MISTERI UMUR PANJANG
TINJAUAN DARI ASPEK
BIOKIMIA GIZI MOLEKULER
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar
dalam Ilmu Biokimia
Diucapkan di depan Rapat Terbuka Majelis Guru Besar
Universitas Gadjah Mada
pada tanggal 28 Agustus 2004
i Yogyakarta
Oleh:
Prof. Dr. dr. Sri Rahajoe Asj’ariBismillahir rohmanir rohim
Yang terhormat
Ketua, Sekretaris dan Anggota Majelis Wali Amanat UGM
Ketua, Sekretaris dan Anggota Majelis Guru Besar UGM
Rektor, Wakil Rektor Senior dan Wakil Rekior UGM
Ketua, Sekretaris dan Anggota Senat Akademik UGM
Segenap Sivitas Akademita UGM
Para Tamu Undangan, Teman Sejawat dan Hadirin Semua
Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Lebih dahulu. maritah kita panjatkan puji syukur kehadlirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga pada pagi hari ini, kita dapat hadir di ruangan yang
bersejarah ini, guna mengikuti Rapat Terbuka Majelis Guru Besar
Universitas Gadjah Mada,
Selanjutnya perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besemya kepada Ketua Majelis Guru Besar
Universitas Gadjah Mada yang lelah memberikan kehormatan kepada
dirt saya untuk mengucapkan pidato pengukuhan berkaitan dengan
pengangkatan saya sebagai Guru Besar Ilmu Biokimia pada Falkultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada, dengan judul:
MISTERI UMUR PANJANG
TINJAUAN DARI ASPEK
BIOKIMIA GIZI MOLEKULER
Hadirin yang terhormat,
Ungkapan yang mengatakan bahwa orang zaman dahulu
umurya panjang sudah sering terdengar sejak puluhan tahun yang
lalu. Ungkapan demikian sering disampaikan secara spontan ketika
dalam waktu yang hampir bersamaan dua orang yang usianya jauh
berbeda, meninggal dunia. Misalnya yang satu berusia lima puluhan
dan yang lain berusia delapan puluhan. Rupa-rupanya orang zaman2
dahulu disini disamakan dengan manusia usia lanjut, manusia umur
Panjang atau tua, atau orang yang dilahirkan puluhan tahun bahkan
sampai lebih dari 100 tahun yang lalu. Misteri umur panjang bermula
muncul dari kenyataan sejarah bahwa orang-orang pada zaman duly
fernyata mempunyai umur panjang lebih dari scratus tahun. Misalnya
nabi Idris As. 82 tahun, nabi Hud As. 472 tahun, nabi Nuh As. 950
tahun, setelah 5 abad beliau menjalankan misinya sebagai nabi dan
rasul (Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, 1994).
Pada waktu itu memang belum ada penelitian tentang faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap umur manusia dan berapa tahun
rata-rata harapan hidup bagi orang pada zaman itu. Meskipun
80 tahun) dan telah ditambahkan satu lagi periode masa
hidup oleh Tauchi, (1999) yaitu 9) Centenarian, adalah orang yang
mencapai usia > 100 tahun. Dari tahap 1 s/d tahap 9 terjadilah proses
penuaan, Telah di-edit sebuah buku oleh penulis Jepang (Tauchi,
1999), yang dalam introduksinya dituliskan: “Approaching the dream
of perpetual youth and longevity through surveys of centenarians and
the study of aging.” Tauchi, menuliskan bahwa awet muda dan umur_
panjang merupakan suatu impian sejak awal kehidupan manusia,
‘Akan telapi sebaiknya awet muda ini diutamakan pada kinerja, sesuai
umur, Keadaan demikian dapat diperolch bila orang ada dalam
keadaan sehat. Definisi sehat menurut WHO adalah keadaan fisik,
mental dan sosial yang sempurna dan tidak semata-mata tanpa
penyakit dan kelemahan. Adapun batasan biokimia untuk schat
adalah keadaan tubuh dengan beribu-ribu reaksi kimia atau
biokimia, baik intraseluler maupun ekstraseluler_berlangsung
dengan kecepatan yang cocok untuk ketahanan hidupnya dalam
keadaan fisiologis atau normal (Murray, 2003).Hadirin yang terhormat,
Beberapa penelitian manula yang pernah dikerjakan di Indonesia
Di Indonesia, populasi_ manusia usia lanjut (manula) yang
berusia diatas 65 tahun makin meningkat. Beberapa faktor dapat
mempengaruhi ketahanan hidup, oleh Karena itu usia harapan hidup
antar daerah tidak sama. Usia harapan hidup penduduk Yogyakarta
dan Jakarta tertinggi dibanding daerah lain di Indonesia (BPS, 1999)
Jumlah penderita atherosklerosis orang jawa asli, kurang dibanding
dengan jumlah penderita atherosklerosis orang Belanda yang tinggal
i Jawa. Kandungan lemak diit mereka sangat berbeda (Langen, 1907
cit. Connor & Connor, 1997), Telah dilakukan penelitian di daerah
pedesaan di DIY yaitu Kalasan, Nanggulan, Minggir (Husaini ef al,
1990). Dari 149 manula yang diperiksa, terdapat 37 manula berusia 60
tahun -64 tahun, 66 orang berusia 65 tahun -74 tahun, 34 orang
berusia 75 tahun -84 tahun, 12 orang berusia diatas 85 tahun, termasuk
satu orang berusia 104 tahun. Telah dilakukan pula kajian fisiologis
dan psikologis terhadap manula yang tinggal di Panti Sosial Tresno
Wreda (PSTW) Abiyoso Yogyakarta (Wahab et al., 1992). Pada
manula tersebut juga diperiksa kadar lipoproteinaya. Diamati
ketahanan hidupnya selama 10 tahun. Dari 49 subyek/manula yang
dapat diikuti dalam penelitian tersebut, pada tahun ke 10, 41 orang
telah meninggal dan delapan orang masih hidup. Urmur mereka yang
masih hidup adalah 70 tahun ~ 100 tahun (79.1 + 97). Mereka yang
meninggal tidak diketahui penyebabnyz, karena meninggalnya di
PSTW. Hasil pemeriksaan lipoprotein aterogenik mereka yang masi
hidup yang dikerjakan 10 tahun yang lalu, tidak normal yaitu
kolesterol LDL 186,2 + 85,3 mg %, kolesterol VLDL = 25,4 + 17,3
mg %, Triasilgliserol 127,1 + 86.4 mg% dan ratio kolesterol total :
Kolestero! HDL = 5,5 + 2,8. Meskipun demikian mereka masih
bertahan hidup. Besar kemungkinannya ada faktor lingkungan yang
mendukung ketahanan hidup mereka (Asj'ari, 2003). Faktor-faktor
yang mempengaruhi ketahanan hidup dikelompokkan menjadi 2, ialah
faktor Tingkungan dan faktor bawaan (heriditer). Dalam kesempatan
ini peran diit sebagai faktor lingkungan merupakan faktor lingkungan
utama yang dibahas
‘Oleh Karena penghuni PSTW Abiyoso dapat bertahan hidup5
selama 10 tahun meskipun kadar lipoprotein aterogeniknya tidak baik,
maka dilakukan penelitian lanjutan. Penelitian lanjutan dilakukan
terhadap dua kelompok manula yang tinggal di PSTW. Kelompok 1
tinggal di PSTW Abiyoso di Pakem DIY, dan kelompok I tinggal di
PSTW Senja Cerah Menado Sulawesi Utara. Hasil survai
menunjukkan bahwa diit antara dua kelompok tersebut berbeda dalam
komposisinya, terutama sumber proteinnya. Sumber protein penghuni
PSTW Abiyoso terutama adalah nabatisedangkan sumber protein
penghuni PSTW Senja Cerah terutama adalah ikan. Kadar vitamin E
di dalam plasma darah, diukur sebagai biomarker nutrisi atau dosis
internal pemaparan diit, sebagai faktor lingkungan, Diukur pula kadar
Malondialdehid (MDA=TBA-adducts) sebagai biomarker kerusakan
lipid. Hasiinya dari PSTW Abiyoso, vitamin E lebih tinggi dan MDA
lebih rendah dibanding manula penghuni PSTW Senja Cerah (Asj’ari
et al., 2003 dan Manampiring et al., 2000). Kadar vitamin E penghuni
PSTW Abiyoso 30,6 + 10,5 mg%, PSTW Senja Cerah 26,5 # 4,5 mg
%. Kadar MDA penghuni PSTW Abiyoso: 0,29 + 6 nmol/ml, PSTW
Senja Cerah 0,39 + 0,08 nmol/l.
Hasil dari perbandingan kadar vitamin E dan kadar MDA dua
kelompok manula tersebut menimbulkan asumsi bahwa ketahanan
hidup yang tinggi dari manula PSTW Abiyoso yang kadar lipoprotein
aterogeniknya tinggi, dilindungi oleh antara Tain vitamin E yang
kadamnya juga tinggi. Vitamin E menghambat aterogenesis dengan
beberapa jalan, yang akan dibahas di bagian lain dari tulisan ini.
Hadirin yang terhormat,
‘Perkembangan [mu Biokimia Gizi Molekuler
Sudah lama ilmu biokimia gizi atau nutrisi berkembang dalam
bidang sain. Awalnya perhatian ditujukan pada makanan yang
dikonsumsi, lintasannya dan pengaruhnya di dalam tubuh. Dalam abad
ke 17, dengan berkembangnya ilmu kimia dan bidang lain dalam ilu
pengetahuan, masalah gizi, nutrisi atau makanan mulai terjawab.
Kontribusi Antoine Lavoisier dalam abad ke 18, merupakan pemicu
awal penelitian tentang nutrisi. Antoine Lavoisier dihargai Karena
penemuan peran respirasi dalam metabolisme makanan, atau oksidasi6
nutrien berenergi (Karbohidrat, protein & lemak). Kepada Antoine
Lavoisier diberikan kehormatan sebagai “Bapak dari Iimu Nutrisi*.
Kontribusi penting lainnya diperoleh dari Lusk, Atwater, McCollum,
Benedict, Rose, Rubner, dan ilmuwan lainnya yang tak dapat dihitung.
Pada awalnya pembicaraan nutrisi terbatas pada pemenuhan
kebutuhan Kalori pada manusia, berapa nilai kalori dari Karbohidrat,
protein dan lemak. Selanjutnya perhatian ditujukan pada protein,
mineral, dan vitamin, Kemudian ditkuti dengan asam amino, asam
lemak, unsur mineral kelumit (trace mineral elements) dan tain-lain
(Poleman & Capra, 1984).
