You are on page 1of 52
ec. (MENTERI PERHUBUNGAN Menimbang © Mengingat = KEPUTUSAN MENTERT PEPHUBUNGAN NoMOR KM 18 Tahun 1991 TENTANG BATAS-BATAS KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN DI SEKITAR BANDAR UDARA POLONIA — MEDAN MENTERT PERHUBUNGAN, bahwa untuk menjamin keselamatan operasi penerbangan di Bandar Udara dan sekitarnyas perlu menetapkan batas-batas — keselamatan operasi penerbangans bahwa sesuai dengan Pasal S_— Peraturan Pemerintah Nomor $0 Tahun 1986 tentang Penyediaan dan Penggunaan Tanah serta Ruang Udara di sekitar Bandar Udara yang merupakan kawasan keselamatan operasi penerbangen pada batas-batastertentu harus bebas = dari penghalang: bahwa sehubungan dengan huruf a dan b perlu menetapkan batas-batas kawasan keselamatan operasi penerbangan dan mengatur batas-batas ketinggian bangunan dan benda-benda tumbuh di sekitar Bandar Udara Polonia ~ Medans Undang-Undang = Nomor @% Tahun 1958 tentang Penerbangan (Lembaran Nagara Tahun 1958_ Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Nomar 1487) 5 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor S037) 3 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1986 tentang Penyediaan dan Penggunaan Tanah serta Ruang Udara di sekitar Bandar Udara (Lembaran Negara Tahun 1986 Nomor 75, fambahan Lembaran Negara Nomor 2342); a Peraturan Femerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi "egiatan Instansi Vertikal Di Daerah (Lembaran Negara Nomer 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2S73)3 / oR. Keputusans. + ad a Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Organisasi Departemen; 6. Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1984 tentang Susunan Organisasi Departemen, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1991; 7. Keputusan Menteri Perhubungan Udara Nomor T.11/2/4-U Tahun 1960 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil; 6. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 91/0T 002/Phb-80, KM 164/0T 002/Phb-80 tentang Organisa: dan Tata Kerja Departemen Perhubungan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 23 Tahun 1989; 9. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 64 Tahun 1988 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Perhubungans Memperhatikan : Surat Menteri = Dalam Negeri Nomor 188.42/07/Bangda_ tanggal_ 3 Januari 1991 perihal Saran/ tanggapan Rancangan Keputusan Menteri Perhubungan RI tentang Batas-batas Keselamatan Operasi Penerbangan Bandara ’ Folonia-Medan. MEMUTUSKAN . Menetapkan =: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG BATAS- BATAS KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN DI SEKITAR BANDAR UDARA POLONIA ~ MEDAN. © BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : a. bandar udara adalah Bandar Udara Polonia - Medan: b. landasan adalah suatu daerah persegi panjang yang ditentukan pada lapangan terbang di darat yang dipersiapkan untuk pendaratan dan lepas landas pesawat udara; / c. landasan.. a (2) landasan dengan Pendekatan Presisi adalah —_landasan instrumen yang dilayani oleh Instrumen Landing System (ILS) dan Alat Bantu Visual untuk pengoperasian pesawat udara sampai ketinggian penentuan dari Om sampai dengan 60 m dan jarak visual landasan (RVR) antara Om sampai dengan B00 mi} permukaan utama adalah permukaan yang garis tengahnya berimpit dengan garis tengah landasan membentang sampai 60 mdiluar .setiap ujung landasan, yang lebarnya 300 m untuk landasan instrumen dengan ketinggian setiap titik pada permukaan utama sama dengan ketinggian titik terdekat pada garis tengah landasan; bangunan adalah suatu benda, termasuk benda bergerak yang didirikan atau dipasang oleh orang, antara lain gedung-gedung, menara, mesin derek, cerobong asap, sustinan tanah dan jaringan transmisi di atas tanahy batas-batas Keselamatan Operasi Penerbangan adalah batas- batas kawasan dan batas-batas ketinggian bangunan serta benda tumbuh di Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan; BAB IT BATAS-BATAS KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN Pasal 2 Kawagan Keselamatan Operasi Penerbangan di sekitar Bandar Udara diukur dan ditentukan.dengan bertitik tolak pada Rencana Induk Bandar udara. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan di sekitar Bandar Udara yaitu Kawasan Pendekatan dan Lepas Landas, Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan, Kawasan Di bawah ‘Permukaan Transisi, Kawasan Di bawah Permukaan Horizontal Dalam. Kawasan Di bawah Permukaan Kerucut dan kawasan Sekitar Penempatan Alat Bantu Navigasi Udara, batas~batas tanahnya ditetapkan dalam Pasal 3, 4, 5, 6,7, @ dan 9. Batas-batas kawasan tersebut dalam ayat (1) ditentukan berdasarkan persyaratan permukaan batas penghalang untuk landasan dengan pendekatan présisi Kategori III Nomor Kode 4 sesuai Annex 14 ICAQ Konvensi Chicago Tahun 1944 dan dinyatakan dalam Sistim Koordinat Bandar Udara yang posisinya ditentukan terhadap titik - titik referensi sebagai berikut: a. titik referensi bandar udara terletak pada koordinat 03° sar LU geogratis oa? = 4t' BT 7b, titike... qa) (2) © ay) b. titik sistim koordinat bandar udara ( perpotongan sumbu X dan, sumbu Y ) terletak pada koordinat 93° = 34,21" LU geografis ---=. o9e' atau koordinat Bandar ~ 42,05' BT Udara + X = + 20.000 m Y = + 20,000 m Sumbu X berimpit dengan garis tengah landasan dengan arah 046° ~ 226° magnetik, sumbu Y melalui ujung landasan 23 dan tegak lurus pada sumbu X. Pasal = Kawasan Pendekatan dan Lepas Landas ditentukan sebagai berikut: a. tepi dalam dari kawasan ini berimpit dengan ujung— ujung Permukaan Utama dengan lebar 300 m, kawasan ini meluas keluar secara teratur, dengan garis tengah merupakan — perpanjangan dari garis tenga landasan, sampai lebar 4.800 m pada jarak mendatar 15.000 m dari ujung Permukaan Utama; b. batas-batas kawasan yang dimaksud pada huruf a digambarkan dengan garis-garis yang — menghubungkan titik-titik 9.1.1, A.1.2, @.1.3, 0.1.4 dan A.1.1 untuk landasan 0S serta A.2.1, 8.2.2, A.2.3, A.2.4 dan (A.2.1 untuk landasan 23. Kawasan Pendekatan dan Lepas Landas sebagaimana dimaksdd dalam ayat (1) tercantum pada Lampiran I Keputusan ini. Pasal 4 Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan merupakan sebagian Kawasan Pendekatan dan Lepas Landas yang berbatasan langsung dengan ujung-ujung landasan, ditentukan sebagai berikut: a. tepi dalam dari kawasan ini berimpit dengan ujung- ujung Permukaan Utama dengan lebar 300 m, dari tepi dalam tersebut kawasan ini meluas keluar secara teratur, dengan. garis tengahnya merupakan perpanjangan dari garis tengah landasan, sampai lebar 1.200 m dan Jarak mendatar 3.000 m dari ujung Permukaan Utama, b. batas-batas | kawasan yang dimaksud pada huruf a digambarkan “dengan garis-garis yang — menghubungkan titik-titik Ac1.1, 1.2, AL.5, 01-6 dan A.t.1 pada landasan 05 serta titik-titik A.2.1, 4.2.5, A.2.6, A.2.4 dan A.2.1 pada landasan 23. / (2) Kawasan . (2) kawasan Kemungkinan Bahaya Keceiakaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tercantum pada Lampiran II Keputusan ini. Pasal’ 5 (1) Kawasan Dit Transisi ditentukan sebagai berikut: a. tepi dalam dari kawasan ini berimpit dengan sisi panjang Permukaan Utamsz dan sisi Permukaan Pendekatan, kawasan ini meluas keluar sampai jarak mendatar 315 m dari sisi panjang Permukaan Utama; batas-batas kawasan yang dimakeud pada huruf a digambarkan dengan garis-garis yang — menghubungkan titik-titik A.i.1, B.t.t, B.1-2, A.2.1 dan AsL.1 di sebelah barat laut landasan serta titik-titik Ae1-2, As2e4, B22, B-2-1 dan A.1.2 di sebelah tenggara landasan. (2) Kawasan Di bawah Permukaan Transisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tercantum pada Lampiran III Keputusan ini. Pasal 6 (1) Kawasan Di bawah Pormukaan Horizontal Dalam ditentukan sebagai berikut: a. _kawasan ini ditentukan olen lingkaran dengan radius “4,000 m dari titik tengah setiap ujung Permukaan Utama dan menarik garis singgung pada kedua lingkaran yang berdekatan dan kawasan ini tidak termasuk Kawasan Pendekatan dan Lepas Landas serta Kawasan Di bawah Permukaan Transisi; b. batas-batas kawasan sebagaimana dimaksud pada huruf a © digambarkan | dengan’ garis-garis lingkaran dan garis lurus yang menghubungkan titik-titik B.t.d, C.t.d, C.t-2, C.2-%, C.1.4, BLL.2 dan B.i.t di sebelah barat laut landasan serta titik-tatik B.2.1, 8.2.2, C.2.2, C.2.5, €.2.4, C.2.1 dan B:2.1 di sebeiah tenggara landasan. (2) Kawasan Di bawah Permukaan Horizontal Dalam sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tercarntum pada Lampiran IV Keputusan ini. roveenanennnmsintntesnanseseavutttaiwiventnintiantaisstlomeetisdbttimmmemter natn Pasal 7 (1) Kawasan di bawahpermukaan Kerucut ditetapkan sebagai berikut: , a. kawasan di bawah Permukaan Kerucut ditentukan mulai dari tepi luar Kawasan Dibawah Permukaan Horizontal Dalam meluas keluar dengan jarak mendatar 2.000 mz b. batas-batas kawasan sebagaimana dimaksud pada huruf a digambarkan dengan garis-garis lingkaran dan garis lurus yang menghubungkan titik-titik C.1.1, D.1.1, Di1.2, Det.3, Did.4, Crt.4, C..5, Cu1.2 dan C.t.t di sebelah barat laut landasan serta titik-titik C.2.1, C.2.4, C.2.3, C.2.2, D.2.2, 0.2.3, D-2.4, D.2.1 dan C.2.4 di sebelah tenggara landasan. (2) Kawasan Di bawah Permukaan Kerucut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan dijelaskan pada Lampiran V Keputusan Pasal @ Batas-batas Kawasan Keselamatan Operasi — Penerbangan sebagaimana diatur dalam Pasal 3, 4, 5, 6 dan 7 secara keseluruhan tercantum pada Lampiran VI Keputusan ini. Pasal 9 (1) Alat Bantu Navigasi Udara yang tersedia dalam Penyelenggaraan operasi penerbangan di Bandar Udara Polonia = Medan terdiri dari: a. Non Directional Beacon (NDE); Very High Frequency Omni Range (VOR) dan Distance Measuring Equipment (DME); ¢. Instrument Landing System (ILS) (Localizer, Glide Path, Middle dan Outer Marker); Radar; e. Approach Lighting System. (2) Penempatan Alat Bantu Navigasi Udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan sebagai berikut : a. Non Directional Beacon (NDB) terletak pada titik kogrdinat geografis 3° = 34,2" LU #0 dengan ukuran nominal lokasi 200 m x 200 m 7b. VOR ..... (3) b. VOR/DME titik tengahnya terletak pada titik koordinat os o3s° = 38,8" LU geografie ---> = o9e° - 36,5° BT oe? - 46° BT dengan ukuran nominal lokasi 400 m x 400 c. Instrument Landing System (ILS); 1) Localizer terletak pada koordinat geografis os? = 34,47" Lu = dengan ukuran nominal lekasi 078° - 40,95° BT 600 m x 150 m 2) Glide Path terletak pada koordinat geogratis = dengan ukuran nominal lokasi age? - 40,3" BT 600 m x 200 m 3) Middle Marker terletak pada koordinat geografis Osa ss. UU dengan ukuran nominal lokasi ove? - 40,5° BT 25a % 25m 4) Outer Marker titik tengahnya terletak pada koordinat geografis ° 03° = 29,6" LU = dengan ukuran nominal 25 m x 25 098 ~ 37,4 BT 4d. Radar terletak pada koordinat geografis os? = 34,1" LU —3 = dengan ukuran nominal lokasi 100 x 098° ~ 41,6° BT 100 m e. Approach Lighting System dengan ukuran nominal lokasi 106m % 133 m3 Kawasan Sekitar Penempatan Alat Bantu Navigasi Udara yang terletak di luar Batas-batas Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan sebagaimana diatur dalam Pasal 3, 4, 5; 6 7 dan 8 merupakan Kawasan Keselamatan Qperasi Penerbangan yang harus ditentukan batas-batasnya, yaitu untuk Bandar Udara Polonia — Medan. / a. Kawasan «2. a. kawasan Secitar Penempatan Middle Marker/Outer Marker; b. kawasan Sekitar Penempatan VOR/DME. (4) Batas-batas tanah sebagaimena dimaksud pada ayat (2) dan (3) digambarkan berupa garis-garis yang — menghubungkan titik-titik tertentu pada tepi batas lokasi dari alat yang bersangkutan yang batas-batasnya sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII Keputusan ini. (3) Batas-batas Kawasan Sekitar Penempatan Alat Bantu Navigasi Udara sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) ditentukan sesuai dengan batas-batas ketinggien sebagaimana diatur dalam Rab III Keputusan ini. BAB IIL BATAS-BATAS KETINGGIAN PADA KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN Pasal 10 Batas~batas ketinggian bangunan dan benda tumbuh untuk setiap kawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 ditetapkan dalam Pasal 11, 12, 15, 14, 15, 16 dan 17° atas dasar + a. persyaratan Permukaan Ratas Penghalang untuk landasan dengan Pendekatan Presisi Kategori ITI dan Nomor Kode 4; b. ketinggian semua titik pada Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan ditentukan terhadap ketinggian ambang landasan 23 sebagai titik referensi yaitu titik 0,00 m yang ketinggiannya + 25,7 m di atas permukaan laut; ¢. ketinggian Permukaan Horizontal Dalam dan Permukaan Horizontal Luar ditentuxan masing-masing 45 m dan 145 m di atas datum yang tingginya + 1,00 m di atas ambang landasan 23. Pasal it (1) Batas-batas ketinggian pada kawasan Pendekatan dan Lepas Landas landasan 05 ditentuken dengan kemiringan dan jarak melalui perpanjangan garis tengah iandasan sebagai berikut: a. bagian pertama dengan kemiringan sebesar 2% ( dua persen) arah ke atas dan keluar, dimulai dari ujung Permukaan Utama pada ketinggian ambang landasan 0S (= + 1,70 m) sampai jarak mendatar 2.215 m: bagian kedua dengan kemiringan 9 % (nol persen) sampai jarak mendatar’ tambahan 1.785 m3 4c. bagian. bagian ketiga dengan kemiringan 5 % (lima persen) arah ke atas dan keluar sampai jarak mendatar tambahan 1.190 m} d. bagian keempat pada bagian tengah dengan kemiringan 2% (dua persen) arah keatas dan keluar sampai jarak mendatar tambahan 2.310 m, pada bagian tepi dengan kemiringan pertama 5% (lima persen) sampai jarak mendatar tambahan 438 m, kemiringan kedua 2,5 % (dua setengah persen) sampai jarak mendatar tambahan 972 m, kemiringan ketiga 0 % (nol persen) sampai jarak mendatar tambahan 900 m: @- bagian kelima (terakhir) dengan kemiringan 0 % ( no persen ) sampai jarak mendatar tambahan 7.500 a. (2) Batas-batas ketinggian pada Kawacan Pendekatan dan Lepas Landas landasan 23 ditentukan dengan kemiringan dan jarak melalui perpanjangan garis tengah landasan, sebagai berikut: a, bagian pertama dengan kemiringan sebesar 2% (dua persen) arah ke atas dan keluar, dimulai dari ujung Fermukaan Utama pada ketinggian ambang landasan 23 (= 0,00 m) sampai jarak mendatar 2.300 mj b. bagian kedua dengan kemiringan 0 % ( nol persen Sampai jarak mendatar tambahan 1.700 m3 ¢- bagian ketiga dengan kemiringan 5 % (lima persen) arah ‘ke atas dan keluar sampai jarak mendatar tambahan 1.134 m d+ bagian keempat pada bagian tengah dengan kemiringan 2% (dua persen) arah ke atas dan keluar sampai jarak mendatar tambahan 2.344 m, pada bagian tepi dengan kemiringan -pertama 5 % (lima persen) sampai jJarak mendatar tambahan 426 m, kemiringan kedua 2,5, % (dua setengah persen) sampai jarak mendatar tambahan 1.040 m serta kemiringan ketiga © % (nol persen) sampai jarak mendatar tambahan 900 m; @- bagian akhir kemiringan © % (nol persen) sampai jarak mendatar tambahan 7.500 m. Pasal 12 Batas-batas ketinggian Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan Gitentukan oleh kemiringan 2 % (dua persen) arah ke atac den ke juar dimilai dari ujung Permukaan Utama pada ketinggian masing-masing ambang landasan, sampai dengan ketinggian 460 at gtas masing-masing ambang landasan sepanjang jarak mendatar 5-000 m melalui perpanjangan garis tengah landasan. / Pasal 13... Pasal 13 Batas-batas ketinggian KaWasan Di bawah Permukaaan Transisi ditentukan oleh kemiringan 14,3 % (14,3 persen) arah ke atas dan keluar, dimulai dari sisi panjang dan pada ketinggian yang sama seperti Permukaan Utama dan Permukaan Pendekatan menerus sampai memotong Permukaan Horizontal Dalam pada ketinggian + 46m. Pasal 14 Batas-batas ketinggian Kawasan Di bawah Permukaan Horizontal Dalam ditentukan 45 m di atas datum atau 44 m di atas ketinggian ambang landasan 23. Pasal 15 Batas-batas ketinggian Kawasan Di bawah Permukaan Kerucut ditentukan oleh kemiringan 5% (lima persen) arah ke atas dan ke luar, dimulai dari tepi luar Kawasan Di bawah Permukaan Horizontal Dalam pada ketinggian + 46 m sampai memotong Permukaan Horizontal Luar pada ketinggian + 146 m. Pasal 16 Ratas-batas ketinggian pada Kawasan sekitar Penempatan Alat Bantu Navigasi Udara ditentukan sebagai berikut : 4. batas ketinggian di sekitar Alat Non Directional Beacon (NDB) ditentukan oleh kemiringan bidang kerucut dengan sudut 3° (tiga derajat) ke atas dan ke luar dari titik tengah dasar antena, dan sampai radius 1000 m dari antena tidak diperkenankan ada bangunan dari metal seperti Kenstruksi rangka besi, tiang listrik dan lain-lain melebini batas ketinggian tersebut ; b. batas ketinggian di sekitar alat Marker (Middle/Outer) ditentukan oleh kemiringan bidang kerucut dengan sudut 20 (dua puluh derajat) ke atas dan ke luar dari titik antena + c. batas ketinggian di sekitar alat Very High Frequency Omni Range (VOR)/ Distance Measuring Equipment (DME) ditentukan eleh kemiringan bidang kerucut dengan sudut 1° (satu derajat) ke atas dan keluar dari titik antena pada ketinggian bidang counterpois, dan pada jarak radial kurang dari 600 m tidak diperkenankan adanya transmisi tegangan tinggi, bangunan dari metal seperti konstruksi rangka besi, tiang listrik dan lain-lain melebihi batas ketinggian sudut tersebut; /d. batas... 