You are on page 1of 16

LAPORAN

PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA


MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
DESA GANDUREJO
KECAMATAN BULU
KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN 2010

OLEH :

1. Nita Lida Elvina NIM 2250407017


2. Diah Ayunani NIM 3450407024
3. Nurhayati Febriani M NIM 4350407024
4. Muchammad Nugrahanto NIM 6450407095
5. Yudiono NIM 7350407030
6. Surya Aryanto NIM 7450407094

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
TAHUN 2010

PENGESAHAN
Laporan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) mahasiswa Universitas
Negeri Semarang tahun 2010 / 2011 di Desa Gandurejo, Kecamatan Bulu
Kabupaten Temanggung pada hari : Tanggal :

Kepala Desa Dosen Pembimbing Lapangan

DARNO BUDI AJI Dr. SUTIKNO, ST. MT

BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA
3.1 Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan Praktik
Gosok Gigi Massal

Materi penyuluhan ini berisi pengetahuan tentang gigi serta cara


perawatannya. Selain itu, disertakan pula bagaimana cara menggosok gigi
yang benar dan waktu yang tepat untuk melakukannya. Setelah para siswa
mendapat penyuluhan tentang cara mengggosok gigi, kemudian dilanjutkan
dengan kegiatan demonstrasi gosok gigi massal.
Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan warga, khususnya siswa
SD desa Gandurejo untuk menciptakan dan mempertahankan kesehatan
dengan menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
Adapun rincian kegiatannya, sebagai berikut :
Tempat Waktu Sumber Dana Rincian Biaya
SD N 2 Sabtu, 16 Kas SD Sikat gigi :
Gandurejo Oktober 2010 214 x @ Rp 2.000,-
= Rp 428.000,-
Pasta gigi :
214 x @ Rp 3.500,-
= Rp 749.000,-
Total :
Rp 1.177.000,-
SD N 3 Sabtu, 23 Swadaya siswa
Gandurejo Oktober 2010

Hambatan :-
Usaha Mengatasi : -
Hasil yang dicapai :
a. Para siswa mengetahui cara merawat gigi
b. Para siswa mengetahui cara menggosok gigi yang benar
c. Para siswa memiliki kesadaran untuk menerapkan PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan sehat).
3.2 Penuntasan Buta Aksara ( PBA )

Kegiatan Penuntasan Buta Aksara ini bertujuan untuk memberikan


pengenalan aksara (huruf) terhadap masyarakat desa Gandurejo yang
khususnya belum pernah belajar di tingkat formal (sekolah) ataupun yang
pernah menginjak bangku sekolah namun belum mengenal huruf.
Materi yang diajarkan dalam program ini ialah dengan cara
memberikan pengenalan huruf, penulisan huruf alphabet serta dapat
membaca maupun menulis tulisan dengan baik. Sehingga diharapkankan
warga masyarakat desa Gandurejo khususnya di Dusun-dusun yang Tim
KKN UNNES Desa Gandurejo bina dapat mengerti dan memahami aksara
dan dapat tuntas terhadap buta aksara. Demikian rincian program yang telah
Tim KKN UNNES Desa Gandurejo susun :

Nama program : Penuntasan Buta Aksara


Waktu : Senin dan Tim KKN UNNES Desa Gandurejos 7
September – 28 Oktober
Selasa dan Jumat 12 September – 29 Oktober
Tempat : Dusun Jambon I
Dusun Jambon II
Rincian Biaya : Kertas HVS 2 rim x 30.000 Rp. 60.000,00
Biaya potong kertas HVS Rp. 2.000,00
Bolpoint 120 pcs x 400 Rp.48.000,00
Uraian Kegiatan
Jumlah Perserta : Jambon I : 12 warga
Jambon II : 12 warga
Materi yang Diajarkan : - Pengenalan aksara ( huruf ) alphabet
- Penulisan huruf alphabet
- Membaca huruf dan tulisan
Hambatan
Hambatan atau kendala yang dihadapi Tim KKN UNNES Desa
Gandurejo dalam program Penuntasan Buta Aksara tersebut ialah dalam
pengumpulan warga untuk ikut melaksanakan program tersebut, warga
kurang responsif atau tanggap, sehingga program ini kurang begitu berjalan
dengan lancar.
Usaha Mengatasi
Usaha mengatasi kendala tersebut di atas yaitu perlu adanya
koordinasi ulang terhadap warga, sehingga warga dusun yang Tim KKN
UNNES Desa Gandurejo bina dapat mengikuti program tersebut walaupun
kurang berjalan dengan baik.

