Professional Documents
Culture Documents
1 PB
1 PB
DOI: 10.26418/jpmipa.v10i2.34144
Abstract
Evaluation of liver and renal functions are routine tests performed in pre-
clinical studies. Liver plays a role in detoxification and secretion of vari-
ous substances to regulate a wide range of metabolic functions. Kidneys
serves as the main excretory and osmoregulatory organs. Thus, assess-
ment of liver and renal functions are important in identifying the pres-
ence of damages and diseases as well as monitoring body responses to-
wards treatments or therapy. Therefore, normal values should be estab-
lished for valid reference. Until now, many researchers still use refer-
ences from various publications, including foreign countries with differ-
ent environmental factors and method of animals care. This study was
aimed to provide reference values for liver and renal functions in male
and female Wistar rats. Animals were sourced from LPPT-UGM. Age 4-,
6-, and 8-week-old represent juvenile, preadult, and adult. Blood samples
were collected from orbital sinus of anesthetized animals. Sera were test-
ed for ALT, AST, BUN, and creatinine based on spectrophotometry. Re-
sults demonstrated that values of most parameters varied, depend on sex
and age. According to this finding, it can be concluded that reference val-
ues cannot be generalized but must be determined by sex and age in local
population.
Keywords: Wistar rats, liver functions, renal functions.
Received : 22/06/2018
Revised : 30/06/2019
Accepted : 10/07/2019
Laksmindra Fitria, Fajar Lukitowati, dan Dian Kristiawati
Nilai Rujukan untuk Evaluasi Fungsi Hati dan Ginjal pada Tikus (Rattus Norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol 10, No 2 (2019) h. 243-258 244
Gambar 1. Berat badan tikus Wistar jantan dan betina umur 4, 6, dan 8 minggu.
Gambar 2. Skema ekskresi ALT (atas) dan AST (bawah) (Bhutta et al., 2013).
kator penurunan fungsi hati, antara uasi fungsi hati daripada AST (Elinav
lain: detoksifikasi, glikogenesis, serta et al., 2005; Thrall et al., 2012).
produksi enzim dan protein plasma
yang penting dalam regulasi fungsi Hasil pemeriksaan ALT dan
sistem tubuh. Peningkatan aktivitas AST pada tikus Wistar jantan dan
kedua enzim tersebut menunjukkan betina umur 4, 6, dan 8 minggu
bahwa hati telah bekerja lebih keras. disajikan berturut-turut pada Tabel 3
Hal ini dapat terjadi karena penyakit, dan Tabel 4. Baik pada hewan jantan
banyaknya senyawa toksik yang ma- maupun betina, aktivitas ALT dan
suk ke dalam tubuh, termasuk obat- AST mengalami fluktuasi yang nyata
obatan, atau karena kerusakan sel-sel seiring pertambahan umur, terutama
hati akibat degenerasi (Basten, 2010, pada individu jantan. Pada saat pra-
Evans, 2009; Pagana & Pagana, dewasa, kadar AST antara jantan dan
betina berbeda nyata, di mana nilai
2014).
pada hewan betina jauh lebih rendah
Skema ekskresi ALT dan AST daripada jantan. Meskipun demikian,
dari sel-sel hati ke dalam sirkulasi tidak ada perbedaan nyata untuk ak-
darah disajikan pada Gambar 2. tivitas ALT di antara keduanya. Hal
Pemeriksaan ALT dapat digunakan ini sesuai dengan penelitian Poustchi
untuk indikator adanya peradangan et al. (2011) yang menyatakan bahwa
hati karena virus, obat-obatan, atau umur dan jenis kelamin berpengaruh
toksin. Sementara itu, pemeriksaan nyata terhadap aktivitas ALT dan
AST penting untuk mempelajari ke- AST yang dapat digambarkan se-
rusakan hati yang bersifat aktif- bagai kurva U terbalik (Gambar 3).
