You are on page 1of 30
[ALAT UKUR GEOMETRIC DAN PEMAKAIANNYA. 319. 4.4 ALAT UKUR SUDUT 4.4.1 PENDAHULUAN Setelah pengukuran linear, pengukurén sudut merupakan hal yang penting untuk menjamin sifat ketertukaran komponen yang pada gllirannya getelah mereka dirakit, aken memiliki andil bagi penjaminen_ kualitas fungsional mesin/perelatan ybs. Sudut, seperti yang diajarkan sejak di SMP kelihatannya tok merasuk pada jiwa anak dicik bahwa definisl sudut adalah: “Harga (besar keciinya) pembukaan antara dua garis (lurus) yang bertemu pada suatu titik Batikan, sobagian bess dal Kita tok menyaderi bahwa jika dua bidang rata (bidang’ 1," dan bidang 2) berpotengan sebendmya “tidak bisa diukur sudutnya” sebelum ditetepkan orientasi bideng 3 yang memotong bidang 1 (terjadi garis perpotongan: garis a) dan memotong bidang 2 {terjadi: garis b).. Bila gars a pada, bidang 1 dan ‘garis b pada bidang 2 sudah tertentu orientasinya, maka pembukaan garis a yang bertemu di suatu titik dengan geris b dapat diukur harga sudutnya, Gambar 4.4.1 berikut menjelaskan’ permasalahan pengukuran sudu€'yang dimaksud, j Contoh 4 bidang ke 3 yang mera gars Corton bdang ke 3 yang mematong Doteng dengan bang tyang sama ata Sideng {paca 4 mecam gars «dan Jarsa dan memotorg bang 2 pada 4 ‘monotong bdong 2 pada 4 macam garb. ‘racom gare b Sch yeng terbariue aca 4 macamy pada Suck yong terbantuk ade 4 mocam: pada Cont haiga suds trbsar oath By Conta arg sud erkac ada Shout yang fret! adeeb 0° at Bs ‘Seta yang xa bra 9" ak oo 2icang 2 beret dengon gars potong 1-2 itera 3 erin donger E80 1 aang 3.2 dan dang 32 dnomakan sobaga idang 3 nemal ya isang yang togak rue garis potong 1-2 erpotongan Belang teen bidang 2) Bede cana i torana ko dua biarg yarg berpotangan adalah same orlentasinya ‘make sul antors gaa dan page {ombar i samo dengan sud pode Somber koran (09) w : Gambar 4.4.1 Dya bidang yeng berpotengan Ibidang 1 dan bidana 2) hanya dapat diukur socara pesti oniantpsny Bla toigh dtelageay orgnras! bidang 3 pada/mana mela dos polong 9 dan b inish pengukuran su iut ‘p dilaksanakan (karena definisi sudut berhubungan dengan dua garlyang Berpota’ -buken dengan due bidang yer berpotongen. Fadarurmmys'orghg menial, "9 ase bidapgnotmal ouak lus gars potong iden wngga ye bigeng yang bemotongen iti dlukur malalut gans potony bidang’$ dengan bidang V'dan 2 (gane a-dan’> pada-bidang normal). © ‘Machanical & Productidh Engineering , PIRES: 320 ALAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA, DI pormuloan bab 3 telah diulas 7 besaren dasar masing-masing dengan satuan standar (kese ional) yang telah didefinisiken Jang ios amis” (solely diperbelki detinisinya berkat Kemajuan, teknology Ying nteekal Manusia) yang menghasilkan berbagel beseran turunan yar Simanfoatkan untuk betbegal keperiuan, Sementara itu, beg! penowkere Sidut memang tak diperlukan bosaran khusus, karena seperti yang diolesken gi muka mengukur sudut sorupa dengan mengukur bagian arcu arg nee tor lingkaran terhadap lingkaran penuh. Jadi, bagl pengukuren cudus nee Kal satuan penenda harga hasil pengukuran dengan %, rad, dorejet ps [Pandan dasar 60, atau bilangan desar 100), Simak uraan borikut frome — ora mondetiienon Satuan derajat, menit, dan sekon (dms; degree, minute, serene Kedang ei depan ditambah dengan istilah “arc” untuk menghindedt kekoliruan dengan satuan Waktu): ‘ dari dua garis yang berpotongan diputer dengan Ibu puttir, melalui suatu titik pada garis tersebut ran utuh, Satu derajat (1°) adalah sudut dari 1/360 Apabila satu derajat ini dibagi dalam 60 bagian ‘20 sama maka terbentuklah bagian dari derajat yang disobut sate an Ti9? cetanjutnye satu mone ‘dapat dibagi lagi dalam 60 bagian yang sama Sehingga didapat bagian yang dikenal sebagai satu sekon (1°) : Hampir sSiiua orang akan tohu definisl satuen sudut sepertidi atas. Naru tak banyak yang bertanya, mongapa dipakal Dlangon SOF fees tidak 10, 100, atau 10002; 0 merupakan aletom blargen yen eee angse Mesopotamia, yang cipelajar'den disebar lusskan sion Longe et Kota imu dan toknelogi muai disistomatixkan sehingga meder dsc Gan dikembangkan. Sampel seat ini‘satuan sudut torssbut seoe oa orang, Karena sederhena definisinya. Namun, tak banyak yare parse bagaimana cara membagibagi sekior lingkaran torsehur’ denen wees {eampai satuan sekon, atau fraksi dan sckon) dan tell (monary beet Yana tingal atau mempunyaikesalahen yang keel. 1ebIn Koo Geng eee Kecermatan terkecih !Sebagaimana dengan pengukuran linear, pengukuran sudut dapat semksanekan dengan dua care yaitu, cara langsung dan cara tek langsonce Beberapa jenis alat ukur sudut yang akan dibahas adalah + ~ Alat ukur sudut langsung : ~ busur baja, + busur bilah, = profil proyektor, clinometer. * Alat ukur sudut tak langsung : + blok ukur, ~ pelingkup sudut, alat ukur sinus, - Angle Dekkor. 4.4.2 BUSUR BAJA (STEEL ENGINEER PROTRACTOR) Sippel gatu dorajat, Alat ini berupa suatu tembareng sotengal lingheron rrgudat der polat bela dengan pembagian skela dalam satu Garniat pode ton pagkaran, Satu nelat baja berengselkan pada tik pusat lingkaran decry berputar sehingga bagian yang runcing berfungsi sebagai garie indole Cnt Bembecaan skala yaha morupakan harga sudut antara dasor termbercig Sengan selah satu sist pelat yang penjeng. Jika sudut antara permmekecs benda ukur_terlelu kecil, ‘sudut terpancung, eteupun Karena dese aot fembereng tidak cukup lebar, ma diperluken bantuan suatu penyihes Mot gambar 4.4.2, , ; Mechanical & Production Engineering ALAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA 921. Gambar 4.4.2 Pemakaian Busur Baja borkecermatan 1 4.4.3 BUSUR BILAH (BEVEL PROTRACTOR) Untuk pengukuran sudut antera dua permukean, benda ukur dengan kocermatan lebin-kecil daripada satu derajat, dapat digunakan busur bila, Konstruksi busur bileh ini serupa dengan busur baja: 4.4.3.1 Bagian utama busur bilah dan jenis busur h Bagian-bagian utama dari busur bilah adalah {lihat gambar 4.4.3): ~ Badan/Piringan dasar; berupa lingkaran penuh dengan diameter sekitar 55 mm. Permnukaan bawah piringan daser ini rata, sehingga busur bilah dapat diletakkan pada meja rata dengen baik tak bergoyang. Pada * topi permukean ates terdapat skala dengan pembagien datam derajat dan diberi nomor dari 0° - 90° - 0° - 90° (skala kiri dan karian), Pelat dasar; bersaty dengan pitingan daser. Panjang, lebar dan tebal pelat dasar, sekitar 90 x 15 x 7 mm. Sisi Kerja pelat dasar dibuat rata dan \urus, dengan toieranst kerataan 0.01 mm untuk sepanjang sisi kerja. Piringan indeks; mempunyai titik pusat putaran berimpit dengan pusat piringan dasar. Pada piringan ini tercantum garis indeks dan skala onius sudut (skala nonius kiri dan kanen), biasanya dengan kecer matan sampai 5 menit. Kadang dilengkapi dengan pemutar ha- lus/eermat. Bilah utama; capat