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, terutama ilmu
fisika telah berkembang ilmu biokimia termasuk biokimia gizi
molekuler. Dengan berkembangnya ilmu fisika, antara lain
Spektrofotometer, Spektrofluorometer, Nefelometer, Khromatografi,
Blektroforesis, Ultrasentrifuse, Mikroskop Elektron, Ultrasonicator,
Scanner, dan Otoradiogram, Alst-alat tersebut dimanfaatkan terutama
untuk pemisahan senyawa-senyawa kimia penyusun tubuh manusia
maupun organisme hidup lain (Biomolekul), identifikasi kualitatif,
kuantitatif, struktur molekuler, sifat kimia, perilaku dari berbagai
macam Biomolekul
Dengan telah digunakannya isotop radioaktif stabil, maka dapat
dilacak, nasib metabolik yang dialami oleh nutrien di dalam tubuh,
sebab senyawa kimia yang dilabel dengan unsur radioaktif mengalami
metabolisme sebagai senyawa kimia nonradioaktif (Murray, 2000).
Hadirin yang terhormat,
Zat Gizi dan Zat Non Gizi di dalam Makanan
Sctiap hari bersama makanan dikonsumsi zat giz (nutrien) dan
zat non gizi. Termasuk senyawa gizi utama (sebagai makronutrien)
ialah karbohidrat, protein dan lipid. Ketiga-tiganya mengandung
kalori, kalau dikonsumsi melebihi yang diperlukan kelebihannya akan
disimpan sebagai lemak, menyebabkan kegemukan. Kelebihan energi
dapat dikendalikan dengan menimbang berat badan secara berkala.
untuk dapat diketahui kelebihan/kekurangan kalori.7
Protein harus dikonsumsi setiap hari dalam jumlah cukup, %-2
wkg berat badan (tergantung pada status pertumbuhan dan status
Kesehatan), sebab tidak ada protein cadangan (Passmore & Eastwood,
1987).
Karbohidrat harus dikonsumsi, karena diit tanpa karbohidrat
dalam jangka waktu tertentu akan menimbulkan kelaparan, dengan
akibat gangguan keseimbangan asam-basa dalam cairan tubuh, kearah
keasaman yang meningkat
Lipid adalah suatu kelompok senyawa kimia yang mempunyai
persamaan sifat fisik, yaitu tidak Jarut dalam air. Secara molekuler
dibedakan tiga macam lipid yaitu 1) lemak, 2) fosfotipid, dan 3)
kolesterol. Lemak (padat) atau minyak (cair) dengan istilah biokimia
disebut triasilgliserol merupakan salah satu anggola lipid yang
dikonsumsi sebagai sumber kalori, asam lemak essensiil (0-3, @-6)
dan vitamin E, Di dalam diit, minyak nabati lebih diutamakan sebagai
sumber asam lemak essensiil (Passmore & Eastwood, 1987), sedang
minyak hewani merupakan sumber a-tokoferol (salah satu anggota
kelompok vitamin E). Akhir-akhir ini telah dilaporkan beberapa peran
a-tokoferol, yaitu aktivitas a-tokoferol pada peringkat seluler yang
menekankan eran non-antioksidan dari alfa-tokoferol dalam
modulasi seluler. Respon seluler terhadap a-tokoferol ada
hubungannya dengan peristiwa transkripsi dan translasi. Aktivasi
diasilgliserol kinase dan protein fosfatase 2 A (PP2A) dan hambatan
protein kinase C (PKC), siklooksigenase, lipoksigenase dan
perlepasan sitokin oleh g-tokofero! adalah contoh-contoh pengaturan
post transkripsi. a-tokoferol juga mempengaruhi pengaturan
transkripsi dari sejumlah gena a-tokoferol transfer protein (gena a
TTP), dan gena tropomiosin dan gena kolagenase (Azzi et al., 2002).
Fosfolipid merupakan lipid penyusun jaringan syaraf dan membran
sel maupun subseluler, yang memisahkan ruang-ruang dalam sel,
maupun ruang-ruang yang dibatasi sel. Fosfolipid mengandung asam
arachidonat sebagai substrat_sintesis hormon-hormon prostasiklin,
tromboksan, feuketrien dan lipoksin (Mayes & Botham, 2003**),
Kolesterol adalah alkohol siklis yang perannya sangat vital bagi
manusia. Mohon kepada hadirin yang terhormat tidak mengkambing-
hitamkan kolesterol sebagai pembunuh manusia, sebab senyawa ini
Merupakan Komponen utama membran sel maupun subseluler,8
pembentuk hormon-hormon kelamin, hormon steroid lainnya
termasuk vitamin D dan sebagai pembentuk asam empedu yang
100mg. Termasuk mineral makro ialah Kalsium,
Fosfor, Natrium, Kalium, Chlorida, Magnesium. Mineral mikro
50 macam nutrien yang terdiri dari
bermacam-macam protein, karbohidrat, lipid, vitamin, mineral, air dan
senyawa non-gizi yang menguntungkan bagi Kesehatan. Asuhan
autrisi adalah penerapan imu nutrisi untuk memberikan makan
kepada kebanyakan orang (Poleman & Capra, 1984).
Hadirin yang terhormat,
Dengan diit manusia dipaparkan pada senyawa gizi dan non
gizi. Senyawa kimia non gizi yang menguntungkan bagi kesehatan
alah fitosteroid, flavonoid, asam fitat, tannin (poliphenol) dan serat
diit, dan senyawa kimia non gizi yang mempunyai efek negatif ialah
kolesterol, antinutrien, toxin (= racun) dan natrium. Senyawa-senyawa
(ersebut dinamakan bahan bioaktif, ada yang dapat menimbulkani
penyakit dan ada yang mencegah penyakit (Solomons, 2002)
Kant et al. (1993), telah mengadakan penelitian epidemiologis
yang menghubungkan DDS (Dietary Diversity Score = skor
keanekaragaman dit) dengan mortalitas (angka kematian). Kelompok
tersebut adalah : 1) Susu atau hasil olahannya. 2) Daging. 3) Padi-
padian. 4) Buah-buahan. 5) Sayur-sayuran. Apabila dati lima
kelompok masing-masing terwakili dalam menunya, diberi skor 5.
Bila hanya 4 terwakili maka skomya 4 dan scterusnya. Peneliti
mendapatkan hubungan terbslik antara DDS dan mortalitas. Setiap
kelompok dari pengelompokan ini diberi skor sama. Poleman & Capra
(1984), mengelompokkan makanan dengan cara yang agak lain,
sayuran digabung dengan buah dan ditambah kelompok air, jadi juga
ada 5 kelompok. Di semping itu peneliti memberi skor yang tidak
sama, antara kelompok satu dengan kelompok lainaya. Kelompok
susu diberi skor 20, kelompok daging diberi skor 25, kelompok
sayuran dan buah-buahan diberi skor 35, kelompok roti dan padi-
padian diberi skor 15, keiompok air diberi skor 5, dan skor final (skor
total-maksimsl) adalah 100.
Hadirin yang terhormat,
Penggunaan Biomarker di bidang Gizi
Biomarker adalah parameter biokimia yang penggunaannya
antara Iain untuk menilai kecukupan gizi. Dalam suatu laboraorium
Gizi di USA, dan ditulisken dalam American Joumal of Clinical
‘Nurition kira-kira tiga puluh tahun yang lalu. Ada 2 orang Guru Besar
yang satu gemuk dan satunya dengan berat badan di bawah normal
Padahal makanan yang dikonsumsi oleh yang gemuk dibanding
dengan yang kurus adalah kurang. Keadsan ini juga sering dijumpai
pada satu keluarga. Masalah kelainan genetik telah terjawab, karena
sejak tahun 1983 telah tersiar kemmajuan tehnik yang berkembang
dalam area biomarker, dan menerobos di area genetik dan
metabolisme. Kemajuan yang telah dicapai dibidang ini sangat berarti
dalam bidang nutrisi sebab pada peringkat biomarker dapat diamati
Variasi dalam hal _pencernaan, absorpsi, metabolisme, genetik dan
status Kesehatan (Blanck et a/., 2003). Contoh dari variasi-variasi12
tersebut untuk proses pencemaan, adanya defisiensi enzim laktase
dengan manifestasi gangguan penceraan laktose. Laktose ialah gula
yang ada di dalam air susu. Akibat kekurangan enzim Jaktase ialah
intoleransi susu atau intoleransi laktose. Penderita akan mengalami
diare kalau minum susu. Senyawa non gizi yang berpengaruh pada
absorpsi lemak dan lipid lainnya ialah: soluble fiber atau serat-larut,
Absorpsi lemak atau lipid lain menurun, bila dalam diit ada serat-larut
Pengaruh molekuler dari serat-larut adalah menurunkan kadar mRNA
= Apolipoprotein A IV. Apolipoprotein A IV adalah salah satu protein
dalam kilomikron. Kilomikron adalah lipoprotein pengemban Lipid,
termasuk (lemak, kolesterol dan fosfolipid) dari usus, lewat saluran
getah bening menuju ke jantung terus ke sirkulasi darah. Contoh
Kelainan metabolisme ialah diabetes melitus yang termasuk juga
kelainan hormonal, Contoh dari penyakit “yang menimbulkan
ganggvan pencernaan dan absorpsi lemak ialah pankreatitis yang
dapat disebabkan oleh infeksi. Pankreas adalah kelenjar yang
menghasilkan enzim-enzim pencernaan untuk karbohidrat, lemak dan
protein. Adanya variasi-variasi tersebut mengakibatkan pemaparan
‘nutrien tidak sampai ke jaringan targetnya atau yang masuk tidak
sesuai perhitungan yang mengecu pada daftar komposisi bahan
‘makanan.
Biomarker untuk dosis internal
Penggunaan biomarker antara lain ialah untuk menaksir
kuantitas nutrien dari yang tertahan dalam tubuh (sebagai
pemaparan internal) telah dilaksanakan sejak 1993. Biomarker nutrien
memberikan ukuran yang lebih akuravieliti dan obyektif dari pada
asumsi_yang didasarkan kuesioner, untuk masukan nutrien jangka
Panjang, scbab biomarker tidak berdasar memori, informasi yang
dilaporkan sendiri atau bias dari interviuwer (pewawancara). Tetapi
Biomarker of internal dose (kadar nutrien didalam jaringan, darah dan
cairan tubuh lain), tidak selalu mencerminkan masukan diit, sebab
mereka dapat dipengarvhi oleh faktor-faktor genetik, merokok,
kegemukan, aktivitas fisik dan metabolisme.
