Professional Documents
Culture Documents
Stres Infertilitas Menghambat Maturasi Oosit Dan Hasil Fertilisasi in Vitro PDF
Stres Infertilitas Menghambat Maturasi Oosit Dan Hasil Fertilisasi in Vitro PDF
ABSTRAK ABSTRACT
Tujuan: Melakukan evaluasi hubungan antara stres infertilitas Objectives: to evaluate the correlation between infertility stress
terhadap maturasi oosit dan hasil fertilisasi in vitro. and oocyte maturation and fertilization outcome.
Bahan dan Metode: Penelitian ini adalah studi potong lintang Materials and Methods: This was an observational analytical
analitik observasional. Dilakukan di klinik Fertilitas Graha Amerta cross-sectional study. This study was conducted at fertility clinics
RSUD Dr Soetomo Surabaya. Tercatat 30 subyek penelitian Graha Amerta Dr Soetomo hospital. There were 30 infertile
perempuan infertil yang mengikuti fertilisasi in vitro dan telah women as study subject who followed in vitro fertilization and
dilakukan evaluasi tingkat stres dengan menggunakan Infertility were previously evaluated stress levels by using Infertility
Reaction Scale. Maturasi oosit dan hasil fertilisasi dicatat. Reaction Scale. Oocyte maturation and fertilization outcome were
Hubungan antara stres infertilitas, maurasi oosit dan hasil fertilisasi recorded. Anova test was used to evaluate the correlation between
dihitung dengan Anova. infertility stress and oocyte maturation and fertilization outcome.
Hasil: Semua subyek penelitian yang mengikuti fertilisasi in vitro Results: All the study subjects who followed in vitro fertilization
mengalami stres infetilitas dari kadar ringan sampai berat. Pada had infertility stress from mild to severe levels. The group of
kelompok tingkat stres infertilitas berat didapatkan oosit matur severe infertility stress level were encountered few mature oocytes
lebih sedikit (p=0.01). Pada kelompok tingkat stres infertilitas (p=0.01). The group of mild infertility stress level were
ringan didapatkan oosit matur lebih banyak (p=0.00). Tingkat stres encountered more mature oocytes (p = 0.00). Severe infertility
infertilitas berat akan menghasilkan fertilisasi lebih sedikit stress levels resulted fewer fertilization outcome (p = 0.00).
(p=0.00) Conclusion: The more severe infertility stress, the more inhibition
Simpulan: Semakin berat stres infertilitas akan menghambat of oocyte maturation and in vitro fertilization outcome.
maturasi oosit dan hasil fertilisasi in vitro.
Keywords: stress, infertility, oocyte maturation, fertilization
Kata kunci: stres, infertilitas, maturasi oosit, fertilisasi in vitro outcome
Correspondence: Hendy Hendarto, Departemen Obstetri Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr
Soetomo, Jl. Prof dr Moestopo 6-8, Surabaya 60286.
18
Hendy Hendarto : Stres Infertilitas Menghambat Maturasi Oosit dan Hasil Fertilisasi In Vitro
Fertilisasi in vitro merupakan salah satu metode pada berhubungan dengan kadar kortisol yang semakin tinggi
teknologi reproduksi berbantu yang pelaksanaannya sehingga akan menghasilkan jumlah folikel lebih
membutuhkan 6 langkah tindakan yaitu stimulasi sedikit.10 Gonzales dkk (2010) pada penelitian meng-
ovarium, maturasi final oosit, ovum pick-up, fertilisasi- gunakan hewan coba kambing mendapatkan bahwa
kultur embrio, transfer embrio dan penunjang fase kadar kortisol tinggi akan mengganggu maturasi oosit
luteum. Pada setiap langkah tindakan tersebut berisiko melalui hambatan proses meiosis menuju metafase II
terjadi kegagalan yang berupa folikel ovarium tidak namun tidak mengganggu maturasi sitoplasma.11
berkembang, maturasi oosit dan fertilisasi tidak terjadi, Gangguan meiosis oleh kadar kortisol tinggi tersebut
embrio gagal implantasi, ketakutan hasil gagal saat dibuktian melalui aktivasi mitogen activated-protein
dilakukan tes kehamilan dan sebagainya. Selain itu 6 kinase (MAPK). Pada penelitian Gonzales kortisol dosis
langkah dilaksanakan dengan waktu yang ketat dan rendah tidak mengganggu germinal vesicle breakdown
dapat menyebabkan ketidaknyamanan karena dilakukan (GVBD) sehingga tidak berpengaruh pada maturasi
suntikan stimulasi ovarium setiap hari sehingga oosit.11,12
sebagian besar pasangan infertil menyatakan bahwa
mengikuti program fertilisasi in vitro menimbulkan Pada penelitian kami ini dilakukan evaluasi hasil
stres, tidak hanya melibatkan fisik namun juga emosi.5,6 fertilisasi antara oosit dari subyek penelitian dengan
berbagai tingkat stres dengan sperma yang kuantitas dan
Pada penelitian ini dengan menggunakan skor Infertility kualitas relatif tidak berbeda. Penelitan ini mendapatkan
Reaction Scale didapatkan semua subyek penelitian hasil semakin berat stres akan menghasilkan angka
mengalami stres yaitu stres ringan 33.3%, stres sedang fertilisasi yang rendah. Stres ringan menghasilkan angka
46.7% dan stres berat 20%. Pengukuran skor IRS fertilisasi lebih tinggi dibandingkan stres sedang dan
dilakukan paling lambat pada saat awal dimulainya berat. Hasil ini memperkuat hasil sebelumnya bahwa
fertilisasi in vitro yaitu saat haid hari ketiga, berarti stres berat akan menghasilkan banyak oosit tidak matur
merupakan gabungan antara stres yang dirasakan sehingga menghasilkan angka fertilisasi yang rendah.
