zona Stabilitas Hulu dan Zona Drainase Transiai Drainase Cerobong PitteriSaringan Zona Pelindung Zona Stabilitas Hilit Solimut Drainase Drainase Kaid Parit Drainase (Torbuka dan Tertutup} . ‘Sumur Lepas Tekan Selimut Hulu/Bianket Dinding Penyekat dari bubur bentonit, semen pasir Grouting tiaifinjeksi semen Berm rembesan GAMBAR 8 - TAMPANG MELINTANG TUBUH BENDUNGAN URUGAN 18 FOTO 1 ~BENDUNGAN DAN BANGUNAN PELENGKAPNYA, TAMPAK BELAKANG 19 BABII KONSEPSI INSPEKS! VISUAL 3.4. Umum Inspeksi visual adalah merupakan bagian dari kegiatan pemantauan yang sangat Penting untuk menjaga keamanan, fungsi dan umur layanan bendungan. Secara rutin inspeksi visual perlu dilakukan pada: ~ tubuh bendungan, yakn! lereng hulu dan hilit, puncak termasuk bendungan sadel; — bangunan pelengkap dan peralatan pendukungnya, yakni pengeluaran, pelimpah; — fondasi termasuk bukit tumpuan, kanan dan kiri — daerah sekeliling waduk, yakni daerah di belakang bendungan, daerah tepian waduk. Inspeksi visual harus dilakukan oleh tenaga yang terlatin sehingga memberikan peniiaian kondisi bendungan secara akurat. Inspeksi visual yang disertai dengan evaluasi pada catatan data hasil monitoring instrumentasi akan mampu memberikan gambaran kondisi bendungan yang lengkap baik yang terlihat di permukaan maupun di dalam tubuh bendungan. 3.2. Hal-hal yang perlu dicatat selama inspeksi Inspeksi_ visual harus mampu memberikan gambaran kondisi bendungan dan Memberi tahu sedini mungkin problem yang sedang mulai berkembang. Penjelasan kondisi bendungan yang akurat dan rinci dari hasil setiap observasi pada Pemeriksaan akan mampu memberi gambaran perbandingan xondisi bendungan dari waktu ke waktu. Semua hasil pembacaan dan pengukuran serta_penjelasan/deskripsi detail yang diperlukan untuk memberi gambaran akurat kondisi bendungan pada saat pemeniksaan, harus dicatat dan diarsipkan dengan baik sepanjang umur bendungan. Secara garis besar informasi ini dapat dikelompokkan dalam 3 kategori 1) Lokasi Lokasi atau posisi setiap daerah atau kondisi yang dicurigai atau menimbulkan tanda tanya harus digambarkan secara akurat agar dapat dilakukan evaluasi secara tepat. Seperti posisi kerusakan yang terjadi pada sepanjang puncak atau lereng bendungan, berapa meter dari titik nol yaitu titk pada pertemuan antar tubuh bendungan dan tumpuan (biasanya ditandai dengan Sta.) berapa tinggi di atas kaki bendungan, atau berapa jarak dari puncak bendungan. Hal ini juga beriaku dalam mencatat lokasi daeran atau kondisi yang menjadi tanda tanya pada bangunan pelimpah atau bangunan pengeluaran. 2) Ukuran atau luas Perlu dicatat pula: panjang, lebar, kedalaman atau tinggi setiap daerah/bagian yang dicurigai bermasalah (daerah basah, retakan, dil). 3) Deskripsi detail Pencatatan juga harus mencakup semua hasil observasi atau penjelasan rinci mengenai suatu kondisi, yang mencakup antara lain: 20 RU sespaogm L Besar debit rembesan yang keluar dari sistem drainase. Besar debit rembesan dari suatu. sumber rembesan, Wama atau kandungan sedimen di air Kedalaman atau ketebalan kemerosotan mutu pada beton Panjang, lebar bukaan, kedalaman dan pola retakan. ‘Adanya kondisi: lembab, basah, atau jenuh, pada suatu daerah Kecukupan lapisan pelindung pada lereng Kecukupan sistem drainase permukaan Apakah lereng terlinat terlalu terjal? Apakah kemerosotan mutu berjaian sangat cepat atau normal? ‘Adakah perubahan kondisi pada suatu bagian atau komponen bendungan? Dan lain-lain Hal-hal di atas hanya merupakan contoh yang peru dicatat selama pemeriksaan, namun tidak berarti hanya sebatas hal-hal tersebut atau harus selurunnya tercakup; pencatatan disesuaikan dengan kondisi masing-masing bendungan, Bila ditemukan suatu kondisi vang berubah dari saat pemeriksaan sebelumnya, kondisi ini perlu dicatat dan’ difoto, diberi tanggal dan penjelasan apa yang ditampilkan dalam foto. 3.2 Problem Yang Sering Timbul Berbagai kondisi yang sering ditemui daiam pemeriksaan dapat menjadi pertanda adanya suatu problem yang sedang berkembang, seperti Cekungan, tonjolan lereng, Retakan pada: timbunan, beton, aspal, besifbaja. Retakan pada permukaan timbunan tanah dengan panjang sampai 3 m dan lebar 1 cm harus diukur dan dicatat, sedang untuk ukuran yang lebih besar harus dipantau. Pergeseran atau longsoran (di bendungan, tumpuan, tebing sekeliling wadur) Rembesan yang terkensentrasi pada suatu tempat atau bocoran. Daerah yang basah atau jenuh air. Lubang drainase tersumbat, debitnya berlebihan, atau almya keruh Bocoran pada bidang pertemuan antara timbunan dan tumpuan. Riprap yang tersingkap atau longsor. Lubang atau retakan pada beton pelindung lereng hulu. Rongga di bawah beton pelindung tereng hulu (dapat diperiksa dengan diketuk-ketuk), Kemerosotan mutu pada beton pelindung lereng hulu, pelimpah, bangunan pengeluaran dan konstruksi beton yang lain. Retak, lubang, kemerosotan mutu pada konstruksi baja, Ot. 3.4 Tata Cara inspeksi Agar catatan pemeriksaan Konsisten dan pemeriksaan memperoleh hasil yang tetbaik, pelaksanaan pemeriksaan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut! 2 a. Jangkauan pandang Pemeriksaan selama inspeksi harus mencakup seluruh bagian bendungan, dilakukan dengan berjalan kaki pada sepanjang dan selurun areal bendungan, berulang kali sesuai kebutuhan. Setiap orang umumnya mampu mengamati obyek dengan jelas sejauh jangkauan pandang 3 sampai 30 meter pada semua arah tergantung pada bentuk atau penutup permukaan, jenis material pada Permukgan, misal rumput, beton, riprap atau semak-semak JARAK PANDANG atuk dapat melinat selurun permukaen bendungan, dllakukan dengan begalan kaki sepanjong ermukaan bendungan, LINTASAN BERURUTAN Uputen pandangan yang memadal dapat dicapal dengan megyunskan sebua: joler paral! atau zig m9. LeRENG HILR LERENG HILIR JALUR LIPUTAN © Sumber: Dam Salety Mana, GAMBAR 9 - JANGKAUAN PANDANG DAN LINTASAN JALAN INSPEKSI PADA LERENG HILIR SECARA SEJAJAR DAN ZIG ZAG® late Engineors Offco, State of Clorndo-June 1953, dengan. madtikash, 22 Berhenti dan mengamati Pada tempat-tempat tertentu di lereng bendungan petugas inspeksi hendaknya berhenti dan melakukan pengamatan daerah. sekeliiingnya dengan sudut Pandang 360 derajat untuk memeriksa kondisi Japangan tanpa ada bagian- bagian penting pada lereng yang terlewatkan. cc. Urutan Urutan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan tergantung pada tata letak bendungan dan bangunan pelengkaonya. Pada umumnya agar pelaksanaan pemeriksaan membawa hasil yang maksimal, pemeriksaan dilakukan dengan urutan sebagai berikut: - — Lereng hulu - Puncak bendungan + Lereng hitir - Pengamatan rembesan - Bangunan pengeluaran + Bangunan pelimpah + Tepian waduk 3.5 Format dan penyimpanan laporan Semua laporan pemeriksaan harus disimpan dengan tertib. Laporan harus disimpan bersama dengan foto-foto selama pemeriksaan yang dilengkapi dengan tanggal dan penjelasan masing-masing foto. Hasil pemeriksaan dicatat dalam format yang baku. Conteh format pemeriksaan dapat ailinat pada lampiran Dua hal penting yang tidak boleh terlupaken untuk dicatat selama pemeriksaan adalah: - Elevasi muka air waduk - _ Kondisi cuaca yang berpengaruh pada pengamatan, khususnya hujan yang baru turun. Hal lain yang juga harus dicatat adalah setiap pengukuran dan pengamatan instrumen yang dilakukan selama pemeriksaan, hendaknya dicatat dalam format yang biasa digunakan dan dimasukkan dalam laporan pemeriksaan. Hasil inspeksi harus segera dilaporkan ke atasan atau enjiner, agar dapat segera dilakukan evaluasi dan tindak lanjut yang paling tepat, 3.6 Evaluasi hasil pemeriksaan Evaluasi hasil pemeriksaan adalah merupakan tugas enjineer. Dalam melakukan evaluasi hasil pemeriksaan, laporan-laporan pemeriksaan terdahulu perlu dipelajari lebih dulu_kemudian dibandingkan dengan hasil pemeriksaan terakhir. Data hasil pengamatan dan pengukuran yang teliti akan mampu memberi peringatan adanya perubahan-perubahan kecil pada pola/trend dari hasil pengamatan dan pengukuran, sehingge pengelola bendungan akan tahu adanya potensi problem pada bendungannya, sebelum kondisi ini menjadi ancaman yang nyata, 23 Segera setelan pemeriksaan dilakukan hasil pemeriksaan agar dibandingkan dengan catatan/data pengamatan sebelumnya untuk melinat Kemungkinan adanya perubahan pada bacaan atau pola/trend. Perubahan ini mungkin merupakan pertanda adanya problem yang sedang berkembang. Bila ditemukan adanya perubahan yang mencolok, gambar desain perlu dipelajari dengan seksama untuk melihat kemungkinan sebab-sebabnya. Perubahan-perubahan atau trend yang menimbulkan tanda tanya, hendaknya dicatat pula, tidak disembunyikan, Penjelasan rinci mengené evaluasi hasil pemeriksaan, dapat dilihat pada acuan normatif no 3 : "Pedoman Inspeksi dan Evaluasi Keamanan Bendungan”. 3.7 Persiapan pemeriksaanlinspeksi Sebeium pemeriksaan dilakukan, tim pemeriksa perlu melakukan_ persiapan- persiapan berikut (4) Pelajari laporan pemeriksaan sebelurnnya agar diketahui daerah-daerah yang perlu perhatian khusus. (2) Apabila tujuan pemeriksaan yang akan dilakukan adalah untuk mengevaluasi kondisi yang menimbulken tanda tanya yang ditemukan pada pemeriksaan sebelumnya, maka gambar desain dan gamber konstruksi harus dipelajari dengan seksama untuk mengetahui kemungkinan adanya penielasan yang berkaitan dengan kondisi tersebut. (3) Siapkan peralatan-peralatan pemeriksaan termasuk daftar simak dan format isian yang diperiukan. (4) Lakukan pertemuan dengan semua anggota tim inspeksi untuk pengaturan pelaksanaan inspeksi (5) Bila diperlukan penutupan pintu sadap atau pintu pengeluaran yang tain, Jakukan koordinasi dengan pihak terkait. (6) Bila mungkin, hendaknya pelaksanaan pemeriksaan dipilin pada hari yang cerah, 3.8 Peralatan pemeriksaanfinspeksi Peralatan-peralatan yang digunakan pada saat melakukan inspeksi antara lain: (1) Daftar Simak dan format isian pemeriksaan — sebagai pengingat untuk memeriksa semua kendisi yang penting, (2) Buku Catatan dan Pensil — untuk menulisimencatat hasil pengamatan (3) Tape Kecil ~ untuk merekam hasil pengamatan di fapangan, (4) Kamera — untuk mengambil gambar foto kondisi pengamatan di lapangan, agar dapat membandingkan antara kondisi sebelumnya dan kondisi sekarang. (8) Hand Level — untuk mengetahui okasi, tinggi urugan dan kemiringan lereng, (6) Alat Duga (Probe) — untuk mengetahui apakah suatu daerah jenuh atau hanya lembab saja, dengan mengamati kelembaban yang muncul di permukaan alat tersebut (7) Helm — untuk dipakai ketika memeriksa bangunan-bangunan pengeluaran yang besar dan bekeria di daerah konstruksi (8) Pita Ukur — untuk pengukuran yang akurat. 24 (9) Senter — untuk memeriksa bagian dalam dari bangunan pengeluaran pada bendungan kecil tanpa harus merangkak masuk (10) Sekop — digunakan untuk membersihkan drainase terjunan, membuang sampah/debris, menempatkan titik-titik pemantauan serta membunuh ular dan binatang pengerat (11) Palu — untuk memeriksa riprap atau beton. Harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menyebabkan kerusakan. (12) Tongkat — untuk memperkirakan kondisi material pendukung di belakang Permukaan beton atau aspal dari bendungan dengan pengetukan pada permukaan lapis pelindung material, yang akan menghasilkan bunyi tertentu jika terdapat rongga atau lubang di dalamnya, serta digunakan juga sebagai alat bantu jalan pada lereng yang terjal dan licin, (13) Teropong — berguna untuk memeriksa bagian yang jauh/sulit dijangkau, lokasinya susah didekati (14) Ember dan Pencatat Waktu — untuk mengukur aliran bocoran dengan akurat. Aliran rembesan akan mengisi ember sehingga memudahkan pemeriksa untuk menghitung debit aliran per detik. Ukuran ember bermacam-macam tergantung pada debit alirannya. (15) Batang dan Pita Pembatas— untuk memberi tanda dan batas daerah retakan dan daerah basah, (16) Sepatu Boot Kedap Air — digunakan pada sast pemeriksaan daerah-daerah di lokasi bendungan dimana terdapat air menggenang, (17) Penangkal Serangga ~ untuk menangkal gigitan serangga. (18) Peralatan Penangkal Ular — digunakan di daerah yang banyak ular melata dan ular berbisa, (19) Motor Boat dan Pelampung — untuk memeriksa daerah sekeliling waduk (20) Sepeda dan Sepeda Motor — untuk melakukan pemeriksaan di darat. 