Qur'an-Kemiskinan Bukan Kehinaan

You might also like

You are on page 1of 3
KEKAYAAN BUKAN TANDA KEMULIAAN, KEMISKINAN BUKAN PETUNJUK KEHINAAN Disusun oleh Ustadz Abu Minhal, L« Sete. b aaag oe dst adj adle ALI | ae 5 bs Walsh G3) Bos aj Adapun manusia, apabila Rabbnya mengujinya lalu memutiakannya dan __ memberinya kesenangan, maka bila Rabbnya (A dia akan berkata: “Rabbku telah memuliakanku”. 1) mengujinya, lalu membatasi rezekinya (menjadikannya | _ hidup dalam kekurangan), maka dia berkata: “Rabbku menghinakanku”, Sekali-kali -Hidak (demikian), PENJELASAN AYAT: Kenikmatan dunia menjadi bidikan utama ‘orang-orang yang tidak beriman kepada Allah os dan hari Kebangkitan (orang-orang kafir). Mereka | berjuang siang danmalam demikesuksesanduniawi sematal. Limpahan kekayaan dalam pandangan mereka merupakan pertanda kemuliaan hidup dan sumber martabat. Dan sebaliknya, kurangnya | materi, kemiskinan dan kehidupan ekonomi yang sulit di mata mereka menjadi petunjuk kehinaan. Sekali lagi, itu dalam pandangan orang-orang materialis yang lazim disebut dengan miéddiyydin (amak dari kata méddi) dalam bahasa Arab. SALAH SATU SIFAT BAWAAN MANUSIA. DAN ORANG KAFIR ‘Atas dasar ‘itu, sebagian Ulama mengatakan bahwa melalui ayatdiatas, Allah ss mengabarkan salah satu sifat orang kafir dan musyrik saat menerima limpahan harta dan tatkala kekurangan ‘materi dan terhimpit kesulitan ekonomi.’ Sebagian 1 Jimi? Baylin an Ay al-Qurén, Imam ath-Thabari 15/227, Al- Ian i Abkinil Qur én, Imam al-Qurttwbi 20/37, Tatimmate .(QS. al-Fajr/89:15-16) Ulama lain menyebutkan bahwa itu merupakan sifat bawaan setiap manusia yang bersumber dari sifat jahl (kebodohan, ketidaktahuan tentang hhakekat masalah) dan 2hu/m (kezhaliman).* Allah se berfirman: Adapun manusia, apabila Rabbnya mengujinya lalu ‘memuliakannya dan ‘memberinya kesenangan, inaka dia akan berkata: “Rabbku telah memuliakanku”. Pada ayat ini, Allah ez — mengingkari manusia yang. memiliki keyakinan jika diberi keluasan rezeki itu pertanda penganugerahan Kemuliaan dari Allah «x bagi dirinya. Faktanya, tidak demikian adanya. Akan tetapi, merupakan “Adinoul Bayan ,Syaikh‘Athiyyah Salim 9/217, Aisarut Tafsir, Syaikh Abu Bakr abJazaiei, 2/1471 2 Taisiral Kerimir Ralimsn, Syaikh as-Sa‘d, him. 1009, Tafsir Jez “Amma, Syaikh al-Utsaimin him, 200 jian dan cobaan bagi mereka dari Allah ast, > dan menguak apakah ia bersabar atau berkeluh- kesah, apakah ia bersyukur atau mengingkari nikmat. ‘Hial ini seperti firman Allah sx : a tere (c®, Boeavds Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang kami berikan kepada mereka itu (berarti bala), Kami bersegera memberikan Kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar (QS. al- Mukmindn/23:55-56) Sebaliknya pada ayat berikutnya: G G5 Upiib 0455 ale 5485 Bye Adapun bila Rabbnya (Allah) mengujinya, lalw meinbatasi — rezekinya (menjadikannya —_hidup dalam kekurangan), maka dia berkata: “Rabbky menghinakanku” Tatkala Allah menguji manusia dengan menyempitkan _rezekinya, sebagian _ orang beranggapan hal tersebut merupakan bentuk kehinaan yang harus ia terima. Imam al-Qurthubi ii menegaskan salah satu sifat orang kafir, “Kemuliaan dan kehinaan pada pandangan orang kafir berdasarkan banyak sedikitnya kekayaan yang dimiliki seseorang”. * | f i KEKAYAAN BUKAN PERTANDA KEMULIAAN, KEKURANGAN BUKAN PERTANDA KEHINAAN Allah ss tidak pernah menjadikan kekayaan dan kekurangan yang meliputi kondisi seseorang sebagai bentuk penilaian kemuliaan atau kerendahan derajatnya di sisi All8h ast. Namun, itu semua merupakan ujian dan cobaan yang Allah ee berikan kepada umat manusia yang tidak lepas dari takdir dan qodho-Nya. Perhatikan firman Allah sx berikut 3 Tafsir al-Quranit “Azhin, Imam Ibn Katsir (998 4 Fathul Qui, asy-Syaukini, 5/621 5. Al-jami li Abkimil Quy’ 20/47 QE dbs! o3n wwistaean ssziutizoiim Jaks ALY yd) Syl Honky .waliss Katakanlah: “Sesungguhnya Rabbku » melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi sigpa yang dikehendaki-Nya), akan fetapi kebaryaken manusia tidak mengetahui” (8. Saba/34:36) Allah se -memberikan kekayaan kepada orang yang Dia « cintai dan orang yang tidak Dia ss cintai, menyempitkan rezeki orang yang Dia cintai dan orang yang tidak Dia s#_cintai. Pada ketentuan-ketentuan Allah ini terdapat hikmah yang luhur lagi sempurna yang tidak. diketahui selain-Nya. Akan tetapi, kebanyakan orang tidak menyadarinya Sedangkan firman Allah (S€) adalah bentuk kata bantahan guna menjelaskan bahwa Kenyataannya tidak seperti yang kalian katakan dan tidak seperti pandangan manusia umumnya. Bantahan kepada orang-orang yang mengukur segala sesuatu dengan materi. Dalam kata ini terdapat unsur meluruskan pandangan yang keliru di atas, dan bahwa pemberian dan menahan rezeki tidak terkait dengan pemuliaan bagi seseorang maupun penghinaan baginya. Akan tetapi, itu semua merupakan ujian dari Allah ss: kepada hamba-Nya.