progresif hingga kronik. Tidak seper-
ti ALT yang bersifat spesifik, AST Pada individu muda yang se-
diproduksi tidak hanya di hati tetapi dang mengalami proses pertumbuhan
juga di jantung, otot, dan beberapa dan perkembangan, termasuk pema-
organ lainnya, sehingga peningkatan tangan reproduksi, aktivitas kedua
AST juga dapat dijumpai pada enzim ini meningkat. Seiring per-
gangguan fungsi jantung. Oleh kare- tambahan umur/penuaan serta ber-
na itu, ALT lebih spesifik untuk eval- langsungnya proses-proses degen-
Tabel 3. Aktivitas ALT tikus Wistar jantan dan betina umur 4, 6, dan 8 minggu.
Umur Rerata ALT (U/L) Kisaran ALT (U/L)
(minggu) Jantan Betina Jantan Betina
b a
4 55,33 ±3,06 45,82 ±11,89 52,27 – 58,39 33,93 – 57,71
6 39,90a±2,45 43,80a±13,23 37,45 – 42,35 30,57 – 57,03
ab
8 41,27 ±7,14 44,48a±4,35 34,13 – 48,41 40,13 – 48,83
Keterangan: Angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan ada beda nyata
(p<0,05) pada satu kolom (antar kelompok umur). Tanda *
menunjukkan ada beda nyata (p<0,05) pada satu baris (antar jenis
kelamin pada umur yang sama).
Tabel 4. Aktivitas AST tikus Wistar jantan dan betina umur 4, 6, dan 8 minggu.
Umur Rerata AST (U/L) Kisaran AST (U/L)
(minggu) Jantan Betina Jantan Betina
4 172,40a±32,53 168,20b±47,29 139,87 – 204,93 120,91 – 215,49
6* 226,14b±25,03 132,78a±44,78 201,11 – 251,17 88,00 – 177,56
8 182,20a±88,04 124,78a±18,90 94,16 – 270,24 105,88 – 143,69
Keterangan: Angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan ada beda nyata
(p<0,05) pada satu kolom (antar kelompok umur). Tanda *
menunjukkan ada beda nyata (p<0,05) pada satu baris (antar jenis
kelamin pada umur yang sama).
eratif, aktivitas enzim menurun. Pada Oleh karena itu, selain mengukur ak-
manusia, puncak kurva terjadi pada tivitas ALT dan AST, penentuan ra-
umur 40-55 tahun atau sekitar seten- sio AST/ALT juga dapat digunakan
gah rentang hidupnya. Korelasi anta- untuk prognosis kerusakan hati.
ra aktivitas enzim dan umur tampak Lebih lanjut dijelaskan oleh Basten
jelas pada individu jantan, namun (2010), bahwa nilai ALT yang sangat
tidak pada individu betina (Elinav et tinggi hingga jauh melebihi kisaran
al., 2005). Jika dikonversi, maka normal mengindikasikan adanya ke-
umur manusia tersebut setara dengan rusakan hati akibat infeksi virus. Se-
umur 2 tahun pada tikus (Sengupta, mentara itu, nilai AST yang sangat
2013). tinggi hingga jauh melebihi kisaran
normal menunjukkan adanya pera-
Aktivitas ALT dan AST pada dangan hati akibat obat-obatan. Ber-
hewan betina cenderung lebih rendah dasarkan hal ini maka nilai rujukan
daripada jantan atau memiliki nilai
normal harus ditetapkan.
kisaran yang lebih sempit. Variasi ini
dipengaruhi oleh kondisi hormonal Evalusi fungsi ginjal
dan massa otot (Adiga, 2016). Prati
et al. (2002) dalam Elinav et al. Menurut Basten (2010) dan
(2005) menyatakan bahwa selain Bhutta et al. (2013), blood urea ni-
berkorelasi dengan berat badan dan trogen (BUN) dan kreatinin adalah
jenis kelamin, ALT dan AST juga variabel utama untuk uji fungsi gin-
berhubungan dengan abnormalitas jal. Kedua limbah tersebut secara
metabolisme lipid dan karbohidrat. konsisten diekskresikan melalui gin-
jal dan dikeluarkan dari dalam tubuh
Gambar 3. Korelasi antara aktivitas ALT dan umur (Elinav et al., 2005).
