You are on page 1of 138
Buku Pandaaif Ku Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta Damin Sumardjo PENERBIT BUKU KEDOKTERAN fi EGC BGCIT88 PENGANTAR KIMIA: BUKU PANDUAN KULIAH MAHASISWA KEDOKTERAN DAN PROGRAM STRATA I FAKULTAS BIOEKSAKTA Oleh: Drs. Damin Sumardjo Editor: Amalia Hanif, S.Farm., Apt., Jali Manurung, S.Si., Apt, Jojor Simanjuntak, S.Si,, Apt. Copy editor: Restu Damayanti Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Buku Kedokteran EGC. (©2006 Penerbit Buku Kedokteran EGC P.O. Box 4276/Iakarta 10042 ‘Telepon: 65306283 ‘Angeota IKAPI Desain kulit maka: Yohanes Duta Kumia Utama Hak cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Cetakan I:2009 Perpustakaan Nasional: KatalogDalam Terbitan (KDT) DaminSumardjo Pengantar kimia: uleu panduan kuliahmahasiswa kedokteran dan program strata I fakultas bioeksakia/ penulis, Damin Sumardjo; editor, Amalia Hanif, Juli Manurung, Jojor Simanjuntak. — Jakarta : EGC, 2008. x,650him. ;21x27cm. ISBN978-979-448-902-4 L.Kimia, LJudul. 1 Amalia Hanif, 11. Manurung, Juli. IV. Simanjuntak, Jojor. 540 DAFTAR ISI DAFTARISI v KATA PENGANTAR ix 1 PENDAHULUAN. 1 Sel Adalah Pabrik Kimia yang Terus Menerus Beroperasi 4 Biomolekul dan Reaksi-Reaksi Kimia dalam Tubuh 12 Bahan Kimia dalam Cairan Tubuh 17 Digesti, Absorbsi, dan Ekskresi Adalah Proses Kimia 20 ‘Makronutrien dan Mikronutrien Adalah Bahan Kimia 22 Metabolisme Seluler Nutrien di dalam Tubuh 23 Obat adalah Suatu Bahan Kimia 26 Daftar Pustaka 27 2 PERSENYAWAAN ORGANIK 29° Rantai dan Atom Karbon dalam Senyawa Organik 30 Sifat Umum dan Radikal Fungsi Senyawa-senyawa Organik 32 Pemakaian Senyawa-SenyawaOrganik 33 Tata nama Senyawa-Senyawa Organik 35 Ikatan-ikatan dalam Senyawa Organik 36 Rumus Bangun dan Radikal Fungsi Senyawa Organik 40 Keisomeran pada Senyawa-senyawa Organik 45 Dasar-Dasar Reaksi Organik 57 Soal-Soal Latihan 76 Daftar Pustaka 79 3 KLASIFIKASI SENYAWA ORGANIK 81 Senyawa Alifatik 62 Senyawa-Senyawa Siklik 100 Soal-Soal Latihan 129 Daftar Pustaka 132 1 PENDAHULUAN Tubuh Kita terdiri dari sel-sel, tenunar-tenunan, dan alat-alat atau organ-organ. Bagian-bagian ina senditi seluruhnya terdiri atas unsur-unsur kimia yang banyak macamnya Unsur-unsur kimia ini berkelompok-ke- lompok menjadi satu, bercampur, bereaksi, dan berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk suatu susunan yang rumit tetapi terorganisasi dengan rapi. Kombinasi yang demikian ini sangat banyak jumlahnya dan beraneka ragam macamnya. Dengan demikian, unsur-unsur kimialah yang sebenarnya merupakan batu- batu bangunan dasar bagi tubuh kita. Kumpulan sel yang sama bentuk dan fungsinya disebut jaringan, misalnya jaringan otot, jaringan epi- telium, jaringan tuiang, dan jaringan pengikat. Jaringan sebagai suatu organisast sel belum dapat mendukung fungsi yang lebin besar sehingga perlu ada hubungan kerja sama antara jaringan yang satu dengan jaringan yang lain untuk melakukan fungsi yang lebih besar tersebut.Sekelompok jaringan dapat menyusun statu alat tubuh atau organ tubuh, misalnya hati, pankreas, lambung, dan ginjal. Dalam tubuh terdapat berbagai macam organ yang membentuk organisasi. Organisasi organ-organ ini disebut sistem organ, misalnya sistem digesti dan sistem pernapasan. Sistem digesti merupakan organisasi ‘organ yang berfungsi untuk mencerna makanan; hubungan kerja ini meliputi mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, dan usus besar. Sistem sespirasi atau sistem pernapasan merupakan organisasi organ yang ber- fungsi untuk bemapas; hubungan kerja sistem ini mencakup hidung, tenggorokan, cabang batang tenggorok, dan paru-paru. Biomolekul merapakan komponen kimiawi yang menyusun sel sebagei unit