You are on page 1of 10

JURNAL IPTEKS TERAPAN ISSN: 1979-9292

Research of Applied Science and Education V12.i 1 (8-18) E-ISSN:2460-5611

PENGARUH PENERAPAN NURSING CLINICAL PATHWAY TERHADAP


LAMA HARI RAWAT PASIEN STROKE NON HEMORAGIK

Fitrianola Rezkiki1), Surya Dharma2), Yasmi3)


1
Mahasiswa Program studi Magister Keperawatan Universitas Andalas Padang
2
Dosen Senior Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang
3
Dosen Senior Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Padang

Submission: 10-10-2017, Reviewed: 06-11-2017, Accepted: 16-12-2017


https://doi.org/10.22216/jit.2018.v12i1.1158

Abstract
Lenght of stay is indicator of serving quality and nursing care to measure hospital
efficiency level. Neurology ward is one of the wards that experience increasing of length
of stay from 5,91 to 7,38. The cause of length of stay increasing is nursing care
management that according to Calhoun can be formulated to nursing clinical pathway.
The purpose of this study is to analyze influence of nursing clinical pathway
implementation to length of stay of non hemorrhagic stroke patients in neurology ward
Bukitttinggi Achmad Mochtar Hospital. The designs of this study used non-equivalent
post test only control group design approach. Sample of this study was aken by purposive
sampling with total of 32 samples consist of 16 sample as intervention group and another
16 samples as control group. Data analyzing used t-test independent. The result shows
that there is significant influence for average length of stay of stroke non hemorrhagic
patients that were given nursing clinical pathway compared to the group that is not given
nursing clinical pathway with p value 0,001 (p value ≤ 0,05. According to this study,
hospital should implement nursing clinical pathway when doing nursing care to patients
in ward and also hospital should make policy related to nursing clinical payhway
implementation.

Keywords : quality, length of stay, nursing clinical pathway

Abstrak
Lama hari rawat merupakan indikator mutu pelayanan dan asuhan keperawatan dalam
mengukur tingkat efisiensi rumah sakit. Ruang neurologi salah satu ruangan yang
mengalami peningkatan lama hari rawat yang cukup signifikan dari 5,91 menjadi 7,38.
Penyebab tingginya angka lama hari rawat adalah manajemen asuhan keperawatan yang
menurut Calhoun dapat dirumuskan dalam bentuk nursing clinical pathway. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan nursing clinical pathway terhadap lama
hari rawat pasien stroke non hemoragik di ruang neurologi RSAM Bukittinggi. Desain
penelitian ini menggunakan pendekatan non-equivalent post test only control group
design. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling dengan jumlah 32 orang
terdiri dari 16 orang kelompok intervensi dan 16 orang kelompok kontrol. Data dianalisis
menggunakan uji statistik t-test independent dan uji regresi linier. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan rata-rata lama hari rawat pasien stroke non

Kopertis Wilayah X 9
hemoragik yang diberikan nursing clinical pathway dengan yang tidak diberikan
intervensi, dengan p value 0,001 ( p value ≤ 0,05) Berdasarkan hasil penelitian
diharapkan rumah sakit dapat menerapkan nursing clinical pathway dalam pemberian
asuhan keperawatan pada pasien rawat inap serta membuat suatu kebijakan terkait dengan
pelaksanaan nursing clinical pathway.
Kata kunci : Mutu, lama hari rawat, nursing clinical pathway