3.9 Saat-saat penting untuk inspeksi (1) Saat diperkirakan akan turun hujan badai: periksa pelimpah, saluran pengeluaran dan riprap. (2) Selama atau sesudah hujan badai: periksa_pelimpah, saluran pengeluaran dan riprap. (3) Angin topan: periksa kinerja riprap selama maupun sesudah angin topan, (4) Gempa bumi: segera setelah terjadi gempa lakukan pemeriksaan menyeluruh paling tidak dilakukan dengan frekuensi setiap minggu sekali selama jangka Waktu enam minggu. (5) Pengisian pertama; pemeriksaan dilakukan untuk memastikan bahwa kinerja bendungan, bangunan pelengkap dan fondasinya telah sesuai dengan asumsi- asumsi dalam desain 3.10 Frekuensi Pemeriksaan/Inspeksi Visual Pemeriksaan visual yang dilakukan oleh petugas O&P bendungan bervariasi dari pemeriksaan harian, mingguan, bulanan, dan seterusnya, berdasarkan: — _ tingkat klas bahaya bendungan kondisi bendungan faseltahap bendungan 25 _ obyek yang diperiksa, dan ~_unsur yang diperiksa Bendungan dengan dengan klas bahaya tinggi umumnya periu pemeriksaan visual dengan selang waktu yang lebih pendek dibanding bendungan dengan klas bahaya yang lebin rendah. Oemikian pula bendungan dengan kondisi kurang baik; bendungan dalam tahap pengisian awal, bendungan yang tidak memiliki instrumentasi yang cukup, pemeriksaan visual perlu dilakukan dengan selang waktu yang lebih pendek atau dengan frekuensi yang lebih tinggi Bagi bendungan yang belum pemah diperiksa atau tidak diperiksa secara teratur, untuk menilai kondisi dan kiner'a bendungan, harus dilakukan pemeriksaan secara ‘eliti sekurang-kurangnya satu tahun sekali, tapi akan lebih baik bila dilaksanakan setahun dua kali yaitu saat muka air tinggi dan saat muka air terendah. Pada saat ‘muka air tinggi, kita dapat mengetahui perilaku bendungan pada saat kondisi beban hidrostatik yang tinggi, sedang pada saai air rendah dapat dilakukan pemeriksaan Pada bagian-bagian yang biasanya terendam, seperti lereng hulu bendungan dan lain Sebagainya. Selanjuinya hasil pemeriksaan saat muka air tinggi dan saat muka air Fendah, dirangkum dalam satu laporan evaluasi tahunan, Secara umum frekuensi minimai untuk pemeriksaan, dapat dilhat pada Bab II Pedoman Inspeksi dan Evaluasi Keamanan Bendungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Maret 2003, Frekuensi minimal untuk inspeksi visual bendungan dengan kondisi normal, pada tahap operasi dan pemeliharaan atau setelah tahap pengisian awal, disajikan pada ‘Tabet 1 ® berikut. TABEL 1- FREKUENSI MINIMAL UNTUK INSPEKSI VISUAL ele) 2/ele|e] 3 | FREKUENS!INSPEKS! els] e] a) elEle | wig) elgia x)= Puncak bendungan: x I Lereng bendungan Tt | ir eee ee x eee [ Thus x I | Konia alangan fondasi z aa XW [Dasrai hil bend : ner - (TTepion wadik a +H [xe ieee eee [Galen pengeniral (inspection Gallary) /lerong inspekel x | i [Sonoran a | x 1 | ~Gaieri drainase /iorong drainasi x] L asi | | Bangunan pelimeah —_ ff eee eee ees = pengecatar aval (waa alia Wane da x7] / pongecekan fuga, saat eng — pe = pengecekan fungsi, saat basah T x7 Bangunan pengeluaran bewah r - = a = pengecekan visual (termasuk terowong), | x n fungi, saat + 7T I ® Sumber: Konsepsikesmanan bendungan Swiss 26 2 ean fungi, seal baseh Peralatan generator darurat ~ pengecekan visual ~ pengocekan fungsi Insteumentasi Jaringan tik seta TTelekemunikast Install tindakan darurat = Bengesekan visual =telpon. sistom tanpa kabel = pengecskan funge! Keterang y ‘Saat olovasi air waduk cendah sat elevasi air waduk ting soot elevasi sir waduk agak tinggi ‘saat musim kemarau (vegetasi) bbersama Sallak / Saikoriak Penanggulangan Bencana ar BABIV REMBESAN 441 Umum Pemeriksaan yang rutin dilakukan pada bendungan akan dapat mengenali setiap Perubahan yang terjadi yang mungkin merupakan pertanda adanya problem pada bendungan. Pengamatan rinci yang dilakukan selama pemeriksaan terhadap lokasi, fuas dan besamya rembesan yang muncul di permiukaan dapat memberi informasi perilaku dan kondisi bendungan. Dengan interpretasi terhadap pola rembesan, Pengelola bendungan dapat mengenali berbagai potensi problem sebelum berkembang menjadi ancaman terhadap keamanan bendungan. Setiap lokasi rembesan harus dikenali dan terus menerus dipantau. Hasil pemantauan luas daerah rembesan dan debitnya harus disimpan dengan tertib. 4.2 Hal-hal yang perlu perhatian khusus Semua rembesan yang muncul di dekat bendungan, baik yang berasal dari waduk maupun dari luar waduk, apabila tidak dikendalikan dengan baik dapat berkembang menjadi ancaman bagi keamanan bendungan. Semua rembesan tersebut harus selalu dipantau, dan mendapatkan perhatian yang khusus epabila ditemui hal-hal sebagai berikut a. Rembesan yang berlebihan, dapat membahayakan bendungan dengan cara: - Kecepatan rembesan yang tinggi lewat tubuh bendungan, dapat menimbulkan erosi yang progresif/sangat aktif pada material timbunan, yang kemudian menyebabkan runtuhnya bendungan. - Daerah jenuh pada tubuh bendungan atau tumpuan, dapat bergerak dalam bentuk longsoran yang besar yang kemudian menyebabkan runtuhnya bendungan| b. Munculnya rembesan baru. ©. Perubahan debit yang mencolok, atau perubahan warna rembesan yang menunjukkan tingkat kekeruhan, 43° Cara inspeksi Pencarian: Rembesan dapat terjadi tanpa terlihat oleh petugas O&P, untuk itu perlu dilakukan pencarian secara intensif pada seluruh daerah hilir bendungan, dimana rembesan dapat muncul. Terkadang pada daeran tertutup rumput pendekpun, rembesan tidak terlihat dan untuk menemukannya, daerah tersebut harus dijalani: Pemeriksaan atau penyelidikan: Kegiatan ini dapat membantu mengenali batas- batas daerah yang jenuh, tingkat Kebasahan atau kejenuhan, dan kedalaman permukaan yang jenub. Perbedaan tumbuhan: Tanaman yang tumbuh di daerah lembab, sering jenisnya berbeda dengan daerah sekitarnya atau berwama tebih hijau atau lebih subur dibanding tanaman sekitarya. Bila perbedaan ini ditemukan, daerah tersebut harus segera diperiksa dengan telit Bekas tapak kaki: Kedalaman tapak kaki yang ditinggalkan oleh petugas inspeksi pada daerah basah atau jenuh, dapat memberi pertanda seberapa jauh lunaknya permukaan timbunan atau permukaan tanah, 28 4.4 Contoh problem rembesan Problem rembesan yang sering ditemukan selama pemeriksaan meliputi Rembesan yang keluar dari satu tik sumber/lubang, Rembesan yang keluar melalui retakan. Rembesan yang keluar dalam bentuk sembulan di fondasi, Rembesan yang keluar dari titik di dekat bangunan pengeluaran. Rembesan dalam bentuk bocoran yang keluar lewat drainase bawah pelimpah. Rembesan yang keluar dari sambungan konstruksi, bidang kontak dengan tebing tumpuan. ParONe Problem-problem rembesan tersebut di atas dapat disebabkan oleh air waduk, aktfitas binatang pengerat, pelaksanaan konstruksi yang tidak baik, penyusutan material urugan, penurunan di dalam urugan atau fondasi, bagian dalam pipa pengeluaran pecah, retakari dan kekar dalam formasi geologi, terdapat lapisan kerikil atau pasir, dan drainase tidak memadai sehingga menyebabkan air mengumpul di belakang struktur. Rembesan yang berfebihan akan membawa material-material unugan, dan apabita hal ini berlangsung terus-menerus maka dapat mengerosi material urugan yang pada akhimya akan menyebabkan keruntuhan bendungan. Untuk itu peru diperiksa terhadap jumiahnye (berlebihan/tidak), wamanya (keruhijemih), daerah jenuh, dan vegetasi pada suatu daerah yang tampak lebih subur pertumbuhannya dibanding daerah lainnya, Agar lebih jelas, berikut disajikan contoh-contoh problem 7 akibatnya serta tindak lanjut yang diperiukan rembesan, sebab dan PROBLEM SEBAS DAN AKIBAT TINDAKAN YANG PERLU Sebab. Tindakan : campar 1o-nigcerumeur ieee ee eee BERLEBIVANKELURR Onrw SATU TSTCat ech bendongan, ‘eler don tena aka ar areas fie mengerosi dan’ memoawe ‘enje iebin berumour, masih ‘hotel urugan {Glap sama atau menja lebih 2. Ai banyak mengumpul di lereng jornth hii Air don materal urugen 2. Jka "debit_ alia meninokat foliar di solu tthe Ae ‘make elevasi av waduk haus ‘onggerspermuksan’ lereng siiwrunkan sempai aran stil Sehingga menyebabhan air tau Bethan ‘menjatl berumpu 8. Seoreng Tenega Ahi hawws rmemeitsa Kona tersebut dan Akioat mmenyarankan tndakon 12h ‘lan yang torus menerus dapat lent imengetosl-matealurugan yang dapat menyebebian keruntahen —_IGUTURKAN PERAN ENAINER bandungan * sumer: Dam Safety Manual, State Englnea's Oe, Sate of Colerade-June 1989, dengan modsikasl 29 PROBLEM GAMBAR 11 ~ JUMLAH AIR YANG BERLEBIHAN KELUAR DARI SATU TITIK SUMBER GAMBAR 12 - AIR KELUAR DARI SATU TITIK SUMBER YANG TINGGI PADA URUGAN GAMBAR 13-4 AIR KELUAR DARI LUBANG.LUBANG BIVATANG. PENGERAT GAMBAR 14 - ALIRAN AIR KELUAR MELALUI RETAKAN DI DEKAT PUNCAK ‘SEBAB DAN AKIBAT Sebab ‘Ac mernbust aur ateu pipa melewatl sbuh bendungan, Abiat ‘lean yang terus_menerus dapat ‘meneros! mater urugan yang dapat rmenyebsbkan kerunivhan sendongan, Sobab : 1. Binatang pengorat, atau pslak ssanaan konstruksi yang tak balk menyebabkan terjacinya slur a . Rip-rap: berupa batu-batu yang didessin dengan diameter dan ketebalan tertentu untuk mencegah tererosinya timbunan dari hempasan gelombang air waduk. Batu yang digunakan harus dipilin dengan diameter yang tidak seragam atau bervariasi agar tercipta hubungen diantara batu-batu yang saling mengunci (intertecking). Lereng harus cukup landai sehingga batu tidak menggelinding ke bawah, Problem yang sering ditemui: rusak/lepasnya rip-rap dikarenakan pelapuken, bergesemya riprap, dan erosi di belakang atau di bawah riprap Beton: Terbuat dari pelat beton yang dipasang menutupi pemmukaan lereng, Sambungan diantara pelat beton harus rapat atau kedap air untuk mencegah terjadinya erosi material timbunan di belakang pelat beton Problem yang sering ditemui: retak pada permukaan beton, kurang kedap air, retak karena penurunan tidak merata, terbukanya sambungan/nat © Sumber: Oam Safety Manual, State Engineers Ofc, State of Colorado-June 1969, dengan modiiast 37 ¢ Semen fanah (soil cement): adalah merupakan campuran antara tanah lempung yang dinancurkan, semen dan air. Bila campuran ini dikonstruksi secara benar, campuran akan mampu bertahan lama sebagai lapisan pelindung lereng terhadap hempasan gelombang Problem yang sering ditemui adalah: retak, ©. Perkerasan aspal: benipa beton aspal yang biasanya dengan lapisan pelindung semen aspal (asphalt mastic), yang diletakkan di atas gravel. Untuk menaikkan tingkat kedap air perkerasan aspal ini, kadang-kadang diantara lapisan beton aspal pertama (upper impermeable layer) dengan lapisan gravel ditambahkan lagi lapisan drain dan tapisan beton aspal kedua (lower impermeable layer) sebagai lapis kedap air bawah, serta di bawah gravel dipasang transisi. Problem yang sering ditemui: kemerosotan mutu pada aspal dan retak karena penurunan. £ Baja: berupa pelat baja yang dilas satu sama lain yang dilengkapi dengan sambungan-sambungan kontraksi (expansion-contraction joint). Problem yang sering ditemui adalah: retak, degradasi dan Sambungan kontraksi 5.5 Penyebab timbuinya problem Problem yang sering ditemui seperti yang dijelaskan pada subbab di atas, umumnya disebabkan oleh hal-hal berikut Hempasan ombak, Penurunan lokal Erosi buluh pada material urugan/fondasi. Lubang kecil di dinding pipa pengetuaran. Kualitas riprap jelek. Batu-batu berukuran seragam sehingga tidak saling mengunci Penyusutan tanah karena pengeringan Aktifitas binatang pengerat. Kemerosotan mutu pada riprap dan beton. Lereng terialu terjal. 11. Pergerakan pada tubuh bendungan atau fondasi. 12. Vandalisme/tangan jahil BOON OTRONS geOND : Untuk lebin jelasnya, berikut disajikan contoh-contoh problem * yang sering ditemui pada lereng hulu, sebab dan akibatnya dan tindak lanjut yang dipertukan Pada kondisi tertentu mungkin diperlukan penilaian/evaluasi oleh Enjiner untuk ‘menetapkan tindak fanjut yang paling tepat. PROBLEM SEBAB DAN AKIGAT TINDAKAN YANG PERLU GAMBAR 30 -LERENG TERIAL ‘Sebab = Tindakan : {SCARPS), BAGIAN DATAR, Hempasan_gelombang dan peau. Temukan sebab yang pest! (BENCHES), DAERAH SANGAT finan setempat menyebsbkan tansh teraciaya lerena tera, Lektkan TERJAL (OVERSTEEP) ddan atu tererosi dan longsor ke pekerjaan_tanah untuk mengemba- agian tereng yang lebih rendsh than urugan pada Kernringan Serta membeniuk suatu bideng —semula, lengkaph dengan pertin- data. ddungan’ yang memadal (gumnaken lapisan dasar dan riorap). Abibat: Daerah yang terest inl mengurangi lear dan tinggi urugan, seca dapat monyebabian rembesan bertambah atau bendungan impes. 