Professional Documents
Culture Documents
Nabila Khairiyatul Hilma (1811012220027) Jurnal Perc 12
Nabila Khairiyatul Hilma (1811012220027) Jurnal Perc 12
Abstract
PENDAHULUAN
Dengan adanya penggunaan komputer komposisi lokal yang merupakan persamaan semi
dalam merancang proses distilasi, maka empiris. Dari hal tersebut diatas, data yang akurat
dibutuhkan suatu korelasi yang bisa dan model yang memadai sangat diperlukan
mempresentasikan data kesetimbangan uap-cair dalam memperkirakan kesetimbangan uap-cair
(VLE) dengann akurat. Meskipun sekarang ini campuran multikomponen.
metode-metode prediksi makin maju dan telah
tersedia banyak data VLE untuk berbagai Sistem Kesetimbangan
kombinasi di literatur, namun tidak semua data Kesetimbangan termodinamika merupakan
yang dipublikasikan konsisten secara terdistribusinya komponen-komponen dalam
thermodinamika. Selain itu untuk memberikan semua fase pada suhu, tekanan dan fugasitas
hasil yang dapat dipercaya, penggunaan zat tertentu, sehingga akan ada kesamaan tekanan,
dengan kemurnian tinggi dan peralatan untuk suhu dan fugasitas masing-masing komponen
pengukuran yang cepat dan akurat lebih dalam semua fase yang berada dalam
dianjurkan daripada hanya mengevaluasi data keseimbangan. Jika fase uap dan cairan berada
yang ada di literatur (Rogalski, 1980). Sampai dalam keseimbangan maka:
saat ini sudah banyak korelasi yang disarankan,
baik berdasarkan persamaan keadaan maupun Tv = Tl
aktifitas fase cair, tetapi belum ditemukan korelasi Pv = Pl
yang dapat digunakan secara umum fi v = fi l ................... (1)
mengekspresikan baik sistem biner maupun
sistem terner secara serempak. Korelasi yang Fugasitas komponen i dalam keadaan uap :
berdasarkan aktifitas fasa cair, seperti persamaan
Margules dan Van Laar merupakan persamaan fi v = yi . Φi . P ................... (2)
empiris murni, sehingga untuk sistem
multikomponen tidak bisa digunakan. Untuk itu Fugasitas komponen i dalam keadaan cair :
dicoba dengan menggunakan model lain yang
telah banyak dikembangkan, misalnya Wilson, fi l = xi . γi . fL ................... (3)
NRTL dan UNIQUAC yang didasarkan konsep
Jurnal Teknik Kimia Vol. 4, No.2, April 2010 305
Untuk gas ideal pada tekanan rendah, Area” dan “Infinite Dilution Test” dari data
perbedaan P dan Psat adalah kecil sehingga harga kesetimbangan uap-cair (VLE = vapor liquid
(P = Pisat) mendekati nol. Hal ini menyebabkan equilibrium) untuk sistem biner pada tekanan
harga eksponensialnya mendekati 1. Juga pada rendah.
keadaan tersebut harga Φi = Φisat = 1, sehingga
harga Φi mendekati 1. Konsep Mengkorelasikan Data Percobaan
Kesetimbangan sistem biner Untuk mengkorelasikan hubungan antara
menggambarkan distribusi suatu komponen koefisien aktifitas terhadap komposisi berbagai
diantara fasa uap dan fasa cair sehingga persamaan telah disarankan. Formula tertua yang
diperlukan persamaan yang menghubungkan masih umum digunakan adalah persamaan
fraksi mol fasa cair “x” dan fraksi mol fasa uap Margules (1895), persamaan ini diusulkan
“y”. Dari hal tersebut koefisien-koefisien sebelum konsep fugasitas dan koefisien aktifitas
aktifitasa dapat ditulis: diperkenalkan. Pada dasarnya persamaan ini
hanyalah pendekatan murni empiris dengan deret
......................................... (4) ukur dalam komposisi. Agar dapat digunakan
secara umum lebih-lebih untuk sistem
multikomponen persamaan ini butuh parameter
Ada sebuah hubungan thermodinamika lebih banyak dari biasanya, sehingga akhir-akhir
yang biasa digunakan untuk memprediksi harga ini persamaan ini kurang mendapat perhatian.
