You are on page 1of 6

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESPONSE

TIME PERAWAT PADA PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT


DI IGD RSUP PROF. DR . R. D. KANDOU MANADO

Vitrise Maatilu
Mulyadi
Reginus T. Malara

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
Email : ishe920314@gmail.com

Abstract : Response time is dependent upon the available of speed and quality of relief to
save lives or prevent disability. The purpose of this study was to identify the factors
associated with the Response Time of nurses in handling emergency patients in IGD RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Research methods with cross sectional approach. Selection
of samples with purposive sampling by 30 respondents. Independent variables including
education, knowledge, duration of work and training of nurses. Instrument research using
observation sheets and questionnaires. Data analysis Chi-square test at 95% significance
level (α 0.05). The results showed the majority of nurses have a Response Time > 5 minutes
total of 17 (56.7%). The statistical test showed there is no association between education (ρ
= 0.084), knowledge (ρ = 1.000), duration of work (ρ = 0.119), and training (ρ = 0255) with
a response time of nurses. Conclusion, Response time of nurses in handling emergency
patients in IGD RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado average of > 5 min. Education level,
knowledge, duration of work and training are not associated with the Response Time of
nurses in handling emergency patients in IGD RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Advice to the nursing profession in order to maintain the existing standard of response time
so the nursing services can be improved.