Jaringan lemak merupakan pilihan yang menarik untuk
mempelajari masuknya asam lemak jangka panjang. Hal ini13
disebabkan oleh karena pembongkaran dan penggantiannya lambat.
Asam lemak yang tidak disintesis di dalam tubuh merupakan
biomarker yang baik. Asam lemak tersebut adalah asam temak tidak
jenuh ganda (omega-3 dan omega-6), asam lemak érans, asam leak
dengan rantai karbon gasal dan asam lemak dengan rantai karbon
bercabang. Asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid = SPA) dan asam
lemak jkatan rangkap satu (Mono Unsaturated Fatty Acid =MUFA)
tidak dapat digunakan sebagai biomarker. Sifat dan jenis asam leak
yang ditemukan dalam jaringan lemak dapat digunakan sebagai
petunjuk tentang makanan yang dikonsumsi. Misalnya asam lemak
Docosa Hexanoic Acid (DHA) dan omega-3 untuk konsumsi ikan,
asam lemak jenuh 15:0 dan 17:0 untuk konsumsi susu dan olahannya,
asam lemak trans (18:2) untuk konsumsi minyak kedelai (Baylin et
al, 2002).
Biomarker atau parameter biokimia dapat juga digunakan untuk
menentukan status nutrisi vitamin dan mineral. Vitamin C dalam
leukosit Iebih mencerminkan status vitamin C dari sescorang
dibanding dengan perhitungan dan komposisi diit atau pengukuran
kadar vitamin C di dalam plasma darah (Yacob, 1992).
Struktur molekuler tubuh manusia
‘Unit fungsionai tubuh manusia adalah sel-sel di dalam jaringan
tubub, yang terdapat di dalam tingkungan yang dinamakan matriks
ekstraseluler, termasuk air dan yang ada di dalamnya. Sel dibatasi oleh
membran, yang disebut membran plasma. Membran lain membentuk
permukaan intraseluler yang berkelanjutan merupakan kesatuan
(disebut retikulum endoplasma) yang juga merupakan dasar struktural
Gari organella subseluler seperti mitokondria. Lipid yang dominan di
dalam membran sel hewan adalah fosfolipid. Fosfolipid lapis ganda
membentuk struktur dasar dari semua membran dan adanya protein
yang bermacam-macam memberikan pada membran bermacam-
macam peran. Kolesterol dijumpai dalam jumlah besar dalam
membran plasma (sering molekulnya sama banyak dengan fosfolipid)
sedangkan retikulum endoplasmik, mitokondria dan membran inti
Kandungan kolesterolnya rendah (Weiseman, 1996). Matriks
exstraseluler berupa campuran senyawa organik maupun anorganik,4
Sebagai senyawa organik ialah glikoprotein antara lain Kolagen,
elastin, fibronektin, asam hialuronat (Murray & Keeley, 2003).
Sebagai senyawa anorganik antara lain garam-garam kalsium.
‘magnesium dan sistem bufer yang ada di cairan ekstraseluler.
Struktur molekuler protein
Protein memiliki 4 peringkat struktur molekuler, yaitu struktur
primer, struktur sekunder, struktur tertier dan struktur kuarterner.
Struktur primer merupakan rangkaian sepuluh atau lebih (dapat
sampai 1000) asam amino, satu sama lain dihubungkan oleh ikatan
peptid. Tkatan peptid (erbentuk dari karbon-karboksilat dari satu asam
amino (asam amino pertama) dengan alfa amino nitrogen dari asam
amino berikutnya (asam amino kedua), selanjuinya asam amino ke-2
dengan asam amino ke-3 dan seterusnya. Meskipun banyak
macamnya asam amino, tetapi hanya 20 macam asam amino yang
membentuk molekul protein. Struktur sekunder merupakan
gambaran tiga dimensi, ialah bentuk alfa hetiks dari suatu polipeptid.
‘Terdapat hubungan antar atom dalam satu polipeptid, selain dengan
ikatan peptid ada jembatan hidrogen dan kekuatan Van der Waals
yang mempertahankan struktur sekunder molekul protein. Struktur
tertier, merupakan struktur molekul protein yang lebih kompak, alfa
heliks melipat-lipat, membentuk lipatan polipeptid yang strukturnya
dipertahankan selain oleh jembatan hidrogen juga oleh jembatan S,
ikatan clektrostatik, dan interaksi hidrofob. Struktur kuarterner,
(erdiri dari dua atau lebih unit polipeptid yang telah memiliki struktur
tenier. Protein yang merupskan gabungan unit-unit polipeptid ini
merupakan suatt kesatuan fungsional, yang kalau terpisah akan
kehilangan fungsi biokimianya. Struktur ini dipertahankan oleh ikatan
nonkovalen, ikatan hidrogen dan ikatan elektrostatik. Contoh klasik
dari suatu protein yang memiliki struktur kuartemer ialah hemoglobin.
Bagian globin dari hemoglobin ialah protein tetramer, terdiri dani 4
unit polipeptid. Hb A (Hb pada orang dewasa/adult) struktur molekul
globinnya adatah asBx, Hb F (Hb janin/fetus) struktur molekul
globinnya adalah azy: (Rodwell & Kenneth, 2003).15
Radikal bebas stress-oksidatif, dan target molckuler kerusakan
oksidatif|
Radikal bebas adalah suatu jenis biomolekul (spesies) yang
‘mampu berada secara independen, yang mengandung satu atay lebih
elekiron tidak berpasangan. Reactive Oxygen Species (ROS)
merupakan istilah kolektif untuk tidak hanya radikal yang dipusatkan
pada oksigen seperti radikal superoksid (02), dan radikal hidroksil
(OH), tetapi juga hidrogen peroksida (H,O2), singlet oksigen ('O.),
asam hipoklorid HOC! dan ozon (O;), dengan demikian termasuk
derivat oksigen non radikal yang secara potensial membahayakan.
Reactive nitrogen species (RNS) dapat berasal dari nitroksil (NO’) dan
termasuk jenis peroksinitrit (ONO) yang merusak. Radikal bebas
yang diproduksi sebagai hasil samping metabolisme normal ialah
superoksid Oz), hidroksil (OH) dan nitroksil (NO‘) dan spesies
oksigen reaktif (ROS) seperti hidrogen peroksida (H,0;), semuanya
terbentuk in vivo (Weiseman, 1996).
Radikal bebas utama dalam kebanyakan sistem biologis yang
‘mengalami oksigenasi adalah superoksid (O:") yang ada dalam
keadaan seimbang dengan bentuk protonated-nya, hidroperoksid
(HO®,). Sumber utama dari radikal bebas ini adalah kebocoran-sedang
dari rantai transport elektron (rantai respirasi) dalam mitokondria,
Kloroplas dan retikulum endoplasmik. Walaupun superoksid (02°)
relatif tidak aktif dibanding radikal lainnya, sistem biologis dapat
merubahnya menjadi jenis lain yang lebih reaktif, seperti peroksil
(ROO), alkoksi] (RO), dan hidroksil (HO). Yang terakhit ini dapat
berasal dari reaksi Fenton, dimana siklus redoks ion logam dengan
reduksi yang diefektifkan oleh superoksid (O;") dan oksidasi oleh
produk dismutasinya, hidrogen peroksida (H, O;). Besi dan tembaga
penting dalam sistem biologik sebagai ion logam-transisi, dengan
bentuk reduksinya mampu dengan cepat memutus hidroperoksida
organik (termasuk lipid) membentuk radikal yang dapat memulai
reaksi-reaksi yang berantai akhimya memberi hasil yang. stabil
misalnya hidroksida lipid (Dean et al., 1997).16
Peroksidasj lipid merupakan sumber radikal bebas
Peroksidasi (otooksidasi) lipid yang dipaparkan pada oksigen
tidak hanya menimbulkan kerusakan makanan atau tengik, tetapi juga
‘merusak jaringan in vivo (dalam tubuh, jaringan hidup).
Peningkatan pembentukan lipid peroksida dapat menyebabkan
kanker, penyakit-penyakit inflamasifperadangan, aterosklerosis atau
penyakit jantung dan lain-iain. Efck merusak dimulai oleh radikal
bebas, peroksil (ROO}), alkoksil (RO), hidroksil (OH) yang
dihasitkan selama pembentukan peroksida dari asam lemak yang
mengandung beberapa ikatan rangkap yang dipisahkan oleh metilen
atau asam Jemak tidak jenuh ganda alami (PUFA, misalnya @-3 dan
6)
Peroksidasi_merupakan reaksi berantai yang dengan terus-
menerus memberikan tambahan radikal bebas yang memulai perol
dasiberikutnya. Keseluruhan reaksi tersebut terdiri dari inisiasi,
Propagast dan terminasi. Karena molekul awal untuk permulaan
proses umumnya hasil peroksidasi lipid (ROOH), peroksidasi lipid
merupakan reaksi berantai dengan efek penghancuran yang potensiat.
‘Untuk mengendalikan dan mengurangi peroksidasi lipid baik, pada
manusia maupun alam maka diperlukan penggunaan anti oksidan baik
eksogen maupun endogen (berasal dari dalam wbuh sendiri)
Antioksidan ialah substansi yang bila kadamya rendah dibanding
dengan substrat yang dapat mengalami oksidasi, maka secara
bermakna menunda atau mencegah oksidasi substrat itu. Antioksidan
yang sering ditambahkan pada makanan antara lain ialah: propil gallat,
dan butilated hidroksianisol (BHA). Termasuk antioksidan endogen
ialah: superoksid dismutase, katalase, glutation (GSH) dan asam urat
‘Termasuk antioksidan alami ialah vitamin E (tokoferol) yang larut
dalam lipid dan asam urat dan vitamin C yang larut dalam air, B -
karoten yang merupakan antioksidan pada tekanan 0, rendah.
Antioksidan dikelompokkan menjadi 2 kelompok. Antioksidan
preventif yang mengurangi kecepatan permulaan rantai dan
antioksidan’ pemutus rantai yang mengganggu penggandsan rantai.
Termasuk antioksidan preventif adalah katalase dan peroksidase lain
yang bereaksi dengan lipid (ROOH), penghelat ion logam misalnya
DIPA (dietilenetriaminopentaasetat), dan EDTA (etilenediamineW
tetraasetat). Termasuk antioksidan pemutus rantai adalah fenol dan
amine aromatik. In vivo antioksidan pemutus rantai terutama adalah
superoksid dismutase yang bekerja dalam fase air untuk menangkap
radikal bebas superoksid (O;"), mungkin asam vrat dan vitamin E
yang bekerja didalam fase lipid, menangkap sadikal peroksil (ROO).