PENDAHULUAN keperawatan yang disertai diskusi


Indikator penilaian mutu tentang cara memasukkan setiap
pelayanan dan asuhan keperawatan elemen pada kerangka tersebut akan
untuk mengukur tingkat efisiensi mengarahkan pada pencapaian
rumah sakit salah satunya ditentukan tujuan. Penerapan clinical pathway
oleh lama hari rawat atau dikenal dapat menjadi salah satu alternatif
dengan LOS (length of stay). Lama manajemen asuhan keperawatan
hari rawat digunakan untuk untuk meningkatkan asuhan
mengukur efisiensi pelayanan rumah keperawatan.
sakit yang tidak dapat dilakukan Clinical pathway memiliki
sendiri tetapi harus bersama dengan banyak kelebihan, disamping itu
interpretasi Bed Turn Over (BTO) perlu dicermati juga kekurangan
dan Turn Over Interval (TOI). yang ditemui dalam penerapannya,
Secara umum nilai lama hari rawat antara lain tidak terlihatnya proses
yang ideal berdasarkan standar keperawatan secara jelas karena
pelayanan minimal rumah sakit harus menyesuaikan dengan tahapan
Depkes RI adalah ≤ 6 hari (Depkes, perencanaan medis, pengobatan, dan
2008) pemeriksaan penunjang lainnya.
Lama hari rawat dipengaruhi Kenyataan di lapangan, profesi
oleh beberapa faktor, salah satunya perawat masih belum maksimal
adalah tenaga kesehatan yang dalam penyusunan clinical pathway,
menangani pasien. Tenaga kesehatan terutama dalam hal
yang menangani pasien cukup berperan pendokumentasian, mengingat
dalam menentukan memanjangnya lama
dokumentasi keperawatan selama ini
hari rawat, dimana perbedaan
keterampilan antara dokter dan perawat berisi tentang aktivitas keperawatan
akan mempengaruhi kinerja dalam yang sangat banyak dan tidak
penanganan kasus. Perawat merupakan menggunakan bahasa standar.
tenaga kesehatan yang memiliki Kondisi itulah yang menjadikan
intensitas waktu yang lama dalam konsep clinical pathway yang
berinteraksi dengan pasien (Wartawan & berkembang di Indonesia, isinya
Ui, 2012). didominasi oleh profesi tertentu,
Menurut (Byron, 2000) sementara perawat yang berada di
menyatakan bahwa manajemen dekat pasien selama 24 jam hampir
asuhan keperawatan yang tidak terlihat tindakan yang
didalamnya terdapat proses dilakukan. Dalam hal mengatasi
keperawatan bisa dikembangkan permasalahan tersebut alangkah
dalam patient care pathway atau baiknya profesi keperawatan diawali
lebih dikenal dengan clinical dengan membuat suatu perumusan
pathway. Proses keperawatan untuk clinical pathway yang bisa
memberikan kerangka dalam disebut dengan nursing clinical
membangun clinical pathway. pathway yang mana proses asuhan
Ulasan singkat dari proses keperawatan dapat masuk kedalam

Kopertis Wilayah X 10
multidisiplin profesi lain untuk Menurut data dasar yang
mengelola pasien (Yasman, 2012) didapat dari salah satu ruang rawat di
Rumah Sakit Dr. Achmad Siloam Hospital Lipo Village
Mochtar (RSAM) Bukittinggi (SHLV) yaitu ruang perawatan
merupakan salah satu Rumah sakit khusus pasien stroke, didapatkan
yang secara bertahap berupaya data bahwa pada bulan Agustus 2011
berbenah diri dalam rangka jumlah pasien stroke non hemoragik
memberikan pelayanan kesehatan sebanyak 28 orang dengan rata-rata
yang bermutu. Rata-rata lama hari lama hari rawat 7 hari. Penelitian
rawat pasien (LOS) di RSAM Roza (2010), didapatkan rata-rata
Bukittinggi per September 2013 lama hari rawat pasien stroke non
adalah 5,42 yang mengalami hemoragik di RSCM adalah 8,1 hari.
peningkatan dibandingkan LOS per Laporan audit penatalaksanaan
Agustus 2013 sebesar 4,76. Salah stroke non hemoragik pasien rawat
satu ruangan RSAM yang inap di RSDM Surakarta didapatkan
mengalami peningkatan LOS cukup lama hari rawatan pasien stroke non
signifikan per September 2013 hemoragik adalah 11 hari.
adalah ruangan Neurologi yang Hasil studi pendahuluan
awalnya 5,91 meningkat menjadi didapatkan belum adanya penerapan
7,38 (Instalasi Rekam Medis RSAM, nursing clinical pathway khususnya
2013). untuk pasien dengan stroke non
Ruangan Neurologi RSAM hemoragik di Ruangan Neurologi RS
Bukittinggi mengelola berbagai pasien Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.
dengan keluhan gangguan persarafan, Hasil wawancara dengan kepala
diantaranya adalah pasien dengan Ruangan Neurologi RSAM
stroke. Stroke adalah suatu sindrom
menyatakan bahwa ruangan
klinis dengan gejala berupa gangguan
neurologi sudah memiliki Standar
fungsi otak secara fokal atau global,
yang dapat menimbulkan kematian atau Operasional Procedur (SOP) dan
kelainan yang menetap lebih dari 24 Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
jam, tanpa penyebab lain kecuali sebagai penuntun dalam melakukan
gangguan vaskuler. Stroke umumnya tindakan keperawatan kepada pasien,
dikenal dua macam yaitu stroke non tetapi belum ada bentuk alur
hemoragik (stroke iskemik) dan stroke pemberian asuhan keperawatan yang
hemoragik. Sekitar 80 sampai 85% terangkum dalam bentuk nursing
stroke adalah stroke iskemik clinical pathway. Rata-rata lama hari
(Ruamantir, 2007 dalam (Agustina, rawat pasien stroke non hemoragik di
2009). Ruangan Neurologi RSAM adalah
Pada tahun 2000, dari seluruh
selama 7 sampai 8 hari.
pasien stroke yang dirawat di bangsal
rawat inap bagian ilmu penyakit saraf Peneliti berasumsi adanya
RSUP H. Adam Malik Medan, 65,49% pengaruh penerapan nursing clinical
diantaranya adalah pasien stroke pathway terhadap lama hari rawatan
iskemik. Risiko kematian dalam 30 hari pasien stroke non hemorhagic di RS
pertama setelah mengalami stroke Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.
iskemik adalah 8% sampai 20%. Tujuan penelitian ini adalah
Sementara di RSAM Bukittinggi stroke untuk menganalisis pengaruh
non hemoragik termasuk sepuluh besar penerapan nursing clinical pathway
penyebab kematian pasien rawat inap stroke non hemoragik terhadap lama
(Price, 2006; Lyrawati, 2008).