3.3 Pelatihan Bahasa Inggris

Pelatihan bahasa inggris merupakan salah satu program dari kuliah


kerja nyata di Desa Gandurejo yang diselenggarakan untuk membantu siswa-
siswi sekolah dasar dalam mengembangkan kemampuan berbahasa inggris.
Kegiatan ini diadakan bersamaan dengan bimbingan belajar yang meliputi
mata pelajaran Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang sasarannya adalah siswa-siswa kelas 3, 4, 5, & 6. Kegiatan ini
diadakan di luar jam pelajaran sekolah setiap dua kali seminggu di setiap SD.

Rincian Kegiatan

Nama Kegiatan : Pelatihan Bahasa Inggris dan Bimbingan Belajar


Penanggungjawab : Nita Lida Elvina
Tujuan : - Mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dari
perguruan tingggi kepada masyarakat
- Mengenalkan Bahasa Inggris sejak dini kepada generasi muda

Sasaran Kegiatan : Siswa SD Desa Gandurejo


Lokasi : SD 1, 2, & 3 Gandurejo
Waktu : 28 September s/d 23 Oktober 2010
Biaya : pengeluaran

Poster warna 3 x @ Rp 1500 Rp 4.500


Playing card 2 x @ Rp 8000 Rp 16.000
Buku “English for Kids 2” Rp 15.000
Buku “English for Kids 3” Rp 17.000

Total pengeluaran Rp 52.000

Hambatan
Program pelatihan Bahasa Inggris dan bimbel ini berjalan dengan
lancar, dam selama melaksanakannya, Tim KKN UNNES Desa Gandurejo
tidak menemukan hambatan ataupun kendala yang berarti.

Hasil yang Dicapai


Adapun hasil yang dicapai dalam program Pelatihan Bahasa Inggris
dan Bimbingan Belajar ini adalah siswa-siswa yang mengkuti program ini
menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat lagi dan dapat meningkatkan
kemampuan berbahasa Inggris dengan baik.

3.4. Penyuluhan Cinta Tanah Air dan Tertib Lalu Lintas


Menghadapi era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang sangat

rentan terhadap berkurangnya rasa cinta terhadap tanah air karena begitu cepat

perkembangan sosial dan teknologi yang dialami generasi muda. Bekal

pendidikan cinta tanah air perlu diberikan sebagai modal bagi generasi muda agar

sukses mencapai cita-cita, namun tetap tidak melupakan tanah air darimana

mereka berasal. Penyuluhan cinta tanah air dan tertib lalu lintas adalah kegiatan

yang mencakup pendidikan tentang bela negara dan cinta tanah air, pramuka,
pelatihan baris berbaris dan memberi pengetahuan tentang rambu lalu lintas dan

bagaimana mentaati peraturan atau rambu – rambu lalu lintas. Sasaran dari

kegiatan ini adalah siswa kelas tiga sampai kelas enam SD Negeri 2 Gandurejo

dan SD Negeri 1 Gandurejo, Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung. Adapun

tujuan dari kegiatan ini adalah menumbuhkan semangat patriotisme bagi para

siswa dan senantiasa menjadi warga yang taat dalam berlalu lintas.