distur kedudukannya dengan kunci yang torletek pada piringan indeks. Panjang, lebar dan tebet dari bilah utama, sekitar 180/300 x 13 x 2 mm, dan kedua ujungnya dibuat menyudut masing-inasing sebesar 45° dan 60°. Ke dua tepi dibuet lurus de- gan toleransi kerataan sebesar 0.02 sampai 0.03 mm untuk soluruh panjangnya Piringan indeks dapat berputar bersama-sama dengen bilah utama dan dapat dikunci/dimatiken kedudukannye relatit terhadap piringan daser. Dengan domikian, sudut antara salah satu sist bllah utama dengan sisi kerja pelat dasar dapet dibeca pad skala piringan desar dengan bantuan garis, indeks dan skala nonius. Busur bilah universal mempunyai bilah bantu yang dipasangkan tegak lurus terhadap pelat dasar, Kecudukan bilah bantu ini dapat diatur, sehingga memungkinkan pengukuran sudut afitera dua permukaan dengan lebih mudah, Jenis yang lain dari busur:bilah memakei sistem optik untuk pombacaan skala sudutnya, dengan kecermatan pembacaan sampai 2 meni ‘Mechanical & Production Engineering * 322 ALAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA kala utama tempat bilah bantu pelat dasar Gambar 4.4.3 Geberapa jenis busur bilah. | 4.4.3.2 Pemakaian Busur Bilah i ! “un of aide sudut yang ditunjukkan oleh skala pada busur bilah edatah ‘sudut entara sisi bilah utama dan sisi kerja pelat dasar, jadk bukan stidut sesungguhnya dari objek ukur. Oich sebab itu, pemakaian busur bilan harus dilakukan dengan saksama supya sudut busur bilah betul-betul sesual dengan sudut benda ukur. Tiga hal penting yang harus diperhatikan dalscy pemakaian busur bilah adalah : 1 Permukaan benda ukur dan permukaan kerja busur bilah harus bersih, Adanya debu atau geram dapat menyebabkan kasalahan pengukuran staupun dapat merusakkan busur bilah, Aturlah keduduken bilan ‘utama dengan memakai kunci bilah. 2 Bidang busur bilah horus berimpit atau sejajar dengan bidang stidut yang Giukur (bidang normal). Apebila kondisi ini tidak dipenuhi, hargs udu yong dlbaca pada busur bilan, mungkin lebih kecll daripada sudut Benda ukur, hat gembar 4.4.4a, 3 Sisi kerie pelat dasar den salah satu sisi bileh utama harus betul-betul berimpit dengan permukaan benda ukur, tidak boleh terjaci celah, Untuk mempermudah pengukuran benda ukur yang besar, kunci piringan indeks dapat dikendorkan, kemudian busur bilah digeserkan (dengan sisi kerja polat dasar berimpit dengan permukaan bends ukur)_menuju permukaan yang menyudut’ sarmpal bileh’ «tama terputar den berimpit dengan permukean tersebut, lihat_gambor 4.4.4b. Bacaleh herga sudut pada kedudukan ini, atat kunel torlebin dabuiu ‘piringan indeks, kemudian baru dibaca harga sudutnya dengan cara’ memitingkanbusur_bilah untuk mempermudeh pembacagn skala noniusnya (atau untuk-“mengintip” melalut okuler usur bilah optik), ‘Mochanical & Production Engineering dengan o ‘Mechanical & Production Engineering + Gambar 4.4.5 Pemakaian busur bilah nonius. ALAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA 323, : P| | berimpit RA er ae ada celah b Gambar 4.4.4 Pengaturan, posisi, bysur bila supeya sudutnya sesual am 8 ‘suc | bende ukur. ‘ ke a Posisi bilah utara tegak lurus terhadep plat dasar. Garls nol nonius (garis ‘ndeks) menunjuk angka not Diputar arah berlawanan Jarum jam ~ garisindeks borada pada ‘skala yang membosar ke kanan, jadi digunakan ‘skala nontus kanan = sudut yang terbaca adalah ‘dan bleh tama ke pelat dasar farah berlawanan Jarum jam} Diputar arab Jarum jam + garls indoks berade pada ‘skala yang membesar ke ‘kif, jac digunakan skala nontus kirt + sudul yang ferbaca adalah ‘dan blah ulama ke pelat dasar (arah jarum, IRE 924 ALAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA i bilah bantu, tt gga bps negate pn rea tte rattan Gambar 4234.6 Pemaksian bilah bantu untuk mengukur sudut yang kecil. Fengukuran dan. pembacaen harga sudut sebaiknya diulang untuk beberepa kall seinpai morasa pasti akan harga sudut yang diperoleh’ Such antara dua permukasn-benda ukur dapat secara langsung iukur denoon ‘molingkupi sudut tersobut dengan bilah utama dan polat dasar atau dengan iMeletakkan benda ukur pada moja rata. Untuk sudut yang kecil ataupun yore bosar, pembacean harga sudut pada skola adalah jolas, ysitu secara lamgcorg gtaupun dengan mengurangkannya terhadap 180° (sudut pelurusway Sedong untuk sudut bende Kerja yang hampir sama dengan 48° (misalnva j 44° atau 46°) maka mungkin timbul Keraguan. Untuk itu harus diporhatiken arah pemutaran bilah utema apabila posisi semula adalah 90°, lihat gamber 4.4.5. 1 | Bagi yang pettama kali memakai busur bilah nonius, mungkin timbul keraguan dalam menentukan pemakaian skala ndhius kanan atau Gonius lect Keraguan ini dapet dihindari dengan cara melihat arah kenaikan angka pode Skala utama, Apabila goris nol nonius terletak di daerah angke skeie ubong + Yang membesar ke Kanan, maka skala nonius Kanan yang’ cipakel ares sebatiknya (lihat gambar 3.22). Untuk sudye banda ukur yang kecil kadang tak mungkin dilingkupi plan busur bitah (kerona bilah utama dan pelat dasar kurang panjang), alate hal ini sudut benda ukur mungkin masin bisa diukur dengan meletekkannya Pada meja rata, atau dengan memakai bilah bantu. Pemasangan bilsh banca tersebut dapat dilaksenakan dengan dua cara, borgantung pada jenis busue bilah, that gambar 4.4.6. Untuk busur bilah universal, erga sudut dapat fangsung dibaca, sedangkan bagi busur bilah dengan kedudukan bilan barca tegak lurus pelat dasar, harga sudut merupokan penyiku dari harga sudo yang terbaca, 4.4.4 PROJEKTOR PROFIL (PROFILE PROJECTOR) Sudvt antara dua permukean obyek ukur dapat diukur melalui bayangan yang torbentuk melalui kaca buram pada projektor profil: Iney gambar 4.4.7, Seteleh bayangan difokuskan (diperjelas Gers tepinya) Cengen Gara mengatur letak benda ukur di depan lensa Kondensor projektor preiiy sudut ke dua tepi bayangan yang aken ditentukan besarnya dapot diowg, dengan memilih satu deri dua cara berikut: Cora pertama; dengan memakai garis silang dan skala piringan. Solah satu garis silang pada keca buram dibuat berimpit dengan salah satu tepi bayangan, dengan cara menggerakkan meja (pada mana benda ince {iletakkan) ke kiri/kanan dar/atau atas/bawah dan memutar piringan kaca buram (gars sliang), Seteleh garis berimpit pada tepi bayangan, Kemiringan garis ssilang cibaca pada skala piringan dengan bantuan skala nonian : Komucien, proses diulang sampei garis bersangkutan berimpit dengan topi bayangan ‘yang lain, Pembacaan skala piringan dilakukan lagi, Dengen ‘ ‘Mochanical & Production Engineering [ALAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA 325 domikian sudut yong dicari adalsh merupakan selisth deri pembacaan yang pertama dan yang kedua. Cara kedua; dengan momakai polé/gambar beberapa harga sudut, Suatu pola transparan berupa kumpulan beberapa