Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN
INFLASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI JAWA TIMUR TAHUN 2004-2014
ABSTRAK
Poverty is inability to minimum standards basic needs which includes some food and non
food. Proverty in East Java is one of social problems are more attention from the government of east
java. This research aims to analyze the factors affect poverty level of East Java. Variabel is used
includes economic growth, population growth and inflation. This research using secondary data
obtained from the central bureau of statistics in East Java. Secondary data used in this research in the
form of time series the period 2004- 2014. This research uses the method of analysis linear regression
multiple with program assistance spss 21. Based on the results of multiple linear regression analysis
obtained the following conclusions: variable of economic growth and a significant negative effect on
poverty levels in East Java because the result is smaller than the significance level of significance (α =
0.05) in the amount of population and inflation 0,010.Pertumbuhan no effect a significant changed
in poverty in East Java as the result of greater significance than the level of significance (α = 0.05)
in. While for R2 obtained yield was 0.678 or 67.8 %, this means that the poverty rate in East Java
explained by the three independent variables for 67.8 % and 32.2 partially explained by other factors
beyond the study models .
Key words: The level of poverty in East Java, Economic Growth, Population Growth and
Inflation.
257
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
5 Banten 5.71 5.89 di Jawa Timur juga mempunyai
6 DKI Jakarta 3.70 3.72
pengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Jawa
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur
Timur sendiri. Hal ini sesuai dengan teori
Berdasarkan Tabel tingkat kemiskinan
Malthus yaitu pertumbuhan sesuai dengan
di Jawa Timur dapat dikatakan masih cukup
deret ukur sedangkan untuk bahan pangan
tinggi dikarenakan tingkat kemiskinan Jawa
sesuai dengan deret hitung. Berdasarkan hal ini
Timur dua tahun terakhir memang cukup
maka terjadi ketimpangan antara besarnya
tinggi yang akhirnya menempatkan Jawa
jumlah penduduk dengan minimnya bahan
Timur diurutan ketiga dengan provinsi di
pangan yang tersedia. Hal ini merupakan salah
pulau jawa yang memiliki tingkat ke-
satu indicator penyebab terjadinya kemiskinan.
miskinan yang cukup tinggi.
Inflasi merupakan salah satu faktor
Pada dua tahun terakhir Jawa Timur
yang dianggap menyebabkan tingkat ke-
masih menempati urutan ketiga dengan
miskinan di Jawa Timur bisa meningkat,
tingkat kemiskinan yang cukup tinggi,
mengapa bisa dikatakan seperti itu
tingkat kemiskinan Jawa Timur dari tahun
,karena jika inflasi terjadi harga barang–barang
2012 ke 2013 sudah mengalami penurunan
umum akan merangkak naik, hal tersebut akan
yakni sebesar 0.35 % dari
membuat masyarakat sulit untuk memenuhi
13.08% ke 12.73%.
kebutuhan sehari harinya. Dan jika hal tersebut
Tabel 1.2
terjadi akan membuat masyarakat jauh dari
Jumlah Penduduk Miskin Di Jawa Timur
kata sejahtera.
Tahun 2012-2014
Tahun Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)
2012 4.960.2 Tujuan Penelitian
2013 4.893.0 Berdasarkan latar belakang dan
2014 4.784.4
Sumber: Badan Pusat Statistik Jawa Timur rumusan masalah diatas maka tujuan
Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat penelitian yang akan dicapai dalam pnelitian
bahwa jumlah penduduk miskin Jawa Timur ini adalah :
selama tiga tahun terakhir mengalami pe- 1. Hendak membuktikan dan menganalisis
nurunan. Dari tahun 2012 ke 2013 mengalami pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap
penurunan sebesar 67.2 jiwa. Dan pada tingkat kemiskinan di Jawa Timur .
tahun 2013 ke 2014 mengalami penurunan
sebesar 108.6 jiwa. Pertumbuhan penduduk
258
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
2. Hendak membuktikan dan menganalisis Hasil dari penelitian ini menunjukkan
pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap bahwa Koefisien determinasi (R²) sebesar
tingkat kemiskinan di Jawa Timur. 0.932199 yang berarti bahwa variabel-variabel
3. Hendak membuktikan dan menganalisis bebas yaitu pertumbuhan ekonomi, Pendapatan
pengaruh inflasi terhadap tingkat kemiskinan Per kapita, Inflasi, dan Pengangguran ber-
di Jawa Timur. pengaruh terhadap Jumlah Penduduk Miskin
4. Hendak membuktikan dan menganalisis Provinsi Sumatera Utara.
apakah pertumbuhan ekonomi , pertumbuhan Amy Yuan (2009) Beberapa faktor
penduduk dan inflasi secara simultan atau yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di
bersama–sama terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan
Jawa Timur. data sekunder yang diambil selama kurun
5.Hendak membuktikan dan menganalisis waktu 15 tahun. Data sekunder diperoleh dari
diantara pertumbuhan ekonomi,pertumbuhan BPS. Untuk analisis data menggunakan regresi
penduduk dan inflasi manakah variabel yang linier berganda. Untuk analisis data
paling dominan berpengaruh terhadap tingkat menggunakan alat bantu computer dengan
kemiskinan di Jawa Timur. program SPSS versi 13.00. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah dependency ratio
Tinjauan pustaka (X1), Pengeluaran pemerintah (X2),
Provinsi Sumatera Utara Provinsi Sumatera Hasil analisis secara simultan semua
Utara Tahun 2003-2012”. Variabel yang variabel bebas berpengaruh secara signifikan
digunakan meliputi Pertumbuhan Ekonomi, terhadap variabel terikatnya dengan diperoleh
Pendapatan Per Kapita, Inflasi dan F hitung = 14.0905 > f tabel = 3.48,
Pengangguran. Metode penelitian yang sedangkan berdasarkan hasil uji parsial
digunakan adalah Metode Ordinary Least dependency ratio dan kesempatan kerja
Square (OLS), yang menggunakan metode berpengaruh signifikan terhadap tingkat
regresi linear berganda untuk mengelola data kemiskinan di Jawa Timur. Dan untuk
tersebut dengan menggunakan eviews 7. pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan
259
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
penduduk tidak memiliki pengaruh signifikan mereka yang sudah mempunyai mata
terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur. pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi
Tegar Risky Akbar (2013) pengaruh kebutuhan dasar yang layak bagi kemanusiaan.
