You are on page 1of 47
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA PERATURAN KOMISI APARATUR|SIPIL NEGARA NOMOR § TAHUN 2017 TENTANG PENILAIAN MANDIRI PENERAPAN SISTEM MERIT DALAM MANAJEMEN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN INSTANSI PHMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA fenimbang KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA a, bahwa Undang-Undang No Aparatur Sipil Negara inor § Tahun 2014 tentang hengamanatkan penerapan sistem merit dalam kebijakan dan manajemen Aparatur Sipil Negara guna berintegritas, profesional, intervensi politik, bersih dan nepotisme, pelayanan publik bagi serta menjalankan peran sebagai dan kesatuan bangsa; bahwa berdasarkan Pasal ie: ijudkan aparatur yang netral dan bebas dari i praktik korupsi, kolusi, mampu menyelenggarakan masyarakat dan mampu unsur perekat persatuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Apafatur Sipil Negara, Komisi Aparatur Sipil Negara berfu hilai dasar ASN, kode etik ASN, serta penerapan Sister gsi mengawasi pelaksanaan dan kode perilaku Pegawai Merit dalam kebijakan dan Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah; lengingat Menetapkan ©, bahwa disebut pada butir b di Negara peru menetapkan penilaian penerapan sistem pemerintah; bahwa: dimaksud dalam huruf ¢, berdasarkan —_ pertimbangan untuk melaksarlakan fungsi sebagaimana tas, Komisi Aparatur Sipil kriteria dan tata cara merit di lingkungan instansi sebagaimana perlu ditetapkan peraturan Komisi Aparatur Sipil Negafa tentang Penilaian Mandiri Penerapan Sistem Merit Sipil Negara di Lingkungan Undang-Undang Nomor alam Manajemen Aparatur Instansi Pemerintah. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, Lembaran Negara Republiic Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5494; Undang-Undang Nomor s 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, Lembaran Negara Nomor 244 Tahun 2014 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587; 3, Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, Lembaran Negara Nomor Tahun 2014 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 5601; 4, Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Lembaran Negara Nomor 63 Tahun 2014 Negara Nomor 6037; MEMUTUSKAN: dan Tambahan Lembaran PENILAIAN MANDIRI PENERAPAN SISTEM MERIT DALAM. MANAJEMEN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH BABI =“ UMUM Pasel 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Aparatur Sipil Negara yang sclanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjaniian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah, yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya. 2, Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara |indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk mendudulki jabatan. pemérintahan. 3. Pegawai Pemerintah d Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memepuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan pprjanjian kerja untuk jangke, waktu tertentu dalam melaksanakan tugas. pemerintahan. 4. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, |ctika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. a Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil wajar tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal- usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan, 6. Jabatan Pimpinan Tinggi yang selanjutnya disingkat 13, UPT adalah sekelompok jabatan tinggi pada instansi pemerintah Pejabat Pimpinan Tinggi yang selanjutnya disingkat PPT adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi. Jabatan Administrasi ddalah sekelompok jabatan yang mempunyai fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan publik serta|administrasi pemerintahan dan pembangunan. Pejabat Administrasi adalah pegawai ASN yang menduduki jabatan administrasi. Pejabat administrator qdalah pejabat administrasi yang bertanggung jawab memimpin pelaksanaan scluruh kegiatan pelayarian publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan. . Pejabat Pengawas adalah pejabat administrasi yang bertanggung jawab mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana. |. Jabatan Fungsional yang selanjutnya disingkat JF adalah sckelompok Jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada ckeahlian dan keterampilan tertentu. Pejabat Fungsional adalah Pegawai ASN yang menduduki JF pada instansi pemerintah. . Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan manajemen |ASN di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. . Pejabat yang Berwenang yang selanjutnya disingkat PyB adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pegawai ASN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 16, Penilaian Mandiri Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen Aparatur Gipil Negara di Lingkungan Instansi Pemerintah adalah penilaian yang dilakukan oleh Instansi secara |mandiri terhadap tingkat pencrapan sistem merit dalam manajemen ASN di Instansinya. 17. Komisi Aparatur Sipil) Negara yang selanjuinya disingkat KASN adalah Jembaga nonstruktural yang mandiri dan bebas dari intervensi politik. Pasal 2 Tujuan Penilaian Mandiri Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen Aparatur Sipil Negara bertujuan: a. Menjamin terwujudnya Sistem Merit dalam kebijakan dan Manajemen ASN di Instansi Pemerintah; b. Mendorong terwujudnya ASN yang profesional, bermartabat, berkinerja tinggi, sejahtera, dan berfungsi sebagai perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia; ¢. Mendukung penyelenggaraan pemerintahan negara yang efektif, efisien dan) terbuka, serta bebas dari praktik korupsi, kolusi, |nepotisme, dan intervensi politik. Pasal 3 Ruang Lingkup Penilaian (1) Penilaian Mandiri Pencrapan Sistem Merit dalam Manajemen Aparatur Sipil Negara dilakukan terhadap Instansi Pemerintah Pusat serta Pemerintah Provinsi dan Pemerintph Kabupaten/Keta dalam praktek penyclenggaraan| manajemen ASN. (2) Ruang lingkup penilainn sebageimana dimaksud pada ayat (1) meliputi dspek-aspek manajemen ASN sebagai berikut: a. penyusunan dan pendtapan kebutuhan pegawni; b. pengadaan pegawais c. pangkat dan jabatan; d. pengembangan karierj e. pola karier; f. promosi; g. mutasi; hh. penilaian kinerja; i. penggajian dan tunj i. penghargaan; disiplin; r 1 pemberhentian; m, jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan n. perlindungan. BABI PENILAIAN MANDIRI/MANAJEMEN ASN Bagian Kesatu Pelaksanaan Penilaian Pasal 4 (1) Pelaksanaan Penilaian Mandiri dilalukan terhadap kelengkapan dan kualitas penyelenggaraan aspek- aspek manajemen ASN; @) Penilaian dilakukan oleh; Instansi dengan membentuk Tim Penilai Instansi oleh PPK; dan b, KASN sebagai jembaga yang — berfungsi mengawasi penerapan sistem merit dalam kebijakan dan mandjemen ASN Bagian| Kedua Krite ilaian Penilaian penerapan