Professional Documents
Culture Documents
Muarif IPBJurnal 2011
Muarif IPBJurnal 2011
net/publication/316699746
CITATIONS READS
0 1,685
2 authors, including:
Muarif Muarif
Universitas Djuanda
18 PUBLICATIONS 4 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Muarif Muarif on 06 May 2017.
Oleh :
ABSTRACT
This study was aimed at assessing the effect of stocking density on the survival
and growth of Dumbo fish fry raised in a recirculated system. The study was conducted
at the the Laboratory of Aquaculture, Department of Aquaculture and Fishery Business
and Chemistry Laboratory of the Faculty of Agribusiness and Food Technology,
Djuanda University from May to September 2010.
A completely randomized design with four treatments and three replications
was used. Treatments consisted of stocking density rates of 20, 30, 40, and 50 fish/l.
Tanks sized 50x30x30 cm3 were filled in with 25 liter water and fish fry sized 2.24-2.30
cm in the corresponding stocking density rates. Feeding was done ad libitum twice a
day at 09.00 and 16.00. Parameters measured included survivability rate, body length
growth, daily weight gain, feed efficiency, protein retention, and water quality.
Results showed that stocking density gave significant effects (P<0.05) on
survivability rate, body length growth, and daily weight gain but not (P>0.05) on feed
efficiency and protein retention. The highest survivability rate, body length growth,
and daily weight gain of 66.00%; 2.13 cm; and 5.54%, respectively, were obtained in
stocking density of 20 fish/l. The quality of water used as a medium of catfish fry
raising in each treatment during the experimental period was found to be within good
range for the survival and growth of the fry. It was concluded that improving stocking
density from 20 to 50 fish/l did not improve Dumbo catfish fry survival and growth
rates. Meanwhile, the use of recirculated system was found to maintain medium water
quality.
salah satunya adalah dengan tingkat lobser air tawar (Irawan, 2007), dan
kepadatan yang tinggi. Menurut Hepher pada benih gurame (Rahmadani, 2007).
dan Pruginin, (1981), pada kondisi Oleh karena itu perlu dilakukan
lingkungan yang baik dan pakan yang penelitian daya dukung suatu sistem
cukup, peningkatan kepadatan ikan resirkulasi agar didapatkan kepadatan
akan meningkatkan produksi. yang optimal untuk menghasilkan
Peningkatan padat penebaran akan produksi yang maksimal pada benih
diikuti dengan peningkatan jumlah ikan lele.
pakan, buangan metabolisme tubuh,
konsumsi oksigen, dan dapat II. Metode Penelitian
menurunkan kualitas air. Penurunan
Penelitian dilaksanakan
kualitas air akan mengakibatkan ikan
selama dua bulan, dari bulan Mei
stress sehingga pertumbuhan menurun
sampai Juni di Laboratoium Teknologi
dan ikan rentan terhadap kematian.
Budidaya, Jurusan Teknologi Budidaya
Untuk mempertahankan
dan Bisnis Perikanan, Fakultas
kualitas air tetap baik pada
Agribisnis dan Teknologi Pangan,
pemeliharaan benih ikan lele,
Universitas Djuanda Bogor.
digunakan sistem resirkulasi. Sistem
Ikan yang digunakan adalah
resirkulasi adalah suatu sistem produksi
benih ikan lele dumbo dengan ukuran
yang menggunakan air lebih dari satu
berkisar antara 2,24-2,30 cm (Gambar
kali, yaitu setelah melalui proses
1). Benih ikan berasal dari dari petani
pengolahan limbah dan sirkulasi air
ikan di daerah Parung. Ikan yang baru
(Losordo, 1988).
datang dari petani dipelihara di dalam
Penelitian tentang peningkatan
akuarium selama satu minggu. Selama
kepadatan dengan sistem resirkulasi
pemeliharaan satu minggu benih ikan
untuk meningkatkan produksi benih
diadaptasikan terhadap lingkungan
ikan telah banyak dilakukan dan
yang baru dan pakan buatan. Setelah
hasilnya memperlihatkan bahwa
satu minggu dilakukan seleksi ukuran
penggunaan resirkulasi dapat
ikan. Ikan yang ukurannya sesuai
meningkatkan kepadatan dan produksi
dipindahkan ke dalam akuarium
pada ikan patin (Arifin dan Asyari,
percobaan dengan kepadatan sesuai
1992; Raja Gukguk, 2000;
dengan perlakuan.