jumlah penduduk, tingkat pengangguran dan Yang dimaksud dengan kemiskinan
tingkat pendidikan terhadap kemiskinan (studi adalah penduduk miskin, yakni penduduk yang
kasus provinsi Jawa Timur). Dalam penelitian tidak mampu mendapatkan sumber daya yang
ini menggunakan data sekunder yang dianalisis cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.
menggunkan analisis regresi linier berganda. Mereka hidup dibawah tingkat pendapatan rill
Hadil dari analisis linier berganda minimum atau di bawah garis kemiskinan.
diperoleh kesimpulan bahwa tingkat jumlah (Ketut Nehen, 2012: 193) lain yang sangat
penduduk (X1), tingkat pengangguran (X2) bervariasi, yang mencerminkan biaya par-
dan tingkat pendidikan (X3) mempunyai tisipasi dalam kehidupan masyarakat sehari-
pengaruh yang simultan terhadap kemiskinan hari.
di Jawa timur, tetapi hanya tingkat pe- Penduduk Miskin adalah penduduk
ngangguran (X2) yang berpengaruh secara yang memiliki rata–rata pengeluaran perkapita
langsung atau secara positif terhadap ke- per bulan dibawah garis kemiskinan. (BPS,
miskinan di Jawa Timur. 2007: 7)
Tingkat Kemiskinan adalah proporsi
Pengertian Kemiskinan penduduk yang hidup dibawah garis ke-
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS, miskinan dari tahun ke tahun. (BPS RI
2004: 11) kemiskinan adalah ketidakmampuan dalam kajian ekonomi regional aceh, 2011:
memenuhi standar minimum kebutuhan dasar 66)
yang meliputi kebutuhan makan maupun non
makan. Membandingkan tingkat konsumsi pen-
duduk dengan garis kemiskinan atau jumlah Teori Kemiskinan
rupiah untuk konsumsi orang perbulan. Menurut Nurkse dalam kutipan
Sedangkan bagi dinas sosial mendefinisikan (Lincolin; 1999) ada dua lingkaran perangkap
orang miskin adalah mereka yang sama sekali kemiskinan, yaitu dari segi penawaran (supply)
tidak mempunyai sumber mata pencaharian dimana tingkat pendapatan masyarakat yang
dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar rendah yang diakibatkan oleh tingkat
mereka yang layak bagi kemanusiaan dan produktivitas yang rendah menyebabkan
260
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
kemampuan masyarakat untuk menabung tinggi diperlukan akumulasi modal (capital)
rendah. Kemampuan untuk menabung rendah, melalui tabungan (saving) .Komponen
menyebabkan tingkat pembentukan modal masyarakat yang mampu menabung adalah
yang rendah, tingkat pembentukan modal kelompok orang kaya, bukan dari kelompok
(investasi) yang rendah menyebabkan ke- orang miskin. Sehingga pertumbuhan ekonomi
kurangan modal, dan dengan demikian hanya dapat dimotori oleh kelompok masya-
tingkat produktivitasnya juga rendah dan rakat yang mampu memupuk modal.
seterusnya .Dari segi permintaan (demand), di (Todaro; 2002)
negara-negara yang miskin perangsang untuk
menanamkan modal adalah sangat rendah, Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
karena luas pasar untuk berbagai jenis barang Menurut Sukirno (2012, 29) per-
adanya terbatas, hal ini disebabkan oleh karena tumbuhan ekonomi adalah perkembangan
pendapatan masyarakat sangat rendah. kegiatan ekonomi yang berlaku dari waktu
Pendapatan masyarakat sangat rendah karena ke waktu dan menyebabkan pendapatan
tingkat produktivitas yang rendah, sebagai nasional riil semakin berkembang. Tingkat
wujud dari tingkatan pembentukan modal yang pertumbuhan ekonomi menunjukkan persentasi
terbatas di masa lalu. Pembentukan modal kenaikan pendapatan nasional riil pada suatu
yang terbatas disebabkan kekurangan pe- tahun tertentu apabila dibandingkan dengan
rangsang untuk menanamkan modal dan pendapatan nasional riil pada tahun
seterusnya. sebelumnya.
Teori pembangunan yakin masalah Pertumbuhan ekonomi dapat diukur
kemiskinan akan teratasi dengan sendirinya dengan menggunakan Produk domestik
melalui mekanisme pertumbuhan ekonomi. regional bruto (PDRB) atas dasar harga
Bahkan Kuznets berpendapat bahwa konstan (ADHK).
ketimpangan pendapatan merupakan syarat
keharusan bagi pertumbuhan ekonomi yang Rumus Pertumbuhan Ekonomi :
tinggi. Jadi pada awal pertumbuhan ekonomi G= x 100 %..........(Sukirno,
tingkat kesenjangan ekonomi makin tinggi 2007) Keterangan :
sampai pada tingkatan tertentu baru menurun. G : Pertumbuhan ekonomi
Teori Harrod-Domar juga menyatakan PDRB 1 : PDRB ADHK tahun ini
demikian, dimana untuk pertumbuhan yang
261
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
PDRB0 : PDRB ADHK tahun memiliki hubungan antara satu dengan yang
sebelumnya lain. Peningkatan kinerja pada suatu sektor
Teori Pertumbuhan Ekonomi akan meningkatkan daya tarik bagi pemupukan
Michael Todaro (2006: 125) modal, mendorong kemajuan teknologi,
mengklasifikasikan teori-teori pertumbuhan meningkatkan spesialisasi, dan memperluas
ekonomi dalam empat pendekatan, antara lain pasar. Hal-hal tersebut yang nantinya akan
teori pertumbuhan linier (linier stages of mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi
growth), teori pertumbuhan struktural, teori semakin pesat.