Berikut kami paparkan rincian program :

Nama program : Penyuluhan Cinta Tanah Air dan Tertib Lalu Lintas

Penaggung jawab : Diah Ayunani

Waktu : SD N 2 Gandurejo, Sabtu 2 Oktober 2010

SD N 1 Gandurejo, Sabtu 16 Oktober 2010

Tempat : Dusun Jambon 1 Desa Gandurejo

Dusun Sejeruk Desa Gandurejo

Sumber Dana : Swadaya mahasiswa KKN

Rincian Biaya : Poster Rambu lalu lintas 10 lembar @ Rp. 2000,-

Tali Rafia 2 roll @ Rp. 5000,-

Konsumsi Rp.20.000,-

Uraian Kegiatan : Jumlah Peserta SD N 2 Gandurejo : 150 siswa

Jumlah Peserta SD N 1 Gandurejo : 50 siswa

Materi : 1. Menyanyikan lagu kebangsaan

2. Pelatihan baris berbaris


3. Pancasila dan Hari Besar Nasional

4. Pengenalan rambu lalu lintas.

Hambatan yang Dihadapi

Dalam melaksanakan program ini kami tidak menemukan hambatan

karena siswa cukup aktif dan tertib dalam melaksanakan intruksi dari penyuluh,

dari segi pembiayaan untuk mengadakan property juga tidak terlalu besar

sehingga dapat kami jangkau.

Hasil yang Dicapai

Melalui program Penyuluhan Cinta Tanah air dan Tertib lalu Lintas ini,

siswa telah memahami pentingnya memiliki sikap cinta terhadap tanah air, tidak

mudah terpengaruh hal - hal negatif yang dapat mengganggu keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Para

siswa juga mengetahui macam – macam rambu lalu lintas sehingga para siswa

bisa menaati peraturan lalu lintas.

3.4 Penyuluhan Pengelolaan Sampah Terpadu


Kegiatan Penyuluhan Pengelolaan sampah terpadu ini bertujuan
untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat desa Gandurejo tentang
cara Pengelolaan sampah yang baik.
Materi yang diberikan dalam program ini ialah dengan
memberikan penyuluhan kepada warga desa mengenai cara Pengelolaan
sampah yang benar dan lebih bermanfaat. Sehingga diharapkankan warga
masyarakat desa Gandurejo khususnya di Dusun-dusun yang Tim KKN
UNNES Desa Gandurejo bina dapat lebih memanfaatkan sampah yang
sebelumnya hanya menjadi limbah pencemar lingkungan menjadi lebih
bermanfaat. Program penyuluhan ini dilanjutkan dengan implementasi
pengelolaan sampah terpadu. Tahap Impleementasi dimulai dengan
menghimbau kepada warga untuk membuat lubang di sekitar pemukiman
minimal dua lubang untuk setiap tiga rumah warga yang dipergunakan
sebagai tempat pembuangan sampah sementara, yaitu satu lubang untuk
sampah organik dan satu lubang untuk sampah anorganik.
Tumpukan sampah anorganik berupa kertas, plastik dan kain – yang
merupakan komposisi sampah anorganik terbesar yang dihasilkan warga
Desa Gandurejo – dapat dibakar. Namun demikian Tim KKN UNNES Desa
Gandurejo tetap memberikan arahan bahwa selain dibakar sampah tersebut
masih dapat dimanfaatkan untuk hal lain, misalnya menggunakan kembali
sampah-sampah yang masih dapat dipakai seperti botol untuk keperluan lain
atau mendaur ulang sampah-sampah menjadi berbagai kerjainan. Sedangkan
sampah organik seperti daun kering, sisa sayuran dan sisa buah-buahan
diarahkan untuk dijadikan pupuk kompos menggunakan alat komposter yang
telah Tim KKN UNNES Desa Gandurejo sediakan. Berikut ini rincian
program yang telah Tim KKN UNNES Desa Gandurejo susun :
Tempat Waktu Sumber Dana Rincian Biaya
Balai Desa Rabu, 13
Oktober 2010
(Penyuluhan)
Balai Desa Selasa, 2 BAPPEDA Komposter
November 2010 Rp 350.000,-
(Praktik) EM 4 :
2 x @ Rp 18.000,-
= Rp 36.000,-
Total :
Rp 386.000,-

Uraian Kegiatan Penyuluhan Pengelolaan sampah terpadu


Jumlah Perserta : 17 Peserta
Materi yang Diajarkan : ˗Pengenalan jenis-jenis sampah
-Penyuluhan tantang bahaya sampah
˗Penyuluhan tentang cara pemisahan sampah
˗Penyuluhan tentang pemanfaatan sampah