sudut dengan harga tertentu dapat dipasang pada kaca buram. Besar sudut objek ukur (kedua tepi Bayangan) dapat ditentukan dengan membandingkan dengan gambar Sudut tersebut sampai ditemukan sudut yang paling cocok. Biasanya cara yang pertama lebih mudzh dilaksanakan, sedangkan cara kedua lebih sering dipakai untuk momeriksa toleransi sudut, yaitu dengan mombuat gambar transparan dari sudut beserta daereh toleransinya (daerah toleransi dapat diperjalas Karena bayangan benda ukur telah diperbesar sesuai dengan pembogaran yang dikehendaki, misalnya : 26x, 60x atau 100x). aris - Siong . oyueenaegae ctf & mikromotgr WY enggorak moja ko Jampu ‘samping Nir-enen Perbandingan diameter bola dengan transparansiingkaran ‘milgometer penggerak ‘moja ko otas-bowah engukuran jorak dengan Pengukuran koornat panagans traeparanst fongan mo ‘porly koraks! pembesaran. polar danas ne t Perbandingan bayangen dengan bentuk/poia Sendaryang clgarber Bonds tela diem pada mej, Prbandhngan bayengon pada transparansi, dengan bentuk standar basarta daerah toleransinya yang ‘igenbar pad transport ‘Meje diputar untuk mendapatkan. ‘Sudut tl dtukur dengan Memoriksa sirkult Male dutar unk mendepalt? mamtarpiiogansameal esto (C0) tiie pong suc sa gt faa erp organ Late Gambar 4.4.7. Berbagel pengukuran dengan memakai projektor profil. 9826 ALAT UKUR GEOMETRIK-DAN PEMAKAIANNYA 4.4.5 CLINOMETER jringan bidang dengan menggunakan t love), lihat sub bab 4.6.2), dan skala—¢ Sudut busur bilah. Setelah clinometer dilataktkan di atas pertriukasn beraa Gh Skala picingan diputar sampoi posisi tabung dengan gelembung kurang febin datar, Kemudian pemutaran ini dilakukan dengan cormat’ sairpa gelembung borada di tengah di antara dua skala utama. Selanjutnya haga fudut dapat dibaca pada skala sudut eampai kecermatan menit atau sehen ergentung pada konstruksiclinometer yang cigunakan (pambacaan langstng ‘melalui garis indeks atau melalui sistem optik)- pombacaan koca ska Gombar 4.4.8 | Clinometer. A Dengan demikian, sesunggunya clnometorinimengukurkemiringen dang pada bende ukur rela ternadap bidang horisontl (oidong aan oa Penguktan sud relaifantara due en dapat dione ga Batkan cinometer pada ke ca bidongtorsebut cocare Soturatan a eae Budut yang dimaksud merupekan soleih dan aoe ere 4.4.6 BLOK SUDUT (ANGLE GAUGE) jlikalau dalam pengukuran linear kita kenal standar panjang yaitu blok kur, dalam pengukuran sudut juga dibuat orang suatu alat Ukur stones AASRT Yang disebut sebagai blok sudut. Dimensi setiap blok sudut kurong \ebih mempunyai penjang dan leber sebesar 76 x 16 mm, Dibuat dent bale yang dikeraskan dan mempunyai kestabilan dimansi yang baik. Ke dua maa ukumya digosok halus sehingga rata dan mompunyel sifat keterioketss serupa halnya dengan blok ukur. Setuan derajat Satuan menit Satuan detik 19, 8°, 99, 27° dan 41° = 5 blok 44/3", 9%, dan 27° 4 blok £3", 6%, 18", dan 30" 4 blok (0.08°,"0.1"/ 0,3" dan 0.5") jumlah : 13 blok Dari ke tiga belas blok sudut tersobut, hampir semua sudut yang dikehendaki Gapat dibuot, Karena setiap harga sudut yang diinginkar’ dapat dipersien dengan cara penjurmlahan den pengurangan, lihat gambar 449, 35! Yan9 Sibuat oleh Starrett adelah : 1°, 3°, 6%, 15%, 30° dan 45%: 1°, 3, 6, 20°, dan 30"; 1", 3", 8", 20", dan 30" {16 bok) MIRE : 7 Mechanical & Production Fngineering Je [ALAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA 327 ena is omar" Gambar 4.4.9 Contch penyusunan biok sudut. Apabila ke tiga belas blok torsobut, disusun _berurutan naik {ponjurniahan) akan diperoleh sudut sebesor 81°40°69", Sudut yang lebih bosar dari harga tersebut dapat dicapai dengan bantuan blok persegt (square : block}. Cara menentukan susunan blok sudut untuk membuat sudut yang tertenty adalah sebagal berikut. - Misalkan harga sudut yang akan dibuat adalah : 57934'9". Portama-tama perhatikan harga detik; untuk harga 9” dapat dicapal dengan menyusun blok sudut dari:.+3" ditambah +6" - Kedua, pethatikan harga menit; apabila harga menit lebih besar daripada ‘40°, harga terseput harus dicari dari pengurangan torhadep 1° (migainya 47" = 60" -13'= +60'-1'-9") dan harga 1° ini harus ditambahkan pada angke derajainya. Untuk contoh ini harga 34° dapat dicapai dengan menyusun : + 1'-3'+9' +27". ~ Tefakhir, perhatikan harga derajat; tentukan lebih dahulu. apakah harus itambahkan 1° akibat dari penyusutan anaka menitnya, kemudion Gopat dicarh susunan yang cocok. Dalam contoh ini 67° dapat digusun dari : +19-39-99+279 441°, Pada setiap blok sudut, solain dicantumkam Narga nominal sudutnya dituliskan pula dua buah tanda + dan - pada ke dua sisinya atau tanda sudut (<) pade salah satu sisinya, guna mempermudah penyustnan (penambehan atau pengurangen}. Blok sudut harus dirawat dengan. baik, sebagaimana cara memperlakuken blok ukurlliyat sub bab 4.3.1.2). Perhatikan cara pembersih- ‘an muke ukur, cara penyusunan blok sudut dan care penyimpanan blok sudut dalam kotak penyimpanannya. Blok sudut merupaken alat ukur standar, oleh Sebab) itu hanya digunakan dalam proses pengukuran perbandingan. Benda ukur diletakkan di atas meja rata, Sudut antera salah satu permukean benda ukur terhacap moja rata (bidang dasar) dapat ditentukan dengan cara menyusun blok sudut dan kemudian diletakkan di semping benda ukur (fihat gambar 4.4,10a). Harga sudut benda ukur terlobih dahulu diperkirekan dengan memakai busur bilah (sampei kecermatan 5'). Tinggl pormukoan benda ukur dengan muka ukur yang teratas dari blok sudut dlatur Supaya berimpit dengan cara menggeserkan susunan blok sudut atau dengan bantuan lok ukur untuk mempertinggi salah satu permukaan yang dibandingkan. Kemudian kesejajaran antare permukaan benda ukut dengan muka ukur blok sudut teratas diperiksa dengan memakai pisau lurus (straight edge). Pisau digeserkan sepanjang permukean yang diukur sambil diperhat Kan garis Kontak antara meta piseu lurus dengan permukaan yang dlukur. Solama penggeseran ini tidak boleh terlihat adanya celah (later belakang horus terang, untuk itu dapat digunakan "kotak cahaya"), Apabila masih terlinat adanya celah, susunan blok sudut harus diubah dan pemeriksaen kesejajaran harus diulangi lagi sompai tidak terjadi celah. & Production Engineering + 328 ALAT RUA GEOMETRIK DAN FEMAKALAMNYA pseu ris l wa Gombar 4.4.10 Pemakalan blok sudut. Untuk pemeriksaan sudut yang besar, maka digunakan blok persegi (Square block) serta dibantu dengan beborapa blok ukur seperti yang Gipertihatkan pada gambar 4.4.10b, Sebagaimana dengan pemakaian plsau” urus di atas, pada Setiap permukaan yang berimpit dari sustinan Blok sudut, bblok persogi‘den benda ukur harus tidak terjadi celah. Pengtkuron perbandingan dengan eara memperhatikan celah seporti {nl tidaklah selalu memberikan hasil yang tolit, karena sampai seberapa aun Kesalahan antara éudut benda ukur dengan sudut acuan susunan blok sudut {idok diketahui dengan pasti; Untuk pengukuran sudut dengan lebih cermat. blok sudut dapet digunakan bersama-sama dengan Angle Dekkor sebagairna a yang dibahas pada sub bab 4.4.9. 