Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Status Demografi Dan Status Gizi Dengan Anemia
Jurnal Status Demografi Dan Status Gizi Dengan Anemia
ABSTRACT
ABSTRAK
Anemia disebabkan oleh kekurangan gizi atau bisa disebut malnutrisi. Pemenuhan
nutrisi sangat dibutuhkan bagi remaja putri untuk mencukupi kebutuhan gizi karena
mengalami masa menstruasi dimana setiap bulan mengeluarkan darah haid yang bisa
mengurangi kadar hemoglobin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan status
demografi dan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMP Negeri 3
Kediri. Penelitian ini menggunakan rancangan studi cross sectional dengan populasi 194
siswi dan sampel 54 responden yang diambil menggunakan teknik sampling simple random
sampling. Variabel bebas penelitian ini adalah status demografi diukur menggunakan
kuesioner dan status gizi diukur berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT) serta variabel
terikat yaitu kejadian anemia diukur menggunakan alat spektrofotometri. Analisis data
menggunakan uji Fisher's Exact dan Two-Sample Kolmogorov-Smirnov (α = 0,05). Hasil uji
Fisher's Exact diperoleh p value = 1,000 > 0,05 artinya tidak ada hubungan antara status
demografi dengan kejadian anemia. Sedangkan, hasil uji Two-Sample Kolmogorov-Smirnov
diperoleh p value = 0,017 < 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara status gizi
dengan kejadian anemia. Berdasarkan penelitian ini diharapkan sekolah dapat berkoordinasi
dengan Puskesmas setempat melalui program pemerintah yaitu UKS (Usaha Kesehatan
Sekolah) agar dapat memantau asupan gizi remaja putri dengan melakukan pemeriksaan Hb
secara berkala, pembagian tablet Fe, serta mengajarkan cara minum tablet Fe yang benar.
Kata Kunci : Kejadian Anemia, Remaja Putri, Status Demografi, Status Gizi
PENDAHULUAN
Jumlah penduduk di Indonesia pangan dan kadar gizi yang diperoleh
sekarang semakin meningkat, dari dua (Andriani and Wirjatmadi, 2012).
ratus juta lebih penduduk yang tercatat, Pada umumnya masalah gizi yang
terdapat sekitar 37,3 juta penduduk hidup banyak ditemui di Indonesia dan di
di bawah garis kemiskinan. Setengah dari Negara berkembang adalah masalah
total rumah tangga mengkonsumsi Kurang Energi Protein (KEP), masalah
makanan kurang dari kebutuhan sehari- Anemia Besi, masalah Gangguan Akibat
hari, dan lebih dari seratus juta penduduk Kekurangan Yodium (GAKY), masalah
beresiko terhadap berbagai masalah Kurang Vitamin A (KVA) dan masalah
kurang gizi. Ketidakseimbangan gizi obesitas terutama di kota-kota besar.
makanan yang dikonsumsi dapat Disamping masalah gizi tersebut, diduga
mengakibatkan terganggunya ada masalah gizi mikro lainnya seperti
pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, defisiensi Zink yang sampai saat ini
lemahnya daya tahan tubuh terhadap belum diketahui (Supariasa, 2012).
serangan penyakit, serta menurunnya Anemia gizi merupakan suatu keadaan
aktivitas dan produktivitas kerja. kadar haemoglobin darah yang lebih
Lingkungan tempat tinggal juga akan rendah daripada normal sebagai akibat
mempengaruhi rendahnya konsumsi ketidakmampuan jaringan pembentuk sel
darah merah dalam produksinya guna
mempertahankan kadar haemoglobin pada pada remaja, mengemukakan bahwa salah
keadaan normal. Anemia gizi ini sangat satu faktor yang mempengaruhi adalah
sering dijumpai di Indonesia dan bisa sosial ekonomi dan demografi. Di lain
terjadi pada semua golongan umur sisi, penelitian yang dilakukan oleh
(Andriani and Wirjatmadi, 2012). Setyawati dan Setyowati (2015) mengenai
Masalah anemia pada proporsi karakteristik gizi remaja putri urban dan
penduduk usia ≥ 1 tahun di Indonesia rural di Provinsi Jawa Tengah
mencapai 21,7%. Berdasarkan menunjukkan rerata status gizi pada
penggolongan umur persentase anemia remaja putri yang tinggal di Kota lebih
pada kelompok usia 5-14 tahun mencapai rendah dibanding status gizi remaja putri
26,4%. Persentase kejadian anemia pada yang tinggal di pedesaan.
usia ini lebih tinggi dibandingkan pada Dalam penelitian Yunarsih dan
kelompok usia 15-24 tahun yang hanya Antono (2014) yang berjudul “Hubungan
mencapai 18,4%. Di lain sisi, persentase Pola Menstruasi dengan Kejadian Anemia
kejadian anemia pada daerah perdesaan Pada Remaja Putri Kelas VII SMPN 6
lebih tinggi yaitu 22,8% dibandingkan Kediri”, didapatkan hasil kadar
dengan daerah perkotaan yaitu 20,8% haemoglobin remaja putri kelas VII
(Riset Kesehatan Dasar, 2013). SMPN 6 Kediri berkisar antara 9,0 – 17,0
Dari data yang peneliti dapatkan g/dl dengan jumlah kejadian anemia 11
melalui studi pendahuluan di Dinas responden atau 27% dari total responden
Kesehatan Kota Kediri pada tanggal 11 41. Hasil penelitian ini didapatkan 7 dari
Oktober 2018, telah dilakukan 11 responden yang mengalami anemia
pengukuran kadar haemoglobin terhadap memiliki Indeks Masa Tubuh (IMT) yang
remaja putri usia 10-18 tahun di SMP dan rendah, hal ini dapat menunjukkan bahwa
SMA Kota Kediri dalam rangka survey status gizi juga merupakan salah satu
Hb anak sekolah. Dari 500 sampel yang penyebab terjadinya anemia pada remaja.