revolusi ketergantungan internasional b. Teori Rostow: Tahap-Tahap Pertumbuhan
(dependensia), dan teori neo-klasik. W.W. Rostow menyatakan bahwa
1) Teori Pertumbuhan Ekonomi Linier a. proses pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan
Teori Adam Smith: Teori Pertumbuhan dalam lima tahapan, antara lain masyarakat
Adam Smith membagi tahapan tradisional, prasyarat lepas landas, tahap lepas
pertumbuhan ekonomi menjadi lima tahap landas, tahap gerak menuju kematangan, dan
yang berurutan, yaitu dimulai dari masa tahap konsumsi masa tinggi. Menurut Rostow,
perburuan, masa beternak, masa bercocok setiap negara berada dalam salah satu dari
tanam, masa perdagangan, dan yang terakhir tahap-tahap tersebut. Tahap-tahap per-
masa perindustrian. Dari tahapan tersebut, tumbuhan ini sebenarnya berpangkal pada
dapat disimpulkan bahwa tanah memegang keadaan-keadaan dinamis dari permintaan,
peranan yang penting dalam pertumbuhan. penawaran, dan pola produksinya.
Dalam teori ini, Adam Smith memandang Tahap-tahap pertumbuhan ini tidak
pekerja sebagai salah satu input dalam proses dapat dipisahkan dari adanya kekuatan
produksi. Pembagian kerja merupakan hal permintaan dikarenakan tahap-tahap per-
utama dalam upaya meningkatkan kembangan yang pesat dalam sektor tertentu
produktivitas tenaga kerja. Spesialisasi yang tidak hanya tercermin dari segi produksi saja,
dilakukan oleh tiap-tiap pelaku ekonomi tetapi juga dari harga dan pendapatan yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor pendorong, tinggi. Sektor-sektor yang berperan penting
yaitu peningkatan keterampilan kerja dan dalam pertumbuhan ekonomi tidak hanya
penemuan mesin-mesin yang dapat menghemat ditentukan oleh perubahan-perubahan dalam
tenaga. Menurut Adam Smith proses tingkat teknologi dan kemauan para pengusaha
pertumbuhan akan terjadi secara simultan dan
262
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
untuk berinovasi, tetapi juga oleh kekuataan non-fisik berupa ilmu pengetahuan dan
permintaan dalam hubungannya dengan harga. teknologi.
Menurut teori neo-klasik, rasio modal- Adanya penemuan baru berawal dari
tenaga kerja yang rendah pada negara-negara proses learning by doing. Proses ini dapat
berkembang menjanjikan tingkat pengembalian memunculkan penemuan-penemuan baru yang
investasi yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, meningkatkan efisiensi produksi sehingga akan
reformasi pasar bebas akan memicu investasi meningkatkan produktivitas. Dengan demikian,
yang lebih tinggi, meningkatkan produktivitas, kualitas sumberdaya manusia merupakan
dan meningkatkan standar kehidupan. Namun faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
kenyataannya, banyak negara berkembang ekonomi.
yang tidak tumbuh atau hanya tumbuh sedikit
dan gagal menarik investasi asing. Perilaku Ukuran Pertumbuhan Ekonomi
tersebut memicu lahirnya konsep teori Tingkat pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan endogen. ditentukan oleh pertambahan yang sebenarnya
Teori Pertumbuhan Endogen atas barang-barang dan jasa-jasa yang
Pengembangan teori pertumbuhan endogen diproduksi dalam suatu perekonomian.
berawal dari adanya penolakan terhadap Dengan demikian untuk menentukan
pendapat yang menyatakan bahwa teknologi tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai
yang memberi sumbangan bagi pertumbuhan oleh suatu negara perlu dihitung pendapatan
ekonomi bersifat eksogen. Dalam teori ini, nasional riil, yaitu Produk Domestik Bruto atau
teknologi dapat dipengaruhi sehingga akan Produk Nasional Bruto.
bersifat endogen. Teori ini menggunakan a. Produk Domestik Bruto
beberapa asumsi sebagai berikut. (1) adanya Bagi negara-negara berkembang,
eksternalitas dalam perekonomian, dan (2) konsep Produk Domestik Bruto (PDB) atau
imperfect market dalam produksi intermediate Gross Domestic Product (GDP) merupakan
input. suatu konsep yang paling penting jika
Menurut teori pertumbuhan endogen, dibandingkan dengan konsep pendapatan
sumber-sumber pertumbuhan disebabkan nasional lainnya. Produk Domestik Bruto
adanya peningkatan akumulasi modal dalam (PDB) dapat diartikan sebagai nilai barang dan
arti yang luas. Modal dalam teori ini tidak jasa yang diproduksikan di dalam negara
hanya modal fisik tetapi juga yang bersifat tersebut dalam satu tahun tertentu.Dalam suatu
263
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
perekonomian, barang dan jasa yang seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
diproduksi bukan hanya dihasilkan oleh baik formal maupun non-formal seperti latihan
perusahaan milik warga negara tersebut - latihan kerja.
melainkan juga perusahaan miliki warga
negara lain. Pada umumnya, hasil produksi Pengertian Pertumbuhan Penduduk
nasional juga berasal dari faktor-faktor Penduduk adalah semua orang yang
produksi luar negeri. Output yang dihasilkan berdomisili di wilayah geografis Indonesia
merupakan bagian yang cukup penting dalam selama enam bulan atau lebih dan atau mereka
kegiatan ekonomi suatu negara. Oleh sebab itu, yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi
nilai produksi yang disumbangkan perlu bertujuan menetap . (BPS Jatim)
dihitung dalam pendapatan nasional. Pertumbuhan penduduk adalah
b. Produk Domestik Regional Bruto perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat
Produk Domestik Regional Bruto dihitung sebagai perubahan dalam jumlah
(PDRB) dapat digunakan sebagai alat ukur individu dalam sebuah populasi menggunakan
pertumbuhan yang lebih baik dalam "per waktu unit" untuk pengukuran.