sistem di Instansi Pemerintah dila} sebagai berileut: a. Jangka menengah 5 (th rm P: 3 erit dalam manajemen ASN berdasarken kriteria Ketersediaan perencanaan kebutuhan pegawai untuk ima} tahun yang disusun berdasarkan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja serta dirinci menu: kuslifikasi dengan mem ada dan yang akan pensi Pelakeanaan pengadaan| dan’ kompetitif dalam pegawai, baik yang be instansi lain dan PPPK; kompetensi _jabatan, pembangunan talent poo! peningkatan kompeten: t jumlah, jabatan, pangkat, timbangkan pegawai yang pepawai yang transparan eka memenuhi kebutuhan rasal dari CPNS, PNS dari Pengembangan karier meliputi penetapan standar Pemetaan — kompetensi, dan rencana suksesi, serta dalam upaya mengatasi kesenjangan kompetensi ¢lan kesenjangan kinerja; obyektif dan trans kompetensi dan kinerja pola karier dan rencana Pengelolaan kinerja sec: berdasarkan kualifikasi, jengan_ mempertimbangkan iksesi; terukur melalui penetapan: Pelaksanaan promosi, te dan rotasi secara target kinerja, evaluasi kinerja secara berkala dengan menggunakan metode kesenjangan kinerja dan yang obyektif, identifikast jpenyusunan strategi untuk hasil penilaian Keputusan terkait promosi, mengatasinya serta kinerja dalam membuat mutasi dan demosi sei f. Penggajian dan penghi penilaian kinerja kepatuhan pegawai perilaku pegawai ASN; g. Perlindungan dan pelayanan kepada pegawai dalam melaksanakan tugas; h. Ketersediaan sistem, aplikasi dan fasilitas yang mendukung terwujudmya sistem merit dalam manajemen ASN. Pagal 6 Kriteria Perencanaan Kebutuban terdiri dari sub-kriteria sebagai berikut: a, Ketersediaan peta jabatn dan rencana kebutuhan pegawai untuk jangka menengah 5 (lima) tahun yang disusun menurut pea jabatan, pangkat, kualifikesi, kompetensi dan unit kerja; b, Ketersediaan data eID yang disusun menurut jumlah, jabatan, it, kualifikasi, kompetensi dan unit kerja; ©. Ketersediaan data wai yang akan memasuki masa pensiun dalam § (lima) tahun yang disusun menurut jumilah, jabatan, pangkat dan unit kerja; d. Ketersediaan rencana pengadaan pegawai untuk memenuhi kebutuhan in untuk jangka menengah 5 (lima) tahun, baik yang berasal dari CPNS, PNS instansi lainnya, PPPK ataupun anggota TNI dan Polri untuk instansi tertents | Pasal 7 Kriteria Pengadaan Pegawai terdiri dari sub-kriteria sebagai berilaut: Ketersediaan rencana pe tahun berjalan yang dirit pangkat, kualifikasi, kor yang berasal dari CPNS, lain, PPPK ataupun an A instansi tertentu; Ketersediaan kebijakan pelaksanaan pengadaan kompetitif, transparan da Ketersediaan kebijakan| ingadaan pegawai ASN untule ci menurut jumlah, jabatan, ypetensi, dan unit kerja, bail » PNS dari instansi/daerah iggota TNI dan Polri untuk internal instansi terkait pegawai ASN secara terbuka, an tidak diskriminatif, internal instansi tentang penempatan pertama CFNS dan PNS dalam jabatan; CPNS. Penyelenggaraan Latihan Pra Jabatan (LPJ) bagi Pasal 8 Kriteria Pengembangan Kompetensi terdiri dari sub- Ketersediaan standar dan sosio kultural keputusan PPK; a un Ketersediaan informasi te} pemetaan talenta yang Karir iteria: :petensi manajerial, bidang, Kk setiap jabatan dengan dan Peningkatan intang profil pegawai melatui | dilakukan oleh lembaga penilai yang terakreditasi atau tim asesor yang bersertifikat; Ketersediaan kompetensi dengan pegawai dan standar ks Ketersediaan kompetensi yang disu: strategi