dasar benda hidup. Biomolekul dibedakan atas biomolekul organik dan biomolekul anorgenik alau biomineral. Keduanya ikut terlibat dalam proses-proses kimia pada tubuh kita. Senyawa-senyawa kimia dalam jumlah yang optimum diperlukan untuk hidup sehat. jika jumlah senyawa-senyawa tersebut dalam tubuh lebih atau kurang dari kebutuhan normal, ketidakseimbangan akan terjadi dalam sistem dan dapat mengakibatkan kita menjadi sakit, seperti pada peristiwa hiperlipidemia (kelebihan lemak), avitaminosis (kekurangan vitamin), atau anemia (kekutrangan zat bes’). Adanya bahan kimia yang semestinya tidak diperlukan oleh tubuh dapat me- nyebabkan sakit, seperti pada proses keracunan. Sebaliknya, tidak adanya bahan kimia, seperti enzim, hor- mon, atau zat~zat lain, juga dapat menyebabkan sakit Tiap sel tubuh kita mengandung berbagai macam zat, antara lain karbohidral, lipida, protein, enzim, asam nukleat, dan elektrolit (asam, basa, garam). Masing-masing zat tersebut mempunyai fungsi tertentu. Air me- rupakan penyusun terbesar dan berperan antara lain sebagai pelarut berbagai senyawa ionik maupun nor ionik dan sebagai medium bagi berlangsungnya reaksi biokimia di dalam sel. Reaksi-reaksi biokimia terjadi di dalam sel dan di dalam cairan antarsel. Selain makrobiomolekul organik yang telah disebutkan, di dalam sel juga terdapat senyawa-senyawa organik lain. Sel memperoleh energi dari zat-zat makanan dan menggunakan energi tersebut untuk menghasilkan zat-zat yang dibutuhkan. Cairan didalam tubuh kita dibedakan atas cairan intrasel (CIS) dan cairan ekstrasel (CES).C airanekstrasel mengandung behar-bahan kimia. Komponen utama CES adalah air, yang di dalamnya terlarut molekul- molekuldan ion-ion yang diperlukan olch sel-sel dalam melaksanaken fungsinya. Baharvbahan kimia tersebut PENDAHULUAN Absorbsi atau pengangkutan molekul-molekul zat melalui membran sel berlangsung secara difusi, osmosis, dan transpor aktif. Beberapa sel mampu mencerna atau “mendigesti makronutrien yang mempunyai struktur kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana. Sebagai pabrik kimia, sel secara terus-menerus mampu membuat senyawa-senyawa baru yang penting untuk pertumbuhan, perbaikan, dan perkembangbiakan sel. Reaksi biosintesis enzimatik ini umumnya tidak berjalan spontan, tetapi bertingkat dan menghasilkan beberapa hasil antera. Tidak semua produk yang dibuat oleh suatu sel selalu penting atau berguna untuk sel tersebut. Meskipun demikian, produk ini berguna untuk sel atau bagian tubuh yang lain. Misalnya, sel-sel kelenjar dapat mensintesis hormon, tetapi sel itu sendiri tidak ‘membutuhkannya. Sel-sel ini mampu mensekresikan hormon-hormon tersebut keluar sel untuk digunakaan oleh sel lain atau jaringan lain yang memerlukan. Semua jenis sel dalam tubuh mempunyai kemampuan untuk melaksanakan proses respirasi, yaitu proses pengolahaan bahan makanan menjadi energi dengan bantuan enzim dan oksigen melalui reaksi biokimiawi yang rumit dan berliku-liku. Nutrien seperti kerbohidrat, lemak, dan protein dapat diubah menjadi energi dalam bentuk ATP. ATP sebagai salah satu produk respirasi digunakan untuk berbagai macam kegiatan. Meskipun tidak banyak, sampah bahan kimia dapat terbentuk selama sel melakukan proses kimia untuk membongkar senyawa yang telah ada atau membentuk senyawabaru. Sampah bahan kimia ini dapat menjadi racun bagi sel dan dapat menghambat proses-proses kimia berikutnya. Sel mempunyai kemampuan untuk mengekskresikan atau mengeluarkan sampah bahan kimia tersebut. Setelah keluar dari sel, sampah bahan kimia tersebut dapat dibuang keluar dari dalam tubuh melalui mekanisme kimiawi khusus. Struktur Sel Tubuh Struktur sel tubuh manusia mempunyai suatu