mencerminkan kesejahteraan penduduk. Hal (Wikipedia: 2016)
ini disebabkan perhitungan PDRB yang lebih Pertumbuhan penduduk merupakan
menyempit dari perhitungan PDB. PDRB proses perubahan jumlah penduduk serta
hanya mengukur pertumbuhan perekonomian komposisinya yang dipengaruhi tiga komponen
di lingkup wilayah, pada umumnya wilayah demografi yaitu fertilitas, mortalitas dan
provinsi atau kabupaten. migrasi. (Mulyadi, 2003: 13)
Teori ekonomi telah menemukan Menghitung Pertumbuhan Penduduk
bahwa kemauan seseorang untuk bekerja lebih dari tahun ke tahun menggunakan rumus
banyak dipengaruhi oleh tingkat upah yang sebagai berikut :
tersedia. Dengan kata lain, semakin tinggi Pertumbuhan Penduduk = X
tingkat upah, semakin tinggi kemauan 100%…….(Putong , 2003: 25) Keterangan:
seseorang untuk bekerja. Sementara itu, Pn : Jumlah penduduk tahun sekarang
kemampuan bekerja seseorang dipengaruhi P n -1 : Jumlah penduduk pada tahun
oleh kesehatan, kecakapan, keterampilan, dan sebelumnya
keahliannya. Lebih jauh lagi, tingkat
kecakapan, keterampilan, dan keahlian Teori Pertumbuhan Penduduk
264
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Aliran Malthusian: Aliran ini kekurangan bahan makanan, karena kaum
dipelopori Thomas Robert Malthus seorang Kapitalis mengambil sebagian pendapatan
Pendetalnggris, hidup tahun pada tahun 1766- mereka.
1834. Thomas Robert Maithus menyatakan
bahwa penduduk apabila tidak ada Inflasi
pembatasan, akan berkembang biak dengan A. Pengertian Inflasi
cepat dan memenuhi dengan cepat pula Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah
beberapa bagian dan pemukaan bumi ini. suatu proses meningkatnya harga- harga secara
Tingginya pertumbuhan penduduk umum yang berkaitan dengan mekanisme pasar
disebabkan karena hubungan kelamin laki-laki yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor
dan perempuan tidak dapat dihentikan. antara lain, konsumsi masyarakat yang
Disamping itu manusia untuk hidup meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang
memenlukan bahan makanan, sedangkan memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
pertumbuhan bahan makanan jauh lebih sampai termasuk juga akibat adanya
lambat dibandingkan dengan pertumbuhan ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi dapat
penduduk. Apabila tidak ada pembatasan digolongkan menjadi empat golongan, yaitu
pertumbuhan penduduk maka manusia akan inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi.
mengalami kekuarangan bahan makanan. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga
lnilah sumber dan kemiskinan manusia. berada di bawah angka 10% setahun; inflasi
Aliran Marxis Marx dan Engels sedang antara 10%-30% setahun; berat antara
tidak sependapat dengan yang menyatakan 30%-100% setahun; dan hiperinflasi atau
bahwa apabila tidak diadakan pembatasan inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan
terhadap pertumbuhanpenduduk, maka harga berada di atas 100% setahun.
manusia akan kekuranqan bahan pangan. (Wikipedia; 2016)
Menurut Marx tekanan penduduk di suatu
negara bukannya tekanan penduduk terhadap Teori-teori Inflasi
bahan pangan, tetapi tekanan penduduk Secara garis besar ada tiga kelompok
terhadap kesempatan kerja. Kaum Kapitalis teori mengenai inflasi, masing- masing
membeli mesin-mesin untuk menggantikan menyoroti aspek-aspek tertentu dan bukan teori
pekerjaan yang dilakukan oleh buruh. Jadi inflasi yang lengkap yang (Suparmoko, 2002;
penduduk yang melarat tidak disebabkan oleh 128)
265
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Teori inflasi dibedakan menjadi dan barang-barang ekspor. Karena adanya
1. Teori Kuantitas sebab-sebab struktural pertambahan produksi
Jumlah uang yang beredar merupakan barang-barang ini terlalu lambat dibanding
pendorong utama terjadinya inflasi baik uang dengan pertumbuhan kebutuhannya, sehingga
kartal maupun uang giral. Ada beberapa sebab menaikan baha makanan dan kalangan devisa.
terjadinya uang jumlah uang beredar, Akibat selanjutnya adalah kenaikan harga-
diantaranya terjadinya defisit anggaran harga lain sehingga terjadi inflasi semacam itu
pemerintah yang di biayai dari mencetak uang tidak dapat di obati dengan misal mengurangi
semakin besar defisit anggaran pemerintah jumlah uang beredar tetapi harus dengan
yang di biayai dari anggaran mencetak uang, perbaikan sektor bahan makanan oleh ekspor.
maka inflasi yang terjadi semakin parah. (Boediono, 2000: 170)
(Suparmoko, 2002; 135)
Kerangka Konseptual
2. Teori Keynes
Pemerintah yang telah dijelaskan pada Pertumbu
han
inflasi menurut teori kuantitas, pemerintah Ekonomi
dapat menyebabkan inflasi apa bila defisit
anggaran pemerintah di biayai dengan cara
Pertumbu Tingkat
mencetak uang baru. Akan semakin han Kemiskinan
Pendudu
memperparah terjadinya inflasi. Pemerintah k
ingin memperoleh bagian yang lebih besar
dari output masyarakat dengan cara men-
Inflasi
jalankan defisit anggaran yang dilakukn
dengan meningkatkan anggaran pengeluaran
pemerintah. (Suparmoko, 2002: 136) Gambar Kerangka Konseptual
3. Teori strukturialis
Teori ini penekannya pada aspe Pada kerangka diatas dijelaskan bahwa
institusional. Teori ini bersifat jangka panjang tingkat kemiskinan dipengaruhi oleh
karena menyoroti sebab-sebab inflasi yang beberapa faktor yaitu pertumbuhan ekonomi,
berasal dari kelakuan struktur ekonomi, pertumbuhan penduduk dan inflasi. Dan
khususnya ketegaran supply bahan makanan penjelasan kerangka tersebut sebagai berikut :
266
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
Sumarto (2002) Mengenai hubungan Per- hubungan sebab akibat variabel bebas dan
tumbuhan ekonomi, kemiskinan dan variabel terikat. Sehingga dapat diketahui
ketimpangan di Indonesia. Hasil studi karakteristik hubungan antara variabel
tersebut menemukan bahwa terdapat penyebab dan efek yang akan diprediksi.
