You are on page 1of 9
139 KERACUNAN ALKOHOL I Ketut Agus Somia PENDAHULUAN ‘Alkohol merupekan zat kimia yang banyak beredar dan mudah ditemukan di tengah-tengah masyarakat sebagai produk minuman, obat-obatan, bahan-bahan rumah tangga dan industri. Keracunan alkohol biasanya terjedi ‘akibat penyelahgunaan minuman yang mengandung alkohol atau pada populasi tertentu terjadi akibat minum produk-produk rumah tangga atau industri yang mengandung alkohol. Penyalahgunaan minuman yang mengandung alkohol merupakan masalah kesehatan global yang berdampak terhadap kesehatan individu dan sosial, WHO memperkirakan penyalahgunaan minuman yang mengandung alkohol menyebabkan 2.5 juta kematian setiap tahun di seluruh dunia.’ Penyalahgunaan alkohol yang menyebabkan keracunan, sering disertai dengan perilaku yang berisiko, seperti misalnya aktivitas seksual yang tidak aman, kecelakaan dan tindak kejahatan. Dampak dari perilaku tersebut dapat menimbulkan rmasalah kronik seperti kecacatan akibat kecelakaan atau infeksi HIV, hepatitis B dan hepatitis C karena aktifites seksual yang tidak aman? DEFINISI Keracunan alkohol merupakan konsekuensi yang bisa diprediksi bila seseorang minum alkchol dalam volume besar dalam jangka waktu pendek. Keracunan alkohol tercatat dalam international Classification of Disease (ICD- 10 pada F10.0) sebagai sindroma klinis, berupa kondisi transient yang meliputi gangguan derajat kesadaran, kognitif, persepsi, afektif atau tingkah laku, serta fungsi dan respon psikofisiologis lainnya yang terjadi setelah pemakaian alkohol. Derajat berat keracunan akut ber- hubungan erat dengan kadar alkohol, kecuali pada individu yang memiliki penyakit dasar (seperti gangguan injal atau hati), dimana pada kadar yang rendah dapat, menyebabkan keracunan berat. Intensitas keracunan berkurang sesuai dengan wektu, pengaruhnya berkurang dan hilang setelah dieliminasi, dan sembuh sempurna bila tidak terjadi kerusakan jaringan atau komplikasi.** ETIOLOGI Jenis- jenis alkohol yang dapat menyebabkan keracunan adalahs# Etanol Etanol (etil etanol, CH,-CH,-OH) merupakan hidrokarbon dengan berat molekul rendah yang berasal dari fermentasi gula, Etanol banyak Leredar di masyarakat sebagai minuman, ekstrak makanan, obat batuk dan pilek, serta pembersih mult. Metanol ‘Metanol (metil alkohol, CH30H) merupakan jenis alkohol yang paling sederhana, sangat ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, bau khas sedikit lebih manis daripada etanol. Metanol digunakan untuk produk- produk industri dan juga sebagai campuran dengan etanol Untuk minuman keras tradisional, Produk: produk industri yang memakai metanol adalah cairan perbersih mobil, pelarut cat, pembersih, parfum, bahan bakar mobil dan produk industri lainnya Etilen Glikol Etilen glikol (C,H,O,) merupakan larutan alkohol polihidrik ‘yang tidak berwara, tidak berbau dan terasa manis. Banyak digunekan dalam produk industri, pendingin mobil, cairan pemindah panae dan eairan pembersih rumah tangga 1037. 1038 Dietilen Glikol Dietilen glikol merupakan jenis alkohol yang jernih, tidak berwama, tidak berbau, higroskopis dan terasa manis, Banyak digunakan untuk produk industri seperti minyak rem dan minyak peluimas. Propilen glikol Propilen glikel (C3H802 atau HO-CH2-CHOH-CH3) tidak berwarna, tidak berbau, jernih, kental, terasa manis, higroskopis, larut dengan air, aseton, dan kloroform Banyak dipakai sebagai pelarut obat intravena, oral dan topikal, sebagai anti dingin dan cairan hidraulik, Obat-obat yang mengandung propilen like! meliputi etomidate, phenytoin, diazepam, lorazepam, phenobarbital nitroglyserin, digoxin, hydralazine den sultamethoxazole~ trimethoprim. Isoprophyl Alkohol \sopropil alkohol (isopropanol, 2-propanol, propan-2-ol) banyak digunakan pada berbagai produk industri, seperti pembersih dan desinfektan. EPIDEMIOLOGI Diperkirakan lebih dari 50% orang dewasa didunia minum alkohol Data prevalensi keracunan alkohol secara global dan di Indonesia sulit ditemukan, Diantara semua jenis alkohol, keracunan akut etanol yang paling sering dirujuk ke unit gawat darurat. Di Australia dijumpai 29% kelompok remaja dan dewasa minum etanol pada kadar yang menyebabkan keracunan, Sedangkan keracunan metanol biasanya