You are on page 1of 16

Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA

Vol 10, No 2 (2019) h. 243-258

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

Vol 10, No 2 (2019) h. 243-258


http://jurnal.untan.ac.id/index.php/PMP

NILAI RUJUKAN UNTUK EVALUASI FUNGSI HATI DAN


GINJAL PADA TIKUS (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769)
GALUR WISTAR

Laksmindra Fitria, Fajar Lukitowati, dan Dian Kristiawati


Laboratorium Fisiologi Hewan, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada
Email: laksmindraf@ugm.ac.id

DOI: 10.26418/jpmipa.v10i2.34144

Abstract
Evaluation of liver and renal functions are routine tests performed in pre-
clinical studies. Liver plays a role in detoxification and secretion of vari-
ous substances to regulate a wide range of metabolic functions. Kidneys
serves as the main excretory and osmoregulatory organs. Thus, assess-
ment of liver and renal functions are important in identifying the pres-
ence of damages and diseases as well as monitoring body responses to-
wards treatments or therapy. Therefore, normal values should be estab-
lished for valid reference. Until now, many researchers still use refer-
ences from various publications, including foreign countries with differ-
ent environmental factors and method of animals care. This study was
aimed to provide reference values for liver and renal functions in male
and female Wistar rats. Animals were sourced from LPPT-UGM. Age 4-,
6-, and 8-week-old represent juvenile, preadult, and adult. Blood samples
were collected from orbital sinus of anesthetized animals. Sera were test-
ed for ALT, AST, BUN, and creatinine based on spectrophotometry. Re-
sults demonstrated that values of most parameters varied, depend on sex
and age. According to this finding, it can be concluded that reference val-
ues cannot be generalized but must be determined by sex and age in local
population.
Keywords: Wistar rats, liver functions, renal functions.
Received : 22/06/2018
Revised : 30/06/2019
Accepted : 10/07/2019
Laksmindra Fitria, Fajar Lukitowati, dan Dian Kristiawati
Nilai Rujukan untuk Evaluasi Fungsi Hati dan Ginjal pada Tikus (Rattus Norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol 10, No 2 (2019) h. 243-258 244

Penggunaan hewan sebagai (2014), nilai rujukan untuk profil


model dalam penelitian biomedik darah tikus Wistar yang dipelihara
sangat penting (Hewitt et al., 1989). dan dikembangbiakkan di Indonesia
Percobaan secara langsung kepada belum banyak tersedia. Berdasarkan
manusia dinilai tidak etis karena penelusuran hasil-hasil penelitian
berisiko mengancam kesehatan, yang telah dipublikasikan, hingga
mengakibatkan gangguan fisik mau- kini masih banyak peneliti yang
pun psikis, hingga dapat mengakibat- mengacu pada nilai rujukan yang
kan kematian (Ihedioha et al., 2012). bersifat umum atau tidak spesifik
Oleh karena itu, harus dipilih model untuk tikus Wistar. Bahkan ada yang
hewan yang mampu merepresentasi- mengacu pada sumber dari luar
kan fisiologis manusia dengan baik. negeri padahal pada rodensia variasi
nilai fisiologis antar galur dalam satu
Menurut Koolhaas (2010), species sangat tinggi. Menurut Ho-
tikus species Rattus norvegicus Galur gan et al. (2018), di samping faktor
Wistar adalah salah satu hewan la- genetik, metode pemeliharaan dan
boratorium yang paling sering perbedaan kondisi lingkungan baik
digunakan dalam penelitian praklin- makro maupun mikro juga me-
ik. Tikus Wistar (Wistaratâ) pertama nyebabkan variasi nilai yang sangat
kali dikembangbiakkan pada tahun beragam. Oleh karena itu, diperlukan
1906 di Wistar Institute dan menjadi nilai rujukan lokal berdasarkan tem-
hewan model praklinik yang ideal pat asal atau sumber hewan diperoleh
hingga kini (Fitria & Mulyati, 2014). yaitu fasilitas animal house setempat.
Salah satu uji pokok yang harus Penentuan profil hematologis
dilakukan dalam penelitian praklinik tikus Wistar jantan dan betina umur
adalah pemeriksaan darah karena 4, 6, 8 minggu telah dilakukan oleh
profil darah dapat menggambarkan Fitria & Mulyati (2014). Hasilnya
status fisiologis individu. Di samping menunjukkan bahwa nilai bervariasi
itu, parameter darah juga dapat tergantung pada jenis kelamin dan
digunakan untuk analisis kondisi umur. Sementara itu, penentuan nilai
kesehatan meliputi diagnosis dan profil beberapa parameter kimia
prognosis (Pagana & Pagana, 2014). darah pada tikus Wistar jantan dan
Pemeriksaan darah secara lengkap betina juga telah dilakukan namun
dan komprehensif dapat dibedakan belum pernah dipublikasikan. Oleh
menjadi dua macam, yaitu: (1) uji karena itu, artikel ini ditulis dalam
hematologi rutin atau complete blood rangka mempublikasikan salah satu
count (CBC) yang mengkaji kompo- parameter penting dalam pemerik-
nen sel-sel darah atau korpuskula saan kimia darah yaitu evaluasi
meliputi eritrosit, leukosit, dan trom- fungsi hati dan ginjal pada tikus
bosit; (2) uji kimia darah atau clini- Wistar jantan dan betina umur 4, 6, 8
cal chemistry yang mengkaji kompo- minggu guna melengkapi profil he-
nen cair darah menggunakan sampel
matologis yang sudah tersedia.
berupa plasma atau serum (Evans,
2009; Thrall et al., 2012). Hati dan ginjal merupakan or-
gan vital dalam regulasi fisiologis
Menurut Fitria & Mulyati normal. Hati berperan dalam proses