4.4.7 PELINGKUP SUDUT (ANGLE TRAWSFER) ae Sun baila sudut berida ukuF terlalu sulit posisinya untuk diukur secara latgsung atau dengan membendingkannya dengan blok sudut, maka depat dipakal alat ukur bantu yeitu pelingkup sudut. Alat ini tidak rmerpunyei shag Gan tordin atas dua atau tiga bilah pelingkup yang disatukan’ dengen memakel poros pengunci, lihat gamber 4.4.11. Posisi antara bilan yang sata ! a dengan bileh yang Tain dapat diatur dan dikunei, sehingga sudut antara des : permukoan benda ukur dapat “diambil* oleh pelingxup sudut, Kerudion Frarga sudut antara dua bileh pelingkup ini dapat diketahui dongan cara membandingkannya dengen susunan biok sudut atau diukur bayengat sudutnya dengan memakai projektor profil. i } | f aitt poo : a pa | mie my preter prot la SS L bonda ukur I beser SS 7 Gamber 4.4.11 Pelingkup sudut dan pemakaiannya, 7 ‘Mechanical & Production Enginsering [ALAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA 329. 4.4.8 ALAT UKUR SINUS. Suatu sudut dapat diketahui besarya apabila diketahui herga ~ sinusnya, sebagaimana rumus sinus dalam “ilmu ukur sudut, yaitu : i sing = atau arosin to a Jadi, masalah pengukuran sudut Yaitu mengukur tinggi h dan hipotenusa (sisi terpenjang) &, Pengukuran Gilaksanaken dengan meletakkan benda ukur pada meja rata, dan sudut fantara salah’ Satu permukaannya dengan pormukean reforonsi tpermukean- moja rata) ditentuken dengan cara mencari herga sinusnya. Supaya tinggi h dapat ditentuken, pada permukaen yang miring tersebut diletakkan dua bush fol dengan diameter yang sama pada jarak tertentu, lihet gambar 4.4.12a. Kemudian, dengan mister ingsut ketinggian solisih tinggi ke dua rol diukur: Untuk mempermudah pengukuran, ke dua rol tersebut di pasangkan pada batang baja dengan jarak senter yang tetap, misalnya 100 mm atau 200 mm guna menyederhanakan perhitungan sinusnya, ‘lihat gamber 4.4.12b, * jubah menjedi masalah pengukuran linear, Misalkan setelah diukur dengan mistar ingsut ketinggian, selisih tinggi BT ee . get i a : a a=are sin h/t" bo a=are sinh 6 Gambor 4.4.12 Mengukur sudut dengan manentukan harga sinusnya. Sedanakan jarek antara senter dari dua rol tersebut adalah : (= 100mm, make sin & (1 = 0.3502 Dongan menggunakan daftar sinus (biasanya tercantum juga di dalam buku daftar logaritma) dicari harga sudut @ yang mempunyal harga sinus yang Sama atau mendekati harga sinus yang dihituhg di atas. Ternyata sudut yang icari adalah terletak di entara 7 harga 20°29" dan-20°20", yaitu 7 sin 20°29" sin 20°30" 0.34993 dan 36021. Karena 0.3502 lebih dekat dengan 0.35021, maka dianggap sudut yang dicari adaish berharga 20°30". Dalam hal ini kita tidak diperbolehkan untuk menginterpolasi supaya mendapatkan harga sudut yang lebih cermat (sampai dengan harga detiknya), karena selisih tinggi dari due rol (h) ditentuken dengan mistar ingsut ketinggian yang hanya mempunyai kecermatan sampai 0,02 mm®*, Supaya interpolasi ini diperkenankan, atau dengan kata lain untuk menentukan herga sudut sampai dengan kecermatan detik, maka penentuan tinggi h harus dilakukan dengan menggunakan alat ukur dan cara pengukuran sedemikian rupa sehingga kecermatan pengukuran linear sampai & Domikian pula halnya apabila dipakai kalkulator teknik yang mampu menghitung sudut dari harga sinusnya sempai kecermatan detik, maka hergs tersebut hendaknya tidak dltuliskan (dibulatkan sampai harga menit) Machanteal & Preduetion Engineering — PAIR: 330 ALAT UKUR GEOMETHIK DAN PEMAKAIANNYA. : Satu mikton dapat dipertenggungjawabkan. Dalam sub bab berikut akan Gjbahas beborapa cara pengukuran sudut yang eormat dengan menyjgunakon slat ukur yang disebut dengan : a = batang sinus t moja sinus = senter sinus + moja sinus gabungan dan busur sinus 4.4.8.1 Batang Sinus (Sine Bar) Batang sinus berupa batang baja dengan dua buah rol yani ‘ Gilekatkan pada ke dua ulungnya pada sisi bawah, lihat gambar 44 4a patch, dan rol tersebut dikeraskan dan diasah halus pada permukacnina : Yang penting, Kedue silinder/rol mempunyai_kesamaan ‘diameter, aia : Galindrisen dengan toloransi yang cukup sempit (0,003 mm), Moen segeaaKeN pada batang dengan jarak antare senter yang torteritu (loo, (0g Ste4 300 mn), dengan toleransi posisi dan kedelajaran yang Ung (C008, mm). Kesejajeran Kedua rol torsebut terhedap permulkaan pater fobolah ates, atau kesamaan jarak dari sumbu mereka terhadap parm does Permukaan batang seboleh atas, dibuat dengan toleransi sempit iG OOo. maj a Toleransi kerataan dari permukaan batang sebelah atas och mm, Tidak somua bateng si disebut di atas; ada pula y: Toleransi yang sempit terse —harga sudut yang akan diukur Sebslum pengukuran dimulai, tinggi h terlebih dahulu diperkirakan, yelty dengan mengukur sucut « benda kerja dengan memakai busur Sah moot chiang “harga sinusnya, “dicarl kombinas! lok. ukur supers mempunyai tinggi susunan sobesar h iihat sub bab 4-941. an Sapna bok ukur. Setelah susunan biok ukur tersebut diietakkan el Daven ‘o} angkat bateng sinus, pemeriksaan kesojajaran petmukaan atse caves kerla dengan moja rata pemulasntofe dilskukan dengan memakei jam ukur, Apebila tinggi h tersebut ternyata memang d0000 sesuai, selama digaserkan sepanjang @ jarum jam, ukur akan reletif tetap di sekitar angka acuan (nol). Seandainya tidak, akon terjadi_pergeseran’ socara tetap membesar (naik) atau mengecil (turun). Jika ter- jadi " penyimpangan jam kur sebesar d (positit atau negatif), berarti tinggi su- suman biok ukur harus diu- bah sebesar y, (positif atau Ragatif), — sebagaimana rumus ‘Yang tercantum Pada gembar 4.4.14, meja-rat Gambar 4.4.13, Bateng sinus dan pemakeiannya di atas meja rata ae Mechanical & Production Engineering PARE: ‘ti : 7 ie ANAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNIVA 391 A Cont! wkuran sudut benda ‘ukur dengan memakai batana sinus Untuk sudut yang kecil betfaku umust set ved f, salman Fak antara senter rol 1." Jarak penggeseran jam ukur 4. = harga yang dunjukkan Strout semua haus alanuh sobesary a ‘tinggi h sernula harus_ a FO GePangr coven + (roltetap ) (rol angkat ) —>= Gambar 4.4.14 Ef Pengubahan, tinggl gusunan blok ukur di-baweh rol angkat batang: Sesuah dengan beda ketinggian yang dituniykkap jam ukur ang digeser sepanjang ¢' di ates permukaan periksa benda ukur. _. .Misalkan sudut benda ukur telah diukur dengan busur bilan (kecer- mataii§ menit) mempunyai harga sebesar, a = 20°28 Sudut a ini hendak diukur dengan memakai batang sinus, supaya didapat kecermatan pengukuran sudut sampai dengan harga detik. Dari tabel, didapat harga sinusnya sebeser, sin a = sin 20°28" = 