You are on page 1of 6
Bidang Sistem Tenaga Listrik Pengujian Trafo Eksitasi Pusat Listrik Tenaga Air PB. Socdirman Setyana Ian P.', Suharyanto”, Harnoko St ‘Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM *Dosen Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM Abstrak Sisiem penguatan median pada generator ada berbagal cara Sedangkan penguatan yang ‘dgunaken pada PLTA PR. Soedirman menggunaien sisiem penguatan statis yang awalnya bersumber dari baterai 110 Vide sebagai field flashing ketika putaran mesin mencapal 90% dari putaran nominal (n nominal adalah 230.8 rpm), selanjuinya perguatan diambil alth oleh lwajo ebsitasl. Trafo eksitasl adalah vofo step down yang digunalan untuk merurunkan tegangan 13,8 KV menjadi 335 V. Tegangan tersebut digunakan sebagai penguatan pada generator. Kerusakan wrafo eksitast menyebabkan Unit pada PLTA PB. Soedtrman tidak dapat eroperasi. Oleh karena itu, perlu adanya beberapa pengujian trafo untuk mengetahui Keadacn wajo elstiasl. Analists dan evaluast hasil penguyian wrafo digunakan untuk mengetail kondisi taf eksitas. Kata kunci 1, Pendabuluan Generator adalsh peralatan_listik_unuk mengubah energi mekarik menjadi energi list. Generator AC dijalankan dengan cara membaagkitkan medan magnet generator tersebut dengan arus DC. [1] Sistem eksitesi (penguataa) yang terdapat di PLTA PB. Soedirman adalah sistem eksitast penguatan sendiri dengan prinsip kerja AC excitation dimana anus penguatan rotor generator dlidepat dari generator ita sendiri dan disearahkan ‘melalui rectifer dan langsung dialirkan ke rotor ‘generator melalui sikat arang,[2] Sedangkan penguatan yang digunakan pada PLTA PB. Soediman menggunakan sistem penguatan statis yang awalnya bersumber dari batersi 110 Vdo sebagai field flashing ketika putaran mesin mencapei 90% dari putaran nominal (n nominal adelah 30,8 1pm), selanjutnya penguatan diambil alin oleh trafo cksitasi yang terpasang sccara paralel dengan ‘output tegangan generator. Transformator adalah suatu peralaian tenaga list’ yang becfungsi untuk menyalurkan tonsga/daya listrik dari tegangon tinggi ke tegengan —rendah = atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan) [3] Dov Transformer atau Trafo tine kering berbede dengan oil transformer atau talo minyah. Perbedannya terletak pada system pendinginan inti dan Kumparan. Dry iranformer tidak memerlikan cairan seperti minyak atau cairan Jain uniuk mendinginkan inti dan kumparannys. Sistem pendinginannya enya pada Ponguatan Meden, Trafo Ehsitasi, Penguiian Trafo ventilasvcolah diantara belitamya_sehingga memungkinken udara—mengalit-— dan :mendinginkan inti dan kumparan 4) Fungsi wma dari dari tafo eksitasi adalah sebagai penguatan medan magnet pade saat enerator deroperasi. Sesuai sequence start poration step 7, kerasakan das traf cksitasi dapat__menyebabkan gagal_ start ada mesin pembanghit. Protoksi untuk trafo eksitast soacisi meliputi fuse pada feeder 13,8 kV sorta Over Current Relay (OCR). Pada tanggal 3 Februari 2010 pukul 22:30 texodi eangeuaw/rip pada unit 3 dengan indikas yang muncul “Low Supply Voltage - cengan Gilakukan pencaran gangguan ditomukan bahwa fuse High Voliage 13,8 KV arah trafo eksitst putus yang disebabken