tetjadi secara sporadis kerena kecelakaan atau henna wahah keracunan massal akibat meminum ‘minuman keras oplosan tradisional yang berisi campuran metanol dan etanol Dari seluruh kasus keracunan di RSUP Sanglah Denpasar Bali selama tahun 2009 dijumpai 15,32% keracunan akut etanol dan 2,8% keracunan akut metanol TOKSIKOLOG! Keracunan etilen glikol, dietilen glikol, propilen glikol dan isopropanol lebih jarang dijumpai. The American Association of Poison Control Centre melaporkan 5800 kasus keracunan etilen glikol pada tahun 1999, sekitar 600 kasus (119%) terjadi pade anak-anak < G tahun dan sitar £800 kasus (14%) terjadi pada anak berumur 6 ~ 19 tahun, Keracunan dietilen glikol pertama kali dilaporkan pada tahun 1937 di Amerika Serikat, dan pernah terjadi wabah keracunan di Cina, Haiti, India, Bangladesh dan Amerika Latin, Total dari tahun 1997, 1999 dan 2004 dilaporkan terjadi hampir 27.000 paparan isopropanol, sepertiga terjadi pada anak-anak < 6 tahun. Prevalensi keracunan propilen glikol tidak diketahui secara pasti, penelitian pada 21 pasien yang mendapat benzodiazepine di unit terapi intensit dilaporkan terjadi 4 kasus (19%) PATOFISIOLOGI Absorpsi, Distribusi, Metabolism dan Eliminasi Alkohol Sebagian besar keracunan alkohol terjadi setelah diminum, atau pada keracunan propilen glikol bisa terjadi setelah pemakaian secara intravena. Setelah diminum, absorpsi dengan cepat terjadi di saluran cera, Setelah diabsorpsi volume distribusinya hampir sara dengan cairan tubuh, konsentrasi puncak dalam darah tercapai dalam waktu 30 — 60 menit. Secera bertahap metabolisme kemudian terjadi di hati atau diekskresikan melalui ginjal:* Volume distribusi, waktu peruh dan rute eliminasi alkohol setelah diminum dapat dilihat pada tabel 1. Proses oksidasi alkohol, pertama dikatalisa oleh enzim alkohol dehydrogenase (ADH) yang terdapat di hati. Poses ini merupakan tahap pentiny dalem bivtranslormast: etanol menjadi asetaldehid, metanol menjadi formaldehid, etilen glikol menjadi glikoaldehid, propilen glikol menjadi laktaldehid dan isopropanol menjadi aseton. Jalur metabolisme beberapa jenis alkohol dapat dilihat pada gambar 1 dan 2. Tabel 1. Volume Distribusi, Waktu Paruh dan Rute Eliminasi Beberapa Jenis Alkohol.” ee Waktu paruh (jam) Rute eliminasi (%) Alkohol Volume distribusi (L/Kg) Tanpaetanot Dengan Hati Par Ginjal Etanol 05 Z2 6: ch 95 zi 3 Metanol 06-07 14-30 43-96 97 25 1 Etilen glikol 05-08 3-8 17-18 80 5 20 Dietilen glikol 05 4-6 c 30-50 ce 50-70 Propilen glikol 05 14-33 17 55-75 e 25-45 Isopropanol 05 25-64 2 80-90 ti 10-20 KERACUNAN ALKOHOL 1039 Etanol Metanol Etilne glikol 1aD* NAD NAD* ADH ADH ‘ADH NAD +H NAD +H NAD + HY Acetaldehyde Formaldehyde Glycoaldehyde ALDH ALDH | | ieee | Acetic Acid Formic Acid a | Glyorylic Acid a= hydroxy-- CO, + Acetyl CoA 2 + HO nue Ovalic acid Glycine Gambar 1, Jalur metabolisme etanol, metanol dan etilin glikol” Metabolisme awal berbagai enis alkohol difasilitasi oleh enzyme yang sama yaitu enzim alkohol dehidrogenase (ADH). Enzim langkah kedua berikutaya untuk setiap jenis alkohol tampak pada gambar. Konversi asam format menjadi CO, dan H,0 tergantung pada konsentrasi asam folat, Konversi asam glioksilat menjadi glisin difoclitaci oleh piridokzin. Sadanglan tiamin mempromosikan metahalicm acam gliknlat menjadi hidrokes! B ketodiapat. ALDH: aldehyde dehydrogenase; FMD: formaldehyde dehydrogenase Isopropanol ses Propilen glikol ue ot NAD* ae pon ko ADH | oe nad +H NAD «Ht Acetone 2-hydroxyethory DL-lactaidehyde ©» Meethylglyoxal acetaldehyde ALDH. ALDH | 2-hydroxyethoxy De-Lactate L-Lactate D-Lactate Acetic acid Pyrwvate 1 cq Ghiease Gambar 2. Jalur metabolisme isopropanol, di il glikol dan propiten glikol: Meskipun hasil metabolit toksik setiap jenis alkohol berbeda, tetapi metabolisme awal difasilitasi oleh enzyme yang sama yaitu enzim alkohol dehidrogenase (ADH). Enzim langkah kedua berikutnya untuk setiap jenis alkohol tampak pada gambar. 