Kopertis Wilayah X 11
hari rawat di Ruangan Neurologi stroke non hemoragik. Pedoman ini
RSAM Bukittinggi. diawali dengan karakteristik pasien
meliputi umur, jenis kelamin,
METODE PENELITIAN riwayat Diabetes Melitus,
Penelitian ini menggunakan laboratorium (Lipid dan GDR);
desain quasi experiment dengan pemeriksaan laboratorium yang
pendekatan non-equivalent post test meliputi tahapan implementasi
only control group design. Desain ini nursing clinical pathway stroke non
bertujuan untuk meneliti hubungan hemoragik.
sebab akibat dengan cara Pengumpulan data pada
memberikan intervensi (perlakuan) kelompok intervensi dilakukan
kepada kelompok eksperimen, dengan memberikan kepada 16
kemudian hasil (akibat) dari responden nursing clinical pathway
intervensi tersebut dibandingkan yang telah disusun oleh peneliti,
dengan kelompok kontrol yang dimulai dari hari pertama dirawat
dimabil secara retrospektif. sampai pasien dinyatakan boleh
Penelitian ini dirancang untuk pulang. Responden pada penelitian
mengetahui lama hari rawat pasien ini melibatkan keluarga. Pemberian
stroke non hemoragik setelah nursing clinical pathway stroke non
diberikan nursing clinical pathway . hemoragik diberikan sesuai dengan
Penelitian dilakukan di ruang kritikal elemen yang meliputi
neurologi RSAM Bukittinggi. neurologi, psikososial,
Populasi pada penelitian ini adalah nutrisi/hidrasi, ventilasi, sirkulasi,
seluruh pasien stroke non hemoragic eliminasi, nyeri, integritas kulit,
di Ruangan Neurologi RS. Dr. mobilisasi dan edukasi.
Achmad Mochtar Bukittinggi tahun Pengumpulan data pada kelompok
2014 dengan jumlah 52 orang kontrol dilakukan dengan teknik
terhitung dari bulan Januari sampai retrospektif yaitu dengan melihat
Maret 2014. Sampel pada penelitian asuhan keperawatan sesuai standar
ini dipilih dengan menggunakan rumah sakit yang terlihat melalui
teknik non probability sampling status catatan perkembangan pasien
dengan pendekatan purposive stroke non hemoragik yang pernah
sampling yang dibagi menjadi dua dirawat di RSAM Bukittinggi
kelompok yaitu kelompok intervensi sebelumnya.
dan kelompok kontrol yang masing-
masingnya terdiri dari 16 orang.
Instrumen nursing clinical HASIL DAN PEMBAHASAN
pathway stroke non hemoragik Gambaran lama hari rawat pasien
(terlampir) merupakan petunjuk bagi stroke non hemoragik yang tidak
peneliti unuk menentukan langkah- diberikan nursing clinical pathway
langkah dalam pemberian intervensi
nursing clinical pathway pada pasien