38 PROBLEM GAMBAR 31- LUBANG BENAN GaMaar 32 LoNGsoR, SLUMP, ATAU GELINCIR GAMBAR 33 -RUSAK, HILANG- NYA RIPRAP_ ‘SEBAB DAN AKIBAT ‘Sebab: Etost ‘buh pada material urugen ‘atau material fendasi menyebabkan sualu iubang benam. Range yang tereros: dapat meayebabkan tubang benam. Lubang keel! di dinging pipa pengeluaran dapat menyebabkan ferjadexya labang bene Aklbat : Koneisi ini dapat membust waduk ‘menjadi kesong melalui lubang Kec i dincing pipa pengeluaren atau opet menyebabkan bendungan runtuh Karena tanah keluar melewst fondesi atau. melaisi bagisn ‘ben cdungen yang tak kedap a Sebab Tanah dan batuan becgerak menuruni fereng sepanang permucaan yang cin dkarenakan lerong teria teal, atau fondasinya bergerak Cat juga longsaren-longseran ef dalam doerah waduie Akibat: Longsoran demi tongsoren dapat menghambst setem pengelasran atau menyebabkan "kerunivhan Ddendungen, Sebab, Riprap dengen twaltas yang jjlek ‘mengelam kermerosotan muta, Hem= pasan gelombang menggeserrprap. Botu-batu butat dan berckuran same rmenggelinding ke tava, Abibat: Hempasan gelombang paca daerah Yang tidak’ terinaungl ini dapat ‘mengurangl ebar wrugan. TINDAKAN YANG PERLU Tindakan : Perksa baglam-bagian tain dark bendungan untuk mengotahu rem. bbesanalau lubang bensm lainnya Identieasi penyebad — terjadinys lubang tenam. Penisa rembesan ‘dan bocoran untuk mengetahul kekoruhemnya, Seorang Tenaga Ahi harus me: merksa dan manyarankan tivekan 1 ant, DIUTUHKAN PERAN ENJINER Tindakan, values dan pantau has lngsoran, “Turunen elevasi wack jka mem- bbahayakan keamanan bendungan, Secrang Tenaga Anil harus meme- risa dan menyarankan tindaton lebih taut DIBUTUHKAN PERAN ENJINER Tindatan Kembatian pada kondis_terong yang normal. Pasang lapisan dacar ‘an npeap yang bale 39 FOTO 3~CONTOH PROBLEM PADA BLOK BETON PELINDUNG LERENG HULU: KEMEROSOTAN MUTU, TERBUKANYA SAMBUNGAN DAN PENURUNAN YANG. BERAKIBAT PECAHNYA BLOK BETON PROBLEM SEBAB DAN AKIBAT TINDAKAN YANG PERLU GAMBAR 34-EROSIDI Sebab : Tindatan : BAWAHRIPRAP YANG Betu-batu berukuran sama membuat Kembalikan pada _kondlst pein. GRADASINYA TIDAK Balk gelombang dapat lewat diantaranya dungan lereag yang efekif, Paseng ddan mengerosibutran ker! kecil den material Tapisan dasar. ENJINER tanah DIBUTUHKAN untuk mendesain gradasi can ukuran baluan yang Abivat : kan dieunakan untuk lapisan daar ‘Tanah di bawah rprap tererosi Hal inl dan prep, rmenyebabkan rprap turn dan me- gurangi perindungan serta miengu- Seorang Tenega Ab haus _me- ‘engi lebar urge rmerkss kondis lersebut can many ‘ankan lindakan lei Fant DIUTUHKAN PERAN ENJINER Sobsab : Tindakan Sogion urugan bergerak Karena Turunkan muka alr waduk berdaser- kehilangen kekustan, sau fondesinya Ken besamya urugan yang bergerak, Dergerak, menyebabkan pergorekan uugen. ‘Seorang Tenaga Ane harus me- meres endlsi tersebut™ an Abibat : menyarerkan tndaken lebih lanjut Dapat menyebabken keruntuhan yang akan ambi bendungen. DIBUTUHKAN PERAN ENJINER PROBLEM ‘SEBAB DAN AKIBAT TINDAKAN YANG PERLU GAMBAR36-RETAK SUSUT — Sobab : Tindakan : Tanah ketilangan kelembabannye 1. Panlau retakan untuk mengetehui | dan monyustd, menyebabkan rlakan, pertambahan leber, dalam, atau | Pariangnye. | Catatan : | Biscanya ebanyakan terihat di 2 Seorang Tenege Ahi harus | puneak dan lereng hil memericsa kondisl tersebut dan | ‘menyarankantindakantebih Abibat lat | Huan lebat dapat mensisiretakan dan | menyebebian ‘sebsglan Kecl urugan -_DIBUTUHKKAN PERAN ENJINER, ‘bergerak sepanjang bicang gel GAMBAR 37- AKTIVITAS Sobab : ee BERANG.BERANG ATAU LLubang, terowongan dan goa disebab- Jautkan binatang-binatang pengerat TTIKUS AIR YANG BESAR ean farena galan binatang. Taneman- Temukan lokasi_galan dan luas fanaman tertentu den pohor-pohon yang _tefowwongan, Hilangkcan tempat yang tumbun di dekat “waduk dapat menjadi dapet menjad lingkungan bidup Bina habitat binetang-tinatang tersebut tang torsobut Perbalk kerusakan, Abibat ‘ka terowongantersebut_sampal menembus bendungan, dapat menye- babkan keruntufan Bendungen, GAMEAR35-RETAKAN PADA — Sebab: Tindskan PERMUKAAN BETON YANG Karena pelapukan olen cuaca, beton 1. Tentukan sebabnye. Tarbel MEROSOT MUTUNYA, mengalemi ‘Kemetosolan miau, sen dergan semen atau _hubungi sambungan juge rusek atau bergeser. ‘erie untuk menontukan metode | perbaikan yang permanen Akitat 2, Sika Kerusakan meluas, eorang Ss Tanah di belakang lapisanbeton = Tenaga Ait harus_memerksa fersebut teresosi dan terbentullah ‘Koni tersebut dan menyarantan, fongga, Lapisan beton yang tidak ada tindakan lebih lant ‘dakungannya retak DIBUTUHKAN PERAN ENJINER at BAB VI PUNCAK BENDUNGAN 61 Umum Pemeriksaan pada puncak bendungan dilakukan untuk mengetahui kondisi lapis atas jalan, retakan, penurunan, drainase, pergerakan, kondisi pager pengaman, dan lain sebagainya. Pada kondisi normal, kerusakan dapat diperbaiki dengan pemelinaraan Futin/normal, namun pada _kondisi tertentu, akan diperiukan pemeriksaan lanjutan oleh tenaga ahli berpengalaman atau bahkan diperiukan investigasi oleh konsultan yang berpengalaman 6.2 Hal-hal yang perlu perhatian khusus. 6.2.1 Retak memanjang Retak memanjang: dapat menjadi pertanda adanya lokasi ketidakstabilan, perbedaan penurunan, dan atau pergerakan di antara zona-zona pada tubuh bendungan. Retak memanjang ini dapat digolongkan sebagai retakan tunggal atau hampir tunggal yang sejajar sepanjang tubuh bendungan. Retak memanjeng biasanya memiliki kedalaman lebih dari 30 cm, dan kadang disertai adanya perbedaan tinggi diantara sisi-sisi fetakan, Retakan ini berbeda dengan retak susut karena mengeringnya tanah yang biasanya berselang-seling, berpola tidak menentu, dangkal, sempit dan banyak. Retak memanjang dapat merupakan awal dari pergerakan vertikal. Pergerakan vertikal biasanya diikuti dengan pergeseran pada permukaan hulu atau hilir bendungan. Contoh perkembangan retak memanjang dapat 39". eer rerun 5B) Perkembangan Retak Memanjang PERGESERAN VERTIKAL D) Retak Momanjang Berkembang ©) Pergeseran Awal Menjadi Pergezeran Vertikal GAMBAR 39 - RETAK MEMANJANG YANG MERUPAKAN AWAL KERUNTUHAN BENDUNGAN © Sumber: Dam Salty Menu, State Engineer's Office, State of Cotoradorlune 1983, dengan mediskasi 42 FOTO 4— CONTOH RETAK MEMANJANG AWAL PADA PUNCAK BENDUNGAN YANG DILENGKAP! DENGAN PER- KERASAN ASPAL FOTO 5 - CONTOH RETAK MEMANJANG PADA PUNCAK BENDUNGAN YANG SUDAH MULA BERKEMBANG MENJADI PERGESERAN VERTIKAL 43 6.22 Retak melintang Retak melintang: dapat menjadi pertanda adanya perbedaan penurunan atau pergerakan diantara bagian-bagian bendungan, Retak melintang biasanya berupa retakan tunggal atau menyerupai bentuk retakan tunggal yang berarah melintang tegak lurus tubuh bendungan. Retakan ini biasanya memiliki kedalaman > 30 cm, yang mudah dibedakan dengan retak susut Retak melintang sangat berbahaya terhadap keamanan dan keutuhan bendungan. Bila retakan ini telah berkembang sampai di bawah permukaan air waduk, rembesan akan segera berkembang melalui tubuh bendungan yang diikuti dengan aliran bulun dan bila tidak segera ditangani akan terjadi_keruntuhan bendungan. Contoh perkembangan retak melintang dapat dilihat pada Gambar 40 *- A) Retak Metintang Awat 5) Perkembangan Retak Melintang Menuju ‘ke Suatu Tiuk dl Sawah Garis Air €) Retak Melintang Berkembang Manjadi Situasi Pelimpacan — Kondis! Telah Berkembang ke ‘Tail Keruntubian Yang Terjadl GAMBAR 40 - PERKEMBANGAN RETAK MELINTANG Bila hal tersebut terjadi, petugas O&P hans segera melaporkan kepada atasannya, dan atasannyalenjineer harus segera menindaklanjuti laporan tersebut dan melaporkan kepada Direktorat pembina dan Komisi Keamanan Bendungan. 6.3 Contoh problem pada puncak bendungan Di bawah ini disajikan beberapa kondisi yang dapat dijumpai saat pemeriksaan pada puncak bendungan. Sebagian besar kondisi tersebut dapat diperbaiki dengan pemeliharaan rutin dan berkala, dan beberapa kondisi_ memerlukan pethatian tenaga Sumber: Dam Safty Manual, Sate Enginea’s Offic, Sate of Colorado-June 1983, dengan rods ahli yang berpengalaman, Karena dapat mengancam keamanan dan keutuhan bendungan Erosi permukaan, paritan, alur erosi Deformasi dan retakan pada daerah yang luas, cekungan, ketidak lurusan bentuk, Retak memanjang/melintang/retak susut Pergeseran vertikal ‘Lubang benam, penurunan lokal dan retakan ‘Alur rembesan Genangan. ‘Tanaman liar selain rumput. Alur bekas roda. Nea POnNOMAY Problem-problem tersebut di atas biasanya disebabkan oleh = Peluapan karena kapasitas pelimpah tidak memadai. 1 2. Penurunan tidak merata. 3. Pergerakan vertikal 4, Erosi pada material urugan. 5. Erosi angin. 6. _Erosi buluh/piping. 7. Lubang di datam saluran pengeluaran 8. Aktifitas binatang pengerat 9. Perataan dan drainase permukean yang jelek. 40. Pemeliharaan kurang baik 41, Lenturan (defleksi) tidak merata 42. Lalulintas kendaraan berat 13. Penyusutan dan pemuaian material urugan, Untuk mengatasi problem-probiem di atas maka upaya yang perlu dilakukan penyumbatan terhadap retakan, penimbunan pada lubang-lubang benam dan bagian yang cekung, perataan puncak, pembuangan tanaman-tanaman liar yang merugikan, Pengendalian binatang pengerat, dil Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan contoh-contoh problem"? yang sering ditemui pada puncak bendungan, sebab dan akibatnya dan tindak lanjut yang diperlukan. Pada kondisi tertentu mungkin diperlukan pemeriksaan dan penilaian yang lebih mendalam oleh Enjiner untuk menetapkan tindak lanjut yang paling tepat. " Sumbor: Dam Safety Manus, State Engineers Offes, Slate of Celorado-June 1963, dengan mesic, 45 PROBLEM GAMBAR 41- RETAK MENANJANG CAMBAR 42- PERGESERAN VERTIKAL GAMBAR 43 - RETAK MELINTANG ‘SEBAB DAN AKIBAT Sebab = 4. Penurunan yang tidak merata antara bagian-bagian atau zona-zona yang berdekatan di dalam urogan, 2, Keruniuhan pondasi-menyebabkan hilangnya“dukunganterhadap ‘urugan. Akibae: 4. Menyebebken melemahnya bagian lurugan di tempat fu. Bise menjad tithe aval dart pergorakan struktur selerjutnya, deformash (pecubahen Dentuk) atau keruntunan, 2, Membuat jalan bagi alan pormuks. an untuk masuk Ke dalam urugan, membuat daerahurugan yang Derdekatan menjadl jenun, dan dapat rmenyebabkan Keruntunan setempat Sebab: 1. Pergorakan vertkat antara_bagian- ‘agian yang berdekatan dari wrugan 2, Deformasi {penibahan bentuk) suk tur atau keruntuhan yang disebabican oleh togangan etruktur tau kotdake stabilan, atau oleh keruntuhan pondasi Abivat: 4, Menyebablen_melemahnyabagian turugan oi tempat tersebut yang dapat rmengekibetkan pergeraian lebih fenjut 2. Menyebabkan ketidatstabian sruktur slau keruntunan, 3, Membuat jalan masuk bagi ar perma aan yang dapat memperiin bigang geiiner. 4 Menguangi penampang —intang turugan yang ade. ‘Sebab: 1. Pergerakan yang téak merata antara segmen-segmen urugen yang berdekatan. 2. Deformasi (gerubahan bentuk) yeng Gsebabkan oleh tegangan stultur ‘atau kelidakstatllan, Anibat 4 Dapat membuat aur bagi rembesen rmelevtl penampang-intang urug 2. Menyebabian melemannya bagian tuugan i daerah tersebut. Perge- akan struktur, deformast (pe rubahan bentut), atau kerurtuhan Tindakan: Didatesul olen erost yang memper- 1. Peiksa dacrahterhadap rombesan Pee feman agian leceng” Depa! igs 2, Pantau terhadap kemungkinan tera ftemukan pads lerengtereng yeng inva keruntuhan, relat teal 9. Seorang Tenogs ANI harus meme fitsa hondlst tereebut dan’ menyo- Abibat ‘enkan tindeian lebih lent. Dapat.menyebadkan teradirys. ost pada zona kedp ab. DIBUTURKAN PERAN ENJINER GAMBAR 59 - LUBANG ——Sabad Tindakan = SENAM/RUNTUM Pemadaten tidak memadsi; Wubong 1.Perksa dan sagere perbaki bang bimatang pengerat dibevah; eresibuuh —fubang binatang pengerat. Kendal rmetewalt rugan atau fondast kan binatang-binatang pengerat tntuk mencegan kerusakan Feit Atibat: tent Memperpendek alur rembesan, dapat 2 Seorang Tenaga ANI memeriksa menyebabkan hanjutnya urugan ondisk tersebut dan menyarankan tindakan lain lank. DIQUTUHKAN PERAN ENJINER 53 PROBLEM GAMBAR 60- POHON-POHON | SEMAK-SEMAK YANG MENG- HALANGI PANDANGAN CAMBAR 61 - AKTIVITAS BINATANG PENGERAT GAMBAR 62 -LINTASAN BINATANG TERNAK SEBAB DAN AKIBAT Sead : Tanaman yang tumbah dt dserah tu Aki: ‘Akar-akar ponon besar _depat membuat alur combesan, Semake semak dapat menghalang! pan- angan pada cast mepeks! visual ‘dan menjadi tempat nga einatang binatang pengerat, Sebab Jumiah_binatang pengerat yang ‘angat banyak. Akibat: Mengurangi panjang alur rembesan Dapst menyebabkan keruntuhen arena ecoei Balu Sebab: Lintasan binatang _temak yang berlebinan, dapat’ merusak lereng terutama fika dalam Keadaan basan Akitat Menjadikan dacrah cake teringungl terhadap erosi dan menyebabkan terjadinys jalur erosi, Manyababkan far menggenang. Daerah tersebut ‘muah mengalaml retak pasa saat keeng, TINDAKAN YANG PERLU Tineakan : 1. Buang semua pohon yang besar an Berakar dalam sefta semale semak yang ada di tae atau oh kat urugan. Timbun kemba ‘ongge-rongga dengan baik 2 Kendalian semua tumbuhan of alas urugan yang dapat meng halangipandangan pada seat ‘spel vival Tindekan 1. Kendaban binatang pengerst untuk mencegan keausakan yang lebih besar. 