You are on page 1of 21
Pt T-25-2002-0 PETUNJUK TEKNIS Tata cara pelaksanaan pembangunan dalam penyelengga’aan perumahan bertumpu pada kelompok (P2BPK) DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH PRAKATA. Pola P2BPK merupakan konsep penyediaan rumah yang berorientasi pada pro’es pembangunan berbasisi pada kelompok masyarakat terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Dalam hal ini kéloripok masyarakat tersebut didudukkan sebagai pelaku utama pembangunan, sedangkan fihak-fihak terkait lainnya sebagai katalisator, fasilitator dan Penunjang. Masyarakat secara kelompok- dan terorganisir selanjutmya menggali dan mengelola sumber daya strategik untuk memecahkan permasalahan perumahan mereka, mampu memberdayakan diri, dapat mengaktualisasikan diri mereka sebagai subyek pembangunan dan pelaku penentu. Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat -Nomor O6/KPTS/1994 tanggal_13 September 1994 lebih jauh menegaskan bahwa P2BPK perlu diterapkan berdasarkan lima alasan utama, yaitu masih banyak masyarakat mengalami kemiskinan (tidak mampu) tradisi pengadaan perumahan yang berlaku saat ini kekurang efektifan pola penanganan perumahan yang diterapkan saat ini pergeseran kebijaksanaan- perumahan dari yang berorientasi menyediakan (providing) ke mendorong dan memampukan (enabling) mempercepat terwujudnya cita-cita bangsa, dimana masyarakat sebagai subyek pembangunan, keadilan sosial dan keshakmuran bangsa. BENS Petunjuk teknis‘ini, merupakan jabaran atau ketentuan lebih rinci Pedoman umum P2BPK yang diterbitkan oleh Menpera melalui Surat Keputusan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 06/KPTS/1994 tanggal 13 September 1994. Untuk ikut serta atau berpartisipasi dalam proses penyelanggaraan P2BPK, maka Menkimpraswil melalui Puslitbang Permukiman, melengkapi dan menfasilitasi dengan cara menyususn petunjuk-petumjuk teknis, yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembangunan perumahan. ‘Adapaun petunjuk-petunjuk teknis tersebut adalah : 1. Petunjuk Teknis Survai Swadaya Petunjuk Teknis Pembuatan Proposal Teknik Petunjuk Teknis Kelayakan Lokasi Petunjuk Teknis Perencanaan Tapak Petunjuk Teknis Perencanaan Rumah Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembangunan Daftar isi 1, Ruang Lingkup 2. Acuan Normatif 3. Definisi 4. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembangunan 4.1. Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan, 4.2. Orgatisasi Lapangan 4.3. Skema Organisasi Lapangan 4.4. Pemahaman Bestek 4.5. Hubungan dan Saling Ketergantungan Antar Kegiatan 4.5.1 Ketergantungan Dari Segi Teknik. 4.5.2.Ketergantungan Dari Segi Kendisional 4.5.3. Pembuatan Jadwal Kerja 4.5.4 Jadwal Tenaga Kerja 4.5.5 Jadwal Bahan 4.5.6 Jadwal Peralatan 4.5.7 Jadwal Keuangan 4.6. Pelaksanaan Pembangunan 4.6.1 Persiapan 4.6.2. Sumber Daya Manusia 4.6.3. Dokumen kontrak/Proposal teknik. 4.6.4.Produksi 4.6.4.1. Perataan tanah: 4.6.4.2. Pemasangan Bouwplank (peil bangunau) 4.6.4.3. Galian Tanah: : 4.6.4.4, Urugan Pasir 4.6.4.5. Urugan dan Timbunan Tanah 4.6.4.6, Pemasangan Pondasi 4.6.4.7. Pekerjaan Dinding 4.6.4.8, Penasangan Kusen Pintu/lendela 4.6.4.9. Kolom Beton Praktis 4.6.4.10. Pekerjaan atap 4.64.11, Pemasangan Instalasi Listrik 4.64.12. Pemasangan Instalasi Air Bersit: 4.64.13, Pemasangan Instalsi Air Kotor 4.6.4.14. Pemasangan Lantai 4.64.15. Pemasangan Pintu dan Jendela 4.6.4.16. Pengecatan 4.64.17. Pekerjaan Pembersihan 4.64.18, Pekerjaan Pemeliharaan 4.7. Pengawasan dan Pengendalian Pelaksafiaan 47.1 Pengawasan dan Pengendalian Mutu Pekerjzan 4.7.2.Pencatatan prestasi kerja 4.7.21. Bahan 4.7.2.2. Tenaga Kerja 4.7.2.3. Pencatatan Hasil Kerja LAMPIRAN Tata Cara Pengaturan Bahan di Lapangan Penggudangan Bahan-bahan yang dapat di simpan di lapangan terbuka. Contoh Kartu Bahan Pengaturan dan Penempatan Buruh Ditapangan. Bo 00 m2 0 SUIT IAAANAMUDUNRRARRRVU UU UN NN Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan dalam Penyclenggaraan Pembangunan Perumahan Bertumpu pada Kelompok (P2BPK) 1, Ruang Lingkup Ruang lingkup manajemen konstruksi pada Tata Cara ini meliputi 1. Perencanaan pelaksanaan (pre construction); 2. Pelaksanaan pembangunan (contruction). 3, Pengawasan/Pengendalian (controling) 2. Acuan Normatif Eddy Suleman, Loka Karya Manajemen Penyelenggaraan Proyek Pembangunan Perumahan, di Solo tahun 1982. Proseding Kursus Pelaksana Proyek Pembangunan Perumahan Tingkat Nasional (B), Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung 15 Nopember 1982. 