In vivo peroksidasi juga di katalisis oleh senyawa heme dan oleh
Tipoksigenase yang ada didalam trombosit dan leukosit, dil. Termasuk
hasil otooksidasi ialah oksisterol dan isoprostane (Mayes & Botham,
2003).
Stress-oksidatif alah suatu ketidak seimbangan antara
prooksidan dan antioksidan, kearah lebih banyak prooksidan. Dalam
individu yang sehat generasi ROS dan RNS diimbangi dengan
pertahanan antioksidan,
‘Akan tetapi penumpukan secara keseluruhan yang berlangsung
Jama dari kerusakan oksidatif mempercepat proses penuaan dan
penyakit terkait dengan usia misalnya penyakit Alzheimer,
Parkinson, kardiovaskuler dan kanker. Stress oksidatif dapat
Gisebabkan oleh penurunan kadar antioksidan, contohnya mainutrisi,
vitamin antioksidan dan giutathion kadamya rendah, atau kenaikan
pembentukan spesics oksigen reaktif (ROS), misalnya disebabkan
oleh bahan kimia toksis, obat dan inflamasi (sebagai suatu hasil dari
peningkatan oksidatif dalam fagosit). Radikal bebas dikaitkan dengan
lebih dari 100 penyakit termasuk penyakit Kardiovaskuler dan kanker.
Tetapi dalam banyak kasus radikal bebas bukan merupakan
penyebabnya melainkan sebagai komplikasi dari akibat komponen
yang mendasari patologi penyakit yang menyebabkan peroksidasi
lipid sebagai akibat, bukan suatu sebab dari jejas sel. Didalam kanker
kerusakan DNA yang disebabkan oleh karena spesies oksigen reaktif
(ROS) dan spesies nitrogen reaktif (RNS) adalah akibat mutasi dan
twmorogenesis dan kerusakan oksidatif pada LDL berakibat
atherosklerosis (Wieseman, 1996).
‘Target kerusakan-molekuler oleh radikal bebas dan oksidan non
radikal
Target kerusakan molekuler oleh radikal bebas dan oksidan non
radikal ialah DNA, lipid, protein dan karbohidrat. Untuk lipid danprotein termasuk Komponen membran dan lipoprotein. Lipid
peroksidasi ialah reaksi berantai yang diperantarai oleh radikal bebas,
yang dapat dimulai dari OH dan menyerang PUFA dalam membran
dan partikel lipoprotein plasma, mengakibatkan kerusakan oksidatif.
Peroksidasi lipid juga akan merusak protein membran langsung
Jewat serangan radikal bebas. Disamping itu lipidperoksida segera
mengalami dekomposisi oleh ion metal transisi yang jumlahnya
sedikit menghasilkan hasil antara radikal bebas dari peroksidasi lipid
‘yang mampu memperpanjang rantai reaksi (propagasi).
Kerusakan oksidatif dari DNA termasuk modifikasi basa DNA
oleh radikal hidroksil (OH). Modifikasi protein termasuk oksidasi
‘gugus tiol dan khususnya generasi dari derivat karbonil dari sisa asam
amino. Pembentukan residu-residu nitrosotio! dan nitrotirosin dapat
terjadi sebagai akibat serangan spesies nitrogen reaktif (RNS).
‘Oksidasi protein oleh radikal bebas
Oksidasi protein oleh radikal bebas telah dipelajari sejak satu
abad yang lalu. Pada awalnya Dakin (1906) telah mempublikasikan
penelitian kimia yang mendalam, oksidasi asam amino leusin dan
asam amino lain oleh system Fenton (ion metal-transisi plus hydrogen
peroksida) dan agregasi protein dan fragmentasi dapat dijumpai oleh
peneliti lain. Segera setelah diketemukan glutathione, Hopkins menilai
bahwa antioksidan ini dapat sebagai anti dan pro — oksidan, yang
kemudian tergantung adanya ion metal transisi, dan dengan demikian
dapat menjadi protein inaktif, Beberapa autor memeriksa kepekaan
proteolitik protein teroksidasi, dan menunjukkan efek difasik yang
dengan oksidasi yang terbatas menuju ke peningkatan kepekaan,
sedang oksidasi yang lebih ekstensif dapat dihubungkan dengan
naiknya resistensi (Dean et al., 1997).
Kerusakan oksidatif pada protein yang disebabkan oleh
radikal bebas dapat merupakan inaktivasi reversibel (dapat
dikembalikan) dan irreversibel (tidak dapat dikembalikan).
Kerusakan dapat disebabkan oleh radikal yang terbentuk dari induksi
oleh karena radiasi, sistem katalis-ion-logam,oksigen-singlet (O;) dan
reaksi fotokimia, radikal endogen yang antara lain sebagai kerbonil
yang terjadi dari proses biologis lain. Sebagai akibat teroksidasinya19
prot
protein
Sangat sedikit protein yang dapat terbuka lipatan polipeptid-nya,
kalau ini terjadi menyebabkan hilangnya fungsi _biologis.
Kemungkinan terjadinya lipatan kembali dengan betul sangat rendah,
meskipun telah dilindungi oleh chaperon (molekul yang melindungi
protein). Scbagai akibat terpapamya pada sinar Ultra Violet
seharusnya lensa mata mudah kena kerusakan oksidatif. Tetapi
kenyataannya protein a-kristalin sangat panjang umumya. Hal. i
tidak mengherankan Karena protein a-kristalin adalah chaperon, yang
membatasi agregasi protein lain, dan oleh karena itu juga membatasi
terjadinya kekeruhan dan pembentukan katarak. Oksidasi invitro pada
kristalin, mengurangi kapasitas chaperon-nya dan q-kristalin yang.
dijsolasi dari lensa orang orang senile menunjukkan penurunan
kapasitas chaperon dan oksidasinya meningkat. Peningkatan-
kemudahan untuk mengalami pengrusakan oleh proteinase, sering
dipakai sebagai ukuran dari terbukanya lipatan polipeptid atau
rusaknya struktur tertier lensa mata. Ukuran inf*bitssnya, meskipun
tidak selalu, sesuai dengan protein yang Tefdksidasi. Protein yang
mengalami oksidasi berat akan mengalami denaturasi, agregasi, atau
fragmentasi yang irreversible (Dean et al., 1997).
Secara kuantitatif fragmentasi protein dapat diukur dengan SDS
PAGE (poliakrilamid gel elektroforesis). Gambaran elektroforensis ini
menunjukkan bahwa protein mengalami hidrolisis, schinggs pita-pita
elektroforesis menjadi lebih banyak (Dean e7 al., 1997, Asj'ari, 2004).
ialah terbukanya lipatan polipeptid dalam struktur molekul
Protein teroksidasi dan daya toksisnya terhadap organisme-nya
(host-organism)
Protein merupakan target yang gawat untuk kerusakan akibat
racun dan oksidasi, karena inaktivasinya yang cepat dan efeknya yang
suprastoikiometrik, berdasar atas fungsi katalitiknya. Inaktivasi
sebagian Kecil transporter ion, antera lain pompa natrium (di dalam
membran plasma atau mitokondria-nya) mungkin memiliki akibat
yang lebih drastik dari pada perubahan yang sama luasnya pada
kolesterol (Dean et al., 1997),20
Oksidasi protein dalam proses penuaan dan patologis tertentu
Proses Penuaan
Bentuk inaktif protein tertimbun dalam sel yang menjadi twa
seperti tampak pada nematoda, Turbarrix aceti ‘aged pigments” yang
mengandung protein, misalnya lipofuscin, juga tertimbun di datam
beberapa jatingan yang telah tua. Pertanyaan kuncinya, apakah
oksidasi protein adaiah primer atau sekunder dalam proses penuaan
Kadar karbonil protein meningkat dalam beberapa jaringan gerbil
dalam proses penuaan. Sebaliknya meningkat dalam fibroblas manusia
tua, invitro atau baru saja diambil dari masing-masing nil atau sedikit,
Aktivitas glutaminsintetase menurun dan enzim inaktif tertimbun
dengan penusan. Tetapi hanya sedikit bukti bahwa molekul inaktif itu
teroksidasi.
Protein umur panjang dari jaringan khusus misalnya lensa mate
memberikan indikator yang paling jelas bahwa produk oksidasi
protein khusus misalnya dopa, ditirosin, o- dan m- tirosin dan valin
hidroksida leusin tertimbun di dalam lensa katarakieus manusia dalam.
hubungannya dengan hilangnya cystein dan metionin. Dalam lensa
non kataraktous manusia rupa-rupanya hanya sedikit akumulasi o-
tirosin yang terkait dengan usia, tetapi ditirosin meningkat sampai
33%, maupun peningkatan yang cepat dari fluoresensi ditirosin (Dean
etal; 1997).
Diabetes .
Diabetes adalah salah satu penyakit yang biasa diwariskan.
Disebabkan oleh gangguan produksi insulin oleh sel pada pulau
pankreas, dan/atau oleh tanggapan jaringan yang kurang terhadap
insulin (resisten terhadap insulin). Akibat dari keadaan ini ialah kadar
glukosa darah secara khronik meningkat dan ini rupa-rupanye
merupakan sebab masalah-masalah utara dari diabetes misalnya
kebutaan, gangren dan gagal ginjal.
Reaksi glikasi antara glukose dan protein, dan molekul biologis
lainnya terutama yeaksi Millard (browning), telah lama diketahui
sebagai suatu bagian utama yang potensial untuk akibat-akibat ini
‘Glikosilasi Otooksidatif* melibatkan otooksidasi glukose lewat hasil2
antara dikarbonil dan gula yang terikat protein, dinyatakan penting,
disini hanya dipikirkan relevansi dari oksidasi protein.
Otooksidasi gula yang dikatalisis logam dan produk glikasi
protein dapat menghasilkan radikal yang memulai dan mem-propagasi
‘Kerusakan protein. Hubungan silang kolagen invitro oleh pemaparan
pada glukose yang akhimya berhenti dengan adanya N> dan adanya
kelator, menekankan pentingnya peristiwa oksidasi.
Aterosklerosis
Diabetes memudahkan terjadinya aterosklerosis, penyakit
vaskuler yang terkait dengan usia dan mungkin ini sebagian
disebabkan oleh kerusakan oksidatif. Aterosklerosis melibatkan
deposisi lipid dan sel di dinding pembuluh darah (membentuk ciri sel-
usa), dan menyebabkan proliferasi sel, penebalan dinding dan
deposisi kalsium. Sudah dapat dipastikan bahwa oksidasi_ makro-
molekul menyertai ateroskelosis; misalnya sekitar 30% kolesterol
Tinoleat teroksidasi ditimbun di dalam dinding pembuluh darah
aterosklerotik (tidak ada didinding pembuluh darah yang normal).