oleh kerusakan pede taf ekcitasi (belitan terbakar) dan pada saat itu thermometer memunjukkan auku 117 *C dan subs dalam ruang panel terukur 46.5 °C 2. Metedologi Penelitian 2.1. Obyek Penelitian PLTA PB. Socdirman mempunyai Trafo Eksitasi dengan spesifikasi sebagai herikut Tipe Drytype Transformer Rating Capacity 630 KVA Rating Voltage 13.800.335 KV Frequency 30H Insulation class PR AN Jurnal Penelitian Teknik Elektro Vol. 3 No. 4, Desember 2010 mn Artikel Reguler 2.2. Pengujian Trafo Penguyjian atau pengctesan traf dapat menentikan diagnosa perbaikan atau repair. Sccara umum urutan pengujian trafo adalah : 1. Uf tahanan izolasi 2, Indeks Polarisasi (PI) 3. Pengujian rasio belitan 4. Pengujian tahanan de (Roc) 5. Pengujian Tan delta © Pengujian Tahanan Polarisasi Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada wal pengujian dimakeudkan untule mengetabs secara din Kondist isolasi traf dan untuk ‘menghindari kegagalaa dan pengujian trafo selanjuinya. Proses pengukuran dengan suatu alat tukur Insulation Testor (megger) untuk ‘memperoleh hasil (nila/besaran) tahanan isolasi belitan/kumparan trafo antara agian yang diberi tegangan (fase) terhadap badan (case) meupun fantara belitan primer, sekunder dan tersier (bil aa) [5] Harga tahanan igolasi digunakan untuk kriteria ering tidaknya trafo, juga untuk mengetahui ‘apakch ada tagian-bagian yang terhubung singkat. Sedangkan Indeks Polarisasi (IP) adalah pengukuran tehanan isoladi pada menit ke-10 dibanding tahanan isolasi menit ke-1, parameter in sehrvenya diatas rilai standar minimum. [6] © Pengujian Rasio Belitan Trafo Untule mengotabui rosio tet perbandingen sebenamya dari alat yang. berfungsi untuk montransformasiken besaran listik. Rasio yang, ddidapatkan akan dibandingkan dengan rilal awal i desain-nya, factory report atau site test report) dengan rilai pengujian terakhit. Sehingga dapat diketabui rasio dari alat tersebut masih sesual atau tidak Ideslnya transformator mempunyai daya input sama dengan dava_ourpanya dalam persamaan (Ql) ‘Tegangan Primer dan Tegangen Sekunder N,Nz = Belitan Primer dan Belitan Sekunder Ip = Aras Primer dan Aras Sekunder = konstanta atau ratio transformator ‘+ Pengujian Tahanan DC (Rye) Pengujian tahanan dalam atau coil resistance test adalah pengujian untuk mengetahui Kesetidaktimbangan antar fasaikutup, kesesuaian antara nilai tohanan dalom lilitan yong diukur, pengukuran sebelumaya dan dengan nilai pada ‘narmeplte. Tika terjadi masala, trafo scharusnya diperiksa untuk —mencari—_penyebab ketidaksesuaian tersebut. Masalah yang timbul Isolasi dan Indeks dimana: EE, biasanya adalah hubung balk antara fasa yang sama atau berbeda, dan lepas atau rusakny koneket lilitan, Peralatan yang digunakan unwk mengukur tahanan dalam adala Winding Resistance Meter Winding Resistance Meter dapat mengukur resistonticecara slat dengan range dari 1 mikro ‘ohm sampai ratusan ohm, alat ini dapat digunakan ‘untuk: mengukur resistansi Hiltan motor, Uiltan ‘rafo atau pengujian resistensi rendah yang lain, + Pengujian Tan Delta Sistim isolasimesin listik secara alamiah akan mengelami penuranan seouai dengan usianya, —namun —demikian—_percepatan enurunannya sangat dipengeruhi oleh berbagsi