2, Timbun kembalt lubeng-bang binatang pengerat yang ada Tindakan = 1. Pagal agar tinatang ternal tidak rmasuk ke daerah urugan 2 Perbaikiperincungan terhacap erosi, dengan iprap, penanaman rumpus 54. BAB Vill BANGUNAN PENGELUARAN 8.4 Umum Agar pemeriksaan pada bangunan pengeluaran (outlet system) dapat dilakukan dengan baik harus dibuat rencana yang matang dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, Karena perlu dilakukan penutupan aliran dan pemompaan daerah yang tergenang. Pemeriksaan dilakukan bila dijumpai adanya problem pada bangunan pengeluaran. Pemeriksaan harus melibatkan enjineer, bahkan dalam banyak kasus, harus melibatkan pula tenaga-tenaga ahii terkait yang berpengalaman. FOTO 7 UJI OPERAS! SISTEM PENGELUARAN IRIGASL 82 Konfigurasi umum bangunan pengeluaran Gambar di bawah memberi gambaran beberapa tipe konfigurasi_ bangunan pengeluaran"’, yang dapat membantu memahami komponen-komponen yang ada pada bangunan pengeluaran dan yang perlu diperiksa. Sumber untuk Gambar 63 dan 64: Dam Safety Manual, State Engineors Ofice, Sate of Coleradowune 1983, dengan moda 55 BOK __ROMTHOL PENCE TERA Se. rina venrtastupana Ny Sauna Ne etcateatuean “HOA BERT ERAN GAMBAR 63 - CONTOH KONFIGURASI UMUM BANGUNAN PENGELUARAN DENGAN KATUP/PINTU DI HULU (7 POMTROLPENGELUASAN DENGAN PENGARA STAN & zm seucenan Saas een GAMBAR 64 - CONTOH KONFIGURASI UMUM BANGUNAN PENGELUARAN DENGAN KATUP DI HILIR Pipa ventilasi udara - pipa yang didesain untuk mengalirkan udara ke dalam saluran pengeluaran guna mengurangi turbulensi saat pengeluaran air. Udara tambahan biasanya diperlukan di hilir tempat penyempitan, misalnya di belakang katup, Blok bantalan tekan - blok beton yang menopang atau menyangga alat pengatur pengeluaran dan menyerap gaya yang diberikan oleh stang/batang bila katup dibuka atau ditutup, Penyaring sampah - kisiftiai atau teralis yang ditempatkan di fuar bangunan pengeluaran, dan direncanakan untuk menjaga agar sampahidebris tidak masuk dan menyumbat kenduit tersebut. Ring penyekat rembesan - ring dari logam atau beton yang dibangun di sekeliling sisi luar dari konduit pengeluaran dan direncanakan untuk membatasi aliran air rembesan yang berdekatan dengan pipa tersebut. Kolam olak - kolam buatan atau alami yang ditempatkan di ujung hilir konduit pengeluaran dan direncanakan sedemikian sehingga pelepasan dari saluran pengeluaran tidak mengerosi kaki bendungan 56 8.3. Prinsip-prinsip penting 8.3.1 Kavitasi: ketika air mengalir melalui suatu sistem pengeluaran melewati hambatan-hambatan (contoh: katup-katup), maka dapat terjadi penurunan tekanan pada air. Jika tekanan air setempat turun di bawah tekanan uap air, maka akan terjadi Kondisi hampa udara, dan air seperti mendidih, sehingga menyebabkan rongga di dalam air yang mengalir. Rongga ini kemudian pecah dan menyebabkan gelombang kejut yang dapat merusak pipa pengeluaran atau katup pengontrol. Proses ini disebut kavitasi, dan dapat menjadi suatu masalah yang serius bagi bendungan-bendungan yang tinggi dimana kecepatan alirannya tinggi. Kavitasi dapat dikurangi dengan mengaliri udara melalui pipa ventilasi di suatu titi di hilir katup pengatur, di tempat dimana diperkirakan akan terjadi penurunan tekanan. (Lihat Gambar 63). Pipa ventilasi akan membangkitkan tekanan atmosfir sehingga tidak terjadi ruang hampa udara, dan kavitasi dapat dihindari 8.3-2 Lokasi Katup Pengeluaran: Gambar 63 dan Gambar 64 memperlihatkan kemungkinan penempatan katup-katup pada beberapa tempat di sepanjang pipa konduit. Penempatan katup yang lazim adalah di ujung hulu karena pipa di hilir katup tidak bertekanan. Demikian juga, pipa konduit dapat dikeringkan untuk pelaksanaan inspeksi atau perbaikan, dan dalam keadaan darurat misalnya apabila konduit tersebut rusak (Lihat Bagian 8.4). Keuntungan- keuntungan ini tidak bisa diperoleh jika katup ditempatkan di ujung hilir konduit, Jika katup hilir digunakan untuk pengaturan aliran, maka sistem tersebut juga harus mempunyai sebuah pintu pengaman (guard gate) di dekat ujung hulunya. (Lihat Gambar 64). 8.4 Hal-hal yang periu mendapat perhatian Pada Gambar 65, 66, dan 67 “ disajikan tiga tipe model kegagalan sistem bangunan pengeluaran, yang semuanya disebabkan oleh adanya lubang pada konduit, Sumber untuk Gambar 65, 85 dan 67 : Dam Salty Manual, State Engineers Offa, State of Celoradostune 1983, dengan medias. 87 (2) REMBESAN SEPANLIANG. SISILUARPIPA = (0) AWAL KeRUNTUMAN AUIRAN MENINGKAT ARENA EROS! SULUH WUBANG MEMBESAR {e) WabUK DIKOSONGKAN MELALUL PENGELUARAN socom | | | | | i GAMBAR 65 - KERUNTUHAN DISEBABKAN OLEH BOCORAN DI SEKELILING PIPA PENGELUARAN Konduit pengeluaran menjadi bertekanan disebabkan oleh katup hilir yang tidak mempunyai pintu pengaman di hulu (upstream guard gate) a. Lubana bocoran berkembang disebabken oleh karat, kavitasi, penurunan (settlement), dan tain-lain pada pipa. Air rembesan mengalir ke dalam urugan dan sepanjang Konduit ke kaki bendungan b. Lubang bocoran di dalam konduit meluas dan rembesan meningkat. Keruntunan karena erosi buluh mulai terjadi dan berkembang ke arah hulu, konduit pengeluaran. Waduk menjadi kosong dan menghanyutkan sebagian | | c. Keruntuhan kerena erosi buluh berhenti setelah mencapai lubang bocoran pada | bendungan dan bagian hilir dari konduit. | | | 58 [LUBANG DI DALAM SALURAR o GAMBAR 66 - WADUK MENJADI KOSONG AKIBAT BOCORAN LEWAT LUBANG DI UJUNG HULU PIPA PENGELUARAN Katup Hulu. Konduit pengeluaran tidak bertekanan. a. Lubang bocoran berkembang disebabkan oleh kerat, dan lain-lain. Air merembes dari waduk ke dalam konduit. b. Lubang bocoran pada konduit membesar, rembesan meningkat, erosi buluh mulai terjadi dan berkembang ke dalam waduk. Terjadi lubang beam yang berkembang di lereng hulu. c. Lubang benam membesar dan air waduk keluar melalui konduit pengeluaran, a DALAM rs 6 wean ewesaR © Wonne acne TeRSENTUK GAMBAR 67 - ALIRAN TURBULEN DAN TEKANAN YANG TERJADI AKIBAT HAMBATAN DI PIPA MENYEBABKAN TERJADINYA LUBANG BENAM DI DEKAT UJUNG HILIR PIPA 59 Katup Hulu, Konduit pengeluaran menjadi bertekanan karena adanya hambatan atau Tuntuhan di bagian hilir pipa. @. Terbentuk fubang bocoran yang disebabkan oleh karat, dan tain-tain. Runtuhan/hambatan menyumbat sebagian konduit, menyebabkan air merembes ke dalam tubuh bendungan. b. Lubang bocoran membesar karena tambahan aliran air dan terjadi rongga di atas pipa. Aliran air yang menekan, secara perlahan akan mengerosi urugan tubuh bendungan ¢. Rongga runtuh, membentuk lubang benam di lereng hilir. Waduk tidak menjadi kosong karena katup pengontrol hulu tidak rusak. 8.5 Cara Inspeksi Pemeriksaan pada bangunan sistem pengeluaran diperlukan untuk memastikan bahwa sistem ini dapat _berfungsi dengan baik serta untuk menemukan kemungkinan adanya problem yang dapat menyebabkan kegagalan Uji pada bangunan pengeluaran: a. Semua katup dan pinty harus dibuka penuh dan ditutup paling tidak sekali dalam satu tahun, Hal ini berguna untuk mengendalikan berkembangnya karat pada pemegang stang pintu dan frame pintu serta untuk memeriksa kemampuan atau kesiapan operasi sistem pengeluaran. Terjadinya gerakan sentakan atau gerakan tidak teratur pada katup/pintu, menandakan adanya problem yang memeriukan pemeriksaan lebih dalam. b. Sistem harus diperiksa sampai bukaan penuh, buka katup perlahan-lehan untuk memeriksa suara gaduh dan getaran. Katup pada posisi tertentu, mungkin akan menimbulkan furbulensi yang lebih besar, periksa atau dengar suara yang timbul, suara mirip kerikil yang terbawa aliran di dalam pipa, menandakan adanya proses kavitasi. Hindarken pembukean katup atau pintu pada posisi tersebut. c. Periksa kesiapan operasi seluruh sistem peralatan mekanik dan listrik yang terkait dengan operasi sistem pengeluaran, Sumber listrik untuk operasi sehari- hari maupun cadangan dan penerangan harus berfungsi seperti yang direncanakan dan harus dalam kondisi baik. 86 Hal-hal khusus yang harus diperhatikan dalam inspeksi sistem pengetuaran Hal-hal khusus atau problem yang sering ditemukan pada bangunan pengeluaran : Pipa pengeluaran rusak (retak, lubang, sambungan yang tidak pas). Kebocoran katup. Balok penyangga, stang pintu dan pemegang stang patah. Ujung bangunan pengeluaran rusak/runtuh Erosi di kaki bendungan. prene 60 Penyebab dari problem-problem di atas adalah Penurunan. Tekanan Karat. Erosi Vibrasi Kavitasi, Aus. WO PNOBAYNA> ‘Saringan sampah hilang/rusak. Kemerosotan mutu pada beton. 10. Pintu dibuka dengan paksa. 11. Kualitas beton jelek. 12. Tidak ada kolam peredam energi di ujung hilir konduit. Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan contoh-contoh problem yang sering ditemui pada sistem pengeluaran, sebab dan akibatnya dan tindak lanjut yang diperlukan. Pada kondisi tertentu mungkin dipertuken penilaian/evaluasi oleh Enjiner untuk menetapkan tindak lanjut yang paling tepat. KONDSI YANG DITEMUL GAMBAR 68 - PIPA PENGE- LUARAN RUSAK i 7 fe SEBAB DAN KERUGIAN Sobab: Penurunan; kara sevab. Karat (pipe baja) Erosi (pip betoo) Kaviast Sebab : Penurupan atau pelaksanaan konstuts! yang burUk Kerugian Terbertuksya alur ar untuk keluar atau masuk ke dalam pip TINDAKAN YANG DIPERLUKAN Untuk semua konais! Penisa apakah aca ale yang masuk atau keuar dari pipa paca retakani ‘ubang, dt Katue pipa i sakitar daerah yang ‘usak, Jka terdengar bunyllebh ayaring (Gung.dung), maka hal tu meng Indicaskan tesjadinya congge ‘Sepanjang sii lus kondu. Ske ciourigaikeruntuhan yang berkembang sama dengan yang trthat pada Gagian 84, maka mintalah bantuan Eniiner "© Sumber: am Safety Manual, State Enginon's Office, Stato of Clorado-June 1863, dengan mositkas 61 KONDSI YANG DITEMUt GAMBAR 69 -KEROCORAN KaTup PINTU TERGATGAL BENDA KERAS ual aad ‘GAWANGAN RUSK wad ozo = GAMBAR 70 ~ PERALATAN PENGENDALUPENGATUR prow ene Peta? SEBAB DAN KERUGIAN sobab. Penyaring sampah lang atau ucake Konugian : Pint’ tidak akan menutop. Pinty atau stang bisa rusk jika_pinty ipaksakan dittup, Sobab : keret, "tekenan, vibrasi, atau fegangen ekioet pemaksaan dalam ‘menaiup pinte yang macet Kerugian Daun pinta bisa rusak seluruhnya, waduk menjad! kesosng, ‘sebab: Karat, erosi, kavlas), virasi, tau Kerugian Kebocoran dan filangnya dukungan pada daun pintu. Piety. mungkia terikat dalam gawangan sehingga tidak dapat cioperasikan 1. BALOK PENYANGGA PATAH Sebab: Kemerosatan mutu pada beton Pintu yang macet dibuke dengan paksa, Kerugian = Menyebsbian balok dukungen pengendall mirng; stang pit ferepi,pinty tidak dapat eibuka, lok penyangga rusak sehingga pengeluaran tidak dapat ciopera- Bian, 2.STANG PINTU BENGKOK ATAU PATAH Sobab + Korat, Pinu dibukatatutup dengan paksa. Pomegang etang patah atau tidak bai Korugian : Siotom pengoluaren tidak dapat doperasican PEMEGANG STANG PATAH! HILANG Sebab : Korat Pelumasan yang tidak ‘memadai.. Pints yang macct ibukaldtutup dengan pakse, Kerugian : Hilsngaya dukungan _terhadap slang. pengontrol, Pada stang bisa terjacl fefuic atau patah jika Gpeksakan dioukalstutup (So- pert dalam contoh ii. TINDAKAN YANG DIPERLUKAN Tindakan NNaikan dan turunken pint feerahantahan sampai benda Yano ‘mengganjal (elepas dan mengepung relowati katup. Seat alr wack cit runkan, perbaiki dan gantish pe yaring sampah. Gunsken kotupivalve anys dalam posis} terbuka atau terttup penuh, Minimalkan penggunaan kalup sam pal daun pinty diperbaiki atau digan IMinimakan —penggunaan katup Sompai gawanganicucukan dapat lperbaik. Jka penyebabrya adalah Iuitasi, maka pentsa apaken pips venfilasi udararya ada, oan teak tersumbat, Tindakan = Kondlal Ini berad behwa. pengendali bse cloperesikan sebagian cengan balk etau tidak dapat dioperesixen, Penggunaan sistem tersebut harus diminimatian atau dhentien. Jk Stem pengeluaran mempunyal Katup pengalur kedua, maka pertimbarckan untuie menggunakennya gone mengatue pengelueran air sempai perbaikan dapat clkeroken, Oipedu- en bantuen Enjiner 62 KONDS! YANG DITEMUI cameaR 72 - AIR YANG DILEPASKAN DARI PENGE- LUARAN MENGEROST BENDUNGAN KAKI SEBAB DAN KERUGIAN Sobab : Tekanan ke samping yang berle- han pada struklur Beton dak bertuleng, Kealitas Beton jlek Kerugian = Tide’ adenya_bengunan jung engelueran menyebabian urugen tererosh oleh air yang dlepaskan dari pengeluaran i GAMBAR 71 —USUNG. BANGUNAN PENGELUARAN RUSAK/ RUNTUH Sabab Pipa pengeluaran terlaks pendek Tidak’ adanya kolam peredam fenerei atau Statur oi yung hile kondut, Kerugian : Erosipada kaki loreng fle yang ferialy teal menyebabkan ‘bor kembangaya pengelupasan tarah, TINDAKAN YANG DIPERLUKAN Tindokan : Peritsa perkembangankerurtuhan dengan memantau dimers, sepert *O* yang tethat dalam gambar. Perbaiki dengan menambal retaken ddan buat crainase of sekiter stuktut belon. Bangunan ujung pengetuaran ‘mungkin peru digant seturunaya, Tindakan : Perpanjang pipa sampal ke ald bbenéungan (guneksn pipe dengan ‘kuran dan matorial yang same, seta bustish sambungan kedap air eampai ke kona). Lindungi_urugan dengan riprap di alas lapisan dasar yang cesuai 63 BAB IX BANGUNAN PELIMPAH 9.1 Umum Fungsi utama bangunan pelimpah adalah untuk melewatkan air banjir dengan aman Pomeriksaan yang dilakukan pada bangunan pelimpah umumnya menyangkut dua hal yang menjadi indikasi akan terjadinya masalah, yakni: terjadinya erosi, dan deformasi bangunan, yang diindikasikan oleh adanya kerusakan pada lantai, dinding bangunan pelimpah, dan kolam olak berupa_penurunan dan retakan. Bendungan Batutegi FOTO 8~BENDUNGAN DAN BANGUNAN PELENGKAPNYA, TAMPAK DEPAN 9.2 Problem Utama ‘Ada empat jenis problem yang dapat mengganggu fungsi pelimpah. Bila salah satu dari problem ini timbul, segera lakukan langkah perbaikan. a. Hambatan aliran Saluran pelimpah sering terhambat alirannya oleh rumput atau gulma air yang tumbuh subur, semak yang lebat, pohon-pohon, sampah, batang kayu atau endapan longsoran. Segala hambatan tadi bila ditemui harus segera isingkirkan. : b. Hilangnya ketahanan terhadap erosi Setelah hujan badai, akan terjadi banjir besar lewat pelimpah. Erosi yang parah sampai terhanyutnya pelimpah pada formasi batu pasir, granit lapuk, lempung atau endapan lanau, sangat rentan terhadap erosi sehingga pertu perlindungan terhadap erosi. Erosi juga dapat terjadi pada lantai pelimpah bila kualitas betonnya rendah. 