0.34884 Apabila jarak antera sentor dari ke dua rol adalah sebesar ¢ = 100 mm, maka tinggi susunan blok ukur ialah, h = tsin@ = 34.884 mm _ a... Balan hal ini dapat disiapkan blok ukur dari beberapa harga nominal yeitu, 25, 6, 1.40, 1.48, dah 1,004 min Jike untuk jarak 60 mm pada permukaan benda ukur yang menghadap ke tas ternyata jam ukur menunjukkan selisih ketinggian sebesar 0,012 mm, maka tinggi h semula dikoreksi sobesar {misalkan penambahan}** : ye d £20012 x 12 ~ 0.024 mm ¢ 30 Dengan demikian tinggi susunan blok ukur yang baru adslah, hy = 34.88440,024 = 34.908 mm (Pilihiah ukuran blok ukur yang harus dislapkant) 992 ALAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA, ‘kan bende ukur Jlika temyata setolah dikoreks! {tinggi hy tersebut) por udut yang dicari menjadi sejajar dengan moja rate, maka harga sinus bagi " adalal hk _ 34.908 sing = = 03 e ings = SO = 034008 Interpotast dapat dilakukan untuk mencari harga detiknya, sebagai berikut : sinus sudut yang dicari= 0.34908 sinus sudut 20°26" = 0.24912 sinus sudut 20°25" 9.34884 sinus sudut 20°25" __= 0.00028 ee Sah = Oo SOe Site a 20 FF oS eee Harga dotik yang harus ditembahkan pada sudut 20°25* adalah : : = 9.00024 mF 60 = 51 0.00028 Maka, sudut yang dicari adalah = 20°26'51". 8 Batasan ketolitin pemakaian botana sinu: Semakin besar sudut yang diukur, Kecermatan ponentuan harga sinusnya akan semakin turun, Karena sinus merupakan hasil bagi antare st egek dengan hipotenusa (arek antara dus pusat rol yong teas hee Sehoeet sh 18,memperiatkan perbedaan harga sinus untuk: Kenaihen sebesar 20,, yaitu dari 20° monjadi 40°, dari 40" menjadi 60" dan dan 60" menjadi 80" Perbedaan tersebut akan lebih jelas tertihat . -uptuk perbedaan sudut yang keeil ol solar singg’ = 0682 0" dengan perbedaan sudak yang kent ot sin20° = 0342 sekitar 80, missinya: 0.300 sin 2; 0.03490. sin 89% = 99085 sin 1” =0.01745 sin 80° = 0.998. sin 60" 0.01745 13 sing 0.00046 Seandainya interpolasi hendak dila- kukan untuk mencapai harga. kelebihan menit dari sudut sobstar 1” didapatkan - dengan membagi 0.01745 , dengan 60, sedangkan pada sudut’ 88" didapatken dengan membagi 0.00046 dengan 60. Dengen demikian, kecermatan pengukuron linear tinggi h atau kecermatan penentuan Gambar 4.4.15 — Porubahan harge sinus dengan berw- kesojajaran permukaen benda ukur dengan bahinya'suduy Inatin mane cel Peru: meja rota menjadi berkurang apebila sudut bahannya’ déngan"naiknya” harga Saeteeea sudut, t ‘98 yang diukur adalah bes: 3 sin30" 3/8 sn 60" (intuk menjaga ketelitian hasil pengukuran sudut dengan mengguna- kan batang sinus, harga sudut dibatasi hanya sampai 60°? Oleh sebeb ira untuk harga sudut yang lebih besar daripada 60°, bila mungkin pengukuren dilakuken bagi sudut penyikunya, lihat gambar 4:4-16. ermukaan periksa ermukaan periksa Gambar 4.4.16 Untuk menjaga_ ketolitian penentuan sinus suatu su- dut yang besar, bila mung- kin ‘diukur harga_penyiku sudut yang dimaksud, benda ukur salah | benart hs uk keadaan yang memertuk: ).kegermatan yang, ei i, Su lut terbesar yang bole} TSS ca eater ape a eA eats eh Poh SALOU a Ear aerate alin Sah [ALAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA 333 C Penaukuran sudut yana keeil Pengukuran sudut yang kecil (lebih memakoi bateng sinus. Oleh karena tebal dasar dari blok ukur yang dipakai seboser 1mm atau 2 mm, maka ke dua rol blok sinus harus diganjal dengan susunan blok Ukur supaya dapat memperoieh tinggl h yang lebih kecil daripada 1 rm, lihat gam- bar 4.4.17. Ha Tentu saja, kecermatan pengukuran sudut ini bergantung pula dengan kondisi Bonde ‘ukur, dengan Kata lain. permukeen : seuon pods benda ukur harus rata den : Rolus eupaye kecermatan harge sudut yang 5 aALA7 Bagi sinug sutlut yang Keel memerluken diperoleh menjac borat. pengaaniy Yang isin tii Sarda faBlal dar blok uker yang cipakal. ne Hy -Hy< tom . D Penqukuran sudut yang diberi toleransi sudut Pengukuran sudut dengan manggunakan bateng sinus sangat sesuai bag) objok caur yang pada gambar tekriknye dinyatakan toleransi kemiring- aii/ kesudutan menurut standar ISO. Gamber 4.4.18 memporlihatkan contoh imajinasi suatu daereh toleransi sudut yang dibatasi oleh dua garis sojajar ian 0.016 mm yang membudt sudut sabesar 45° torhadap bidang dasar ‘euan toleransi A. Berdesarkan spesifikast geometrik ini pengukuran aoa an dengan rrenyusun blok ukur setinggi h sedemikian rupa sehingga resin hi) =45°%, Komparator digeser sehingga sensornya “meraba” Pre smukasn periksa benda uxur sepanjang . Seisih Ketinggian sensor A tidak Pian faolesiny harga toleronsi Kesudutan sebesar 0.015mm. (Z[ooreA] ix % ¥, 2 IN * ‘ . : malas! Spesthos pada. = os. Palokeanaon penguaran dengan E ‘Sariar teenie coat Fetoda batang snis Gambar 4.4.18 Toleransi_kemiringan/kesudutan — yang distandarkan ISO. Tpenyatakan, caja nengimelnasicer taeren fa eransi yang Rates) ole dua "gars. sejalar_ yang membantyk sue {rhodap “bidang.acuan. tolgransi A, dapat cilaksanekan penguktrannya dengan metoda batang sinus. 4.4.8.2 Mefa Sinus (Sino Tabfo) Moja sinus merupaken pengembangan prinsip batang sinus. Saleh satu rolnya berfungs! sebagai engsel antara pelat atas dengan polat daser, finat gambar 4.4.19, Meja sinus cibuat dalam beberapa jenis ukuran dan pongguna memiiihnya sesuai dengan dimensi benda ukur yang, akan Biperiksa, Solain digunekan sebagai alat ukur, moja sinus sering dipak Scbagal slat bantu (attachment) mesin perkakas, terutame dari jenis mesin Serinda rata (fat/surface grinders), Pelat dasar meja sinus cipasangkan pada ache Prediction Enghesing @ ae FIRB: kocil dari 1") dapat pula dilakukan dengan ~ 394 ALAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA Imeja_mesin perkokas. Setelah bonda een , keria diklem ‘pads pelat stas’ (sorng xX dilengkapi dengan peneekam magnate Polat atas disor Kemiringannya dongan Memekaisusunan Blok kur: Dengan Semikian, benda. kerja akan mombuet sudut terhadap arah gorakan (perkakes Patong. (batu gorda). sebiates fo sheet memungkinkan penagerindaan permite. an dongan orientast tortentu terhadep Pormukean acuan bende Kerla. Meja sinus dengan dimensi ‘yan, ptukmelsakkan Besar dengan benda ukur yang relat rie berat_yang dicekam di atasnya akan menimbulkan tekanan yang beser pada as blok ukur. Untuk menghindari kerusakan Gambar 4.4.19 Moja sinus dengan pencekam megnetik Blok ukur, petunjuk berikut hondskace ikut, 1 Bonda ukur diletakkan dan bila pertu diklom, atau kurléi'magnetik dijalan fan (on) 2 Gunakan blok ukur pelindung (lihat sub bab 4.3.1.2) $ Setelah tinggi f (eusunan blok ukur) ditentukan, susun'blok ukur (dengan blok kur pelindung diletakkan paling atas) dipasang pads ace dengan sisi panjang menyilang sumbu/sllinder. 