You are on page 1of 10

Jurnal IPTEKS PSP, Vol.

1 (1) April 2014: 1 - 10 ISSN: 2355-729X

KARAKTERISTIK DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG PADA


MUSIM BARAT DI PERAIRAN TELUK BONE

Characterization of Skipjack Tuna Fishing Ground during the West


Monsoon in Bone Bay

Adi Jufri1), M. Anshar Amran 2), dan Mukti Zainuddin3)

1)
Jurusan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Kepulauan Riau
2)
Program Studi Ilmu Kelautan, FIKP, Universitas Hasanuddin
3)
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, FIKP, Universitas Hasanuddin

Diterima: 2 Oktober 2013; Disetujui: 7 Januari 2014

ABSTRACT

The purpose of this study was to characterize potential fishing ground for the skipjack tuna using
the oceanographic conditions of sea surface temperature and chlorophyll-a concentrations and catch
data, and to describe the level of primary productivity around the skipjack fishing grounds in the Bone
Bay. This study used a survey method by collecting primary tuna catch and MODIS satellite image data.
The data were analyzed using Empirical Cumulative Distribution Function (ECDF). The model outputs were
visualized using ArcGIS spatial analyst. The results showed that the potential skipjack tuna fishing
grounds during the west monsoon ( December -February ) were well characterized by the environmental
conditions of SST and chlorophyll- a concentration ranged from 29.9 to 31.0 °C and from 0.12 to 0.22 mg
m3, respectively. The highest catches for skipjack were found in February in the specific areas of 120°E-
121°E and 3°S-4°S where the levels of primary production ranged from 5.30 to 11.62 g C/m2/ month
during the west monsoon.

Key words: Skipjack, fishing ground, west monsoon, Bone Bay

Contact person: Adi Jufri


Email : adijufri@yahoo.com

Jufri dkk. 1
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 1 - 10 ISSN: 2355-729X

PENDAHULUAN langsung terhadap kehidupan di laut adalah


dalam laju fotosintesis tumbuh-tumbuhan
Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) dan proses fisiologi hewan, khususnya
tergolong sumberdaya ikan pelagis derajat metabolisme dan siklus reproduksi.
ekonomis penting dan merupakan salah satu Berdasarkan variasi suhu, tinggi rendahnya
komoditi ekspor. Penangkapan cakalang di variasi suhu merupakan faktor penting dalam
Teluk Bone umumnya dilakukan dengan penentuan migrasi suatu jenis ikan
menggunakan huhate (pole and line), Untuk wilayah Teluk Bone, informasi
pancing tonda (troll line), pukat cincin (purse tentang produktivitas primer kaitannya
seine), jaring insang, dan payang. dengan penangkapan ikan cakalang masih
Peningkatan produksi ikan cakalang di sedikit di investigasi. Penelitian-penelitian
perairan Teluk Bone masih dapat sebelumnya mengenai pemetaan ikan
ditingkatkan, apabila operasi cakalang antara lain Mallawa dkk. (2010)
penangkapannya dapat dilakukan dengan yang melakukan penelitian tentang
cara yang efektif dan efisien. Pada umumnya pemetaan daerah penangkapan ikan tuna
nelayan dalam menentukan daerah (Thunnus sp) dan cakalang (Katsuwonus
penangkapan ikan hanya berdasarkan pada pelamis) di Perairan Teluk Bone pada bulan
pengalaman dan pengamatan langsung. Mei hingga Juli. Jamal dkk. (2011) melakukan
Akibatnya waktu operasi penangkapan penelitian mengenai pemanfaatan data
menjadi tidak efektif dan efisien untuk biologi ikan cakalang dalam rangka
menentukan daerah penangkapan. pengelolaan perikanan bertanggung jawab
Distiribusi ikan cakalang dipengaruhi di perairan Teluk Bone. Selanjutnya, Mallawa
kondisi oseanografi secara spasial dan dkk. (2013) mengenai Aspek perikanan dan
temporal. Ketersediaan makanan baik dalam pola distribusi ikan cakalang. Hubungan
jumlah dan kualitas mempengaruhi tingkat kelimpahan ikan cakalang dengan parameter
predasi dan merupakan variabel penting SPL dan klorofil-a sebagai studi pendahuluan
bagi populasi cakalang. Ketersediaan sudah dikaji pada bulan Mei-Juni
makanan berhubungan dengan rantai (Zainuddin, 2011). Zainuddin dkk. (2013)
makanan (food chains). Plankton tumbuhan membahas karakteristik daerah potensial
(phytoplankton) melalui proses fotosintesis penangkapan ikan cakalang (Katsuwonus
dapat memproduksi bahan organik Pelamis) selama musim timur di Teluk Bone
(produsen primer), sehingga dapat dilakukan dan Laut Flores berbasis data oseanografi
persiapan yang lebih baik untuk melakukan penginderaan jauh dan data hasil tangkapan.
operasi penangkapan yang lebih terarah. Di Beberapa penelitian tersebut
Indonesia, kandungan klorofil-a di perairan menggunakan parameter oseanografi yang
Teluk Bone berkisar antara 0,2 – 0,8 mg m-3 terkait dengan distribusi ikan cakalang dan
(Suriadi, 2007). dilakukan analisis regresi dan juga dengan
Suhu permukaan laut (SPL) dapat menggunakan Generalized Linear Model.
digunakan sebagai salah satu parameter Oleh karena itu dalam penelitian ini akan
untuk menduga keberadaan organisme di dibahas tentang analisis produktivitas
suatu perairan, khususnya ikan (Nontji, 2007). perairan pada daerah optimal penangkapan
Hal ini karena sebagian besar organisme ikan cakalang sehingga dapat melihat
bersifat poikilotermik. Pengaruh suhu secara pengaruh perubahan musim terhadap