membran plasma luar, satu nukleus yang mengandung satu atau lebih nukleolus, dan berbagai organel di dalam sitoplesma. Organel-organel sitoplasma yang telah ba- yak diketahui peranannya, antara lain mitokondria, retikulum endoplasma, ribosom, lisosom, badan mikro, dan badan golgi. Membran sel atau membran plasma Membran sel yang juga dikenal sebagai membran plasma atau biomembran adalah selaput tips, halus, dan elastis yang menyeiubungi permukean sel hidup. Pada umumnya, membran sel bersifat permeabel terhadap zat-zat yang molekulnya kecil atau berbentuk ion, tetapi bersifat impermeabel terhadap zat yang molekulnya desar. jadi, membran sel bersifat permeabel selektif atau semipermeabel, yang mampu melewatkan spesi tertentu dan menahan spesi yang lain. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa membran sel dibentuk oleh dua lapisan lipida ampifatik dan protein; antara lapisan yang satu dengan lapisan yang lain dihubungkan oleh gaye-gaya nonkovalen yang saling menunjang. Membran sel mengandung polisakarida dan kolesterol dalam jumlah kecil. Semua membran sel merupakan susunan cairsehingga mampu berperan sebagai pelarut protein membran. Selain itu, membran bersifat asimetris,yaitu lapisan luar dan lapisan dalam mengandung komponen yang berbeda. Membran sel bukan hanya sekadar pembungkus sel atau pembatas sel dan lingkungannya, tetapi ikut berperan dalam pengaturan isi sel. Banyak proses yang esensial dalam sistem hidup berlangsung di dalam struktur membran. Beberapa peranan membran sel yang penting adalah (a) pengatur keluar masuknya zat dari dalam dan tuar sel; (b) tempat berlangsungnya beberapa reaksi kimia; dan (c) penghubung transfer energi antara bagian dalam dan bagian Iuar sel. Kecepatan transpor spesi-spesi tersebut selain ditentukan oleh gaye-gaya pendorong yang bekerja, juga ditentukan oleh mobilitas spesi yang bersangkutan di dalam membran. Gaya pendorong tersebut dapat berupa gradien konsentrasi, gradien tekanan, gradien potensial listrik, atau gradien temperatur antara dua sisi memoran PENDAHULUAN, = membatasi membran luar dengan membran dalam. Kedua membran ini temnyata mirip dengan membran plasma, yaitu tersusun atas lipida amfipatik dan protein Membran sebelah Iuar mempunyai permukaan halus, bersifat licin, dan mengelilingi keseluruhan mito- kondria. Membran sebelah dalam membentuk lipatar-lipatan yang disebut krista. Lipatan-lipatan ini men- julur ke dalam rongga dan dapat bersatu dengan lipatan membran di seberangnya. Beberapa enzim terdapat dalam membran ini. Rongga bagian dalam mitokondria terisi oleh matriks agar-agar yang semicair dan me- ngandung banyak enzim yang terlarut Mitokondria merupakan pabrik energi sel. Dengan bantuan oksigen, enzim-enzim yang terdapat di dalam- nya bekerja sama mengkatalisis pembongkaran makronutrien organik sehingga terbentuk karbon dioksida, air, dan adenosin trfosfat (ATP). ATP yang terbentuk berdifusi ke semua bagien sel untuk melangsungkan kerja seluler. DNA dan RNA terdapat juga dalam mitokondria yang berperan dalam proses reproduksi sel. Retikulum endoplasma Retikulum endoplasma adalah organel dalam sitoplasma yang berupa bangunan berbentuk niangan-ruangan berdinding membran, serta saling berhubungan membentuk anyaman. Membran-membran itu mempunyai struktur lipida amfipatik-protein, seperti hainya membran plasma dari sel tersebut. Dalam sel terdapat dua tipe retikulum endoplasma, yaitu (a) retikulum endoplasma kasar (rough endoplasmic reticulum), yang per- mukaannya tidak rata karena diselubungi ribosom dan (b) retikulum endoplasma halus (smooth endoplasmic reticulum), yang permukaannya halus Karena tidak ditempeli ribosom. Retikulum endoplasme kasar