3. Definit 3.1. Site Manager - Seorang pimpinan lapangan yang sehari-hari berada di tapangan dan langsung mengatur kegiatan di lapangan; 3.2. Pengawas Orang yang diberi tugas untuk melakukan kegiatan pengawasan dan mencatat kegiatan sehari-hari di lapangan dalam buku harian proyek serta. melakukan pengukuran prestasi/kemajuan_pekerjaan untuk diisikan dalam laporan mingguan, 3.3, Logistik adalah orang yang diberi tugas untuk menyusun kebutuhan bahan yang diperlukan, membuat pengajuan pengirman barang kelapangan, mengecek pengiriman barang, mengatur penyimpanan barang digudang lapangan, serta mendistribusikan barang, untuk dipakai, dengan persetujuan pengawas lapangan 3.4. Mandor Orang yang diberi tugas untuk memimpin tenaga kerja secara langsung sesuai dengan dengan bidang pekerjaannya, seperti Mandor tukang kayu, Mandor tukang batu, Mandor tukang besi dan lain-lain. 4 & Langkal-Langkah Pelaksanaan Pembangunan 4¢ 46. Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan. Yang dimaksud .perencanaan disini adalah merupakan tahapan sebagai persiapan pelaksanaan fisik lapangan (pre contruction). Kegiatan yang berkaitan dengan tahap persiapan antara lain: * Menyusun organisasi tapangen, biasenya dilakukan untuk pelaksanaan pembangunan yng akan dikerjakan cakupannya luas serta jumlah rumah yang, akan dibangun bersifat masal © Menyusun jadwal kerja + Menyusun jadwal tenaga kerja + Menyusun jadwal bahan ‘+ Menyusun jadwal peralatan + Menyusun jadwal keuangan 92-44. Organisasi Lapangan Organisasi lapangan merupakan bentuk organisasi kecil yang langsung berhubungan ‘dengan pekerjaan di lapangan, Unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan digambarkan dalam bemuk skema organisasi lapangan secara umum dengan tujuan memberikan gambaran yang lebih jelas hubungan kerja dari masing-masing unsur. Adapun unsur-unsur yang terlibat adalah: ‘+ Site Manager (Pimpinan Lapangan) + Pengawas + Logistik; * Mandor. Oy 48. Skema Organisasi Lapangan ‘SITE MANAGER ~LOGISTIK 43, Pemahaman Bestek Sebelum melaksanakan kegiatan pembangunan fisik di lapangan terlebih dahulu unsur yang terlibat langsung terhadap pelaksanaan di lapangan memahami gambar-gambar kerja dan Rencana Kerja dan Syarat-syaratnya Gambar-gambar rencana untuk suatu proyek merupakan bagian tak ‘terpisahkan deri Dokumen Kontrak. Oleh sebab itu pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ‘gambar rencana Gambar bestek pada umumnya terdiri dari + Peta lokasi «Site Plan + Potongan lahan + Jaringan air kotor + Jaringan air bersih + Gambar desain bangunan (Denah, Tampak, dan Potongan) + Detail rencana pemasangan komponen/elemen bangunan + Detail pemasangan instalasilistrik, air bersih, dan saluran air kotor. f 410. Hubungan dan Saling Ketergantungan Antar Kegiatan 4.¥ “4.5.8. Ketergantungan Dari Segi Teknik. - Ketergantungan dari segi teknik ini adalah disebabkan oleh adanya_persyaratan- persyaratan teknik yang harus dipenuhi. Contoh: Pemasangan kusen pintu dan atau pemasangan dinding baru dapat dimulai bile pekerjaan sloof telah selesai dan kondisinya telah mumungkinkan untuk dapat dipasang dinding di atasnya. Contoh lain: pemasangan dinding tidak boleh melebihi ketinggian 1,20 m dalam satu kali pemasangan Saling ketergantungan dalam segi teknik ini harus dipatuhi sesuai dengan aturan-aturan teknik yang berlaku, dan bila dilanggar akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, ye ASS, Ketergantungan Diiri Segi Kondisional Ketergantungan dari segi kondisional ini adalah bahwa suatu jenis kegiatan dapat mulai dilaksanakan bilamana kegiatan lainnya selesai dikerjakan, meskipun semua jenis kegiatan tersebut pada dasamya dapat dilaksanakan secara serempak. Hal ini disebabkan oleh ruang kerja yang terbatas, dana yang terbatas, perubahan gambar atau perubahan bahan yang digunakan. uss 45,10. Pembuatan Jadwal Kerja Dengan adanya hubungan saling ketergantungan antar kegiatan, waka jadwal kerja perlu untuk sebagai alat pengontrol pelaksanaan dari setiap kegiatan Dalam membuat jadwal kerja suatu proyek ‘pembangunan perumahan, selain memperhatikan target yang akan.