faktor, antara Iain: gesekan, thermal stresses, mechanical stresses, kantong udaradidalam isolasi, kualitas lapisan semi conductive pada isolasi, dl. Maksud dari pengujian isolasi Tan delta adalah uuntok mengetahui proces kelemahan yang torjadi, Kegagalan dalam —operasi dapat . Kegagalan ( failure ) yang terjadi pada peralatan tegangan ‘tinggi yang sedang dlipakai dalam operasi schari hari disebabkan karena isolasiny memburuk (detericration) atau arena terjadi Kogagalan (breakdown) pada bagian bagiannya. Melemahnya fsolasl ini digobabkan karona panas, kelembaban, kerusakan mekanis, Korosi kimiawi, Korona, tegangan lebih dan lai: 2.3. Diagram Alir Penelitian Gas) 2 Tate Pee) 2 Penapactanenn fo) Gambar 2.1 Diaram Alir Penelitian 2 Jurnal Penelitian Teknik Elektro Vol. 3 No. 4, Desember 2010 3. Analisis Data dan Pembabasan. 3. Analisis Data Pengujian Setelah Terjadi ‘Gangguan 3.1.2, Pengukuran Tatanan Isolasi Trafo Eksitasi Peralatan uji : Merk MEGGER , Type S1- josz/2 ‘Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Tahanan Tsolasi Bidang Sistem Tenaga Listrik = 233 Dari hasil pethitungan indeks polarisasi IP rmenunjuken behwa pada fasa U (fsa R) mempunysinilai 118 yaitu—kondisi dipertanyakan, sedangkan untuk fasa V (fase 8) dan fara W (Casa 7) memponyai lai TP yang menunjukan koaisi yang baik yaitu 2,00 dan 231. Tabel 33 Bacasan Indeks Polarisasi (IP) THV-LY (injeksi 100 ee (nj 10 va) FasnU | Fasav | Fasaw TMent | seaca [| 66G0 | soca ToMenit | 595GQ_[ 1314GQ Berdasarkan IEEE Sid C57.94-1982 recommended practice for installation, ‘application, operation and maintenance of dry adalah : ‘Untuk nial tahanan isolasi direkomendasikan dori produsen, jika tidak tersedia maka ni ‘minimum tabanan Hlosast yang dapat digunakan adalah cebagai berikut Tabel 3.2 Harga minimum tahanan isolasi Winding Tnsulation KY class Resistanco (MQ) 12. 60 25 10007 0 15007 Br 2000 15.0 3000 Tus poera usa pega oe ioe eee trace de corromeenna ce aba TE abate mean S40 3000 no ree ta ‘Sis aac et a ea sa ba oe Bt eapiaarPanastl eet pono sieeae ae ace eee ces Polarisasi (IP) on ae Ma ah Ss =88 + raheew a ~ 660 Indeks Polarisasi Kondisi <1 Berbahaya T= hI Telek 1-128 Diperianyakan 4252 Baik 2 ‘Sangat Baik Davi hasil di atas dapat dindikasikan bahwa pada belizan di fas U_(fasa R) mempunyai tahanan isolasi yang baik pada menit pertama, sedangkan pada pengukuran menit ke 10 mmenunjukan kenaikan nilai tahanan isolasi yang dak tegit balk. Tu terlthat dari basi) pengukuran IP bahwa pada gulungan tersebut mempuryai IP yang rendah di bawah batas 3.1.2 Pengufian Rasio Belitan Trafo Peralaian uji:- Slide Regulator 3 phasa = Portable meter, Merk Yokogawa, Type WT-1600 ‘Tebel 3.4 Pengukuran rasio belitan Tnjel Teg. | Rasio Lv | Trafo PHASA | (Vall) | (Volt) U | 20 | 039 | #882 v_|_20_[043 | 80,56 w_|20 [0.43 [80,56 uf 4 | o 0 Won laraes O 0 w | 4 | 07 | 10887 Deri asil pengujian pertama dengan menggunakan tegangan injeksi 20V pada sisi high voltage (HV) menghasilkan tegangan keluaran pada sisi fow voltage (LV) yaitu masing-masinz pada fase R 0,39V, fasa $ 042V dan faa T 0A2V. Dari tasil tersebut dapat disimputkan bbahwa msio belitan terseaut delam keadasn baik Ketike pengujian dilakukan dengan