10 am (2) a batas ketinggian| di sekitar Alat Radar jditentukan oleh kemiringan on kerycut dengan sudut (satu derajat ke atas dan dasar antena, adanya bangunan lain melebihi ke batas ketinggian luar'dari titik antena pada ketinggian in dalam radius 500 m tidak diperkenankan fetal, tangki minyak, bangunan dan lain- tinggian dasar antena; Hi sekitar alat Glide Path dibatasi oleh bidang yang dibenltuk dengan sudut 2° (dua derajat) dari titik antena 6: bidang vertikal lima derajat) te: melalui titik at ikide Path terhadap bidang hgrizontal dan ng ditarik dengan sudut 45° (empat puluh adap garis sejajar garis tengah landasan tena Glide Path ke arah landasan dan 30° (tiga puluh derajpt) ke arah luars batas ketinggian bidang yang diber titik antena L bidang vertikal setengah deraja\ landasan ke arah Batas-batas ket Pasal 16 tercant Batas-batas ketil 11, 12,15, 14, Keputusan ini. Dalam hal Ala: Kawasan Kesela dimaksud dalam ketinggian yang di sekitar alat Localizer dibatasi oleh tuk dengan sudut 1° (satu derajat) dari alizer terhadap bidang horizogtal dan yang ditarik dengan sudut 7,57 (tujuh t) terhadap garis sejajar garis tengah kiri dan kanan antena Localizer. Pasal 17 dnggian, sebagaimana yang dimaksud dalam um dalam Lampiran VII Keputusan ini. Mggiens sebagainana ternaksud dalam Pasal jan 18 tercantum dalam Lampiran VII! #] Bantu Navigasi Udara ditempatkan pada latan Qperasi Penerbangan — sebagaimana asal 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9, maka batas diperkenankan adalah batas ketinggian yang lebih menjjamin keselamatan operasi penerbangan, yaitu batas bersangkutan. Tidak — diperken. melestarikan ban atau memelihara Operasi Penerban Keputusan ini, m diatur dalam Pas: ini. etinggian terendah pada kawasan yang Pasal 18 kan untuk mendirikan, mengubah atau ian, serta tidak diperkenankan menanam jenda tumbuh di dalam Kawasan Keselamatan N; Sebagaimana ditetapkan dalam Bab IT ebihi batas-batas ketinggian sebagaimana Ho 44, 12, 15, 14, 15, 16, dan 17 Keputusan 7 (2) Pada... a o rc) Pada Kawasan Pendekatan dan Lepas Landas ° tidak @iperkenankan mendirikan bangunan baru yang tingginya melebihi kemiringan 1,4 % ( satu koma enam persen) —arah ke atas dan ke luar dimulai~ dar’ ujung Permukaan Utama pada ketinggian masing-masing ambang landasan 05 dan 23. Tidak diperkenankan untuk mendirikan bangunan — atau memelihara benda tumbuh dalam Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan sampai jarak mendatar 1.100 m dari ujung-ujung Permukaan Utama selain bangunan yang diperuntukkan bagi keselamatan operas: penerbangan dan benda tumbuh yang tidak membahayakan keselamatan operasi penerbangan. Tidak diperkenankan mempergunakan tanah, air atau udara di setiap kawasan yang ditetapkan dalam Keputusan ini sedemikian rupa, sehingga: menimbulkan gangavan terhadap isyarat-isyarat Navigasi Udara atau Komunikas: Radio antar Bandar Udara dan Fesawat Udaras menyulitkan penerbang nembedakan lampu-lampu Bandar Udara dengan Lampu-lampu lain; menyebabkan kesilauan pada mata penerbang yang mempergunakan Bandar Udara; melemahkan jarak pandang sekitar Bandar Udara ; smenyebabkan timbulnya bahays burung, atau dengan cara lain dapat membahayakan atau mengganygu pendaratan, lepas lendas, atau gerakan nesawat udara yang bermaksud mempergunakan Bandar dara. Pasal 19 Pengecualian terhadap ketentuan’sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 hanya diperkenankan apabila + sesuatu hal tertentu diberi persetujuan oleh Menteri Perhubungan untuk itu, getelan mendengsr pertimbangan Direktur Jenderal Pertubungan Ndara; sesuai—ketentuan’ dan teknis Keselamaten — operasi penerbangen, bangunan tersebut mutiak diperl / BAB «(ty (2) aw (2) am BAR IV PEMBERIAN TANDA ATAU PEMASANGAN LAMPU Pasal 20 Bangunan atau sesuatu benda yang ada secara alami berada di Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan dan ketinggian- nya masih dalam batas ketinggian yang diperkenankan, akan tetapi diduga dapat membahayakan keselamatan operasi penerbangan, harus diberi tanda atau dipasangi lampu. Bangunan-bangunan atau benda-benda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 harus diberi tanda dan atau dipasangi lampu. Pasal 21 Pemberian tanda atau pemasangan lampu, _—termasuk pengoperasian dan pemeliharaannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dan Pasal 20 dilaksanakan oleh dan atas biaya pemilik atau yang menguasainya. Pemberian tanda atau pemasangan lampu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang akan diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara. BAB PEMBERIAN REKOMENDAST Pasal 22 Untuk mengendalikan batas-batas Keselamatan Operasi Penerbangan tersebut dalam Bab II dan Bab III membangun atau menanam pohon di Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan yang _terletak di luar Bandar Udara diperlukan rekomendasi dari Direktur Jenderal Perhubungan Udara atau pejabat yang ditunjuknya. Tata cara _pengendalian dan pemberian —_rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN DAN PENUTUP Pasal 23 Penggunaan setiap kawasan yang bertentangan dengan Keputusan ini diancam dengan hukuman sesuai dengan Fasal 9 dan Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor SO Tahun 1986 tentang Penyediaan dan Penggunaan Tanah serta Ruang Udara di sekitar Bandar Udara. / Pasal 24, 15 Pasal 24 (1) Semua ketentuan yang bertentangan dengan Keputusan ini dinyatakan tidak berlaku. (2) Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini akan diatur kemudian. Pasal 25 Direktur Jenderal Perhubungan Udara mengawasi pelaksanaan Keputusan ini. Pasal 26 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal 2 Mei 1991 sAN MENTERT PERHUBI : Ir. AZWAR -ANAS 14 SALINAN 19. 20. 21. 22. sedan/te-sedin Keputusan ini disampaikan kepada + Ketua Badan Pemeriksa Keuangans Menteri Koordinator bidang EKUIN dan WASBANG; Menteri Sekretaris Negar Menteri Pekerjaan Umum; Menteri Pertanian; Menteri Dalam Negeri; Menteri Pertahanan Keamanan; Panglima ABRIs Menteri Kesehatan; Menteri Keuangan; Menteri Kehakiman; Menteri Perindustrian; Menteri Pertambangan dan Energi: Menteri Agama; Jaksa Agung RIs Kepala Badan Pertanahan Nasional; Gubernur Bank Indonesia; Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Sumatera Utara; Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, para Direktur Jenderal dan para Kepala Badan di lingkungan Departemen Perhubungan: Para Atase Perhubungans Para Kepala Kantor Wilayah Departemen Perhubungans Para Kepala Biro di lingkungan Departemen Perhubungan; LACBIRAN IB UTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN HL 18 TAHUN 1991 22 Mea 1991, ANDAR UDARA vor) | a= | q | i | [ | ' | | ee eee | | i | | | | za00 | | | 3S. + A265 + + 17.600 6.2.4 + 20.080 + 19.850 C.. a Ir. AZWAR ANAS 10R ANGGAL, KEMUNGKINAN BAH aMPIRAN SEPUTUSAN ITB. MENTERI PERHUBUNGAN 2X 18 TAHIN 1991 22 Mei 1991 EDINAT BANDAR UDARA I TITIK {——_— x ( METE | _¥ Cmerer > i a.1.2 | + 16.920 | + 19.850 ALS + 19,400 At.6 + 20.600 A.2et | | + 20.150 A.2.5 i + 20.400 A286 | + 19.400 “A.2.4 i + 20.089 | + 19.950 1 1 MENTERT PERHUBUNGAN AZWAR ANAS IVB: GAN MENTERT FERHUBUNGAN 1 XM 18 TRHIN 1991 22 Mei 1992 | | { + 14.000 | { i 13.008,98 + 19,260,535 1 i i “| : i Baa i + | + 20,862,250 | | | ceted |. = | + po.zseee | } oe s | 12 | | | c.a.3 | 20.060 | | | | | C.i.4 : * ez , | i 8.2.2 + 22.380 Hl | i + Be21 | + 14,725 + 19,517,750 | C.2.2 | + 23,991,902. | + 19,260,385 i + 16.940 | ] ° i r NTERI PERHUBUNGAN as lhe Ir. @ZWAR ANAS LAMPIRAN VB KEPUTUSAN MENTER? PERHUBUNGAN + Ri 18 TARY 1991 KAWASAN DIBANAH PERMUKAAN KERUCUT KOORDINAT BANDAR UDARA TITIK i X (METER ) Y (METER > j | C.tet + 13,008,982 + 20.739,65 I Detet + 11,030,20 + 21.03 * 1@.> D.1.2 + 16.940 + 26.000 or D.1.3 + 20.060 + 26.000 5. + 25.269,80 + 21.036,47 h + 25.991,02 + 20.739,65 yooz. + 20.060 + 24,000 | oe | + 16,940 + 24,000 c.2.1 + 13.008, 98 + 19.260,35 10. c.2.4 + 16.980 + 16.000 c.2.3 + 20.060 + 16.000 + 23.991 ,02 + 19,260,358 | + + 25,969,580 srecesss |. | + 14,000 D204 + 14.000 B.2.1 + 18.965,55 MENTERI ~“ Tr. AZHAR ANAS 1. 2 LAMPIRAN : VII-$ : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR =: -‘Xtl 18 TARUN 1991 TANGGAL : 2 Mei 1991 BATAS-BATAS D] SERITAR PENEMPATAN NON DIRECTIONAL BEACON { NDB | LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN NDB ~~ Ali. FF | AIGAN KA TANAH +— 4 ——+ LUAS TANAH : 200 m x 200 @ KOORDINAT LOKASI NDB : 03° 34, 2° LU ags° 40,4’ BT PERSYARATAN HATAS-BATAS KETINGGIAN DJ SEEITAR NDB PI ERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMBUH DI DALAM BATAS TANAH 200m x 200m : BEBAS BANGUNAN DAN BENDA TUMBUH. SAMPAI RADIUS 1000m DARI ANTENA TIDAK DIPEREENANKAN ADA BANGUNAN METAL SEPERTI KONSTRUKSJ RANGEA BAJA, TIANG LISTRIE DAN LAIN-LAIN SERTA GEROMBOLAN POHON MELEBIBI BATAS EKETINGGIAN SEBAGAIMANA DITENTUEAN PADA ANGKA 2. oo Ir. AZWAR ANAS LAMPIRAN : VII72 KEPUIUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR ! Ra le TAHUN 1991 TANGGAL =: 2 Mei 1991 BATAS-BATAS DJ SERITAR PENEMPATAN MIDDLE MARKER (MM) DAN OUTER MARKER (¥H/0M} 4, LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN MM DAN OM SEKTOR T @ eo . a GEOUNG MARKER aa 3 ~ coma | | ~ et! = was tana: 25m x 250 “= KOORDINAT MM: 03° 33° ee ee cee . 098° 40, 5° BT 098° 37,4* BT 2. PERSYARATAN BATAS-BATAS KETINGGIAN DI SEKITAR MIDDLE MARKER ~S\_peaenaan xeaucur “a ~ OENAH AT 3. PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMBUH | SEETOR I DAN III : SEKTOR KRITIS GANGGUAN. BATAS KETINGGIAN DITENTUEAN OLEH PERMUKAAN KERUCUT PADA ANGEA 2. MENTERI Ce 1 Tr. AZWAR ANAS dy LAMPIRAN :~. VII-3 KEPUTUSAN MENTERI PEKHUBUNGAN NOMOR KM 18 TAHUN 1992 TANGGAL —-: 2 Mei_:1991. BATAS-BATAS DI. SERITAR PENEMPATAN YERY HIGH FREQUENCY OMNI RANGE {YOR} /DISTANCE MEASURING EQUIPMENT (DME) LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN GEDUNG YOR/ : te | TANG MONITOR +—— on — - LUAS TANAH : 400m x 400m = EOORDINAT LOKASI VOR : 03° 30,5’ LU ; DME 03° 38, 8° LU 098° 36,3’ BT 0930 46° BT PERSYARATAN BATAS-BATAS KETINGGIAN D1 SEEITAR VOR/DME PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMBUH - BATAS-BATAS KETINGGIAN DITENTUKAN OLEH PERMUKAAN KERUCUT SEBAGAIMANA DITENTUKAN PADA ANGEA 2. - DALAM RADIUS 100m DARI TITIK TENGAH LAHAN : BEBAS BENDA TUMBUH DAN BANGUNAN. - DALAM RADIUS 100 - 200m DARI TITIX TENGAH LAHAN © x TUMBUHAN RENDAH 3 BEBAS BANGUNAN. = DALAM RADIUS 200 - 600m DARI TITIK TENGAH LAHAN : 1 BEBAS KELOMPOK POHON 1 BANGUNAN TINGGI MAKSIMUN 10m, LEBAR 8m. - DALAM JARAK TANGENSIAL FURANG DARI 2000m HARUS BEBAS TRANSMISI TEGANGAN TINGGI. T vi Ir, AZWAR ANAS LAMPIRAN : | VII-4 XEPUTUSAN MENTERI_PERHUBUNGAN ‘NOMOR 7; RM 18 TAHIN 1991 ; TANGGAL 2 Mei 1991 _ BATAS-BATAS DJ SEKITAR PENEMPATAN RADAR LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN +o, fe g ete + = LUAS TANAH : 100m x 100m = KOORDINAT LOKASI RADAR : 09° 34,4° LU 093° 44,6" BT PERSTARATAN BATAS-BATAS KETINGGIAN DI SEKITAR RADAR — PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMBUH = BATAS KETINGGIAN DJTENTUKAN OLEH PERMUKASN KERUCUT PADA ANGEA 2. : DALAM RADIUS i300m DARI ANTENA RADAR, TINGGI GEDUNG BERPENGHUNI SAMA DENGAN TINGGI DASAR ANTENA RADAR _ DALAM RADIUS 500m DARI ANTENA RADAR TIDAK DIPERKENANKAN ADA BANGUNAN METAL, TANGXI MINYAK DAN LAIN-LAIN MELEBIBT TINGGI DASAR ANTENA RADAR “Ty Ce Ir, AZWAR ANAS LAMPIRAN : VII-5 KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR HY 18 TAWN 1991 TANGGAL 2 Mei 1991 BATAS-BATAS DI SRKITAR PENEMPATAN ILS - LOCALIZER 4, LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN ILS - LOCALIZER . __ a a= Se T RE | 4 ph ——-— 7 — 8 8 2 He LANOASAN : xz 2 T_ T C to 4 i= fe ee eee eee 1 con et } ro ———++ -- + = LAS TANAH ; 600m x 150m -. KOORDINAT LOKASI ILS-LOCALIZER : 03° 34,47" LU a 098° 40,95’ BT 2. PERSYARATAN BATAS-BATAS KETINGGIAN D1 SEXITAR ILS-LOCALIZER ANTENA 3. PERSTARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMBUH - BIDANG A-B-C-D DAERAH ERITIS - SUDUT 7, 5° DAR? UJUNG LUAR ANTENA LOCALIZER DAERAH BEBAS BANGUNAN PEMANTUL Thee ' Ir, AZWAR ANAS o 2. ie: LAMPIRAN : VII-6 KEPUTUSAN MENIERI PERHUBUNGAN NOMOR : KA 18 TAHUN 1991 TANGGAL :-2 Mei 1991 BATAS-BATAS D] SEKITAR PENEMPATAN TLS - GLIDE PATH LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN ILS - GLIDE PATH whew | Ze | . | —redautenn Gume per : : | Nex" — = z | 300 M jer et ee - ius" ANH: _60om 3 200m - KOORDINAT LOEASI ILS-GLIDE PATH : 039 99,25’ LU oa 098° 40,3’ BT PERSYARATAN BATAS-BATAS KETINGGIAN DI SEKITAR 1LS-GLIDE PATH wleser wt PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMBUH - DAERAH A’-T-B’-C-D DAERAH SANGAT KRITIS . i KERATAAN + 40 cm - DAERAH A-B-B’-T-A’-A” ; DAERAH ERITIS. T aim Ir, AZWAR ANAS 2 3. é LAMPIRAN : VII-4 KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR =: x1 18 TARUN 1991 TANGGAL : 2 Mei 1991 BATAS-BATAS DJ] SEKITAR PENEMPATAN NON DIRECTIONAL BEACON ( NDB } LUAS TANAH DAN LOKASI PEKLETAKAN NDB Se0uNG_}- ie N_KAWAT TANAH AS - ws tama? aeoes om - KOORDINAT LOKASI NDB : 03° 34,2° LU 098° 40,4° BT PERSYARATAN BATAS-BATAS KETINGGIAN DJ SEKITAR NDB Sa PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TOMBUH - DI DALAM BATAS TANAH 200m x 200m : BEBAS BANGUNAN DAN BENDA TUMBUH. - SAMPA] RADIUS {000m DARI ANTENA TIDAK DIPEREENANKAN ADA BANGUNAN METAL SEPERTI KONSTRUKSI RANGKA BAJA, TIANG LISTRIK DAN LAIN-LAIN SERTA GEKOMBOLAN POHON MELEBIBI BATAS KETINGGIAN SEBAGAIMANA DITENTUKAN PADA ANGKA 2. Ir. AZWAR ANAS a. LAMPIRAN : VII-2 KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR RM 18 AHN 1991 TANGGAL =: 2 Mei 1991 BATAS-BATAS DI SEKITAR PENEMPATAN WIDDLE MARKER (MM) DAN OUTER MARKER (HM/0M) LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN MM DAN OM ‘SEKTOR T Be 83 = PERPANJANGAN AS, 4 all LANDASAN = Te sexror wf a se GEDING MARKER ~ LUAS TANAH =: 25m x 25m . “= KOORDINAT MMH: 03° 33° LU ; OM: 03° 29,6° LU 098° 40,5 BT 098° 37,4° BT PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMEUH. © SEKTOR I DAN IJ : SEETOR ERITIS GANGGUAN. - BATAS KETINGGIAN DITENTUKAN OLEH PERMUKAAN KERUCUT PADA ANGEA 2. “CLS Ir. AZWAR ANAS LAMPIRAN :- VII-3 KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 18 TAHUN 1991 TANGGAL =: 2 Mei. 1991 BATAS-BATAS D1. SERITAR PENEMPATAN VERY HIGH FREQUENCY OMNI RANGE (YOR) /DISTANCE MEASURING EQUIPMENT (DME) LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN # ceo von! oe | PEGAR @ RANG MONITOR A 4 + or LuAs TANAH ; 400m x 400m KOORDINAT LOKASI VOR : 03° 30,5’ LU ; DME 03° 38,8’ LU 098° 36, 3° BT 098° 46° BI . PERSYARATAN BATAS-BATAS KETINGGIAN DI SEKITAR YOR/DME ou PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMEUH - BATAS-BATAS KETINGGIAN DITENTUKAN OLEH PERMUKAAN KERUCUT SEBAGAIMANA DITENTUKAN PADA ANGKA 2. - DALAM RADIUS 400m DARI TITIK TENGAH LAHAN : BEBAS BENDA TUMBUH DAN BANGUNAN. - DALAM RADIUS 400 - 200m DARI TITIK TENGAH LAHAN «: 3 TUMBUHAN RENDAB 2 BEBAS BANGUNAN. : - DALAM RADIUS 200 - 600m DARI TITIK TENGAH LAHAN : 1 BEBAS KELOMPOK POHON » BANGUNAN TINGGI MAKSIMUN 10m, LEBAR am. - DALAM JARAK TANGENSIAL KURANG DARI 2000m HARUS BEBAS TRANSMISI TEGANGAN TINGGI. 