Laksmindra Fitria, Fajar Lukitowati, dan Dian Kristiawati


Nilai Rujukan untuk Evaluasi Fungsi Hati dan Ginjal pada Tikus (Rattus Norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol 10, No 2 (2019) h. 243-258 245

detoksifikasi dan sekresi zat-zat yang jemen kebersihan/sanitasi, serta


diperlukan tubuh, sementara itu gin- teknisi (caretaker) yang terampil.
jal berperan dalam pembuangan
limbah hasil metabolisme (ekskresi) Tikus yang digunakan berjenis
dan fungsi osmoregulasi. Oleh kare- kelamin jantan dan betina, masing-
na itu, hasil evalusi keduanya dapat masing berumur 4, 6, dan 8 minggu,
digunakan untuk identifikasi potensi dengan jumlah individu sebanyak 5
kerusakan struktur dan fungsi organ ekor sebagai ulangan untuk setiap
serta adanya gangguan metabolisme kelompok. Penetapan jumlah hewan
(Calsey & King, 1980; Evans, 2009; ini mengikuti poin “reduction” yaitu
meminimalisir jumlah hewan yang
Thrall et al., 2012).
digunakan dalam penelitian tanpa
Variabel dalam evaluasi fungsi mengurangi validitas hasilnya, sesuai
hati dan ginjal sangat beragam, se- dengan “Prinsip 3R” (Replacement,
hingga harus dipilih/disesuaikan Reduction and Refinement) yang
dengan kebutuhan dan tujuan wajib ditaati oleh peneliti dalam riset
pemeriksaan. Adapun variabel yang in vivo (Festing, 2011).
rutin dilakukan dalam pemeriksaan
awal adalah aktivitas AST dan ALT Pemilihan kelompok umur ter-
untuk evaluasi fungsi hati, serta ka- sebut berdasarkan kriteria umur tikus
dar BUN dan kreatinin untuk evalusi Wistar yang sering digunakan se-
fungsi ginjal (Basten, 2010, Bhutta et bagai model dalam penelitian bio-
medik/praklinik. Selain itu juga
al., 2013; Pagana & Pagana, 2014).
mengacu pada penelitian Fitria dkk.
(2015) yang menyatakan bahwa pada
tikus Wistar, umur 4, 6, dan 8
METODE minggu berturut-turut merepresenta-
Tikus Wistar yang digunakan sikan kategori umur muda (juvenile),
sebagai hewan uji dalam penelitian pradewasa (preadult), dan dewasa
ini merupakan hasil pengembang- (adult).
biakan di Laboratorium Penelitian Hewan uji diambil secara acak
dan Pengujian Terpadu Universitas dari kandang pemeliharaan, kemudi-
Gadjah Mada (LPPT-UGM) Unit IV an dilakukan pengukuran berat badan
Yogyakarta. Pemeliharaan hewan menggunakan timbangan hewan digi-
telah diupayakan memenuhi standar tal (Ohauss®). Hasilnya dinyatakan
pemeliharaan hewan laboratorium dalam satuan “gram”. Sebelum dil-
yang diatur dalam guide menurut akukan pengkoleksian darah, hewan
Garber et al. (2011), meliputi: cara dipuasakan terlebih dahulu selama 6
pengandangan (housing), pengaturan jam (Smith, 2009). Selanjutnya he-
lingkungan makro dan mikro, suhu wan dianestesi dengan cara injeksi
dan kelembapan ruang pemeliharaan, secara intramuscular menggunakan
sirkulasi udara, pencahayaan, tingkat cocktail Ketamine-Xylazine (Ho-
kebisingan, enrichment, pemantauan lland®) dosis 50 mg/kgbb dan 5 mg/
dan perawatan kesehatan oleh dokter kg bb (Struck et al., 2011). Darah
hewan, perkawinan terprogram, ke- dikoleksi dari sinus orbitalis
lahiran tercatat dengan baik, mana- sebanyak 1 mL dengan bantuan ka-

Laksmindra Fitria, Fajar Lukitowati, dan Dian Kristiawati


Nilai Rujukan untuk Evaluasi Fungsi Hati dan Ginjal pada Tikus (Rattus Norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol 10, No 2 (2019) h. 243-258 246

piler mikrohematokrit (Assisstant®), kungan dan mengikuti metode


kemudian ditampung dalam micro- pemeliharaan hewan sesuai dengan
tube (Brand®), dan selanjutnya di- panduan oleh Garber et al. (2011).
inkubasi pada suhu ruang selama 10 Hal ini supaya data yang diperoleh
menit. benar-benar dapat dijadikan sebagai
nilai rujukan atau kontrol normal
Serum dipisahkan dari whole- bagi penelitian-penelitian berikutnya.
blood menggunakan micro-centrifuge Data parameter lingkungan dan
(Corning®Costar®) dengan kecepatan metode pemeliharaan disajikan pada
10.000 rpm selama 10 menit. Serum
Tabe1 1.
inilah yang digunakan untuk evaluasi
fungsi hati dan ginjal. Variabel untuk Berat badan
evaluasi fungsi hati adalah aktivitas Berat badan adalah variabel
AST (U/L) dan ALT (U/L). Variabel dasar dalam penelitian yang
untuk evaluasi fungsi ginjal adalah menggunakan hewan coba (in vivo).
kadar BUN (mg/dL) dan kreatinin Hewan yang sehat atau normal akan
(mg/dL). Pengujian sampel dilakukan mengalami peningkatan berat badan
di LPPT-UGM Unit I berdasarkan dengan laju pertumbuhan dan pola
metode spektofotometri mengg- tertentu yang bervariasi tergantung
unakan kit (Diasys®) dan fotometer pada jenis kelamin dan umur. Perla-
semi-automated clinical chemistry kuan terhadap hewan uji dapat
analyzer Microlab 300®. meningkatkan atau menurunkan berat
badan. Oleh karena itu, diperlukan
Data yang diperoleh ditabulasi kurva normal sebagai kontrol.
dalam Microsoft®-Excel® 2010 dan Hasil penimbangan berat badan
ditampilkan sebagai “rerata±standar tikus Wistar jantan dan betina umur
deviasi”. Data selanjutnya dianalisis 4, 6, dan 8 minggu disajikan pada
secara statistik menggunakan Tabel 2 dan Gambar 1.
perangkat lunak IBM®-SPSS® v.23. Hasil penimbangan berat badan
Untuk membandingkan antar ke- menunjukkan bahwa pada umur yang
lompok umur digunakan uji one-way sama, hewan jantan memiliki berat
ANOVA dilanjutkan uji Duncan badan lebih tinggi daripada betina.
(a=0,05). Untuk membandingkan an- Seiring pertambahan umur, tikus
tar jenis kelamin digunakan uji Stu- Wistar jantan dan betina mengalami
dent’s independent t-test (a=0,05). pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan dapat diketahui melalui
peningkatan berat badan, sedangkan
HASIL DAN PEMBAHASAN perkembangan dapat dipelajari me-
Kondisi lingkungan pemeliharaan lalui kajian profil reproduksi (Fitria
dkk., 2015). Pada hewan muda, pen-
Oleh karena kondisi fisiologis ingkatan berat badan ini tidak ber-
hewan laboratorium, termasuk nilai beda nyata. Namun, pada umur pra-
profil darah, dipengaruhi oleh faktor dewasa dan dewasa menjadi berbeda
lingkungan dan metode pemeliharaan nyata karena selisihnya semakin be-
(Hogan et al., 2018), maka kami san- sar. Peningkatan berat badan hewan
gat memperhatikan parameter ling- dalam penelitian ini sesuai dengan