-dicapai dalam batas waktu serta persyaratan-persyaratan tertentu, harus pula diperhatikan faktor-faktor lainnyn yang sangat_mempengaruhinya, seperti + metoda pelaksanaan; + bahan-bahan; * penggunaan buruh © penggungan peralatan; © keuangan (pendanaan), + hari-hari libur (hari besar nasional); ‘+ musim (keadaan cuaca). Dengan mengetahui beberapa faktor yang akan mempengaruhi terhadap pelaksanaan pekerjaan, maka pembuatan jadwal kerja hendaknya disusun seteliti mungkin as 5.11. Jadwal Tenaga Kerja Jadwal tenaga kerja dibuat berdasarkan Analisa Biaya Kontruksi yang dapat dipakai misalnya dengan metoda analisa BOW atau standar-standar perhitungan yang berlaku. Jadwal tenaga kerja ini diperlukan untuk menentukan dan mengontrol penggunaan tenaga kerja bes 4.5.12. Jadwal Bahan Pembuatan jadwal bahan caranya sama dengan pembuatan jadwal tenaga kerja. Jadwal bahan ini sangat bermanfaat untuk rencana pengadaan bahan dan mengontrol pemakaian bahan di lapangan. Pengadran bahan ini juga dipengaruhi oleh kondisi lapangan kerja, sehingga pengiriman bahan ke lapangan dapat diatur sesuai dengan kegiatan yang akan dikerjakan ge 4.5.13. Jadwal Peralatan Sebagimana halrya dengan jadwal tenaga kerja dan jadwal bahan, maka jadwal pengadaan peralatan juga penting untuk dibuat. Sesuai dengan kegiatan apa yang akan dikerjakan dapat kita rencanakan pengadaan peralatannya, dengan kata lain pengadaan peralatan di lapangan disesuaikan dengan kebutuhan dan tempat kerja Misalnya, dalam kegiatan penggalian tanah, bila kondisi lapangan tidak memungkinkan maka alat yang dipakai tidak perlu dengan alat besar, artinya cukup dengan menggunakan tenaga manusia, walaupun hal ini akan berpengaruh terhadap waktu/biaya yang diperlukan, 97° aes344, Jndwal Keuangan Dengan dasar jadwal tenaga kerja dan jadwal bahan, maka jadwal keuangan dapat dibuat Jadwal-keuangan ini sangat bermanfaat untuk perencanaan dan evaluasi penggunaan keuangan yang berkaitan dengan kegiatan di lapangan. Berpatokan pada Rencana Anggaran Biaya dan disesuaikan dengan kemajuan pekerjaan, maka jadwal keuangan ini sangat membantu untuk perencanaan selanjutnya dalam penyediaan dana untuk penyelesaian pekerjaan 7 A:T. Pelaksanaan Pemba guuiran 5. Persiapan Persiapan yang diamksud dalam pelaksanaan pembangunan ini adalah suatu kegiatan awal agar pelaksanaan kegiatan di lapangan diharapkan dapat besjalan dengan lancar. Kegiatan persiapan ini antara lain: + Observasi lapangén dengan tujuan untuk memperoleh gambaran kondisi lapangan sebenarnya sesuai atau tidaknya dengan dokumen perencanaan, + Pembuatan bangunan Direksikit, + Pembuatan bangunan untuk gudang bahan dan peralatan; + Pengadaan bahan; + Pengadaan buruh; + Pengadaan peralatan; * Pengadaan perlengkapan kerja lainnya seperti: - Perlengkaran pengawas ~ Buku hariai dan blanko-blanko laporan mingguan dan bulanan = Cok list pelaksanaan kegiatan, - Alat-alat pengaman keselamatan kerja. Sumber Daya Manusia Dalam. menghadapi pelaksanaan kegiatan di lapangan, perl dipersiapkan tenaga lapangan sesuai dengan keperluan menurut besar kecilnya lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan, Dengan mengacu pada struktur organisasi lapangan setiap unsur yang te at mempunyai kemampuan sestiai dengan bidang tugasnya Dalam Pelaksanaan pembangunan rumah melalui P2BPK unsur-unsur yang terlibatpun harus dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga tidak terjadi satu orang melakukan semua‘tugas dan tanggung jawab yang tercantum dalam struktur organisasi bis 4.6.7. Dokumen kontrak/Proposal teknik, Dokumen kontrak merupakan acuan dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan. Untuk pelaksanaan pembangunan rumah melalui P2BPK sebagai acuan kerja adalah proposal teknik. Sehingga pelaksanaan kegiatan diseruaikan dengan rencana pembangunan yang dimuat dalam proposal teknik, artinya peletakan bangunan, bentuk, vukuran bangunan dan bahan yang digunakan tidak boleh menyimpang. Apalagi bila pendanaan pembangunan melibatkan pihak lain seperti dengan Bank fey a AGS. Produksi 4.64.11. Perataan tanah: Perataan tanah yang dimaksudkan agar tanah berada dalam keadaan siap untuk di bangun. Tanah biasanya minimal sedikit lebih besar dari luah rumah yang akan di bangun harus di ratakan dan dibersihkan dari rumput-rumput, pohon-pohonan, akar-akaran maupun benda- benda lain yang mengganggu. Jadi sebelum melanjutkan pelaksanaan kegiatan pembangunan berikutnya pekerjaan perataan ini harus di selesaikan lebih dahulu. GD 6.4.12. Pemasangzn Bouwplank (peil bangunan) Papan bangunan~di pasang untuk di jadikan patokan ukuran baik vertikal maupun harizontal. Karenanya, papan bangunan harus di pasang dengan baik dan benar unt mencapai tujuan tersebut di atas. Bahan yang di gunakan harus sesuai dengan yang di persyaretkan, dan untuk papannya pada satu sisinya harus-di luruskan dan di serut rata Papan di pasang sekeliling bangunan dengan jarak 0,50 sampai 1.00, Dari tepi galian pondasi, tergantung dari keadaan tanah dan cara membuang tanah galian pondasinya, di pakukan pada tiang-tiang yang telah di pancangkan dengan kokoh, Jarak tiang biasanya maksimum 2.00 m. Ketinggian papan bangunan biasanya di ambil sesuai dengan tinggi permukaan lantai tetapi untuk beberapa hal dapat di lakukan hal lain. As as dari pada bangunan diterakan