Pembangunan talent pool; informas} tentang — kesenjangan bandingkan antara. profil ipetensi jabatan; Ketersediaan informasi tentang kesenjangan kinerja dengan membandingken diharapkan dan kinerja’ se antara kinerja yang benarnya; dan program peningkatan jun berdasarkan analisis ‘kesenjangan kompetensi dan kesenjangan kinerja; Pelaksanaan program melalui penyclenggaral pertukaran pegawai, mentoring. peningkatan kompetensi an diklat, praktik kerja, lcoaching, counselling, dan Pagal 9 Kriteria Promosi dan Mutasi sebagai berikut: Ketersediaan kebijakan karier; Ketersediaan rencana| berdasarkan profil mempertimbangkan pol Ketersediaan kebijakan terdiri dari sub-kriteria internal instansi tentang pola suksesi yang disusun pegawai dengan karir instansi; internal tentang mutasi, rotasi dan promosi dengan mengacu pada talent pool dan rencana suksesi; Pelaksanaan pengisian dan Jabatan kompetitif, Pengawas JPT, Jabatan Administrasi secara terbuka dan Pasal 10 ] Kriteria Manajemen Kinerja terdiri dari sub-kriteria sebagai berikeut: a. Ketersediaan kontrak b. c. Penilaian kinerja secara tereapainya kontrak kine Analisis permasalahan strategi penyclesaiannya; hubungan antara keputusan manajemen pengembangan karier. ja yang terukur; Penggunaan metode eine kinerja yang obyektif, berkala untuk memastikan erjas kinerja dan penyusunan Ketersediaan ebijaka| internal yang mengatur penilaian ‘kinerja dengan terkait pembinaan dan Pasal 11 Kriteria penggajian, penghi dan disiplin terdiri dari sub-kritcria sebagai berikut: Kebijakan internal. in: berdasarkan kinerja; Kebijakan internal ins| terhadap pegawai berp: Penegakan disiplin, pegawai ASN di liny Pengelolaan data pelanggaran kode etik dilakukan pegawai ASN. Pasal tansi terkait dan kode perilaku yang tentang penghasilan isi tentang penghargaan tasi luar biasa; sti dan kode perilaku .n instansinya; pelanggaran disiplin, 12 Kriteria Petlindungan dan Felayanan terdiri dari sub- kriteria sebagai berileut: a diluar dari jaminan kes kerja, program pensiun, yi nasional; Penyediaan fasilitas yang pegawai ASN yang administrasi. Kebijalsan dan pelaicsanjaan perlindungan pegawai atan, jaminan kecelakean diselenggarakan secara memberi kemudahan bagi membutuhkan pelayanan Pasal 13 Kriteria Sistem Pendukung sebagai berikut: a. berbasis teknolog) informa: sistem penilaian kinerja, pembinaan pegawai; terdiri dari sub-kriteria Pembangunan Sistem Infprmasi Kepegawaian yang si yang terintegrasi dengan penegakan disiplin dan informasi yang terintegr kepegawaian; dalam pemetaan kom berbasis teknologi inf Penerapan e-office yan administrasi kepegawaiah. Bagian Tata Cara Pe! P. Tata cara pelaksanaan penilai; 1. Persiapan, yang meliputi a. Pembentukan Tim diketuai oleh PyB pejabat yang bidang manajemen ASN oleh Penyusunan Rencar Mandiri; mandiri kepada sebagai berikut: Penerapan sistem penilaian kinerja berbasis teknologi rasi dengan sistem informasi Pembangunan dan pemggunaan asessment center isi dan pengisian jabatan asi; memudahkan pelayanan iKetiga Penilaian, 14 mandiri sebagai berikut: pan sebagai berikut: Penilaian Mandiri yang dan beranggoiakan para tugasnya terkait dengan PPK; na Pelaksanaan Penilaian Penyampaian rencana pelaksanaan penilaian Pelaksanaan seca meliputi tahapan a Penilaian kondisi yang ada untuk masing masing kriteria dan sub-krit ria dengan mengacu pada kciteria dan sub-ljteria sebagaimana pada Lampiran 1 Kepui