sebelum dan beban yang akan dirasakan nanti saat
fertilisasi in vitro berjalan. Hasil penelitian ini hampir Seperti diketahui fertilisasi adalah proses pertemuan
sama dengan data hasil review Eugster yang mendapat- gamet pria, sperma dengan gamet perempuan ovum.
kan sepertiga kasus mengalami stres berat dan sisanya Keberhasilan fertilisasi membutuhkan kondisi sperma
sebagian besar mengalami stres sedang. Selain itu baik dan oosit yang baik, antara lain dibutuhkan kualitas dan
pasangan pria dan perempuan mengalami anxiety, yang maturasi oosit yang baik. Khalili (2005) berdasarkan
merupakan tanda ketidakefektifan strategi coping.8 hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kualitas oosit
merupakan parameter penting keberhasilan fertilisasi in
Selanjutnya pada penelitian ini dilakukan evaluasi vitro. Oosit dan embrio dengan kualitas baik akan
maturasi oosit yang dihubungkan dengan stres menghasilkan angka fertilisasi yang tinggi. Oosit
infertilitas. Maturasi oosit diperiksa di laboratorium saat dengan maturasi metaphase II akan berperan penting
dilakukan ovum pick-up yang sebelumnya dilakukan pada keberhasilan fertilisasi.13 Lee (2001) menyebutkan
stimulasi ovarium. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia menentukan keberhasilan fertilisasi, usia
bahwa stres berat akan menghasilkan rerata jumlah oosit diatas 35 tahun mulai banyak ditemukan oosit dengan
matur sedikit sedangkan stres ringan didapatkan rerata morfologi abnormal.14 Pada penelitian ini rerata usia
jumlah oosit matur lebih banyak. Pada penelitian yang subyek penelitian adalah dibawah 30 tahun, jadi faktor
kami lakukan ini semua kondisi yang diperkirakan usia dapat disingkirkan, sehingga angka fertilisasi yang
mengganggu pertumbuhan, perkembangan dan maturasi rendah terjadi lebih disebabkan karena stres berat yang
oosit sudah ditiadakan, seperti usia subyek penelitian dialami.
relatif muda dan BMI dalam batas normal. Selain itu
hormon basal FSH, LH dan estradiol serta hitung antral
folikel dalam batas normal sehingga tidak akan SIMPULAN
menyebabkan bias pada hasil maturasi oosit.
Semakin berat stres infertilitas yang dialami perempuan
Seperti diketahui maturasi oosit merupakan gambaran infertil yang menjalani fertilisasi in vitro akan meng-
proses meiosis berupa perkembangan kompetensi hambat maturasi oosit yaitu menghasilkan banyak oosit
fertilisasi oosit dengan tujuan menghasilkan oosit matur tidak matur sehingga menghasilkan angka fertilisasi
yang siap difertilisasi.9 Sudah diketahui stres akan yang lebih rendah dibandingkan dengan yang meng-
berpengaruh pada aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal alami stres ringan dan sedang. Berdasarkan hasil ini
sehingga mengganggu fungsi reproduksi. Setiyono dkk. sebaiknya diperlukan konseling yang baik kepada calon
membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat stres pada pengikut fertilisasi in vitro agar tidak stres dan cemas
perempuan infertil yang mengikuti fertilisasi in vitro dengan harapan dapat meningkatkan keberhasilan.
20
Hendy Hendarto : Stres Infertilitas Menghambat Maturasi Oosit dan Hasil Fertilisasi In Vitro
21