dengan paku-paku pada muka atas papan bangunan tadi. Pengecekan terhadap ketepatan ukuran serta siku-siku bangunan adalah penting sekali, karena bila mana tidak, maka akan mempengaruhi pekerjaan berikutnya, Pertama untuk pemasangan lantai Ubin dan langit-langit. Pengecekan kedataran papan bangunan dapat di lakukan dengan slang atau waterpas. Sedangkan untuk mengecek siku-siku dapat di lakukan dengan pengukuran diagonal, dalil pithagoras, waterpas, instrumen,.theodolit maupun prisma, Os 4.6.4.13. Galian Tanah: Kedalaman galian baru sesuai dengan gambar spesifikasi teknik (bestek), atau perubahan sesuai dengan riselah an wijzing, Bila mana pada kenyataan bahwa meskipun galian telah mencapai kedalaman tersebut tetapi tanah masih besada dalam kondisi yang tidak baik, hal ini harus segera dilaporkan kepada Direksi/Kepala Proyek be! 4.64.14, Urugan Pasir. ‘Mutu serta kedalaman urugan pasir harus di sesuaikan dengan gambar dan persyaratan, eae © 4.6.4.5, Urugan dan Timbunan Tanah Tanah yang di gunakan untuk pengurugan dan timbunan harus bersih, bebas dari akar- akaran, tumbuh-tumbuhan atau benda lain yang merusak. Urugan untuk samping pondasi harus di lakukan setelah pondasi cukup mengeras atau minimal 3 Hari setelah di periksa atau di setujui pengawas. ° Pemadatan urigen atau timbunan harus di lakukan selapis demi selapis, setiap lapisan kurang lebih 20 em A6:4.16. Pemasangan Pondasi Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pekerjaan pondasi adalah + Profil-profil untuk pasangan pondasi harus di buat dengan baik sesuai dengan ukuran pondasi, Untuk pembangunan rumah secara masal, maka profil-profil ini dapat dibuat secara masal pula. > jenis bahan yang diperlukan untuk pekerjaan pondasi harus sesuai dengan rencana desain. wpe Pekerjaan Dinding Hal-hal yang diperhatikan dalam pemasangen dinding adalah: ‘+ Jenis bahan yang digunakan sesuai dengan persyaratan, ‘+ Pemasangan propil-propil harus tegak lurus Bentuk sudut yang diinginkan sesuai dengan gambar bangunan Batas tinggi pemasangan sesuai dengan persyaratn teknik (max. 1,20 m) Homogenitas campuran adukan (adukan matang) wad 4.64.18. Pemasangan Kusen Pintu/Jendela Kusen sebelum di pasang harus diperiksa dahulu baik mutu bahan, maupun kerapihan pekerjaannya Siku-siku kusen di periksa dengan cara mengukur de nal atau dengan dalil pithagoras, jangan mengbunakan siku-siku pendek untuk keperluan ini Bilamana kusen tidak betul-betul siku, maka harus di beri schoor-schoor/silang-silang penguat sementara, sebelum kusen di pasang. Maka bagian-bagian yang berhubungan dengan batako atau adukan tembok harus dimeni lebih dahulu dan di pasang angker- angker dan dooknya. Penempatan kusen-kusen pada dinding-dinding di lakukan dengan menggunakan alat bantu kayu- kayu penompang dan penyetelanya di lekukan dengan menggunakan unting- unting dan selang air atau waterpas. Pengecekan siku-siku kusen sebelum pemasangannya di lakukan akan mempercepat dan mempermudal. penyetelannya. 179 AG4A19, Kolom Beton Praktis Fungsi kolom beton praktis adalah memperkokoh kesatuan pasangan dinding, Diameter besi beton, cara-cara pembengkokan maupun pengikatan harus mengikuti gambar dan persyaratannya, Bekisting harus di pasang dengan baik dan di kontrol ketegakannya. Pergunakan selalu beton deking untuk keperluan selimut beton, . Pengecoran dapat di lakukan tiap kurang lebih 1,20 m. Pergunakan adukan yang baik dalam arti bahan yang di gunakan, kesatuan adukan faktor air dan lain-lain, 0 ‘Agar beton tidak keropos, pada waktu pengecoran harus di getarkan. Pembukaan bekisting di lakukan minimal setelah 3 hari setelah pengecoran, Bila terdapat keropos-keropos hharus segera di isi dengan adukan 1 pe : 3 pasir Yr 46A20. Pekerjdan atap Hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan atap adalah + Gambar bestek yang dijelaskan dengan gambar kerja; + Penggunaan bahan disesuaikan dengan bestek, baik segi Kalitas maupun dimensi yang disyaratkan; Cara pengerjaan disesuaikan dengan gambar kerja. Khususnya pemasangan kaso-kaso dan reng perlu diperhatikan kerataannya, agar kerapihan pemasangan genteng dapat dijamin, serta untuk menghindari kebocoran dari atap, akibat bila atap bergelombang Dan pada umumnya untuk pengamanan kayu dari serangan serangga, maka kuda-kuda, gordeng dan rangka atap dilabur dengan ter (solinem). Urutan kegiatan dalam pekerjaan atap adalah: + Pembuatan dan pasang kuda-kuda; * Pasang gordeng; + Pasang rangka atap kaso-kaso dan reng (untuk atap genteng), ukuran kaso-kaso dan reng sesuaikan dengan spesifikasi teknik. Sebagai contoh, rangka atap untuk atap genteng beton tentu tidak sama dengan rangka atap untuk