1040 Pengaruh alkohol terhadap osmolalitas serum dan osmolalitas gap Osmolalitas serum diukur dengan penurunan titik beku plasma (freezing point depression). Sedangkan perkiraan ‘osmolalitas serum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut-'# Perkiraan osmolalitas serum = 2 X Na+ glukosa darah/18 + BUN/28 (Osmolalitas gap = Osm (terukur) ~ Osm (dihitung) (Osmolalitas serum normal: 290 mOsm/KgH,O Usmolalitas gap normal: < 10 Akumulasi substansi dengan berat molekul rendah dalam serum, seperti alkohol akan meningkatkan osmola- litas gap. Efek beberapa jenis alkohol pada osmolalitas serum dapat dilihat pada tabel 2. Pada tabel tersebut, tampak peningkatan osmolalitas serum metanol sebesar 3.09 mOsm/L untuk setiap peningkatan 10 mg/dl kadar ‘metanol dalam serum, dan peningkatan osmolalitas serum ini lebih tinai diantara jenis alkohol yang lain.* | FSB Rengar Aci Td Oomoliad Som? Jenis alkohol Berat molekul 4 Osm serum (mOsm/L) per 10 img /él A kadar alkohol serum Metanol 3204 309 Etanol 4607 212 Isopropanolal 60.02 1.66 Eftilen glikol 6207 160 Propilen glikol 76.09 431 Dietilen glikol 106.12 0.90 PENGARUH METABOLIT TOKSIK SPESIFIK JENIS ALKOHOL TERHADAP ORGAN SASARAN Etanol Etanol berikatan dengan reseptor GABA (gamma- aminobutiryc acid) di sistem syaraf pusat yang menyebabkan efek sedatif. Disamping itu etanol juga menghambat reseptor N-methyl-D-Aspartat, mempengaruhi reseptor opioid, meningkatkan kerja sistem dopamin, meningkatkan aksi serotonin dan meningkatkan kerja sistem neurokimia lainnya.*Etanol juga memiliki efek sekunder menghambat proses glukoneogenesis sehingga menyebabkan hipoglikemia yang terjadi 6 sampai 36 jam setelah diminum.*”# TOKSIKOLOG! Metanol Gangguan utama keracunan metanol adalah pada sistem syaraf pusat, nervus optikus dan basal ganglia. ‘Asam format berperan menimbulkan toksisites terhadap mata dengan cara menghambat sitokrom oksidase di nervus optikus sehingga mengganggu aliran axoplasma, Sedangkan zat yang berperan terhadap terjedinya asidosis metabolik dan penurunan bikarbonat plasma adalah formaldehid, asam format dan asam laktat.*? Etilen Glikol Asidosis metabolik dan disfungsi organ disebabkan oleh asam glikolat dan asam oksalat yang merupakan hasil ‘metabolisme etilen glikol. Asam glikolat juga mengganggu respirasi selular yang menyebabkan asidosis laktat. Penumpukan kalsium oksalat di ginjal, jantung, otak dan paru akan menyebabkan gagal ginjal akut, disfungsi mickardium, gangguan neurologis dan disfungsi paru paru. Penumpukan kalsium oksalat di jaringan akan menyebabkan hipokalsemia yang bisa menganggu fungsi Jantung dan menyebabkan hipotensi?"" Dietilen Glikol Asidosis metabolik dan disfungsi organ disebabkan oleh asam glikolat dan asam oksalat yang merupakan hasil dari pembentukan 2-hydroxyethoxyacetic acid (HEAA) dari metabolisme dietilen glikol. Mekanisme HEAA menyebabkan disfungsi selular masih belum jelas.” Propilen Glikol ‘Asam laktat yang terbentuk pada metabolisme propilen glikol menyebabkan asidosis metabolik. Pasien-pasien dengan penyakit kritis dengan disfungsi hati dan ginjal berisiko tinggi mengalami keracunan ule karena penurunan metabolisme dan eliminasi propilen glikol™* Isopropanol sopropanol dimetabolisme menjadi aseton, namun aseton tidak dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat sehingge sangat jarang menyebabkan asidemia dan kurang toksik.* Abnormalitas klinis den laboratorium disebabkan oleh pengaruh langsung isopropanol terhadap fungsi organ GEJALA DAN TANDA Etanol Berat ringannya gejala dan tanda klinis keracunan etanol tergantung dari kadar etanol dalam minuman, Jumish etanol yang diminum, lama minum, berat badan dan toleransi terhadap etanol.” Gejala dan tanda klinis keracunan etanol bisa dilihat pada tabel 3. KERACUNAN ALKOHOL 1041 Gejala Gangguan dalam melakukan tugas yang memerlukan keterampilan Banyak bicara Relaksasi Gangguan persepsi terhadap lingkungan Ataksia Hiper refleks Gangguan delam mengambil keputusan Kehilangan koordinasi ‘Tabel 3. Gejala Klinis Utama Keracunan Akut Etanol Sesuai dengan Kadar Etanol Darah.* Kadar Etanol Darah < 50 mg/dl (10.9 mmol) > 100 mg/dl (21.7 mmol/l) Perubahan mood, personalitas, dan perilaku, nistagmus Waktu reaksi yang memanjang Bicara kacau ‘Amnesia Diplopia Disatria Hipotermia Mual Muntah Depresi pemapasan Koma, Meninggal Metanol Dosis toksis metanol berkisar antara 15-500 cc larutan yang mengandung metanol 40% sampai 60-600 cc metanol murni.