Nurhamidah, 2007; Hidayat, 2007),
37
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 2 Nomor 1, April 2011
Gambar 1. Ukuran benih ikan lele dumbo (Clarias sp.) pada awal penelitian
38
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 2 Nomor 1, April 2011
39
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 2 Nomor 1, April 2011
Kepadatan (ekor/l)
Parameter 20 30 40 50
a bc b
KH (%) 66,00 52,17 54,29 45,47c
PPT(cm) 2,13a 1,95b 1,98b 2,03b
a b ab
LPH (%) 5,54 4,56 5,02 4,64b
a a a
EP (%) 166,69 101,28 180,34 117,10a
RP (%) 58,77a 41,42a 67,03a 46,26a
Keterangan : Superskrip huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukan ada
perbedaan yang nyata (P<0,05)
.
Gambar 4. Ukuran benih ikan lele dumbo (Clarias sp.) akhir penelitian pada setiap
kepadatan (A: 20 ekor/l; B: 30 ekor/l; C: 40 ekor/l; dan D: 50 ekor/l)
40
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 2 Nomor 1, April 2011
Tabel 2. Kualitas Air Media Pemeliharaan Benih Lele Dumbo (Clarias sp.)
Pada Kepadatan Berbeda Selama Pemeliharaan 30 hari Pada Wadah
Resirkulasi
Kepadatan (ekor/l)
Parameter 20 30 40 50
Suhu ( C) 28,0-29,0 28,0-29,0 28,0-29,0 28,0-29,0
Oksigen (ppm) 6,14-6,77 5,68-5,71 5,50-5,65 4,71-4,80
pH 6,5-7,0 6,5-7,0 6,5-7,0 6,5-7,0
Ammonia (ppm) 0,041-0,043 0,045-0,048 0,047-0,049 0,057-0,060
CO2 (mg/l) 6,40-6,42 6,52-6,89 6,70-6,77 6,93-6,95
41
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 2 Nomor 1, April 2011
43
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 2 Nomor 1, April 2011
yang baik. Hal ini bisa dilihat dari nilai menurun dengan meningkatnya
efisiensi pakan (Tabel 1) dan laju kepadatan ikan.
pertumbuhan harian (Tabel 1) yang Suhu pada penelitian berkisar
baik pula. Protein yang dimanfaatkan antara 280C sampai 290C. Fluktuasi
atau disimpan dalam tubuh benih ikan suhu pada saat penelitian sangat kecil
lele ini berasal dari pakan yang yaitu 10C, hal ini dikarenakan ruangan
diberikan dan protein tubuh ikan lele penelitian tertutup dan diberi lampu
yang dikanibal oleh benih ikan lele setiap akuarium sehingga suhu dapat
lainnya. lebih stabil. Nilai suhu penelitian ini
Nilai efisiensi pakan dan sudah sesuai untuk kehidupan ikan
retensi protein berkorelasi sama, (Arifin dan Asyari, 1992 dan Stickney,
dimana nilai tertinggi diperoleh pada 1979).
kepadatan benih ikan lele 40 ekor/l, Oksigen terlarut merupakan
kemudian 20 ekor/l, 50 ekor/l, dan parameter mutu air yang paling penting
terendah 30 ekor/l. Nilai efisiensi bagi kehidupan organisme di dalamnya,
pakan dan retensi protein biasanya dalam hal ini adalah benih ikan lele.
berkorelasi dengan pertumbuhan, tetapi Oksigen berperan penting dalam proses
pada penelitian ini tidak. Apabila metabolism di dalam tubuh.
dilihat dari laju pertumbuahn harian, Kandungan oksigen di dalam air
efisiensi pakan dan retensi protein menurun dengan meningkatnya
berkorelasi sama dengan laju kepadatan. Kandungan oksigen
pertumbuhan harian, tetapi dengan tertinggi pada kepadatan 20 ekor/l
pertumbuhan panjang tidak. (6,14-6,77 ppm)dan terendah pada
Pertumbuhan panjang tebaik pada kepadatan 50 ekor/l (4,71-4,80 ppm).