men- dukung proses biosintesis protein yang terjadi pada ribosom yang menempel padanya. Biosintesis lemak dan karbohidrat terjadi pada retikulum endoplasma halus karena aktivitas enzim-enzim pada bagian permukaan. Makin banyak retikulum endoplasma terdapat dalam sel, makin banyak protein (termasuk enzim) yang dapat disintesis. Retikulum endoplasma halus kemungkinan berperan dalam sintesis dan transportasi glikegen, lipida, dan steroid. Biosintesis proten FRetkulum endoplasena kasar (mengandung ribosorn) Blosinesia: (2) membran piasma; (b) asar lemak; dan (©) holster metabolism obet Retikutum endoplasma haus (dak mengandung ritosom) Gambar 1.5. Retikulum endoplasma. Sumber: Bruce Alberts, 1985) 9 PENDAHULUAN lekul lipida, tetapi memiliki rincian komposisi yang berbeda. Kolesterol membran sel hati mungkin lebih banyak dari kolesterol membran sel otot. Ibtilah biomolekul digunakan untuk merujuk molekul-molekul besar dan melekul-molekul kecil yang erat kaitannya dengan kimiawi sistem hidup. Biomolekul dapat berupa biomolekul organik dan biomolekul an- organik. Meskipun porsi senyawa-senyawe anorgenik dalam sistem hidup tidak banyak jumlahnya, ‘ctapi ikut terlibat dalam kimiawi sistem hidup. Setiap biomolekul organik yang diperoleh dari sel organisme dapat diuraikan (biasanya oleh peristiwa hidrolisis) menjadi molekul-molekul sederhana, yaitu komponen-kom- ponen penyusunnya, Unsur-unsur Penyusun Biomolekul Dari 105 elemen atau unsur kimia yang telah diketahui hanya 27 ditemukan dalam sistem hidup. Kedua puluh tujuh unsur ini dikenal sebagai unsur-unsur penyusun biomolekul. Unsur-unsur penyusun biomolekul di- Klasifikasikan menjadi unsur-ursur utama penyusun biomolekul organik dan unsur-unsur makro- dan mikro- biomineral. Unsur-unsur biomolekul organik Karbon (C), oksigen (O), hidrogen (H), dan nitrogen (N) adalah unsur-unsur utama yang menyusun straktur biomolekul organik. Unsur-unsur ini secara bersama-sama membentuk hampir seluruh berat badan. Bio- molekul organik seperti karbohidrat, lemak, protein, asam nukleat, dan yang lain dibangun oleh keempat tunsur ini. Unsur fosfor (P) dan belerang (S) juga ikut membangun beberapa biomolekul organik. Unsur-unsur biomineral Unsur-unsur lain yang terdapat di dalam tubuh disebut unsur-unsur biomineral, zat-zat abu, ataw unsur- unsur anorganik. Meskipun unsur-unsur injjumlahnya sangat kecil dibandingkan dengan unsur-unsur utama penyusun biomolekul organik, unsur-unsur ini juga dibutuhkan oleh tubuh. Unsur-unsur biomineral di- klasifikesikan atas unsur-tnsur makrobiomineral dan unsur-unsur mikrobiomineral. Banyak biomineral telah diketahui mempunyai fungsi esensial dalam tubuh. Beberapa biomineral ada yang mempunyai peranan sebagai: (a) komponen struktural makrobiomolekul nonenzim; (b) aktivator swat. enzim; (c) kofaktor satu atau lebih enzim,; (d) pembentuk bagian dari kerangka dan gigi; (e) pengatur ke- seimbangan asam-basa dalam tubuh; (f) pengatur lekanan osmosis seluler dalam tubulh; dan (g) komponen cairan tubuh (elektrolit) Dalam tubuh, unsur-unsur makrobiomineral mempunyai peranan sangat penting dan kebanyakan terdapat dalam bentuk ion, seperti kalium (K"), natrium (Na’), kalsium (Ca"), magnesium (Mg"), dan klor (Cl). Unsur belerang dan fosfor dimasukkan juga dalam kelompok ini. Unsur-unsur mikrobiomineral dikenal sebagai unsurhara, unsurspora, unsur kelumit, atau unsur runutan (trace element). Unsur-unsur ini dibutuhkan dalam jumlah yang kecil sekali oleh tubuh. Unsur-unsur mikrobiomineral antara lain besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), kobalt (Co), iodium (1), molibden (Mo), kromium (Cr), selenium (Se), vanadium (V), nikel (Ni), silikon (Si), fluorida (F), timah (Sn), boron (B) dan arsen (As). Meskipun jumlah unsur-unsur mikrobiomineral yang dibutuhkan oleh tubuh sangat sedikit, peranannya tidak kalah penting dibandingkan dengan unsur-unsur biomolekul yang lain. Selain itu, perlu diingat bahwa tidak semua unsur-unsur ini diperlukan oleh tiap spesies. 