* Keracunan metanol diawali dengan mabuk ringan dan mengantuk. Kemudian diikuti oleh fase laten (40 menit-72 jam) yang merupakan periode tanpa gejala, akibat lambatnya produksi formaldehid dan ‘sam format. Fase ini kemudian diikuti oleh munculnya asidosis metabolik, anion gap dan gangguan penglihatan. Gangquan penalihatan berupa pandangan kabur sampai penurunan tajam penglihatan. Pada fase lanjut terjadi kejang, koma dan kematian.*# Awitan keracunan metanol lebih lambat jika pasien juga minum etanol secara ber- samaan, Pada alkoholik yang minum berbagaijenis alkohol ‘akan memberikan gambaran klinis yang tidak khas.? Etilen Glikol Dosis toksis etilen glikol berkisar antara 10- 30 cc larutan, yang mengandung kadar etilen glikol 80-90%, sedangkan dosis letal adalah 1.4 1.5 cc/Kg 88."” Awitan gejala dan tanda klinisterjadi 30-60 menit setelah minum, Gejala dan tanda klinis timbul lebih lambat bila pasien juga minum etanol Gejala dan tanda klinis terdiri dari 3 fase yaitu fase pertama terjadi abnormalitas neurologis, kemudian berturut-turut diikuti oleh disfungsi kardio-respirasi dan disfungsi ginjal. Ketiga fase tersebut sering terjadi bersamaan.<"0# ‘Abnormalitas neurologis diawali dengan kebingungan ‘atau stupor. Dalam waktu 12-24 jam (bila tanpa etanol) > 200 ma/dl (43.4 mmol/L) > 400 ma/dl (86.8 mmol/l) geJala dan tanda neurologls menjadi lebih jelas dan terjaci defisit fokal neurologis. Gejala dan tanda kardiopulmoner meliputi sesak napas, hiperventilasi dan bisa dijumpai tanda-tanda gagal jantung kongestif. Gagal ginjal akut terjadi setelah 24-72 jam yang ditandai dengan oligouria atau nonoligouria. Jarang terjadi gagal ginjal akut tanpa, adanya stigmata keracunan etilen glikol.'®" Dosis toksis adalah 0.14 mg/KgBB, dan dosis letal 1-1.63, g/KgBB.* Awitan gejala klinis terjadi 24 jam sampai beberapa hari setelah minum. Gejala dan tanda Klinis dapat dikelompokkan menjadi 3 fase. Fase pertama adalah gejala gastrointestinal (dapat berupa gangguan hati dan pankreatitis), mabuk dan terjadinya asidosis metabolik. Fase kedua ditandai dengan asidosis metabolik yang berat dan gagal ginjal. Pada fase ini bila tidak mendapat terapi suportif yang optimal dapat menyebabkan kematian. Fase ketiga terjadi berbagai ojala dan tanda neuralogis.”” Propilen glikol Dosis toksis berkisar antara 12-520 mg/dl, namun, umumnya keracunan terjadi bila kadarnya > 100 mg/ ddl Gejala dan tanda klinis keracunan propilen gliko! berkaitan dengan asidosis metabolik dan konsekuensinya, Spektrum klinis derajat keparahannya bervariasi, mulai dar abnormalitas metabolik ringan sampai dengan perburukan kins. 1042 TOKSIkoLOGI Isopropanol Awitan klinis biasanya terjadi 30-60 menit setelah diminum, tetapi bisa terjadi dalam waktu 3-4 jam. Gejala ‘mabuk yang diikuti dengan disatria dan ataksia timbul bila ‘minum isopropanol dalam kadar 50-100 mg/dl. Sedangkan lethargi dan koma terjadi bila minum melebihi 150 mg/d. Depresi sistem kardiovaskular terjadi bila minum melebihi 450 mg/dl. Kadang-kadang dijumpai hematemesis, edema paru dan trakeobronkitis hemoragik.*"* DIAGNOSIS Anamnesis Anamnesis yang rinci perlu untuk mengetahul jumiah, waktu dan jenis alkohol yang diminum, awitan gejala, riwayat pemakaian alkohol yang kronis dan episode keracunan berulang. Anamnesis spesifik sesuai dengan gejala dan tanda klinis keracunan spesifk jenis alkohol masing-masing. Petunjuk diagnosis keracunan metanol adalah adanya keluhan gangguan penglihatan seperti berkabut atau buta.*Sedangkan keracunan propilen glikol perlu dipikirkan bila terjadi gejala dan tanda keracunan yana tidak diketahui penyebabnya setelah pemberian obat intravena yang mengandung propilen glikol* Pemeriksaan fisis Pemeriksaan fisis perlu dilakukan berulang untuk memantau perubahan-perubahan spesifik yang berkaitan dengan keracunan masing ~ masing jenis alkohol. Petunjuk diagnosis keracunan metanol adalah dijumpai gambaran khas hiperemi diskus optikus dan edema peripapiler pada pemeriksaan mata’ Pada keracunan isopropanol, tercium bau aseton yang khas, seperti bau bush.’ Sedangkan pada keracunan etilen glikol tidak tercium bau alkohol pada pasien dengan gambaran kiinis keracunan yang berat."