1 3 LAMPIRAN : VII-4 KEFUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR XM 18 TAHIN 1991 TANGGAL —: 2 Mei 1991 BATAS-BATAS DJ SEKITAR PENEMPATAN RADAR LUAS TANAH DAN LOKAS] PERLETAKAN Se SEDUNG i - LUAS TANAH : 100m x 100m - KOORDINAT LOKASI RADAR : 63° 34,14° LU 093° 41,6’ BT PERSYARATAN BATAS-BATAS KETINGGIAN DI SEKITAR RADAR PERSTARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMBUH = BATAS KETINGGIAN DITENTUKAN OLEH PERMUKAAN KERUCUT PADA ANGEA 2. e - DALAM RADIUS 1900m DARI ANTENA RADAR, TINGGI GEDUNG BERPENGHUNI SAMA DENGAN TINGGI DASAR ANTENA RADAR - DALAM RADIUS 500m DARI ANTENA RADAR TIDAK DIPERKENANKAN ADA BANGUNAN METAL, TANGK] MINYAK DAN LAIN-LAIN MELEBIHI TINGGI DASAR ANTENA RADAR “Ty jaa Ir. AZWAR ANAS % LAMPIRAN : VIT-5 KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : XM 1@ TAHN 1991 ‘TANGGAL 2 Mei 1991 BATAS-BATAS DI SERITAR PENEMPATAN TLS - LOCALIZER 4, LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN ILS - LOCALIZER a ee il Tae RATS —— eee | : 3 I —. LANDASAN 4 —_— | a | = je 8 300m ~~ ea ee ~~ - LUAS TANAH : 600m x 150m -. KOORDINAT LOKASI ILS-LOCALIZER = 03° 34,47° LU 098° 40,95* BT 2. PERSYARATAN BATAS-BATAS KETINGGIAN DI SEKITAR ILS-LOCALIZER "ANTENA, 3, PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMBUH - BIDANG A-B-C-D DAERAH ERITIS = SUDUT 7,5° DARI UJUNG LUAR ANTENA LOCALIZER DAERAH BEBAS BANGUNAN PEMANTUL | CLES Ir. AZWAR ANAS ca (s0=10M) LAMPIRAN =: V1I-6 EEFUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 18 TARUN 1991 TANGGAL —: 2 Mei 1991 BATAS-BATAS DI SERITAR PENEMPATAN ILS - GLIDE PATH 4, LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN ILS - GLIDE PATH dus ek tenn une part Neo —_ I] | [ 4 —— 7 Na — LUAS TANAH : 600m = 200m” KOORDINAT LOKASI ILS-GLIDE PATH : 03° 33,25° LU 092° 40,3° BT 2, PERSYARATAN BATAS-BATAS KETINGGIAN DI SEKITAR ILS-GLIDE PATH _— ~~ ‘DAERAH A‘ ~T-B’ -c-p DAERAH A-B-B’-T-A*-A PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMEUH DAERAH SANGAT KRITIS KERATAAN + 10 cm” DAERAH ERITIS MENJERI PEI AN Ir. AZWAR ANAS LAMPIRAN VB KEFUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR RY 18 TAHIN 1991 TANGGAL : 2 Mei 1991 KAWASAN DIBAWAH PERMUKAAN KERUCUT KOORDINAT BANDAR UDARA Ct tk x Co ) Y (METER ) + 11,050,20 + 16.946 + 20.060 i D.1.4 + 25.949,80 + 21.058,47 C164 + 25.991,02 + 20.739,45 C13 + 20.08 + 24.000 cae + 16.940 + 24,000 | c.2.1 + 13.008,98 + 19.260,35 c.2.4 + 16.940 + 16.000 .2.3 + 20.080 + 16.000 6.2.2 + 25.951,02 + 19,260,358 | _ + 19.962,85 | D.2.3 + 20.065 + 14,000 D.2. + 16.920 + 14.000 i bat + 11,030,20 + 18,965,535 a ~ a MENTERT PERHUBUYGAN QO. Ir. AZWAR ANAS LAMPIRAN IVB KEPUTUSAN MENTSRI FERHUBUNGAN KM 18 TAHUN 1991 TANGESL : 2 Mei 1991 KAWASAN DZ ZONTAL DALAM |AT BANDAR UDARA + + 20.495 + 22.5466 + 19.505 + 14.725 + 19,517,750 + 19,260,385 + 1 oo ‘2 & + + 16.000 il 16.000 ji ‘| + 13.006,98 + i {| MENTERT PERHUBUNGAN Ir. AZAR ANAS LAMPIRAN IT B KEPUTUSAN MENTERT PERHUBUNGAN NOMOR, Xt 18 TAHUN 1991 TANGGAL : 2 Mei 1991 KAWASAN GIBAWAH FERMUKAAN TRANSISE ~ KOORDINAT BANDAR UDARA “| NO. oe eee x ) Y (METER? t | te Atel + 14.940 + 20.15 | 2 Bett + 14.725 + 20,402,250 | 3. B.i.2 + 20.495 | a Ae2et + 20.150 | a1.2 + 16.940 + 19.850 |e a.2.4 + 20.089 + 19.850 I |? B.2.2 + 22.360 + 19.505 L | MENTERT PERHUBUNGAN Ir. AZWAR ANAS LAMPIRAN ITB TUSAN MENTERT _PERHUBUN (OR + KM 18 TAHUN 1991 TANSGAL + 2 Med 1991 GAN KAWASAN KEMUNGKINAN BAHAYA KECELAKAAN | KOORDINAT BANDAR UDARA ritrk x (METER > weer 2 ! | + 16.940 + 20.150 i &:. + 16.940 + 19.850 j + 13.940 + 19.400 oe + 15.940 + 20.600 az” ! + 20.060 + 20.150 | az + 25.080 | + 19.400 “az + 20.060 + 19.850. " MENTERT PERHUBUNGAN Ir. AZWAR ANAS 7 LAMFIRAN I B EPUTUSAN MENTERI PERHUEUNGAN NOMGR KM 18 TAHUN 1991 TANSBAL Mei 1991 KAWASAN PENDEKATAN DAN LEPAS LANDAS: | KOORDINAT BANDAR UDARA | no. | TITIk | x ( MET! Y (METER ) | | i | 1 | 1. Aled + 18.940 +2 | i 2. A162 + 16.940 + 19.850 . 4 ata + 1.980 + 22.400 . A2e1 + 20.060 + 20.150 | 7. A.2.3 | + 38.060 + 17.600 i ye a.2.4 + 20.060 + 19.850 t 7 L i = MENTERI PERHUBUNGAN S Qh. Ir. AZUAR ANAS LAMPIRAN I B KEPUTUSAN MENTERZ PERHUBUNGAN IOHOR Ne XM 18 TAHUN 1991 060 20.060 i | | | 2 Mei 1991 KAMASAN PEND LEPAS LaNpas F KOORDINAT BANDAR UDARA No. Tut. METER > Y (METER) Aetet 16.940 + 20.150 a2. a.1.2 15.940 + 19.850 | + 20.150 + 17.600 + 19,850 AZWAR ANAS LAMPZIRAN IT B. KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR HM 18 TAHUN 1991. TANGGAL + 2 Mei 1991 KAWASAN KEMUNGKINAN BAHAYA KECELAKAAN KOORDINAT BANDAR UDARA a anna | NO. TITIK X ¢ METER | v (METER ) | fete Te | 4 20.480 4.1.2 + 16.940 | + 19.850 i A1.5 + 15.540 + 19,400 A126 + 15.940 + 20.60¢ Is a.2.1" + 20.080 + 20.150 | & 4.2.5 + 23.080 + 20.800 7 + 23.060 + 19.400 I 8, + 20.080 + 19.850 MENTERT PERHUSUNGAN > © Ir. azuaR Anas KAWASAN DIBAWAH PERMUKAAN TRANSISI LaMPIRAN IIIB. KEPUTUSAN MENTERI PERHUEUNGAN NOMOR =: KY 18 TAN 1991. TANGGAL +2 Mei 1991 TITIK KOGRDINAT BANDAR UDARA (METER > + 20.150 + 20,462,250 | 5 srs | | + 16.940 | + 19.850 + 20.060 + 19,850 I + 14.725 + 19,517,750 | MENTERI PERHUBUNGEN Ir. AZHAR ANAS LAMFIRAN IVB, KEFUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NGMOR i 18 TAHN 1991 TANGGAL + 2 Mei 1991 KAWASAN DIBSWEH FERMUKAAN HORIZONTAL DALAM 1 KOORDINAT BANDAR UD) No. Titik [x Tove 5 Le Bet.t | + 14.725 | + 20. 482,250 2. C.tet + 13.008,98 | + 20,739,85 @.. | + tece | + zac000 C.t.3 + 20.060 + 24.000 5S. C.1.4 + 23.991,¢ + 20,739,465 & 2.1.2 | + 20.495 7. B.2.2 | + 22.560 + 19.505 3. + B21 | + 14.725 + 19,517,750 C.2.2 | - + 23,991,02 + 19,.260,35 fo Sra + 16.940 + 16.000 = + 13,008,298 + e 2 3 8 MENTERI PERHUBUNGAN 0, Ir. AZWAR ANAS . LAMPIRAN VB KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR + fat 18 TAHUN 1991 TANGGAL =: 2 Mei 1991 KAWASAN DIBAWAH PERMUKAAN KERUCUT KOORDINAT BANDAR UDARA i) No. essere if X (METER > Y (METER > Hoe jo Cetet + 13.008,98 + 20.739,65 e 2 | Dist + 11,030,20 + 21.036,47 | D.t.2 + 16.940 + 26.000 5. | Det. + 25.969,80 + 21.038,47 cota + 23.951,02 + 20.759,65 a G13 + 20.060 + 24.000 8. “ene + 16.940 + 24,000 9 C.2.4 + 13.008,98 + 19,260,385 10. c.2.4 1 + 16.940 .