* Imam Ibnu Katsir a ~~ mengatakan, “Masalahnya tidak seperti yang ia perkirakan, Tidak seperti pandangan yang pertama, juga tidak seperti pandangan yang kedua. (Sebab) Allah sz _memberikan kekayaan kepada orang yang Allah st cintai dan yang tidak Allah ssi cintai, menyempitkan rezeki pada orang yang Allah cintai dan yang tidak Dias cintai. Landasan dalam masalah ini ialah ketaatan kepada Allah s# dalam dua kondisi tersebut, jika berlimpah harta, hendaknya bersyukur kepada Allah atas nikmat itu,, bila mengalami kekurangan, hendaknya bersabar”.” 6 Taisirul Kerimir Ralond him, 1009, Taimmate Adinoul Bayan 9/217, Aisarut Tftsir 271471, 7 Tite a-Qur anil ‘Ashi 8/398 Syaikh ‘Abdur Rahman asSa'di #15, menjelaskan, “Kekayaan dan _ kemiskinan, keluasan dan sempitnya rezeki adalah cobaan dari Allah ss dan ujian untuk menguji para hamba-Nya, supaya dapat diketahui siapa saja yang bersyukur dan bersabar, kemudian Allah ‘g akan membalasnya dengan pahala yang besar. Barang siapa yang tidak demikian (tidak bersyukur atau bersabar), maka akan dibalas dengan siksa pedil Sementara itu, Syaikh ‘Athiyyah Salim ais juga berkata, “Alléh x menjelaskan bahwa Dia si memberi dan menahan (pemberian) sebagai ‘ujian bagi seorang hamba".° Perhatikanlah firman Allah ss berikut: Ai a Sos lle IS Tiap-tiap yong berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan’ (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan (QS. al- Anbiyd/21:35) Dan juga firman Allah ‘st: pets. a tke 3 lobe al Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar (QS. al-Anfal/8:28) Sebagaimana menguji manusia dengan miusibah (hal-hal yang tidak mengenakkan), Allah s juga menguji manusia dengan kenikmatan. PENTINGNYA INTROSPEKS! DIRI Seorang Mukmin ketika -mendapatkan’ kenikmatan dari Allah ss berupa kekayaan, ia akan mensyukuri Rabbnya, dan ia memandang, itu muri merupakan kemurahan dan curahan kebaikan Allah tethadap dirinya, bukan merupakan 8. Taisiral Kerimir Ralonin him, 1008 9 Tatimmat Adhodul Bayén 9/217 bentuk kemuliaan yang Allah st berikan kepada orang yang berhak. Dan sebaliknya, jika mengalami cobaan kesulitan ekonomi, rejeki seret, seorang Mukmin akan bersabar dan mengharapkan'pahala dari Allah ss serayaberintrospeksi diri, “Kejadian ini tiada lain karena dosa-dosaku. Allah sx tidak sedang menghinaku dan tidak sedang menganiaya diriku.” Dalam dua ayat ini termuat satu petunjuk pentingnya seseorang menyadari saat menerima limpahan. rezeki atau terhimpit ekonominya. Misalnya, mengatakan, “Mengapa Allah x — memberiku rezeki melimpah? Apa yang dikehendaki dariku? Pastilah aku harusbersyukur kepada-Nya: Mengapa Allah ss _mengujiku dengan kekurangan harta dan penyakit? Pastilah ‘Allah sz menghendaki agar aku bersabar. Jadi, hendaklah selalu melakukan introspeksi diri dalam dua kondisi tersebut. Sikap demikian akan menjauhkan manusia dari dua sifat buruknya, kebodohan dan aniaya. Sebab limpahan kekayaan dan sempitnya rezeki terjadi berdasarkan hikmah dan keadilan Allah ot ©, Manusia pun harus tetap memuji Allah x dalam kedua kondisi tersebut.* PELAJARAN DARI AYAT: ~ Pandangan materialisme berasal dari kaum kafir ~ Pandangan materialisme bersumber dari Iuubbun dun-ya (cinta dunia) ~ Pandangan materialisme baru, sebab pandangan ini sudah bercokol pada hati kaum musyrikin Quraisy sejak 14 abad lalu. Bahkan pandangan ini juga telah: ada pada umat-umat zaman dahulu. ~ Allah s¢ membenci kekufuran dan kufur nikmat = Allah ss mencintai perbuatan syukur ukan pandangan ~ Pentingnya introspeksi diri dalam semua keadaan. = Pentingnya mendalami Islam karena akan ‘mengenalkan kebenaran dan hakekat seluruh perkara, Walléliu a’lam. [] Pr BE costcsmmxysiaann vasziauuzovim i AsSuninah a7

You might also like