hubungan negative dan sangat kuat antara
pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan yang Definisi Operasional
artinya ketika pertumbuhan ekonomi tumbuh, Variabel penelitian adalah suatu gejala
kemiskinan berkurang. (Kuncoro, 2010: 72) yang bervariasi.Variabel juga dapat diartikan
Menurut Todaro (1998: 259) di negara– sebagai objek penelitian yang menjadi titik
negara sedang berkembang tingginya per- pusat perhatian dari suatu penelitian (Arikunto,
tumbuhan penduduk dianggap sebagai salah 1998). Variabel penelitian ini antara lain :
satu hambatan terbesar dalam pembangunan 1. Variabel Bebas (Independent variables)
ekonomi. Pertumbuhan jumlah penduduk Variabel bebas adalah suatu variabel
berdampak negative terhadap penduduk miskin yang variasinya mempengaruhi variabel lain.
terutama paling miskin. Dapat pula dikatakan bahwa variabel bebas
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah variabel yang pengaruhnya terhadap
tingginya laju inflasi bisa menaikkan ukuran variabel lain ingin diketahui (Azwar, 2001)
garis kemiskinan. Pasalnya, harga barang Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
dan jasa menjadi salah satu penentu tolok bebas adalah sebagai berikut ;
ukur garis kemiskinan. Kenaikan inflasi pasti
akan menaikkan garis kemiskinan. Sebab, garis Pertumbuhan Ekonomi (X1)
kemiskinan juga ditentukan oleh harga barang Pertumbuhan ekonomi adalah
dan jasa, hanya memang bobotnya berbeda, terjadinya perubahan atau pertambahan
kenaikan laju inflasi serta ukuran garis pendapatan nasional dalam PDB pada harga
kemiskinan, tidak serta-merta menaikkan atau konstan yang dinyatakan dalam satuan Persen.
menurunkan angka kemiskinan. ( %)
267
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
jumlah individu dalam populasi yang variabel penduga. Tujuan analisis regresi linier
dinyatakan dalam satuan persen (%) berganda adalah untuk mengukur intensitas
hubungan antara dua variabel atau lebih dan
Inflasi (X3) membuat prediksi perkiraan nilai Y atas X.
Perubahan harga–harga secara umum Secara umum model regresi linier berganda
pada periode tertentu yang dinyatakan dengan untuk sampel adalah sebagi berikut :
satuan persen (%)
2. Variabel Terikat (Dependent Variables) Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Variabel terikat adalah variabel Keterangan :
penelitian yang diukur untuk mengetahui Y : Tingkat kemiskinan (dalam persen)
besarnya efek atau pengaruh variabel yang A : Konstanta
lain.Besarnya efek tersebut diamati dari ada b1,b2,b3: Koefisien Regresi
tidaknya ,timbul–hilangnya, membesar– X1 : Pertumbuhan ekonomi (dalam persen)
mengecilnya atau berubahnya variasi yang X2 : Pertumbuhan penduduk (dalam persen)
tampak sebagai akibat perubahan variable.
X3 : Inflasi (dalam persen)
(Azwar , 2001)
e :kesalahan penganggu
268
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X Keterangan :
oleh X. Dengan kata lain bila R 2 = 1,maka m :banyaknya jumlah variabel bebas
Uji statistik yang digunakan adalah :
semua titik pengamatan berada tepat pada
H0:b1 = b2 = b3 = 0 berarti tidak ada pengaruh
garis regresi. Dengan demikian baik atau
buruknya suatu persamaan regresi antara pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan
penduduk dan inflasi terhadap tingkat
ditentukan oleh R2 nya yang mempunyai
kemiskinan di Jawa Timur, H0: b1 ≠b2 ≠ b3 ≠
nilai antara nol dan satu.
0 berarti ada pengaruh antara pertumbuhan
Menurut Santoso dalam buku (Priyatno,
ekonomi, pertumbuhan penduduk dan inflasi
2008: 81) Adjusted R square adalah R
terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur.
square yang telah disesuaikan nilai ini selalu
Dengan taraf signifiasi α = 5% atau α = 0.05.
lebih kecil dari nilai R square dari angka ini
Daerah penerimaan dan penolakan H0 ;
bisa memiliki harga negative, bahwa untuk
1. Apabila F hitung < F tabel = H0 diterima
regresi dengan lebih dari dua variabel bebas
dan Ha ditolak
dingunkan Adjusted R2 sebagai koefisien
2. Apabila F hitung > F tabel = H0 ditolak
determinasi.
dan Ha diterima
269
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Adapun daerahh penerimaan dan penolakannya sosial, pelayanan sosial, penyediaan akses
1. t hitung < t tabel = H0 diterima Ha ditolak akses pelayanan kesehatan dasar, penyediaan
2. t hitung > t tabel = H0 ditolak Ha diterima akses pelayanan pendidikan dasar, pelayanan
akses pelayanan perumahan dan pemukiman
dan/atau penyediaanakses pelatihan, modal
usaha dan pemasaran hasil usaha. Berikut ini
adalah tabel Tingkat kemiskinan di Jawa
Timur.