Keywords : Characteristics, Response Time, Nursing Services

Abstrak : Response time tergantung kepada kecepatan yang tersedia serta kualitas pemberian
pertolongan untuk menyelamatkan nyawa/ mencegah cacat. Tujuan penelitian mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan Response Time perawat pada penanganan pasien
gawat darurat di IGD RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Metode penelitian dengan
pendekatan cross sectional. Pemilihan sampel dengan purposive sampling sebanyak 30.
Variabel independen meliputi pendidikan, pengetahuan, lama kerja dan pelatihan perawat.
Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Teknik analisa data uji
chi square pada tingkat kemaknaan 95% (α 0,05). Hasil penelitian didapatkan sebagian besar
perawat memiliki Response Time > 5 menit sebanyak 17 (56.7%). Uji statistik menunjukkan
tidak ada hubungan antara pendidikan (ρ 0.084), pengetahuan (ρ 1.000), lama kerja (ρ 0.119),
dan pelatihan (ρ 0.255) dengan response time perawat. Kesimpulan Response time perawat
dalam penanganan kasus gawat darurat di IGD RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado rata-
rata >5 menit. Tingkat pendidikan, pengetahuan, lama kerja dan pelatihan tidak berhubungan
dengan Response Time perawat pada penanganan pasien gawat darurat di IGD RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado. Saran kepada profesi keperawatan agar mempertahankan
response time yang ada sehingga dapat meningkatkan pelayanan keperawatan.
PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN
Penanganan gawat darurat ada filosofinya Penelitian ini menggunakan desain
yaitu Time Saving it’s Live Saving. Artinya penelitian survei analitik dengan pendekatan
seluruh tindakan yang dilakukan pada saat cross sectional. Tempat penelitian ini
kondisi gawat darurat haruslah benar-benar dilakukan di Instalasi Gawat Darurat RSUP
efektif dan efisien. Hal ini mengingatkan pada Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Penelitian ini
kondisi tersebut pasien dapat kehilangan telah dilakukan di Instalasi Gawat Darurat
nyawa hanya dalam hitungan menit saja. RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado mulai
Berhenti nafas selama 2-3 menit pada manusia dari tanggal 18 Juni 2014 sampai dengan 10
dapat menyebabkan kematian yang fatal Juli 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah
(Sutawijaya, 2009 ). seluruh perawat pelaksana yang bekerja di
Salah satu indikator keberhasilan Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R. D.
penanggulangan medik penderita gawat Kandou Manado. Sampel yang digunakan
darurat adalah kecepatan memberikan dalam penelitian ini adalah sebanyak 30
pertolongan yang memadai kepada penderita sampel. Teknik sampling yang digunakan
gawat darurat baik pada keadaan rutin sehari- peneliti adalah purposive sampling, dengan
hari atau sewaktu bencana. Keberhasilan kriteria Inklusi Perawat yang bekerja di
waktu tanggap atau response time sangat Instalasi Gawat Darurat, perawat yang
tergantung kepada kecepatan yang tersedia menangani pasien gawat darurat (emergency/
serta kualitas pemberian pertolongan untuk warna merah) dan kriteria eksklusinya adalah
menyelamatkan nyawa atau mencegah cacat perawat yang sedang cuti atau sakit, perawat
sejak di tempat kejadian, dalam perjalanan yang masih dalam masa orientasi (satu sampai
hingga pertolongan rumah sakit (Moewardi, dua bulan). Instrumen yang digunakan adalah
2003). lembar obsevasi dan kuesioner. Pengumpulan
Dari data yang didapat di Instalasi Gawat data dilakukan sesuai jadwal yang diatur,
Darurat RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou sudah setelah mendapat persetujuan dari
di kategorikan tipe A. Jumlah perawat di pembimbing dan penguji proposal, maka
Instalasi Gawat Darurat sebanyak 97 orang, penelitian akan dilaksanakan di bagian IGD
dengan klasifikasi pendidikan, lama kerja, dan RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
pelatihan perawat gawat darurat yang berbeda- Teknik pengumpulan data menggunakan
beda. Data kunjungan pasien di IGD bulan lembar kuesioner dan observasi untuk melihat
Januari sampai Maret 2014 rata-rata 3233 faktor-faktor yang berhubungan dengan
pasien dan presentasi pasien gawat darurat response time perawat pada penanganan
yang masuk adalah 10% dari jumlah pasien pasien gawat darurat di IGD RSUP Prof. Dr.
yang masuk ke IGD. Dari wawancara dengan R. D. Kandou Manado, data dianalisis dengan
kepala ruangan Triase IGD, beliau mengatakan menggunakan sistem komputerisasi, yaitu
bahwa penempatan staf belum sesuai dengan Software Statistic Program For Social Science
yang diharapkan karena adanya rotasi pegawai (SPSS) versi 21.0 dengan menggunakan uji
akhirnya ada kompetensi yang tidak merata chi-square pada tingkat kemaknaan 95%
yang berpengaruh pada skill dari perawat (0,05).
pelaksana dalam menjaga reponse time.
Berdasarkan wawancara dengan keluarga HASIL dan PEMBAHASAN
pasien di IGD, yang masing-masing A. Analisis Univariat
ditanyakan “menurut anda pelayanan di IGD Penelitian yang dilakukan di Instalasi
saat ini cepat atau lambat ?”. Empat dari lima Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R. D.
keluarga pasien menyatakan bahwa saat tiba di Kandou Manado selama bulan Juni sampai
IGD tidak langsung dilayani dan dibiarkan Juli 2014, mendapat jumlah perawat yang
menunggu. Dari studi pendahuluan dan data di menangani pasien gawat darurat selama
atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian berlangsung adalah sebanyak 30
penelitian terhadap faktor-faktor yang perawat dengan masing-masing perawat
berhubungan dengan response time perawat dilakukan observasi response time
pada penanganan pasien gawat darurat di IGD sebanyak tiga kali observasi.
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
1. Tabel 1 Distribusi perawat menurut 3. Tabel 3 Distribusi perawat menurut
tingkat pendidikan lama kerja
Pendidikan Jumlah %
Lama Kerja Jumlah %
Perawat
Vokasi 18 60 <5 tahun 10 33. 3
Perawat
profesi 12 40 >5 tahun 20 66. 7
Total 30 100 Total 30 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa Tabel 3 menunjukkan bahwa