Jufri dkk. 2
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 1 - 10 ISSN: 2355-729X

daerah penangkapan tersebut. Adapun akan diekstraksi adalah sebaran SPL dan
Metode yang dapat digunakan untuk klorofil-a yang bersifat bulanan.
memberikan informasi tersebut adalah
b. Hasil Tangkapan
dengan melakukan pengolahan data dan
analisa daerah penangkapan ikan melalui Data runtun waktu hasil tangkapan
analisis produktivitas primer, analisis ikan cakalang dominan, jenis alat tangkap
Empirical Cumulative Distribution Function yang digunakan. Waktu penangkapan dan
(ECDF), analisis data citra satelit serta data daerah penangkapan diperoleh dari
sekunder cakalang. Hasil pengamatan satelit mengikuti aktifitas penangkapan dan hasil
kemudian dipetakan dengan teknik Sistem wawancara nelayan.
Informasi Geografis (SIG). sehingga peta
daerah penangkapan ikan yang potensial Analisis Data
dapat dikarakterisasi.
a. Citra Suhu Permukaan Laut
Citra yang dipilih untuk diolah adalah
DATA DAN METODE citra yang bebas awan dan merupakan data
bulanan standar map resolusi 4 km selama
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 - Maret 2013. Data sebaran SPL
Desember 2012 - Februari 2013 dengan secara horizontal dihitung menggunakan
menggunakan data citra satelit Terra/MODIS. data citra SPL yang telah dikoreksi baik
Penelitian dilaksanakan di perairan Teluk secara atmosferik maupun geometrik,
Bone dengan fishing Base di Kabupaten kemudian diinterpretasikan berdasarkan
Luwu. karakteristik variasi menurut
kenampakannya. Data citra suhu permukaan
Metode Pengambilan Data
laut diperoleh dari database NASA
Berdasarkan tujuan penelitian, maka (oceancolor.gsfc.nasa.gov).
penelitian ini menggunakan dua kelompok
b. Citra Klorofil-a
data yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data hasil pengamatan Citra klorofil-a digunakan untuk
langsung dilapangan dengan menguikuti mengetahui kesuburan perairan Teluk Bone.
operasi penangkapan ikan meliputi jumlah Penghitungan kesuburan perairan
hasil tangkapan dan posisi geografi lokasi didasarkan pada analisis konsentrasi klorofil-
penangkapan ikan cakalang. Data sekunder a yang diukur sensor MODIS. Citra klorofil-a
meliputi citra sebaran SPL, dan klorofil-a dari yang dihasilkan belum tervalidasi untuk
satelit TERRA/MODIS. Data produktifitas perairan Indonesia, sehingga nilai kandungan
primer diperoleh dari hasil model data online klorofil-a yang tampak pada citra lebih
(http://orca.science.oregonstate.edu/). bersifat kuantitatif dari pada kualitatif. Data
Adapun rincian metode pengumpulan citra bulanan klorofil-a 4 km juga diperoleh
data sebagai berikut: dari database NASA.