Hambatan
Hambatan atau kendala yang Tim KKN UNNES Desa Gandurejo
hadapi dalam program Pengelolaan Sampah Terpadu antara lain sangat
jarang dijumpai di rumah warga terdapat tempat pembuangan sampah
sementara. Tidak tersedianya infrastruktur desa yang mendukung
dilaksanakannya pengelolaan sampah secara terpadu juga menjadi kendala
bagi pelaksanaan program ini. Selain itu, lahan yang bisa dimanfaatkan
sebagai tempat pembuangan sampah akhir juga tidak tersedia.
Keadaan Geografis Desa Gandurejo yang berbukit-bukit dan sangat
luas serta kondisi jalan yang sebagian besar masih berupa jalan makadam
menyebabkan pelaksanaan Penyuluhan Pengelolaan Sampah Terpadu kurang
bisa menjangkau ke seluruh wilayah Desa Gandurejo.
Usaha Mengatasi Hambatan
Untuk mengatasi masalah terbatasnya ketersediaan infrastruktur, Tim
KKN UNNES Desa Gandurejo melakukan himbauan kepada warga untuk
membuat lubang yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah
sementara minimal dua lubang untuk setiap tiga rumah warga. Satu lubang
digunakan untuk tempat pembuangan sampah anorganik dan satu lubang
lainnya digunakan untuk tempat pembuangan sampah organik. Tidak
tersedianya lahan tempat pembuangan sampah akhir tidak menjadi
permasalahan yang berarti, sebab ketika warga telah memiliki tempat
pembuangan sampah sementara di sekitar pemukiman, maka sampah tersebut
dapat dikelola langsung di tempat tersebut.
Sedangkan untuk mengatasi keadaan geografis Desa Gandurejo yang
berbukit-bukit, wilayah yang begitu luas, akses jalan yang sulit serta letak
antar dusun yang saling berjauhan, tim KKN UNNES Desa Gandurejo
melaksanakan kegiatan implementasi pengelolaan sampah terpadu hanya di
satu dusun sebagai dusun percontohan yaitu Dusun Tompak. Sedangkan agar
keberlanjutan kegiatan ini dapat dirasakan oleh seluruh warga Desa
Gandurejo, tim KKN UNNES Desa Gandurejo mengundang perwakilan dari
masing-masing dusun untuk mengikuti kegiatan ini.

Hasil yang Dicapai


Adapun hasil yang dicapai dalam program Penyuluhan Pengelolaan Sampah
Terpadu ini antara lain :
1) Warga Desa Gandurejo lebih sadar terhadap bahaya sampah akibat
pengelolaan yang tidak baik.
2) Warga Desa Gandurejo mampu mengelola dan memanfaatkan sampah-
sampah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.
3) Kebersihan lingkungan Desa Gandurejo mengalami peningkatan.

