Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Ekosistem kolam ditandai oleh adanya bagian perairan yang tidak dalam
sehingga (kedalamannya tidak lebih dari 4-5 meter) yang memungkinkan
tumbuh-tumbuhan berakar dapat tumbuh di semua bagian perairan.Tidak ada
batasan tegas yang dapat dibuat antara danau dan kolam. Ada perbedaan
kepentingan secara ekologis, selain dari ukuran secara keseluruhan. Dalam
danau zona limneti dan profundal relatif besar ukurannya dibandingkan dengan
zona litoral. Bila sifat-sifatnya kebalikannya biasanya disebut kolam. Jadi zona
limnetik adalah daerah produsen utama untuk danau secara keseluruhan
(Syafitrianto, 2009).
1.Kolam sementara
Kolam sementar/ temporary hanya ada pada waktu adaair sementara di waktu
lain menjadi kering.
2.Kolam permanen
(Rifqi's,2008).
Pada ekosistem kolam air tawar terdapat berbagai macam tumbuhan dan
hewan yang hidup bersama. Ekosistem tersusun atas populasi makhluk hidup
dan lingkungan tidak hidup. Hubungan antar populasi tersebut akan menyusun
komunitas dan seterusnya (Metuk, 2010).
Salah satu contoh perairan mengalir adalah singai. Sungai di alirkan oleh
arus yang rendah dan relatif kencang, dengan kecepatan berkisar antara 0,1-
1,0m/s serta sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim dan pola drainase. Pada
perairan sungai, biasanya terjadi pencampuran massa air secara menyeluruh
dan tidak terbentuk sratifikasi vertikal kolam air, seperti pada perairan lentik.
Kecepatan arus, erosi dan sedimentasi merupakan fenomena yang biasa terjadi
di sungai sehingga kehidupan flora dan fauna sangat dipengaruhi oleh ketiga
varibel tersebut (Effendie, 2003).
Menurut Syarinanto (2004), organisme pada kolam seperti ini harus dapat
bertahan pada stadium Domain selama periode kering atau dapat bergerak
keluar atau kedalam kolam seperti amphibi dan serangga air yang dewasa.
Mikroba menonjol karena dapat beradaptasi dengan baik dan amat terbatas
penyesuaiannya pada kolam sementara.
Menurut Kristanto (2004), komponen pembentuk ekosistem adalah
komponen hidup dan koimponen tidak hidup (dua komponen tersebut hidup
2.9.1.Ciri-ciri Benthos
Hewan-hewan bentos yang sering ada dalam grup dan mempunyai sifat
yang khas dikenal sebagai communities (Masyarakat). Dimana hali ini
a. Microfauna: hewan yang memiliki ukuran lebih kecil dari 0,1 mm,
seluruh protozoa masuk dalam golongan ini.
b. Infauna : hewan yang hidupnya dengan cara menggali lubang pada dasar
lautan. Contoh hewan infauna yaitu cacing (Lugworm), tiram (Cockle),
macoma, Remis (clam).
Ukuran plankton sangat beraneka ragam dari yang terkecil yang disebut
ultra plankton berukuran < 0,005 mm atau milimikron. Termasuk di sini bakteri
dan diatom kecil sampai monoplankton berukuran 60-70 mikron, sebagian bersel
dan mikroskopis. Termasuk fillum Chrysophyta (Romimohtarto,2003).
Plankton adalah tanaman (phytoplankton) dan binatang (zooplankton) yang
biasanya berenang atau terapung di perairan, dan gerakannya mengikuti arus
(Sutrisno dan Eni, 2004).
Menurut Djarijah (1996), plankton terkadang ditemukan terapung di
permukaan air, di dasar, ataupun melayang-layang memenuhi kolom air.
Plankton ini ada yang bergerak aktif seperti hewan pada umumnya, tetapi ada
pula yang bisa melakukan assimilasi (photosynthesis) seperti halnya tumbuhan
di daratan.
b. Parameter Kimia
Alat- alat yang digunakan untuk pengamatan dalam parameter
Kimia antara lain adalah sebagai berikut:
pH box : untuk mencocokkan nilai pH pada pH paper.
Stopwatch : untuk timer pada saat mengukur pH.
Botol DO : sebagai tempat pengukuran Do dengan metode Winkler.
Buret : sebagai tempat larutan titran.
Statif : sebagai tempat buret.
Pipet tetes : sebagai alat untuk mengambil dan meindahkan larutan.
c. Parameter Biologi
Alat- alat yang digunakan untuk pengamatan dalam parameter
Biologi antara lain adalah sebagai berikut:
Ekman grab : untuk mengambil bentos di kolam atau/perairan
yang dasarnya berlumpur.