kepadatan benih ikan lele 20 ekor/l. Menurunnya kandungan oksigen
Perbedaan ini mungkin disebabkan dengan meningkatnya kepadatan
karena adanya kanibalisme, sehingga disebabkan karena dengan banyaknya
pertambahan bobot tubuh ikan dan jumlah ikan maka kebutuhan oksigen
protein yang disimpan dalam tubuh juga menjadi lebih banyak. Selain itu
ikan tidak hanya berasal dari pakan pada kepadatan yang tinggi banyak
yang diberikan tetapi berasal dari ikan buangan metabolisme dan feses ikan
yang dimakan, yang tidak diketahui yang membutuhkan oksigen untuk
berat total yang dimakan oleh benih menguraikannya, sehingga kandungan
ikan lele. oksigen menjadi rendah. Rendahnya
Kualitas air media kandungan oksigen ini juga dapat
pemeliharaan benih ikan lele selama menyebabkan kematian, hal ini juga
penelitian masih dalam kisaran yang mungkin yang menyebabkan
baik untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang rendah pada
kelangsungan hidup, meskipun ada kepadatan 50 ekor/l. Menurut Hepher
nilai parameter kualitas air yang dan Pruginin (1981), kekurangan
oksigen akan mengurangi jumlah ikan
44
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 2 Nomor 1, April 2011
45
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 2 Nomor 1, April 2011
berupa CO2 meningkat. Nilai CO2 Arifin, Z. dan Asyari, 1992. Perawatan
masih dalam kisaran yang baik untuk larva ikan patin (Pangasius
kehidupan ikan. pangasius) dengan sistem
resirkulasi. Di dalam :
IV.KESIMPULAN DAN SARAN Prosiding Seminar Hasil
4.1. Kesimpulan Penelitian Perikanan Air
Dari hasil penelitian yang dilakukan Tawar 1991/1992,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Balitkanwar, Bogor, hal :
1. Peningkatan kepadatan dari 20 205 – 207
ekor/l sampai 50 ekor/l tidak Boyd, C.E. 1982. Water Quality
meningkatkan kelangsungan Management for Pond Fish
hidup dan pertumbuhan benih Culture. Elsevier Scientific
ikan lele dumbo dengan Publishing Company.
panjang awal 2,24-2,30 cm. Amsterdam.
Kelangsungan hidup, Herpher, B & Y. Pruginin, 1981.
pertumbuhan panjang tubuh, Commercial Fish Farming
dan laju pertumbuahan harian with Special Reference to
tertinggi diperoleh pada Fish Culture in Israel. John
kepadatan 20 ekor/l. Wiley and Sons, Inc., New
2. Penggunaan resirkulasi dapat York.
mempertahankan kualitas air Hidayat, A. 2007. Produksi Benih Ikan
media pemeliharaan benih ikan Patin Pangsionodon
lele tetap baik. hypophthalmus Ukuran 6
cm Dengan Kepadatan
4.2.Saran Yang Berbeda Dalam
1. Perlu dilakukan penelitian Sistem Resirkulasi.
lanjutan dengan ukuran yang [Skripsi]. Departemen
lebih kecil dengan kepadatan Budidaya Perairan,
yang sama. Fakultas Perikanan Ilmu
2. Perlu upaya yang lebih baik Kelautan, Institut
untuk meningkatkan Pertanian. Bogor.
kandungan oksigen terlarut di Irawan, D.Y. 2007. Pertumbuhan dan
dalam media pemeliharaan. Kelangsungan Hidup
Lobster Air Tawar Cherax
DAFTAR PUSTAKA quadricarinatus pada
Affandi, R., Syafei, D.S., Rahardjo, Sistem Resirkulasi dengan
M.F., Sulistiono. 1992. Kepadatan Berbeda.
Fisiologi Ikan. Bogor. [Skripsi]. Departemen
Pusat Antar Universitas, Budidaya Perairan,
Ilmu Hayat, Institut Fakultas Perikanan Ilmu
Pertanian Bogor.
46
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 2 Nomor 1, April 2011
47