Pengumpulan bukti-t dan terkini; Penctapan skor untu ini; faktual yang relevan masing-masing indikator, sesuai dengan tingkat pemenuhannya terhadap kondisi ideal dengan menggunakan formulir pada Lampiran I Kepx jtusan ini d. Penetapan nilai untuk masing-masing variabel dengan menggunakan bobot yang sudah ditetapkan dan nilai total dengan menggunakan formulir pada Lampiran Il Keputusan ini; ¢. Penetapan usulan| tingkat penerapan sistem merit berdasarkan) nilai untuk kescluruhan variabel; f Penyiapan laporan yang menjelaskan proses dan hasil penilaian; 8. Penyampaian hasil penilaian kepada PPK melalui PyB. Penyampaian hasil penilaian mandiri yang dilengkapi dengan bukti-bukti yang relevan oleh PPK kepada Ketua KASN. | Verifikasi oleh KASN, yang meliputi tahapan sebagai berilcut: a. Pelaksanaan verifikasi terhadap hasil penilaian mandiri yang discrahkan instansi oleh ‘Tim Verifikasi yang dibentuk di lingkungan KASN eleh Ketua KASN dengan menggunakan formulir pada Lampiran Ill Keputusan ini: b. Pemeriksaan bukti-bukti yang diserahkan untuk memastiken keaslian semua bukti yang berbentuk dokumen. ©. Permintaan klarifikas} kepada Instansi, apabila diperlukan, dengan cara: 1) Melakukan tanya jawab langsung dengan pejabat yang bertangeungjawab melaksanakan manajemen ASN; 2} Melakukan tanya jawab langsung dengan Pegawai ASN terkait di instansi yang dinilai, d. Penyiapan laporan | hasil verifikasi yang dituangkan dalam Berita Acara untuk disampaikan kepada Pimpinan KASN; 5. (1 2) Penilaian Akhir dan Penetapan Tingkat Penerapan Sistem Merit, yang meliputi: a. Penilaian akhir oleh Pimpinan KASN terhadap tingkat penerapan sistem merit di instansi yang dinilai berdasarkan laporan Tim Verifikasi; b, Permintaan klarifikasi kepada Tim Verifikasi, apabila diperlukan: ©. Penetapan keputusan tentang tingkat penerapan sistem merit di instansi yang dinilai serta rekomendasi KASN terhadap aspek-aspek yang masih perlu diperbaiki, Monitoring tindak lanjut rekomendasi, yang meliputi: a. Penyampaian rekomendasi hasil _penilaian mandiri kepada instansi yang dinilai; b. Monitoring dan cvaluasi tindak Jlanjut oleh instansi atas rekomendasi KASN. Bagian Keempat Metode Penilaian Pagal 15 Penilaian Mandiri dilakukan terhadap kclengkapan dan kualitas masing-masing kciteria sebagaimana pada Pasal 6. Masing-masing Ikriteria_mempunyai bebot yang berbeda dan ditetapkan sebagai berikut: a. Perencanaan Kebututian Pegawai sebesar 15%; b. Pengadaan Pegawai sebesar 10%; ¢. Pengembangan Karier dan —_peningkatan Kompetensi sebesar 30%; d, Mutasi dan Promosi sebesar 10%; ©. Manajemen Kinerja sebesar 15%; f Penggajian, Penghargaan dan Disiplin sebesar 10%; B h. Sistem pendukung (3) Penilaian terhadap dilakukan — secara berdasarkan deskripsi a, Perlindungan cee 4%; dan besar 6%. asing-masing sub-kriteria tualitatif dan kuantitatif bagai berikut: Sangat Baik me skor 4 apabila semua elemen yang diuklir lengkap dan memenuhi ketentuan; Baik dengan skor 3 apabila semua elemen yang diukur cukup lengkap namun ada elemen yang ‘belum memenuhi ketentuan; diukur kurang len; semua elemen yang Kurang dengan ski Sangat Kurang de! * 2 apabila elemen yang gan skor 1, jika hampir iukur belum tersedia. (4) Besarnya bobot, skor dan tata cara perhitungan nilai sebagaimana pada lampigan I Peraturan ini, BAB III Hasil Penilaian Penerapan Sistem Merit Pasal 16 (1) Hasil penilaian menjelaskan tingkat