a. Citra Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a c. Hasil Tangkapan

Data citra SPL dan klorofil-a diperoleh Data hasil tangkapan antara bulan
dari satelit MODIS dimana informasi yang Agustus 2012 - Maret 2013 dianalisis dengan

Jufri dkk. 3
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 1 - 10 ISSN: 2355-729X

cara menghitung berat hasil tangkapan per Kolmogov-Smirnov


hauling penangkapan yang diikuti sehingga n : Jumlah trip penangkapan
dapat diamati fluktuasi hasil tangkapan
xi : Pengukuran citra satelit yg
berdasarkan waktu (temporal) dan lokasi
berasal dari variabel
penangkapan (spasial), selanjutnya hasil
oseanografi dalam setiap trip
analisis hasil tangkapan dianalisis
penangkapan
keterkaitannya dengan sebaran SPL dan
klorofil-a. t : Indeks pengamatan yang
berkisar dari nilai terendah ke
d. Analisis Empirical Cumulative Distribution
tertinggi dari variabel
Function (ECDF)
oseanografi
Penelitian ini menggunakan analisis yi : CPUE yang diperoleh dari
ECDF untuk mengetahui hubungan yang setiap trip penangkapan dan
kuat (karakter) antara semua parameter rata-rata estimasi CPUE untuk
oseanografi dengan data tangkapan semua trip penangkapan
tertinggi CPUE ikan cakalang. Dalam analisis
max : Nilai tertentu dari variabel
ini menggunakan tiga fungsi (Zainuddin et
dimana perbedaan antara dua
al., 2008) yaitu:
kurva (|g(t)-f(t)|) adalah
maksimum.
(1)

dengan fungsi indikator e. Analisis Productivitas Primer


Produktifitas primer (PP) untuk musim
barat dianalisis untuk bulan Desember 2012
– Februari 2013. Untuk mengetahui
produktifitas primer maka digunakan
(2) estimasi Vertically Generalized Production
Model (VGPM). Dengan model VGPM ini
maka dapat diestimasi produktifitas primer
(3) euphotic dari hubungan antara sebaran
klorofil-a dan kedalaman perairan
(Behrenfeld and Falkowski, 1997).
dimana:
Selanjutnya, setelah nilai dari PP
f (t) : Fungsi distribusi empiris diketahui maka kemudian akan di plot dalam
frekuensi komulatif bentuk peta spasial dan temporal. Kemudian
g (t) : Fungsi distribusi komulatif dari ditentukan tingkat produktifitas primernya,
hasil tangkapan terbobot kategori rendah, sedang atau tinggi.
l (xi) : Fungsi indikasi
D (t) : Nilai absolut dari perbedaan
antara 2 kurva f (t) dan g (t)
pada setiap titik t dan
berdasarkan nilai standar

Jufri dkk. 4
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 1 - 10 ISSN: 2355-729X

 E  cocok untuk ikan cakalang. Nilai tersebut


PP  0.66125  P B  Z  C D  0 
irr  E  4.1 (4)
(4)
diperoleh dengan menggabungkan nilai SPL
opt opt
 0 

dan konsentrasi klorofil-a bersama-sama


P B   1.2956  0.2749 T  0.0617 T 2  2.05  10 2 T 3  2.462  10 3T 4
dalam ArcGIS sehingga akan diperoleh nilai
opt
 1.348  10 4 T 5  3.4132  10 6 T 6  3.27  10 8 T 7 (5)
(5)
SPLdan klorofil-a yang optimum.