sebagian besar tingkat pendidikan sebagian besar lama kerja perawat di
perawat adalah perawat vokasi dengan IGD adalah lebih dari 5 tahun yaitu
jumlah 18 (60%). Menurut Sitorus sebanyak 20 (66,7). Menurut
(2011) meskipun untuk lulusan Sastrohadiwiryo (2002) semakin lama
Program Diploma III disebut juga seseorang bekerja semakin banyak
sebagai perawat profesional pemula kasus yang ditanganinya sehingga
yang sudah memiliki sikap profesional semakin meningkat pengalamannya,
yang cukup untuk menguasai ilmu sebaliknya semakin singkat orang
keperawatan dan ketrampilan bekerja maka semakin sedikit kasus
profesional yang mencakup yang ditanganinya (Sastrohadiwiryo,
ketrampilan teknis, intelektual, dan 2002).
interpersonal dan diharapkan mampu
melaksanakan asuhan keperawatan 4. Tabel 4 Distribusi perawat menurut
profesional berdasarkan standar pelatihan
asuhan keperawatan dan etik
keperawatan. Namun pendidikan Pelatihan Jumlah %
keperawatan harus dikembangkan
pada pendidikan tinggi sehingga dapat Dasar 20 66. 7
menghasilkan lulusan yang memiliki Lanjutan 10 33. 3
sikap, pengetahuan dan ketrampilan Total 30 100
profesional agar dapat melaksanakan
peran dan fungsinya sebagai perawat Tabel 4 menunjukkan bahwa
professional (Sitorus, 2011). perawat yang telah mengikuti
pelatihan dasar lebih banyak yaitu 20
2. Tabel 2 Distribusi perawat menurut
(66.7%).
tingkat pengetahuan
Pengetahuan Jumlah %
5. Tabel 5.5 Distribusi response time
Kurang 2 6. 7
perawat
Baik 28 93. 3
Response
Total 30 100 Persentase
Time Jumlah
(%)
Perawat
Tabel 2 menunjukkan bahwa >5 menit 17 56.7
sebagian besar responden memiliki
tingkat pengetahuan baik yaitu <5 menit 13 43.3
sebanyak 28 (93.3%). Dalam Total 30 100
memberikan bantuan pelayanan gawat
darurat petugas harus mempunyai 3
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa
unsur kesiapan, antara lain adalah
sebagian besar perawat yang ada di
kesiapan pengetahuan dan
IGD memiliki response time lebih dari
keterampilan karena erat kaitannya
5 menit yaitu sebanyak 17 (56.7%)
dengan upaya penyelamatan langsung
responden. Menggambarkan bahwa
terhadap pasien. (Widiasih, 2008).
Response time perawat di IGD RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado masih mendorongnya untuk bertindak
sebagian besar lambat yaitu lebih dari (Depkes RI, 2002).
5 menit, dan keadaan ini menunjukkan Sedangkan penelitian yang
belum terpenuhinya standar IGD dilakukan oleh Ali (2014) tentang
sesuai Keputusan Menteri Kesehatan faktor-faktor yang berhubungan
tahun 2009 bahwa indikator response
dengan mutu pelayanan keperawatan
time (waktu tanggap) di IGD adalah
harus ≤ 5 menit. Response time (waktu menyatakan bahwa adanya hubungan
tanggap) dari perawat pada antara tingkat pendidikan perawat
penanganan pasien gawat darurat yang dengan mutu pelayanan keperawatan
memanjang dapat menurunkan usaha (Ali, 2014).
penyelamatan pasien. Wilde (2009)
telah membuktikan secara jelas 2. Tabel 7 Analisis Hubungan
tentang pentingnya waktu tanggap Pengetahuan Perawat dengan
(response time) bahkan pada pasien Response Time Perawat Pada
selain penderita penyakit jantung. Penanganan Pasien Gawat Darurat
Mekanisme response time, disamping
Penge- Response Time
menentukan keluasan rusaknya organ- ρ
tahuan >5 menit <5 menit
organ dalam, juga dapat mengurangi value
beban pembiayaan. N % N %
Kurang 1 50 1 50 1.00
B. Analisis Bivariat Baik 16 57.1 12 42.9 0
1. Tabel 6 Analisis Hubungan Pendidikan
Berdasarkan hasil analisis chi
Perawat dengan Response Time
square menunjukkan bahwa tidak
Perawat Pada Penanganan Pasien adanya hubungan yang bermakna
Gawat Darurat antara pengetahuan perawat dengan
Response Time response time perawat pada
Pendi-
<5 ρ penanganan pasien gawat darurat.
dikan >5 menit value
menit Dikarenakan pembahasan tentang
N % N % pengetahuan variasinya sangat luas
Vokasi 13 72.2 5 27.8 tergantung dari faktor yang
0.084
Profesi 4 33.3 8 66.7 mempengaruhinya. Khusus untuk
perawat IGD, pengetahuan
Berdasarkan hasil uji statistik penanganan gawat darurat bisa didapat
menunjukkan bahwa tidak adanya dari berbagai seminar ataupun media
hubungan yang bermakna antara informasi yang sudah berkembang saat
pendidikan perawat dengan response ini.
time perawat pada penanganan pasien Hal ini didukung oleh pernyataan
gawat darurat. Dalam menilai Irmayanti et all (2007) bahwa ada
ketrampilan seseorang yang dalam hal beberapa faktor yang mempengaruhi
ini response time perawat, bisa saja pengetahuan seseorang yaitu
dipengaruhi adanya faktor lain pendidikan, media, keterpaparan
Keadaan ini tergantung dari motivasi informasi, pengalaman, dan juga
perawat dalam mempraktikkan lingkungan.
ketrampilan kerja yang didapat dari Hasil penelitian ini tidak sejalan