penerapan sistem merit di instansi yang dinilai, dengan kategori sebagai berikaut: Kategoti 1, dengan nilai 100-174; Kategori 2, dengan nilai 175-249; ©. Kategori 3, dengan nilai 250- 324 d. Kategori 4, dengan nilai 325- 400. (2) KASN menetapkan tingkat penerapan sistem merit dan upaya perbaikan yang periu dilakukan instansi berdasarkan kategorisasi sebagaimana pada ayat (1); (3) Instansi yang telah mencapai kategori 4 dapat dikecualikan dari pe pengisian JPT, dengan Pas Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. uinya, memerintahkan Ketua KASN ini dengan Negara Republik Indonesia, Agar setiap orang péngundangan Peraturan penempatannya dalam Beri Ditetapkan di Jakarta pada tanggal | 29 — Desember 2017 KETUA KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA SOFIAN EFFENDI Diundangkan di Jakarta pada tanggal DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR pengisian JPT, dengan Peraturan ini mulai berlaku pengundangan Peraturan penempatannya dalam Beti Ditetapkan di pada tanggal Diundangkan di Jakarta pada tangeal DIRERTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANU! REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN, Agar setiap orang mengetahuinya, dikecualikan dari pelaksanaan seleksi terbuka dalam persetujuan KASN. Pagal 17 [pada tanggal diundangkan. memerintahkan Ketua KASN ini dengan Negara Republik Indonesia, Jakarta 29 Desember 2017 KETUA KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA REPUBLIK INDONESIA, SOFIA’ pull SIA NOMOR Agar sctiap orang pengundangan Peraturan | Ketua KASN ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. dikecualikan dari pelaksanaan seleksi terbuka dalam Pengisian JPT, dengan persetujuan KASN. Pasal 17 Peraturan ini mulai berlaku tanggal diundangkan. tahuinya, memerintahkan Ditetapkan dij Jakarta pada tanggel | 2% Desember 2017 KETUA KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA REPUBLIK INDONESIA, SOFIAN EFFENDI Diundangkan di Jakarta pada tanggal DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO BKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR KETUA KO. REPUBLIK II dikecualikan dari pelaksanaan seleksi terbuka dalam pengisian JPT, dengan persetujuan KASN. Pagal 17 Peraturan ini mulai berlaku [pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan | Ketua KASN ini dengan Ppenempatannya dalam Berith Negara Republik Indonesia. Ditetapkan dij Jakarta pada tangeal 22 Desember 2017 $I APARATUR SIPIL NEGARA INESIA, SOFIAN EFFENDI Diundangkan di Jakarta | Pada tanggal DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR eae tuejemeBoday, ereAneiladant yep. sseunioy) wag urerep | uedtaap sesaqu.iay (undp efrou) esate | kanjag exuserjolaBuod ejemefiody ep UCeuap unureu (ourn | — Cow ynau) epeyioq weiter wepnsuvp | joa) ejeuiog sieves | extsec moryeqiadiy (suia oad) eyeq0q | jrseqeqadsp yepns wep eq ure HBopouyen | pseurzopuy Fopouysy siseqieqriojayip | sysequeg FOIE ‘fermen e005 rpms wep eypasis| | yepas Uap eipasim | mojxp uep expesiza Rejected eg | uepaeteday cog | ueyemdoday cea sstemodacy ep peqyeTo, ‘who yum sesued “urge! hunuous sunensyp Hues aus Pa Uap deus; ‘atoa5 uepeieaclay Biep weeppatioay oz ‘had wesRindsTy wep weydeyaup uinjaq Sey iPEC tunuuea yseyafeny | up's clays bsp seam sduisep | eyed “ueyeqet qual annua PULIP WAV wep ep qeiue wepesepiog ele wexzesepsog, ‘qeBuouam eySueh uepe(ieq unyes smcun | -ygy uep qofue eped jyraun