*" Laboratorium Pomeriksaan laboratorium dasar meliputi pemeriksaan darah lengkap, urinalisis dan kadar glukosa darah. Pemeriksaan laboratorium tambahan untuk mengetahui terjadinya kerusakan organ meliputi blood urea nitrogen serum, kreatinin serum, fungsi hati, analisa gas darah dan elektrolit serum. Beberapa gambaran laboratorium spesifik pada beberapa jenis keracunan alkohol adalah: + Etanol: bisa terjadi peningketan osmolalitas serum, asidosis laktat, dan hipoglikemia. Diagnosis pasti keracunan dipastikan dengan pemeriksaan kadar etanol dalam serum.7* + Metanol: peningkatan osmolalitas serum, anion gap, asam laktat serum dan asidosis metabolik. Diagnosis pasti dan pemantauan respon pengobatan berdesarkan pemeriksaan kadar metanol serum? + Etilen glikol: Indikator cepat untuk diagnosis adalah peningkatan anion gap, asidosis metabolik, osmola- litas gap, adanya hipokalsemia dan kristaluria, Pemeriksaan kadar etilen glikol dalam serum untuk memastikan diagnosis $10" + Propilen glikol: peningkatan anion gap, laktat serum, asidosis metabolik dan hiperosmolalitas.'* Osmolalitas serum yang meningkat segera menjadi normal, oleh karena waktu paruh propilen glikol dalam darah yang sangat singkat setelah pemberian intravena, Diagnosis keracunan dipastikan dengan pemeriksaan kadar propilen glikol serum. ‘147 + Isopropanot: keton serum dan urin sering positif meskipun pasien tidak mengalami asidosis metabolik. KeUat kelun serum 100 iny/dl aleu lebih vapat menyebabkan peningkatan kadar kreatinin serum yang palsu. Sehingga kadar kreatinin serum yang tinggi dengan kadar BUN dan pH yang normal, menunjukkan kemungkinan asetonemia yang disebabkan oleh minum isopropanol, Pemeriksaan kadar isopropanol serum untuk memastikan diagnosis."® DIAGNOSIS BANDING Diagnosis banding yang perlu dipertimbangkan adalah: ketoasidosis diabetik, koma hipergitkemia hiperosmolar non ketotik, hipoglikemia, gagal ginjal akut, stroke, perdarahan subaraknoid, meningoensefalitis, pankreatitis akut, keracunan obat trisiklik antidepresan, opioid, benzodiazepin dan barbiturat’* PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan Umum Penatalaksaan awal sama seperti keracunan akut atau keadaan gawat darurat yaitu secara simultan membebas- kan jalan napas, memeriksa dan menjaga perapasan serta sirkulasi. Dekontaminasi untuk mencegah absorpsi alkohol, dilakukan dengan cara mengeluarkan alkohol dari saluran cerna melalui induksi muntah, kumbah lambung, dan pemberian arang aktit Dekontaminasi efektif bila dilakukan segers, 30-60 menit setelaly minim, Elites dilakukan dengan cara hemodialis pada keracunan akut metanol, etilen glikol, dietilen glikol dan isopropanol yang berat.* Terapi suportif dan komplikasi sesuai dengan abnormalitas klinis yang terjadi. Penatalaksanaan Spesifik + Etanol bat spesifik untuk meningkatkan eliminasi etanol dalam darah dan jaringan adalah metadoxine KERACUNAN ALKOHOL 1043 (pyridoxol L-2 pyrrolidone--carboxilate). Dosis metadoxin yang dianjurkan adalah 300-900 mg intravena dosis tunggal.” Pada kasus keracunan yang berat, hemodialisis dilakukan untuk mempercepat eliminasi etanol."* Penatalaksanaan suportif keracunan akut etanol meliputi pemberian dextrose 5% untuk mencegah hipoglikemia.”* Pada keracunan berat dengan ketoasidosis, pemberian dextrose 5% juga dapat mengkoreksi asidosis dengan memperbaiki rasio betahidroksibutirat dan asam asetat menjadi normal lebih cepat dibandingkan dengan pemberian larutan salin saja. Hindari pemberian larutan salin saja pada kondlisi ketoasidosis, karena menyebabkan penurunan kadar laktat tetapi kadar betahidroksibutirat meningkat, sehingga dapat memperburuk asidosis. Disamping itu kelebihan klorida dapat menyebabkan asidosis metabolik hiperkloremik.”* Pada kasus dengan defisit cairan dan hipoglikemia dianjurkan pemberian cairan dekstrose bersama-sama larutan salin.* Bila terjadi penurunan kesadaran dianjurkan pemberian thiamine intravena untuk mencegah atau mengobati encephalopathy wernicke’s.’