Pinset : untuk mengambil bentos di nampan.
Timba : untuk tempat substrat dan bentos setelah diambil dari
kolam.
Nampan : untuk tempat mengoyak bentos.
Botol film : untuk tempat bentos.
b. Parameter Kimia
Bahan- bahan yang digunakan untuk pengamatan dalam
parameter Kimia antara lain adalah sebagai berikut:
Air kolam : sebagai bahan yang diamati parameter kimianya.
pH paper : untuk mengukur nilai pH kolam.
Larutan NaOH+KI : sebagai pembentuk endapan coklat dan mengikat
ion I2
Larutan MnSO4 : sebagai pengikat oksigen bebas.
Na- Thisulfat 0,025 N : sebagai larutan titran.
Larutan H2SO4 pekat : sebagai indikator asam, pengencer
endapan coklat dan melepas I2.
Amilum : sebagai indikator basa dan membentuk warna
ungu kehitam- hitaman.
c. Parameter Biologi
Bahan- bahan yang digunakan untuk pengamatan dalam
parameter Biologi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bentos
Air kolam : untuk sampel yang akan diamati bentosnya.
Alkohol 70% : untuk mengawetkan bentos.
Kertas label : untuk memberi nama pada botol film.
2. Plankton
Thermometer Hg
• Disiapkan thermmometer hg.
• Dicelupkan kedalam air kolam, selama + 3menit hinga air
raksa berhenti.
• Dicelupkan dengan membelakangi sinar matahari.
• Diangkat thermometer dari kolam.
• Dicatat hasilnya.
• Hasil
3.2.2 Kecerahan
Secchi disk
• Diturunkan secchi disk pelan-pelan ke dalam kolam.
• Diamati sampai tidak nampak pertama kali.
• Dicatat sebagai d1.
• Diturunkan sechhi disk sampai ke dasar kolam.
• Ditarik sechhi disk pelan-pelan.
• Diamati sampai batas tampak pertama kali.
• Di catat sebagai d2.
• Dihitung rata-rata hasil pengukuran dengan rumus D1+D2/2
• Dicatat hasilnya.
Hasil
Tongkat skala
• Ditancapkan pada dasar kolam.
• Ditandai pada batas permukaan.
• Diangkat dari permukaan.
• Diukur panjang/kedalaman dengan pengaris.
• Dicatat kedalaman kolam.
Hasil
3.2.4 pH
ph paper
• Dicelupkan pH paper kedalam sampel perairan/kolam.
• Ditunggu ± 2 menit.
• Diangkat dari kolam/perairan.
• Dikipas-kipaskan sampai kering.
• Dicocokkan warnanya dengan pH box.
• Dicatat hasilnya.
Hasil
3.2.5 Substrat
Substrat
• Diambil dari dasar perairan/kolam.
• Diambil tipe substratnya.
• Ditentukan tipe substratnya.
• Dicatat.
Hasil
Botol DO
Dimasukkan dalam air yang akan diukur dengan posisi miring agar
lagi
Dihomogenkan
Laporan Hasil
Ekologi Perairan 2010 – Kelompok 14 21
Dihitung dengan rumus :
Botol Aqua
- dijatuhkan ke perairan
- dicatat waktu
Ekman grab
• Dibuka penutupnya.
• Diletakkan sampel bentos ke dalam nampan.
Bentos
• Ditiriskan pada tanah
• Dicari
• Dimasukkan botol film
• Diberi alkohol.
3.2.8 Plankton
Air Kolam
Plankton
- net
diangkat ke permukaan
-
Hasil diberi bahan preservasi ( lugol ) sebanyak 3 tetes
- diberi label
Haemocytometer
-
Mikroskop
- dicatat
Hasil
Ekman grab
• Dibuka penutupnya.
• Diletakkan sampel bentos ke dalam nampan.
Bentos
• Ditiriskan pada tanah
• Dicari
• Dimasukkan botol film
• Diberi alkohol.
• Diberi label.
• Bentos dikelompokkan berdasarkan jennis.
• Dihitung.