Gambar
Daerah penolakan dan daerah penerimaan
(Uji-t)
Tabel
Tingkat Kemiskinan Di Jawa Timur 2004 -
Keadaan umum daerah penelitian 2014
Tahun Tingkat kemiskinan (% )
Provinsi Jawa Timur merupakan satu 2004 20,08
270
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
2006 21,09 Pertumbuhan ekonomi merupakan
2007 19,98
2008 18,19
salah satu indikator yang dijadikan sebagai
2009 16,22 tolak ukur atas keberhasilan pembangunan
2010 14,87
2011 13,85
suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang
2012 13,08 terjadi di suatu daerah dapat mengindikasikan
2013 12,73
2014 12,28
bagaimana prestasi dan perkembangan daerah
Sumber :BPS Jawa Timur data diolah tersebut .Berikut tabel pertumbuhan ekonomi
Berdasarkan data dari tabel diatas di Jawa Timur.
yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Tabel
Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Timur
Jawa Timur tingkat kemiskinan yang terjadi di 2004 -2014
Tahun Pertumbuhan Ekonomi (% )
provinsi Jawa Timur pada tahun 2006 sampai
2004 5.01
dengan tahun 2014 pada setiap tahunnya 2005 5.80
2006 5.84
mengalami penurunan. Sedangkan dari tahun
2007 5.83
2004 sampai dengan 2006 sempat mengalami 2008 5.86
2009 5.94
naik turun. Tingkat kemiskinan tertinggi di
2 010 6.68
provinsi Jawa Timur terjadi pada tahun 2006 2011 7.22
tahun 2014 dengan tingkat kemiskinan sebesar Sumber : BPS Jawa Timur dalam berbagai
12,28 %. terbitan
Dengan Tingkat kemiskinan yang Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
setiap tahun mengalami penurunan me- bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi di
nunjukkan bahwa usaha yang dilakukan Jawa Timur dalam kurun waktu sepuluh tahun
pemerintah untuk upaya penurunan tingkat dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2014
kemiskinan di provinsi Jawa Timur cenderung fluktuatif. Hal tersebut dapat dilihat
menunjukkan hasil yang positif, dengan bahwa pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur
tingkat kemiskinan yang setiap tahunnya mengalami naik turun. Pertumbuhan ekonomi
mengalami penurunan. tertingi di Jawa timur selama kurun waktu
sepuluh tahun terjadi pada tahun 2014 dengan
Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Timur pertumbuhan ekonomi sebesar 7,27 % dalam
setahun, dan pertumbuhan ekonomi terendah di
271
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Jawa Timur terjadi pada tahun 2004 yakni cukup.Hal tersebut dirasa cukup berhasil
dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 %. terbukti pertumbuhan penduduk pada tahun
2014 turun menjadi 0,64 %.
Pertumbuhan Penduduk Di Jawa Timur
Pertumbuhan penduduk adalah Inflasi Di Jawa Timur
keseimbangan yang dinamis antara kekuatan– Inflasi merupakan salah satu tolak ukur
kekuatan yang menambah atau yang perekonomian Indonesia. Inflasi merupakan
mengurangi jumlah penduduk. Berikut ini tabel indikator penting perekonomian yang berkaitan
pertumbuhan penduduk di provinsi Jawa dengan daya beli masyarakat dn stabilitas
Timur. ekonomi makro. (BPS jatim, 2014: 49 )
Tabel Tabel
Pertumbuhan Penduduk Di Jawa Timur
Inflasi Di Jawa Timur 2004 -2014
2004 -2014
Tahun Pertumbuhan Penduduk (% ) Tahun Inflasi (% )
2004 0,91 2004 5,92
2005 1,46 2005 15,19
2006 1,1 2006 6,76
2007 0,84 2007 6,47
Sumber : BPS Jawa Timur data diolah Sumber : BPS Jawa Timur dalam berbagai
di Jawa Timur dari tahun 2004 sampai Berdasarkan dari tabel diatas dapat
dengan 2014 cenderung naik dilihat bahwa inflasi yang terjadi di jawa
turun.Pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi timur selama kurun waktu 10 tahun dari
pada tahun 2013 dengan pertumbuhan tahun 2004 sampai dengan tahun 2014 bisa di
penduduk sebesar 1,28 %, namun pada tahun golongkan inflasi ringan karena kurang dari 10
2014 pemerintah berusaha menekan laju % dalam setahun, kecuali pada tahun 2005
pertumbuhan penduduk dengan berbagai inflasi tertinggi terjadi pada tahun ini dengan
272
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
2010 14,87 6,68 0,51 6,96
2011 13,85 7,22 0,56 4,09
Hasil penelitiaan dan pembahasan 2012 13,08 6,11 0,51 4,50
273
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
yang ada di provinsi Jawa Timur Dari tabel model summary diatas dapat
mengalami kenaikan sebesar 38,195 satuan. terlihat bahwa nilai R (koefisien korelasi)
b1 = (-3,779) artinya, apabila variabel sebesar 0,824 yang berarti bahwa variabel
dependen yaitu variabel Tingkat dependent dan indepndet dapat dikategorikan
Kemiskinan berubah atau naik 1 satuan maka memiliki hubungan linier yang sangat kuat.
variabel pertumbuhan ekonomi akan menga-
lami kenaikan sebesar (-3,779) satuan, dan Koefisien Determinasi (R2)
karena pertumbuhan ekonomi bertanda negatif
R2 digunakan untuk mengetahui
(-) maka perubahan yang ditimbulkan
proporsi variasi dalam variabel terikat (Y) yang
pertumbuhan ekonomi terhadap Tingkat
dijelaskan oleh variabel–variabel bebas (X1
kemiskinan mempunyai arah yang berlawanan.
,X2 dan X3) secara bersama- sama.
b2 = (0,127) artinya, apabila variabel
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
dependen yaitu variabel Tingkat Kemiskinan
berubah atau naik 1 satuan maka R2 sebesar 0,678 yang berarti bahwa 67,8%
variabel pertumbuhan penduduk akan variasi dari variabel terikat ditentukan oleh
mengalami kenaikan sebesar (0,127) satuan. variasi ketiga variabel bebasnya. Dengan kata
b3 = (0,238) artinya, apabila variabel dependen lain, Tingkat kemiskinan di Jawa Timur dapat
dijelaskan oleh variabel pertumbuhan ekonomi,
yaitu variabel Tingkat Kemiskinan berubah
pertumbuhan penduduk dan inflasi sebesar
atau naik 1 satuan maka variabel Inflasi
67,8 % dan sebagian sebesar 32,2 %
akan mengalami kenaikan sebesar (0,238)
sebabnya berkaitan dengan faktor–faktor diluar
satuan.
model.