Laksmindra Fitria, Fajar Lukitowati, dan Dian Kristiawati


Nilai Rujukan untuk Evaluasi Fungsi Hati dan Ginjal pada Tikus (Rattus Norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol 10, No 2 (2019) h. 243-258 247

Tabel 1. Parameter lingkungan dan metode pemeliharaan hewan uji.


Parameter Keterangan
Ruang pemeliharaan Ruangan khusus untuk pemeliharaan tikus
laboratorium di LPPT-UGM Unit IV
Suhu ruangan pemeliharaan 24-26 °C (AC)
Kelembapan ruang pemeli- 65-75 %
haraan
Sirkulasi udara Exhaust fan
Pencahayaan Penerangan artifisial 12G:12T
Pengandangan Kandang komunal dari bahan plastik
polipropilen ukuran 50 cm x 40 cm x 20 cm,
tutup kandang berupa grid dari bahan logam
tahan karat, alas tidur (bedding) berupa
woodshaving.
Alat makan dan minum Wadah pakan berupa mangkok dari bahan
kaca, sedangkan tempat air minum berupa
botol kaca dengan tutup karet yang dilengka-
pi dengan pipa minum
Pakan dan air minum Pelet tikus standar RatBioâ dan air minum
reverse osmosis (RO) diberikan secara ad
libitum
Sanitasi 2x seminggu
Teknisi/caretaker Ada dan telah mengikuti kursus pemeli-
haraan dan penggunaan hewan laboratorium
Dokter hewan Ada, staf Fakultas Kedokteran Hewan UGM
Tabel 2. Berat badan tikus Wistar jantan dan betina umur 4, 6, dan 8 minggu.
Umur Rerata berat badan (gram) Kisaran berat badan (gram)
(minggu) Jantan Betina Jantan Betina
4 62,36a±3,82 59,90a±2,30 58,54 – 66,18 57,60 – 62,20
6* 163,50b±13,09 132,28b±5,86 150,41 – 176,59 126,42 – 138,14
8* 196,78bc±21,63 151,60bc±8,54 175,15 – 218,41 143,06 – 160,14
Keterangan: Angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan ada beda nyata
(p<0,05) pada satu kolom (antar kelompok umur). Tanda *
menunjukkan ada beda nyata (p<0,05) pada satu baris (antar
jenis kelamin pada umur yang sama)
kurva pertumbuhan tikus Wistar yang hewan coba di seluruh negara-negara
dipublikasikan oleh Charles River® di dunia.
Lab (2017) dan Envigo® yang dahulu
adalah Harlan® Lab (2017). Keduan- Pada kondisi normal/alamiah,
ya merupakan fasilitas penyedia he- laju pertumbuhan hewan (yang dapat
wan laboratorium tingkat internasion- diindikasikan dari pertambahan berat
al yang telah dipercaya selama ber- badan) berkorelasi positif dengan
tahun-tahun dan melayani kebutuhan perkembangan/tingkat kedewasaan
dan jenis kelamin (Envigo, 2017;

Laksmindra Fitria, Fajar Lukitowati, dan Dian Kristiawati


Nilai Rujukan untuk Evaluasi Fungsi Hati dan Ginjal pada Tikus (Rattus Norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol 10, No 2 (2019) h. 243-258 248

Gambar 1. Berat badan tikus Wistar jantan dan betina umur 4, 6, dan 8 minggu.