koefisien aktifitas yaitu persamaan Gibbs-Duhem. Persamaan Van Laar (1910) sekarang
Pada hakekatnya persamaan ini menyatakan digolongkan sebagai persamaan yang murni
bahwa dalam suatu campuran, koefisien aktifitas empiris dan tidak dapat digunakan untuk
tiap komponennya tidak bebas satu terhadap yang mempresentasikan koefisien aktifitas yang
lainnya melainnkan berkorelasi melalui sebuah bernilai ekstrem, disamping kedua parameter dari
persamaan differensial. Untuk campuran biner persamaan Van Laar harus bernilai positif. Dari
pada suhu dan tekanan konstan Gibbs-Duhem uraian tersebut diatas, terlihat bahwa persamaan
menyatakan persamaannya : Margules dan Van Laar tidak mempunyai dasar
yang rasional untuk dikembangkan ke sisitem
........................... (5) multikomponen.
Pengembangan teori modern didalam
thermodinamika molekuler dari kelakuan larutan
Penggunaan persamaan Gibbs-Duhem paling baik adalah didasarkan atas konsep komposisi lokal.
bila dilakukan melalui konsep exess energi Gibbs, Dalam campuran cairan, komposisi lokal berbeda
yaitu energi Gibbs yang teramati pada suatu dengan komposisi keseluruhan, dimana pada
campuran yang diatas dan lebih besar bila untuk komposisi lokal dinyatakan dalam fraksi volume
larutan ideal pada suhu, tekanan dan komposisi didefinisikan dalam term-term kemungkinan dan
yang sama. Menurut definisi, larutan ideal adalah orientasi molekul secara tidak acak yang
larutan dengan semua γi = 1. Korelasi antara menghasilkan perbedaan dalam ukuran molekul
koefisien aktifitas dengan excess energi Gibbs dan gaya antar molekul. Konsep ini diperkenalkan
(GE) dinyatakan dengan persamaan : oleh Wilson (1964) yang dikenal dengan
persamaan Wilson. Persamaan Wilson ini hanya
mengandung parameter biner walaupun
.............................. (6) digunakan untuk campuran sistem
multikomponen. Ini yang menyebabkan
persamaan Wilson lebih superior dari persamaan
sebelumnya. Keunggulan lainnya adalah
.............................. (7) dimasukkannya pengaruh suhu pada persamaan
tersebut. Persamaan Wilson adalah persamaan
yang komplek, dimana parameter hanya bisa
Ekspresi yang menghubungkan GE dengan
dicari secara numerik jika koefisien aktifitas
komposisi x1 dan x2 dirumuskan oleh Wilson,
secara percobaan diketahui. Jika kita mempunyai
NRTL (Non Random Two Liquid) dan
sejumlah pengukuran, menemukan parameter
UNIQUAC (Universal Quasi Chemical).
yang paling layak adalah suatu persoalan
tersendiri dengan suatu kriteria yang disebut
Konsistensi Thermodinamika
fungsi obyektif harus dipilih yang akan digunakan
Untuk menguji validasi dari data
sebagai kontrol komputasi. Fungsi obyektif yang
percobaan kesetimbangan uap-cair sistem biner,
sesuai digunakan tergantung dari data yang
maka data percobaan diuji konsistensinya secara
tersedia. Hirata dkk (1976) menggunaka ekses
thermodinamika. Metode tes konsistensi yang
energi Gibbs sebagai fungsi obyektif untuk
pernah dilakukan antara lain adalah metode “Tes
Agung Rasmito, Yustia Wulandari “The Use Of Wilson Equation, 306
NRTL And UNIQUAC In Predicting VLE Of Ternary Systems”
komposisi yang lain sehingga diperoleh range didapat kemudian diuji konsistensinya secara
komposisi antara 0 sampai 100% mole. Prosedur thermodinamika dengan metode tes area
yang sama digunakan sistem Aseton-n-Butanol (Herington 1951 & Wisniak 1994). Kedua metode
dan Etanol-n-Butanol. Dan sistem terner : Aseton- pengujian tersebut didasarkan atas korelasi Gibbs
n-Butanol-Etanol. Pengerjaan selanjutnya seperti Duhem.
terlihat pada skema pelaksanaan penelitian Koefisien aktifitas dikorelasikan dengan
(gambar 1). persamaan Wilson, NRTL dan UNIQUAC
dimana parameter biner dari masing-masing
MULAI persamaan tersebut diestimasi dengan metode
Gaussian.