*" Belum ada pedoman dosis optimum, frekuensi, rute dan lama pemberian thiamine untuk mencegah dan mengobati encephalo-pathy wernicke's akibat penyalahgunaan alkohol. Salah satu kepustakaan menganjurkankan dosis thiamine hidroklorid untuk pengobatan adalah 500 mg, diencerkan dalam 100 cc normal saline diberikan perinfus dalam waktu 30 menit,setiap 8 jam selama 2-3 hari Bila tidak terjadi respon, pemberian bisa dihentikan setelah 2-3 hari. Bila terjadi respon perbaikan, dilanjutkan dengan dosis 250 mg setiap hari secara intravena atau intramuskular sclama 3 5 hari atau sampai terjadi perbaikan. Untuk profilaksis dianjurkan pemberian thiamine 250 mg sekali sehari selama 3-5 hari berturut-turut*® Metanol Tatalaksana keracunan akut metanol, meliputi: = Penghambat alkohol dehidrogenase Penghambat alkohol dehydrogenase (ADH) ‘akan menghambat bioaktivasi metanol menjadi metaholik asam toksik, Etanol atau fomepizole dapat digunakan untuk menghambat ADH." Indikasi pemberian penghambat alkohol dehydro- genase meliputi konsentrasi plasma metanol > 20 mg/dl atau riwayat minum metanol dengan ‘osmolal gap serum > 10 mOsm/l atau dugaan klinis yang kuat keracunan metanol dengan di- sertai paling sedikit 2 keadaan berikut: pH arterial < 73, HCO3 serum < 20 mEq/L dan osmolal gap > 20 mOsm/Ls9#* Fusnepizule lebih beik dibenclingkan etanol. Dosis dan cara pemberian fomepizole lebih mudah dan efek samping lebih jerang terjadi. Fomepizole diberikan dangan dosis loading 15 ma/kg IV di- ikuti dengan 10 mg/Kg setiap 12 jam, penyesuaian dosis dilakukan untuk hemodialisis atau setclah terapi lebih dari 2 hari?” Kelemahan etanol adalah penentuan dosis dan cara pemberian yang lebih sulit dan kadar yang sesuai untuk setiap pasien sulit dijaga sehingga perlu pemeriksaan kadar etanol serum dan penyesuaian dosis yang lebih sering. Kekurangan etanol yang Iain adalah efek sedatif dan perilaku yang meningkatkan risiko aspirasi dan terjadinya komplikasi yang lain? Pengobatan dengan Co- factor Semua pasien keracunan metanol yang mendapat penghambat ADH sebaiknya mendapat peng- obatan dengan co-factor yaitu salah satu dari ‘sam folinic 50 mg IV atau asam folat 50 mg IV setiap 6 jam. *? Sodium Bikarbonat Sodium bikarbonat diberikan untuk mengkoreksi asidosis metabolik, dan menghambat penetrasi asam format ke dalam jaringan ikat end-organ seperti retina, Belum ada bukti yang menentukan besar dosis pemberiannya. Dosis yang dianjurkan adalah 1-2 meq/Kg IV bolus pada setiap pasien dengan pH dibawah 7.3. Infus rumatan 133 meq sodium bikarbonat dalam 1 liter DSW dengan kecepatan 150-250 mifjam. infus dihentikan bila tercapai kadar pH arteri atau vena diatas 7.35? Hemodialisis Hemodialisis adalah cara yang paling cepat menge-luarkan metabolik acam toksik dan ‘metanol. Indikasi hemodialisis bila terjadi asidosis metabolik (pH darah 7.25- 7.30), abnormalitas penglihatan, gagal ginjal, gangguan elektrolit yang tidak membaik dengan pengobatan konvensional dan/atau kadar metanol serum > 50 mg/dl2%2122 + Etilen glikol Penghambat ADH dan LADH. Etanol atau fornepizole diberikan bila kadar etilen glikol > 20 mg/dl atau terdapat riwayat minum sejumlah etilen glikol dan osmolal gap serum > 10 mOsm/L atau kecurigaan Klinis yang kuat keracunan etilen glkol dan 2 abnormalitas berikut: pH arterial < 7.3, kadar bikarbonat serum < 20 mEq/L, osmolal gap > 10 mOsm/L dan adanya kristaluria oksalat "2228 Hemodialisis Indikasi hemodialisis bila terjadi asidosis metabolik yang tidek membsik dengan terapi 1044 medikamentosa (pH darah < 7.25), gagal ginjal akut, kadar asam glikolat > 50 mg/dl dan kadar asam glikolat serum > 8-10 mmol/L. *48"'2223 ietilen glikol - Penghambat ADH dan ALDH Pemberian penghambat ADH dan ALDH dapat mencegah produksi HEA. Pemberian peng- hambat ADH dan LADH dianjurkan sebagai tambahan untuk dialisis = = Hemodialisis Indikasi hemodialiss bila terjadi osmolal gap, high ‘anion gap metabolic acidosis, dan gagal ginjal akut pada orang yang dicurigai keracunan etilen gliko. Terapi dihentikan bila terjadi perhaikan fuingsi ginjal, asam basa dan osmolal gap.