Fitria dkk., 2015). Berat badan hewan sehingga mengganggu pertumbuhan


jantan lebih cepat meningkat da- normal dan berdampak buruk ter-
ripada betina. Hal ini karena efek hadap kesehatan dan sistem fisiologis
anabolik androgen (salah satunya tes- normal (Calsey & King, 1980; Evans,
tosteron) yang memacu metabolisme 2009; Thrall et al., 2012). Dalam
dan proses-proses fisiologis tubuh. penelitian ini hewan uji diberi pakan
Hormon steroid mempengaruhi berat standar untuk tikus laboratorium atau
badan dan konsumsi pakan mulai dari rodents diet (RatBio®) yang diberi-
fase pubertas hingga dewasa (Wallen kan secara ad libitum, artinya tidak
et al., 2002). Selain efek reproduktif, ada pembatasan jumlah ransum dan
testosteron yang merupakan androgen pakan dapat diakses oleh hewan se-
terkuat juga memiliki efek anabolik tiap saat. Hal ini untuk mengan-
yang berperan dalam mengendalikan tisipasi supaya hewan tidak stres ka-
pertumbuhan, dimulai pada masa pu- rena kelaparan (kurang asupan).
bertas dengan target kulit, otot, tu- Dengan demikian, dapat dipastikan
lang, serta metabolisme air dan min- bahwa hewan yang digunakan dalam
eral (Fitria, dkk., 2015). Sebaliknya, penelitian ini tumbuh normal yang
estradiol memiliki efek hipofagik diindikasikan dengan pertambahan
atau menekan nafsu makan (Wallen berat badan yang wajar.
et al., 2002), sehingga berat badan
hewan jantan jauh lebih tinggi da- Evaluasi fungsi hati
ripada betina pada umur yang sama. Alanine amino-transferase
Peningkatan berat badan juga (ALT) dahulu dikenal sebagai serum
dapat disebabkan oleh faktor ma- glutamic pyruvic transaminase
kanan (diet) yang meliputi jenis pa- (SGPT), sedangkan aspartate amino-
kan, pola makan, jumlah yang diberi- transferase (AST) dahulu disebut se-
kan (ransum) dan jumlah yang dikon- bagai serum glutamic oxaloacetic
sumsi (asupan). Pakan yang tidak transaminase (SGOT). Keduanya
standar memiliki komposisi yang ku- merupakan enzim-enzim intrasel
rang sesuai dengan kebutuhan hewan, yang dapat dijadikan sebagai indi-

Laksmindra Fitria, Fajar Lukitowati, dan Dian Kristiawati


Nilai Rujukan untuk Evaluasi Fungsi Hati dan Ginjal pada Tikus (Rattus Norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol 10, No 2 (2019) h. 243-258 249

Gambar 2. Skema ekskresi ALT (atas) dan AST (bawah) (Bhutta et al., 2013).

kator penurunan fungsi hati, antara uasi fungsi hati daripada AST (Elinav
lain: detoksifikasi, glikogenesis, serta et al., 2005; Thrall et al., 2012).
produksi enzim dan protein plasma
yang penting dalam regulasi fungsi Hasil pemeriksaan ALT dan
sistem tubuh. Peningkatan aktivitas AST pada tikus Wistar jantan dan
kedua enzim tersebut menunjukkan betina umur 4, 6, dan 8 minggu
bahwa hati telah bekerja lebih keras. disajikan berturut-turut pada Tabel 3
Hal ini dapat terjadi karena penyakit, dan Tabel 4. Baik pada hewan jantan
banyaknya senyawa toksik yang ma- maupun betina, aktivitas ALT dan
suk ke dalam tubuh, termasuk obat- AST mengalami fluktuasi yang nyata
obatan, atau karena kerusakan sel-sel seiring pertambahan umur, terutama
hati akibat degenerasi (Basten, 2010, pada individu jantan. Pada saat pra-
Evans, 2009; Pagana & Pagana, dewasa, kadar AST antara jantan dan
betina berbeda nyata, di mana nilai
2014).
pada hewan betina jauh lebih rendah
Skema ekskresi ALT dan AST daripada jantan. Meskipun demikian,
dari sel-sel hati ke dalam sirkulasi tidak ada perbedaan nyata untuk ak-
darah disajikan pada Gambar 2. tivitas ALT di antara keduanya. Hal
Pemeriksaan ALT dapat digunakan ini sesuai dengan penelitian Poustchi
untuk indikator adanya peradangan et al. (2011) yang menyatakan bahwa
hati karena virus, obat-obatan, atau umur dan jenis kelamin berpengaruh
toksin. Sementara itu, pemeriksaan nyata terhadap aktivitas ALT dan
AST penting untuk mempelajari ke- AST yang dapat digambarkan se-
rusakan hati yang bersifat aktif- bagai kurva U terbalik (Gambar 3).
progresif hingga kronik. Tidak seper-
ti ALT yang bersifat spesifik, AST Pada individu muda yang se-
diproduksi tidak hanya di hati tetapi dang mengalami proses pertumbuhan
juga di jantung, otot, dan beberapa dan perkembangan, termasuk pema-
organ lainnya, sehingga peningkatan tangan reproduksi, aktivitas kedua
AST juga dapat dijumpai pada enzim ini meningkat. Seiring per-
gangguan fungsi jantung. Oleh kare- tambahan umur/penuaan serta ber-
na itu, ALT lebih spesifik untuk eval- langsungnya proses-proses degen-

Laksmindra Fitria, Fajar Lukitowati, dan Dian Kristiawati


Nilai Rujukan untuk Evaluasi Fungsi Hati dan Ginjal pada Tikus (Rattus Norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol 10, No 2 (2019) h. 243-258 250

Tabel 3. Aktivitas ALT tikus Wistar jantan dan betina umur 4, 6, dan 8 minggu.
Umur Rerata ALT (U/L) Kisaran ALT (U/L)
(minggu) Jantan Betina Jantan Betina
b a
4 55,33 ±3,06 45,82 ±11,89 52,27 – 58,39 33,93 – 57,71
6 39,90a±2,45 43,80a±13,23 37,45 – 42,35 30,57 – 57,03
ab
8 41,27 ±7,14 44,48a±4,35 34,13 – 48,41 40,13 – 48,83
Keterangan: Angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan ada beda nyata
(p<0,05) pada satu kolom (antar kelompok umur). Tanda *
menunjukkan ada beda nyata (p<0,05) pada satu baris (antar jenis
kelamin pada umur yang sama).