4 betakkan rol angkat dengan hati-hati pada susunan blok ukur. 5 Kunci, engsel meja sinus (bila ada penguncinyal 44.8.3 Senter Sinus (Sine Contor) s(aponda ukur konis dapat diukur sudut konisnya secara cermat dengan memakal senter sinus. Alat ini serupa dengan dengan moja sinus: dengan Gua.senter yang dapat diatur letaknya pada pelat ates. hat gamba; or San Pemakoian senter sinus adatah seperti moja sinus, dan sudut yarig duke adalah setengah sudut konis. Pengukuran harus dilakukan dengan saksama, sebab mung, kin ‘sumbu_benda ukur’ tidak borimpit dengen sumbu senter. Oleh sebab “itu sebelum jam ukur digeser guna memeriksa Kesejajaran, terlebih dahulu benda ukur diputar “untuk memeriksa kesamaan sumbu- pya. Apobila ada sedikit kotidaksenteran maka pomerike saan kesejajaran ditakukan pada permukaan konis di mana jarum Jam ukur.menunjuk pada titik teratas, Setelah — penentuan sudut, (setengah sudut konis} dlilakukan, pengukuran dilekukan sokeli lagi setelah benda konis diputer 180", di mana_jarum Gambar 4.4.20 Senter Sinus untuk pengukuran sudut konis. ukur berade pada titik terbawah, Harga sotengah sudut konis {galah merupakan rata-rata dari ke dua pengukuran di atas. Tentul soja, bile {tideksonteran ini memang terlalu besar buat apa bersusah stisah monguea sudutnya? (hampit pasti Konus yang dibuat dengan ketidaksenteren eke ‘memiliki penyimpengan bentuk; form deviation}. Fenentuan tinggi h {tinggi susunan blok ukur) diperkirakan dengen ‘mpengukur sudut konis dengan memakai mistar ingsut, sebagai berikut ¢ 4 Fada ke dua ujung konis diukur diameternya, yaltu d, dandy {in} 2 Jarok A sampai B {jarak miring) ditentuken, yaitu x {arm} ‘Mechanics! & Production Engineering [LAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA 335 3 Tinggi h susunan blok ukur adalah = dade Os mm 2 ie h 4 Jarak senter entara dua rol senter sinus adatah ¢. 4.4.8.4 Moja Sinus Gabungan/Dobel (Compound Sine Table) Dua bush meja sinus dapat digabungkan, di mana pelat atas dari meja sinus bawah merupaken polat dasar dari meja sinus atas dengan ke dua Surnbu engsel berpotongen tegak iurus, lihat gambar 4.4.21. Biasanya jarak senter antor ke dua rol untuk meja bawah dibuat sama de- rngan jarak senter antara ke dua rol meja atas. Apabila pembukaan meja bawah diatur setinggi h, dan pembukaan meja ‘tas diatur setinggi h,, maka permukaan pelat yang terates akan miring dengan , sudut tortentu terhadap polat_desar (permukaan moja rata). Sebagaimana dalam pemakaian meja sinus yang biasa, kesejajaran permukaani atas benda ukur tethadap moja rata dapat diperiksa de- ingan memakai jam ukur tes, dalam hal ini dilakukan dalam dua rah sesuai dengan arah ke dua sumbu engsel, lihat gambar 4.4.21 Selain sebagal alat untuk mengukur kemiringan bidang, meja sinus gabungan terutama dipakai untuk mengatur kedu- dukan benda kerja pada mesin perkakas. Gambar 4.4.21 Moja ‘Sinus Gabungan untik menentukan Dengan. cara ini suatu permukaan yang Mechanical & Production 1 Sarak x boleh di Hara ¥ efad emda Umpamanve lut” bidang. miring dapat dihesitkan, karena arah Gerakan perkakas potong relatif terhadap dasar benda kerja telah ditetepkan sudutnya. Jikelau meja sinus gabungan tidak dipunyai, dua buah moje sinus {terutama yang memakai prinsip pemegang magnatik) dapat disusun sehingga terbentuk meja sinus dobel, Gengan catatan behwa pengaturan letak sumbu engselnya harus dipastikan saling tegak lurus. Pengukuran sudut sebagaimana yang dijelaskan di permulaan sub bab 4.4 adalah mengukur sudut pembukean dua garis berpotongan pada bidang ‘Sudut atau bidang normelnya, Sudut antara dua bidang yang berpotongan Sebetuinya dapat diukur dari boberapa bidang sehingge orientasi ke due pidang torsebut dapat ditentukan, Untuk memehami prinsip pengukuren budut-dengen memakai meja sinus dobel, berikut aken dibahas sudut antara dua bideng diparidang-dari “imu ukur sudut®. ‘A Sudut antera dua bidang vana berpotongon Dus bush bideng tbidang datar 1 dan 2) yang saling borpotongan ‘akan membentuk sudut yang disebut dengan sudut, pembukaan (opening gngle). Harga sudut pembukaan dapat ditentukan pada bidang ke tiga yeitty Bidang-yang memotong ke dua bidang semula, Karena bidang ke tiga ini torhadep ke dua bidang yang berpotongan dapat mempunyei oriontasi (eitbareng, make herga sudut pembukaan pun akan bermacar-mecam, moskipun ke dua bidang semule'tidak berubah posisinya. Dengan kata lain, Spabila telah citetapkan suatu harga sudut pembukaon (sudut antara dua Garis}, meka dari ke dua garis yang berpotengen tersebut depat dibuat dua Eflang berpotongan yang. tak terhingga _banyaknya, “masing-masing mempunyai orientasi yang borbeda. Oleh sebab itu untuk menetepkan iam obit kecil darippdp, grok ke dua ujung Konis, sehingge perhitungan Engineerings aga nas 380 ALAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA, grigntasi dari dua buah bidang yang berpotongan , didefigisikan satu harga sudut yang dinamakan dengan sudut bidang (plane angie}, sebagai berikur Sudut bideng: sudut antara dua garis yeng terletak pada bidang ke tiga {bidang ke tiga normal), yeitu bidang yang tegaklurue dengen i ke dua bidang yang saling berpotongan {tegak lurus Garis Potong dua bidang yang berpotongan). Ke dua garis tereebut merupakan garis perpotongan antara bidang ke tiga normal dengan ke dua bidang yang saling berpotongan. 2ogi,gudut bidang merupakan sudut pembukaen yang istimewa, lsat gambar 2. re 44.22, 4, = sudut bidang - y= Sudut pembukaan bidang ketiga p Gambar 4.4.22 ‘Sudut pembukaan dan sudut bidang Hubungan antara sudut bidang dengan suatu sudut pombukaan dapat “*'Giturunkan menjadi cumus dasar, sebagaimana yang cipertinatkan feta ene bar 4.4.23. Sudut pembukaan a dlukur pada bidang ke tiga yang mentee Bidut sebesor dengan bidang! ke tiga normal. Gambar' 4.4.24 mama dari rumus cot B= tan /tan ay. ce (4.4.0) Selanjutnya sudut bidang a, dapat dihitung dari rumus tan a, = fan ay /008B oe (4.4.2) wwkuran gudut dengan meia sinus gabuiigan Dari sotiap kombinasi dua buah sudut pembukaan dapat ditentukan satu horga sudut gabungan, yaitu sudut bideng. Penentuan sudut bieane wt Pentuk geometrik benda ukur sebotuinya dapat dipedah atau diperoiee beberana bidangnya sehingga bentuknya akan menyerupai salah sath bocce dari ke lima bentuk dasar geometrik sebagaimana yang diperiisatkan eos gambar 4.4.26. Untuk setiap bentuk geometrik torsebut selalu aoa ake Bideng somping yang togak lurus dengan bidang yang atas (dalam semper £4,201 adalah setiap bidang yang menghadep ke atas) selanjutnya'biderg bawah (peda gambar 4.4.26 tok diperiihatkan, kerena menghadep Ke bowen akan memotong bidang atas sehingga torbentuk sudut bidang pada biden, yang darsir delap. Bentuk dasar tersebut (kecuali E) dapat “dibungkus” sles balok persegi dan pada bidang yang {nenghadap ke atas tordapat garis yang grerupakan perpotongan antara ke dua bidang (bidang atas & baweh) Yang akan diukur sudut bidangnya. + : Mochonical & Production Enginesting [ALAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA 337 , ote 342 ALAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA Jur Miring dengan sudut kecil 0,0, 11 MN 0,811 MN’ 0,0, -(ly.