Kebanyakan lipid yang tertimbun di dalam dinding pembuluh darah
berasal dari LDL (low density lipoprotein ), modifikasi protein dalam
LDL (yaitu apo-B-) oleh aldehid dan oksidasi lipid telah terbukti
merupakan scbab utama dari deposisi lipid dalam ateroma. Hal ini
perlu dibedakan antara oksidasi Iangsung protein dan asal yang
sekunder untuk oksidasi lipid.
Penyakit syaraf-degeneratif (neurodegeneratif)
Dalam kesempatan ini dibahas dua macam penyakit syaraf
degeneratif (neurodegeneratif), ait penyakit Alzheimer dan
penyakit Parkinson. Dikemukakan dalam referensi baru bahwa peran
toksik dari protein-teroksidasi lebih diutamakan dari pada peran lipid
teroksidasi. Protein-teroksidasi_ lebih rentan terhadap hidrolisis
(iragmentasi) Salah satu protein yang merupakan substrat dari
hidrolisis ini adalah APP (amyloid precursor protein), APP adalah
protein transmembran yang mengandung 770 asam amino. ABP
(amyloid # protein) adalah suatu peptid yang mengandung 39 - 4222
asam amino, berasal dari pemotongan proteolitik (fragmentasi
hidrolitik) dari ujung karboksil APP, Adanya ABP dapat diperiksa
dengan metode histo-kimia, sebab ABP bersifat seperti amilum yang
dengan iod menjadi biru. Salah satu hipotesis, adalah cascade amiloid.
Penimbunan ABP merupakan sebab dari keadaan patologis yang
diamati dalam otak penderita penyakit Alzheimer, sedangkan
kekusutan neurofibriler dan perubahan vaskuler adalah sekunder.
Dampak lain dari teroksidasinya protein adalah inaktivasi enzim untuk
sintesis dopamin dari asam amino tirosin. Dopamin juga merupakan
substrat_kerusakan oksidatif. Sehingga kadar dopamin di dalam
substansia nigra di otak menurun, sebagai akibat dari penurunan
sintesis dan peningkatan kerusakan. Dengan demikian rasio asetil-
kolin/dopamin meningkat. Penyakit Parkinson muncul bila kadar
dopamin menurun sampai 80% (Dean et al., 1997).
Efek protektif dari komponen diit, terhadap kerusakan membran
dan LDL
Dibicarakan membran bersama LDL, sebab susunan molekuler
membran menyerupai EDL. Otooksidasi_ monosakarid merupakan
proses yang dikatalisis oleh logam transisi, menghasilkan hidrogen
peroksida dan ketoaldehid, yang sangat reaktif dapat merubah protein.
Sehingga proses ini dapat mengakibatkan kerusakan membran, hal ini
memberi kesan bahwa kelebihan glukose dan monosakharid lain
dalam diit dapat merugikan.
a-tokoferol (= vitamin E) menghambat peroksidasi lipid dalam
sistem membran, baik mikrosomal maupun liposomal. Pengaruh a-
tokoferol sebagai antioksidan tethadap membran dan LDL
memungkinkannya untuk melindungi sel endothelial manusia. Stress
oxidative yang diinduksi alkohol dapat dicegah-sebagian dengan
suplementasi vitamin E. Pesan konsumsi alkohol-kronik dalam
mempermudah stress oxidative dalam hepar dinyatakan sebagai
Kenaikan peroksidasi lipid membran, dikenal dengan baik dan
diperkirakan diperkuat oleh diit yang tinggi kandungan lemak atau
xenobiotik. a-tokoferol terdapat di dalam makanan yang mengandung
banyak asam lemak tidak jenuh (PUFA). Secara slami makanan itu
sudah ada vitamin E-nya untuk pengawetan lemak dalam makanan23
tersebut (supaya tidak tengik).
Ubiquinol-10 (bentuk tereduksi dari _ubiquinon-10, ata
Koenzim-Q-10, ditemukan dalam sayuran berdaun hijau dan dijual
sebagai suplemen Kesehatan) merupakan antioksidan lain untuk
membran yang efektif, dan pengaruh perlindungannya telah
didemonstrasikan dalam membtan liposomal.
Bila kepada marmut diberikan diit vitamin C (untuk periode 5
minggu) suatu dosis 660 mg/kg diit, bila kemudian dibuat membran
mikrosomal hepar dan diperoksidasikan in vitro akan terjadi
pengurangan pembentukan TBARS (MDA). Penemuan-penemuan itu
menunjukkan bahwa penambahan diit 40X lebih banyak vitamin C
dari pada yang diperlukan untuk mencegah sariawan, melindungi
membran dan Komponen seluler lain terhadap kerusakan oksidatif
B-karoten terdapat dalam wortel, bertindak sebagai antioksidan
pelenyap radikal pada tekanan oksigen rendah (erutama efektif
terhadap oksigen singlet) diperkirakan pada membran intraseluler.
Sesungguhnya suptementasi -karoten telah dilaporkan dapat
mengurangi peroksidasi lipid in vivo.
‘Vitamin D adalah unik diantara vitamin-vitamin lain, dalam hal
peran dan kebutuhannya, Kebutuhannya dapat dipenuhi baik dari dit
mavpun dari fotosintesis di dalam kulit, Oleh karena itu vitamin D
dinyatakan sebagai hormon steroid. Vitamin D adalah antioksidan
‘membran dalam hal menghambat peroksidasi lipid dalam. sistem
membran model liposomal dan depat juga sebagai antioksidan in vivo.
Flavonoid antara lain quercetin dan myrecetin (terdapat_ di
dalam anggur merah, teh, apel dan bawang merah) menghambat
peroksidasi lipid membran, Suatu indeks antioksidan telah disusun
untuk menaksir efektivitas flavonoid dan fenol iain dalam anggur
merah dibanding dengan anggur putih. Flavonoid yang diisolasi dari
tanaman obat-obatan Indian seperti nepetin dan morellonoflavone
adalah inhibitor kuat_uniuk peroksidasi lipid membran in vitro.
Flavonoid lain kaempferol-3-O-galaktosid melindungi tikus tethadap
peroksidasi lipid hepar, dan flavonoid yang diberikan sebagai
makanan pada mencit memiliki efek protektif terhadap kerusakan
oksidatif yang diinduksi ofeh sinar gamma dengan luteolin yang
paling efektif, Fitoestrogen merupakan isoflavonoid yang paling
efektif (ditemukan dalam produk-produk kedele) _ melindungi24
membran mikrosomal terhadap peroksidasi fipid, pengaruh ini juga
diamati untuk estrogen endogen seperti 17 B-estradiol, estrogen,
katekol dan tamoksifen.
Curcumin dan eugenol dijumpai pada rempah-rempah/bumbu,
‘menurunkan kadar lipid peroksida pada tikus. Oleh karena itu menarik
untuk diperhatikan suatu bumbu (tameric=kencur) yang mengandung
25% kurkumin. Konsumsj fwneric di India 4 g/orang/hari,
‘menunjukkan Konsumsi kurkumin 80 - 200 mg kurkumin/hari.
‘Konsumsi eugenol diperkirakan agak kurang yaitu sekitar 0,6 mg/hari.
Zat penyedap makanan vanillin menghambat kerusakan
oksidatif dari asam linoleat dari padi-padian.
‘Karnosol dan asam karnosik yang merupakan konstituen dari
bahan aktif dalam ekstrak bunga rosemary, adalah antioksidan
membran, pada membran mikrosomal dan liposomal.
Asam kafeic dalam kopi menghambat peroksidasi lipid
membran dalam sistem uji in vitro, dan kopi sendici dengan kuat
melindungi terhadap mutagenisitas dan sitotoksigenitas dari oksidan t-
butilhidroperoksida.
Ekstrak bawang putih tua menghambat peroksidasi lipid
dalam membran mikrosom hati tkus, dan penelitian senyawa
organosulfur utama dalam ckstrak bawang putih tua tersebut
menunjukkan S-atlilsistein dan S-allimerkaptosistein memiliki
aktivitas menghilangkan radikal.
Zine (Zn) terdapat dalam daging, padia-padian, kacang-
kacangan dan kerang, merupakan antioksidan dalam eritrosit,
Selenium (Se) terdapat dalam padi-padian, daging dan ikan. Diit
memainkan peran penting, melindungi membran dalam mamalia lewat
pengaruhnya pada tapak aktif selenoenzim glutation peroksidase, yang.
mengambil hidroperoksida lipid dan bekerja secara sinergik dengan
katalase dan Cu/Zn superoksid dismutase.
Strategi diit untuk meningkatkan kadar glutation untuk maksud
perlindungan terhadap kerusakan oksidatif telah menunjukkan bahwa
Konsumsi derivat sistein, N-asetilsitcin (sistein sendiri_amat
toksis/beracun) dapat berhasil meningkatkan kadar glutation meskipun
glutation sendiri dapat diberikan lewat oral (dimakan) tanpa efek
samping.
Cuprum (Cu) atau tembaga, sebagai Ton Cu (II) terdapat25
dalam hati. Telah ditemukan bahwa ion Cu (II) menghambat
peroksidasi lipid, yang dimulai oleh radikal organik. Pengaruh
antioksidan dari Copper ini dapat disebabkan karena interaksi ion Cu
(U1) dengan radikal peroksil dari obat dan/ atau membran liposomal,
‘memotong reaksi rantai radikal
Mekanisme pemuliban (pengembalian) protein setelah mengalami
kerusakan oksidatif
Mckanisme pengembalian kerusakan oksidatif melibatkan antara
lain: Gugus tiol, Metionin dan Basa Schiff
Tnaktifasi enzim oleh karena oksidasi terbatas pada SH telah
diamati, terutama dengan tiol (G-S-S-G)= Glutation (eroksidasi (dari
Metionin) sebagai oksidan, sehingga membatasi jangkauan reaksi.
Dengan demikian pemberian aldose reduktase dengan G-S-S-G
menghasilkan pembentukan campuran disuifid, perubahan konformasi
dan inaktivasi enzim, yang dapat dikembalikan dengan pemberian
GSH (glutation tereduksi). Dapat membaliknya S-tiolasi juga dapat
diamati pada protein dalam sel yang terpapar pada radikal. Selanjut-
nya peningkatan respirasi seluler dalam manusia mengakibatkan
tiolasi reversibel yang cepat dari sejumlah protein sitoplasmik. Oleh
karena itu tiol biologis (biological thiol) seperti GSH dan sistein dapat
mempengaruhi inaktivasi protein yang diinduksi oleh oksidan secara
langsung dengan radikal maupun tidak langsung dengan membentuk
ikatan dengan tiol yang dapat dibalikkan (reversibel). Peristiwa
tersebut juga merupakan proses penting dalam penglipatan protein
enovo dan mempertahankan konformasi.