Tabel 4. Aktivitas AST tikus Wistar jantan dan betina umur 4, 6, dan 8 minggu.
Umur Rerata AST (U/L) Kisaran AST (U/L)
(minggu) Jantan Betina Jantan Betina
4 172,40a±32,53 168,20b±47,29 139,87 – 204,93 120,91 – 215,49
6* 226,14b±25,03 132,78a±44,78 201,11 – 251,17 88,00 – 177,56
8 182,20a±88,04 124,78a±18,90 94,16 – 270,24 105,88 – 143,69
Keterangan: Angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan ada beda nyata
(p<0,05) pada satu kolom (antar kelompok umur). Tanda *
menunjukkan ada beda nyata (p<0,05) pada satu baris (antar jenis
kelamin pada umur yang sama).

eratif, aktivitas enzim menurun. Pada Oleh karena itu, selain mengukur ak-
manusia, puncak kurva terjadi pada tivitas ALT dan AST, penentuan ra-
umur 40-55 tahun atau sekitar seten- sio AST/ALT juga dapat digunakan
gah rentang hidupnya. Korelasi anta- untuk prognosis kerusakan hati.
ra aktivitas enzim dan umur tampak Lebih lanjut dijelaskan oleh Basten
jelas pada individu jantan, namun (2010), bahwa nilai ALT yang sangat
tidak pada individu betina (Elinav et tinggi hingga jauh melebihi kisaran
al., 2005). Jika dikonversi, maka normal mengindikasikan adanya ke-
umur manusia tersebut setara dengan rusakan hati akibat infeksi virus. Se-
umur 2 tahun pada tikus (Sengupta, mentara itu, nilai AST yang sangat
2013). tinggi hingga jauh melebihi kisaran
normal menunjukkan adanya pera-
Aktivitas ALT dan AST pada dangan hati akibat obat-obatan. Ber-
hewan betina cenderung lebih rendah dasarkan hal ini maka nilai rujukan
daripada jantan atau memiliki nilai
normal harus ditetapkan.
kisaran yang lebih sempit. Variasi ini
dipengaruhi oleh kondisi hormonal Evalusi fungsi ginjal
dan massa otot (Adiga, 2016). Prati
et al. (2002) dalam Elinav et al. Menurut Basten (2010) dan
(2005) menyatakan bahwa selain Bhutta et al. (2013), blood urea ni-
berkorelasi dengan berat badan dan trogen (BUN) dan kreatinin adalah
jenis kelamin, ALT dan AST juga variabel utama untuk uji fungsi gin-
berhubungan dengan abnormalitas jal. Kedua limbah tersebut secara
metabolisme lipid dan karbohidrat. konsisten diekskresikan melalui gin-
jal dan dikeluarkan dari dalam tubuh

Laksmindra Fitria, Fajar Lukitowati, dan Dian Kristiawati


Nilai Rujukan untuk Evaluasi Fungsi Hati dan Ginjal pada Tikus (Rattus Norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol 10, No 2 (2019) h. 243-258 251

Gambar 3. Korelasi antara aktivitas ALT dan umur (Elinav et al., 2005).

sebagai. Pada evaluasi fungsi ginjal, darah. Oleh karena itu, kadar urea
kadar BUN di atas kisaran normal dalam darah atau nilai BUN yang
menunjukkan gangguan fungsi ginjal tinggi menggambarkan penurunan
akut, sedangkan kadar kreatinin di fungsi ginjal dalam mengekskresikan
atas kisaran normal mengindikasikan senyawa ini keluar tubuh.
gangguan fungsi ginjal kronik. Hasil pemeriksaan kadar BUN pada
Penentuan rasio BUN/kreatinin dapat tikus Wistar jantan dan betina umur
digunakan untuk mendeteksi masalah 4, 6, dan 8 minggu disajikan pada
ginjal secara lebih baik (Evans, 2009; Tabel 5.
Thrall et al., 2012).
Pada hewan jantan, kadar BUN
Urea adalah produk metabo- cenderung lebih tinggi daripada he-
lisme protein internal tubuh maupun wan betina pada umur yang sama.
protein yang berasal dari asupan. Da- Pada hewan jantan dan betina, kadar
lam sistem pencernaan, protein BUN mengalami fluktuasi seiring
dipecah menjadi asam-asam amino pertambahan umur. Kadar BUN pada
yang kemudian mengalami katabo- hewan betina relatif stabil, sedangkan
lisme di dalam sel-sel hati memben- pada jantan mengalami peningkatan
tuk amonia. Molekul amonia selan- yang nyata pada saat dewasa. Hal ini
jutnya dikonversi menjadi urea dan sesuai dengan Isobe et al. (2005)
diangkut ke ginjal untuk diekskresi- yang menyatakan bahwa kadar BUN
kan melalui urin keluar tubuh pada hewan jantan dan betina
(Basten, 2010; Bhutta et al., 2013; meningkat secara nyata seiring per-
Pagana & Pagana, 2014). Metabo- tambahan umur.
lisme urea dalam tubuh disajikan pa- Kadar BUN akan terus mening-
da Gambar 4. kat pada fase penuaan (ageing) yang
mengindikasikan terjadi penurunan
Sebelum dikeluarkan bersama fungsi (degenerasi) ginjal secara pro-
urin, urea beredar dalam sirkulasi gresif. Apabila dibandingkan antara

Laksmindra Fitria, Fajar Lukitowati, dan Dian Kristiawati


Nilai Rujukan untuk Evaluasi Fungsi Hati dan Ginjal pada Tikus (Rattus Norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol 10, No 2 (2019) h. 243-258 252

Gambar 4. Skema pembentukan urea dan proses ekskresi (Bhutta et al., 2013).

Tabel 5. Kadar BUN tikus Wistar jantan dan betina umur 4, 6, dan 8 minggu.
Umur Rerata kadar BUN (mg/dL) Kisaran kadar BUN (mg/dL)
(minggu) Jantan Betina Jantan Betina
4 33,66ab±5,31 33,08a±8,96 28,35 – 38,97 24,12 – 42,04
6 26,14a±2,45 31,66a±9,41 23,69 – 28,59 22,25 – 41,07
b
8 43,98 ±10,90 33,90a±10,71 33,08 – 54,88 23,19 – 44,61
Keterangan: Angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan ada beda nyata
(p<0,05) pada satu kolom (antar kelompok umur). Tanda *
menunjukkan ada beda nyata (p<0,05) pada satu baris (antar jenis
kelamin pada umur yang sama)