~ h,) Untuk sudut a yang kecil sing | OS. 424 8 hy : Keterangan: @ digunakan satu bush bola atau rol dengan diameter tertentu, disesusikan ‘dengan ukuran alur pada posisi 1. ukurarblok ukur adalah ¢,, tinggi hy diukur dengan mikro! meter kedalaman © pada posisl 2 ukuan lok ukur adalah ty, nga diukur dengan rikro- ‘meter Kedalamen A Alur dengen sudut miting satu arah Keterangan: fh, dan he diukur dengan mikrometer kedalaman é Mechanical & Production Engineering [ALAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA 343 A.6 Sudut ekor burung dalam (internal dovetail 4 2 ” 7 os 0; a : OB = (4, ~ 4/2 % elf OB =h j._*t__ 4 ‘| 2h eterangan: sejunakan dua buch rol dengan diameter yang sama, ukuran disesueikan ‘dengan dimensi benda ukur b 0; diukur dengan menyisipkan satu atau susunan blok ukur © jetelah cuatu alas dengan tinggi h dipesang, maka 6 diukur, dengan - menyisipkan satu atau susunareblok ukur 6 Sudut entara dua bidang AG.1 Antara 180° sampai 90". 310, @ Keteranaan’ af diukur dengan mikrometer kedslamon atau B dengan bantuan pisau lurus, jarak h diukur dengan menyisipkan blok ukur A.6.2 Antara 90° sampai 60° 344 ALAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA A.6.3 Lebih kecil dari 60° sing = 2 BC=h, ABed sing = 2 f d Keteranaan: h divkur dengan monyisipkan biok ukur. B Penaukuran sudut Ivar B.1 Poros konis : 4 ; Keterangen: & dua rol diletakken di atas satu atau eusunan blok Ukur, mula-mula dengan tinggi hy, setelah &, diukur kemudian ke dua rol tersebut dilotakton setingai h2, ' bt dan ¢, diukur dengan mikrometer tuar 8.2 Sudut ekor burung luar (external dovetail & wie Ketorangan: 2 dua rol mula-mula diletakkan pads dasar, setelah ¢, diukur make, b dua ro} tersobut diletekkan di atas satu/susunan blok ukur sotinggi h, © &, dan ¢ diukur dengan mikrometer luar, PIRES: * ALAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA, 345 4.4.11 KETEGAKLURUSAN (PERPENDICULARITY) Suatu harga sudut yang mungkin lebih penting daripada harga sudut yang lain adalah sudut 90", atau dikenal dengan sudut siku (square, right- ygie, normal). Dua, buah ‘garis atau bidang yang berpotongon sehingge fiombentuk sudut ‘90° dikatakan saling tegak lurus. Ketegaklurusan Tnerupakan kriteria yang amat ponting dalam proses pengukuran maupun proses pembuatan Komponen mesin. Sebagai contoh, apabila poros mikrometer atau sensor jom ukur tidak tegaklurus dengan permukaan benda ukur, akan terjadi kesalahan sistema Yang sering dinamaken sebagai kesalahan kosinus. Demikian pula halnya ‘Pabila. poros ukur mikrometer kedalaman tidak tegaklurus dengan permu- ean ukur badan mikrometer. Gerakan meja silang mesin bubut harus tegak Forus dengan sumbu poros tame, jkslau tidak tegakiurus permukaan benda kerja tidak akan rata Saat dilakukan pembubutan riicka. Meskipun dua benda Yang berpasangan mempunyai ukuran yang baik (di dalam daerah tolerans! Yimensi) mungkin mereka tak dapat disatukan, karena toleransi ketegak- lurusan dilampaui, Ketegaklurusan hatus dapat ditentukan dengan cermat supaya proses « pongukuran, proses pembuatan;dan fungsi kemponen mesin dapat jamin Bescal dengan Yang dikehendaki, Penentuan kesalahan atas ketegaklurusan dapat dinyatekan dalam satuan linear (um) untuk sepanjang permukaan Yang tertentu (mm) dan cora penentuan kesalhan sepert! ini lebih sering Sipakal daripada menyatakan penyimpangannya terhadap harga 90 4.4.11.1 Pomoriksaan ketegaklurusan Keétegakiurusan_suatu pe mukean torhadap permukaan lal dapat diperiksa dengan memakai penyiku. Gambar 4.4.30 menun- jukkan ‘berbagai_jenis _penyiku, Umumnya berupa batang persegi 1 tegak lurus sehingga terbentuk Gadolam dua sudut siku, sebelah dalam dan sebelah iuar. Pemeriksaan ketegaklurusan bagi benda ukur yang kecil dapat lea benar llakukan dengan memakai sudut ku dalam. Dengan latar belakang yang terang, antera permukean Yang berimpit perlu diperiksa apa- fe salon Kah torlinst suatu colah atau tidak Benda ukur yang besar dapat dipe- riksa dengan melotakkannya di tas moja rata. Kemudian penyiku dengan batang: yeng -terletak di 4.30 Ponyikus dar pemokstannya untuk pemeTik: Stag maja. rata elgeser ‘meni saan ketegakl ——s smeriksaan jaklurusan lui colah atau jisipan kertas en permukaan yang akan diperiksa, Sobelum pemeriksaan atas adanya celah dilakukan, aturlah sumbu batang penyiku sehingga kurang lebih tegakdurus dengan permukasn yang diukur, Apabila antara sisi bilah dengan pormukaan benda ukur tak terjadi Selah, berarti permukaan tersebut benar bener tegak lurus dengan permukaan Gagarnya [permukaan moja rata). Suatu celah yang sempit pada bagian ‘sebelah atas atau baweh dari dua permukaan yang berimpit menunjukkan adanya suatu kemiringan, Celah’selebar 0.003 mm masih bisa difthat, lebih kecil dari harga tersebut warna cahaya yeng melalui colah akan berubah monjaci merah (antara 0.002 mm sampai 0.001 mm) atau biru (lebin kecit dari 0,008 mm), Apabila later belekang tidak terang (tidak ada kotak cahaya), dapat digunaken cara penyisipan kertas. Mula-mula selember kertas yang tipis panjang dan bilah yang dipasang. ~ 946 ALAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA Setelah dihimpit, dopat dicoba apakah kertas tersebut masih bisa ditarik atau tidek, Cera in} clulang dengan posisi kertas disisipkan di sebelah bawah bilah enyikt. Apabila pada ke dua pemeriksaan ini kertas tersebut tidak dapat atau sulit dieabut, berarti permukean yang diperiksa dianggap tegak turus dengan meja rata, Seandainya kertas tersebut masih bisa dicabut (pada saat dlisisipkan di atas atau di bawah), berarti pormukaan benda ukur tidak tegak lurus dengan meja rata. Berapa harga ketidaktegakiurusannya, dalam hal ini tak bisa dinyatakan dengan suatu harga, karena cara ini memang hanya 'merupakan suatu proses pemeriksaan, bukan suatu proses pengukuran. 