Kesetimbangan uap-cair kemudian
diestimasi menggunakan tiga korelasi persamaan
Percobaaan Percobaaan diatas. Dari hasil tes konsistensi didapat bahwa
untuk Sistem untuk Sistem untuk tes area semua sistem yang diteliti
Biner Terner konsisten secara thermodinamika. Hasil estimasi
parameter dan deviasi dari masing-masing
persamaan tersebut ditunjukkan pada Tabel 1.
Dari parameter-parameter tersebut dapat
Test Konsistensi digunakan sebagai parameter-parameter untuk
Thermodinamika campuran terner aseton-n-butanol-etanol dari
ketiga persamaan, sehingga dapat diestimasi
kesetimbangan uap-cair campuran ternernya
Estimasi Parameter Wilson, Melihat hasil yang ditunjukkan oleh
NRTL, UNIQUAC Tabel 3 harga ∆y1 rata yang paling kecil diperoleh
dari persamaan Wilson (0,0712), walaupun
selisihnya dengan persamaan Wilason (0,0724)
dapat dianggap tidak berarti. Tetapi bila
Estimasi Sistem dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari
Terner A – B – E persamaan UNIQUAC (0,0938) relatif besar.
Sedangkan harga ∆y2 rata yang paling kecil
diperoleh dari persamaan Wilson (0,3246),
walaupun selisihnya dengan persamaan NRTL
(0,3247) dapat dianggap tidak berarti. Tetapi bila
DEVIASI dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari
persamaan UNIQUAC (0,3491) relatif besar.
Sehingga dari ∆y1 rata dan ∆y2 rata dapat diusulkan
Korelasi dan untuk menggunakan persamaan Wilson.
Harga ∆t1 rata yang paling kecil diperoleh
Parameter Terbaik
dari persamaan UNIQUAC (0,0612). Sedangkan
persamaan Wilson (6,7387) dan NRTL (6,838)
Gambar 1. Skema Penelitian dapat dianggap sama. Sehingga dari ∆t1 rata dapat
diusulkan menggunakan persamaan UNIQUAC.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari tiga persamaan ∆y1 rata, ∆y2 rata dan ∆t1
Data percobaan yang didapat untuk rata tersebut, persamaan Wilson memenuhi dua
masing-masing sistem biner dan terner, serta pernyataan, maka pernggunaan persamaan Wilson
boiling point telah dikoreksi ke tekanan 760 disarankan dalam memperkirakan kesetimbangan
mmHg dengan menggunakan metode yang campuran terner aseton-n-butanol-etanol.
disarankan oleh Yoshikawa (1980). Hubungan Sebagai perbandingan dihitung juga
kesetimbangan uap-cair untuk tekanan rendah index kesalahan yang hasilnya dapat dilihat pada
sekitar 1 atm dihitung dengan persamaan berikut: Tabel 2 dimana dalam tabel tersebut perhitungan
harga y1 dan y2 dari persamaan Wilson paling
P. yi = γi . xi . PiS ............................ (8) kecil yaitu 0,13507 dan 1,10198. Sedangkan
untuk T, persamaan UNIQUAC paling kecil
dimana tekanan uap komponen i murni, PiS (0,06154). Sehingga persamaan Wilson lebih
dihitung dengan persamaan Antoine. Data yang disarankan dalam memperkirakan kesetimbangan
cmpuran terner aseton-n-butanol-etanol.
Agung Rasmito, Yustia Wulandari “The Use Of Wilson Equation, 308
NRTL And UNIQUAC In Predicting VLE Of Ternary Systems”