*"? + Propilen glikol Pada kasus asidosis metabolik ringan dan sedang, dengan menghentikan obat-obat yang mengandung propilen glikol dapat mengkoreksi asidosis dalam waktu < 24 jam. Indikasi hemodialisis adalah asidosis metabolik yang berat, gagal ginjal, kadar propilen glikol serum > 400 mg/dl’ + lsopropanol Pengobatan suportif sudah cukup memadai pada pasien yang tidak mengalami koma dan/atau hipotensi. Hemodialisis efektif dan aman untuk mengeliminasi isopropanol. Indikesi hemodialisis meliputi koma yang dalam, hipotensi atau kadar isopropanol serum > 200 mg/dl. KOMPLIKASI Komplikasi tergantung deri jenis alkohol dan derajat, berat keracunan serta kecepatan penatalaksanaan yang dilakukan, Etanol Komplikasi keracunan etanol meliputi hipoglikemia, asidosis laktat, hipokalemia, hipomagnesemia, hipo- albuminemia, hipokalsemia, hipofosfatemia, takiaritmia, ‘vasodilatasi perifer, holiday heart syndrome (yan ditandai dengan takiaritmia atrial atau ventrikular dan timbulnya, fibrilasi atrial baru setelah minum etanol), depresi Perapasan, pneumonia aspirasi, gastritis erosif, tukak lambung, pankreatitis, ensefalopati wernick’s, kejang- kejang dan koma.” Metanol Komplikasi keracunan metanol meliputi kebutaan Permanen, hiperkalemia, asidosis laktat, asidosis meta- bolik, depresi kardiovaskular, gagel napasakut, pneumonia ‘TOKSIKOLOGI aspirasi, gagal ginjal akut, perdarahan intrakranial dan koma2 Etilen Glikol Komplikasi keracunan titer: ylikul bisa lerjaui asidesis, laktat, asidosis metabolik, disfungsi miokardium, hipoten: gagal jantung kongestif, gagal napas akut, nekrosis tubular akut, penumpukan kalsium oksalat pada otak (cerebral oxalosis) dan koma.18"177 Dietilen Glikol Komplikasi keracunan dietilen glikol meliputi asidosis, laktat dan asidosis metabolik, pankreatitis akut, gagal hati, gagel ginjal akut, gangguan pada susunan syaraf pusat berupa kejang-kejang dan koma.'? Propilen glikol Komplikasi propilen glikol meliputi asidosis laktat, asidosis metabolik, gagal ginjal akut dan koma," Isopropanol Komplikasi meliputi depresi sistem kardiovaskular, trakeobronkitis hemoragik, edema paru dan aspirasi Pneiimania, hematemesis, kerusakan hepatoselular dan koma.'* PROGNOSIS Prognosis tergantung dari jenis dan jumlah alkohol yang, diminum, komplikasi dan kecepatan penatalaksanaan yang dlilakukan. Etanol Prognosis buruk bila terjadi asidosis metabolik yang berat, dan terdapat penyakit penyerta akibat pemakaian alkohol kronis.’ Komplikasi sindroma ketoasidosis alkoholik pada keracunan akut etanol dijumpai < 10%. Angka kematian sindrom ketoasidosis dilaporkan sebesar 196 Metanol Prognosis buruk bila kadar pH <7.1, asidosis laktat, koma yang berat, hipotensi yang berat dan kadar serum, metanol »50 sampai 100 mg/dl, dan keterlambatan rawat inap >24 jam setelah minum.® Kematian disebabken, karena komplikasi asidosis metabolik seperti koma, kolaps kardiovaskular, edema serebri dan edema paru. ‘Angka kematian keracunan metanol dilaporkan sebesar 48%. Sekuele yang dijumpai pada pemantauan selama 6 tahun setelah keluar dari rumah sakit adalah gangguan, neurologis baru (36%) dan gangguan penglihatan baru (35%). Sedangkan pasien yang keluar rumah sakit dengan sekuele, tetap permanen calama pamantatian 6 tahun. * KERACUNAN ALKOHOL 1045 Etilen glikol ‘Angka kematian dilaporkan antara 1- 22%: Prognosis buruk bila terjadi asidosis metabolik berat (pH <7.1), hiperkalemia, keterlambatan pengobatan spesifik > 10 am setelah minum, kadar glikolat serum > 8 mg/dl sampal 10 mmol/, gay! ginjal akut yang memerlukan hemodialisis dan kadar etilen glikol serum > 50 mg/dl sampai 100 mg/dl: Dietilen glikol Angka kematian dilaporkan sebesar 90%. Prognosis buruk bila pH darah < 7.1, gagal ginjal yang memerlukan hemodialisis, kome, dan minum > 1.34 mg/KgBB.*¥* Propilen glikol Prognosis buruk bila terjadi asidosislaktat yang berat, dan kadar propilen glikol serum > 400 mg/dl* Isopropanol Prognosis buruk bila terjadi koma, hipotensi dan kadar isopropanol serum > 200 sampai 400 mg/dl. Angka kematian dilaporkan sebesar 0.1%. * PENCEGAHAN Upaya pencegahan keracunan alkohol termasuk dalam agian kebijakan penanggulangan penyalahgunaan alkohol. Beberapa cara penanggulangan penyalahgunaan alkohol adalah? + Mengatur pemasaran, memperketat ketersediaan dan peredaran minuman yang mengandung alkohol, terutama pada remaja dan dewasa + Menyediakan akses pengobatan untuk orang dengan ‘gangguan pemakaian alkohol + Menerapkan program penapisan dan intervensi cepat pada penyalahgunaan dan keracunen alkohol. REFERENSI [cited 2011 Oct 15]. Available from: http://www.who.int/ mediacentre/factsheets/fs349/en/ WHO Expert Committee On Problem Related To Alkohol Consumption | homepage on intemet]. Geneva, World Health Organization, Second report. 