B
1.13 if T   1.0

Pada bulan Februari, hasil tangkapan
P  4.0 if T  28.5
tertinggi berada pada Teluk Bone bagian
opt
 B
 Popt otherwise

utara (berada pada 120°BT-121°BT and 3°LS-
dimana: 4°LS) yaitu sebanyak 217 – 335 ekor/hauling.
Hal ini sesuai dengan nilai SPL dan
PP : Produktivitas Primer
P Bopt : Tingkat maximum fiksasi karbon konsentrasi klorofil-a optimumnya yang
dalam kolom air ditandai dengan warna hijau.
Z : Kedalaman zona euphotic yang Jumlah hasil tangkapan ikan cakalang
menerima 1% dari radiasi yang diperoleh menunjukkan bahwa
permukaan cenderung lebih banyak pada nilai SPL dan
Copt : Konsentrasi klorofil dari data
klorofil-a tertentu. Hal tersebut merupakan
satelit
kriteria yang mengindikasikan batasan
Dirr : Penyinaran (Durasi harian suatu
organisme terhadap cahaya) distribusi ikan cakalang di Teluk Bone. Hasil
E0 : Data harian permukaan laut PAR analisis menunjukkan kisaran SPL optimum
dari MODIS pada musim barat adalah 29,9 – 31,0oC.
T : Suhu (°C). Kisaran Klorofil-a optimum yaitu 0,12 – 0,22
mg m-3. Kondisi tersebut sesuai dengan hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN penelitian Zainuddin (2011), bahwa SPL
optimum untuk ikan cakalang di Teluk Bone
Sebaran SPL dan Klorofil-a Optimum berada pada kisaran 29,0 – 31,5 0C dan

Gambar 1 menunjukkan bahwa konsentrasi klorofil-a optimum pada kisaran

sebaran SPL dan klorofil –a optimum sesuai 0,15 – 0,40 mg/m3.

dengan data sebaran penangkapan kecuali


untuk bulan Desember. Pada bulan Januari,
hasil tangkapan tertinggi berada pada
bagian utara dan bagian selatan Teluk Bone,
yaitu sebanyak 140 – 185 ekor. Hal ini sesuai
dengan nilai SPL dan konsentrasi klorofil-a
optimumnya yang ditandai dengan area
warna hijau di peta. Nilai SPL dan
konsentrasi klorofil-a optimum adalah nilai
dimana SPL dan konsentrasi klorofil-a yang

Jufri dkk. 5
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 1 - 10 ISSN: 2355-729X

Gambar 1. Distribusi dan kelimpahan ikan cakalang (CPUE) dioverlay di atas SPL dan
klorofil-a optimum bulan Desember – Februari di Teluk Bone.

Jufri dkk. 6
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 1 - 10 ISSN: 2355-729X

Gambar 2. Sebaran produktivitas primer (PP) pada Musim Barat (Desember, Januari, dan
Februari) di perairan Teluk Bone.

Jufri dkk. 7
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 1 - 10 ISSN: 2355-729X