Basa schiff. Basa schiff adducts terbentuk pada reaksi dari
amine dengan suatu karbonil adalah tidak stabil. Oleh karena itu
sebagai jalan untuk pemulihan kembali kemungkinannya kecil.
Hadirin yang terhormat,
Evolusi kehidupan manusia
Sejak berada di dalam kandungan, secara terus menerus
beberapa macam evolusi dialami oleh manusia, Status gizi dan status26
Kesehatan manula dipengaruhi oleh masukan makanan yang
ikonsumsi dalam tahun-tahun sebelumnya.
‘Bvolusi, gaya hidup manusia telah berubah terus, dari mengejar
mastodon, menuju kedalam jaringan mengikuti gelombang komputer
di seluruh dunia (Solomons, 2002).
‘Zaman dahulu manusia makan karena lapar, minum karena
haus, instink dasar ini digerakkan oleh kebutuhan organisme. Mereka
makan apa yang mereka jumpai. Peradaban telah menambah dimensi
‘kesenangan untuk menikmati makanan, dalam hal penampilan, rasa,
aroma, dan suhu. Waktu makan disesusikan dengan dimensi sosial.
Serangkaian faktor menentukan pasokan nutrien dan senyawa-
senyawa non gizi yang menyertainya, Nutrien yang di absorpsi selain
ditentukan olch barrier intrinsik, juga kandungan gizi maupun non gizi
ikut menentukan.
Apakah gaya hidup aktif mereka sebagai pemburu, melindungi
mereka dari penyakit degeneratif. Apakah tidak adanya lemak dengan
kandungan serat dan fitokimia dan cara hidup mereka memberikan
imunitas terhadap penyakit kronis (Milton et al., 1999). Masalah ini
‘menjadi tantangan bagi abli-abli dari berbagai bidang keablian.
Pidato ini merupakan kajian terhadap suatu kenyataan yang ada
dalam populasi manusia di dunia. Usaha untuk meningkatkan
keschatan telah dilakukan oleh beberapa pihak dan usaha ini di
Indonesia rupa-rupanya ada hasilnya.
Usia harapan hidup pada penduduk Indonesia meningkat,
penduduk Jogja dan Jakarta tertinggi (untuk Indonesia) yaitu 71 tahun.
Diantara usaha peningkatan kesehatan tersebut adalah cara-cara hidup
sehai, termasuk cara pemberian gizi. Bagi balita normal dapat
diramakan tombuh kembangnya yang akan dalami, sampai batas usia
tertentu. Bagi manula yang sudah dapat mencapai usia lanjut tidak ada
tamalan tersebut. Petkembangan manula adalah misterius sampai
batas usia yang tidak dapat ditentukan oleh manusia, Diperlukan rasa
perikemanusiaan untuk mendapatkan atau menciptakan pedoman
untuk rekomendasi anjuran diit sesuai status potensial manula
ekstfem, termasuk potensi metaboliknya yang menurun.
‘Manuia extrem dapat digolongkan menjadi tiga golongan sesuai
status potensialnya, Manula extrem mongkin masih berfungst total,
fisik maupun psikologis. Manfaat diit dan energi baginya adalah untuk27
mendukung penggunaan energi basal dan aktivitas fisik, Masukan
protein normal dan mikronutrien yang menycrtainya sesuai. Selain itu
‘manula mungkin debil atau lemah dengan kebilangan sensoris atau
mengalami amputasi, menderita penyakit neurologik atau muskulo
skeletal, tetapibukan kelemahan yang menyebabkan kematian.
Diitnya harus mendukung kebutuhan energi pada penggunaan energi
yang dibolehkan, dengan protein dan mikronutrien yang
menyertainya. Jika ada penyakit metabolik seperti diabetes dan
hipertensi, ada anjuran yang’ disampaikan dengan bijaksana dan hati-
hati supaya dapat difahami, dalam batas yang diperlukan dan dapat
diterima,
Manula ekstrem dalam keadaan preterminal atau terminal, dan
dengan ketahanan terbatas yang dapat diprediksi harusnya diberi
makan (disuapi) dengan ‘suatu cara yang maksimum tetapi
menyenangkannya, menciptakan kesejahteraan psikologis dan
keschatan, dan menghindari keadaan psikologis yang menjengkelkan
dan tidak nyaman, Kebijaksanaan mengatur untuk memberikan
perpanjangan hidup atau bantuan enteral maupuan parenteral dalam
keadaan terminal, manfaatnya masih dipertanyakan (Solomons, 2002).
Pedoman untuk diit yang dianjurkan merupakan perluasan
keterangan dari the US food pyramide, berasal dari Robert Russel
yang bekerja pada USDA (United State Department of Agricultural)
‘Human Nutritian Research of Aging di Boston. Mereka menerima
kerangka kerja piramid dasar, tetapi seterusnya meninjau kembali
dasarnya pada keadsan spesifik yang lebih umum dalam populasi
manula (Russel ef al, 1999). Kecenderungan kearah konstipasi
(Gembelit) meningkatkan perhatian pada masukan air yang cukup dan
menyertakan serat banyak di dalam diitnya. Hidrasi juga melindungi
terhadap kecenderingan yang lebih besar untuk mengalami dehidrasi
dan dalam keadaan yang lebih mudah menderita ischemic sebagai
akibat dari hipovolemia akut. Horwath et al. (1999) dalam suatu
artikel yang berjudul : “Eating your way 10 successful old age with
special reference 10 older women” telah mengomentari modifikasi
spesifik yang terjadi pada penusan dan penghentian menopause ini
adalah suatu penyesuaian pada bidang kebutuhan nutrien; selanjutnya
dan mereka menambahkan keterangan bahwa kebutuhan besi_ dan
vitamin A Icbif rendah dalam usia lanjut sedang kebutuhan kalsium,28
vitamin D, vitamin B12, dan vitamin B6 lebih tinggi. WHO dalam
suatu Konsultasi di Cyprus dalam tahun 1995, mengembangkan
filosofi dan konsep dari Food Based Dietary Guidelines (FBDG).
Wahlgyist et al. (1998) cit Solomons 2002 ) telah mengaktifkan
konsep dalam reference untuk anjuran-anjuran diit terutama orang (ua
(Wahlavist et al., 1998 cit Solomons, 2002). Mereka membuat
summary bahwa “FBDG memasukkan komposisi nutrien dan non
nutrien dari makanan, makanan yang tersedia lokal, produksi
makanan, pola makanan, misaInya makanan tradisional, dan sarana
pembuatan makanan (dapur, cuisine), yang mendukung dan pengaruh
mereka dalam derajat kesakitan dan kematian dalam populasi”. Ada
asumsi tersembunyi ialah bahwa dapur di pedesaan atau pedalaman
merupakan pola terbaik untuk mempertahankan Kesehatan, Akan
tetapi dalam konteks perkembangan yang unik (misterius) dari orang
tua, ini tinggal hipotesis. Observasi Bernstain et al. (4999)
‘menunjukkan bahwa penghuni panti wreda yang lebih lemah memiliki
masukan diit yang lebih sesuai dan seimbang dari pada yang lebih
aktif yang melayani dirinya, karena perawat memerintahkan
“makanan itu harus dimakan". Memilih makanan sendiri sasarannya
Jauh dari diit yang dianjurkan (recomanded dietary alloance). Apakah
ini baik atau jelek dalam jangkauan yang luas. Semua komentar
tersebut merupakan bahan untuk diskusi tapi tanpa pemecahan dari
nilaj-nilai dibalik tujuan individual dan sosial (kolektif) untuk kualitas:
hidup manula ekstrem,
Hadirin yang terhormat,
Kesimpulan dan Saran
Abii antropologi dan ahli gizi telah lama tertarik pada pola dit
dari orang-orang yang berada di bagian dunia yang tidak begitu
terpengaruh oleh cara hidup orang barat. Telah pula disadari bahwa
iit dari hunter-geatherer, di jaan modem dapat merupakan standard
acuan untuk diit manusia modem dan menjadi model untuk
ertahanan tubwh terhadap penyakit tertentu dari orang-orang beradab.
Namun demikian, harus diingat pula bahwa yang perlu dicontoh dari
orang dahulu bukan hanya komposisi diitnya tetapi juga gaya hidup29
leinnya, termasuk aktivitas fisik yang kiranya lebih berat dari pada
manusia moderen. Disamping itu adanya polutan (pencemar) dalam
Jingkungan hidup orang jaman dahulu kurang dibanding orang-orang
jaman sekarang. Dari uraian di atas dapat disimpulkan dan disarankan
sebagai usaha hidup sehat di hari tua, di jaman modem ini, a. £) adab
(Sopan santun, tata cara) makan yang baik, dengan komposisi, kualitas
dan kuantitas sesuai usia, aktifitas fisik, status kesehatan dan status
metabolik 2) pengendalian pemaparan manusia terhadap lingkungan
yang selalu dimungkinkan mengalami perubahan ke arah merugikan
bagi manusia. 3) aktivitas fisik rutin atau olah raga yang dapat
memperbaiki keseimbangan komposisi cairan tubuh dan pengendalian
peningkatan biomolekul yang proporsional. 4) komposisi diit yang
selain harus proporsional dan kuantitas makronutrien yang seimbang
juga disertai mikronutrien dan senyawa kimia non gizi yang
jumlahnya sesuai, Meskipun ada kemungkinan regenerasi dari makro
‘molekul dalam badan setelah mengalami oksidasi maka gaya hidup
tersebut sebaiknya telah dirnulai sejak awal kehidupan, tetapi kiranya
tidak ada kata terlambat bagi yang telah dewasa atau yang telah lanjut
usia.
‘Akan tetapi dalam konteks perkembangan yang misterius dari
orang tua, ini tinggal hipotesis. Merupakan suatu kemyataan bahwa
penghuni panti wreda yang lebih lemah memiliki masukan diit yang
tebih sesuai dan seimbang dari pada yang lebih aktif yang melayani
dirinya, karena perawat memeriniahkan makanan itu harus dimakan.
Memilih makanan senditi sasarannya jauh dari diit yang dianjurkan
(recomanded dietary alloance).