sebagai. Pada evaluasi fungsi ginjal, darah. Oleh karena itu, kadar urea
kadar BUN di atas kisaran normal dalam darah atau nilai BUN yang
menunjukkan gangguan fungsi ginjal tinggi menggambarkan penurunan
akut, sedangkan kadar kreatinin di fungsi ginjal dalam mengekskresikan
atas kisaran normal mengindikasikan senyawa ini keluar tubuh.
gangguan fungsi ginjal kronik. Hasil pemeriksaan kadar BUN pada
Penentuan rasio BUN/kreatinin dapat tikus Wistar jantan dan betina umur
digunakan untuk mendeteksi masalah 4, 6, dan 8 minggu disajikan pada
ginjal secara lebih baik (Evans, 2009; Tabel 5.
Thrall et al., 2012).
Pada hewan jantan, kadar BUN
Urea adalah produk metabo- cenderung lebih tinggi daripada he-
lisme protein internal tubuh maupun wan betina pada umur yang sama.
protein yang berasal dari asupan. Da- Pada hewan jantan dan betina, kadar
lam sistem pencernaan, protein BUN mengalami fluktuasi seiring
dipecah menjadi asam-asam amino pertambahan umur. Kadar BUN pada
yang kemudian mengalami katabo- hewan betina relatif stabil, sedangkan
lisme di dalam sel-sel hati memben- pada jantan mengalami peningkatan
tuk amonia. Molekul amonia selan- yang nyata pada saat dewasa. Hal ini
jutnya dikonversi menjadi urea dan sesuai dengan Isobe et al. (2005)
diangkut ke ginjal untuk diekskresi- yang menyatakan bahwa kadar BUN
kan melalui urin keluar tubuh pada hewan jantan dan betina
(Basten, 2010; Bhutta et al., 2013; meningkat secara nyata seiring per-
Pagana & Pagana, 2014). Metabo- tambahan umur.
lisme urea dalam tubuh disajikan pa- Kadar BUN akan terus mening-
da Gambar 4. kat pada fase penuaan (ageing) yang
mengindikasikan terjadi penurunan
Sebelum dikeluarkan bersama fungsi (degenerasi) ginjal secara pro-
urin, urea beredar dalam sirkulasi gresif. Apabila dibandingkan antara
Gambar 4. Skema pembentukan urea dan proses ekskresi (Bhutta et al., 2013).
Tabel 5. Kadar BUN tikus Wistar jantan dan betina umur 4, 6, dan 8 minggu.
Umur Rerata kadar BUN (mg/dL) Kisaran kadar BUN (mg/dL)
(minggu) Jantan Betina Jantan Betina
4 33,66ab±5,31 33,08a±8,96 28,35 – 38,97 24,12 – 42,04
6 26,14a±2,45 31,66a±9,41 23,69 – 28,59 22,25 – 41,07
b
8 43,98 ±10,90 33,90a±10,71 33,08 – 54,88 23,19 – 44,61
Keterangan: Angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan ada beda nyata
(p<0,05) pada satu kolom (antar kelompok umur). Tanda *
menunjukkan ada beda nyata (p<0,05) pada satu baris (antar jenis
kelamin pada umur yang sama)
kadar BUN pada hewan jantan dan nilai ALT dan atau AST juga
betina, maka tidak ada perbedaan meningkat (Pagana & Pagana,
nyata pada semua kelompok umur. 2014). Menurut Isobe et al. (2005)
Hal ini selaras dengan pernyataan kadar BUN berkaitan dengan metab-
Kamal (2014) bahwa meskipun ka- olisme lipid. Oleh karena itu,
dar BUN juga dipengaruhi oleh jenis pemeriksaan profil lipid juga diper-
kelamin dan hormonal (terutama lukan dalam rangka diagnosis status
setelah pubertas atau pada periode fisiologis secara lebih baik. Dit-
dewasa), tetapi pengaruh jenis ke- ambahkan oleh Basten (2010), bah-
lamin tidak nyata apabila dibanding- wa kadar BUN ternyata juga berkai-
kan dengan umur. tan dengan metabolisme karbohidrat
dan protein, sehingga evaluasi fungsi
Tingginya kadar BUN selain ginjal juga sebaiknya diikuti dengan