tegangan injeksi pada HV sebesar 40V, temyata pada fasa R dan S di sisi LV tidak didapat tegangan Keluaran, Dari pengujian ini mulai timbul keourigaan adanya masalah pada belitan trafo Jurnal Penelitian Teknik Elektro Vol. 3 No. 4, Desember 2010 2B Artikel Reguler terutama pada fisa R dan S. Setelah dilakukan pengecekan visual temyata bagian di belitan R ‘yang gosong dan mengeluarkan asap. Pengukuran menunjukdcan kasil = Phasa R~ § ada masalah 3.1.3 Pengukuran Tabanan Murni Trafo Eksitasi (de) Peralaten uji : Portable double bridge, Merk ‘Yokogewa ~ Electric Works, LTD. ‘Tabel 3.5 Hasil pengukuran tahanan murai (Rpc) ‘Si AV Sisi LV Terminal | | Terminal | @ Ui-V¥1_[ 660 | u-Newal_ [1010 U2-¥2_| 642 z z v2—v2_| 1020 | v-Newal_| 1010 Wi-2 [1020 [w-Neiral [1,020 Dari hasil pengukuran tahanan murni pada tabel 3.5, maka dapat diketshatbahwa_ pada belitan Udi sisi HV mempunyai nila takanan mmurni yang sanget_ hesil jikadibandingkan dengan eda belt lninaya, Sedangkan Shi LV masing-masing tein merpany tahanan murni yang hamper sama yaitabelitan 1,010, beltan V 1,018 dun beltan W 1,029. Ini ‘menunjukan bahwa pada belitan di sisi LV tidak: {exc gangguan atau short circu, Pengukuran padasisi HV. meninjuan texjdinys perbedaan tahanan mur anar bela, ita teriadi pada beltan U-yang-mempanyai tshanan mami, sebesar % yang mempunya: nila relative kel dibanding dengen telitan V Sscbestr 1020 dan beltan W sebesar 10282, Untuk ‘menghinéar Kesalahan pembactanataupan fator Iain dalam pengukuran, make pada bolita U dilakukan 2 kali pengokuran pada tap_yang berbods. Sotelah dilaukan pengukuran teryata ‘menunjukan hil yang relat sama keclnyayaits 540.” Schingga setelsh penguhuranahanan rmumi dapat dsimpalkan bahwa pada beitan (i ‘exci shore circuit yang, menycbabkan beltan tersebut terbakear dan mengeluntkan asap Pengekwran menunjalkan hasil =" Phase U sisi HV menunjldcan Rymng Kecil_ yang ber ‘ej SHORT CIRCUTF antar belitin pada sats haa (Tarn to Turn) 32 Analisis Data Pengujian Setelah Trafo Eksitast di Belle Ulang (rewinding) 3.2.1 Pengukuran tahanan isolas! Trafo Exsitasi Peralatan uj: Megger Meck Kyoritsu 3125 ‘Tabel 3.6 Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi Setclah Perbaikan arash ‘Tegangan Injekst Waktu Fiviv] HV— | LV- [HVLV (1900 | Ground | Ground | ~ Vde) | (000 | (800 | Ground vac) | Vdc) | (1000 ‘Vde) TMenit | 43700 | 42000 | 2680 | ~_149 Mo | Me | ma | Mo 10 | 80600 [79400 | ~2930- | 209. Ment | ma | ma | Ma | Ma ‘Dari pengukuran tahanan isolast setelah perbaikan pada tabel 3.6, maka dapat dihitung besarnya Indeks Polarsasi (IP) = Pada Sisi HV -LY. 80600 3700 = 14 © Palla Sisi HY - Ground 79400 F000 = 1,89 © Paula Sisi LV ~ Ground 2930, 2680 = 109 © Paila Sisi HV LV - Ground 209 Dari hasil pengukuran tahenan_isolasi maka dapat diperoleh hasil seperti pada tabel 3.6, selanjutnya hasiltersebur akan di evaluasi dengan beberapa standar yang dizekomendasikan + Menurut VDE catalogue 22814 Memborikan petunjuk bagi nilai untuk ‘thanan isolasi bahan adalah : 1 kV = 1 XA, artinya setiap trafo yang memiliki rating tegangan | kV memilikinilai tahanan isolasi minimum sebesar I M2, schingga pada trafo eksilasi yang mempunyai rating tegangan 13,8V/335V maka nilei