Tabel 1
Lama Hari Rawat Pasien Stroke Non Hemoragik di Ruang Neurologi
RSAM Pada Kelompok Kontrol
tahun 2014 (N = 32)

Kopertis Wilayah X 12
Lama hari rawat Std. Minimum -
n Mean Deviation Maksimum
Kelompok Kontrol 16 6.94 1.063 6 – 10

Berdasarkan Tabel 1 sebelah kiri, tetapi tidak terdapat


didapatkan rata-rata lama hari rawat pendokumentasian pemeriksaan fisik
pasien stroke non hemoragik yang yang meliputi 12 nervus cranial.
tidak diberikan intervensi nursing Tidak terdokumentasinya
clinical pathway adalah 6,94 dengan perkembangan suara nafas pasien,
hari rawat tercepat selama 6 hari dan nyeri serta dukungan emosional
terlama 10 hari. dimana ketiga elemen tersebut sangat
Pada penelitian ini pasien mempengaruhi tindakan keperawatan
yang tidak diberikan nursing clinical yang dibutuhkan oleh pasien.
pathway mendapatkan asuhan Pemeriksaan tanda vital
keperawatan seperti yang biasanya terdokumentasi setiap shift perawat
diberikan oleh perawat di rumah berdinas, tetapi rentang jarak
sakit. Data yang diambil berupa data pemeriksaan jam 18.00 ke jam 06.00
retrospektif dimana peneliti melihat terlalu lama untuk bisa memonitor
pendokumentasian asuhan perkembangan status tekanan darah
keperawatan yang telah diberikan pasien sebagai faktor penentu dari
oleh perawat di ruang neurologi kejadian stroke non hemoragik,
RSAM Bukittinggi. dimana data yang didapatkan di
Penelitian (Nurlina, 2013) rentang jam tersebut memungkinkan
menjelaskan bahwa pelaksanaan terjadi peningkatan tekanan darah
asuhan keperawatan merupakan yang signifikan. Pencatatan kekuatan
tanggung jawab perawat dalam otot yang terdokumentasi sama dari
melaksanakan asuhan keperawatan awal pengkajian sampai pasien
pada pasien melalui pemberian pulang. Pada saat wawancara dengan
asuhan keperawatan yang berkualitas kepala ruangan, didapatkan data
dengan menggunakan standar asuhan bahwa perawat ruangan jarang
keperawatan sebagai pedoman mengajarkan latihan ROM pasif dan
perawat dalam melaksanakan asuhan aktif pada pasien, karena beban kerja
keperawatan. perawat di ruangan yang tinggi yang
Dari hasil observasi terlihat dari jumlah perawat yang
didapatkan bahwa pemeriksaan fisik tidak sebanding dengan jumlah
neurologi tidak dilakukan perawat pasien di ruangan.
secara menyeluruh. Perawat hanya
mendokumentasikan secara umum Gambaran lama hari rawat pasien
penurunan fungsi neurologi yang stroke non hemoragik yang
terjadi pada pasien seperti diberikan nurisng clinical pathway
ekstremitas kanan lemah atau parese

Tabel 2
Lama Hari Rawat Pasien Stroke Non Hemoragik di Ruang Neurologi
RSAM Pada Kelompok Perlakuan
tahun 2014 (N = 32)

Kopertis Wilayah X 13
Lama hari rawat Std. Minimum -
N Mean Deviation Maksimum
Kelompok Intervensi 16 5.25 1.038 4–8