diambil secara acak diketahui bahwa siswi Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
yang mengalami anemia sebanyak 48 atau oleh Agustina dan Fridayanti (2017)
9,6% dimana kejadian tertinggi berada mengenai determinan risiko kejadian
pada remaja putri di SMP Negeri 3 Kediri anemia pada remaja putri, didapatkan
(Dinas Kesehatan Kota Kediri, 2018). hasil bahwa terdapat hubungan yang
Menurut penelitian yang dilakukan bermakna antara status gizi antropometri
Permaesih dan Herman (2005) mengenai dengan kejadian anemia pada remaja
faktor yang berhubungan dengan anemia putri.
Hasil penelitian Rohmawati (2017) penelitian ini adalah status demografi
yang berjudul “Hubungan Status Gizi diukur menggunakan kuesioner dan status
dengan Kadar Hemoglobin pada Remaja gizi diukur berdasarkan Indeks Masa
Putri Usia 15-17 Tahun di SMK Dr. Tubuh (IMT) serta variabel terikat yaitu
Wahidin Sawahan dan SMA kejadian anemia diukur menggunakan alat
Muhammadiyah Kabupaten Nganjuk spektrofotometri. Analisis data
Tahun 2017”, dengan jumlah responden menggunakan uji Fisher's Exact dan Two-
sebanyak 59 siswi didapatkan kesimpulan Sample Kolmogorov-Smirnov (α = 0,05).
bahwa ada hubungan antara status gizi Penelitian ini telah mendapatkan
dengan kadar hemoglobin pada remaja persetujuan etik dari Komisi Etik
putri usia 15-17 tahun di SMK Dr. Penelitian Kesehatan Politeknik
Wahidin Sawahan dan SMA Kesehatan Kemenkes Malang dengan
Muhammadiyah Kabupaten Nganjuk nomor register: 041/KEPK-
Tahun 2017”. POLKESMA/2019 dan dinyatakan telah
Berdasarkan uraian di atas, masih memenuhi semua persyaratan etik.
banyak remaja putri yang mengalami
anemia defisiensi besi baik yang tinggal HASIL
di daerah perdesaan maupun di perkotaan 1. Data Umum
yang disebabkan karena pola makan Berdasarkan hasil data penelitian
remaja dan status gizi yang rendah pada didapatkan sebagian besar responden
remaja. Oleh karena itu, peneliti tertarik (53,7%) berumur 13 tahun, hampir
untuk meneliti “Hubungan Status setengahnya (38,8%) memiliki jumlah
Demografi dan Status Gizi Dengan anggota keluarga 4 orang, dan hampir
Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di setengahnya (46,3%) memiliki orangtua
SMP Negeri 3 Kediri”. dengan pekerjaan sebagai karyawan
swasta.
METODE Karakteristik responden berdasarkan
Penelitian ini menggunakan konsumsi makanan dalam penelitian ini
rancangan studi cross sectional dengan sebagian besar (68,5%) memiliki
populasi seluruh siswi kelas VII SMP frekuensi makan 3x/hari, sebagian besar
Negeri 3 Kediri yaitu 194 siswi dan (68,5%) tidak ada makanan yang
diambil sampel sebanyak 54 responden dihindari, akan tetapi sebagian kecil
menggunakan teknik sampling simple (20,3%) menghindari makan sayuran
random sampling. Variabel bebas sebanyak 11 responden dan masing-
masing sebagian kecil lainnya (5,6%) 2. Data Khusus
menghindari makan telur dan ikan laut a. Status Demografi
sebanyak 3 responden. Dari segi Tabel 10 Distribusi Responden
Berdasarkan Status Demografi
konsumsi makanan sarapan pagi, sebagian
Tempat Jumlah Persentase
besar (62,6%) selalu melakukan sarapan No
Tinggal (Orang) (%)
setiap hari, sebagian kecil (20,4%) 1 Kota 27 50,0
mengaku melakukan sarapan kadang- 2 Kabupaten 27 50,0
kadang yaitu sekitar 2-3 kali per minggu, Total 54 100,0
yaitu sebanyak 11 responden, dan masing-
Berdasarkan keterangan Tabel 10
masing sebagian kecil lainnya (18,5%)
diketahui bahwa dari total 54
mengaku jarang melakukan sarapan
responden, setengahnya (50,0%)
dengan alasan tidak sempat, tidak
bertempat tinggal di wilayah Kota dan
tersedia, dan tidak terbiasa sarapan. Dari
Kabupaten Kediri dengan jumlah
10 responden yang tidak pernah
masing-masing 27 responden.
melakukan sarapan, 6 diantaranya adalah
b. Status Gizi
responden yang bertempat tinggal di
Tabel 11 Distribusi Responden
Kabupaten Kediri.
Berdasarkan Status Gizi
Berdasarkan jenis makanan jajanan
Jumlah Persentase
No Status Gizi
yang dibeli responden, hampir (Orang) (%)
setengahnya (48,1%) mengaku membeli 1 Normal 21 38,9