64 ©. Kemerosotan mutu Pelimpah yang telah mengalami kemerosotan mutu tidak akan dapat berfungsi dengan baik. Yang dimaksud dengan kemerosotan mutu antara lain: runtuhnya lereng, petapukan material, rusaknya riprap, retak, pecah atau robohnya dinding dan lapisan penguat, erosi pada saluran pengarah, pelumpuran yang berlebinan pada kolam olak, dan hilangnya tanaman rumput pelindung. Bila hal tersebut tefjadi akan menyebabkan erosi yang parah pada pelimpah dan daerah sekitamya. Segera setelah diketahui adanya salah satu dari kemerosotan mutu, lakukan perbaikan yang diperiukan, 4. Retakan Retak susut pada saluran tanah pelimpah, umumnya tidak akan mengganggu fungsinya. Hilangnya batuan rip-rap dapat dianggap sebagai “crack” pada lapisan pelindung yang harus diperbaiki. Retakan pada dinding beton adalah merupakan kondisi yang sering terjadi. Retakan mungkin disebabkan oleh penurunan yang tidak merata pada fondasi, pergeseran plat beton, atau tekanan air pori yang berlebinan. Retakan besar akan menyebabkan air menghanyutkan material halus di bawah atau di belakang plat beton, menyebabkan erosi dan mendorong terjadinya retakan yang lebih parah. Retakan yang parah dapat menyebabkan plat beton tergeser jauh, yang bila dibiarkan plat akan hanyut terbawa aliran. Retakan yang parah harus diperbaiki dengan supervisi dari tenaga ahi 9.3. Material Yang Dipakai ‘Tanah — Bangunan pelimpah darurat dapat dibuat dengan menggaii tanah dan tanpa diberi lapis pelindung bila kecepatan aimya tidak melebihi 1,5 m per detik. Tanah yang kohesif dan lekat atau tanah liat yang kuat akan lebih baik karena akan lebih tahan terhadap erosi. Penanaman rumput yang rata akan lebih menunjang ketahanan terhadap erosi. Lereng kiri Kanan pelimpah dijaga agar cukup landai untuk menghindari terjadinya longsor. Tanah dengan ambang kontrol — Terkadang pada saluran pelimpah dipasang ambang kontrol yang melintang arah aliran, terbuat dari beton yang ditanam dalam saluran pelimpah, puncaknya datar (horisontal) dan dibuat rata dengan permukaan saluran. Pada ambang ini debit aliran dapat diukur. Pada saat banjir, ambang akan meratakan aliran yang akan meminimalkan tejadinya erosi di hilimya. Ambang juga akan mengurangi terjadinya degradasi pada saluran pelimpah di hulu ambang yang akan merusak pelimpah. Daerah di belakang ambang dapat dilindungi dengan batu pelindung atau riprap, Riprap dengan material penyangga — Riprap sebagai pelindung pelimpah tanah terhadap erosi yang paling ekonomis bila tersedia material yang kualitasnya baik, merupakan satu lapisan batuan dengan ukuran acak yang dipasang dengan hati-hati untuk melindungi tanah di bawahnya. Lapisan riprap dipasang pada bagian depan dari dasar saluran miring, pada bagian tepi saluran, dan pada kolam olakan. Untuk menghindan terlepasnya partikel tanah di bawah riprap Karena aliran yang cepat, di bawah riprap diberi lapisan penyangga yang dihampar dengan rata sebelum riprap dipasang. Beton — Beton, khususnya yang bertulang, merupakan material yang paling banyak dipakai untuk bangunan pelimpah, yang diharapken tahan sampai puluhan tahun. Pelaksanaan konstruksi pelimpah beton harus menggunakan material yang kuat, 65 dicampur dengan benar dan dirawat dengan hati-hati. Sambungan konstruksi dan sambungan ekspansi ditempatkan pada jarak tertentu untuk menghindari retak susut dan retak pecah. Pelat beton di lantai yang berdampingan harus dibuat rata pada sambungan untuk menghindari gaya angkat atau erosi yang disebabkan oleh aliran air. Lubang drainase (weep holes) dan sistem drainase bawah tanah dipasang untuk menghindari terjadinya peningkatan tekanan air. Pelimpah beton harus didesain dan dilaksanakan konstruksinya dibawah supervisi tenaga ahli yang berpengalaman Kayu — Pada konstruksi yang relatif kecil, tiang-tiang kayu dapat dipakal untuk melindungi daerah kaki dan fondasi bangunan pelimpah. Kadang-kadang papan kay dipakai untuk membuat saluran yang berfungsi sebagai pelimpah. Karena bahan kayu mudah rusak, tidak dianjurkan untuk dipakai pada bangunan permanen di atas permukaan air. Tiang kayu yang selalu terendam air dapat tahan lama. Kayu yang diawetkan dengan cara tertentur dapat tahan lebih lama dari pada yang tidak diawetkan. 9.4 Tata Cara Inspeksi Pemeriksaan bangunan pelimpah merupakan bagian penting dari program keamanan bendungan. Tujuan utamanya adalah untuk mendeteksi tandatanda adanya hambatan, erosi, kemerosotan mutu, ketidaklurusan, atau retak. Identifikasi hambatan sangat sederhana, sedangkan lainnya diuraikan secara singkat, sesuai dengan tine bangunan pelimpah. 9.4.1 Bangunan pelimpah dari tanah dan bangunan pelimpah dengan ambang pengontro! Pada pemeriksaan bangunan pelimpah dari tanah, cari apakeh lereng samping telah menjadi lumpur, atau terdapat tetumbuhan yang berlebinan dalam saluran. Cari tanda-tanda terjadinya erosi dan adanya liang binatang pengerat. Dengan alat coba bandingkan kekerasan dan kandungan air pada tanah tersebut Catat lokasi yang sangat lunak afau sangat basah. Cek apakah kolam olak atau bangunan terjunan dilindungi dengan batuan atau riprap. Karena erosi tak terhindarkan saat melimpah, tentukan apakah erosi tersebut akan membahayakan bendungan. Bila terdapat ambang, tentukan apakah terjadi retak atau ketidaklurusan. Cek apakah terjadi erosi di bawah atau di hiir ambang fersebut 9.4.2 Pelimpah beton Kerusakan yang sering dijumpai dan cara inspeksi secara umum adalah sebagai berikut a. Retak — Retak rambut biasanya tidak membahayakan. Retak yang lebar harus diperiksa dengan hati-hati. Catat lokasinya, lebar, panjang, dan arah retak. Tentukan apakah beton sekitar retakan telah merosot mutunya atau apakah tulangan betonnya terlihat. b. Pecahilepas — Proses kimia, kontaminasi, dan aggregat yang tidak baik dapat menyebabkan pecah atau lepasnya permukaan beton. Bila terjadi cukup luas, buat gambar sketsa daerah yang lepas yang menunjukkan panjang, lebar, dan kedalaman dari daerah itu. Periksa apakah beton yang tersisa menunjukkan kemerosotan mutu atau terlihatnya besi beton. Ketuk-ketuk beton dengan palu untuk mengetahui apakah terdapat rongga di bawah permukaan_beton. 66 Lepasnya beton yang dangkal periu diperiksa dari waktu ke waktu. Yang lepasnya dalam, harus segera diperbaiki oleh petugas yang berpengalaman. ‘DINOING PENAHAN TARA GAMBAR 73 - LUBANG DRAINASE ” . Drainase — Dinding bangunan pelimpah biasanya dilengkapi dengan lubang- lubang drainase. Bila semua lubangnya kering, mungkin karena tanah di belakang dinding atau di bawah lantainya kering. Bila beberapa: lubang mengalirkan air sedang lainnya kering, mungkin lubang yang kering tersebut tersumbat oleh endapan, Cek lubang tersebut dengan alat untuk mengetahui penyebabnya. Lubang drainase yang tersumbat menambah kemungkinan terjadinya keruntuhan tembok penahan atau lantai saluran tuncur. Bersihkan kotoran atau endapan dan kembalikan kondisi drainase, Bila gagal, harus segera diperbaiki oleh petugas yang berpengalaman dibawah supervisi tenaga ahli yang berpengalaman 4, Sambungan — Dinding penahan dan tantai bangunan pelimpah umumnya dilaksanakan dengan konstruksi bagian per bagian. Diantara bagian yang berdekatan, sela-sela atau sambungannya harus disumbat rapat-rapat dengan bahan yang lenturffeksibe! seperti aspal, epoksi, atau campuran kimia lain Kadang-kadang dipakai bahan karet, atau selaput plastik atau lempengan tembaga untuk menyumbat rapat sambungan tersebut. Selama inspeksi, catat lokasi, panjang, dan dalam dari sumbat/perapat yang hilang. Juga dicek dengan alat apakah tanah di belakang tembok atau di bawah lantai telah rusak e, Ketidaklurusan — Tembok penahan dan lantai saluran luncur pada bangunan polimpah kemungkinan bergeser dari lokasi aslinya oleh terjadinya penurunan fondasi atau tekanan air atau tekanan tanah. Pandang dengan teliti pada ujung hulu atau hitir pelimpah dekat tembok untuk menentuken apakah ada bagian yang menonjol keluar atau melesak ke dalam. Pergeseran antara bagian satu dari yang lain dapat cepat diketahui di tempat sambungan. Ukur pergeseran horisontal maupun vertikal. Garis pagar pada puncak dinding penahan biasanya dibangun lurus pada saat pelaksanaan konstruksi, sehingga bila terdapat lengkungan atau distorsi garis pagar tersebut dapat menunjukkan tejadinya perubahan bentuk. " sumbor; am Safely Manual, State Engineer's Office, State of Cclorado-June 1863, dengan smodfikas 87 Pada saat pelaksanaan konstruksi, seluruh bagian saluran luncur_ membentuk permukaan yang rata. Pengukuran pergeseran antara lantai saluran tersebut pada ‘sambungannya memberikan indikasi adanya pergeseran lantainya. Ketidaklurusan atau pergeseran dinding atau lantai sering dihubungkan dengan retakan. Gambaran yang jelas tentang pola retakan harus dicatat atau diambil fotonya untuk membantu memahami sifat dari pergeseran. 9.5 Contoh problem yang dijumpai dan tindakan diperlukan Problem-problem yang ditemukan pada bangunan pelimpah 4. Gangguan aliran oleh tumbuhan, sampah, batang kayu atau endapan hasil longsoran di saluran pengarah, 2. Erosi pada permukaan pelimpah karena kwalitas pekerjaan yang kurang baik dan erosi pada pondasi pelimpah yang berupa pasir, batuan yang melapuk, lempung atau lanau. 3. Kemerosotan mutu termasuk, keruntuhan pada lereng samping, pelapukan material, pecah/pergeseran pada dinding atau lining, erosi pada saluran pengarah, pengelupasan pada saluran luncur dan pengendapan lanau yang berlebihan di hilir kolam olak 4. Retakan pada fining beton yang mungkin disebabkan oleh penurunan fondasi, pergeseran plat lantai, atau tekanan tanah dan air yang berlebihan. Lepasnya pasangan batu pada dinding atau lining, dan juga retakan pade bagian saluran tanah Problem-problem di atas umumnya disebabkan oleh hal-hal berikut 4. Kecepatan aliran yang tinggl 2. Kemerosotan mutu pada material dasar dan lereng. 3. Saluran dan lereng tanggu! terlalu terjal, 4. Tanah gundul yang tak terlindungi, 5. _Konstruksi yang jelek. 6. Konfigurasi yang jelek pada daerah kolam olak. 8 Material-material yang sangat mudah tereresi. 9. Penurunan fondasi yang tidak rata. 42. Tekanan air dan tanah yang berlebihan, 13, Perkuatan tulangan beton tidak memadal. 14, Tegangan lokal terkonsentrasi. 15. Keruntuhan fondasi. 46. Tekanan timbunan yang beriebihan. ‘Sambungan konstruksi tertalu lebar. 19. Perapat mengalami kemerosotan mutu dan hanyut Untuk lebih jetasnya, berikut disajikan contoh-contoh problem” yang sering citemui pada bangunan pelimpah, sebab dan akibatnya dan tindak lanjut yang digerlukan Pada kondisi tertentu mungkin diperlukan penilaian/evaluasi oleh Enjiner untuk menetapkan tindak lanjut yang paling tepat. Sumber: Dar Safety Manu, Stata Enginco’s Offs, State of Colorado-June 1883, dengan medias. 68 KONDIST YANG DITEMUL SEBAS DAN KERUGIAN GAMaAR74-SaMPAH!PECAHAN. Sebab : PECAHAN MATERIAL ATAU HAMATAN LAIN, Material fongsoran, pohon-pohon ‘mati, tumbubrya tanaman yang berlebihan, df, ef dalam salian elim AKibat Kepasias debit berkurang, tn: pasan ai melewati_ pelinpah: Tepasan air molewati bendungan. Limpasan alr yang berlangsung lama dapat menyebabkan kerun- ‘han bexeungan, GAMBAR 75 - ALIRAN TERKON- Sebab: SENTRAS! AKIGAT LONGSOR Kecepatan debit terlalu_tngg, Mnimatkan kecepatan ran dengan MENYESABKAN EROS! YANG BERLEBIMAN Na GAMBAR 76-KERUSAKAN Dt UJUNG SALURAN LUNCUR PELIMPAH TINDAKAN YANG DIPERLUKAN Tindakan : Bersikan sampah secare_ berkafa, ‘Kendialkan tanamen di dalam seluran pelimpah. Pasang jaring apung di ‘depan jalan masuk ke pelimpah untuk rmenehan sampah Tindakan : rmataral dl dasar dan leceng tepas pevencanaan yang tepal. Gunakan atau merosot mutunya; saluran dan meterel yang balk. Jaga saluren dan Tereng tep eval tera tanah guncud fereng tepl agar tetap Kua, Percepat yang” dae terindung konetukst fumbuhnya cumpui di afes tanh. Yang jelek pecmukaan lapielindung Kesjakan permukean dengan pem: Axibat: lan yeng balk dan hstusirta Lindung’ permukaan ‘dengan riprap, aspal, atau elon. Perbalk! bagian Peta siran trgangou: tenangan Yang" Treat gn pelaisanaen alert maningeanyamustan Konstuks! yang balk Secimen hy rntuhnya tot ferarichan poimpah dapat eye. brbton pengocongan walk secars mendadak mola polmpah yong Sebab: iontiguresi yang jelek pada deerah kolam oleh, Materia-materal yang sangat mudah tererosi, Tidok scanye ‘dandina penyelatipeng- hhelang i jung saturan uncur. Abatat 2 Kerusakan stuitur pada bangunan foclimpah, runtubnye pelat Beton an -dinding.menyebabkan per baikan yang manal Wdaken : Keringkan daerah yang terpengaruh; bersinkan daerah yang tererost dan ‘imbun kembali dengan bak. Perbaiki sauran ci bavahcaluran lunur sediakan siprap dengan uicuran yang tepot di daerch bolam clak. Pasang ddncng penyakavpenghalang, Damon PERERA (error) 63 FOTO 9 -LANTAl PELIMPAH MENGGANTUNG KONDISI YANG DITEMUI SEBAB DAN KERUGIAN GAMBARTT-PERGESERAN ——Sobab: BINDING Hasil pangerjaan_ yang jelek, penu- funan " pondasi yang tidak rata; tekanan air dan tenah yang bar- lebinan; tidak memadainya tuiargan bala pada boton Alabat Pecgacaran baci! akan menimbukan pussren eit dan turbulensi dl cslam alten, menyebabkan crosi tenah di bolakang dindng. Pergeseran besar akan menyebablan retakan-elekan yang berbahaye den lema kelamaan Sturtur runt, GAMBARTS-RETAKSESAR — Sebab CCacat Konstruks|, tegangan setempat yang. tetkonsenivasi, Kemerosotan ‘mut matarlal-setermpat, kerumtunan pondasl, tekanan simbunan yang Deriebinan Agibat: Gangguan di dalam pota alan: eres! pace pondasi dan timbunan: lama kelamaan strultur euntuh, TINDAKAN YANG DIPERLUKAN Tindakan : Pembangunen Kembali harus diaku- kan dengan mengacu pada pelake sanaan teknik yang balk. Pondast hharus dsiapken’ dengan seksama ubang “drainsse yang memadei hharus dipasang. untuk menyalurkan tekanan at di belakang dinding Gunakan tulangan yang culup dl am beton. Pasang anghur pads finding untuk meneegah pergeseran lebih fant Pasang pengikt dlantara dincing pelimpan. Bersitkan drainase ‘dan semprot ager dapat beroperast Sengan ak Koneubtaskan dengan seoreng Enjner sebelun mengambit rindakan DIUTUHKAN PERAN ENSINER Tindokan : Flak besar tanpa pergeseran yang besa hares. Gperbaiki dengan Giambel, Daerah sokiar relakan haus dibersinkan “atau ipotong sebelum dtambal dengan material Munghin perlscipasang lubang Grainase atau tndokan fan. 70 KONDISI YANG DITEMUI GAMBAR 79-SAMGUNGAN ‘YANG TERBUKA ATAU BERGESER SEGAS DAN KERUGIAN Sebab : Penurunan yang dak rata dan berlebihan pada pondasi; longsor pada pelat beton; sambungan Kons- fruksi terlald lebar dan tidak diben Perapat. Perapat merosat_mutunya ‘an hilang, Abibat : Erect pada moterial pondasi dapat momperiomah dukungan dan menye- babkan retakan lebih lq; tekanen yang disebebkan oleh sir yang me: ‘gale di atas sambungan Yang ber- geser dapat menghanyutkan dincing atau pelal beton, atau menyebabkan kerusakan bese. TINDAKAN YANG DIPERLUKAN Tindekan : Lebar sambungan_konsinas| tidak boleh lebih deri incl. Semua sam- Dungan harws ber! perapat.aepal atau material feksibel fainnya, Bahan enahan air (waters) dapat diguna- kan jka memungkinkan. Bersinkan sambungan, gartl material yang tererce, dan ttup sambungan ‘dengan perapat, Pondasi harus dike finglan ‘dan dipersiapkan dengan balk. Bagian bawah ealuran lunour haus diber rusuk dengan kedalaman yang cukup unluk mercegah aupaya ‘Sdak meluncur. Kinda lereng ealuran liner yang terial teal. DIBUTUHKAN PERAN ENJINER n BAB X PEMERIKSAAN SEKITAR WADUK 40.1 Umum Pemeriksaan sekitar waduk terutama ditujukan untuk mengetahui kondisi sekeliling waduk, khususnya pada daerah waduk dan bukit di dekat bangunan bendungan dan pelengkapnya yang berpotensi membahayakan keamanan bendungan maupun daerah di hilir bendungan/waduk FOTO 10 - BUKIT DEKAT BANGUNAN PELIMPAH DAN PENGAMBILAN BENDUNGAN TILONG 10.2. Bukit tepian waduk Pada bukit tepian waduk, terutama yang berada di dekat bendungan atau bangunan pelengkapnya seperti terlihat pada Foto 10 dan 11, diperiksa adanya indikasi longsor yang disebabkan oleh sifat fisik ataupun geologis dari bukit tersebut, Bukit yang terial dengan tanaman penutup yang kurang baik akan lebih mudah longsor dengan membawa material dalam jumlah besar. Tanaman penutup alami ataupun pola penggunaan lahan sangat mempengaruni besar kecilnya sedimentasi di waduk akibat erosi di hulu. 10.2.1 Longsor Longsor dalam skala besar yang terjadi pada bukit dekat bendungan atau pelengkapnya dapat membahayakan keamanan bendungan dengan cara: = Longsor yang jatuh ke dalam waduk dapat mengakibatkan gelombang besar yang menyebabkan air waduk melimpah di atas bendungan. 72 = Longseran dapat menutup/menghalangi alur air ke bangunan pelimpah sehingga pelimpah tidak berfungsi dengan baik pada saat terjadi banjir besar. ~ Longsoran juga dapat menutup/menghalangi alur air ke bangunan pengambilan maupun bangunan pengeluaran bawah (bottom outlef) sehingga sistem pengeluaran air tidak berfungsi dengan baik. FOTO 11 ~ TEBING TEGAK DI DEKAT TEBING TUMPUAN KANAN YANG BERPOTENS! LONGSOR’ 10.2.2 Bocor Bocor dapat terjadi pada bukit yang tisis, pada bukit dengan batuan yang lulus air atau mengandung rongga-rongga, maupun yang perlapisannya sedemikian hingga dapat terbentuk alur air keluar dari waduk. Wataupun tidak secara langsung membahayakan keamanan bendungan, namun dapat berpengaruh besar khususnya pada waduk yang tidak besar, dan secara psikologis berdampak kurang baik kepada masyarakat di hilir bendungan. 10.3 Sampah, benda mengapung dan melayang Bahaya dari benda mengapung dan melayang di waduk kepada keamanan bendurgan tergantung pada jumlah dan ukurannya. Benda-benda tersebut dapat: — menyumbat atau menghambat alur hidraulik yang mengurangi kapasitas pengeluaran, atau = merusakkan peralatan pengeluaran yang menyebabkan sistem pengeluaran tidak dapat dioperasikan dengan aman. 10.4 Sedimentasi ‘Sedimen yang menumpuk di depan pintu pengambilan atau pintu pengeluaran bawah dapat mengganggu operasi pintu, karena: 73 — Mengurangi kapasitas daya tampung waduk, yang berarti akan mengurangi kapasitasnya dalam menahan air banjir sebelum dilewatkan melalui bangunan pelimpah pada penelusuran banjir besar, ~ Dapat menutup/menghambat sistem pengeluaran termasuk pengeluaran bawah (bottom outlef} yang akan menghambat operasinya, khususnya guna mengevakuasi air waduk pada saat diperlukan. ‘Sedimentasi pada waduk dipenganuhi oleh kondisi permukaan daerah tangkapan air, misalnya olen tanaman/tumbuhan penutup Iahan, pola penggunaan lahan, Kemiringan dan struktur lahan, dan kemiringan sungai yang masuk ke waduk. Pemeriksaan ditakukan dengan secara mengecek laju sedimentasi, baik secara visual pada saat muka air waduk surut oleh petugas lapangan, ataupun dengan pengukuran sebagai bagian dari pemantauan keamanan bendungan. 10.5 Daerah tangkapan air Kondisi daerah tangkapan air di hulu waduk sangat menentukan atas laju erosi yang pada gilirannya akan mempengaruhi laju sedimentasi waduk. Daerah ini umumnya sangat luas dan bukan merupakan wilayah Pemilik Bendungan; pemeriksaannya umumnya periu bekerjasama dengan pihak yang berwenang di daerah itu. 10.8 Daerah di hi waduk Daerah di hilir waduk harus diperiksa terhadap kemungkinan terjadinya rembesan atau bocoran yang terjadi melalui fondasi ataupun melalui bukit sekeliling waduk yang dapat mempengaruhi muka air dihilir waduk mefalui rembesan yang dapat ditandai dari tanaman penutup. Pemeriksaan dilakukan dengan pengecekan sumur observasi dan sumur penduduk, tumbuhan penutup, adanya rembesan besar atau bocoran dari waduk atau dari sumber lain, serta perubahan kesuburan tanahnya. Rembesan atau bocoran pada tereng bukit yang terjal baik yang berasal dari waduk maupun dari luar waduk dapat mempengaruh stabilitas bukit tersebut. 10.7 Cara inspeksi Inspeksi visual daerah sekitar waduk pada bendungan kecil/sedang dapat dilakukan dengan cara berjalan kaki, menggunakan sepeda/sepeda motor, teropong untuk melihat daerah yang jauh atau sulit dicapai, dan perahu (petugas dilengkapi pelampung). Untuk bendungan besar atau waduk yang luas, diperlukan sepeda motor, motor boat dengan pelampung, dan teropong. 10.8 Pemeriksaan oleh Enjiner Apabila ditemui kondisi yang signifikan atas hal-hal tersebut di atas, di Enjiner untuk melakukan pemeriksaan yang lebin dalam dan evaluasi untuk menentukan tindakan yang perlu dilakukan. 74 BAB XI PENGAMATAN DENGAN CARA SEDERHANA PADA PROBLEM YANG TIMBUL 44.4 Umum Inspeksi visual adalah bentuk pemantauan yang paling sederhana dan sangat berguna. Pengukuran_ tidak termasuk di dalamnya, namun karena dapat dilakukan dengan cara dan alat-alat yang sederhana oleh Juru dan Pengamat bendungan maka hal pengukuran dimasukkan ke dalam Manual ini, Dengan pengukuran akan dapat diketahui perubahan yang terjadi pada bendungan secara akurat. Untuk inilah maka digunakan instrumentasi, yang merupakan metode dan peralatan yang dipakai untuk mengukur bendungan secara fisik. Namun peru. disadari bahwa_instrumentasi bukanlah merupakan pengganti dari inspeksi visual, tapi lebih merupakan pelengkap dari observasi visual yang dilakukan saat inspeksi, Untuk itu pengamatan atas perkembangan problem yang timbul dilakukan dengan cara sederhana, 11.2. Pengamatan rembesan ‘Semua bendungan akan bocor/rembes sampai kader tertentu, tapi setiap bocoran/ rembesan harus dipantau. Potensi kebocoran bendungan bervariasi tergantung pada desain timbunan, dinding halang yang mengendalikan rembesan lewat fondasi, dan kekedapan tebing tumpuan. Rembesan pad2 bendungan yang mempunyai sistem drainase, akan muncul pertama pada kaki bendungan. Pada bendungan yang tidak mempunyai sistem drainase, rembesan akan muncul pada lereng hilir bendungan. 11.2.4 Daerah yang basah Sekeliling daerah yang basah dipasangi patok, panjang dan lebar daerah basah aiukur dan dicatat. Tingkat kebasahannya perlu digambarkan, misalnya berlumpur, permukaannya basah tapi tanah bawahnya keras, dsb. Contoh pembatasan keliling sebagaimana dihat pada Gambar 80 ©. == me za rk PENANDAAN AWAL, (dengan tanda survey berwarna) Of ; GAMBAR 80 - PENANDAAN DAERAH BASAH PANIANG, AA PANIANG YANG ADA (KEMUDIAN). © Sumber: Dam Safety Manual, Stato Engineer's Offce, State of ColoradoJune 1989, dengan mosithadt, 75 Apabila rembesan dapat diukur, debitnya harus diukur. Lebih dahulu rembesan diberi pembatas, dialirkan pada pipa atau saluran pengumpul untuk kemudian diukur, Pengukura dapat dilakukan dengan pemasangan alat ukur baru atau dengan bantuan ember dan stop watch. 11.2-2 Pengukuran dengan ember dan stop watch Pengukuran langsung yang paling akurat adalah dengan mengukur waktu yang diperlukan aliran yang ditangkap meialui pipa untuk mengisi wadah yang sudah diketahui volumenya, seperti ditunjukkan pada Gambar 81 ™. WAKTU YANG OICATAT LUNTUK MENGISI WADA (PenAMPuNe) ” WADAH YANG TELAH DIKETAHUI VOLUMENYA GAMBAR 81-METODE EMBER DAN STOPWATCH (ALAT PENGHITUNG WAKTU} 14.2-3 Alat ukur debit rembesan Penggunaan alat ukur akan lebin menghemat waktu, namun besamya debit pengukurannya tidak dapat diketahui secara tangsung. Debit aliran pada bendung tergantung pada tinggi air di atas puncak bendung. Yang paling banyak dipakai adalah bendung tipe V dan tipe persegi empat, seperti terihat pada Gambar 82 a dan be PERMUKAAK ALR LEMPENG ices DINDING ANTARA DBLATAS PUNCAK GAMBAR 82a ~ ALAT UKUR V-notch © #7" sumbor: Dam Safety Marual, State Enginoar's Office, State of Colorado-June 1883, cengan maces 76 PERMUKAAN AIR PITA LOGAN Ponca YA oxupinc aNtARA DINDING ANTARA ‘ sara wena GAMBAR 82b ~ ALAT UKUR SEGI EMPAT souxaron nEDALAat renoatan usTuK ‘aba encian HOLD DINDING ee ANTARAD GAMBAR 83 - CONTOH PEMASANGAN ALAT UKUR V-NOTCH ” 11.2-4 Saluran Pengukur Untuk mengukur debit yang lebih besar, lebih baik digunakan saluran, pengukur Parshall (Parshall Flume) sebagaimana dapat dilhat pada Gambar 84 **, karena saluran ini tidak menghambat aliran air sebagaimana pada bendung V-notch. 387 Sumber: Dam Safety Manual, State Engineer's Office, Site of olorado~tune 1909, dengan modes: 7 GAMBAR 8 - SALURAN PARSHALL 11.2.5 Kekeruhan dan sedimen Disamping pengukuran akurat atas debit bocoran, observasi atas perubahan kekeruhan (turbidity) dan jumlah sedimen dalam air juga penting. Kekeruhan diukur berdasarkan besamya Kandungan artikel tanah yang melayang di dalam air. Deskripsi visual untuk kekeruhan adalah: warnanya yaitu yakni jemih, agak keruh, keruh sekali, dil, Sedimen biasanya berupa partikel yang lebih beser yang mengendap dalam wadah sampel air. Bertambahnya kekeruhan atau sedimen menunjukkan bahwa air tersebut membawa tanah waktu melalui tubuh bendungan yang merupakan kondisi yang sangat serius, Setiap kali dilakukan pengukuran debit rembesan/ bocoran, harus dilakukan pula evaluasi terhadap kekeruhan dan kandungan sedimennya untuk mengetahui perubahannya. 11.2-6 Pencatatan Setiap dilakukan pencatatan debit bocoran/rembesan, tinggi muka air di waduk juga haus dicatat. Untuk menggambarkan lokasi dan besamya bocoran, digunakan peta situasi sebagaimana dicontohkan pada Gambar 85 *. Semua kondisi topografi dan sumber-sumber yang dapat mengakibatkan bocoran harus di masukkan dalam peta ini Bocoran dari drainase kaki dan uraian tentang perubahan yang teriihat, misainya: kekeruhan, besamya kandungan sedimen, harus dicatat. Foto bocoran/rembesan atau daerah yang basah, sangat membantu dalam menjelaskan situasi yang terjadi. GAMBAR 85 - PETA CONTOH DAERAH KESOCORAN 14.2-7 Rembesan yang keluar dari tereng hilir Bocoran yang paling membahayakan keamanan bendungan adalah yang terjadi pada lereng hil. Bocoran ini sering tefjadi akibat dari aiiran air dalam tubuh bendungan seperti yang diuraikan dalam Bab IV. Gambar 86 * menunjukkan bagaimana kondisi tersebut berlangsung seiring dengan waktu. 4 Sumber: Damn Sofety Manual, Site Engineers Offco, Sate of Clorado~June 1983, dengan eodkas 78 keRAH BSA ‘SUMUR PENGAMATAN PERKEMBANGAN SEIRING WAKTU ‘DAERAH BASAK OF eenouoat GAMBAR 86 - PROSES PEMBASAHAN TUBUH BENDUNGAN URUGAN 41.2-8 Sumur Pengamatan/Observasi Perkembangan aliran air di dalam tubuh bendungan dapat dengan mudah dilihat dengan menggunakan sumur observasi. Penggunaen sumur ini akan dapat mengkon- firmasikan apakah bendungan tersebut berperilaku seperti yang diherapkan di datam desain dalam menahan air. Gambar 87 * merupakan instalasi sumur observasi yang umum. TUOUHE BAA PELINOUNG, ra GLA YANG BERCCLAN GAMBAR 87 -INSTALASI SUMUR PENGAMATAN YANG UNUM 11.3 Pengamatan geseran Pemantauan terus menerus atas geseran atau pergerakan yang terjadi pada permukaan tubuh bendungan, akan dapat mengetahui perilaku bendungan apakah dalam kondisi normal ataukah sedang terjadi kondisi yang membahayaken. Geseran Sumber: Dam Safety Manual, State Engineers Ofc, State of Colorado-June 1963, dengan rasikas 79 horisontal maupun vertikal biasanya diukur pada patok geser yang dipasang pada permukaan bendungan. Pengukuran biasanya dilakukan dengan metode survai biasa seperti waterpas atau kelurusan. Gerakan pada permukaan, kadang-kadang bukan sekedar pertanda gerakan pada tubuh bendungan, tetapi juga dapat mencapai pondasi di bawah bendungan. Pemantauan geseran di dalam tubuh bendungan cukup rumit dan mahal, karenanya geseran biasanya diukur dan dipantau dari atas permukaan bendungan, kecuali ditemukan adanya problem yang berkembang. 