tahanen isolast ‘minimum yang harus di miliki adalah sebesar 138 M2. Dari pengujian terhadap tahanan isolasitersebut didapatkan nilai_tahanan isolasi_yang jauh di alas 13,8kY (pada enguktran I menit pertama) sehingga dapat Aisimpulkan bahwa tahanan isolasi_belitan trafo dalam kondisi ‘bail’. Untuk nilai IP sudad tercantum pada tabel 3.3, berdasarkan tabel tersebut maka untuk hasil pengukuran IP mempunyai hasil yang, bagus yaitu di aias 1,25, telapi ada satu pengukuran pada sisi LV ~ Ground yang mempunyai IP yang cenderung rendah yaita 1.09. ‘+ Menurut stanéar pengujian IEEE 62-1995. 74 Jurnal Penelitian Teknik Elektro Vol. 3 No. 4. Desember 2010 Bidang Sistem Tenaga Listrik. Untuk batas nilai tahanan isolasi menurut 7 standar tersebut adalah = Tae |S | T Bak] ‘3 TSI | 00 1, Untuk Transformer dikstegorikan new 1000 Ma 2. Untuk Transformer service aged 100 Ma Schingga untuk trafo eksitasi yang masuk dalam Kategori serice aged harus mempunysi nila} ahanan isolast minimal 100%. Dari hasil pengulsuran tersebut depat disimpullan babwa trafo eksiasi masih dalam keadaan ‘balk’, Standar pengujian [EEE 62-1995, jugn ‘menyebutkan : For small transformers the polarization index will be equal 191 or slightly higher. Larger transformer may exhibit a polarization index of 1.1DL3, In general, a high value of polartzatton index that the insulation system is in good condition. 4 polarization index of. | indicates that immediate corrective action is required. Berdasarkan dari pemyataan di atas_maka dopat disimpulkan behwasanya lai Indeks SHV LV Terminal ‘2 | Terminal [2 R-S 39394 | e=n | 0.930 SoT 9591 s=n| 0.838 T-R 3,021 ta [08 Polarisesi (IP) pada pengularan HV — Ground, LY — Ground, HY ~ LV dan HV LY ~ Ground dengan ili 1,85, 1.89, 1,09 dan 1,41 masih dalam standar yang diijinkan, Kesimpulan dari pengukuran tersabut dapat dikatakan memenuhi standar, namun hasiltersbut tidaklah cukup baik karena nilai IP hanys berkisar 1, terutama pada sisi LV — Ground yang rmempunyai lai paling rendah yaitu 108. Penyebab dari rendahnya nilai IP tersebut dapat disebabkan karena pada waktu traf selesai dibelit tulang (rewinding), pengangkutan dilakukan pada waktu hujan lebat sehingga mungkin traf ersebut dalam —keadaanTembab. Untuk ‘menghasilkannilai pengukuran yang balk seharusnya uafo dipanasken terlabih- dabulu Dari hasil pengukuran rasio belitan didapat hhasil seperti pada table 4.7, kemudian hasil ‘ersebut akan disesuaikan dengan standar sebagai berikut : «TEE Std C57.12.01-1989, menyebutkan : With rated yoltage impressed on one winding of a transformer. all other rated voltages at mo load shall be correct within 0.5% of the nameplate markings. Rated tap voltages shall correspond to the vollage of the nearest turn if the voltage per tum exceeds 0.5% of the desired voliage {7 Berdacarkan standart IEFE Sti CS7.12.01- 1989, menyaiakan bahwa toleransi untuk rasio belitan teafo tidak lebih dari_0,5%. Dari hasil penguiuran didapatkan rasio fasa R, fasa S dan fasa T sebeser 0,030, 0,034 dan 0,036 sehingza dapat dikatakan bahwa nilai rasio belitan wrefo dalam keadaan baik 3.2.3 Pengukuran tahanan muri Trafo Fksitasi (Rue) Peralatan uji :- Portable Transformer Resistance Meter ‘WRM 40 ‘Tabel 3.8 Hasil pengukuran tahanan muri (Rs) © Meminut IEEE C.57.125-1991 "Guide for Failure Investigation, Documentation, and Analysis for Power ‘Transformer and Shunt Reactor” Dari hasil test terlihat hambatan antar fase seimbang, Pemeriksaan ditujukan untuk melihat apakah hambatan yang ada pada Ketiga fase telah scimbang atau belum. Ketidakseimbangan —hambatan akan menyebabkan besar anas tap fase pada trafo ‘menjadi tidak sama. 3.2.4 Pengukuran Tangen Delta Peralatan uji = Capacitance & Dissipation / Power Factor Test Set, ‘Tabel 3.9 Hail Pengukuran Tan Delta ‘naga nip pin her mel fe TANTH | CAPOF 32.2Pmeujin tat beltan 13,8 LV /338V ice a Feruan ls TTR Vann ART-3 — ot Tabel37 asl Pagan ais bina Fest menI-ACHG [et | “10020 ; Gsteaincno | —393—| “wre stele es leaial wel s an ) : TAN(% | CAPIpF) 7s i ea es ae sere bertsprse tert ee fee Jurnal Penelitian Teknik Elektro Vol. 3 No, 4, Desember 2010 15 Artikel Reguler CEFCLG GSTgA*B-CLG_| 9,60 16500 © Menusut (EEE Std. C37.12,00-2000 Standar General Requirements for Liquid Immersed Distribution, Power and Regulating Transformer. + Menurut IEEE Sté, C57.12.90-1999 Standart Test Code for Liquid immersed Distribution, Powor and Regulating Transformer. ‘abel 3.10 Standar untuk pengujian Tan Delta ‘Rating Power Faktor Koni 05% Baik SHS% = 0,796 Deteriorasi 0,7%4-1,0% Tnvestigas 210% Buruk Dari_hasil pengukuran pengujian, didapat bahiva nilai tan delta dalam keadaan yang buruk, jiauh dari standar yang diljinkan. Namun karena ‘lasan untuk Kelangsungan pembangkitan dengan tecpaksa trafo eksitasi dipansang kembali dengan catatan apabila menggangeu sistem ( terjadi kkinerja yang sbnormal) maka diputuskan untuk: ‘mengadakan spare trafo eksitasi Kerena di PLTA PB. Socdirman tidak mempunyai spare tafo eksitasi 4. Kesimputan Pengujian pada trafo eksitasisetelah terjadi fgangguan adalah bertujuan untuk mencari dimana Kerusakan dan Keadaan trfo,sedangkan engujian dan evaluasi setelah _perbaikan bertujuan urtuk melihat keadsen trafo dengen cara membandingkan hasil peagukuran tersebut dengan standar yang dianjurkan, Pada _penguiisn seielah trafo_eksias rengslamiporbaikan (rewinding) asi rmenunjukan_nilaiyang balk pada pengujan tahanan igolasi, Indeks Polarisasi (IP), rasio telitan dan tahanan dalam (R.). Namun pade has pengujen tan dots menunjuan hes yang kurang memuasken Dari Keroaekan trafo cksitasi yang trad, dapat dianlisa pensebab teriadinva breakdown pu trafo ted Kerena faktor penuann ‘sola Yang. dipengaruhi oleh waka dan shu (pemanesan yang tings). 5. Refere (J. Marsudi, Djiteng, Pembangkit Listrik, Etangga, Jakarta : 2005 {2]. Manual Handbook, Station Manual & Generator Equipment~ ASEA {3]. Arismunandar, Artono. Prof. Dr, Teknik ‘Tegangen Tinggi, Pradnys Paramitho, Jakarta, 2001 [4]. tod/nvwsletrcin foram con/steotrical= ‘cansformery/érv-typetransformers. bil Energi (5]- Triana, Rita, Life assesment transformer PLTA Jelok— UBHAR, 2009. [6]. Forum Enjinering Review, Pengujian Elektrik Trafo dan Interpretasinya - PLN P3B. [7]. IEEE Std C57.12.01-1989 —- IEEE standard general requirements for drytype distribution and power transformers 16 Jurnal Penelitian Teknik Elektro Vol. 3 No. 4, Desember 2010

You might also like