Hasil
a. Kolam
Data hasil yang diperoleh dalam praktikum Ekologi Perairan ini adalah :
Pelaksana : Kelompok 14
Tanggal pelasanaan : Sabtu, 20 November 2010
Waktu : 09.15 s/d 12.00WIB
Nama tempat : Mata Air Sumber Awan Singosari Kabupaten
Malang
Musim : Panas
Jenis Kolam : Biasa dan Eutrofikasi
Warna air : Hijau bening dan Keruh berlumpur
Outlet Inlet
Gambar Inlet
b. Sungai
Data hasil yang diperoleh dalam praktikum Ekologi Perairan ini adalah :
Pelaksana : Kelompok 14
Tanggal pelasanaan : Sabtu, 20 November 2010
Waktu : 09.15 s/d 12.00 WIB
Nama tempat : Mata Air Sumber Awan Singosari Kabupaten
Malang
Musim : Panas
Jenis sungai : Tenang dan Deras
Station : -
Net Size : Meshsize 0,5
Warna air : Bening
Dept : 48 dan 14
• Sungai Tenang
Domain: Eukaryota
Kingdom: Animalia
Subkingdom: Bilateria
Phylum: Mollusca
Class: Gastropoda
Subclass: Orthogastropoda
Superorder: Caenogastropoda
Order: Sorbeoconcha
Family: Hydrobiidae
Subfamily: Coliadinae
Genus: Potamopyrgus
Phylum: Annelida
Class: Clitellata
Order: Haplotaxida
Family: Tubificidae
•
Scientific
Domain: Eukaryota
Kingdom: Animalia
Subkingdom: Bilateria
Phylum: Mollusca
Class: Gastropoda
Subclass: Orthogastropoda
Superorder: Caenogastropoda
Order: Sorbeoconcha
Family: Hydrobiidae
Subfamily: Coliadinae
Genus: Potamopyrgus
b. Plankton
No Gambar Literatur Klasifikasi
Phylum: Chlorophyta
Class: Trebouxiophyceae
Genus: Actinastrum
Filum : Chrysophyta
Subfilum: Basihario
Ordo : Ponnales
Spesies: Naviculace
Margalit
4.2.1 Suhu
Pada pengamatan suhu ini menggunakan thermometer raksa. Pertama-tama
termometer dipersiapkan terlebih dahulu. Lalu termometer dimasukkan ke dalam air
selama beberapa menit sampai terlihat air raksa termometer stabil. Termometer
jangan dipegang pada bagian termometernya tetapi dipegang bagian talinya yang
terdapat pada bagian ujung termometer. Tujuan tidak dipegangnya termometer itu
adalah supaya termometer tidak terpengaruh oleh suhu tubuh. Setelah 3 menit hal
ini dilakukan agar suhu dalam termometer Hg stabil, kemudian termometer diangkat
dari perairan dan dicatat suhu yang diperoleh pada termometer tersebut dalam
satuan 0C.
4.2.2 Kecerahan
Pada pengukuran kecerahan alat dan bahan yang digunakan yaitu secchi
disk dan air kolam yang digunakan. Setelah itu secchi disk disiapkan, secchi disk
diturunkan ke dalam air kolam dengan perlahah-lahan sampai tidak nampak pertama
kali dan dicatat hasilnya sebagai sebagai D1 lalu ditandai. Kemudian secchi disk
diturunkan lebih dalam lagi hingga benar-benar tidak nampak. Kemudian secchi disk
ditarik keatas dengan perlahan-lahan hingga nampak pertama kali dan ditandai, ini
dicatat sebagai D2. Dan dicatat kedalamannya. Setelah itu dihitung dengan rumus
kecerahan D=D2+D2/2 dan dicatat hasilnya dalam data.
4.2.3 Kedalaman
Pada pengukuran kedalaman perairan kolam alat yang digunakan adalah
tongkat panjang dan penggaris. Setelah itu alat ddan bahan disiapkan. Pengamatan
terhadap kedalaman dilakukan dengan cara memasukkkan tongkat panjang ke
permukaan dan diukur menggunakan penggaris lalu catat hasilnya dalam data.
4.2.5 Substrat
Pertama kita ambil substrat yang ada didasar perairan. Setelah itu kita amati
tipe substrat yang ada. Setelah diamati lalu ditentukan tipe subtratnya dan dicatat
hasilnya.
4.2.6 DO
Pada saat praktikum ekologi perairan dilakukan pengukuran DO. Pertama
siapkan alat dan bahan yang digunakan yaitu, botol DO dimasukkan kedalam
perairan secara perlahan dengan posisi miring dan jangan sampai terjadi gelembung
udara.Botol DO ditutup di dalam air, bila botol telah penuh selanjutnya dilakukan
pengujian dengan larutan – larutan kimia. Pertama tutup botol DO dibuka dan
diteteskan MnSO4 sebanyak 2 ml/ 44 tetes yang bertujuan mengikat endapan
coklat. Selanjutnya botol DO ditutup dan dihomogenkan dengan cara dibolak – balik.