menunjukkan kerusakan fungsi fil- pemeriksaan kadar glukosa darah,
trasi ginjal juga mengindikasikan kadar protein plasma, rasio albumin/
adanya kerusakan fungsi hati apabila
globulin, kadar glukosa urin (untuk fungsi filtrasi ginjal dan inflamasi
deteksi glukosuria), rasio albumin/ yang berdampak pada penurunan laju
kreatinin (untuk deteksi albuminu- filtrasi glomerolus (GFR, glomerular
ria), dan sebagainya. filtration rate). Oleh karena itu perhi-
tungan rasio BUN/kreatinin dapat
Kreatinin merupakan senyawa digunakan untuk determinasi etiologi
yang dihasilkan dari kontraksi otot. penyakit dan interpretasi fungsi gin-
Kreatin yang disintesis di hati, ginjal,
jal secara lebih baik (Basten, 2010).
dan pankreas dikonversi menjadi sen-
yawa kaya energi yang disebut Proses ekskresi kreatinin
fosfokreatin (PCr) atau kreatinfosfat disajikan dalam Gambar 6. Hasil
(CP) oleh enzim creatine kinase (CP) pemeriksaan kreatinin pada tikus
untuk aktivitas otot (Bhutta et al., Wistar jantan dan betina umur 4, 6,
2013). Secara spontan, kreatinin akan dan 8 minggu disajikan berturut-turut
terbentuk pada saat otot berkontraksi pada Tabel 6 berikut.
(Gambar 5).
Kadar kreatinin pada hewan
Kadar kreatin per unit massa jantan mengalami peningkatan yang
otot bersifat stabil/konsisten sehingga nyata seiring pertambahan umur. Se-
kreatinin yang diekskresikan pun ber- mentara ini, kadar kreatinin pada he-
sifat stabil/konsisten. Sejumlah kreat- wan betina awalnya mengalami fluk-
inin akan dibuang melalui urin se- tuasi kemudian mengalami pening-
hingga kadar kreatinin darah yang katan yang nyata pada saat dewasa.
tinggi dapat mengindikasikan kerusa- Pada umur pradewasa, terdapat
kan ginjal. Peningkatan kadar kreati- perbedaan yang nyata antara kadar
nin darah disebabkan oleh kerusakan kreatinin pada hewan jantan dan
massa otot juga dipengaruhi oleh ak- Berdasarkan hal tersebut, maka
tivitas fisik. Hal ini tampak jelas pa- nilai rujukan atau kontrol normal un-
da manusia yang aktif melakukan tuk evaluasi fungsi hati dan ginjal
olah raga pembentukan otot (body tidak dapat digeneralir. Nilai ALT,
building). AST, BUN, dan kreatinin pada awal
kehidupan suatu individu cenderung
Oleh karena kadar kreatinin tinggi karena berkaitan dengan per-
dipengaruhi oleh massa otot, maka tumbuhan, perkembangan, dan pros-
dapat terjadi misinterpretasi. Sebagai es-proses metabolisme yang tinggi
contoh, individu yang memiliki mas- pula. Nilai tersebut kemudian
sa otot tinggi akibat rutin melakukan menurun seiring pertambahan umur
aktivitas fisik (olah raga) maka hasil atau pendewasan hingga penuaan
pemeriksaan kreatinin menunjukkan akibat berlangsungnya proses-proses
kadar yang relatif tinggi juga padahal degeneratif. Pada individu dengan
fungsi ginjalnya normal. Hal ini ser- gangguan fisiologis akibat masuknya
ing menjadi masalah pada kajian agen eksogen seperti patogen, toksi-
klinik karena kondisi fisik dan kebia- kan, dan obat-obatan, nilai keempat
saan hidup pasien yang bervariasi variabel tersebut meningkat yang
(Baxman et al., 2008). Sementara itu, menunjukkan bahwa hati dan ginjal
uji praklinik menggunakan hewan telah bekerja lebih keras dibanding-
coba yang relatif homogen dengan
kan sebelumnya.