* 16.000 te c.2.5 + 20.080 “+ 18.000 7 12. c.2.2 + 23.991,02 + 19,260,35 13. D.2.2 + 25.969,80 + 18,965,535 : 14, D.2.5 + 20.080 + 14.000 15. D.2.4 + 16,940 + 14.000 i 16. De21 . + 11.030,20 + 19.963,53 MENTERT FERHUBUNGAN OW. Ir. AZWAR ANAS LAMPIRAN : VII-{ KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR =: 18 TAHUN 1991 TANGGAL : 2 Mei 1991 BATAS-BATAS DI SEKITAR PENEMPATAN NON DIRECTIONAL BEACON ( NDB | LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN NDB mel Z| — | +— 20 6 — > LUAS TANAH : 200 mx 200 m - KOORDINAT LoKAs! NDR 03° 94, 2° LO 098° 40,4: BT PERSTARATAN HATAS-BATAS KETINGGIAN DI SEKITAR NDB 1. 2 —2PERMUKaan 5 e - ee | 3. PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMBUH ©] > DY DALAM BATAS TANAH 200m x°200m : ERBAS BANGUNAN DAN BENDA TUMEUE. SAMPAI RADIUS 1000m DARI ANTENA TIDAK DIPERKENANKAN ADA BANGUNAN METAL SEPERTI KONSTRUKSI RANGKA BAJA, TIANG LISTRIK DAN LAIN-LAIN SERTA GEROMBOLAN POHON MELEBIHI BATAS KETINGGIAN SEBAGAIMANA DITENTUKAN PADA ANGKA 2. Co Ir, AZWAR ANAS 2 bi LANPIRAN : VII-2 KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOOR ; XM 18 TAHUN 1991 TANGGAL —; 2 Mei 1991 BATAS-BATAS DI SEKITAR PENEMPATAN MIDDLE MARKER (MM) DAN QUTRR MARKER (XN/OM) LUAS TANAH DAN LOKASI PEALETAKAN 4 DAN ON ~e pagan} PERPANIANGAN aS LaNoasaN ssexroR i - LUAS TANAH 25m x 25m - KOORDINAT MM: 039 33° LO; OM: 93° 29, Lu : 098° 40,5° BT 98° 37,4° BT PERSYARATAN BATAS-BATAS KETINGGIAN DI SEKITAR NIDDLE MARKER ~A Maman KERUCYT ~ ‘OENAH A “7 (at PEESYARATAN BANGUNA™ DAN BENDA YUMEUE, © SEETOR I DAN 11] : SEKTOR KRITIS GANGGUAN. BATAS KRTINGGIAN DITENYUKAN OLKH PERMUKAAN KKEUCUT PADA ANGKA 2, LAMPIRAN :. VII-3 KEFUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 18 TAHUN 1991 TANGGAL =: 2 Mei 1991 BATAS-BATAS DI. SEKITAR FENEMPATAN VERY HIGH FREQUENCY OMNT RANGE {VOR)/DISTANCE MEASURING EQUIPMENT (DME) 1, LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN mal 7 I Ze Pecan, 8 mam + 4] + ow - LUAS TANAH : 400m x 400m ~ KOORDINAT LOKASI VOR : 03° 30,5’ LU; DNR 03° 3a,8° LU 098° 36, 3° BT 098° 46° BT 2. PERSYARATAN BATAS-BATAS KETINGGIAN DI SEKITAR VOR/DME YE runavia_counrenpais oa 3. PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMBUH ~ BATAS-BATAS KETINGGIAN DITENTUKAN OLEH PERMOKAAN KERUCUT SEBAGAIMANA DITENTUKAN PADA ANGKA 2. - DALAM RADIUS 100m DARI TITIK TENGAH LAHAN : BEBAS BENDA TUNBUH DAN BANGUNAN. - DALAM RADIUS 100 - 200m DARI TITIK TENGAH LAHAN -: 1 TUMBUHAN RENDAH * BEBAS BANGUNAN, ° - DALAM RADIUS 200 - 600m DARI TITIK TENGAH LAHAN : * BEBAS KELOMPOK POHON « BANGUNAN TINGGI MAKSIWUN 10m, LEBAR 8m - BALAM JARAK TANGENSIAL KURANG DARI 200m HARUS BEBAS TRANSMIS] TEGANGAN TINGGI. NEVEERI tl Ir. AZWAR ANAS nant sntnininhneeenntiapananenteeninennn was _@ 2 LAMPIRAN : VII-4 KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR + KM 18 TAHUN 1991, : TANGGAL =: 2 Nei 1991 BATAS-BATAS DI SEKITAR PENEMPATAN RADAR LUAS TANAH DAN LOKASI PRRLETAKAN ant Le le ——] B GEOUNG + LUAS TANAH : 100m x 100m - KOORDINAT LOKASI RADAR : 03° 34,4 LU 098° 41,6° Br PERSYARATAN BATAS-BATAS KETINGGIAN D1 SEKITAR RADAR ‘maxes (aMsm) a aE LOASAR ANTENA RADAR LOASAR ANTENA RAOAR 100 Ms} PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMEUH - BATAS KETINGGIAN DITENTUKAN OLEH PEKNUKAAN KERUCUT PADA ANGKA 2. : - DALAM RADIUS 1300m DARI ANTENA RADAR, TINGGI GEDUNG BERPENGHUNI SAMA DENGAN TINGGI DASAR ANTENA RADAR - DALAM RADIUS S00m DARI ANTENA RADAR TIDAK DIPERKENANKAN ADA BANGUNAN WETAL,TANGKI MINYAK DAN LAIN-LAIN NELEBIBI TINGGI DASAR ANTENA RADAR “CaS Ir. AZWAR ANAS ‘ 1 LAMPIRAN ; VII-5 KEFUTUSAN MENTERI FERHUBUNGAN NOMOR 2 WM le TAHUN 1991 TANGGAL =? (2 Mei 1991. BATAS-BATAS DI SEKITAR PENENPATAN ILS - LOCALIZER LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN ILS - LOCALIZER a T ni vvalny. | | LUAS TANAH : 600m x 150m - KOORDINAT LOKASI ILS-LOCALIZER : 03° 34,477 LU 098° 40,95' BT 2. PERSYARATAN BATAS-BATAS KETINGGIAN DI SEKITAR ILS-LOCALIZER a. PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMEUR - BIDANG A-B-C-D DAERAH ERITIS ~ SUDUT 7, 50 DARI UJUNG LUAR ANTENA LOCALIZER DAERAH BEBAS BANGUNAN PEMANTUL Ce Ir, AZWAR ANAS LAMPIRAN : VII-6 KEPUTUSAN MENTER] PERHUBUNGAN NOMOR : Xf 18 TAWN 1991, TANGGAL =: 2 Mei 1991. BATAS-BATAS DI SEKITAR PENEMPATAN ILS - GLIDE PATH 4, LUAS TANAH DAN LOKASI PERLETAKAN ILS - GLIDE PATH ——_, — i, — 4 37a, c gow) | 7), OAERAW SANGAT KRMS (90. ) 1 Zes* - —}—§ ravens cue pars ' LUAS TANAH : 600m x 200m KOORDINAT LOKASI ILS-GLIDE PATH : 03° 33,25° LU 098° 40,3° BT 2. PERSYARATAN BATAS-BATAS KETINGGIAN DI SEKITAR ILS-GLIDE PATH ANTENA © 3. PERSYARATAN BANGUNAN DAN BENDA TUMBUH - DAERAH A‘-T-B‘-C-D —:_--DARRAH SANGAT ERITIS + KRERATAAN + 10 cm -& : DAERAH KRITIS CdS Ir. AZWAR ANAS - DAERAH A-B-B’-T-, LANPIRAN : 1A “. KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN- NoMoR =: KM.18 Tahun 199] | TANGGAL : 2 Mei 1991 paxoaa Y KAWASAN PENDEKATAN DAN LEPAS LANDAS PoLowia-MEDA PETA LOKAS LAMPIRAN : 11 A fe KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN : NOMOR HM 18 TAHUN 1991 i TANGGAL : 2 Mei 1991 | © 6 ©e LAMPIRAN : 111 A : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR =: KM 18 TaHUN 1991 TANGGAL : 2 Mei 1991 ae y KAWASAN DIBAWAH PERMUKAAN TRANSISI rom neon 8 PETA LOKASt iN BR Pv. & ratan iawn y veri yet ; ao Ms a) eo LAMPIRAN : IV A ; 5 KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN °- : | NOMOR : KM 18 TAHUN 1991 TANGGAL : 2 Mei 1991 KAWASAN DIBAWAH PERMUKAAN HORIZONTAL DALAM _ Yn i | © 4 © e ° LAMPIRAN : VA KEPUTUSAN METER! PRURUNGAN Nonon wets Tare tosh KAWASAN DIBAWAH PERMUKAAN KERUCUT £2 AWASAN DibaWait PERMUKAAN KenUCUT REE hes s

You might also like