3.5 Pelatihan Pembuatan Pestisida dan Pupuk Organik


Pelatihan Pembuatan Pestisida dan Pupuk Organik merupakan
program dalam bidang ekonomi yang berupaya meningkatkan value-added
dan mengupayakan sustainable competitive advantage produk-produk
pertanian setempat. Value-added adalah sesuatu yang terdapat pada sebuah
produk yang dapat menciptakan nilai bagi para konsumen atau pengguna
produk. Dengan kata lain, semakin besar nilai yang diterima oleh konsumen
dari kegiatan memakai produk, maka semakin besar pula value-added yang
terdapat dalam sebuah produk. Sedangkan sustainable competitive advantage
merupakan keunggulan bersaing secara berkesinambungan darisuatu produk.
Menciptakan sustainable competitive advantage bukanlah pekerjaan mudah,
melainkan membutuhkan waktu dan proses yang panjang.
Karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh tim KKN UNNES
Desa Gandurejo, upaya menciptakan sustainable competitive advantage
produk pertanian setempat hanya dapat dilaksanakan pada tahap perintisan.
Selanjutnya, diharapkan para pelaku pertanian di Desa Gandurejo dapat
melanjutkan upaya menciptakan sustainable competitive advantage produk-
produk pertaniannya setelah kegiatan KKN usai.
Penciptaan sustainable competitive advantage dapat diupayakan
melalui cost-reduction yang bermuara pada efektifitas serta efisiensi biaya
dan harga jual produk yang mampu bersaing. Upaya lainnya yaitu
additional-benefit yang bermuara pada maksimisasi manfaat bagi konsumen
atau pelanggan.
Pembuatan pestisida dan pupuk organik secara mandiri merupakan
upaya cost-reduction agar mengurangi ketergantungan petani pada pestisida
dan pupuk yang diproduksi oleh pabrik. Bahan-bahan yang dipergunakan
untuk membuat pestisida dan pupuk organik diperoleh dari potensi-potensi
yang ada di Desa Gandurejo, misalnya rempah-rempah yang dapat diperoleh
dari tanaman liar yang tumbuh di sekitar Desa Gandurejo dan dari tumbuh-
tumbuhan yang ditanam oleh warga sendiri serta kotoran ternak. Biaya
produksi yang dapat ditekan ini memungkinkan semakin mudahnya
menentukan harga jual, mengurangi kekhawatiran petani terhadap spekulasi
dan fluktuasi permintaan pasar serta meningkatkan laba yang diperoleh.
Komposisi pestisida dan pupuk yang sebagian besar menggunakan
bahan-bahan organik ini menjadi keunggulan tersendiri bagi produk yang
dihasilkan oleh petani. Inilah yang nantinya menjadi additional-benefit yang
akan dirasakan oleh konsumen atau pelanggan.
Pertanian merupakan sumber mata pencaharian utama warga Desa
Gandurejo, sehingga perlu diadakan kegiatan berupa pelatihan yang dapat
mengubah cara pandang petani. Umumnya pelaku pertanian di pedesaan
masih menganggap bahwa mata pencaharian sebagai petani adalah sebatas
penyambung hidup. Melalui program ini, tim KKN UNNES berupaya untuk
memberikan pelatihan agar mata pencaharian sebagai petani dapat dilakukan
secara profesional.

Rincian Kegiatan
Nama Kegiatan : Pelatihan Pembuatan Pestisida dan Pupuk Organik
Penanggungjawab : Yudiono
Tujuan : - Meningkatkan profesionalitas petani di Desa
Gandurejo
- Menerapkan Gugus Kendali Mutu kegiatan
pertanian Desa Gandurejo
- Meningkatkan value-added dan mengupayakan
sustainable competitive advantage produk
pertanian Desa Gandurejo
- Mengurangi ketergantungan petani terhadap
pestisida dan pupuk buatan pabrik
Sasaran Kegiatan : Petani Desa Gandurejo
Pendanaan : a. Sumber dana
Dana motivasi mahasiswa Rp 99.000,00
Swadaya Masyarakat Rp 172.000,00
b. Pengeluaran
Surat-surat Rp 5.000,00
Fotocopy modul Rp 55.000,00
EM4 1 liter Rp 14.000,00
PK 2 x @ Rp 4.000,00 Rp 8.000,00
Rempah-rempah Rp 10.000,00
Belerang Rp 48.000,00
Kapur Padalarang Rp 24.000,00
Konsumsi Rp 107.000,00
Total Pengeluaran Rp 271.000,00
Teknis Pelaksanaan
1) Prapelaksanaan
a. Penyuluhan
Tempat : Balai Desa Gandurejo
Waktu : Rabu 13 Oktober 2010, pukul 09.00-11.15 WIB
Pembicara : Muhammad Ikaf H, Yudiono
Materi : Pembuatan Pestisida dan Pupuk Organik,
Manajemen Pemasaran Pertanian
Peserta : 22 orang
b. Rapat koordinasi
Tempat : Rumah Ketua BPD dan rumah Kaur Kesra, Dusun
Tompak
Waktu : Sabtu 16 Oktober 2010, pukul 16.30-17.30 WIB
c. Pembentukan organisasi kelompok tani
Tempat : Rumah Kaur Kesra, Dusun Tompak
Waktu : Selasa 19 Oktober 2010, pukul 14.00-16.00 WIB
2) Pelaksanaan
Tempat : Rumah Ketua BPD dan halaman rumah warga,
Dusun Tompak
Waktu : Senin 25 Oktober 2010, pukul 14.00-17.00 WIB
Peserta : 16 orang
Bahan, alat dan cara pembuatan :
1) Fungisida pencegah jamur pathek pada tanaman cabai
Bahan-bahan :
- Bubuk belerang 2 kg
- Kapur padalarang 1 kg, diencerkan
- Serbuk PK 10 gr
- Air 10 liter
Alat-alat:
- Tungku/kompor
- Panci ukuran besar
- Pengaduk
Cara pembuatan:
Didihkan 10 liter air, masukkan bubuk belerang, aduk hingga rata.
Setelah belerang dan air tercampur rata, masukkan kapur padalarang,
aduk kembali. Beberapa menit kemudian masukkan serbuk PK, aduk
dan diamkan beberapa saat hingga benar-benar mendidih. Angkat dan
diamkan selama satu malam. Pisahkan cairan dengan endapan. Untuk
pemakaian, larutkan 125 cc dengan satu tangki semprot air.
Sisa/endapan dapat dipakai untuk membasmi jamur pada batang
pohon kopi dengan cara dioleskan.
2) Insektisida pembasmi ulat buah pada tanaman cabai dan pupuk cair
Bahan-bahan :
- 50 liter urin ternak
- Rempah-rempah
- Daun maringgo
- EM4 500 ml
Alat-alat:
- Drum
- Pengaduk
- Penumbuk (lumpang dan alu)
Cara pembuatan :
Campurkan 50 liter urin ternak dengan rempah-rempah dan daun
maringgo yang telah ditumbuk ke dalam drum. Masukkan 500 ml
EM4. Aduk, tutup drum rapat-rapat. Fermentasikan selama 14 hari.
Untuk pemakaian, larutkan 250 cc dengan satu tangki semprot air.
Hambatan
Tim KKN UNNES tidak mengalami hambatan yang berarti dalam
pelaksanaan program ini mengingat antusiasme warga untuk mengikuti
kegiatan ini begitu besar. Adapun beberapa hal yang sedikit mengganggu
pelaksanaan program ini adalah sulitnya menyesuaikan jadwal antara satu
pihak dengan pihak lainnya serta jarak tempuh masing-masing dusun dengan
dusun percontohan yaitu Dusun Tompak yang cukup jauh dan medan yang
berat.