pemeliharaan yang seragam. Dengan
demikian, tidak akan terjadi misinter- Di samping itu, nilai rujukan
pretasi maupun subjektivitas hendaknya mengacu pada tempat asal
mengenai hasil pengukuran kreatinin hewan (bersifat lokal), tidak ber-
sebagaimana pada pasien manusia. dasarkan literatur secara umum, apa-
lagi yang bersumber dari luar negeri
Berdasarkan keseluruhan hasil dengan perbedaan faktor lingkungan
yang diperoleh, tampak bahwa ham-
dan metode pemeliharaan.
pir semua nilai variabel yang diperik-
sa bervariasi tergantung dari jenis
kelamin dan umur. Hal ini sesuai
dengan Pagana & Pagana (2014) SIMPULAN DAN SARAN
yang menyatakan bahwa sebagian Terdapat variasi nilai ALT,
besar variabel kimia darah di- AST, BUN, dan kreatinin dalam se-
pengaruhi oleh umur, jenis kelamin, rum darah tikus Wistar jantan dan
fase reproduksi (pertumbuhan dan betina umur 4, 6, dan 8 minggu yang
perkembangan) serta faktor makanan. berkorelasi dengan jenis kelamin dan
Dengan demikian, nilai rujukan un- umur. Oleh karena itu, nilai rujukan
tuk individu muda berbeda dari indi- untuk evalusi fungsi hati dan ginjal
vidu dewasa. Lebih lanjut dikemuka- tidak dapat digeneralisir namun harus
kan oleh Pagana & Pagana (2014) ditentukan berdasarkan jenis kelamin
bahwa pada umur dewasa pun nilai dan umur.
rujukan berbeda, yang secara rinci
dapat dikelompokkan menjadi kate- Cakupan umur hewan dalam
gori young adult, middle adult, dan penelitian ini masih terbatas, oleh
older adult (Sengupta, 2013). karena itu perlu dilakukan studi
Pagana, K.D. & Pagana, T.J. 2014. Struck, M.B., Andrutis, K.A.,
Mosby’s manual of diagnostic Ramirez, H.E., & Battles, A.H.
and laboratory tests. 5th ed. 2011. Effect of a Short-term
Mosby, an imprint of Elsevier Fast on Ketamine–Xylazine
Inc. Missouri, USA. Anesthesia in Rats. Journal of
the American Association for
Poustchi, H., George, J., Esmaili, S., Laboratory Animal Science
Esna-Ashari, F., Ardalan, G.,
JAALAS 50(3): 344-348
Sepanlou, S.G., & Alavian,
S.M. 2011. Gender differences Thrall, M.A., Weiser, G., Allison,
in healthy ranges for serum ala- R.W., & Campbell, T.W. 2012.
nine aminotransferase levels in Veterinary hematology and
adolescence. PLoS ONE 6(6): clinical chemistry. 2nd ed.
e21178. doi:10.1371/ journal. Wiley-Blackwell, John Wiley
pone.0021178 & Sons. Oxford, UK.
Sengupta, P. 2013. The laboratory Wallen, W.J., Belanger, M.O., &
rat: Relating its age with hu- Wittnich, C. 2002. Body
man's. International Journal of weight and food intake profiles
Preventive Medicine 4(6): 624- are modulated by sex hormones
630 and tamoxifen in chronically
hypertensive rats. The Journal
Smith, A. 2009. Fasting in rodents. of Nutrition 132(8): 2246-2250.
Norecopa Veterinærinstituttet. The American Society for Nu-
Oslo. https://norecopa.no/ me-
tritional Sciences.
dia/6351/food-deprivation.pdf