pendidikannya. Banyak faktor-faktor dengan penelitian Hasmoko (2008),
yang mempengaruhi prestasi kerja, tentang analisis faktor-faktor yang
menurut Mangkunegara (2000) faktor- mempengaruhi kinerja klinis perawat
faktor tersebut antara lain: Faktor berdasarkan penerapan sistem
kemampuan dan Faktor motivasi. pengembangan manajemen kinerja
Motivasi merupakan kemauan atau klinis rumah sakit menunjukkan
keinginan didalam diri seseorang yang bahwa pengetahuan mempengaruhi
kinerja klinis perawat.
3. Tabel 8 Analisis Hubungan Lama hubungan yang bermakna antara
Kerja Perawat dengan Response Time pelatihan perawat dan response time
Perawat Pada Penanganan Pasien perawat pada penanganan pasien
Gawat Darurat gawat darurat. hal ini bisa terjadi
Response Time dikarenakan kemampuan yang didapat
Lama ρ
>5 <5 perawat dari pelatihan tidak dapat
Kerja value
menit menit dipraktekkan denga baik karna tidak
N % N % didukung oleh sarana prasarana
<5 tahun 8 80 2 20 ataupun lingkungan yang ada.
0.119
>5 tahun 9 45 11 55 Berdasarkan penelitian Yoon et al,
Berdasarkan hasil uji statistik (2003) tentang analisis faktor-faktor
menunjukkan bahwa tidak adanya yang mempengaruhi lama waktu
hubungan yang bermakna antara lama tanggap di Instalasi Gawat Darurat,
kerja perawat dan response time didapatkan adanya faktor internal dan
perawat pada penanganan pasien eksternal yang mempengaruhi
gawat darurat. Lama kerja perawat keterlambatan penanganan kasus
pada suatu rumah sakit tidak identik gawat darurat antara lain ketersediaan
dengan produktifitas yang tinggi pula. stretcher. Menurut Rivai (2006), ada
Hal ini didukung oleh teori Robin beberapa faktor yang perlu
(2007) yang mengatakan bahwa tidak dipertimbangkan dan berperan dalam
ada alasan yang meyakinkan bahwa pelatihan antara lain ketepatan dan
orang-orang yang telah lebih lama kesesuaian fasilitas.
berada dalam suatu pekerjaan akan Hasil yang didapat tidak sejalan
lebih produktif dan bermotivasi tinggi dengan hasil penelitian yang dilakukan
ketimbang mereka yang senioritasnya oleh Lontoh (2013) tentang pengaruh
yang lebih rendah. pelatihan teori bantuan hidup dasar
Berbeda dengan penelitian yang terhadap pengetahuan resusitasi
dilakukan oleh Ahmad Faizin dan jantung paru menyatakan bahwa
Winarsih (2008) tentang Hubungan adanya hubungan antara pelatihan
Tingkat Pendidikan Dan Lama Kerja dengan pengetahuan.
Perawat Dengan Kinerja Perawat Di
RSU Pandan Arang Kabupaten KESIMPULAN
Boyolali, menyatakan adanya 1. Response time perawat dalam penanganan
hubungan antara lama kerja dengan kasus gawat darurat di IGD RSUP Prof
kinerja perawat. Dr. R. D. Kandou Manado rata-rata
lambat yaitu lebih dari 5 menit.
2. Tidak adanya hubungan antara pendidikan
4. Tabel 9 Analisis Hubungan Pelatihan
perawat dengan response time perawat
Perawat dengan Response Time pada penanganan pasien gawat darurat.
Perawat Pada Penanganan Pasien 3. Tidak adanya hubungan antara
Gawat Darurat pengetahuan perawat dengan response
Response Time time perawat pada penanganan pasien
Pelatihan >5 <5 ρ gawat darurat.
menit menit value 4. Tidak adanya hubungan antara lama kerja
N % N % perawat dengan response time perawat
pada penanganan pasien gawat darurat.
Dasar 13 65 7 35
0.255 5. Tidak adanya hubungan antara pelatihan
Lanjutan 4 40 6 60
perawat dengan response time perawat
pada penanganan pasien gawat darurat.
Berdasarkan hasil uji statistik
menunjukkan bahwa tidak adanya
DAFTAR PUSTAKA Paru Siswa-Siswi SMA Negeri 1
Ali, U, 2014. Faktor-Faktor Yang Toili. Diakses 14 Juli 2014.
Berhubungan Dengan Mutu Pelayanan http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php
Keperawatan Di Ruang IGD RSUP Dr. /jkp/article/view/2173
Wahidin Sudirohusodo Makasar.
Diakses 17 Juli 2014 Rivai, Veithzal, 2006. Manajemen Sumber
http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/1 Daya Manusia Untuk Perusahaan, Dari
0/e- Teori ke Praktek, Edisi Pertama,
library%20stikes%20nani%20hasanuddi Cetakan Ketiga. Jakarta : Penerbit PT.
n--umaralihab-462-1-42142282-1.pdf Raja Grafindo Persada.
Depkes RI, 2002 Standar Tenaga Sastrohadiwiryo. S., B. 2002. Manajemen
Keperawatan Di Rumah Sakit, Tenaga Kerja Indonesia ; Pendekatan
Direktorat Pelayanan Keperawatan Administrasi dan Operasional. Jakarta :
Direktoral Jenderal Pelayanan Medik. Buki Aksara.
Faizin, A & Winarsih, 2008. Hubungan Sitorus & Panjaitan, 2011. Manajemen
tingkat pendidikan dan lama kerja Keperawatan : Manajemen
perawat terhadap kinerja perawat di Keperawatan di Ruang Rawat, ed 1.
Rumah Sakit Umum Pandan Arang Jakarta : CV Sagung Seto.
Kabupaten Boyolali, Berita Ilmu
Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol . Sutawijaya, R. B, 2009. Gawat Darurat, Aulia
1(3), September p. 137-142 . Yogyakarta : Publishing.