genteng biasa Pemasangan atap asbes gelombang, sebaiknya adalah menurut petunjuk pabrik, karena biasanya produsen mengeluarkannya, pada saat pemasangan perh arah angin agar terhindar dari kecelakaan. Pemasangan bubungan dilakukan setelah pemasangan atap selesai, bahan yang digunakan sesuaikan dengan bahan atap yang dipasang. ype 464.19. Pemasangan Instalasi Listrik Bahan-bahan yang pakai harus sésuai bestek. Pemasangan pipa-pipa yang menempel ke dinding sebaiknya dipasang sebelum dinding diplester, dengan memperhatikan rencana ketebalan plesteran. Untuk memudahkan pengontrolan, disarankan pemasangan kabel-kabel dilakukan sebelum pomasangan etemit. Tes seluruh jaringan instalasi setelah* hubungan dengan. PLN tersambung 2 Gots 4:6:4.20. Pemasangan Instalasi Air Bersih Bahan-bahan yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan yang disyaratkan. Hal yang diperhatikan dalam pemasangan instalasi air bersih adalah cara penyambungan, terutama bila menggunakan PVC dan soketnya menjadi satu dengan pipa, perhatikan arah air sehingga pemasangan sambungan tidak terbalik, Lakukan tes sebelum pekerjaan berikutnya dimulai, hal ini dimaksudkan bila terjadi kebocoran dapat diperbaiki lebih dulu. 4,6:4.21. Pemasangan Instalsi Air Kotor Bahan-bahan yang digunakan sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan. Mengingat saluran air Kotor arus airnya_ sistim gravitasi, maka pada pemasangan pipa saluran air kotor perlu diperhatiken Kemiringannya, dikarapkan aliran air lancar, dan untuk belokan sebaiknya menggunakan alat sembungan jenis boh. Tes kelancaran pembuangan airnya sebelum pentupan pipa-pipa dilakukan 4.6.4.2. Pemasangan Lantai Pemasangan lantai dilakukan setelah pekerjaan instalasi selesai, Bahan-bahan lantai disesuaikan dengan ketentuan yang disyaratkan. Hal-hal yang diperhatikan adalah lantai kerja pemasangan, cara pengerjaan, penggunaan bahan. Lantai kerja yang dimaksud adalah pemdatan tanah urug, pengurugan pasir. Khususnya lantai keramik lantai kerja diperkeras terlebih dulu dengan adukan | PC : 7 Pasir, kemudian ditun kira-kira tiga hari, baru pekerjaan pemasangan keramik dapat dilakukan, Pemotongan tegel ataupun keramik sebaiknya menggunakan cara yang benar, dengan tujuan aget pengeunaan bahan lebih efisien. Kerapihan pemasangan menjadi perhatian utama, oleh sebab itu Kerataan permukaan dan nat-nat jarak antara tegel harus lurus dan sama. heal 464.23. Pemasangan Pintu dan Jendela Bahan-bahan dan ukuran pintu disesuaikan dengan ketentuan yang disyaratkan, Pemasangan pintu dan jendela sebaiknya diberi toleransi antara 02-03 mm, hal ini dimaksudkan agar pintu dan jendela dapat dibuka/tutup dengan mudah. Demikian pula pada pemasangan kaca, ukuran kaca juga diberi toleransi agar memudahkan dalam pemasangan serta tidak pecah bila terjadi pemuaian kayu, Pemasangan kaca sebaiknya diperkuat dengan dempul kayu agar tidak bergetar. 24, Pengecatan Pengecatan memapakan pekerjaan finishing yang memerlukan ketelitian dan kerapihan dalam pengerjaannya, Meh sebab itu pilihlah tukang cat yang profesional, dengan maksud untuk menghindari penghamburan dalam penggunaan bahan. Warna dan jenis/merk cat disesuaikan dengan ketentuan yang disyaratkan, % 4.6.4.25. Pekerjaan Pe.nbersihan Pekerjaan pembersihan adalah kegiatan akhir dari pelaksanaan pembangunan sebelum proyek diserahkan kepada pemberi tugas, Kegiatan yang sering dilakukan antara lain adalah, ‘+ pembérsihan sisa-sisa bahan bangunan; + pembersihan peralatan dari lingkungan proyek; ‘+ pembongkaran bangunan direksikit, gudang peralatan dan gudang bahan; + pembersihan halaman bangunan-bangunan, Pekerjaan Pemeliharaan Pekerjaan pemeliharaan mempunyai tenggang waktu sesuai dengan perjanjian yang, dituangkan dalam dokumen kontrak Selama jangka waktu pemeliharaani yang telah disepakati, maka bila terjadi kerusakan fisik bangunan yang diakibatkan kurang baiknya dalam pengerjaan, masih dalam tanggung jawab kontraktor/pelaksana 4.8. Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan pengawasan dan pengendalian nutu pekerjaan di lapangan berjalan bersama- sama dengan pelaksanaan pembangunan fisik, Baik buruknya mutu pekerjaan banyak di tentukan oleh fahan-bahan yang di gunakan keterampilan buruh yang digunakan dan pengawasannya 3. Pengawasan dan Pengendalian Mutu Pekerjaan Mutu pekerjaan dapat di kelompokan menjadi dua, yaitt + Sei kekuatan yaitu hal-hal yang berkenaan dengan mutu bakan yang di pakai, takaran adukan, ukuran bahan, proses pengerjaan dil + Segi keterampilan, kerapihan dan ketetapan pengerjaannya, Berhubungan dengan iu maka pengawasan yang Kontinyu menjadi penting sekali Seorang pelaksana lapangan tidak saja harus mampu menegor, tetapi juga harus mampu memberikan bimbingan mengenai tata cara melaksanakan yang baik. Pengawasan pelaksanaan dilakukan sebelum selama dan sesudah pelaksanaan kegiatan itu, Dengan melakukan cara pengawasan seperti tersebut di atas di harapkan bahwa pekerjaan terus menerus dapat di kontrol dan tidak dibiarkan untuk salah total Pembongkaran pekerjaan yang salah untuk kemudian diperbaiki lagi akan sangat merugikan tidak saja dari segi biaya tetapi juga dari segi waktu. Untuk pelaksanaan sesuatu proyek yang besar kemungkinan diadakannya pertemuan- pertemuan periodik dengan mandor-mandor atau orang-orang yang di anggap penting adalah penting sekali di mana para pertemuan tersebut dapat di bahas segala persoalan atau permasalahan yang menyangkut kelancaran pekerjean. 12 ACTA. Pencatatan prestasi kerja Bahan yang masuk selain di cata‘ pada buku narian harus nula di cantumkan pada jadwal rencana pengiriman, Hal ini penting sekali untuk mengetahui apakah jadwal sesuai dengan rencana. Tiap penyimpangan yang terjadi dengan demikian dapat langsung di ketahui, sehingga dapat di jadikan bahan untuk pengambilan keputusan berikutnya Cara pencatatan adalah misalnya untuk Portland cement, Mingguke 1 nT ur Rencana 100 Zak (100) 200 zak (300) 200 zak (500) nyata $0 zak (50) 250 zak (200) 300 zak (450) ee Angka-angka akumulatif Dari contoh di atas dapat diketahui_situasi pengiriman bahan tersebut. Rencana keputuhan sebanyak 500 zak, sampai dengan minggu ke II] tampak jumlah pengiriman sebanyak 450 zak, oleh sebab itu untuk penyelesaian pekerjaan kira-kira dibutuhkan lagi sebanyak 50 zak, Dengan demikian jadwal pembayaran semen dapat dialokasikan dana sebasar pembelian semen 50 zak.Untuk bahan-bahan bangunan lainnya dapat dimasukkan dalam jadwal bahan. Lebih jelas lagi bila dar jadwal bahan dicantumkan grafiknya. ee 4:7.2.5. Tenaga Kerja Tenaga kerja yang dimaksud disini adalah para buru.vtukang yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan di lapangan, dari mulai mandor sampai dengan laden. Tenaga kerja yang hadir juga ditulis dalam !aporan harian, dan jumlah akuriulasi harian dicantumkan dalam jadwal tenaga kerja. Dari pencatatan tersebut dapat diketahui perbedaan antara rencana kebutuhan tenaga kerja dan kenyataan yang ada sampai dengan akhir periode (mingguan). Pencatatan juga dapat dikelompokkan menurut bidang keahlian dan klasifikasinya, Hal ini sangat eral hubungannya dengan tingkat kemajuan ‘pekerjaan, Untuk memudahkan pengentrolan penggunaan buruh dapat dilihat tabel di bawah ini 6. e Jadwal Bucuh, No ‘Macam Buruh Minggu fee) etd ee re 1 | Tukangkayn —-Rencana. | 3.12.20 20 2016 1210 8 6 Nyata Rencana [2 6 101010 8 6 5 3 3 2 | Pembantu tukang kayu, Nyata Rencana [- 8 1616 16 16 12128 6 3 | Tukang batu Nyata Renna [- 4 8 8 8 8 66 64 3 4 | Pembantu tukang batu. Nyata 7 Rencana | 15 38 40 46 40 30 2016 12 10 5} Pembanti, umam |. —_ Nyata__ = = + Rencona [- - 8 10 10 108 6 : 6 | Tukang besi ~ fie | Nyata Rencana [20 65 102110104 88 6455 40 28 0 0 Jumfah Nyata Jadi dengan mencantumkan jadwal buruh nyata yang di gunakan di lapangan dan membandingkannya dengan rencana kita dapat _menarik kesimpulan untuk tindakan pengambilan sesuatu keputusan bilamana terjadi sesuatu penyimpangan. 472.6. Pencatatan Hasil Kerja Mencatat hasil kerja di lapangan tip periode waktu tertentu adalah untuk mencatat banyaknya nilai/volume tiap jenis kegiatan yang telah selesai dikerjakan, Untuk pembangunan perumahan secara masal, perhitungannya adalah rumah itu sendiri, Jadi di sini satuannya adalah unit rumah, Untuk jelasnya mungkin daftar ini dapat membantu vel erm ds tals 7/8 {9 {rola [12 413 {14 1 | Pas Bouwplank [VI vivivivly fviv ly fv |v fv dv fv 2 _| Galian viviviviviy [viv fv fy |v |v fv 3_| Pondasi viviviviviy [viw fw viv v v 4 |Dinding v [elviviviy fv ly [vy [ev fv [5 _[Rangkaatap [v [vivivlv[v [v[v |v 6 [Pintup atap —[v Tviviv[v[v Iv]v | _ 7 | Penyelesaianintd atap v {viviv Hasil pencatatan tersebut kemudian harus dimasukan kedalam jadwal kerja sebagai “building line”. Garis rencana kemajuan pekerjaan tiap periode waktu tertentu di namakan “planning line”. Dengan membandingkan antapa planning dan building line bisa didapat dengan segera mengetahui apakah tiap jenis itu terlambat di kerjakan., sesuai dengan rencana atau bahkan melebihi rencana. Akwmalatif dari rencana dan kenyataan kemajuan pekerjaan dapat pula dicantumkan dalam “S curve” Tiap penyimpangan yang terjadi harus selalu dikerjakan pada minggu berikutnya. Jangan menunggu penyimpangan terjadi berlarut-larut schingga sulit di kendalikan Sebab-sebab