yemefed ueqmangay | smaun Ney weymyngax, Teed ueynangay, MEXTESEp ID MINE, drarendery (eum) § eBtxac0.u eqdurl gun remedied meyrangay IWMV9ad Sercaat Unmet | “sucoussuepemnene! | seems} ep rege | unaeu unensip yepns | wasaias nope NVHALAGaN L Sad unsnsip yeRns fad unsnsyp yepns Sed unsnsip qepag Re}e UNSKSTp Winpog Spd uewpasimay “Tt NYYNVONSWAd 7 Z Z E Tone t z VItaLo ans VIELE LIU W3.LSIS NVdVUaNad [MICNVA NVIWIINSd VS. La ans Nva VRELLRO HYVLNISHd ISNVISNI Id VHVOaN ‘TdIS UNLVYVdY NaWaIVNV WVTYC LW WALSIS NVdVMINSd J4IGNVN NVIVTINGd ONV.LNAL 4W0ZNNHVL = YOWON WUVOEN ‘dIS ULLVYVdY ISINOM NVUALLV Yad SL NWHIdNW'L ea (weadeaeap eps inqesiay MEP SNd ‘ddd ep Sadie NOTWD Yat0 ‘weary 3eyBued Hoauayses suse brpsxe tundnew 3iddd 'SNd NOTVD BIO HP vue Sued y)eq aay annus pay ‘Bued wade UEP She stoyannias js aon) Bod. BUBSUe| Js ep sna unre ‘Mada 'SNa NOTVD ep eq “fs yun wep qsuapauiey dep eye e| “yepsn| UNUM NSW | NOTYD0e/ Hep NSW gnanuoul Nsv ueepeiuad | “ueepe8uad eusouas | weepedlad euesune ‘utouas unseuGuom yepag tnsiGuow yepns | unsndioa yepng seepesapy | _Nvvavonaa a! ~t RT REST Ee sma undnewe yetde ‘ape sues ddd sumaeqel Nd NOTYD Hep Hep SNd WED aad | ep omjeued undnew | stoof-nmnuatu ggg eseaag Sued myer SNaNOTWoUEEpeHued | — NoivgUEepeauad eum) yeaa uot myeemoegel | ayesu ueisauad elue! man Yhrtiow wewge! euen | ewrew snanwoUi pup oqmaun eat NSW WeyMNga, inmaoil puny Suek sy | Eues wey weymngay | seated meu, fej war a9. cere getmatnad | meyneised-eusouai | ueynusuiedearsuar | unenfusis yepns | urroebued eatery ueaueu unsnduau Yopng unsniuecayepns | unendustryepns | ney tnsnéuow amjog NeEPESIORY “+ ‘ueemefiaday yseuioyu fous 04) ereqa9g waeo05 mutysqaadsp up ‘ebay “Shiny arun me apres Yun eyBued uEpegef eqprpuad wereqet | wexipipuad weyeqet | yun wep appyesmy anmuow unsneip ‘eqtued geunuaur ‘eyed yunuaw | ueapipued ‘uereqet Sued ungey (eu) puup Buetuedsp | ge gued anunuows ‘Sere unysuad aqunye (eum) sama | Bulyp Sueg unseuod ese piNsetIaL ‘weep unfsuadueye ue | unjsuadumye Bund | ueye Sued remteBad ‘wrseiues jeotedod Meaefiod tiep expesias | yomesod wep exposiog, eoep erpasia, PIED URETpOSIIy “Ep ¥ ft z vane ans Vivaro it T treurep Suri ueyequ ‘aeutenp Bued uerege{ | “semoyp Sues weIegel senses efumm od Finsas wexedwayp | yensas weieduisnp ‘uejeduuad 1 SNdypefuom | — Buek Sug jpefuow Suef sna tpetuau jeyBimeyp reg Sued aepfump neq Sued | yea(fuerp nang uk sexsluerp reg Sued Jewvded WOOT 9806 | _reawetod 906-5462 | yemeBiod 947» -9409 5408 ep Sueimy | yemefad asriuaniag “¢ sud NOTWD WeeyBuelued yeas ‘SNd NOTYD 'SNd NOTYD “Sd (wemg r eure Acyped) | ueveriueduod yepayos uerediueduad qeIas | yoy) uEeRuesed SunsBuctuexeyenp | ueyaa S-1 meqyRP | uoING z7-9 ueseReRD | YeRNeEUMMeeS ep Jarazewsyeiag far ueeuesyorag fa'iueeuesyeed | uigetfaiuecuesyeiad | [ay umeuesyeiag ‘es ussas uetunBi, 1 uesramennyp ‘eles journey ‘mre Isueisuy | ueBunoySuy) yp Mek ‘emngunn ‘tevojseu wep euojSax | Ep ghd ueemuouad | yaa verwauod etetos omyneyorp Popat jnyejou ‘sony exeza ‘unauew sem isp erpau ape SEN ‘oye seus DeXILIMLINYD Uppy sscrey stay ‘tinoes uoqurncun|p Hnejeursenyexeoos | ereges weyuinumip | Liep snd /Mddd /SNd HEP SNd UMP Hdd dda UEP SN oyun sNd | 2ueksNd NOT? | NOTWD Ueeta SENT WONEeMietd | NOT) ueumeued | NOT FeuIONy | umoMUDUad eAueiy BEPHESIIEIO “E ‘SspeuunDeSp sep wep ueredsuen ‘prado ynquay exe2os (nyuag. ‘sa sueisay yun)

You might also like