Hadirin yang terhormat,
Lambat laun sampai juga saatnya saya harus mengakhiri pidato
pengukuhan ini. Tetapi sebelumnya perkenankanlah saya menyampai-
kan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Pemerintah R.L.
dalam hal ini Mendiknas, atas kepercayaan yang diberikan kepada
saya untuk menduduki jabatan Guru Besar dalam bidang [lmu
Biokimia pada Fakultas Kedokteran UGM.
Penghargaan dan ucapan terima kasih juga saya sampaikan
kepada Rektor, Ketua Senat Akademik, Tim Penilai Usulan Kenaikan30
Pangkay/Golongan Senat Akademik, dan seluruh anggota Majelis
Guru Besar UGM yang telah menerima saya sebagai anggota. Ucapan
terima Kasih juga saya sampaikan kepada Ketua dan Sekretaris
Majelis Guru Besar yang telah mengoreksi naskah pidato ini.
Kepada Dekan, semua Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UGM
dan semua anggota Senat Fakultas Kedokteran saya mengucapkan
terima kasi yang sebesar-besamya dan penghargaan yang tinggi atas
sera dukungan dalam menjalankan tugas saya sebagai dosen hingga
menempuh jabatan Guru Besar.
Terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya juga saya
sampaikan kepada Prof. Dr. dr, H. M. Ismadi dan Prof, Dr. dr. Siti
Dawiesah Ismadi, MSc. yang telah mengenalkan Biokimia kepada
saya dan membimbing saya selama bekerja di Bagian Biokimia
Fakultas Kedokteran UGM. Kepada Prof. Dr. dr. Zaenal Arifin NA,
‘SU Kepala Bagian Biokimia FK-UGM saya sampaikan ucapan terima
Kasih yang culus atas dorongan dan motivasinya yang terus menerus
‘untuk memproses pengusulan jabatan Guru Besar saya
‘Kepada para pembimbing, Guru Besar dan rckan-rekan dosen di
Bagian Biokimia FK Eurasmus University, Rotterdam dan Lipid
Laboratory, Department of Pathological Biochemistry Royal
Infirmary, Medical Faculty, University of Glasgow, U.K. yang telah
‘mencerahkan dan memperluas cakrawala berpikir saya. Saya ucapkan
banyak terima kasih
Rasa hormat dan terima kasih saya sampaikan kepada guru-gura
saya di Sekolah Rakyat Negeri (Kotagede dan Pujokusuman), SMP
Muhammadiyah Il Yogyakarta, SMA Negeri Ill B Yogyakarta dan
SMA Negeri Il B Budiutomo Jakarta yang telah mendidik, mengajar,
dan memberi bekal pengetahuan schingga saya dapat menyelesaikan
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Penghargaan yang sangat dalam tidak lupa saya sampaikan
kepada almarhum dan almarhumah Bapak dan Ibu Drs. Soepardi
Atmosudigdo dan almarhumah mertua saya Ibu Hardjodinomo atas
kasih sayangnya dan salah setunya yang paling terkesan bagi saya
adalah pemberian contoh tauladan untuk hidup sederhana.
Kepada para dosen FK-UGM selama saya _menempuh
pendidikan S-] sampai S-3 saya haturkan terima kasih. Kepada para
sejawat dan termasuk karyawan di Bagian Biokimia FK-UGM dengan31
permintaan maaf yang sebesar-besamya karena saya tidak mampu
menyebutkan satu persatu, saya ucapkan terima kasih atas
kerjasamanya dalam suasana kekeluargaan.
Akhimya kepada suamiku yang tercinta dan tersayang Drs.
Agj’ari Hd., MBA., yang telah membimbing dan mendampingi saya
dalam suka dan duka, penuh dengan pengorbanan dan pengertian
selama hampir 40 tahun, saya menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang tiada terhingga. Kepada anakku Satriyani, S.H.
serta menantuku dr. Santosa Budiharjo, MKes., saya ucapkan (erima
kasib atas pengertiannya selama ini, sehingga ibu dapat melaksanakan
twugas dengan baik. Kepada cucu-cucu yang nakal dan tucu-lucu Danu,
Ardi, dan Windra semoga hari bahagia ini memberi kesan yang sangat
dalam,
Terakhir kepada haditin sekalian, saya sampaikan terima kasih
alas simpati, Kehadiran, dan kerelaannya mengikuti_pidato
pengukuhan saya ini. Kepada semua fihak saya ingin menyampaikan
bahwa temyata jabatan Guru Besar itu bukan segala-galanya
melainkan adalah sesuatu amanah dari Allah SWT, oleh sebab itu saya
mohon do'a restu kepada para hadirin semua, mudah-mudahan saya
dapat mengemban amanah itu sebaik-baiknya, hidup lebih bijak, dapat
mengamalkan ilmu dengan baik dan berguna bagi agama, nusa, dan
bangsa, Amien.
Wassalarau'alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh,32
AFTAR PUSTAKA
Asj'ari, S.R., 2004. Kadar vitamin C plasma darah, kadar hemoglobin
darah fragilitas eritrosit dan elektroforesis membran. eritrosit
pada manula yang hidup bebas dari kelas menengah ke bawah.
Laporan Penelitian dengan Beaya Dana Masyarakat UGM.
Ana Baylin, Edmond, K., Kabagambe, Xinia Siles, and Hannia
Campos, 2002. Adipose tissue biomarkers of fatty acid intake 1-
3. Am J Clin Nutr; 76;750-
Asj'ari, S.R., 2002. A Review. Dietary Fiber Biochemical Inductions
and I's Hypocholesterolemic Effects. Indonseian Food and
Nutrition Progress. 9:1 & 2: pp 1-7.
Asj'ari, S.R., 2003. Ketahanan Hidup Penghuni Panti Sosial Tresno
Wreda dan Beberapa Parameter Biokimia Faktor Resiko
Penyakit Kardiovaskuler. Hasil Penelitian yang disampaikan
dalam Seminar ilmu-ilmu Biomedis Mutukhir IV, dalam rangka
Dies Natalis Fakultas Kedokteran UGM Tanggal 3-Maret 2003.
Azzi, A., Breyer, 1, Feher, M., Ricciarelli, R., Stocker, A., Zimmer,
S., and Jean-Mare Zingg, 2001. Nonantioxidant functions of a -
tocoferol in smoth muscle cells. J.Nutr. 131:3785-3815,
Blanck, H.M., Bowmaan, B.A., Cooper, G.R., Myers, G., and Miller,
D.T., 2003. Laboratory Issues. Use of Nutritional Biomarkers.
Nutr, 133:888S-8948.
Bender. D.A., & Mayes, P.A., 2003. Vitamin & Minerals. In Murray
RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. “Harper's
Illustrated Biochemistry” 26"Ed. Appleton & Lange Prentice
Hall USA pp573-587.
Connor, W-E., and Connor, S.R.L,, 1997. Should a low-fat, high
carbohydrat diet be recommended for everyone? N.EnglJ.Med.
337:8:562-7.
Cook, N.C., & Samman, S., 1996. A Review, Flavonoid-Chemistry,
Metabolism, Cardioprotrective Effects, and Dietary Sources. J.
Nutr. Biochem, 7:66-76.
Cordain, L., Brand-Miller, J., Eaton, S.B., Mann, N., Holt, $.H.A.,
Speth, .D., 2000. Plant to animal subsistence ratios and
worldwide energy estimations in worldwide bunter-gatherers,33
‘Am J Clin Nutr.71:682-692.
Dean, R.T., Shanlin, F.U., Roland Stoker, & Michael, J., Davies,
1997. Biochemistry and pathology of radical-mediated. protein
oxidation, Review Article. Biochem J. 324,1-18.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam (Penyusun), 1994, Ensiklopedi
Islam PT Tchtiar Baru van Hoeve Jakarta, jilid 3. hi 326-339.
Hussaini, MM., and Sakr, A.H., 1984. Islamic Dietary Lows and
Practices. Igram Publishers. USA.
Husaini, M.A., Ismadi. $.D,, Asj‘ari, S.R., dkk., 1990. Keadaan Gizi
dan Faktor-Faktor Biomedis, Sosio-Kultural dan Psikologikal
yang mempengaruhi Usia Lanjut. Laporan Penelitian, Puslitbang,
Gizi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
‘Departemen Kesehatan RI, Bogor.
Horwath, C., Kouris-Blazos Savige, G., Wahlqvist, ML, 1999.
Eating your way to a successful old age, with special reference
to older women, Asia Pac J Clin Nutr :8:216-225.
Kant, AK., Catkin, A., Hartis, T-B., Ziegler, R.G., and Block, G.,
1993, Dietary Diversity and Subsequent Mortality in the First
National Examination Survey Epidemiologic Follow up Study.
Am J. Clin Nutr. 57:434-40.
Liener, LE., 1995. Possible Adverse Effects of Soybean Anti
carcinogen. J.Nute, 125:7445-7505,
Mayes, P.A., and Botham, K.M., 2003. Lipids of Pysiologic
Significance. In Murray RK, Granner DK, Mayes PA and
Rodwell VW. Harper’s Illustrated Biochemistry. 26" ed. Pp.
111-121 Appleton and Lange Prentice Hall USA.
Mayes, P.A., & Botham, K.T., 2003”. Metabolism of Unsaturated
Fatty Acids & Eicosanoids. In Murray RK, Granner DK, Mayes,
PA, Rodwell VW. “Harper's Ilustrated Biochemistry” 26"Ed.
Appleton & Lange Prentice Hall USA pp219-231.
Mayes, P.A., & Botham, K.T., 203°, Cholesterol Synthesis, Transport
and Excretion. In Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell
‘VW. “Harper's Illustrated Biochemistry” 26"Ed. Appleton &
Lange Prentice Hall USA pp190-196.
Mayes, P.A., 1993. Structure & Function of Water Soluble Vitamins.
Th Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW.
“Harper's Illustrated Biochemistry” 23"Ed. Appleton & LangeM4
Prentice Hall USA pp573-587.
Milton, K., 2000. Hunter-gatherer diets - a different perspective
(Editorial). Am J Clin Nutr ;71:665-667.
Milton, K., 1999, Nutritional characteristics of wild primate foods: Do
the natural diets of our closest living relatives have lessons for
us? Nutriion ;15:488-498.
Murray, 2003. Biochemistry & Medicine. In Murray RK, Granner
DK, Mayes PA, Rodwell VW. “Harper's Illustrated
Biochemistry” 26"Ed. Appleton & Lange Prentice Hall USA.
ppl-4.
Murray, R.K., 2000, Biomolecules & Biochemical Method. In Murray
RK, Granner DK, Mayes PA and Rodwell VW. Harper's
Iustrated Biochemistry. 23 ed. Pp. 1-14 Appleton and Lange
Prentice Hall USA.