Berdasarkan Tabel 2 keperawatan, implementasi dan


didapatkan rata-rata lama hari rawat evaluasi keperawatan dapat dijadikan
pasien stroke non hemoragik yang kerangka kerja dalam nursing
diberikan intervensi nursing clinical clinical pathway.
pathway adalah 5,25 dengan hari Penetalaksanaan yang
rawat tercepat selama 4 hari dan berkesinambungan dari masing-
terlama 8 hari. masing status kebutuhan pasien yang
Berdasarkan hasil analisis terangkum dalam nursing clincial
data didapatkan rata-rata lama hari pathway stroke non hemoragik,
rawat pasien yang diberikan nursing didapatkan lama hari rawat pasien
clinical pathway adalah 5,25 yang bisa dikontrol, dikarenakan adanya
jika dibandingkan dengan standar tindakan yang teratur dilakukan oleh
Depkes (2008), maka lama hari perawat serta berfokus pada keluhan
rawat tersebut dalam batas normal pasien setiap harinya, dan tindakan
yaitu kurang sama dari 6 hari dan kolaborasi yang dilakukan setiap
jika dibandingkan dengan evidence terjadi perubahan pada kondisi
based lama hari rawat pasien stroke pasien. Nursing clinical pathway
non hemoragik (8-9 hari), maka lama mempermudah pendokumentasian
hari rawat tersebut lebih memendek. dan komunikasi perawat sehingga
Nursing clinical pathway mempercepat pelayanan keperawatan
menggambarkan langkah-langkah sesuai dengan kebutuhan pasien, hal
asuhan keperawatan secara sistematis ini secara langsung juga
mulai masuk rumah sakit sampai mempercepat proses penyembuhan
keluar dari rumah sakit, dalam pasien dan mempercepat pula lama
penelitian ini adalah asuhan hari rawat pasien di rumah sakit.
keperawatan pada pasien stroke non
hemoragik. Hal ini sesuai dengan Pengaruh penerapan nursing
yang diungkapkan oleh (Byron, clinical pathway stroke non
2000), bahwa standar asuhan hemoragik terhadap lama hari
keperawatan yang meliputi rawat pasien
pengkajian, diagnosa, rencana

Tabel 3
Pengaruh pelaksanaan nursing clinical pathway stroke non hemoragik
terhadap lama hari rawat di RSAM Bukittinggi
tahun 2014 (N= 32)

Std. Minimum - p value


Lama hari rawat n Mean Deviation Maksimum
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kelompok Intervensi 16 5.25 1.038 4-8 0,001
Kelompok Kontrol 16 6.94 1.063 6 - 10

Kopertis Wilayah X 14
Berdasarkan hasil analisis dalam berinteraksi dengan pasien
data, dapat dikatakan bahwa (Wartawan, 2012)
hipotesis yang diterima adalah Responden yang
kelompok yang diberi perlakuan mendapatkan perlakuan berupa
berupa nursing clinical pathway nursing clinical pathway lebih
lebih memendek lama hari rawatnya mendapatkan asuhan keperawatan
yaitu 5,25 hari dibanding kelompok secara menyeluruh, sehingga
yang tidak diberi perlakuan nursing mempermudah perawat dalam
clinical pathway yaitu selama 6,94 mengontrol setiap perkembangan
hari. Hasil statistik didapatkan p kesehatan pasien yang terangkum
value = 0,001 yang berarti ada dalam dokumentasi nursing clinical
pengaruh yang signifikan antara pathway. Pendapat ini dikuatkan oleh
lama hari rawat pasien stroke non (Louise, 2005), bahwa clinical
hemoragik yang diberikan perlakuan pathway digunakan untuk
nursing clinical pathway dengan mempermudah dalam
yang tidak diberikan perlakuan. pendokumentasian perjalanan
Lama hari rawat merupakan kegiatan suatu tindakan klinis dalam
salah satu indikator mutu pelayanan hal ini adalah tindakan keperawatan
asuhan keperawatan untuk mengukur secara mandiri maupun kolaborasi
tingkat efisiensi rumah sakit. secara ringkas dan komunikatif.
Berdasarkan standar pelayanan Begitu juga penelitian (Yasman,
minimal rumah sakit Depkes RI 2012), yang menyatakan bahwa
(2008), lama hari rawat yang ideal clinical pathway adalah dokumen
adalah ≤ 6 hari dan jika perencanaan pelayanan kesehatan
dibandingkan dengan evidence based yang termasuk didalamnya
lama hari rawat stroke non pelayanan keperawatan yang
hemoragik adalah 8 – 9 hari. Hasil merangkum setiap langkah yang
penelitian ini didapatkan bahwa lama dilakukan kepada pasien mulai
hari rawat pasien stroke non masuk rumah sakit sampai keluar
hemoragik yang diberikan perlakuan rumah sakit berdasarkan standar
nursing clinical pathway adalah asuhan keperawatan yang berbasis
selama 5,25 hari, yang berarti lama bukti dengan hasil yang dapat
hari rawat pasien ideal menurut diukur.
Depkes RI (2008) dan lebih Pengaruh penerapan nursing
memendek jika dibandingka dengan clinical pathway stroke non
evidence based lama hari rawat hemoragik terhadap lama hari rawat
stroke non hemoragik. dapat dijabarkan melalui masing-
Lama hari rawat dipengaruhi masing kritikal elemen dan status
oleh beberapa faktor, salah satunya perkembangan yang ada di format
adalah tenaga kesehatan yaitu nursing clinical pathway yang
perawat. Perawat yang memberikan mengacu pada nursing intervention
asuhan keperawatan pada pasien clarification (NIC).
cukup berperan dalam menentukan
memanjang dan memendeknya lama
hari rawat, dikarenakan perawat SIMPULAN
merupakan tenaga kesehatan yang Dari penelitian ini dapat disimpulkan
memiliki intensitas waktu yang lama bahwa lama hari rawat pasien stroke