274
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Pengujian F ini merupakan suatu Pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan pen-
ukuran arti keseluruhan dari regresi yang duduk dan inflasi (X) terhadap variabel
ditaksir ,jika F yang dihitung melebihi nilai terikat Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur
F tabel dari F tabel pada tingkat signifikasi (Y) secara parsial berikut hasilnya:
α % berarti menolak hipotesis nol.
Dibawah ini table hasil penghitungan Tabel
Tabel Uji –t
menggunakan program SPSS 21:
Tabel uji F
275
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh akan mengakibatkan tingkat kemiskinan turun
yang signifikan terhadap tingkat kemiskinan di sebesar 3,779. Hal tersebut sesuai dengan
Jawa Timur. hipotesis yang menyatakan bahwa per-
2. Berdasarkan hasil uji t diatas Pertumbuhan tumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan
penduduk memiliki tingkat signifikan sebesar signifikan terhadap tingkat kemiskinan di
0.882 > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 Jawa Timur.
diterima dan Ha ditolak, yang berarti Hal ini juga sejalan dengan penelitian
pertumbuhan penduduk tidak berpengaruh yang dilakukan oleh Sri Kuncoro (2014) dalam
secara signifikan terhadap tingkat kemiskinan jurnal analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi,
di Jawa Timur. tingkat pengangguran dan pendidikan terhadap
3. Berdasarkan hasil uji t diatas Inflasi tingkat kemiskinan di Jawa Timur, yang me-
memiliki tingkat signifikasi sebesar 0.333 > nemukan bahwa terdapat hubungan negatif
0.05. Hal tersebut berarti H0 diterima dan Ha dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di
ditolak, yang berarti inflasi tidak berpengaruh Jawa Timur.
signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Jawa
Timur. Pertumbuhan Penduduk Dan Tingkat
Kemiskinan
Hasil Penelitian Dilihat dari analisis regresi menggunakan
Pertumbuhan Ekonomi Dan Tingkat bantuan SPSS 21dilihat bahwa pertumbuhan
Kemiskinan penduduk tidak berpengaruh nyata
Dilihat dari hasil penghitungan analisis (signifikan) dan positif dengan nilai koefisien
regresi menggunakan bantuan program spss 0,127. Hal ini berarti bahwa jika tingkat
21 dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi kemiskinan naik 1 satuan maka pertumbuhan
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap penduduk akan naik sebesar 0,127.
tingkat kemiskinan di Jawa Timur. Dengan Pertumbuhan penduduk dari tahun
nilai koefisien sebesar negatif (-3,779). Hal ini 2004–2014 tidak berpengaruh signifikan
menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur,
mempunyai pengaruh terhadap tingkat menurut penulis hal tersebut disebabkan karena
kemiskinan di Jawa Timur. :
Artinya apabila terjadi peningkatan
pertumbuhan ekonomi sebesar 1 satuan maka
276
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
1. Tingkat pertumbuhan penduduk dari tahun Berdasarkan hasil analisi regresi dengan
2004–2014 dapat dikendalikan, hal tersebut bantuan program SPSS 21 ,diperoleh hasil
terbukti dengan perkembangan pertumbuhan bahwa inflasi tidak berpengaruh nyata
penduduk provinsi Jawa Timur tidak terlalu (signifikan) dan positif terhadap tingkat
tinggi , sehingga pertumbuhan penduduk kemiskinan di Jawa Timur. Dengan
tidak berpengaruh terhadap tingkat ke- koefisien positif sebesar (0,238). Hal ini
miskinan di Jawa Timur. berarti bahwa jika tingkat kemiskinan naik 1
2. Laju pertumbuhan penduduk berusaha satuan inflasi juga akan naik sebesar 0,238.
dikendalikan oleh pemerintah provinsi Jawa Inflasi dari tahun 2004–2014 tidak
Timur melalui Bkkbn dengan program Kb, hal berpengaruh nyata (signifikan) terhadap tingkat
ini dirasa cukup efektif dilihat dari kemiskinan di Jawa Timur, menurut penulis
pertumbuhan penduduk di Jawa timur dari hal tersebut disebabkan oleh:
tahun 2004 sampai dengan 2014 cenderung 1. Inflasi yang tergolong ringan seperti
menurun setiap tahunnya. yang terjadi di Jawa Timur tidak selalu
3. Pemerintah provinsi Jawa Timur juga berusaha membawa dampak negatif tetapi juga
meningkatkan kualitas SDM terutama untuk dampak positif. Dampak positif nya adalah
keluarga yang tergolong miskin, hal ini inflasi dapat mendorong perekonomian
bertujuan untuk memperbaiki kualitas SDM lebih baik dengan meningkatkan pen-
dari segi pendidikan yang bertujuan untuk dapatan nasioanal dan membuat orang
mengurangi jumlah penggangura. Bantuan begairah bekerja, menabung dan menga-
yang diberikan pemerintah dalam rangka dakan investasi.
memperbaiki kualitas SDM adalah Bantuan 2. Laju inflasi di provinsi Jawa Timur
siswa miskin. selama 10 tahun terakhir dapat
4. Dilihat dari pertumbuhan ekonomi provinsi dikendalikan, sehingga tidak menyulitkan
Jawa Timur yang terus mengalami masyarakat yang tergolong miskin untuk
peningkatan, menyebabkan permintaan akan memenuhi kebutuhan mereka sehari – hari.