2007 (WHO Technical Report Series, No.944) {cited 2011 Sep 14]. Available from: http:// ‘www.who int/substance_abuse/expert committee alkohol. us944. pdf ‘World Health Orgainization. The ICD-10 Classification of mental ‘and behavioural disorder: clinical descriptions and diagnostic guidelines. [Internet]. [Cited 2011 Sep 14]. Available from: hitp://www.who.int/substance_abuse/terminology/ ICD10ClinicalDiagnosis pat Kraut JA, Kurtz I. Toxic alkohol ingestion: clinical features, diagnosis, and management. Clin J Am Soc Nephrol 2008; 3:208-295, Doi:10.2215/CJN 03220807. Levine MD, Barker TD, Toxicily alkolil [hatesset] Update Now 1, 2009 ited 2011 Sep 14), vailable from: http: /emedicine. smedscapescom/artcle/S1241 Madjid AM, Hegar B, Nur BM, ctal. Aspek laboratorik gangguan Kesimbangan air-elektrolit dan asam basa. In: Darwis D, Moenadjat Y, Siregar P, editors. Gangguan Keseimbangan airlektrolit an asaen-basa:Ssclog,patofisclogs, diagrone an tatalaksana, Balai Penerbit FKUT Jakarta. 2007-p.18 Vonghia L, LeggioL, Ferruli A, etal. Acute alkohol intoxication European Journal of Internal Medicine, 2008;19:561-67 Cowan E, Su M, Traub S}, Grayzel J. Etanol Intoxication in ‘adults,{Internet]. Updated: April 18, 2010. [cited 2011 sep 15). Available from: http://www.uptodate.com/ contents ethanol-intoxication-in-adults?source=search, resultéeselectedTle=25~107. Siviloti MLA, Winchester JF, TraubSJ, Ewald MB, GrayzelJ. Metanol ‘and Ehylenelycol Potsoning, [internet] Updated September20 2010fted 2011 sep 15), Avallable from: hp/ / wwe uptodate. ‘om contens/metanol-and-thylene-gycol- poisoning ‘Abramson §, Singh AK. Ireatment ofthe alkohol mntoxicaton: ethylene glycol, metanol and isopropanol. Cur Opin Nephrol Hypertens, 200,9695-701 Scalley R, Ferguson DR, Piccaro JC, Smart ML, Archie TE. ‘Treatment of Etnylene Giyeol Poisoning, Am Fam Physician 2002466 (807-12 Schep L} Slaughter R), Temple WA, Beasley DM. Diethylene glycol poisoning. Clin Toxicol (Phila) 200847 (6)525-35. ‘Neale BW, Mesler EL, Young M, Rabuck[A, Weise W]. Propylene slycol-induced lactic acidosis in a patient with normal renal function: a proposed mechanism and monitoring recommendations. Ain Pharmacother. 2005;391732-6. oval A, Eglo, Heard K. Severe lactic acidosie ram iatengenic ‘propylene glycol. Pharmacotherapy 201030219 Wilson KC, Reardon C, Theodore AC, Farber HW. Propylene toxicity severe iatrogenic illness in ICU patients receiving 1V benzodiazepines. CHEST. 2005;128:1674-1681 Siviloti MLA, Traub S), Eald MB, Grayze J. Isoprophy! alkohol poisoning Internet] Updated November 22,2010 cited 2011 Sep 15]. Available: http://www uptodate.com/contents/ isopropy_-alkohol-poisoning Caravati EM, Erdman AR, Christianson G, etal Ethylene glycol ‘exposure: an evidence-based consensus guideline for out-of- hospital management, Clinical Toxicology. 2005; 43: 327-45 Sanap M, Chapman MJ. Severe ethanol poisoning: acase report and brief review, Critical Care and Kesuscitation AUNIS3:106-, McGuire LC, Cruickshank AM, Munro PT. Alkoholic ketoacidosis. Emerg Med J 2006; 23:417-420. Sechi GP, Sera A. Wernick’s encephalopathy: new clinical Settings and recent advances in diagnosis and management. LancetNewrol 2007;6:42-55, Barceloux DG, Bond GR, Krenzelok EP, Cooper H, Vale JA. ‘American Academy of Clinical Toxicology practice guidelines on the treatment of metanol poisoning, J Toxicol Clin Toxicol 200240:415-46, Brent |. Fomepizole for Ethylene Glycol and Metanol Poisoning. NEJM. 2009; 3601:2216-23. Moghaddam H, Pajoumand A, Dadgar SM, Shadnia S. Prognostic factors in patients with metanol Poisoning. Fiuman & Exprimental Toxicology 2007;26:583-6. Hassanian MH, Pajournand A, DadgarSM, Shadnia S. Prognostic factors in metanol poisoning. Human & Experimental Toxicology 2007,26583-6. Paasma R, Hovda KE, Jacobsen D. Mehanol poisoning and Tong term sequale- a six years follow-up after a large ‘metanol outbreak. BMC Clinical Pharmacology2009,9'5. oi 10.1.1186/1472-6904.9-5, Hylander B, Kjellstrand CM. Prognostic factors and treatment ‘of severe ethylene glycol intoxication, Intensive Care Med 1996 22(6)596.52.

You might also like