13 — PENDAHULUAN = AB +CD > AD+ BC Reaksi penataan ulang Reaksi penataan ulang, reaksi penyusunan ulang, atau reaksi penyusunan kembali, adalah reaksi penataan Kembali suatu struktur molekul untuk membentuk struktur molekul baru yang berbeda dengan struktur molekul semula tanpa mengurangi jumlah atom-atomnya. Reaksi ini, kacang-kadang ada yang menyebutnya sebagai reaksi isomerisasi, merupakan reaksi yang mengubah suatu senyawe menjadi isomemya. Bahan-bahan kimia yang terlibat di dalam reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh sangat dipengaruhi oleh tingkat keasaman tempat reaksi-reoksi tersebut terjadi. Tingkat keasaman yang tidak cocok, yaitu terlalu tinggi atau terlalu rendah dari yang seharusnya, akan memberi akibat yang tidak diinginkan. Cairan intrasel dan cairan ekstrasel yang menjadi thedium tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia mempunyai tingkat keasaman atau tingkat konsentrasi ion hidrogen tertentu, Sebagaimana kita ketahui, ting- kat keasaman dinyatakan dengan pH. Besar pH adalah —log [H*]. Oleh Karena itu, bila tingkat keasaman tinggi, harga pH rendah dan, sebaliknya, bila tingkat keasaman rendah, harga pH tinggi. BAHAN KIMIA DALAM CAIRAN TUBUH Cairan tubuh dibedakan atas cairan intrasel (CIS), yaitu cairan yang terdapat di dalam sel, dan cairan ektrasel (CES), yaitu cairan yang berada di luar sel. Sekitar 70% cairan tubuh adalah cairan intrasel dan sisanya adalah airan ekstrasel. Cairan ekstrasel antara lain cairan (a) interstisial, yang berada di antara sel jaringan; (b) intravaskuler, yang berada dalam pembuluh darah; (c) limfe, yang berada dalam pembuluh limfe; dan (d) transseluler, yang berada di tempat-tempat khusus. Cairan intraokuler (terdapat dalam bola mata), cairan serebrospinaiis, dan cairan dalam persendian adalah contoh cairan transseluler. Cairan tubuh banyak mengandung zat nonelektrolit dan elektrolit terlarut. Zat nonelektrolit adalah zat yang tidak terurai menjadi ion-ion yang bermuatan listrik, sedangkan elektrolit adalah zat yang dapat terurai ‘menjadi ion-ion yang bermuatan listrik. Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian lain, Dalam keadaan sehat, elektrolit berada pada bagian yang tepat dan dalam jumlah yang tepat pula. Air merupakan elektrolit yang sangat lemah, yang terionisasi menjadi ion hidrogen dan gugus hidroksil, sertaberperan aktif dalam banyak reaksi biokimia di dalam tubuh. Lebih dari 70% bobot tubuh terdiri atas air. Air mengisi hampir semua bagian dari sel. Reaksi-reaksi biokimia yang melandasi hidup kita berlangsung dalam media air. Reaksi hidrasi dan reaksi hidrolisis yang banyak terjadi di dalam tubuh adalah reaksi yang mutlak membutuhken air. Banyak peran air dalam tubuh kita. Air sangat penting dalam pengaturan suhu tubuh sebab air mem- punyai sifat penghantar panas yang baik sehingga mampu memindahkan panas dari tubuh ke kulit dan terjadilah penguapan panas untuk mendinginkan permukaan tubuh. Karena molekul air mudah bergabung dengan molekul-moleku! lain, air merupakan pelarut yang baik sehingga dapat melarutkan nutrien dan ba- nyak clektrolit. Air juga berperan sebagai alat transportasi, misalnya mengangkut nutrien dari jaringan ke jaringan lain atau mengangkut zat sampah dari jaringan ke alat ekskresi. Banyak elektrolit, seperti asam, basa, dan garam, terdapat dalam tubuh kita serta mempunyai peranan yang penting. Menurut