tenaga kerja pun meningkat, hal tersebut pada 3. Pemerintah provinsi Jawa Timur juga
akhirnya akan mengurangi jumlah pe- memberikan bantuan apabila terjadi
nggangguran. naiknya harga bahan bahan pangan
yang bisa memicu inflasi dengan memberi
Inflasi Dan Tingkat Kemiskinan bantuan seperti operasi pasar murah yang
277
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
memudahkan masyarakat membeli bahan signifikan pertumbuhan penduduk 0,882 >
bahan pangan dengan harga murah,serta 0,05.
ada bantuan raskin untuk membantu 4. Variabel inflasi tidak mempunyai
keluarga miskin. pengaruh secara parsial terhadap tingkat
kemiskinan di Jawa Timur, hal ini terbukti
Simpulan dengan tingkat signifikan inflasi 0,333 >
Penelitian ini dimaksudkan untuk 0,05.
mengkaji pengaruh variabel pertumbuhan 2. Dari hasil uji F diketahui bahwa
ekonomi,pertumbuhan penduduk dan inflasi pertumbuhan ekonomi (X1), pertumbuhan
terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur penduduk (X2) dan inflasi (X3)
dari tahun 2004–2014. Berdasarkan hasil berpengaruh secara simultan atau
analisis data yang telah dilakukan maka dapat bersama–sama terhadap tingkat ke-
ditarik simpulan sebagai berikut: miskinan di Jawa Timur. Hal ini terbukti
1. Dari hasil uji t dapat diketahui dengan nilai F hitung (4,919) > F tabel
variabel independent mana saja yang
(4,35) dengan tingkat signifikan 0.038b <
berpengaruh signifikan secara parsial
0,05 atau 5%.
terhadap variael independet Tingkat
3. Variabel pertumbuhan ekonomi (X1) adalah
kemiskinan di Jawa Timur:
variabel yang paling dominan mempunyai
2. Variabel pertumbuhan ekonomi mem-
pengaruh terhadap tingkat kemiskinan di
punyai pengaruh secara parsial terhadap
Jawa Timur. Hal tersebut terbukti karena
tingkat kemiskinan di Jawa Timur.
variabel pertumbuhan ekonomi (X1)
Variabel pertumbuhan ekonomi
merupakan satu–satuya variabel inde-
mempunyai pengaruh negatif dan sig-
penden yang berpengaruh secara sig-
nifikan terhadap tingkat kemiskinan di
nifikan terhadap tingkat kemiskinan di
Jawa Timur, hal ini terbukti dengan t Jawa Timur dengan tingkat signifikan
hitung (-3,481) dan tingkat signifikasi 0,01 0,01
< 0,05. < 0,05 .
3. Variabel pertumbuhan penduduk tidak 4. Korelasi antar variabel dependent (Y)
mempuyai pengaruh secara parsial tingkat kemiskinan di Jawa Timur dan
terhadap tingkat kemiskinan di Jawa variabel independent (X) yaitu
Timur, hal ini terbukti dengan tingkat
278
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
pertumbuhan ekonomi (X1), pertumbuhan seluruh wilayah di Jawa Timur sehingga
penduduk (X2) dan inflasi (X3) kesejahteraan masyarakat di Jawa Timur
memiliki korelasi yang sangat kuat merata. Dengan pertumbuhan ekonomi
dengan nilai korelasi sebesr 0,824. yang merata diharapkan dapat mengurangi
5. R2 dari penelitian ini sebesar 0.678 jumlah penduduk miskin di Jawa Timur.
279
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
BPSRI.2011.Kajian Regional aceh.Jakarta:BPS
RI Sukirno,Sadono.2007.Makro Ekonomi
Modern Perkembangan Pemikiran
Kuncoro,Sri.2014.analisis pengaruh Dari Sadono,Sukirno. (2012). Makro
pertumbuhan ekonomi,tingkat ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga.
pengangguran dan pendidikan Jakarta: Rajawali Pers..
terhadap tingkat kemiskinan di
provinsi jawa timur 2009 - Sumber internet
2011.Jurnal Ilmiah.FE Muhamadiyah https://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
Surakarta. http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
. http://ditpk.bappenas.go.id/
Lincolin,arsyad.1999.Pengantar perencanaan http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuha
dan pembangunan ekonomi daerah n_penduduk
edisipertama.Yogyakarta:BPFE http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
Yogyakarta,
Suparmoko.2002.Pengantar ekonomi
Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya makro,edisi keempat.Penerbit BPFE
Manusia.Jakarta: PT Grafindo Parsada. UGM Yogyakarta.
Nehen,Ketut.2012.Perekonomian
indonesia.Denpasar:Udayana university Todaro, Michael P., dan Smith, Stephen C.
press. (2006). Pembangunan Ekonomi/ Edisi
Kesembilan, Jilid 1 (Alih Bahasa:
Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter. Buku II. Haris Munandar dan Puji A.L.).
Edisi Kesatu. Cetakan Kesepuluh. Jakarta: Penerbit Erlangga
BPFE UGM. Yogyakarta.
Todaro,Michael.1994.Pembangunan ekonomi
Priyatno,dwi.2008.mandiri belajar spss untuk dunia ketiga.Jakarta:Erlangga.
analisis data dan uji statistik edisi Todaro.1998.Hubungan jumlah
pertama.Jakarta:mediakom. penduduk dengan
kemiskinan.Jakarta:Erlangga
Ryan,Okta.2013.pengaruh pertumbuhan
ekonomi,upah minimum,tingkat www.bps.go.id (Situs Resmi Badan Pusat
pengangguran terbuka dan inflasi Statistik)
terhadap kemiskinan di Indonesia
2009 - 2011.Skripsi FE UNNES. Yuan,amy.2009.beberapa factor yang
mempengaruhi tingkat kemiskinan di
jawa timur.Skripsi.FE UPN Jatim.
Sharp, Ansel M, Charles A. Register and
Paul W. Cerimes. 1996. Economic of
Social Issue. Edisi ke-12. Richard D. Irwin.
Chicago.
Sukirno,Sadono.2002.Teori Mikro
ekonomi cetakan keempat
belas.Jakarta:Rajawali pres.
280
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 257 - 282 Volume 1, Nomor 2, September 2016
281