kadar BUN pada hewan jantan dan nilai ALT dan atau AST juga
betina, maka tidak ada perbedaan meningkat (Pagana & Pagana,
nyata pada semua kelompok umur. 2014). Menurut Isobe et al. (2005)
Hal ini selaras dengan pernyataan kadar BUN berkaitan dengan metab-
Kamal (2014) bahwa meskipun ka- olisme lipid. Oleh karena itu,
dar BUN juga dipengaruhi oleh jenis pemeriksaan profil lipid juga diper-
kelamin dan hormonal (terutama lukan dalam rangka diagnosis status
setelah pubertas atau pada periode fisiologis secara lebih baik. Dit-
dewasa), tetapi pengaruh jenis ke- ambahkan oleh Basten (2010), bah-
lamin tidak nyata apabila dibanding- wa kadar BUN ternyata juga berkai-
kan dengan umur. tan dengan metabolisme karbohidrat
dan protein, sehingga evaluasi fungsi
Tingginya kadar BUN selain ginjal juga sebaiknya diikuti dengan
menunjukkan kerusakan fungsi fil- pemeriksaan kadar glukosa darah,
trasi ginjal juga mengindikasikan kadar protein plasma, rasio albumin/
adanya kerusakan fungsi hati apabila

Laksmindra Fitria, Fajar Lukitowati, dan Dian Kristiawati


Nilai Rujukan untuk Evaluasi Fungsi Hati dan Ginjal pada Tikus (Rattus Norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol 10, No 2 (2019) h. 243-258 253

Gambar 5. Skema pembentukan kreatinin (Bhutta et al., 2013).

globulin, kadar glukosa urin (untuk fungsi filtrasi ginjal dan inflamasi
deteksi glukosuria), rasio albumin/ yang berdampak pada penurunan laju
kreatinin (untuk deteksi albuminu- filtrasi glomerolus (GFR, glomerular
ria), dan sebagainya. filtration rate). Oleh karena itu perhi-
tungan rasio BUN/kreatinin dapat
Kreatinin merupakan senyawa digunakan untuk determinasi etiologi
yang dihasilkan dari kontraksi otot. penyakit dan interpretasi fungsi gin-
Kreatin yang disintesis di hati, ginjal,
jal secara lebih baik (Basten, 2010).
dan pankreas dikonversi menjadi sen-
yawa kaya energi yang disebut Proses ekskresi kreatinin
fosfokreatin (PCr) atau kreatinfosfat disajikan dalam Gambar 6. Hasil
(CP) oleh enzim creatine kinase (CP) pemeriksaan kreatinin pada tikus
untuk aktivitas otot (Bhutta et al., Wistar jantan dan betina umur 4, 6,
2013). Secara spontan, kreatinin akan dan 8 minggu disajikan berturut-turut
terbentuk pada saat otot berkontraksi pada Tabel 6 berikut.
(Gambar 5).
Kadar kreatinin pada hewan
Kadar kreatin per unit massa jantan mengalami peningkatan yang
otot bersifat stabil/konsisten sehingga nyata seiring pertambahan umur. Se-
kreatinin yang diekskresikan pun ber- mentara ini, kadar kreatinin pada he-
sifat stabil/konsisten. Sejumlah kreat- wan betina awalnya mengalami fluk-
inin akan dibuang melalui urin se- tuasi kemudian mengalami pening-
hingga kadar kreatinin darah yang katan yang nyata pada saat dewasa.
tinggi dapat mengindikasikan kerusa- Pada umur pradewasa, terdapat
kan ginjal. Peningkatan kadar kreati- perbedaan yang nyata antara kadar
nin darah disebabkan oleh kerusakan kreatinin pada hewan jantan dan

Laksmindra Fitria, Fajar Lukitowati, dan Dian Kristiawati


Nilai Rujukan untuk Evaluasi Fungsi Hati dan Ginjal pada Tikus (Rattus Norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol 10, No 2 (2019) h. 243-258 254

Gambar 6. Skema ekskresi kreatinin (Bhutta et al., 2013)


Tabel 6. Kadar kreatinin tikus Wistar jantan dan betina umur 4, 6, dan 8 minggu.
Rerata kadar kreatinin (mg/ Kisaran kadar kreatinin
Umur
dL) (mg/dL)
(minggu)
Jantan Betina Jantan Betina
a a
4 0,10 ±0,07 0,20 ±0,12 0,03 – 0,17 0,08 – 0,32
6* 0,28b±0,04 0,14a±0,11 0,24 – 0,32 0,03 – 0,25
c b
8 0,40 ±0,10 0,30 ±0,23 0,30 – 0,50 0,07 – 0,53
Keterangan: Angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan ada beda nyata
(p<0,05) pada satu kolom (antar kelompok umur). Tanda *
menunjukkan ada beda nyata (p<0,05) pada satu baris (antar jenis
kelamin pada umur yang sama)
betina, di mana kadar kreatinin pada Individu jantan cenderung
hewan betina jauh lebih rendah da- memiliki lebih banyak massa otot,
ripada jantan. Hal ini sesuai dengan sehingga kadar kreatinin sebagai
pernyataan Kamal (2014) bahwa limbah metabolisme otot juga lebih
jenis kelamin berpengaruh nyata ter- banyak. Pembentukan massa otot
hadap kadar kreatinin, demikian juga dipengaruhi oleh faktor hormonal,
umur, yang mana hewan jantan salah satunya adalah efek myotropik
memiliki kadar kreatinin lebih tinggi testosteron (Fitria, dkk., 2015). Oleh
daripada betina. karena itu, massa otot pada hewan
jantan relatif lebih tinggi daripada
betina. Di samping faktor hormonal,