Setelah itu di tunggu sampai pemisahan oksigen yang menyatu dengan endapan
coklat dan larutan yang bening dibuang secara perlahan atau dengan pipet tetes.
Sehingga yang tetinggal larutan yang terdapat endapan coklat. Selanjutnya
ditambahkan larutan H2SO4 sebanyak 22 ml/44 tetes yang berfungsi untuk
pengenceran endapan coklat dan pengondisian asam dan ditambahkan kembali
amylum 2 -3 tetes yang berfungsi untuk indikator warna ungu dan pengondisian
basa, lalu di homogenkan. Terakhir dititrasi dengan larutan Na-thiosulfat hingga
berubah warna menjadi bening pertama kali. Kemudian volume titran dihabiskan
untuk titrasi dan larutan yang sudah dititrasi digoyang – goyang agar homogen.
Terakhir dicatat volume titrasi dan dihitung dengan rumus:
4.2.8 Bentos
a. Metode Kicking
Pada saat praktikum ekologi perairan tentang pengambilan benthos dengan
metode kicking hal pertama yang dilakukan menyiapkan alat seperti planktonnet ,
jaring planktonnet digerakkan maju dalam air dengan cara di bagian depan jaring di
gerak-gerakkan dengan kaki agar benthos yang berada didalam pasir masuk
kedalam planktonnet, setelah itu planktonnet diangkat lalu isi yang tersaring tadi
dimasukkan dalam nampan dan di cari benthosnya lalu diidentifikasi di praktikum
laboratorium.
4.2.9 Plankton
a. Pengambilan Plankton
Pertama tama kita siapkan dahulu alat berupa planktonnet kemudian
planktonet di beri botol flim pada ujung bawa lalu diikat dan dirapatkan dengan
karet gelang , setah itu diambil airt kolam sebanyak 25 liter dengan
menggunakan timbah dengan volume 5 nliter, jadi pengambilan dilakukan
sebanyak 5 kali , selagi air dimasukkan , planktonnet digoyang – goyang kan
agar plankton dapat masuk kedalam botol film, setelah didapat air yang ada
didalam botol film ditetesi dengan larutan lugol agar mengawetkan plankton
didalamnya.
Matahari
Bakteri/Decomposer
Katak
Dari praktikum yang dilakukan, faktor fisika meliputi suhu, kecerahan, dan
jenis substrat. Sedangkan faktor kimia dapat dilihat dari pengukuran pH air. Dari
praktikum yang dilakukan, maka didapatkan suhu sebesar 280C, kecerahan sebesar
100%, substratnya lumpur, dan pH sebesar 7. Selain itu, makrozoobenthos yang
didapat juga cukup banyak.
Benthos merupakan organisme yang hidup di dasar perairan . Dengan jenis
substrat lumpur memang memungkinkan untuk ditemukannya benthos yang
beragam. Selain itu, nilai pH air sebesar 7 juga memungkinkan untuk ditemukannya
benthos yang beragam. Hal ini sesuai dengan Effendie (2003) bahwa sebagian
besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sebesar 7
- 8,5.
4.3.4 Perhitungan Benthos
Dari hasil praktikum pada kolam biasa dan kolam eutrifikasi di dapat 1 jenis
bentos yang sama yaitu berupa Chironomous cloacalis. Pada kolam biasa didapat
dua organisme sedangkan dikolam eutrifikasi didapat 4 organisme.
DENSITAS
= 266,67 md/m2
DIVERSITAS
Pi = n
=6
=1
= 1 log 1
= 1
L.Kotak : 1 mm2
Kedalaman : 0,1 mm
= 15/4x104 sel/ml
= 3,7x104 sel/ml
Sebagian kecil karbondioksida yang terdapat di atmosfer larut kedalam uap air
membentuk asam karbonat, selanjutnya jatuh menjadi hujan. Air hujan bersifat asam
dengan pH 5,6 didalam perairan berbentuk ion H+, sehingga pH perairan menurun
( Effendi, 2003 ).
5.1 Kesimpulan
Odum, E. 1993. Dasar Dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Suwondo, Elya Febrita, Dessy dan Mahmud Alpusari.2004. Kualitas Biologi Perairan
Sungai Senapelan, Sago dan Sail di Kota Pekanbaru berdasarkan
Bioindikator Plankton dan Bentos. Jurnal Biogenesis Vol. 1(1):15-20.2004.
http://biologi-fkip.unri.ac.id/karya_tulis/ suwondo.pdf. Diakses tanggal 1
Desember 2010 pukul 20.00 WIB.
• Sungai Deras