penyimpangan dapat di lihat dari jadwal-jadwal bahan, buruh, peralatan dan keuangan. Tadi telah di sebutkan bahwa tiap penyimpangan yang terjadi yang di ketahui pada waktu mencatat prestasi pada kemajuan pekerjaan, harus selalu seimbang/ diseimbangkan pada periode berikutnya agar penyimpangan tidak teru-menerus membesar. Hal ini penting sekali terutama bila sesuatu jenis kegiatan mengalami keterlambatan Mengejar keterlambatan ini pada periode berikutnya berarti kita harus memperbesar output harian khusus untuk periode mendatang, Hal ini di mungkinkan bilamana kita menambah jumlah buruh, bahan, keuangan dan lain-laina atau’ kemungkinan menambah peralatan. Dalam melakukan penambahan ini hendaknya disesuaikan dengan kapasitas ruangan kerja, Memperkerjakan buruh secara lembur untuk jangka waktu lama sebaiknya dihindarkan karena selain harus dikeluarkan upah yang tinggi, juga produktifitas buruh dapat menurun; Hari libur yang direncanakan tetapi tidak digunakan, kemungkinan.dapat di manfaatkan untuk keperluan ini Laporan Ahir PIBPK 97/98 ” Lampiran: Tata Cara Pengaturan Bahan di Lapangan Bahan-bahan bangunan yang datang di lapangan dapat | GUDANG | Bahan > Patan, Los lLocistix | |__, |Larancan Oars >) KERIA « > Ditolak Diterima Bahan-bahan yang dari suppliers dapat diterima ataupun dapat pula ditolak bilamana bahan tersebut tidak memenuhi persyaratan Dalam mengatur penetapan bahan-bahan, baik itu yang berupa bahan bangunan,maupun Komponen pemanfaatannya harus disesuaikan menurut jenisnya yaitu a. Bahan-bahan./ komponen yang memerlukan perlindungan ataupun pengamanan, misalnya harus disimpan ditempat yang terlindung (gudang), b. Penggudangan ataupun perlindungan ini biasanye untuk menghindari beton dari kerusakan kelapukan, pencurian dan lain-lain ¢. Bahan-bahan atau komponen yang dapat ditaruh dialam terbuka, seperti batu, bata, batako, pasir, komponen-komponen pada prefab beton dan lain-lain. Pengiriman bahan ke lapangan yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan yang telah dikerjakan berkali-kali akan banyak memberikan, seperti menghemat modal, efisiensi penggunaan gudang dan lain-lain, Perlu juga diperhatikan kapasitas (daya tampung) jalan yang akan dilalui (keluar masuk) kendaraan (truk) pembawa barang/material, Jadi jelas disini bahwa pada waktu kita mengadakan perencanaan banyak sekali faktor- faktor yang mempengaruhinya. Kemacetan pelaksanaan sering kali juga timbul dari hal- hal yang dianggap sepele yang justru pada keadaan sebenarnya merupakan hambatan besar. Gudang harus dibuat sesuai dengan kebutuban baik besarnya maupun banyaknya, diletakkan di atas tanah yang bebas bangunan seperti di lapangan olahraga atau-lapangan terbuka, dan harus sudah dicapai dari berbagai arah. Laporan ABhir P2BPK 97°98 18 Bahan-bahan yang dapat disimpan atau ditaruh di alam terbuka, harus diletakkan ditempat yang paling dekat dari tempat dimana bahan-bahan tersebut akan digunakan. Jangan sekeli-kali- menarah bahan dipingeir jalan untuk waktu yang lama, karena akan mengganggu arus lalu lintas, Biasanya bahan tadi disimpan di samping, di muka ataupun dibelakang rumah yang akan di bangun Untuk bahan-bahan’ yang diproduksi sendiri seperti produksi batako, rangka kayu pintu dan lain-lain, dimana diperlukan adanya bangunan-bangunan sederhana, maka bangunan- bangunan sementara ini harus ditempatkan pada lokasi yang tidak terganggu oleh bangunan yang akan didirikan kemudian. Los-los tersebut untuk pekerjaan-pekerjaan komponen dapat saja diletakan di atas tanah yang akan di bangun, tétapi harus sudah berakhir bilamana tanahnya akan digunakan, Pembuatan jalan bahan, penempatan gudang, los kerja dan penen,patan bahan-bahannya harus dicantumkan pada site lay out proyek Penyeudangan Semuah barang yang digudangkan, hendaknya diatur dengan baik, guna memudahkan pengambilan, Untuk semen portland harus di atur agar Pe yang lama dapat dipergunakan dahulu dan tidak terus-terusan di tumpuk dengan timbunan Pc baru lainya Komponen-komponen dipisahkan menurut jenis dan bentuknya serta di beri kode-kode tertentu, Seraua barang-barang baru yang ada di gudang harus jelas pembukuannya, baik barang yang masuk maupun keluar. Penerimaan barang hendaknya selalu di sesuaikan dengan jadwal pengiriman barang yang telah direncanakan, Bilamana terdapat ‘elainan, maka hal ini han tindakan-tindakan perbaikannya segera dilaporkan untuk melakukan Tiap jenis bahan atari barang harus mempunyai kartu bahannya senditi-sendir! Setiap ada perubahan baik itu barang yang datang maupun barang yang keluar harus dicatat pada Kartu bahan tersebut Dengan demikian setiap saat kita dapat mengetahui