Kopertis Wilayah X 15
non hemoragik tidak ideal pada kualitatif terkait dengan bentuk
kelompok yang tidak diberikan kepuasan pasien setelah diberikan
intervensi nursing clinical pathway, nursing clinical pathway oleh
lama hari rawat pasien stroke non perawat dan komitmen kerja perawat
hemoragik ideal pada kelopok yang dalam melaksanakan nursing clinical
diberikan intervensi nursing clinical pathway.
pathway, ada pengaruh yang
signifikan rata-rat lama hari rawat UCAPAN TERIMA KASIH
pasien stroke non hemoragik yang Terimakasih yang tak terhingga
diberikan nursing clinical pathway kepada Dekan dan Ketua Program
dengan yang tidak diberikan Studi S2 Manajemen Keperawatan
intervensi. Ini berarti bagi institusi UNAND, Pembimbing I dan
pelayanan keperawatan diharapkan pembimbing 2, Ketua STIKes Fort
dapat menggunakan nursing clinical De Kock beserta staf dan seluruh
pathway untuk diterapkan dalam teman-teman seperjuangan
pemberian asuhan keperawatan pada khususnya prodi ilmu keperawatan
pasien rawat inap khususnya pasien yang telah banyak membantu.
stroke non hemoragik. Tujuannya Direktur TSAM BUkittinggi yang
agar mempercepat lama hari rawat telah memberikan izin untuk
pasien, dan memudahkan perawat melakukan penelitian, Kepala ruang
dalam pendokumentasian dan neurologi RSAM Bukittinggi beserta
komunikasi tentang perkembangan staf yang telah memfasilitasi peneliti
kesehatan pasien secara dalam melakukan penelitian, dan
komprehensif, perlu menerapkan semua pihak yang telah membantu
kebijakan tertulis dari pimpinan dalam penelitian dan penulisan
rumah sakit dan bidang keperawatan manuskrip ini. Tanpa bantuan dan
untuk bisa melaksanakan nursing bimbingan dari berbagai pihak,
clinical pathway di ruangan rawat sangatlah sulit bagi peneliti untuk
inap dengan membentuk tim dalam menyelesaikan penelitian ini. Peneliti
merumuskan nursing clinical berharap Allah SWT berkenan
pathway di setiap ruangan rawat inap membalas segala kebaikan semua
yang dilanjutkan dengan sosialisasi pihak yang telah membantu. Semoga
kepada setiap kepala ruangan serta penelitian ini membawa manfaat
perawat pelaksana.. Bagi kepala bagi pengembangan ilmu
ruangan perlu komitmen dalam keperawatan khususnya.
mengontrol perawat pelaksana dalam
memberikan asuhan keperawatan REFERENSI
kepada pasien. Bagi perawat Agustina. (2009). PREVALENSI
pelaksana diperlukan juga komitmen STROKE ISKEMIK PADA
kerja perawat pelaksana untuk bisa PASIEN RAWAT INAP DI
melaksanakan nursing clinical RSUP FATMAWATI
pathway dalam memberikan asuhan JAKARTA SELATAN PADA
keperawatan pada pasien rawat inap. TAHUN 2008.
Bagi peneliti selanjutnya, perlu Arikunto. (2006). Prosedur
dilakukan penelitian berkelanjutan penelitian, suatu pendekatan
dengan menggunakan berbagai praktek cetakan ketigabelas.
metode penelitian misalnya metode Jakarta : Rineka Cipta
wawancara mendalam untuk