14.3-1 Alinyemen (alignment) dan penurunan Sistem yang sederhana untuk memantau geseran di permukaan terdiri dari beberapa patok geser permanen pada puncak bendungan. Patok-patok tersebut biasanya ditandai dengan besi beton sepanjang kira-kira 1 m diameter 1 inci yang dipasang di dalam beton, seperti dapat dilihat pada Gambar 88”. Puncak besi beton biasanya ditandai dengan tanda silang atau dilubangi di tengahnya. Pada awal pemasangannya semua patok tersebut dipasang pada satu gars pandang antara satu alat yang dipasang pada satu stasiun (Sta) di tebing tumpuan kiri dan tebing tumpuan kanan, seperti pada Gambar 89 *. GENANGAN AIR As aewouncas BaANGUNA ‘ARIS PANDANG: PATOK oXTANDAD sTaStUN TARGET —= best oeron LEM GERAKAR-GERAKAN TIDAK TeneencaRun BENOUNGAN GAMBAR 89 - SITUASI SISTEM KELURUSAN 2728 suber: Dam Safety Manual, State Engineer's Office, State of olorado-June 1983, dengan modfkasi, 80 Pengukuran rutin pada patok geser di sepaniang puncak bendungan dan membandingkannya dengan kondisi asli, akan dapat mengetahui perubahan geseran yang tefjadi. Besamya perubahan pergeseran horisontal maupun vertikal dani kondisi ‘wal, harus dicatat. Patok geser tidak hanya dipasang pada sepanjang puncak bendungan tetapi juga dipasang pada lereng hulu dan hilir dalam beberapa potongan melintang. Pemantauan patok geser pada lereng akan mengetahui perubahan atau pergerakan lereng serta perubahen bentuk potongan bendungan secara keseluruhan. Sistem pemantauan ini sering dipakai untuk mengetahui pola perilaku bendungan terutama pada saat pengisian waduk atau selama pelaksanaan konstruksi modifikasi bendungan. 11.3-2 Retak pada timbunan ‘Sering terjadi situasi dimana diperlukan pengamatan sementara dan segera atas kondisi yang berpotensi membahayakan. Misalnya terlihat ada retakan kecil pada timbunan, harus diketahui apakah retak tersebut berkembang membesar. Cara mudah untuk mengamati retak ini adalah dengan memasang besi beton atau batang kayu pada kedua sisinya untuk memantau pertambanan lebar dan pergerakan vertikal pada satu sisi retakan terhadap sisi yang lain. Juga ujung retakan ditandai dengan batang kayu untuk mengetahui apakah retakannya bertambah panjang. Contohnya dapat dilihat pada Gambar 90 a dan b *. Cara ini dapat dipakai untuk memantau baik retak memanjang ataupun retak melintang. casey eo : can KEDU, ccelaneean) GAMBAR 90 - PEMANTAUAN RETAK DI TIMBUNAN Sumber: Dam Safely Manusl, State Enginears Ofce, Sate of Clorade-June 1983, dengan modi Bt 11.3.3 Longsor pada timbunan Situasi lain yang memerlukan perhatian segera adalah longsor. Metode pemantauannya sederhana sebagai berikut seutas kawat yang kuat dibentangkan melintasi longsor tersebut dan diikatkan pada pen-pen yang berada di luar longsor tersebut. Pada selang jarak tertentu ditempatimassa longsor tersebut dipasang pen, seperti terlinat pada Gambar 91 °°. Jika kemudian terjadi pergerakan lagi, besar pergerakannya dapat ditentukan langsung dengan mengukur jarak antara pen dan kawat tersebut BENTANG KAWAT GAMBAR 91 - PEMANTAUAN LONGSOR 11.3.4 Pergeseran konstruksi beton Harus dilakukan juga pengamatan atas perubahan yang terjadi pada konstruksi bangunan beton pada bendungan, misalaya bangunan pelimpah, bangunan pengeluaran, dan lain-lain. Yang dipantau adalah pergeseran vertikal, horisontal, dan ke samping, retak struktur, miringnya tembok pada pelimpah atau bangunan ferjunan pada bangunan pengeluaran. Metode yang sederhana untuk memantau seperti dapat dilihat pada Gambar 92 ** eee ecmeehe 1. raceme, as ep rains Ga) Prmcereaw LuRUs DAN PITA reawan fF ‘suneat Ganictina rq (0) Prmcin Luau ban par Senta ioe aarenenst 34 cumber Dam Safety Manual State Engineers Office, Stats of Colorado~lune 1989, dangan moda 82 ewan / eawat noe PWS laa eRueauan or sik Co) ewnnc-wnrine Steokun (a) souEMpEUANDE GAMBAR 92 (s,b,e,d)- MENGUKUR PERGESERAN 11.4 Peningkatan pemantauan ‘Apabila dari pemeriksaan visual ditemukan problem yang sedang berkembang misainya berupa gejala pergerakan pada lereng (deformasi) atau munculnya sumber rembesan baru, maka diperlukan peningkatan pemantauan baik dalam frekuensi pengukuran maupun metode pengukurannya Untuk mendapatkan data lebih akurat tentang peritaku bendungan khususnya deformasi tubun bendungan dan fondasinya dapat diukur dengan menggunakan patok-patok geser yang mengacu pada titik-tiik tetap yang ditempatkan dekat bendungan dan tidak terpengaruh oleh gerakan bendungan. Titik+titik tetap dikaitkan dengan jaringan titik triangulasi di luar fokesi bendungan. Dalam kondisi biasa pengukuran patok geser dipuncak dan cilereng bendungan, biasanya hanya dilakukan pada arah memanjang disepanjang puncak bendungan dan melintang as bendungan. Pada peningkatan pemantauan, pengukuran patok geser pada lereng juga dilakukan pada arah memanjang tubuh bendungan Pada pemantauan rembesan, pada kondisi normal biasanya pengukuran hanya dilakukan pada saluran pengumpul rembesan dari bagian kiri dan kanan bendungan serta total rembesan dari bagian kiri dan kanan, maka pada pemantauan yang ditingkatkan pengukuran rembesan juga dilakukan pada beberapa tempat di lereng bendungan, khususnya pada bagian yang terjadi perubahan yang mencolok. Pemantauan tekanan air pori dalam fubuh bendungan pada kondisi yang membahayakan keamanan bendungan dilakukan sesuai dengan kondisi biasa. Pada umumnya, pada kondisi tersebut, pelaksanaan pemantauan lebih ditingkatkan frekuensi pengamatannya, serta cara evaluasinya dengan mengkombinasikan hasil 83 pengamatan instrumen tain. Secara sederhana hal tersebut digambarkan seperti pada Gambar 93. Pemantauan Biasa peronwasy Petitaatay Pemantauan 4 se seMBesAN (ce sagen Bg eee HOHE eal eae a aoe ae a XS i uu co rea To x = Patok geser — = rah pengukuran = Titk pengukuran GAMBAR 93 - CONTOH PENINGKATAN PEMANTAUAN 84 BAB XI PEMERIKSAAN PERALATAN POKOK KEAMANAN BENDUNGAN 124 Tujuan Pemeriksaan Pemeriksaan atas peralatan/instrumentasi pokok keamanan bendungan dilakukan untuk mengetahui status Kondisi peralatan, apakah terjadi kerusakan, keausan, perubahan, ataupun hilang karena vandalisme/tangan jahil yang dapat mempengaruhi fungsi dan akurasi dari peralatan tersebut maupun terhadap fungsi pemantauan pada bendungan’ Disamping itu juga untuk mengetahui apakeh peralatan tersebut periu tindakan pemeliharaan agar tetap dapat berfungsi, atau Kemungkinan harus diganti atau tindakan lainnya. 12.2 Unsur-Unsur Yang Harus Diperiksa Pemeriksaan dilakukan pada: Peralatan pemantauannya sendiri ‘Sumber/catu daya Rumah/terminal pembacaan peralatan - Transmisi jarak jauh dan otomatisasi 42.3. Mesalah-Masalah Yang Sering Terjadi Hal-hal yang sering dijumpai terjadi pada peralatan termasuk perlengkapan alat baca dan lingkungan sekitamya antara lain: — Terbentuknya karat, terdapat endapan Kapur atau kotoran tainnya, permasalahan pada bendung pengukur bocoran, drainase. — Kerusakan pada sumberfcatu daya kepada peralatan, kabel, ataupun batere yang sudah tua - Pemasangannya berubah, - Masalah pada mekaniknya, terjadi bocoran, terhalangnya pandangan. — Perlindungan terhadap pengaruh air tidak memadai (terjadi kondensasi, infitrasi aie) Kekurangan pelumas (grease), air, olie. - Ol 124 Pemeriksaan Fungsi Untuk memastikan apakah pemantauan dengan instrumentasi miasin dapat diandaikan, dilakukan pemeriksaan fungsi, yakni, pengecekan atas: - Kebenaran dalam pembacaan — Pengukuran/pembacaan yang bedebihan - _ Nilainilai pada batas dari pembacaan instrumen 85 12.8 Kesalahan-Kesalahan Yang Sering Dilakukan Kesalahan yang sering terjadi pada pemantauar/pengukuran, antara lain: - Kesalahan dalam pembacaan, penulisan data hasil bacaan, ataupun Pembuatan rekaman data ~ Kesalahan dalam menempatkan nol (zero shift), pergerakan instrumen, dl 86 LAMPIRAN 4 Contoh : FORMAT ISIAN PEMERIKSAAN / INSPEKSI VISUAL * (FORMAT CATATAN PEMERIKSAAN BENDUNGAN) Bendungan : No. Registrasi : Tanggal : Pemilik / Pengelola Bendungan : Elevasi Muka Air: Kondisi Cuaca : Bendungan (embankment | urugan} Tinggi : Panjang : | Jalan masuk ke bendungan : Lebar ? Kondisi perkerasan ? | Penerangan ? Tindaklanjut: | [J Pemantauan normal | [7] Peningkatan pemantauan | [1] Pertu Enjiner Puncak : Kondisi jalan puncak (retak, alur / bekas lindasan, genangan air) ? Kondisi jalan masuk ke puncak ? Pelurusan tepi hulu ? Pelurusan tept hilir ? Batu pinggir ? Perkerasan ? Pembatas tepi ? Parapet ? Tanda jarak ? Penerangan ? Kondisi pagar pengaman (Guard Rail) Ada tanda penurunan. Y/T Dimana ? Tanda-tanda pergeseran (displacement). YF Di hulu atau hilir ? Kondisi drainasi ? Lubang benam ? Vegetasi ? Liang hewan ? Tindak lanjut: | [J Pemantavan normal | [1] Peningkatan pemantauan | C] Pertu énjiner Lereng Hulu (Upstream Face): | Permutean Tanah Tanda-tanda gerakan ? Tonjolan ? Lubang perosokan (sink holes)? Retakan ? Longsor ? Erosi ? Penurunan ? Dimang ? Kedalaman, lebar dan panjeng retakan ? Pelurusan garis air? Kontak dengan tebing kanan ? Kontak dengan tebing Kiri? Tangga, Trap ? | Jalan ke waduk ? l [Finda onjt: [| [] Ponantaun vowel | El Palatanpeantuan [Pea Eine | % Sumbar : Pedemen Operasi, Pometharaan dan Pengamatan Sandungan, Bagian 1 ~ Umum (Otjen Sumber Daya Ai, ‘Maret 200%), dengan moda laparen Colonco, | | | Lampiran 1-4 Bendungan : No. Plat Beton / Permukaan Beton | Tanda-tanda retak ? | Dimana ? Kedalaman, lebar dan panjang retak? Kelling sambungan terbuka ? Kondisi beton ? Pengelupasan ? Erost ? Tindak lanjut y Pemantauan normal C1 Peningkatan pemantauan ( Pertu Enjiner Permukaan men Kondisi permukean ? Erosi ? Pengelupasan ? Tindak tanjut: | [5] Pemantauan normal Ey Peningkatan pemantavan OO Pertu Enjiner Riprap (Riprap) ‘Tanda-tanda gerakan ? Pelapukan ? Erosi ? Longsor di bawah muka air tinggi ? Tindak lanjut: | [] Pemantauan normal Lereng Hilir | Permukaan Tanah : Tanda-tanda gerakan ? Tonjolan ? Lubang benam (sinkholes) ? Retakan ? Erosi ? Penurunan ? Terkelupas dimana ? Kedalaman, lebar dan panjang retakan ? Longsor di bawah muka air buri ? Slump? Liang hewan ? Alur lintasan binatang ternak ? ‘Tangga, Trap ? Kontak dengan tebing kanan ? Kontak dengan tebing kiri ? Drainase sitip ? Parit drainase ? Berm ? Tindak fanjut [5 Pemantavan normal Z Peningkatan pemantauan _Pertu Enjner ‘Tanda-tanda rembesan ? Dimana ? Kuantitas ? Warna ? Butiran dalam ? Tindakfanjut: | [] Pemantavan normal LJ Peningkatan pemantauan (Petty Enjiner Kondisi tumbuh-tumbuhan ? Tindaktanjut: | [] Pemantauan normal Dy Peningkatan pemantauan Jenis Perindungan Lereng ? OO Peru enjner | Tindal oniuts —_[[] Penoitauan coral | E]Pengiatan pemaniuan Bo Pertu Enjiner Lampiran 1-2 Bendungan : No. Registrasi : Tanggal : Drainase Kaki Perkuatan batu kosong ? Dinding saluran ? Lantat saluran ? Pipa drainase ? Kontak antar bagian ? Hubungan dgn V-notch ? Tindaktanjut: | [1] Pemantauan normal C1 Peningkatan pemantauan 2 Periu Enjiner Instrumentasi Piezometers Dimana ? Jumiah ? Jenis? Kondisi ? Alat Ukur Penurunan Dimana ? Sumniah ? Jenis ? Kondi Pengukuran Rembesan / | Kebocoran Dimana ? Jumiah ? Jenis ? Kondisi ? Inklinometer Dimana ? Jumiah ? Jenis? Kondisi ? Lain-lain ? Meteran air Ekstensometers Sumur pengamatan Peralatan Geodesi Peralatan gempa Jalan masuk ke peratatan ‘Terminal Instrumentasi Tindak tanjut : E] Pemantauan normal C1] Peningkatan pemantauan 1 Pertu Enjiner Lamoiran 1-3 { Bendungan : No, Registrasi Tanggal : Daerah Hilir Bendungan ‘Tanda-tanda rembesan ? Dimana ? Kuantitas ? dan Wamna ? Butiran dalam ? Tindak lan =| EJ Pemantauan normal 1D Peningkatan pemantauan Co Pertu Enjiner Pada Kaki Bendungan Tanda-tanda erosi ? Gelembung Luap (Boiling) ? Daerah basah ? Dimana ? T | seve | pers [7 Peningkatan pemantauan Pertu Enger Saluran Pengeluaran ‘Ada endapan ? Ada penggerusan ? Kondisi lereng ? Elevasi muka air ? Tindak lanjut: | [1] Pemantauan normal Eo Peningkatan pemantauan OO Pers Enjiner Tebing Tumpuan Waduk Lantai Hulu 7 Terlihat lubang benam atau penurunan ? Ada longsoran ? ‘Terlihat tanda-tanda bobol ? Ada retak ? Tindaklanjut: | [] Pemantauan normal [i Peningkatan pemantauan OO Pert Enjiner Lereng Terlihat lubang benam atau penurunan ? Ada longsoran ? Terlihat tanda-tanda bobolan ? ‘Ada retakan ? Finda fanjut: | [J Pemantauan normal Co Peru Enginer Bangunan Pelimpah Saluran Penghantar Kondisi ? Lantai dasar ? Lereng / Tebing ? Tindak anjot: | [] Pemantavan somal | [Peng perartauan Perla Enjiner “pendung | denis ? Pintu ? Jumiah ? Jenis ? Pengoperasian ? Manual ? “Tenaga Listik ? Operasi daruret bagaimana ? | Ada saluran pelimpah-darurat ? Senis ? Tindak fanjut: | [j Pemantauan normal Gy Peningkatan pemantauan TH) Ped Enjiner Lamoiran 1-4 Bendungan + No. Registrasi : Tanggal : Bendung Pelimpah Kondisi ? Pengelupasan ? Erosi ? Kavitasi ? Dimana ? Sampah, puing ? Tindeic taut? [Ei Povaiacn eal [i Peningkatan pemantauan | [] Periu Enjiner Dinding Kondisi ? Pengelupasan ? Erosi ? Kavitasi ? Daerah basah ? Dimana ? Kondisi sambungan ? | | Kondisi saturan drainase ? Terhalang ? Tindak lanjut | E] Pemantauan nomal © Pesan pementavan” [Peo Ei ‘Saluran luncur (chute) | Kondisi ? Pengelupasan ? Erosi ? Kavitasi ? Retakan ? Daerah basah ? Dimana ? Dinding ? Sambungan dinding ? Lantal beton ? ‘Sambungan lantai beton ? Sistem drainase ? Dinding pengarah ? Lereng di ata saluran ? Tindaktajut: | E} Ponanaun emma i enngiaun poneniauan | Petu ener Bangunan Peloncat (Flia Bucket) Lantai? Dinding ? Sambungan ? | Aerasi? Tindak lanjut : [ Ei ent oa TE Peringtatan penartavan [TC] tera Ener Kolam Olak Jenis ? Kondisi ? Pengelupasan ? Erosi ? Kavitasi ? Retakan ? Daerah basah ? Dimana ? Dinding ? ‘Sambungan dinding ? Pelat lantai ? Sambungan pelat lantai ? Peredam enersi ? Lereng di atas kolam ? | [Tindak tanjut = [ Ei Renan noma [E] Pesan ponantvon [Pe Ener Lampiran 1-5 Bendungan : No. Registrasi, Tanda-tanda longsor ? ‘Tanda-tanda rembesan ? Jenis tumbuh-tumbuhan ? Kondisi ? Gangguan pada bangunan ? __ [Tanggal : Kinerja Pengoperasian a Ketidakwajaren ? Tindak lanjut : Li Pemantauan normat | (-] Peningkatan pemantauan | (] Peru Enjiner Daerah sekitar a Tindak lanjut: |] Pemantauan nonnal Li Peningkatan pemantauan | [] Peru Enjner Sadap Utama (Intake) Lokasi ? ] Jenis ? | Akses ? / jalan masuk Kondisi ? Pengelupasan ? Erosi ? Kavitasi ? Daerah basah ? Dimana ? Kondisi Sambungan ? Kondist drainase ? Terhalang ? Saluran muke ? Mercu pelimoah ? Sembungan di mercu ? Pilar ? Lubang masuk ? | Kolam pemasukan ? | Jembatan pelimpah ? Tumpuan jembatan ? Rumah pintu ? Tindsklanjut? | E) Parataen soma i Peningkatan pementauan | [.) Perlu Enjner Bangunan Kontrol Pintu? Balok sekat ? Rel pint ? Perapat ? Alat angkat ? Tali kawat ? Tenaga listrik ? Penerangan ? | Tenaga listrik cadangan ? 