Arrhenius, asam adalah senyawa yang dalam air membebaskan {on hidrogen dan basa adalah senyawa yang dalam air membebaskan ion hidroksil. Menurut Bronsted, asam adalah donor proton dan basa adalah aseptor proton. Asam kuat, seperti HCI, dan basa kuat seperti NaOH mengion dengan sem- purna, sedangkan asam lemah dan basa leah mengion sebagian. Asam-asam organik yang terdapat dalam tubuh merupakan asam-asam lemah, seperti asam aselat, asam butirat, asam oleat, asam palmitat, asam — 7 PENDAHULUAN Pada lumen lambung, kerja enzim ptialin yang masuk bersama-sama makanan dari mulut dihentikan engan adanya asam klorida (HCI) yang disekresi oleh sel-sel parietal. Jadi, polisakarida, oligosakarida, dan disakarida dalam lambung tidak mengalami perubahan; protein yang kontale dengan asam klorida lambung, akan mengalami denaturasi sehingga lebih mudah dicerna. Protein yang berada di dalam lambung akan Giubah oleh pepsin menjadi fraksi-fraksi yang lebih kecil, yaitu oligopeptida, proteosa, dan pepton. Protein susu dalam bentak kalsium para kaseinat (protein susu yang berikatan dengan kalsiium yang membentuk ‘gumpalan sehingga muda/lebih lama dipengaruhi pepsin) juga akan dicerna oleh pepsin. Berbeda dengan amilase dan enzim lainnya, pepsin bekerja dalam suasana sangat asam (pH 1,0-2,5) sesuai dengan kondisi asam cairan lambung, Hasil semua digesti makanan dalam lambung ini bersama-sama mekanan lain masuk ke dalam intestin. Selanjutnya, pencernaan berlangsung di dalam usus halus. Di dalam usus halus terdapat enzim-enzim yang berasal dari pankreas dan enzim-enzim yang berasal dari mukosa usus halus sendin. pH usus halus bersifat alkalis terutama disebabkan oleh garam natrium bikarbonat dari pankreas dan keadaan alkalis ini sesuai dengan daerah pH optimum enzim-enzim yang bekerja didalam usushalus. Amilase dan disakaridase akan mengkatalisis hi¢rolisis polisakarida, oligosakarida, dan disakarida menjadi molekul-molekul monosakarida. Steapsin dengan bantuan garam-garam empedu akan mengkatalisis hidrolisis lemak menjadi gliserol dan asam-asam lemak. Tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase, aminopeptidase, tripeptidase, dan dipeptidase bekerja sama mengkatalisis hidrolisis polipeptida, oligopeptide, proteosa, dan pepton menjadi asam-asam amino. Produk akhir yaitu monosakarida, gliserol, asam lemak, dan asam-asam amino slap untuk iserap oleh dining usus halus, kemudian dibawa oleh aliran darah atau limfe ke seluruh bagian tubuh. Sisa makanan yang tidak mengalami peruraian secara tuntas akan masuk ke dalam usus besar dan dikeluarkan ari tubuh lewatanus. Penyerapan atau absorpsi merupakan kelanjutan dari proses pencernaan bahen makanan oleh tubuh. Penyerapan tidak lain merupakan suatu proses masuknya bahan makanan yang telah mengalami pencernaan melalui dinding usus. Molekul-molekul besar dari bahan makanan dicerna menjadi molekul-molekul kecil agar dapat diserap. Kemampuan dinding saluran pencernaan untuk menyerap bahan makanan atau bahan lain tidak sama. Penyerapan hampir tidak terjadi dalam mulut, tenggorokan, dan lambung. Lambung merupakan daerah saluran pencernean yang dindingnya mempunyai daya serap yang jelek. Meskipun demikian, zat-zat yang lrut dengan baik dalam lemak, seperti alkohol dan obat-obatan tertentu, dapat diserap di lambung dalam jumlah sedikit. Usus halus merupakan segmen terpanjang dari saluran pencernaan, yang merupakan tempat berlangsung sebagian besar pencernaan dan penyerapan. Untuk efisiensi dalam proses penyerapan, usus halus mempunyai permukaan yeng berlipat-lipat yang, disebut jonjot usus atau villus. Mekanisme penyerapan oleh usushalus bersifat khas. Sebagian molekul dapatdiserap, sedangkan