Kopertis Wilayah X 16
Bloomington. (2009). Neuroscience Menteri Kesehatan Republik
services ischemic, Indonesia. (2008). Standar
hemorrhagic stroke clinical pelayanan minimal rumah
pathway. Indiana sakit. Jakarta
Byron, C. (2000). Uncomplicated Nurlina. (2013). PENERAPAN
pregnancy : Clinical pathway STANDAR ASUHAN
genesis based on the nursing KEPERAWATAN DI RUANG
process. RAWAT INAP RSUD
Calhoum.( 2000). Uncomplicated LABUANG BAJI
pregnancy : Clinical pathway MAKASSAR TAHUN 2013,
genesis based on the nursing (101), 1–12. Nursalam. (2011).
process. ProQuest Nursing & Manajemen keperawatan
Allied Health Source aplikasi dan praktek
Departemen Kesehatan RI Pusat keperawatan profesional.
Pendidikan Tenaga Jakarta : Salemba Medika
Kesehatan. (2005). Price, S. A & Wilson, L.M. (2006).
Perawatan 1 : Dasar-dasar Patofisiologi. Konsep Klinis
keperawatan. Jakarta : Proses-Proses Penyakit.
Depkes RI Jakarta : EGC
Hastono. (2007). Basic data analysis Puspitarini, R. 2008. Analisis
for health research training : average length of stay
Analisis data kesehatan. (AvLOS) pasien rawat inap
Depok : FKMUI pada kasus typhoid fever di
Hospital, Bloomington. (2009). rumah sakit umum daerah
Ischemic hemorrhagic stroke Sragen periode tri wulan IV
clinical pathway. tahun 2008. APIKES Mitra
Bloomington, Indiana Husada Karanganyar
Louise, J. (2005). Evaluation of the Rahma, P. A. (2013). Implementasi
effectiveness of a clinical clinical pathway untuk
pathway for bronchiolitis. kendali mutu dan kendali
Lyrawati, D. (2008). Arteriogenesis biaya pelayanan kesehatan.
dan Angiogenesis pada stroke Majalah Dental
hemoragik. mempertajam Ranette T, Kinsman L, James EL,
konsep untuk memperoleh Machotta A, Gothe H, Willis
manfaat terbaik J, Snow P, Kugler J. (2010).
neovaskularisasi Clinical Pathway : Effect on
(pembentukan pembuluh profesional practice, patient
darah baru. Brawijaya : outcomes, length of stay and
Jurnal Kedokteran Brawijaya hospital costs. Germany : The
Marlina. (2011). Pengaruh latihan Cochrane Collaboration
Range of Motion (ROM) Roza, R. (2010). Lama hari rawat
terhadap peningkatan pasien stroke di RSCUPN
kekuatan otot pada pasien CiptoMangunkucumo dan
stroke iskemik di ruang rawat faktor-faktor yang
saraf Rumah Sakit Umum mempengaruhi. Jakarta
Daerah Dr. Zaenal Abidin Wartawan. (2012). Analisis lama..., I
Banda Aceh. Aceh : Wayan Wartawan, FKM UI,
Universitas Syiah Kuala 2012.

Kopertis Wilayah X 17
Wartawan, I. W., & Ui, F. K. M.
(2012). Analisis lama..., I
Wayan Wartawan, FKM UI,
2012.
Yasman. (2012). PENERAPAN
INTEGRATED CARE
PATHWAYS ( ICP )
SEBAGAI BAGIAN SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN
KEPERAWATAN,
(1106122972), 1–16.
_________ (2012). Laporan audit
penatalaksanaan stroke non
hemoragic pasien rawat inap di
rsdm surakarta.
_________ (2013). Nursing clinical
pathway. (http : //
nursininformatic.wordpress.c
om/ 2013/ 12/ 09 diunggah
tanggal 12 Maret 2014)

Kopertis Wilayah X 18

You might also like