1 Tindal lanjuts | E Pemantauan normal [ J Peningkatan pemantayan | [] Peru Enjner Lampiran 1-6 | Bendungan : No. >. Registrasi : Tanggal : Bangunan Hidromekanitcal Kisi Sampah Pintu ? Katup ? Jenis ? Metode operasi ? Manual ? Tenaga listrik ? Operasi darurat bagaimana ? Tindak fanjut: | [] Pemantauan normal Ey Peningkatan pemantavan Pertu Enjiner Kondisi ? Tindak lanjut : i Pemantauan normal Dy Peningkatan per Pengeluaran Lokasi ? Jenis? Akses ? / Jalan masuk ? | Kondisi drainase ? Terhalang ? Kondisi ? Pengelupasan ? Erosi ? Kavitasi ? 1 Daerah basah ? Dimana ? Kondisi Sambungan ? Endapan ? | ‘Tindak lanjut T] Pemantauan normal | [] Peringkatan pemantawan | [} Pert Eniaer Konduit (culveré) Ukuran ? Kondisi ? Pengelupasan ? Erosi ? Kavit Lapisan basah ? Dimana ? Kondisi sambungan ? Kondisi drainase ? Terhatang ? Endapan ? Tindale tanjut: | [] Pemantauan normal Peningkatan pemantauan Pers Enjiner Pipa Pengeluaran Pipa beton ? Galeri tekenan ? ‘Terowong tekanan ? Sembungan pelapis ? Sistem drainase ? Penerangan ? Susunan ventilasi ? Pipa pesat ? ‘Akses ke pipa pesat ? ‘ondasi pipa pesat ? ) Kemiringan pipa pesat ? | dak lanjut [Gi Pemantauan normal | [1 Peningkatan pemantavan | (2) erly Enjiner Lampiran 1-7 Bendungan : No. Registrast : Tanggal : Bangunan Pengeluaran Bangunan beton ? Katup (berkarat) ? Sekeiiling ? | Tenaga tstrik ? Tinatcianjuts | [1] Peartaun somal | E] Pension ponantauan” C1 Perta enjner Saluran Pengeluaran Dinding ? Pipa drainase ? tantal saluran ? ‘Sambungan ? | Lereng di atas sal. Pengeluaran ? [Tindak tanjut: | [] Pemantauan nor al D0 Peningkatan pemantauan Cl Pers Enjiner Kolam Waduk Endapan ? Jaring apung (Logtoom) ? Budidaya ikan ? Jalan masuk ? Pelayaran komersial ? Pariwisata ? Polusi ? Kondisi kesehatan ? Tindaktanjut: | [) Pemantauan no mal [Z] Peningkatan pemantauan (Peri Enjner Tebing Waduk Longsor ? Sudah terjadi ? Potensial ? Ukuran ? Dimana ? Tindak lanjut: | (] Pemantauan normal TZ Peningkatan pemantavan Peru Enginer Daerah Hilir Tebing Sungai Erosi ? Gerusan ? Endapan ? Pengaruh tumbuh-tumbuhan / semak- ssemak terhadap pengaliran dan elevasl muka air burt ? Bentuk garis tepian waduk ? Kondisi lalu lintas ? Aliran keluar ? Pemasukan sekunder ? Penduduk terdekat ? Industri ? Perkiraan jumlah penduduk ? rumah 2 dan lainsain, | Pertanian ? Perkebunan ? Tindal lnjut? | [] Pomantauonrowat | E]Peingatanpenartaan | C] Pa Ener Lampiran 1-8 Bendungan : No, ). Registrasi : Tanggal : Peralatan Cadangan Generator darurat ? Pompa pengeringan ? Alat angkat ? Batere cadangan ? Suku cadang ? Tindak lanjut = | Galeri Drainase [Ei Femaniaen onal | C Penngatan ponantuan Peru Enjiner Jalan masuk ? Sektor tak dilapis ? Pelapis beton ? Sambungan di pelapis ? Pipa drainase ? Parit drainase ? Penampung bocoran ? Rumah pompa ? Ventilasi ? Lighting ? I Tindak fanjut : [Ey Pemantuan vernal | E)Perngkatan penariacen Pert Enjiner Galeri Grouting Jalan masuk ? Sektor tak dilapis ? Pelapis beton ? Sambungan di pelapis ? Pipa drainase ? Parit drainase ? Penampung bocoran ? Rumah pompa ? Jalan masuk ? Ventilasi ? Penerangan ? Tindaktanjut: | [) Pemantauan normal Ei Peringiatan ponantauan_[ TE] Pea Ener Ruangan PLTA ‘Terowongan masuk ? Sektor tak dilapis ? Sektor dilapis ? Sambungan ? Parit drainase ? Pipa drainase ? Rumah pompa ? | Tindak tanjut : 1 Pemantauan nonnal [Et Peng paontuan |) Pata ter Lampiran 1 -9 Bendunga No, Registrasi : [Tanggat Ruang Katup Bangunan beton ? Saluran drainase ? Pipa drainase ? Sambungan ? Susunan ventitast 7 Penerangan ? Peralatan mekarikal ? Rumah pompa ? Tindaklanjut: | [J Pemantauan normal Ey Peningkatan pemantauan Pengatur Aliran Bendung ? Penangkap pasir ? Tindaklanjut: | [J Pemantauan normal D0 Peningkatan pemantauan CO Pertu Enjiner Perbaikan Fondasi | Tirai semen ? | Dinding penyekat ? } | Tirai drainase ? Jendele drainase ? | Sumur lepas tekan ? | Drainase lepas tekan ? Tindaiclanjut: | [1 Pemantauan normal | [1] Peningkatan pemantauan (Pers Enjiner Operasi, Pemeliharaan, | Pengamatan | Panduan Operasi ? | Jadual pemeliharaan ? Rencana tindak darurat ? Jadual staf ? Jadual pembacaan instrumentas! yang | teratur? Jadual inspeksi visual yang teratur ? Tindak lanjut: | [) Pemantauan normal Peningkatan pemantauan LO Periu Enjner Fasilitas Transportasi Di lokasi bendungan ? Di kantor utama ? [Tindatctanjut: | [] Pemantavan normal | [-] Peningkatan pemantauan | (1) Perlu Enyjiner | Fasilitas Komuntkasi | Telepon ? Radio ? | internet 7 eee ([Tingak tanjut LJ Pemantauan normal | [) Peningkatan pemantavan | [1] Periu Enjiner Lampiran 1-10 Abrasion ‘Abutment Access Agitation Air entraining Air vent pipe Alignment Anchor Auxiliary- spillway Axis Bank Bare soil Beaver Bedding Bench/berm Blockage Boils Bonker Bottom outlet Brush Bucket Buckle Bug repellent Bulging Bulkhead Burrow Bush Butterfly valve Cable reel Camber PADAN KATA (TERJEMAHAN) : abrasi (pengausan) + tebing tumpuan jalan masuk : gangguan| pasokan udara pipa ventilasi udara kelurusan bentuk + jangkar pelimpah-bantu sumbu / as B tepi tanah gundul, tak terlindungi berang-berang : lapisan dasar bagian lereng yo datar sumbatan sembulan air tongkat bangunan penge- luaran bawah tanaman seperti sikal/semak-semak ember bengkok penangkal serangga penonjolan dinding antara liang binatang semak-semak katup kupu-kupu gulungan kabel peninggian puncak bendungan selama pembangunan agar stih beberapa tahun dan penurunan bend selesai, tinggi ben- dungan sama dgn yg direncanakan Casing Cattail Cattle Cave in Cavern Cavitation Chamfer Channel Check list Chute Collapse Compaction Conduit Configuration Conifer Consolidation Contact Container Contraction Convex Core Corrosion Cormugated Crack’ Crest Cross-section Culvert Curve Cutoff wall De-airing Debris Decaying Deformation Dense mat Density Dent Deposit Deterioration LAMPIRAN 2 ipa lindung sejenis tanaman binatang ternak :rongga : goa bawah tanah + kavitasi pemotongan di jung dgn sudut 45° saluran daftar simak saluran peluncur pemadatan gorong-gorong/ pipa/saluran konfigurasi sejenis tanaman konsolidasi ‘sambungan penampung penyempitan cembung inti pengkaratan berombak retakan puncak penampang-lintang konduit fengkung : dinding penyekat penghalang D menghilangkan gelembung udara sampah/pecahan material, dll pembusukan deformasi! perubahan bentuk fapisan dasar yg padat kerapatan lekukan endapan kemerosotan mutu Lamoiran 2-4 Dewatering Dike Discharge Displacement Ditch Downhill Downstream Drain Drift Earthwork Eddy Elongation Embankment Emergency- spillway Energy- dissipator Erodible Erosion Erratic - Evacuation Expansion Failure Fence Filler Filter Fine-cut file Fissure Flashlight Flip bucket Foundation Fracture Free board Full supply level : Generator Grass Gravel Grit Grouting Guard gate Guard rail Gully : pengeringan lokasi pekerjaan tanggul debit Pergeseran parit/selokan : bawah bukit bilir drainase penyimpangan E pekerjaan tanah arus olakan perpanjangan : uruganvtimbunan : pelimpah darurat : peredam energi mudah tererosi erosi salah pengosongan : pemuaian E keruntuhan pagar pengisi penyaring/saringan kikir halus : cela : senter bangunan peloncat fondasi : retaken : tinggi jagaan tingkat persediaan air penuh G : pembangkit rumput kerikil pasir halus : injeksi semen/ sementasi pintu pengaman pagar pengaman, selokan H Hand level waterpas portabel Hard hat heim Harm kerugian/akibat Hole lubang Hollow jet valve : katup pancar ber lubang ! impervious kedap air Infiltration infitrasi Inflow : aliran air masuk Inlet tempat masuknya ir ke saluran Inoperable tidak berjalanvtidak dapat dioperasikan Inspection —_: inspeksi/ pemeriksaan Instalt memasang Intake :bangunan pemasukan Investigation —_: penyelidikan J Jar wadahitampungan Jerky sembrono Jointoffset_ —: sambungan tidak rata L Layer lapisan Lead plug sumbatan timbal Leakage : kebocoran Lighting : penerangan Livestock binatang ternak Loading pembebanan Log boom Jaring apung Longitudinal: memanjang Lubrication pelumasan uM Maintenance: pemeliharaan Marshy becek Master gauge: alat ukur tera Measurement —: pengukuran Metal strip pita logam_ Misalignment _ : ketidaklurusan bentuk Moisture kelembaban Monitor memantau Monument patok Mortar marker: adukan penanda Lamoiran 2-2 Movement Muddy Murky ‘Muskrat Nick Obscuring Observation. well Obstruction Outfall Outflow Outlet Overflow Oversteep Overtopping Patching Pathway Paving Penetrate Perforation Perpendicutar Piping Plane Plug Plumb Plumb bob Plunge pool Pocket tape Pook mark Pore pressure Pond Phreatic line Pressure Probe Propagation Puddle Rapid draw- down Rebar Rock hammer Rut Rust : pergerakan + beriumpur keruh is air yang besar N : takikan Q : menghalangi pandangan’ ‘sumur pengamatan : hambatan : terjunan : aliran keluar/ pelepasan air bangunan keluaran meiimpas : sangat terjal : limpahan air lewat puncak bendungan B penambalan alur perkerasan jalan penetrasi perforasi tegak lurus. erosi buluh bidang menyumbat + tegalivertikal unting-unting : kolam tarjunan pita ukur saku | tanda-tanda lubang kecil : tekanan pori :menggenang garis preatik tekanan| alat duga/alat baca : penyebaran genangan | Rg : surut cepat : besi beton palu alur karat Relief well sumurlpipa lepas tekan s Sandbag kantong pasir Scamp lereng terjal Seed beni Seepage :rembesan Seepage cutott- : ring penyekat collar rembesan Settlement: penurunan Shale : Batu serpih Shallow dangkal Shock waves _ : gelombang sentakan Shovel sekop Shrinkage penyusutan Shrub semak-semak Silt + tanaut Sinkhole : lubang benamy amblesan Slab plat Slide : fongsoran Slope lereng Sloughing Pengelupasan tanah Slip gelincir Slippage gelinciran Siot celah Sluicing penggelontoran Sluiceway saluran peluncur Slump runtuh tibatiba Soggy lembab Spilway pelimpah Spreading penghamparan Staff gauge papan duga Stakes batang Stakeholder: pihak-pihak yan berkepentingan Standpipe pipa tegak Stee! tape pita ukur baja Steep terjal Stem guide pengarah stang Stiling basin: kolam oak Stop log balok sekat Storage tampungan Stream arus Stress tegangan String benang/kawat Strut pengikat Stuck berhenti / macet Sub grade lapisan tanah atas Supervise mengawasi Support block _: balok penyangga Surface permukaan Lamoiran 2-3 Tape Thickness ‘Threaten ‘Thrust block Timber Tiny droplet Toe of dam Transverse Trash rack Tube Tumble Tunnel Turbidity ‘Turbulence ‘Turf root Underoutting Undermining Underside Undesirable I : pita : ketebalan mengancam/ membahayakan biok bantalan tekan : kayu : tetesan air : kaki bendungan melintang : penyaring sampah :pipa jatuh terowongan : kekeruhan turbulensi, pusaran lapisan rumput & akar-akaran yang padat di lapisan atas tanah u :memperlemah merusak/ menghancurkan : sisi bawah : tidak diinginkan det Vacuum Valve Vegetation Velocity Ventilation Vibration Visual Void Voltage Vortex Wash out Watershed- catchment Waterstop Watertight Water vapor Wear Weathering Weed Weep hole Weir Weld Wet wall v hampa udara katup/kelep : tetumbuhan : kecepatan ventilasi (perhawaan) getaran dilihat dengan mata rongga tegangan listrik : pusaran air w membilas batas daerah tangkapan air : bahan penahan air kedap air :uap air aus pelapukan karena cuaca : tanaman rumput lubang drainase bendung las sumur basah LAMPIRAN 3 DAFTAR PUSTAKA Data-data literatur yang dijadikan acuan untuk bahan manual adalah sebagai be 1. Dam Safety Guidelines, Bulletin 59, 1987, ICOLD. 2, Dam Safety Guidelines, Canadian Dam Safety Association (CDSA), Alberta, Canada, January 1995. 3. Dam Safety Manual, State Engineer's Office Colorado, USA, June 1983, 4. Inspection of Embankment Dams, Asian institute of Technology, Regional Training Course on Dam Safety, June 4-22, 1990. 5. _ Inspection of Small Dams, U.S Bureau of Reclamations, Denver, Colorado. 6. Monitoring the Status of Dams Through Visual Inspection, Checklist; DSP- Overseas Training Course, Colenco, March 2003. 7. Pedomen Inspeksi dan Evaluasi Keamanan Bendungan, SK Ditjen SDA/KKB No. O5/KPTS/2008.

You might also like