4.4.1.2 Pengukuran ketegaklurusan . Empet metode pengukuran ketegaklurusan yang akan diuias berikut ‘smampu menunjukkan harga penyimpangan terhadap kondisi togak turus, yeitu’ 7 Perbandingan dengan stander siku, 2 Porbandingan dengan betang parallel, § Ketegakluusan dua bidong paral, don 4 Pengukuran dengen autokolimator. Pada ko empat motode ini digunakan bidang referensi yaitu perniukaan moid rata. Ketelitian hasil pengukuran pada cara/motoda yang pertama akan dipengaruhi oleh kualtas standar siku yang dipakei. Sementara itu, UntUK ke tiga Care yang Iain ketalitiannyo, sangat dipengaruhi oleh kualitas meja rata Yang digunakan. Oleh sebab itu, bagi ke tiga metoda tersebut hanya boleh digunaken meje rota dari kualitas 1 atau 0. A Perbandinaan dengan stendar siku , Standor siku biasanya berupa silinder berdinding tebal dengan diameter sekitar 100 mm dengan tinggi 100, 160, atau 200 mm, Pormukean luersilinder digerinda dan diasah halus (super/mirror finishing)untuk mombuat ; ‘sual siinder dengan toleransi kesilindrikan yang tinggi. ke dua permukaan, i ‘lungnya dibuat togak lurus dengan permukaan silinder. Karena relat berat ‘| Serta mompunyei permukaan yang licin, pengengkatannya harus dilakukan ! dengan hatichati, Mula-mula silinder tersebut diletakkan di topi moja rota dengan posisi rebah, kemudian dapat digelindingkan agak ke tengah atau ke ‘ tempat yang dikehendakl. Selanjutnya ditegakken dengan hati-hati. Benda * _URUF yang aken diporksa diletakkan di atas moja rata, : Dengan memakoi jom ukur stint ok cermat yang. dipasangkan pada i i once ukur duduken pemindah, diatur keting- Jam ukurcormot ian sonsornya.sektar mm Gi i 2 \ Bawah baglan - tertinggl deri Penraeeen foask benda ukur yang 7 Skan cibandinaken dengon pers chusukan aon ‘sinder ‘sik, inet gombar pemindah 4.4.31. Pertama-tama kedudukan Jam_ukur di set nol dengan cara 3 ™menempelkan sensor jam ukur pada ff a tekan oo silinder siku (posisi sensor diatur | ; tegaKfurus), Statu rol ltekean oh fe CRE Bo a antara dudukan pemindahan de- a : gan singer sku Untuk mendepat- ! an Kantok permukaan yang berupa Gambar 4.4.31 Perbandingan dengen standar siku ith atau gerls That gente 4.4.31a. Setelah itu, silinder siku digantikan dengan benda ukur (dengan memindahkan silinder siku atau menggeserkan dudukan pemindah monuju ko bond Ua) Prasaok von ! disentuhken ke permukaan bende ukur, dicatat apakah jam ukur menunjuk- [ kan penyimpangan atau tidek. Apabila ada penyimpangan, misalnya x mm, berarti permukaan bende ukur tidak tegak lurus terhadap alasnya (permukaar ‘moja rata) dan harga penyimpangannya adaloh sebesar x mm untuk setinggt mm. Oleh sebab itu, jarak ¢ peru diukur dengan cermat dengan momalet mistar ingsut ketingglan (mongukur tinggi permukaan ‘tas silfnder sensor) dan mikrometer {mengukur diameter silinder sensor, dan diameter rol guna mengoroksi tinggi yang dibeca mistar ingsut Ketinggian untuk mendapatkan harga 0). ‘Mechanical & Production Engineoring RAF. ALAT UKUR GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA 347 B Perbandinaan dengan batang parallel Suatu_batang _ parallel”. (potet sky) betang dapat digunakan untuk memeriksa parallel ketogaklurusan. Dengan memakal lem, batang parallel ini disatuken dongan pelat siku atau blok siku yang diletakkan di ates meja rata. Posisi bateng parallel diatur kurang lebih tegaklurus terhadap permuka- ‘an meja rata. Sebelum klem pengi- +kat ~ dikencangkan, _ permukaany benda ukur yang akan diperiksa ketegaklurusennya dihimpit dengan ,_ Saleh satu permukaan batang par- “allel, uhat gambar 4.4.32a. Gambar 4.4.32 enguiuran ketegakturusan dengan Setelah dipastikan bahwa mereka betul-betul berimpit (alas benda tukur tak boleh terangkat dari meja rata) maka klem pengiket dikencangkan, Benda ukur, dalam cpntoh ini penyiku, digeserkan menuju ke sisi lain-dari batang paraltol, nat gambar 4.4.32 b. Kemudian ke dua permukaan dihimpit dan diperiksa épakah terjadi celah atou tidak. Apabila terlihat edanya celah (yang membuka ke atas atau ke bawah), menandakan adanya ketidaktegak- lurusan. Harga penyimpangan dori Kondisi tegaklurus diukur dengan memiih dua blok ukur yang sedikit berbeda ukurannya, misalnya 1.000 mm dan 1.001 mm. Blok ukur yang lebih kecil ukuran nominalnya diletakkan di sebelah atas atau bawah (bergantung peda pembukaan celah) kemudian benda ukur dihimpit. Blok ukur yang lebih besar ukuran nominainya dicoba dlimasukkan pade possi setinggi fh (dbor tanda pada batang parallel. Apabla blok ukur ini ternyata masih bisa terjatuh, make diganti dengan blok ukur lai yang setingkat lebih besar angka nominélnya. Prosedur ini divlang sampai diperoleh ukuran blok ukur yang cocok. Dengan demikian, kemiringan benda tukur adalah setengah dari selisin ukuran nominal blok ukur untuk setinggi h mm. C Ketegaklurusan dua bidang parallel ~ . Metoda ini hanya bisa ditefapkan bagi bende ukur yang momiliki dua permukaan yang berseberangan yang parallel yang togak lurus dengan bidang acuan (alas benda ukur). Pemeriksaan Ketegaklurusan bidang parallel ini dapat dilaksanakan seperti pada metoda A, dengan memakai_ jam uukur yang dipasangkon pada duduk- ‘an pemindah. Benda ukurdiletakkan b ada meja rata dan pada salah satu idang tegaknya sensor jam ukur diatur supaya_menunjuk nol, lihat mbar 4.4.33 Pengukuran ketegaklurusan bideng parallel gambar 4.4.33 a, Kemudian, jam ukur dipindah ke’ sisi tegak ‘yang lainnya (berseberangsn), den pada kedudukan ini dicatat penunjukannya, Ketidektegaklurusan parmukasn yang ciperikso, terhadap slaonya adalah merupaken setengah harga penyimpangen yang ditunjukkan jam ukur untuk setinggi h. Ketinggian h, jarak dari sumbu sensor jam ukur sempai ke senter bonda uke 348 ALAT UKUA GEOMETRIK DAN PEMAKAIANNYA ar rol yang digunakan sebagai pemisah antara benda ukur dengan landasan emindah, perlu diukur dengan cermat”®. D Pengukuran ketegaldurus Jan_autokolimatoy i Kemiringan suatu retlektor dapat diukur dengan cermat dengan memakal autokolimator (lihat sub bab 3.3.2.6). Bidang reflektor int {lpasangken rade permukaan batang yang khusus dibuat untuk pemeriksaan ketegaklurusan, ihat gambar 4.4.34. Batang tersebut pada ke dua ujungnya disatukan dengan dua buah silinder berlubang yang digerinda halus sehingga ‘mempunyai diameter yang sama. Bateng ini digantungkan pada poros yang telah diatur ketingglanrva di atas meja rata, Permukaan yang 7 akan diukur ketegaklurusan- nya terhadap moja rata dihimpitkan pada kedua silin- der, lihat gamber 4.4.34 a. Kedudukan autokolimator di- atur sehingga melalui okuler- nye terlihat garis_pantdl. ; Pada posisi ini, penyim: Pangan garis pantul dibaca 2 harganya pada mikrometer L sudut-autokolimator. Kemu roo dian posisi bende ukur dipin- dabken sepert| yang ditun. ; iukkan pada gambar 4.4.34 Gombar 4.4.94 Penguluran ketogaklurusan dengeh memakai j Pembacean posisi ‘garis Pantul melalui autokolimator dllakukan lagi. Kesolahen atas_ketegaklurusan bagi bonda ukur adaleh merupakon setengah dari selisih antara ke dua harga pembacaan {harga dalam satuan sudut). ab Ketelitian metoda’2pengukuran ini dipengaruhi oleh kesamaan diameter ko dua silinder. “Oleh sebab itu, untuk mengeliminir akibat ketidaksamaan silinder, pongukuran diulang dengan cara membalik posisi ke ua silindor. Kemuian, Rarga yang diperoleh dari pengamatan kedua dengan yang pertama dirata-ratakan, = Tinggi _h ini diday 2at dengan mengukur atin jian sensor dengan memakai mistgr, Ingsut 2 " seriogglan gen . SHH Soa Yo AGS eo a SIN Mechenical & Production Engineering

You might also like