Informasi mengenai kisaran SPL dan berkisar 0 – 21,20 g C/m2/bulan dengan


klorofil-a optimum untuk penangkapan ikan produktivitas tertinggi berada pada bagian
cakalang dapat dijadikan acuan untuk utara Teluk Bone yakni sekitar 13,25 – 15,90
menentukan daerah penangkapan ikan yang g C/m2/bulan. Hasil tangkapan ikan
produktif yang dikenal dengan zona cakalang tertinggi tertangkap berada pada
optimum penangkapan ikan. Dengan nilai produktivitas primer 5.,30 – 8,0 g
mengkombinasikan antara SPL optimum C/m2/bulan dengan jumlah hasil tangkapan
dengan klorofil-a optimum dengan cara 210 – 391 ekor.
overlay pada pemetaan maka akan Pada bulan Januari nilai produktivitas
menunjukkan lokasi penangkapan potensial primer di perairan Teluk Bone berkisar 0 –
untuk ikan cakalang di Teluk Bone. 20,91 g C/m2/bulan. Produktivitas tertinggi
Terbentuknya formasi daerah berada di bagian utara Teluk Bone yakni
penangkapan dengan menggabungkan sekitar 18,59 – 20,91 g C/m2/bulan. Adapun
kontur SPL dan klorofil-a (Gambar 2) hasil tangkapan ikan cakalang tertinggi yang
membuat proses pengambilan keputusan tertangkap pada kisaran produktivitas
2
bagi nelayan dapat berjalan dengan tepat. primer 9,29 – 11,62 g C/m /bulan dengan
Kisaran optimum dua citra tersebut dapat jumlah hasil tangkapan 140 – 186 ekor.
dijadikan sebagai kombinasi dua karakteristik Produktivitas primer tertinggi berada di
habitat ikan cakalang. Peta hasil overlay dua Teluk Bone bagian utara yakni sekitar 19,34 –
citra tersebut dapat disatukan dan akan 22,12 g C/m2/bulan. Adapun hasil tangkapan
terbentuk peta baru dengan spesifik ikan cakalang tertinggi yang tertangkap di
informasi mengenai daerah penangkapan perairan tersebut terjadi pada bulan Februari
ikan yang produktif yang dikenal dengan dengan kisaran nilai produktivitas primer
zona optimum penangkapan ikan cakalang 8.29 – 11.05 g C/m2/bulan dengan jumlah
(Zainuddin, 2011). Meskipun demikian, ada hasil tangkapan 217 – 335 ekor. Penelitian
penelitian yang menunjukkan bahwa klorofil- yang dilakukan oleh Jamal (2011)
a lebih tepat sebagai indikator daerah menunjukkan bahwa waktu penangkapan
penangkapan ikan cakalang dari pada SPL ikan cakalang pada ketiga zona berdasarkan
(Silvia, 2009). ukuran layak tangkap adalah utara dari bulan
April hingga Desember, pertengahan tengah
Sebaran Nilai Produktifitas Primer bulan Februari hingga Desember, dan
Selatan bulan Maret hingga Desember.
Berdasarkan data citra satelit (Gambar 2)
Menurut Putrinngsih (2011),
diperoleh bahwa sebaran nilai produktivitas
produktivitas primer adalah jumlah material
primer pada musim barat (Desember, Januari,
organik yang dihasilkan oleh organisme
dan Februari) berkisar pada kisaran 0 – 20,91
autotrof melalui proses fotosintesis.
g C/m2/bulan. Untuk bulan Desember nilai
Organisme autotrof utama adalah plankton
produktivitas primer di perairan Teluk Bone

Jufri dkk. 8
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 1 - 10 ISSN: 2355-729X

jenis fito (tumbuhan) atau dikenal dengan yaitu 29,9 – 31,0 0C, sedangkan untuk grafik
istilah alga dan makrofita. Plankton konsentrasi klorofil-a didapatkan nilai kisaran
mempunyai peranan yang cukup besar optimum yaitu 0,12- 0,22 mg/m3. Hubungan
dalam menjembatani transfer energi ke yang kuat antara hasil tangkapan dengan
tingkat tropic yang lebih tinggi. Sehingga variabel lingkungan terjadi pada SPL 30,40C
produktivitas primer ini sangat berperan dan untuk klorofil-a sebesar 0,15 mg/m3.
penting dalam menentukan sebaran ikan Frekuensi penangkapan dalam
cakalang. hubungannya dengan SPL menunjukkan
Gambar 3 menunjukkan hubungan bahwa ikan cakalang umumnya tertangkap
yang kuat antara hasil tangkapan dengan pada kisaran konsentrasi klorofil-a 0,15 -
variabel-variabel yang lainnya, untuk grafik 0,25 mg/m3 (Gambar 4). Sedangkan untuk
SST diperoleh nilai kisaran SST optimum SPL berada pada kisaran 29,5 - 30,5 oC.