Hasmoko, E. V., 2008. Analisis Faktor-Faktor Widiasih, Ni Luh, 2003. Peran Perawat
Yang Mempengaruhi Kinerja Klinis Anastesi Dalam Kegawatdaruratan
Perawat Berdasarkan Penerapan Sistem Surabaya (Makalah disampaikan pada
Pengembangan Manajemen Kinerja Seminar Kursus Penyegaran
Klinis (SPMKK) Di Ruang Rawat Inap Keperawatan Anastesi). (hal 27 – 34).
Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum
Semarang. Diakses 19 Juli 2014. Wilde, E. T, 2009. Do Emergency Medikal
http://eprints.undip.ac.id/17376/1/Eman System Response Times Matter for
uel_Vensi_Hasmoko.pdf Health Outcomes?. Colombia
University : New York
Irmayanti et al, 2007. MPKT Modul 1.
Lembaga Penerbitan FEUI : Jakarta. Yoon, P., & Steiner, I. Reinhardt, 2003.
Analysis of factors influencing length of
Mangkunegara, A. P, 2007. Evaluasi Kinerja stay in the emergency department.
Sumber Daya Manusia, Cetakan ketiga. Division of Emergency Medicine and
Bandung : Penerbit PT Refika Adi tama. Department of Family Medicine,
University of Alberta : Chicago.
Lontoh, C, 2013. Pengaruh Pelatihan Diakses 20 April 2014.
Teori Bantuan Hidup Dasar http://www.cjem-online.ca/v5/n3/p155
Terhadap Pengetahuan Resusitasi

You might also like