sebagian yang lain tidak; sebagian cepat diserap, tetapi yang lainnya lambat. Protein makanan diserap dalam bentuk asam-asam amirib, katbohidrat diserap dalam bentuk monosekarida, dan lemak diserap dalam bentutk gliserol dan asam-asam lemak. Beberapa bahan makanan ada yang diserap secara difusi pasif,tetapi sebagian besar secara difusi aktif. Penyerapan monosakarida melalui dinding usus halus tidak secara difusi pasif sebab pori-pori mukosa usus rralus tidak permeabel terhadap monosakarida yang larut dalam air dan berbobot molekut lebih besar dari 100. Hampir semua monosakarida diserap secara difusi aktif yang membutuhkan energi. Penyerapan asam-2sam amino dalam usus halus juga secara difusi aktif yang memerlukan energi. Baik monosakarida maupun asam- asam amino yang diserap melalui sistem vena porta dibawa oleh darah ke hati untuk diproses lebih lanjut. Gliserol dan asam-asam lemak scbagai produk hidrolisis lemak dalam saluran pencernaan diserap melalui dinding usus halus. Pada waktu penyerapan ini, gliserol dan asam-asam lemak mengalami sintesis lang 2 PENDAHULUAN ‘Nutnen penghasi Katebotisne ‘ Produk aitir energ Ti riskinenerai Energ iemia ATPINADH lI Nolelal Pembangun —_e Metrorotea set Bagan 1-3. Energi cari Katabolisme untuk Anabolisme, Metabolisme seluler karbohidrat menyangkut ptoses anabolisme (penyusunan atau biosintesis) dan kata- bolisme (pembongkeran atau biodegradasi), yang melibatkan banyak enzim karena reaksinya tidak spontan, tetapi bertahap. Sebagian besar (gula sederhana heksoca darah yang diperoleh dari karbohidrat makanan ‘melalui proses digesti dan absorpsi) masuk ke jaringan hati dan sisanya masuk ke aringan otot. Setelah masuk ke jaringan hati, terjedi interkonversi dari ketiga jenis heksosa tersebut. Dalam jaringan hati atau otot, glukosa diubah menjadi glukosa-6-fosfat, kemudian diubah menjadi gli kogen melalui beberapa tahapan. Perubahan glukosa menjadi glikogen disebut proses glikogenesis. Melalui proses glikoneogenesis, glikogen dapat pula dibuat dari zat-zat yang bukan gula (glukosa), seperti gliserol, asam laktat, atau asam-asam amino glikogenik. Sebaliknya, glikogen hati dapat dibongker atau dikembalikan menjadi glukosa melalui beberapa tahap reaksi dan proses biodegradasi; pembongkaran ini disebut proses slikogenolisis. Melalui tahap-tahap reaksi yang panjang baik glikogen hati maupun glikogen otot dapat meng- alami pembongkaran menjadi asam piruvat dan perubahan ini disebut proses glikolisis. Asam piruvat yang terjadi dapat diubah menjadiasam laktat atau dapat diubah menjadi Asetil-SKoA yang segeramasuk ke dalam siklus Krebs (siklus asam sitrat atau siklus asam trikarboksilat), dan mengalami proses lebih lanjut untuk ‘mendapatkan energi Lemak hasil absorpsi masuk ke hati dan jaringan adiposa melalui sistem limfe. Apabila lemak dibutuhkan, lemak dipecah terlebih dahulu secara lipolisis hidrolitik menjadi asam lemak dan gliserol penyusunnya. Asam Jemak yang terbentuk ini mengalami aktivasi menjadi asilSKoA yang kemudian mengalami proses beta- oksidasi menjadi asetil-SKoA dan masuk ke dalam siklus Krebs untuk mendapatkan energi. Gliserol yang diperoleh mengzlami aktivasi membentuk gliserol-fosfat. Senyawa gliserol-fosfat ini kemudian diubah men- jadi glukosa melalui reaksi glukoneogenesis yang rumit. Esterifikasi Asil-SKoA yang tidak mengalami beta- oksidasi dengan gliserol-fosfat yang tidak mengalami glukoneogenesis membentuk lemak bebas kembali Sebagian besar degradasi lemak terjadi di dalam sel-sel hati Metabolisme protein tidak secara langsung terlibat dalam memproduksi energi, tetapi metabolisme protein terlibat dalam produksi enzim, beberapa hormon, komponen struktural, dan protein