Gambar 3. Analisis ECDF untuk SPL dan


klorofil-a pada Musim Barat Gambar 4. Hubungan antara frekuensi
(Desember, Januari, dan Februari) penangkapan ikan cakalang dan
di Perairan Teluk Bone. parameter oseanografi klorofil-a
(atas) dan SPL (bawah).

Jufri dkk. 9
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April 2014: 1 - 10 ISSN: 2355-729X

KESIMPULAN Putriningsih, A. A. 2011. Estimation of Fish


Production Around Indonesia
Daerah potensial penangkapan ikan Archipelago Using Satellite Data. Tesis.
cakalang mempunyai keterkaitan yang erat Universitas Udayana. Denpasar. Tidak
dengan parameter lingkungan khususnya dipublikasikan.
SPL optimum pada kisaran 29,9 – 31,0 0C Silvia. 2009. Analisis Daerah Penangkapan Ikan
dan klorofil-a optimum pada kisaran 0,12- Cakalang (Katsuwonus Pelamis)
0,22 mg m-3. Lokasi dengan tingkat Berdasarkan Suhu Permukaan Laut dan
Sebaran Klorofil-a di Perairan Mentawai,
produktifitas tinggi ikan cakalang tersebut
Sumatera Barat. Thesis. Sekolah
berada pada 120°BT-121°BT and 3°LS-4°LS.
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 77
Sedangkan nilai produktivitas primer selama
hal. Tidak dipublikasikan.
musim barat (Desember-Februari) pada
daerah penangkapan tersebut berkisar 5,30 – Suriadi, M.A. 2004. Sebaran Konsentrasi
Klorofil-a di Perairan Indonesia. Pusat
11,62 g C/m2/bulan.
survei sumberdaya Alam Laut Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan
Nasional (bakosurtanal). Cibinong.
DAFTAR PUSTAKA
Zainuddin, M. 2011. Skipjack Tuna In Relation
Behrenfeld, M.J. dan Falkowski P. G. 1997. To Sea Surface Temperature and
Photosynthetic rates derived Chlorophyll-a Concentration of Bone
from satellite-based chlorophyll-a Bay Using Remotely Sensed Satellite
concentration. Limnology and Data. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan
Oceanography Vol. 42 ( 1): 1-20. Tropis, Vol. 3 (1): 82-90.

Jamal, M., Fedi Alfiadi Sondita M., Haluan, H. dan Zainuddin, M., A.F.P. Nelwan, A. Farhum, M.A.I.
Wiryawan, B. 2011. Pemanfaatan Data Hajar, Najamuddin, M. Kurnia and
Biologi Ikan Cakalang (Katsuwonus Sudirman. 2013. Characterizing Potential
pelamis) dalam Rangka Pengelolaan Fishing Zone of Skipjack Tuna during
Perikanan Bertanggung Jawab di the Southeast Monsoon in the Bone
Perairan Teluk Bone. Jurnal Natur Bay-Flores Sea Using Remotely Sensed
Indonesia 14(1): 1410 - 9379. Oceanographic Data. International Journal
of Geosciences, Vol. 4: 259 - 266.
Mallawa, A., Musbir, F. Amir dan A. Marimba.
2013. Analisis Tekanan Teknologi
Penangkapan Ikan Terhadap Populasi
Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) di
Perairan Teluk Bone, Sulawesi Selatan.
Makalah Seminar Perikanan Tangkap V.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mallawa, A., Safruddin dan M. Palo. 2010. Aspek
perikanan dan pola distribusi ikan
cakalang (Katsuwonus pelamis) di
perairan Teluk Bone, Sulawesi Selatan. J.
Torani. FIKP Unhas. Vol. 20 (1): 17 – 24.
Nontji, A. 2007. Laut Nusantara. Djambatan.
Jakarta. 356 hal.

Jufri dkk. 10

You might also like