Usaha Mengatasi Hambatan


Untuk menyesuaikan jadwal kegiatan yang sering kali berbenturan
antara pihak satu dengan pihak lainnya, tim KKN UNNES selalu melakukan
koordinasi dengan pihak terkait baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui media komunikasi secara intensif. Sedangkan untuk mengatasi jarak
tempuh dan medan yang berat, tim KKN UNNES berinisiatif untuk meminta
minimal dua orang perwakilan saja dari masing-masing dusun untuk
mengikuti kegiatan ini meskipun ada beberapa dusun yang pada akhirnya
tetap tidak bisa mengikuti kegiatan ini.

Hasil yang Dicapai


Adapun hasil yang dicapai dari Program Pelatihan Pembuatan
Pestisida dan Pupuk Organik ini antara lain :
1) Petani menjadi sadar akan pentingnya manajemen dalam pertanian.
2) Petani menjadi sadar bahwa pertanianpun sangat penting untuk dikelola
secara professional.
3) Petani dapat mengurangi ketergantungan terhadap pupuk dan pestisida
buatan pabrik.
4) Petani memahami bahwa value-added dan sustainable competitive
advantage pada produk pertanian tidak kalah penting dibandingkan pada
produk industri lain.
5) Petani menjadi sadar bahwa produk pertanian organik adalah produk
yang saat ini paling diminati oleh pasar dan punya prospek jangka
panjang yang menjanjikan.
6) Petani sadar bahwa kepuasan konsumen atau pelanggan adalah kunci
eksistensi kegiatan produksinya.
7) Petani dapat membuat secara mandiri pestisida dan pupuk organik
terutama fungisida pencegah jamur pathek pada cabai dan insektisida
pembasmi ulat buah pada cabai yang dapat berperan ganda sebagai
pupuk.
8) Petani semakin antusias untuk belajar lebih banyak tentang cara
pembuatan pestisida dan pupuk organik.

You might also like