spesifik. Sumber asam amino darah dapat berasal dari ebsorpsi di usus, biodegradasi protein jaringan, dan biosintesis dari beberapa senyawa organik. Asam-asam amino yang terbentuk ini digunakan untuk biosintesis (a) glukosa, melalui tingkat-tingkat glikoneogenesis yang rumit; (b) protein baru, yang mempunyai fungsi spesifik; dan (c) senyawarsenyawa nitrogen nonprotein. Selain itu, beberapa asam amino di dalam sel-sel hati dapat ‘mengalami proses transaminasi schingga diperoleh asam ketokarboksilat dengan jumlah atom karbon yang 25 2 PERSENYAWAAN ORGANIK Senyawa-senyawa karbon, baik yang berasal dari makhluk hidup atau yang dibuat secara sintetik, memegang peranan penting dalam hidup kita. Senyawa-senyawa yang mengandung atom karbon (kecuali Karbon mono- oksida, Karbon dioksida, karbon disulfida, karbonat, dan beberapa turunannya) disebut senyawa ofganik. Cabang dari ilmu kimia yang khusus membicarakan atau mempelajari senyewa-senyawa organik disebut kimia o-ganik. Sebutan kimia organik diberikan oleh orang-orang yang pada waktu itu menyangka bahwa hanya makhluk-makhluk hidup sajalah yang dapat membentuk senyawa-senyawa karbon. Jadi, mereka meng anggap bahwa senyawa-senyawa organik itu hanya dapat terjadi dalam tubuh organisme hidup. Mereka menduga senyawa-senyawa karbon yang terdapat dalam tubuh hewan, manusia, atau tanaman yang mereka namakan senyawa organik itu hanya dapat terbentuk karena gaya-gaya hidup (vital force). Anggapan ini menyebabkan ahli kimia pada waktu itu tidak mencoba membuat senyawa organik di laboratorium, tetapi hanya melakukan ekstraksi, pemurnian, dan analisis dari zat-zat yang berasal dari hewan atau tanaman. Selanjutnya, pendapat yang menyatakan senyawa-senyawa organik hanya terdapat dan hanya dapat dibuat dalam organisme hidup terbukti tidak benar. Pada tahun 1928, seorang abi kimia yang masih muda yaitu Friedrich Wohler dari Jerman, secara ke~ betulan telah membuat ureum, yakni senyawa penting yang terdapat di dalam urine, dengan cara memanas- kan zat anorganik ammonium sianat. Setelah kejadian ini, para abli kimia mulai mensintesis senyawa~ senyawa organik dari senyawa anorganik dan sejak saat it pulalah teori “vital force” mulai ditinggalkan Sehubungan dengan itu, sebutan kimia organik tidak tepat lagi dan sebaiknya diubah menjadi kimia karbon Walaupun demikian, karena cabang ilmu pengetahuan alam ini telah lama dan sering disebut kimia organik, selain nama yang benar kimia karbon, nama kimia organik masih digunakan sampai sekarang. Di abad modern ini, kimia organik memegang peranan yang sangal penting. Dengan pengetahuan kimia organik, kita dapat memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada zat di sekitar kita, memanfaatkan reaksi organik yang berguna, mencegah reaksi-reaksi organik yang menugikan, dan membuat barang-barang, baru yang kita perlukan. Cabang ilmu pengetahuan alam ini memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, tidak berlebihan kiranya apabila ada orang yang mengatakan bahwa tiada seni, sains, dan industri yang tidak memerlukan kimia organik dalam penerapannya. Kini telah diketahui bahwa jumlah senyawa organik alam maupun senyawa organik sintetik banyak sekali Walaupun zampai saat ini jumlah senyawa organik belum dikeiahwi dengan pasti, jumlah terscbut diperk kan sudah mencapai 4.000.000; jumiah ini setiap tahun bertambah. Jumlah senyawa organikjauh lebih banyak dibanding dengan jumlah senyawa anorganik. Senyawa-senyawa organik yang dewasé ini telah kita ketahui ada yang diperoleh dar! isolasi hewan atau tanaman, sintesis dalam laboratorium, dan peruraian dari senyawa-senyawa organik lain yang strukturnya lebih kompleks, 29

You might also like