Laksmindra Fitria, Fajar Lukitowati, dan Dian Kristiawati


Nilai Rujukan untuk Evaluasi Fungsi Hati dan Ginjal pada Tikus (Rattus Norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol 10, No 2 (2019) h. 243-258 255

massa otot juga dipengaruhi oleh ak- Berdasarkan hal tersebut, maka
tivitas fisik. Hal ini tampak jelas pa- nilai rujukan atau kontrol normal un-
da manusia yang aktif melakukan tuk evaluasi fungsi hati dan ginjal
olah raga pembentukan otot (body tidak dapat digeneralir. Nilai ALT,
building). AST, BUN, dan kreatinin pada awal
kehidupan suatu individu cenderung
Oleh karena kadar kreatinin tinggi karena berkaitan dengan per-
dipengaruhi oleh massa otot, maka tumbuhan, perkembangan, dan pros-
dapat terjadi misinterpretasi. Sebagai es-proses metabolisme yang tinggi
contoh, individu yang memiliki mas- pula. Nilai tersebut kemudian
sa otot tinggi akibat rutin melakukan menurun seiring pertambahan umur
aktivitas fisik (olah raga) maka hasil atau pendewasan hingga penuaan
pemeriksaan kreatinin menunjukkan akibat berlangsungnya proses-proses
kadar yang relatif tinggi juga padahal degeneratif. Pada individu dengan
fungsi ginjalnya normal. Hal ini ser- gangguan fisiologis akibat masuknya
ing menjadi masalah pada kajian agen eksogen seperti patogen, toksi-
klinik karena kondisi fisik dan kebia- kan, dan obat-obatan, nilai keempat
saan hidup pasien yang bervariasi variabel tersebut meningkat yang
(Baxman et al., 2008). Sementara itu, menunjukkan bahwa hati dan ginjal
uji praklinik menggunakan hewan telah bekerja lebih keras dibanding-
coba yang relatif homogen dengan
kan sebelumnya.
pemeliharaan yang seragam. Dengan
demikian, tidak akan terjadi misinter- Di samping itu, nilai rujukan
pretasi maupun subjektivitas hendaknya mengacu pada tempat asal
mengenai hasil pengukuran kreatinin hewan (bersifat lokal), tidak ber-
sebagaimana pada pasien manusia. dasarkan literatur secara umum, apa-
lagi yang bersumber dari luar negeri
Berdasarkan keseluruhan hasil dengan perbedaan faktor lingkungan
yang diperoleh, tampak bahwa ham-
dan metode pemeliharaan.
pir semua nilai variabel yang diperik-
sa bervariasi tergantung dari jenis
kelamin dan umur. Hal ini sesuai
dengan Pagana & Pagana (2014) SIMPULAN DAN SARAN
yang menyatakan bahwa sebagian Terdapat variasi nilai ALT,
besar variabel kimia darah di- AST, BUN, dan kreatinin dalam se-
pengaruhi oleh umur, jenis kelamin, rum darah tikus Wistar jantan dan
fase reproduksi (pertumbuhan dan betina umur 4, 6, dan 8 minggu yang
perkembangan) serta faktor makanan. berkorelasi dengan jenis kelamin dan
Dengan demikian, nilai rujukan un- umur. Oleh karena itu, nilai rujukan
tuk individu muda berbeda dari indi- untuk evalusi fungsi hati dan ginjal
vidu dewasa. Lebih lanjut dikemuka- tidak dapat digeneralisir namun harus
kan oleh Pagana & Pagana (2014) ditentukan berdasarkan jenis kelamin
bahwa pada umur dewasa pun nilai dan umur.
rujukan berbeda, yang secara rinci
dapat dikelompokkan menjadi kate- Cakupan umur hewan dalam
gori young adult, middle adult, dan penelitian ini masih terbatas, oleh
older adult (Sengupta, 2013). karena itu perlu dilakukan studi

Laksmindra Fitria, Fajar Lukitowati, dan Dian Kristiawati


Nilai Rujukan untuk Evaluasi Fungsi Hati dan Ginjal pada Tikus (Rattus Norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol 10, No 2 (2019) h. 243-258 256

lanjutan sehingga diperoleh nilai ru- gen), and Creatinine (Serum


jukan untuk kategori umur lainnya. Creatinine). http://www.lab
Sebagai contoh umur 3 minggu un- pedia.net
tuk kategori anakan lepas sapih, 12
minggu untuk kepentingan uji toksis- Calsey, J.D. & King, D.J. 1980. Clin-
itas subkronik, umur dewasa (>1 ta- ical chemical values for some
hun) untuk model kategori young common laboratory animals.
adult, middle adult, older adult age- Clinical Chemistry 26(13):
ing/senescent, dan seterusnya. 1877-1879.
Charles River Laboratories Interna-
tional, Inc. 2017. Wistar IGS
DAFTAR PUSTAKA Rat (Crl:WI). http://www.
criver.com/products-services/
Adiga, U.S. 2016. Gender differ- basic-research/find-a-model/
ences in liver function tests in
wistar-rat?loc=ID
Coastal Karnataka. IOSR Jour-
nal of Dental and Medical Sci- Elinav, E., Ben-Dov, I.Z., Ackerman,
ences (IOSR-JDMS) 15(8): 30- E., Kiderman, A., Glikberg, F.,
32. Shapira, Y., & Ackerman, Z.
2005. Correlation serum ala-
Basten, G. 2010. Introduction to clin- nine aminotransferase activity
ical biochemistry: Interpreting and age: An inverted U curve
blood results. Ventus Publish- pattern. American Journal of
ing ApS. Frederiksberg, Den- Gastroenterology 100: 2201-
mark. 2204. Blackwell Publishing.
Baxmann, A.C., Ahmed, M.S., Envigo. 2017. Wistar outbred rat.
Marques, N.C., Menon, V.B., http://www.envigo.com/pro-
Pereira, A.B., Kirsztajn, G.M., ducts-services/research-models
& Heilberg, I.P. 2008. Influ- -services/models/research-
ence of muscle mass and physi- models/rats/outbred/wistar-out-
cal activity on serum and uri-
bred-rat/
nary creatinine and serum cys-
tatin C. Clinical Journal of the Evans, G.O. 2009. (ed). Animal clini-
American Society of Nephrolo- cal chemistry: A practical
gy 3:348-354. doi: 10.2215/ guide for toxicologists and bio-
CJN.02870707 medical researchers. 2nd ed.
CRC Press, Taylor & Francis
Bhutta, RA., Syed, N.A., Ahmad, A., Group. Boca Raton, Florida,
& Khan, S. 2013. Lab Tests for
USA.
SGPT (ALT, Alanine amino-
transferase, Serum Glutamic- Festing, M.F.W. 2011. How to re-
Pyruvic Transaminase), SGOT duce the number of animals
(Aspartate amino-transferase, used in research by improving
AST, Glutamic oxaloacetic experimental design and statis-
Transaminase), Blood Urea tics. ANZCCART Fact Sheet
Nitrogen (BUN, Urea Nitro- T10 Pp. 1-11. https://