Murray, R.K., & Keeley, F.W., 2003. The Extracellular Matrix. In
Murray RK, Granner DK, Mayes PA and Rodwell VW.
Harper's Illustrated Biochemistry. 26 " ed. Pp. 535-555
Appleton and Lange Prentice Hall USA.
Morray, R.K., & Granner, D.K., 2003. Membranes: strukture &
Function. In Murray RK, Granner DK, Mayes PA and Rodwell
VW. Harper's Illustrated Biochemistry. 26 ™ ed. Pp. 30-39
Appleton and Lange Prentice Hall USA.
Passmore, R., and Eastwood, 1987. Davidson and Passmore’ Human
Nutrition and Dietetics. 8" Ed.Longman Group UK Ltd. Pp 29-
69, 146-167.
Poleman, C.M., & Capra, C.L., 1984, Shackelton’s Nutrition
Essentials and Diet Therapy. WB Savnders Company ,
Phyladeiphya,
Rodwell, V.W., & Kennelly, P.J., 2003. Proteins: Myoglobin and
‘Hemoglobin. In Murray RK, Granner DK, Mayes PA and
Rodwell VW. Harper's Iljustrated Biochemistry. 26 ed. Pp.
«40-48 Appleton and Lange Prentice Hall USA.
Rodwell, V.W., & Kennelly, P.J., 2003, Proteins: Higher Orders of
Structure.. In Murray RK, Granner DK, Mayes PA and Rodwell
‘VW, Harper's Mlustrated Biochemistry. 26 ed. Pp. 30-39
Appleton and Lange Prentice Hall USA.
Russel, R.M., Rasmussen, H., Lichtenstein, A.H., 1999. Modified35
food guide for people over seventy years of age. J Nutr,
129:751-753.
Sabirin, M., 2004. Sintessis Flavonoid: Potensi Metabolit Sekunder
‘Aromatik dari Sumber Daya Nabati Indonesia. Pidato
Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Iimu Kimia pada
Fakultas MIPA, UGM, 23-3-2004.
Savage, G.P., Dutta, C.P., Rodriguez-Estrada, M.T., 2002. Cholesterol
Oxides: Their Occurrence and Methods to Prevent Their
Generation in Food. Asia Pasific J. Clin Nutr 11(1)72-78.
Sitepu, M., Ismadi, S.D., Asj'ari, S.R., Suparmo, Hastari S., 1994.
Penelitian pengaruh minyak kelapa sawit terhadap perubahan
kadar kolesterol di dalam darah pada manusia (Laporan
penelitian PAU Pangan Gizi UGM).
Solomons, N.W., 2002. Nutrition and the extremes of life: dilemas
and enigmas of advanced old age. Asia Pacific J.Clin.Nutr
247-250.
Supari, F., 2004, “Fatty Acid’s in Cardiovascular Disease”. New
Paradigm. Pidato Ilmiah pada HUT ke 58 Fakultas Kedokteran
UGM, 5 Maret 2004.
Tauchi, H., Sato, T., Watanabe, T., (Ed) 1999. Japanese centenarians.
Aichi Medical University.
‘Wahab, A.S., Bambang Soempeno, Ismadi, HM., Asj'ari, S.R., dkk.,
1992. Kajian Fisiologis dan Psikologis Kehidupan Manusia Usia
Lanjut di Beberapa Panti. Laporan penelitian Kerja Sama:
Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup,
dengan Pusat Studi Otah Raga Universitas Gadjah Mada
‘Yogyakarta.
‘Wieseman, HL, 1996. Review. Dietary influences on membrane
function: Importance in protection against oxidative damage and
disease. J.Nutr. Biochem. 7:2-15.
William, S.R., 1970. Nutrition and Diet Therapy. The CV Mosby
‘Company. pp 390-417.36
BIODATA
Nama : Sti Rahajoe Asj'ari,
Tempat Lahir : Yogyakarta
TglLahir—: 12 Mei 1939
NIP : 130246681
Pangkat 2 Guru BesarifV ¢
Alamat : Alun-alun KG ILV/787 Yogya-
karta 55173.
Alamat Kantor : Bagian Biokimia FK-UGM,
IiKesehatan Yogyakarta 55821
Telp. 0274- 902446,
‘Svami: Drs, Asj’ari Hd., MBA.
‘Anak: Satriyani, S.H.
Menantu : dr. Santosa Budiharjo, M.Kes.
Cucu—: Danu, Ardi dan Windra
Riwayat Pendidikan:
|. Sekolah Rakyat Negeri Kotagede Yogyakarta: 1950
. Sekolah Rakyat Negeri Pujokusuman Yogyakarta: 1951
. Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah I Yogyakarta: 1954
‘Sekolah Menengah Atas Negeri 111 B Yogyakarta: 1956
. Sekolah Menengah Atas Negeri IIB Budiutomo Jakarta: 1957
Perguruan Tinggi:
& Sarjana Dokter, Fakultas Kedokteran UGM: 1965
b. Dokter, Fakultas Kedokteran UGM: 1967
¢. Ahli Biokimia, Fakultas Kedokteran UGM: 1973
4. S-3 Doktor dalam Imu Kesehatan, UGM: 1987
e. Pendidikan tambahan:
= Biokimia Kedokteran Fakultas Kedokteran Eurasmus
University Rotterdam: 1973-1974
- Metode penelitian lipoprotein Lipid Laboratory Department
of Pathologycal Biochemistry, Royal Infirmary Glasgow,
Glasgow University (U.K): 1994 ( bulan).
aveene37
Riwayat Pekerjaan:
1. 1-7-1965 Asisten AIP
2. 1-7-1966 Asisten AhL/F2
3. 1-1-1968 Dosen/Asisten Ahli/IIVa
4, 1-4-1973 Asisten Abli/IIV>
5. 1-4-1977 Lektor Muda/tIve
6. 1-10-1979 Lektor Madya/IIvd.
7
8
9.
1-10-1981 Lektor/IV/a
Lektor Kepala Madya/IV/a
Lektor Kepala Madya/IV/b
Lektor Kepala/IV/b
Guru Besar b
12. 1-4-2004 Guru Besar/IV c
Penelitian dan Publikasi:
Asifari, S.R., 2004, Kadar vitamin C plasma darah, kadar hemoglobin
darah fragilitas eritrosit dan elektroforesis membran eritrosit
pada manula yang hidup bebas dari kelas menengah ke bawah.
Laporan Peneiitian dengan Beaya Dana Masyarakat UGM.
Asiari S.R., Prasetyastuli, Zainal Acifin N.A., Ngadikun, Alda Ellen
‘Manampiring, Risanto Siswosudarmo and Sulhan Soefocwsn,
2003. Vitamin E and MDA concentrations in plasma of healthy
young adult, elderly and pregnancy, Indonesian food and
nutrition progress. December 2003 vol 10 number 2 ISSN 0854-
6177.
Asari S.R, 2002, Dietary fiber biochemical inductions and it’s
hypocholesterolemic effects. indonesian food and nutrition
progress. March and October 2002. Vol 9 number 1&2. ISSN
0854-6177.
‘Yuningtyaswari, Ismadi M., Asj’ari_S.R., 2002. Pengaruh asap
berbagai jenis rokok terhadap peroksidasi lipid plasma tikus
putih (Ratus norvegicus, L). Jumal Sains Kesehatan Vol. 15(2),
Mei 2002. ISSN 1411-6197.
Nur Sani Meida, Siti Dawiesah Ismadi, Asi’ari S.R., 2002. Parameter
Biokimia dan Beberapa Ukuran Antropometrik Tubuh Keadaan38
Tidak Puasa dan Puasa Ramadhan, Majalah Sains Kesehatan,
September 2002. ISSN 1411-6197.
Asi'ari S.R,, 2002. Kadar Vitamin E, Kolesterol dan Malondialdehid
Pada Orang Dewasa Muda. Karya Ilmiah yang disimpan di
Perpustakaan FKUGM tahun 2002.
As/'ari $.R., Sulchan Sofoewan, Prasetyastuti, Risanto Siswosudar-
mo, 2000. Ketidakseimbangan oksidan-antioksidan pada
preeklamasi, persalinan preterm dan berat badan lahir rendah
Penelitian dengan biaya QUE 1999/2000.
Asi‘ari S.R,..2000. Kadar vitamin E, kolesterol dan malondialdehie
pada orang dewasa muda. Penelitian mandiri dengan biaya
DIKS No kontrak : 4266/5.01/PL.06.05/99 1-9-1999,
Asiari_S.R., 2000. Struktur Molekuler dan peran Biokimia
Lipoprotein densitas rendah (LDL) dengan perhatian khusus
pada struktur molekuler, peran biokimia dan proteksi terhadap
modifikasinya. Majalah Kedokteran Indonesia, vol 50 (terbit
bulan Agustus 2000).
Nyoman Kertia, Ali Santoso, Poerwono Raharjo, Asiari $.R.. Ahmad
Husein Asdie, 1999. Perbandingan pengaruh terapi piroxicam
dengan ekstrak temu lawak dan kunyit pada proteoglikan dan
serabut kolagen cairan sendi penderita osteoastritis. Konfrensi
Kerja IRA VI, Malang 24 Juni 1999.
Geoffrey D. Smith, Robert Wetselaar, James J. Fox, Robert H. M. Van
de Graaff, Doeljachman Moeljohardjo, Joko Sarwono, Wiranto,
Asiari S.R.. 1999. The Origin and distribution of nitrate in
ground water from vilage wells in Kotagede, Yogyakarta,
Indonesia. Hydrogeology Journal vol. 7, no. 6, December 1999.
R. Wetselaar, G.D.Smith, J.J. Fox, R. Van de Graaff, Doeljachman
Moeljohardjo, Asari S.R. Wiranto, 1996. Nitrate in Javanese
well water; Occurrence and Origins. Jumal Agricultural Impacts
on Groundwater Quality no. 61. ISSN 1 86320 168 8.
Asiari S.R., Soempeno B., Ismadi, Sunarti, Prasetyastuti, Syarif R..
Muttagin Z., 1995. Total kolesterol, HDL Cholesterol, LDL
Cholesterol, VLDL Cholesterol, and Tryglyceride in aged
people living free in urban and living in an Indonesia nursing
home. (Presented at International Symposium “Biochemical and
Mulecular Biologycal Approaches on Ageing IUMBB39
Sponsored Symposium No. 253 September 20-21, Bandung,
Indonesia).
Asi’ari S.R,, 1991. Nutritional status of men cating rice as staple food
and eating tofu and tempeh as altemative protein sources.
(Presented in the “First World Congresson Sport Nutrition
Barcelona, June 16-1991).