stock yang masih ada di gudang. Tiap minggu ataa sesuatu periode waktu tertentu harus diadakan opname apakah bahan-bahan yang ada masih sesuai dengan kartu bahannya Kalau tidak sesuai supaya di cek dengan permintaan/pengiriman, karena kemungkinan adanya salah pencatatan ataupun kehil Pada kartu bahan hendaknya juga dicatat selain juilah bahan yang ada, juga ditulis dengan jelas barang itu dari siapa atau siapa yang mengambil, bon nomor berapa, tanggal pengiriman/pengambilan, banyaknya, jenisnya, ukurannya dan lain-lain Tiap pengiriman juga dicantumkan nomor faktur, jumlah dan lain-lain, termasuk bahan- bahan yang dikembalikan atau tidak terpakai Jadi Seseorang yang memegang gudang harus mengetahui tentang —_tatacara penggudangan, bahkan lebih baik lagi kalau dia bisa merigadakar/membedakan bahan- bahan yang datang sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. aporun bhi P2BPK 97-98 19 Di segi lain juga kita harus pikirkan bilamana seseorang diserahi tugas untuk mengadakan pemeriksaan bahan dan juga diserahi tugas menggudangkanya, apakah orang yang akan diserahi tugas tersebut cukup bisa dipercaya untuk tidak memanfeatkan atau menyalahgunakan kedudukanya, Orang yang diserahi tugas. melakukan pengecekan terhadap kualitas bahan, harus mempunyai pengetahuan akan bahan-bahan Bahan-bahan yang dapat di simpan di lapangan ter Bahan-bahan yang dapat disimpan di lapangan terbuka seperti batu kali, bata, batako, pasir dan lain-lain, di tempatkan sedemikian rupa secara bertahap didekat bangunan yang sedang dibangun, sesuai dengan laju pembangunanya. Penempatan bahan jauh dari padanya seperti berulangkali di sebutkan akan merugikan, Penentuan lokasi penimbunan bahan banyak ditentukan berdasarkan pengalaman- pengalaman praktis di lapangan dari pada analisa-analisa teoritis. Komunikasi yang baik antara pengawas lapangan dan bagian penerimaan balan menjadi sangat penting sekali dalam menentukan lokasi penetapan bahan harian, h Kartu Bahan; Portland Cement No, | Tanggat No Pemasukan | Pongeluaran | Sisa | Kerr Foktu/Bon 1 [42°80 | PrCibinong | CBNIZ8O [1000 zak a 2. |22-'80 | Mandora~ | 003 a. 10 zak zak | Gor 900 zak | kolom di blok A Cor MandorB | 004 = 200 ak lantai_ di 700 2ak | blok B Pengaiui an dan Penempatan Buruh Dilapangan, Pengaturan dan penempatan jumlah buruh yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan sesuatu proses pembangunan adalah penting sckali, terutama bilamana buruh disesuatu tempat dimana proyek tersebut akan di bangun ternyata.sangat terbatas dan kita harus mendatanganinya dari tempat yang jauh, Berhubungan dengan itu, maka harus dapat dijamin kontinuitas penggunaannya seefektif mungkin Laponan Athir P2BPE 97:98, 20 Tidak terpakainya beberapa buruh untuk waktu-waktu tertentu akan sangat merugikan arena buruh tersebut meskipun non produktif tetap menjadi bawahan kita dan hanus tetap dibayar. Pemanggilan atau pemakaian buruh baru yang berganti-ganti dari hari ke hari atau minggu kke minggu juga alan’merugikan, karena pekerjaan tersebut akan asing lagi bagi mereka yang baru tersebut, schingga selain produksi akan menurun, kemungkinan menurunnya jowalitas pekerjaan menjadi besar pula. Laponan Air P2BPK 97/98 a Lampiran : Daftar penyusun Penyusun tahun 2001 ‘Ad: Erma setyowati, ST Ir, Arvi Argyantoro, MA Indrameida Penyusun tahun 2000 ‘Gundhi Manat, MT Ir, Hantnisari Puslitbang Pennukiman Puslitbang Permukiman uslitbang Permukiman Puslitbang Teknologi Permukiman Puslitbang Teknologi Permukiman Puslithang Teknologi Permukiman_ Pembahas dalam Lokakarya 6-7 agustus 1996 Ir, Sogjono, MSe Ir. Amin Suryanto Ir, Supard Jr Sti Probo Sudarmo, MSA Panvoto Tjondro, MDS Ir. Dado Yutiman Ie Dicky Heryanto Ir. Marwan Affandi AL Soewondo PY Sugrivo Sutrisno Asep Sugata Syanisi Budi yuwono Iman solichin H.tarmuzi A dan Sarkono ‘Adin Restiadi Tou Ikah Atikah bu Sugactini Ir, Dewi Parliana, MSP. Ir. Ujianto, MSP. Dra. Ade B, Firmanto Dian Kardivanto SH, Nonny Nuaracni SH. Ir, Dadri Arbiyakto, Ir Yusniewati, Drs. Mulyono, Drs. Heryanto, Dis, Amari Raksaprawira ~~] Asmen Negara Perumahan Rakyat Konsultan BIN; | Anti Perumahan-Kaator Menpera Ahli PBPK-Kantor Menpera Allli PBPK-Kantor Menpera ‘Asosiasi perumatan kooperatif (ASPEK) Konsultan Cilaki 45-banduny, Narasumber LSM-yayasan Bhakti karya dan karya Usaha tama Koperasi karyawan Prasidi Group (KOPRA). Bogor Koperasi Pengembangan Kesejalueraan Guru ‘Cengkareng(KPKGC)-Tangerang, LSM-Yayasan Bina Karya bandung, Kewa Kelompok dan Bendulisra arisan rumah Cengkareng, Bandung Instieut Nasional, Bandung, | Instqat Nasional, Bandung Puslitbang Teknologi Penmuk-an Bandung,

You might also like