Laksmindra Fitria, Fajar Lukitowati, dan Dian Kristiawati


Nilai Rujukan untuk Evaluasi Fungsi Hati dan Ginjal pada Tikus (Rattus Norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol 10, No 2 (2019) h. 243-258 257

www.adelaide.edu.au/ANZC- factors: Macroenvironment ver-


CART/docs/fact-sheets/ T10_ sus microenvironment. Chapter
HowtoReducetheNumberFact 20. In: Weichbrod, R.H,
Sheet.pdf Thompson, G.A.H., & Norton,
J.N. (eds.) 2018. Management
Fitria, L. & Mulyati. 2014. Profil he- of animal care and use pro-
matologi tikus (Rattus norvegi- grams in research, education,
cus Berkenhout, 1769) galur and testing. CRC Press/Taylor
Wistar jantan dan betina umur & Francis. Boca Raton. Florida.
4, 6, dan 8 minggu. Biogenesis USA. https://www.ncbi.nlm.
2(2): 94-100. nih.gov/books/NBK500431/
Fitria, L., Mulyati, Tiraya, C.M., & Ihedioha, J.I., Ugwuja, J.I., Noel-
Budi, A.S. 2015. Profil repro- Uneke, O.A., Udeani, I.J., &
duksi jantan tikus (Rattus Daniel-Igwe, G. 2012. Refer-
norvegicus Berkenhout, 1769) ence values for the haematolo-
galur Wistar stadia muda, pra- gy profile of conventional
dewasa, dan dewasa. Jurnal grade outbred albino mice (Mus
Biologi Papua 7(1): 29-36. musculus) in Nsukka, Eastern
Garber, J.C., Barbee, R.W., Bielitzki, Nigeria. Animal Research In-
J.T., Clayton, L.A., Donovan, ternational 9(2): 1601-1612.
J.C., Hendriksen, C.F.M., Isobe, T., Saitoh, S., Takagi S.,
Kohn, D.F., Lipman, N.S., Takeuchi, H., Chiba, Y., Katoh,
Locke, P.A., Melcher, J., N., & Shimamoto, K. 2005.
Quimby, F.W., Turner, P.V., Influence of gender, age and
Wood, G.A., & Würbel, H. renal function on plasma adi-
2011. Guide for the care and ponectin level: the Tanno and
use of laboratory animals. 8th Sobetsu study. European Jour-
ed. Committee for the update of nal of Endocrinology 153: 91-
the guide for the care and use
98.
of laboratory animals. Institute
for laboratory animal research. Kamal, A. 2014. Estimation of blood
Division on earth and life stud- urea nitrogen (BUN) and serum
ies. National Research Council creatinine level in patients of
of the National Academies. The renal disorder. Indian Journal
National Academies Press. of Fundamental and Applied
Washington, DC, USA. Life Sciences 4(4): 199-202.
Hewitt, C.D., Innes, D.J., Savory, J., Koolhaas, J.M. 2010. The laboratory
& Willis, M.R. 1989. Normal rat. In: Hubrecht, R. and Kirk-
biochemical and hematological wood, J. (eds.). The UFAW
values in New Zealand white handbook on the care and man-
rabbits. Clinical Chemistry 35 agement of laboratory and oth-
(8): 1777-1779. er research animals. 8th ed. Pp.
311-326.
Hogan, M.C., Norton, J.N, & Reyn-
olds, R.P. 2018. Environmental

Laksmindra Fitria, Fajar Lukitowati, dan Dian Kristiawati


Nilai Rujukan untuk Evaluasi Fungsi Hati dan Ginjal pada Tikus (Rattus Norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol 10, No 2 (2019) h. 243-258 258

Pagana, K.D. & Pagana, T.J. 2014. Struck, M.B., Andrutis, K.A.,
Mosby’s manual of diagnostic Ramirez, H.E., & Battles, A.H.
and laboratory tests. 5th ed. 2011. Effect of a Short-term
Mosby, an imprint of Elsevier Fast on Ketamine–Xylazine
Inc. Missouri, USA. Anesthesia in Rats. Journal of
the American Association for
Poustchi, H., George, J., Esmaili, S., Laboratory Animal Science
Esna-Ashari, F., Ardalan, G.,
JAALAS 50(3): 344-348
Sepanlou, S.G., & Alavian,
S.M. 2011. Gender differences Thrall, M.A., Weiser, G., Allison,
in healthy ranges for serum ala- R.W., & Campbell, T.W. 2012.
nine aminotransferase levels in Veterinary hematology and
adolescence. PLoS ONE 6(6): clinical chemistry. 2nd ed.
e21178. doi:10.1371/ journal. Wiley-Blackwell, John Wiley
pone.0021178 & Sons. Oxford, UK.
Sengupta, P. 2013. The laboratory Wallen, W.J., Belanger, M.O., &
rat: Relating its age with hu- Wittnich, C. 2002. Body
man's. International Journal of weight and food intake profiles
Preventive Medicine 4(6): 624- are modulated by sex hormones
630 and tamoxifen in chronically
hypertensive rats. The Journal
Smith, A. 2009. Fasting in rodents. of Nutrition 132(8): 2246-2250.
Norecopa Veterinærinstituttet. The American Society for Nu-
Oslo. https://norecopa.no/ me-
tritional Sciences.
dia/6351/food-deprivation.pdf

Laksmindra Fitria, Fajar Lukitowati, dan Dian Kristiawati


Nilai Rujukan untuk Evaluasi Fungsi Hati dan Ginjal pada Tikus (Rattus Norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar

You might also like